• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. 3.2 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah... III Kebijakan Umum Anggaran... III. 29

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. 3.2 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah... III Kebijakan Umum Anggaran... III. 29"

Copied!
358
0
0

Teks penuh

(1)DAFTAR ISI. DAFTAR ISI ..................................................................................... BAB I. BAB II. BAB III. ii. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................... I. 1. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ................................. I. 4. 1.3. Hubungan Antar Dokumen .................................. I. 7. 1.4. Maksud dan Tujuan .............................................. I. 13. 1.5. Sistematika Penulisan .......................................... I. 14. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi .............................. II. 1. 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .......................... II. 8. 2.3. Aspek Pelayanan Umum......................................... II. 19. 2.4. Aspek Potensi Daerah ............................................ II. 61. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Pengelolaan Keuangan Daerah ............................ III. 2 3.1.1 Pengelolaan Pendapatan Daerah ............... III. 2 3.1.2 Pengelolaan Belanja Daerah ....................... III.13 3.1.3 Pengelolaan Pembiayaan ............................ III. 21. 3.2 3.3 BAB IV. Analisa Kemampuan Keuangan Daerah ................ III. 25 Kebijakan Umum Anggaran .................................... III. 29. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan ………………......... IV.1 4.1.1 Permasalahan Pembangunan Urusan Wajib ............................................................. IV.1. 4.1.2 Permasalahan Pembangunan Urusan Pilihan ........................................................... IV.17 4.2 BAB V. Isu Strategis Pembangunan Kab. Klaten................ IV.28. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi ...................................................................... V.1. 5.2. Misi ...................................................................... V.5. 5.3. Tujuan dan Sasaran ........................................... V.8. ii.

(2) BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ........................... VI.1. BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum ......................................................... VII. 1 7.1.1 Kebijakan Umum Pembangunan Bid. Ekonomi.... VII. 1 7.1.2 Kebijakan Umum Pembangunan Bid. Sosbud ..... VII. 2 7.1.3 Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Fisik dan Prasarana ...................................................... VII.4 7.1.4 Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Tata Pemerintahan ........................................................ VII. 5 7.2 Program Pembangunan Daerah .................................... VII. 6 7.2.1 Program Satuan Kerja Perangkat Daerah............. VII. 6 7.2.2 Program Lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah.. VII. 6 7.2.3 Program Kewilayahan .......................................... VII. 6 7.3 Pentahapan dan Prioritas Program. Pembangunan. Daerah Tahun 2010 – 2015 ........................................ VII. 6. 7.3.1 Pentahapan Program Pembangunan Daerah Tahun 2010 – 2015 ................................................. VII 6 7.3.2 Prioritas Program Pembangunan Daerah Tahun 2010 – 2015 ........................................................ VII.10. BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ......................... VIII. 1. BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ................ IX. 1. BAB X. PENUTUP 10.1. Pedoman Transisi ................................................. X.1. 10.2. Kaidah Pelaksanaan .............................................. X.1. LAMPIRAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS). iii.

(3) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 5 TAHUN 2011. TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM DAERAH) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010 - 2015. PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN.

(4) LAMPIRAN. KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010 - 2015.

(5)

(6) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Tatacara. Penyusunan,. Pengendalian. dan. Evaluasi. Pelaksanaan. Rencana. Pembangunan Daerah, bahwa prinsip perencanaan pembangunan daerah adalah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Atas dasar pertimbangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Klaten telah mengimplementasikan kedalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten. Nomor 7. Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Klaten Tahun 2005 – 2025 dan dipedomani dalam menyusun RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010 – 2015, dan merupakan pelaksanaan tahap kedua RPJP Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2005-2025. RPJM Daerah, dijabarkan lebih lajut ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program dan indikasi kegiatan dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Klaten . Dari penjelasan di atas, RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program pembangunan daerah, serta berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, yang di dalamnya memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Program Lintas SKPD, dan Program Kewilayahan disertai dengan Rencana Kerja dalam Kerangka Regulasi dan Kerangka kerja Pendanaan yang bersifat indikatif. Untuk. mendapatkan. dukungan. yang. optimal. pada. saat. mengimplementasikan pada tahun-tahun terkait, proses penyusunan RPJMD Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010 – 2015 dengan cara membangun komitmen dan kesepakatan para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan RPJM Daerah diupayakan melalui proses yang : transparan, demokratis, dan akuntabel. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.1.

(7) dengan memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, dan politis. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, dimana penyusunan RPJM Daerah dengan menggunakan 5 (lima) prinsip/pendekatan, yaitu: (i) Pendekatan Politik, (ii) Pendekatan Teknokratik, (iii) Pendekatan Partisipatif , (iv)Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan (v) Pendekatan Bawah-Atas (BottomUp). Pertama, Pendekatan Politik, bermakna bahwa dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Klaten melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan politis terutama antara Kepala Daerah terpilih dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).. Kedua,. Pendekatan. Teknokratik,. bahwa. penyusunan. dokumen. perencanaan harus menggunakan pola pikir dan kerangka ilmiah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang perencanaan yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Ketiga, Pendekatan Partisipatif, bermakna bahwa proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Klaten semaksimal mungkin sudah berusaha dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan melibatkan masyarakat (stakeholders) dalam pengambilan keputusan perencanaan, baik dalam tingkatan sektoral dan tingkat Kabupaten. Keempat, Pendekatan AtasBawah (Top-Down) bahwa proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Klaten sudah diusahakan untuk bersinergi dengan rencana strategis di atasnya, khususnya dengan dokumen RPJM Nasional dan dokumen RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta komitmen terhadap kebijakan dari pemerintahan tingkat provinsi dan tingkat nasional. Kelima, Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up) bermakna dalam proses penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Klaten, sudah berusaha untuk memperhatikan. aspirasi. dan. kebutuhan. masyarakat,. khususnya. melalui. penyelenggaaran Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJM Daerah Kabupaten Klaten. RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 pada dasarnya disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen perencanaan komprehensif selama 5 (lima) tahun, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai dengan peraturan perundangan, khususnya: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.2.

(8) 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, pada era sekarang ini juga sudah dijabarkan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pada lampiran III, dinyatakan bahwa dalam penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015, telah dilakukan serangkaian kegiatan, yang mencakup: (i) Pengolahan data dan informasi pendukung; (ii) Penelaahan draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten Tahun 2010-2029; (iii) Analisis gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Klaten; (iv) Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan di Kabupaten Klaten; (v) Perumusan permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten Klaten berdasar pada visi, misi dan program pasangan Kepala Daerah terpilih; (vi) Penelaahan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013; (vii) Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015; (viii) Perumusan penjelasan visi dan misi dari pasangan Kepala Daerah terpilih; (ix) Perumusan tujuan dan sasaran; (x) Perumusan strategi dan arah kebijakan; (xi) Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah Kabupaten Klaten; (xii) Penyusunan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan; dan (xiii) Penetapan Indikator Kinerja Kabupaten Klaten; (xiv) Pembahasan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Klaten. Sementara serangkaian tahapan yang belum dilakukan adalah: (i) Pelaksanaan forum konsultasi publik; (ii) Pembahasan dengan Dewan Perwakiloan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Klaten untuk memperoleh masukan dan saran; serta (iii) Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.3.

(9) 1.2 Dasar Hukum Penyusunan (Pelaksanaan) Dasar hukum penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan,. sebagai. berikut : 1.. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;. 2.. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);. 3.. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);. 4.. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);. 5.. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);. 6.. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);. 7.. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);. 8.. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.4.

(10) 9.. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);. 10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Bencana Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 13. Undang-Undang. Nomor. 32. Tahun. 2009. tentang. Perlindungan. dan. Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4480), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4494); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.5.

(11) 18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 19. Peraturan Pembinaan. Pemerintah dan. Nomor. Pengawasan. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman. Penyelenggaraan. Pemerintahan. Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan. Pemerintahan. Daerah. (Lembaran. Negara. Republik. Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.6.

(12) 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 29. Peraturan. Presiden. Nomor. 1. Tahun. 2007. tentang. Pengesahan,. Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan; 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6); 31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Klaten Tahun 2006-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 2); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 4 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2006-2015 (Lembaran Daerah Nomor 4 Tahun 2006); 34. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Klaten Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2009 Nomor 7);. 1.3 Hubungan Antar Dokumen Penyusunan dokumen RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 dengan mengacu pada dokumen perencanaan nasional maupun daerah, yaitu sebagai berikut : 1.3.1 RPJM Nasional RPJM Nasional Tahun 2010-2014 ditetapkan pada tanggal 15 Januari 2010 dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. Ada 3. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.7.

(13) (tiga) dokumen sebagai lampiran dari Perpres Nomor 5 Tahun 2010, yaitu: (i) Buku I dengan judul: ”Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”, (ii) Buku II dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antar Bidang Pembangunan”, dan (iii) Buku III dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antara Pusat dan Daerah dan Antar Daerah”, serta. Instruksi Presiden Nomor 3. Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs). 1.3.2 RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009, dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Klaten Tahun 2010 – 2015 dengan memperhatikan RPJM Provinsi. RPJM. Daerah. Provinsi. Jawa. Tengah. Tahun. 2008-2013,. memprioritaskan pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas, Sehat, serta Berbudaya; 2. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Berbasis pada Potensi Unggulan Daerah dengan Dukungan Rekayasa Teknologi dan Berorientasi pada Ekonomi Kerakyatan; 3. Mewujudkan Kehidupan Politik dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance), Demokratis, dan Bertanggung Jawab, Didukung oleh Kompetensi dan Profesionalitas Aparatur, Bebas dari Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), serta Pengembangan Jejaring; 4. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Optimal dengan Tetap Menjaga Kelestarian Fungsinya dalam Menopang Kehidupan; 5. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Prasarana dan Sarana yang Menunjang Pengembangan Wilayah, Penyediaan Pelayanan Dasar, dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah; dan. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.8.

(14) 6. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Sejahtera, Aman, Damai dan Bersatu dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Didukung dengan Kepastian Hukum dan Penegakan HAM serta Keadilan dan Kesetaraan Gender. Prioritas pembangunan yang diamanatkan oleh RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 – 2013 adalah pengembangan kawasan dan pemberdayaan masyarakat perdesaan, melalui Visi “Bali nDeso Mbangun Deso”. Dalam kaitan ini desa menjadi orientasi utama bagi aktivitas pembangunan di Jawa Tengah periode 2008 - 2013. 1.3.3 RTRW Provinsi Jawa Tengah Penyusunan RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 dengan memperhatikan. rencana. RTRW. Provinsi. Jawa. Tengah. sebagaimana. diamanatkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, dengan pertimbangan : (i) Adanya rencana. pengembangan. jalan. tol:. Semarang-Solo,. Semarang-Batang,. Yogyakarta-Solo, Solo-Mantingan, Semarang-Demak, dan Batang-Brebes; (ii) Adanya wacana pengembangan jalan tol di Selatan Jawa Tengah (RTRWN), yaitu: Cilacap-Kebumen-Purworejo-Yoyakarta-Solo; (iii) Pengembangan Blok Cepu; dan (iv) Pengembangan Jalur Lintas Selatan (JJLS). Dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Tengah juga mengakomodir bahwa Kota Klaten bersama dengan beberapa kota yang lain berperan sebagai Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW), yang selengkapnya meliputi: Kota Kroya, Kota Kebumen, Kota Kutoarjo-Purworejo, Kota Wonosobo, Kota Magelang, Kota Kartasura, Kota Klaten, Kota Wonogiri, Kota Cepu, Kota Jepara, Kota Juwana-Pati, Kota Salatiga, dan Kota Ungaran-BawenAmbarawa, dan Kota Tegal. Di samping itu, Kabupaten Klaten bersama dengan 6 (enam) daerah di Subosukawonosraten masuk dalam kategori Kawasan andalan, sekaligus juga Kawasan strategis. Kawasan andalan yang ditetapkan di Provinsi Jawa Tengah, selengkapnya meliputi: (i) Kawasan Cilacap dan sekitarnya, (ii) Kebumen. dan. sekitarnya,. (iii). Borobudur. dan. sekitarnya,. (iv). Subosukawonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten), di mana kawasan ini juga termasuk sebagai salah satu Kawasan Strategis di Jawa Tengah, (v) Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus,. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.9.

(15) Pati), (vi) Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi), dan (viii) Bregas (Brebes, Tegal, Slawi). Kabupaten Klaten juga masuk dalam Kawasan Prioritas Pertumbuhan cepat, dimana pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan kawasan dalam usaha ke pemerataan dan keseimbangan daerah, biasanya berada pada jalur ekonomi wilayah yang pertumbuhan produknya cukup pesat namun belum mampu memperoleh pangsa pasar yang luas. Kawasan-kawasan ini meliputi: Magelang, Kartasura, Klaten, Juwana-Pati, Ungaran-Bawen-Ambarawa, dan Wonosobo. Dalam Kawasan Koridor Perbatasan Kesukosari (Klaten – Sukoharjo – Wonosari), Kabupaten Klaten juga merupakan salah satu kawasan kerjasama perbatasan antara Kabupaten Klaten dengan Kabupaten Sukoharjo di Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman di Provinsi DIY. Pengembangan kawasan perbatasan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterpaduan dalam kegiatan pembangunan dan kegiatan pemanfaatan. potensi-potensi. pembangunan. yang. terletak. di. wilayah. perbatasan. Sektor-sektor unggulan yang kembangkan dalam kegiatan kerjasama pengembangan kawasan perbatasan terutama adalah sektor wisata, industri dan pertanian. 1.3.4 RPJP Daerah Kabupaten Klaten RPJP Daerah Kabupaten Klaten. Tahun 2005-2025 yang ditetapkan. dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2009; yang dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Klaten Tahun 2010 - 2015 merupakan penjabaran visi dan misi pembangunan daerah. Prioritas pembangunan daerah dalam RPJM Daerah Tahap Lima Tahun Kedua (2010-2015) dalam dokumen RPJP Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2005-2025, adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung keberadaan masyarakat Klaten yang Beriman dan Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas, Mandiri, dan Berbudaya. 2. Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada agropolitan dengan sumber daya yang bersifat potensial, andalan dan unggulan.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.10.

(16) 3. Mewujudkan otonomi daerah bersendikan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab serta didukung oleh profesionalitas aparatur serta bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. 4. Mewujudkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah. 5. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang sejahtera, aman dan damai. 6. Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang lestari dan Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Aman dan Rapi (BERSINAR) 1.3.5 RTRW Kabupaten Klaten Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2006. Sejalan dengan tuntutan regulasi dan perkembangan wilayah maka Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2006 tersebut, saat ini sedang dalam proses review. Penyusunan review atas dasar Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dengan pertambahan pokok substansi : Penyediaan Ruang Terbuka Hijau, Penyediaan ruang untuk pejalan kaki, penyediaan ruang untuk sektor informal, penetapan kawasan strategis dan penyediaan ruang untuk keperluan mitigasi bencana alam. Dalam proses penyusunan RTRW, pemanfaatan ruang di Kabupaten Klaten diarahkan untuk meminimalisir 4 (empat) permasalahan strategis di wilayah Kabupaten Klaten, yaitu: (i) Permasalahan Pengembangan Sawah Abadi; (ii) Permasalahan Pengembangan Hutan; (iii) Permasalahan Pertambangan; dan (iv) Permasalahan Bencana Alam. Selain permasalahan srategis tersebut, juga masih terdapat beberapa isue-isue strategis yang terjadi di wilayah Kabupaten Klaten dalam beberapa kurun waktu terakhir, yaitu: 1. Perkembangan Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta yang sangat pesat, mengakibatkan terjadinya limpasan dan perkembangan wilayah Kabupaten Klaten yang pesat pula, khususnya industri, perdagangan dan permukiman, sehingga berdampak pada perubahan struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Klaten.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.11.

(17) 2. Terjadinya perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian (setiap tahun sekitar 30 ha), sehingga secara perlahan mengganggu eksistensi Kabupaten Klaten sebagai penyangga pangan Jawa Tengah. 3. Terjadinya penambangan bahan galian golongan C (pasir dan batu) di kawasan. atas. (Kemalang,. Manisrenggo. dan. Karangnongko). yang. merupakan kawasan resapan air, mengakibatkan kerusakan lingkungan, yaitu perubahan bentang alam dan menurunnya potensi sumber daya air tanah yang merupakan kebutuhan pokok untuk air minum dan pengairan pertanian sawah. 4. Terjadinya disparitas perkembangan wilayah, di mana kawasan/jalur tengah memiliki perkembangan yang sangat pesat, dan wilayah bagian utara dan selatan kurang pesat. 5. Kepadatan lalu lintas jalan raya Solo-Yogya sangat tinggi, mengakibatkan kerawanan lalu lintas. 6. Adanya kawasan yang rawan terjadinya bencana alam, yaitu gempa bumi, letusan Gunung Merapi, tanah longsor, banjir, angin serta kekeringan, sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat dan kinerja pemerintah. 7. Adanya perubahan peraturan perundangan serta kebijakan yang terkait dengan penataan ruang, hal ini berpengaruh sangat signifikan terhadap penyelenggaraan penataan ruang di Kabupaten Klaten. 1.3.6 RENSTRA – SKPD Rencana Strategis – Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA – SKPD) merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (5 tahunan) dari SKPD yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) tahunan SKPD. Dalam menyusun RENSTRA-SKPD, masing-masing SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Klaten. harus. berpedoman pada dokumen RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 20102015. 1.3.7 RKPD Kabupaten Klaten Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) disusun sebagai Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten setiap tahun sekali. Penyusunan RKPD Kabupaten Klaten mengacu pada dokumen RPJM Daerah. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.12.

(18) Kabupaten Klaten, dan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen RENJA-SKPD. Hubungan antar dokumen yang terkait dengan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:. Gambar 1.1. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 juga memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2010-2014, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam dokumen perencanaan tahunan Kabupaten Klaten dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 yang sudah ditetapkan, akan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen Rencana Strategis - Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD). Selanjutnya Renstra-SKPD akan menjadi pedoman untuk penyusunan dokumen Rencana Kerja- Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJASKPD). 1.4 Maksud dan Tujuan RPJM Daerah Kabupaten Klaten. Tahun 2010-2015 sebagai dokumen. perencanaan 5 (lima) tahunan disusun dengan maksud dan tujuan, sebagai berikut : 1. Menjabarkan gambaran umum daerah, tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang memuat program-program dan indikasi kegiatan selama 5 (lima) tahun yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah selama kurun waktu 2011-2015.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.13.

(19) 2. Menyediakan acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah di Kabupaten Klaten (SKPD) dan juga DPRD dalam menentukan prioritas program dan indikasi kegiatan tahunan, yang akan disusun dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah. 3. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah di Kabupaten Klaten dan juga DPRD untuk mencapai tujuan dengan cara menyediakan payungpayung program dan indikasi kegiatan yang disusun secara terpadu, terarah dan terukur. 4. Memberikan satu tolok ukur untuk proses pengendalian dan evaluasi kinerja, khususnya kepada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada akhir masa jabatan Kepala Daerah terpilih. 5. Memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang terintegrasi dengan tujuan pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah.. 1.5 Sistematika Penulisan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; sistematika penulisan RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut : BAB I. BAB II. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan. 1.3. Hubungan Antar Dokumen. 1.4. Maksud dan Tujuan. 1.5. Sistematika Penulisan. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi. 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat. 2.3. Aspek Pelayanan Umum. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.14.

(20) 2.4 BAB III. Aspek Potensi Daerah. GAMBARAN. PENGELOLAAN. KEUANGAN. DAERAH. SERTA. KERANGKA PENDANAAN 3.1. Pengelolaan Keuangan Daerah 3.1.1 Pengelolaan Pendapatan Daerah 3.1.2 Pengelolaan Belanja Daerah 3.1.3 Pengelolaan Pembiayaan. BAB IV. 3.2. Analisa Kemampuan Keuangan Daerah. 3.3. Kebijakan Umum Anggaran. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan 4.1.1 Permasalahan Pembangunan Urusan Wajib 4.1.2 Permasalahan Pembangunan Urusan Pilihan. 4.2. Isu Strategis 4.2.1 Isu Strategis Pembangunan di Luar Kabupaten Klaten 4.2.2 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Klaten. BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi. 5.2. Misi. 5.3. Tujuan dan Sasaran. BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Ekonomi Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Sosbud Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Fisik dan Prasarana Kebijakan. Umum. Pembangunan. Bidang. Pemerintahan Program Pembangunan Daerah Program Satuan Kerja Perangkat Daerah Program Lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah Program Kewilayahan. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.15. Tata.

(21) Pentahapan dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2010 – 2015 Pentahapan Pembangunan Daerah Tahun 2010 – 2015 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2010 - 2015 BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN. BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH. BAB X. PENUTUP 10.1 Pedoman Transisi 10.2 Kaidah Pelaksanaan. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. I.16.

(22) BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Klaten merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota yang mempunyai nilai strategis dan memiliki peranan pertumbuhan kawasan di Jawa Tengah.. sangat penting dalam. Kabupaten Klaten terletak di jalur. strategis, karena terletak diantara Solo dan Yogyakarta yang dikenal sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Pulau Jawa. 2.1.1 Aspek Geografi Kabupaten Klaten mempunyai luas wilayah sebesar 65.556 ha (655,56 km2) atau seluas 2,014 % dari luas Provinsi Jawa Tengah, yang luasnya 3.254.412 ha. Luas wilayah tersebut mencakup seluruh wilayah administrasi di Kabupaten Klaten yang terdiri dari 26 Kecamatan, 391 Desa serta 10 Kelurahan, dan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1.. Sebelah Utara. berbatasan dengan Kabupaten Boyolali,. 2.. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo,. 3.. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul (wilayah DIY), dan. 4.. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (wilayah DIY) Dari sisi bentangan garis katulistiwa, Kabupaten Klaten terletak antara. 7032`19” Lintang Selatan sampai 7048`33” Lintang Selatan dan antara 110026`14” Bujur Timur sampai 110047`51” Bujur Timur. Gambaran Peta Wilayah Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.1.

(23) Gambar 2.1. Peta Wilayah Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan. Sumber : BAPPEDA Klaten. Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76 – 1.60 m dpl (di atas permukaan laut). Kabupaten Klaten secara geografis terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu: 1. 2.. 3.. Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung. Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatan–kecamatan : Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, dan Polanharjo. Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.. Dari sisi topografi wilayah Kabupaten Klaten, dapat dirinci sebagai berikut :. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.2.

(24) 1.. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi sebagian dari kecamatan-kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.. 2.. Wilayah dengan ketinggian antara 100 – 200 m dpl meliputi kecamatankecamatan : Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk, Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian selatan), Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di bagian timur), Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan Wonosari (di bagian barat).. 3.. Wilayah dengan ketinggian antara 200 – 400 m dpl meliputi kecamatankecamatan : Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko , Kebonarum (di bagian utara), Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung (sebagian besar) dan Polanharjo (bagian barat).. 4.. Wilayah dengan ketinggian antara 400 – 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan : Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom (sebagian kecil) dan Tulung (sebagian kecil).. 5.. Wilayah dengan ketinggian 1.000 – 2000 m dpl berada di Kecamatan Kemalang.. Gambaran Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :. Tabel 2.1. Luas Daerah di Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut (dalam Ha dan meter dpl). No. Kecamatan (1) 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15.. (2) Prambanan Gantiwarno Wedi Bayat Cawas Trucuk Kalikotes Kebonarum Jogonalan Manisrenggo Karangnongko Ngawen Ceper Pedan Karangdowo. 100 (3) 0 0 0 0 232 62 0 0 0 0 0 0 0 176 2.828. Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl) 1002004001000- 1500200 400 1000 1500 2000 (4) (5) (6) (7) (8) 2.168 2.564 2.438 3.943 1.125 3.319 1.298 472 2.240 20 22 816 2.445 1.741 95. 275 0 0 0 0 0 0 495 430 2.318 2.224 881 0 0 0. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 358 428 0 0 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0. 2000 (9). Jumlah (10). 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0. II.3. 2.443 2.564 2.438 3.943 3.447 3.381 1.298 967 2.670 2.696 2.674 1.697 2.445 1.917 2.923.

(25) 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.. Juwiring Wonosari Delanggu Polanharjo Karanganom Tulung Jatinom Kemalang Klaten Selatan Klaten Tengah Klaten Utara. 1.042 1.054 0 0 0 0 0 551 0 0 0. 1.937 2.060 1.878 2.030 882 0 0 0 1.407 892 1.038. 0 0 0 354 1.524 2.612 2.948 554 15 0 0. 0 0 0 0 0 588 605 3062 0 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 975 0 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 325 0 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 250 0 0 0. 2.979 3.114 1.878 2.384 2.406 3.200 3.553 5.166 1.443 892 1.038. Jumlah. 5.945. 36.830. 14.630. 5.041. 975. 325. 250. 65.556. Sumber : Klaten Dalam Angka 2009.. Kabupaten Klaten memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun,. temperatur antara 28–30. derajat Celcius, dan kecepatan angin rata-rata berkisar 20–25 km/jam. Adapun Jenis tanah di Kabupaten Klaten dapat dibedakan menjadi 5 (lima) jenis yaitu: (i) Tanah Litosol; (ii) Tanah Regosol Kelabu; (iii) Tanah Regosol Coklat Kelabu; (iv) Tanah Komplek Regosol Kelabu dan Kelabu Tua; (v) Tanah Gromosol Kelabu Tua. Dari penggunaan lahan di Kabupaten Klaten, terdapat perubahan pola penggunaan lahan pada tahun 2009 dimana terjadi penurunan penggunaan sawah irigasi dalam 3 (tiga) tahun terakhir ini. Pada tahun 2007 seluas 32.595 Ha, dan pada tahun 2008 seluas 31.960 Ha, dan pada Tahun 2009 seluas 31.949 Ha. Sementara untuk sawah tadah hujan terjadi peningkatan selama 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu dari seluas 1.112 Ha (2007), menjadi 1.463 Ha di Tahun 2008 dan 2009. Gambaran selengkapnya, dapat dilihat pada tabel berikut.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.4.

(26) Tabel 2.2. Kondisi Lahan dan Penggunaannya di Kabupaten Klaten Tahun 2007– 2009 (dalam Ha). JENIS PENGGUNAAN LAHAN. a.. 2007 (2). (1) Pertanian dan non pertanian 1). Pertanian. 2). Non Pertanian b. Jenis Lahan sawah 1). Pengairan Teknis 2). Pengairan ½ teknis 3). Pengairan sederhana 4). Tadah hujan c. Penggunaan Lahan non pertanian 1). Rumah dan bangunan 2). Hutan Negara 3). Rawa-rawa 4). Lainnya d. Perubahan penggunaan tanah Pertanian ke non pertanian Perubahan dari sawah dan tegalan 1). Perumahan 2). Industri 3). Perusahaan 4). Jasa e. Luas lahan kritis 1) Kritis 2) Agak kritis 3) Potensial kritis. Luas Penggunaan Lahan (Ha) 2008 2009 (3) (4). 33.435. 33.423. 32.121. 32.133. 39.796 (lahan basah 33.412 dan non basah 6.384) 25.760. 19.942 10.086 2.567 1.112. 19.915 9.778 2.267 1.463. 19.193 10.099 2.657 1.463. 19.995 1.450 180 10.496. 20.022 1.450 180 10.481. 20.032 1.450 180 4.098. 21.689 4.980 3.201 3.253. 16.704 3.104 3.619 1.856. 48.464 31.794 15.313 15.677. 563.07 4.293.98. 2.635.00 -. 505.00 1.650.00. Sumber : Klaten Dalam Angka 2009.. Luas Peralihan lahan dari tanah sawah ke non sawah juga mengalami perubahan cukup signifikan, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap jumlah produksi pertanian. Peruntukan lahan bagi perumahan meningkat dari 21.689 Ha (2007) menjadi 16.704 Ha (2008) dan pada Tahun 2009 menjadi seluas 48.464 Ha. Hal ini juga terjadi pada peruntukkan lahan bagi industri dari 4.980 Ha (2007) kemudian menjadi. 3.104 Ha (2008) dan pada tahun 2009. melonjak menjadi seluas 31.794 Ha. Besarnya luas lahan dan persentase lahan sawah yang beririgasi di Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa tanah pertanian di Kabupaten Klaten masih relatif subur, dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan. agropolitan. yaitu. suatu. kawasan. yang. berbasis. ekonomi. masyarakatnya adalah sektor pertanian yang berkelanjutan. Hal ini juga didukung oleh kenyataan bahwa selama ini Kabupaten Klaten mendapat sebutan sebagai penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah. Untuk mengembangkan Kabupaten Klaten sebagai kawasan agropolitan, perlu ada. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.5.

(27) pengendalian dan optimalisasi pemanfaatan lahan sesuai produk unggulan yang disesuaikan dengan tata ruang daerah. Kabupaten Klaten dilalui 80 sungai dengan berbagai klasifikasi (ordo), yaitu: (i) 1 sungai berklasifikasi induk yaitu Bengawan Solo, (ii) 1 sungai berklasifikasi Ordo I yaitu sungai Dengkeng, (iii) 24 sungai dengan klasifikasi ordo II, dan (iv) 54 sungai dengan Ordo III. Potensi air lainnya adalah sumber mata air. Terdapat 174 titik sumber mata air yang tersebar di 20 (dua puluh) Kecamatan. Dimana sumber air terbanyak terdapat di Kecamatan Tulung (24 lokasi) dan Manisrenggo (24 lokasi). 2.1.2 Aspek Demografi Jumlah penduduk. Kabupaten Klaten pada tahun 2009 sebanyak. 1.303.910 jiwa atau naik sebesar 0,26% bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2008 yang jumlahnya 1.300.494 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk laki– laki berjumlah 637.939 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 665.971 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, jumlah penduduk perempuan selalu lebih besar dari jumlah laki-laki, dengan rasio 95.50 pada tahun 2007-2008 dan 95.79 pada tahun 2009. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.2 . Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009 (dalam jiwa). 1,500,000. 1,000,000. 500,000. 0 Laki-laki Perempuan Total. 2007. 2008. 2009. 633,552. 635,528. 637,939. 663,435. 664,966. 665,971. 1,296,987. 1,300,494. 1,303,910. Laki-laki. Perempuan. Total. Sumber : Klaten Dalam Angka 2009.. Selain masalah jumlah, tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk yang pada tahun 2008 sebesar 1.984 jiwa/km2, pada tahun 2009 telah meningkat menjadi 1.989 jiwa/Km2 atau naik sebesar 0,25%, dan pertambahannya jumlah penduduk telah mengakibatkan terjadinya. pertambahan. jumlah. Kepala. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. Keluarga. (KK).. Pada II.6. tahun.

(28) 2009 jumlah KK sebesar 374.179 KK, atau terjadi peningkatan jumlah Kepala Keluarga. sebesar 4,59%. bila. dibandingkan. dengan. kondisi. tahun. 2008 berjumlah sebanyak 357.017 KK. Kecamatan dengan penduduk terbanyak pada tahun 2009 adalah Kecamatan Trucuk, yaitu sebesar 82.558 jiwa atau sekitar 6,33% dari total jumlah penduduk Kabupaten Klaten.. Peringkat kedua Kecamatan Cawas. dengan penduduk sebesar 66.093 jiwa atau sekitar 5,1%, jumlah penduduk paling rendah adalah Kecamatan Kebonarum sebesar 21.429 jiwa atau sekitar 1,64% dari total. Dari sudut pertumbuhan penduduk, tertinggi ada di Kecamatan Klaten Selatan yaitu sekitar 0,84%; disusul oleh Kecamatan Wedi yaitu sekitar 0,83%; dan Kecamatan Kemalang sekitar 0,74%. Laju pertambahan penduduk terendah ada di Kecamatan Karangnongko, yaitu sebesar -0,43% disusul oleh Kecamatan Pedan sebesar -0,12% dan Kecamatan Cawas sebesar. -0,06%. Gambaran perkembangan jumlah penduduk menurut. kecamatan di Kabupaten Klaten selama tahun 2007 - 2009, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009 (dalam jiwa). Tahun. Kecamatan 2007 [1]. [2]. 2008 [3]. 2009 [4]. 01. Prambanan. 49 149. 49 277. 49 538. 02. Gantiwarno. 40 748. 40 994. 41 102. 03. Wedi. 55 402. 55 516. 55 983. 04. Bayat. 63 603. 63 852. 64 027. 05. Cawas. 65 936. 66 132. 66 093. 06. Trucuk. 81 869. 82 291. 82 558. 07. Kalikotes. 37 164. 37 389. 37 597. 08. Kebonarum. 21 298. 21 343. 21 429. 09. Jogonalan. 57 824. 57 877. 58 115. 10. Manisrenggo. 41 709. 41 766. 41 962. 11. Karangnongko. 38 248. 38 157. 37 995. 12. Ngawen. 44 338. 44 420. 44 560. 13. Ceper. 63 811. 63 835. 63 830. 14. Pedan. 48 730. 48 862. 48 802. 15. Karangdowo. 51 016. 51 020. 51 018. 16. Juwiring. 61 022. 61 216. 61 300. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.7.

(29) 17. Wonosari. 62 519. 62 663. 62 801. 18. Delanggu. 44 470. 44 516. 44 760. 19. Polanharjo. 45 858. 46 047. 46 087. 20. Karanganom. 49 101. 49 080. 49 152. 21. Tulung. 54 469. 54 576. 54 551. 22. Jatinom. 57 201. 57 338. 57 438. 23. Kemalang Klaten Selatan Klaten Tengah Klaten Utara. 34 559. 34 681. 34 940. 41 249. 41 527. 41 880. 43 844. 43 878. 43 877. 41 850. 42 241. 42 515. 24 25 26. Jumlah/Total. 1 296 987. 1. 1 300 494. 1 303 910. Sumber : Klaten Dalam Angka 2009.. 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Klaten. dapat dilihat pada. aspek pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga serta agama sebagaimana tersebut di bawah ini : 2.2.1 Pemerataan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Klaten atas dasar harga berlaku tahun 2007 sebesar Rp.8,35 triliun, dan tahun 2009 meningkat menjadi Rp.10,36 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 juga mengalami kenaikan dari sebesar Rp.4.39 triliun pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp.4.76 triliun pada tahun 2009. Gambaran besarnya PDRB selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.3 Gambar 2.3. Perkembangan PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam jutaan rupiah). Sumber : Klaten Dalam Angka 2009. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.8.

(30) Dari sisi daya tumbuh perekonomian di Kabupaten Klaten yang diukur berdasarkan perubahan nilai PDRB harga konstan 2000, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Klaten. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4_. Sumber :. Pertumbuhan Ekonomi Berdasar PDRB Harga Konstan 2000 di Kabupaten Klaten Tahun 2005-2009 (dalam persen). PDRB Kabupaten Klaten 2009. Sedang jika dilihat dari sektor-sektor pembentuk Berlaku. PDRB Harga. pada tahun 2009, terdapat 3 (tiga) sektor yang dominan yang. mempengaruhi PDRB di Kabupaten Klaten, yaitu: (i) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, menyumbang sebesar 25,68% , (ii) Sektor Industri Pengolahan, menyumbang sebesar 20,05% dan (iii) Sektor Pertanian, menyumbang sebesar 19,64%. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.4. Struktur Ekonomi Pembentuk PDRB Harga Berlaku di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009 (dalam persen). Lapangan Usaha 1. Pertanian. 2007. (1). 2. 3. 4. 5. 6.. Penggalian Industri pengolahan Listrik & Air Minum Bangunan/ Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan 9. Jasa - jasa. (2). 2008 (3). 2009 (4). 20,25. 19,67. 19,64. 1,64 20,46 1,02 9,54 25,86. 1,65 20,52 1,09 9,18 25,64. 1,75 20,05 1,12 8,63 25,68. 3,16 3,75. 3,12 3,79. 3,21 3,90. 14,29. 15,34. 16,02. Sumber : PDRB Kabupaten Klaten 2009. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.9.

(31) Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku Berdasar Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2008 dan 2009 (tabel 2.6) dapat dilihat bahwa selama kurun waktu 2008 hingga 2009, terdapat 20 kecamatan (dicetak biasa/normal) yang tidak mengalami perubahan peringkat, sedang 3 kecamatan (dicetak tebal) mengalami perbaikan peringkat, yaitu: Kecamatan Manisrengo, Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Klaten Selatan. Sementara itu, ada 3 kecamatan (dicetak miring) yang justru mengalami penurunan peringkat. Pada tahun 2009 terdapat produk yang menjadi unggulan Kabupaten Klaten antara lain industri pengecoran logam industri pande besi, industri mebel (Furniture), industri tembakau, industri konveksi/pakaian jadi/lurik alat tenun bukan mesin, industri genteng/keramik. Dari keenam sektor ini, nilai produksi Industri yang paling tinggi adalah industri konveksi/pakaian jadi dengan nilai produksi mencapai Rp.361,8 miliar, diikuti oleh industri pengecoran logam dengan nilai industri mencapai. Rp.327,2 miliar, dan. untuk industri genteng/keramik nilai produksinya mencapai Rp.61,1 miliar, sedang rata-rata industri pengolahan lainnya hanya mencapai di bawah Rp.17,0 miliar. Gambaran perkembangan nilai PDRB dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5. No.. Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku Berdasar Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2008 dan 2009 (dalam jutaan rupiah dan persen). Kecamatan. Tahun 2008. Tahun 2009. Nilai. Persen. Ranking. Nilai. Persen. Ranking. (6). (7). (8). 4.24 2.26 3.74 2.29 3.46 5.37 2.00 1.28 4.43 3.79 1.95 2.51 6.63 3.18 2.25 3.49 3.23. 8 21 10 20 12 5 24 26 6 9 25 18 4 14 22 11 13. (1). (2). (3). (4). (5). 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.. Prambanan Gantiwarno Wedi Bayat Cawas Trucuk Kalikotes Kebonarum Jogonalan Manisrenggo Karangnongko Ngawen Ceper Pedan Karangdowo Juwiring Wonosari. 404.289 215.410 354.862 216.269 330.659 514.751 195.483 125.801 421.219 352.723 182.406 244.128 634.590 308.567 220.420 339.822 310.193. 4.25 2.27 3,74 2,27 3,48 5,42 2,06 1,32 4,43 3,72 1,92 2,57 6,68 3,25 2,32 3,58 3,26. 8 21 9 20 12 5 24 26 7 10 25 18 4 13 22 11 14. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. 439,106 233,960 387,664 237,594 358,486 556,334 207,501 132,789 458,498 392,854 202,382 260,109 686,277 329,093 233,138 361,396 334,407. II.10.

(32) 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.. Delanggu Polanharjo Karanganom Tulung Jatinom Kemalang Klaten Selatan Klaten Tengah Klaten Utara. 414.242 238.917 202.321 264.546 281.120 251.181 650.073 1.015.485 802.112. 4,36 2,52 2,13 2,78 2,96 2,65 6,84 10,69 8,45. Total PDRB. 9.491.601. 100.00. 6 19 23 16 15 17 3 1 2. 440,044 259,835 217,898 284,289 316,465 282,118 721,266 1,129,744 895,280. 4.25 2.51 2.10 2.74 3.06 2.72 6.96 10.91 8.64. 10,358,526. 100.00. 7 19 23 16 15 17 3 1 2. Sumber : PDRB Kabupaten Klaten 2009. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita menurut harga berlaku tahun 2009 sebesar Rp. 7.953.322,11 naik sebesar 7,76% bila dibandingkan terhadap tahun 2008. Sedang jika dilihat atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 3.655.531,20 naik sebesar 3,95% bila dibandingkan terhadap tahun 2008. Gambaran perkembangan PDRB Per Kapita dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.6. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 2007 - 2009. (1). BERLAKU Nilai (Rupiah) % Pertumbuhan (2) (3). KONSTAN 2000 Nilai (Rupiah) % Pertumbuhan (4) (5). 2007. 6.444.304,16. 11,01. 3.392.004,66. 3,09. 2008. 7.380.450,42. 14,53. 3.516.704,93. 3,68. 2009. 7.953.322,11. 7,76. 3.655.531,20. 3,95. TAHUN. Sumber : PDRB Kabupaten Klaten 2009. Secara umum pada tahun 2009 inflasi di Kabupaten Klaten sebesar 3,82 % jika dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 10,33 % berarti inflansi pada tahun 2008 lebih besardibanding dengan inflasi tahun 2009. Gambaran perkembangan inflasi berdasarkan kelompok komoditas Kabupaten Klaten tahun 2007 – 2009 dapat dilihat pada tabel berikut :. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.11.

(33) Tabel 2.7. Perkembangan Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditi Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009. Kelompok Komoditas (1) Umum / Inflasi :. 2007 (2). TAHUN KALENDER (%) 2008 (3). 2009 (4). 6,52. 10,33. 3,82. 1. Bahan makanan. 9,73. 16,61. 8,17. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan tembakau. 5,70. 4,52. 7,23. 3. Perumahan. 1,17. 10,15. 2,49. 4. Sandang. 6,82. 1,07. 1,36. 5. Kesehatan. 11,45. 7,95. 0,88. 6. Pendidikan Rekreasi & OR 7. Transportasi & Komunikasi. 1,39 13,26. 2,22 10,25. 0,06 - 2,37. Sumber : IHK dan Inflasi Kabupaten Klaten 2009. Dari tabel perkembangan inflasi berdasarkan kelompok komoditas Kabupaten Klaten tahun 2007 – 2009 tersebut di atas terlihat terjadi perkembangan yang sangat fluatiatif, terutama untuk komoditas kesehatan dan transportasi & komunikasi mengalami penurunan secara signifikan.. 2.2.2 Kesejahteraan Sosial Gambaran terhadap fokus kesejahteraan sosial di Kabupaten Klaten mencakup: (i) Indeks Pembangunan Manusia (IPM); (ii) Tingkat Kemiskinan; dan (iii) Rasio Penduduk yang bekerja, sebagai berikut: 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Berbagai program pembangunan khususnya dalam pembangunan manusia yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Klaten selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup baik, salah satunya diukur dari indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM). Adapun. hasil penghitungan IPM. Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.12.

(34) Tabel 2.8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009. Uraian Komponen Pembentuk IPM (1) Usia Harapan Hidup (Tahun). Tahun 2007. 2008. 2009. (2). (3). (4). 70,93. 71,15. 71,40. 7,70. 7,75. 7,38. 89,28. 89,28. 89,90. 638.070. 641.860. 645.700. Indeks Harapan Hidup (IHH). 76.55. 76,92. 77,33. Indeks Pendidikan (IP). 76,63. 76,74. 76,33. Indeks Kemampuan Daya Beli (PPP). 64,26. 65,13. 66,20. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 72,48. 72,93. 73,29. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (Persen) Pengeluaran Perkapita yang telah disesuaikan (Rupiah). Sumber : IPM Kabupaten Klaten 2009.. Dari tabel 2.7. di atas bahwa IPM di Kabupaten Klaten pada. tahun 2009 mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 72,48 pada tahun 2007 menjadi sebesar 72,93 pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi 73,29 pada tahun 2009.. Dilihat dari 3 (tiga) komponen pendukungnya. maka terjadi peningkatan pada beberapa indeks, yaitu Indeks Harapan Hidup (IHH) dari sebesar 76,55 pada tahun 2007 menjadi sebesar 76,92 di tahun 2008 dan tahun 2009 naik lagi menjadi sebesar 77,33. Indeks Pendidikan (IP) justru mengalami penurunan dari 76,74 pada tahun 2008 menjadi sebesar 76,33 pada tahun 2009, sedangkan Indeks Daya Beli Masyarakat mengalami peningkatan dari 64,26 pada tahun 2007 menjadi sebesar 65,13 pada tahun 2008, selanjutnya untuk tahun 2009 meningkat lagi menjadi sebesar 66,20. Indek Pembangunan Manusia pada tahun 2009 Kabupaten Klaten dari 35 Kab./Kota di Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat 9 (sembilan) sedangkan pada tahun 2008 IPM Kabuten Klaten menduduki peringkat 10, dan untuk peringkat Nasional pada tahun 2009 menempati urutan ke 122 dari 497 Kab./Kota seluruh Indonesia dan pada tahun 2008 menempati urutan 123. Dengan demikian Indek Pembangunan Manusia di Kabupaten Klaten ada peningkatan 2. Tingkat Kemiskinan Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan Pembangunan Global atau Millenium Development Goals (MDGs). Jumlah RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.13.

(35) penduduk miskin Kabupaten Klaten tahun 2007 –2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. 9. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009. Uraian Komponen Pembentuk IPM. Tahun 2007. 2008. 2009. (2). (3). (4). - Garis Kemiskinan. 203.205. 240.551. 241.608. - Jumlah penduduk miskin. 249.100. 243.100. 220.180. 22,27. 21,72. 19,69. (1). - Prosentase ( % ). Sumber : BPS Kabupaten Klaten 2009.. Dari tabel 2.8 di atas bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klaten pada tahun 2009 mengalami penurunan. sebanyak 22.820 jiwa. (turun 10,41 %) dibanding tahun 2008, pada tahun 2008 juga mengalami penurunan sebanyak 6.000 jiwa (turun 2,47 %) dibanding tahun 2007. Jadi dari tahun ke tahun secara signifikan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klaten mengalami penurunan. Jika dilihat berdasarkan pentahapan Keluarga Sejahtera (KS), menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009 terjadi penurunan keluarga Pra Sejahtera dan peningkatan dalam Keluarga Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus (KS III dan KS Plus). Jumlah keluarga Pra Sejahtera yang pada tahun 2007 sebanyak 89.881 KK turun menjadi 78.179 KK di Tahun 2009.. Peningkatan terjadi di. kelompok jumlah Keluarga Sejahtera I (KS I) yang pada tahun 2007 sebanyak 69.923 KK, pada tahun 2009 bertambah menjadi sebesar 72.997 KK. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.6. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.14.

(36) Gambar 2.6 Perkembangan Jumlah Tahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009 (dalam satuan Kepala Keluarga / KK) 120.000,00 100.000,00 80.000,00 60.000,00 40.000,00 20.000,00 0,00. 2007. 2008. 2009. Pr a Sejahtera. 89.881,00. 83.723,00. 78.178,00. KS I. 69.923,00. 71.948,00. 72.997,00. KS II. 113.411,00. 112.821,00. 113.293,00. KS III+III Plus. 57.423,00. 69.815,00. 78.940,00. Pra Sejahter a. KS I. KS II. KS III+III Plus. Sumber: Klaten Dalam Angka 2009. Jumlah. Penduduk. Miskin,. yang. biasa. diartikan. sebagai. penjumlahan penduduk dalam kategori Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) juga bisa dilihat menurut kecamatan di Kabupaten Klaten. Dari Gambar 2.6 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin, untuk kategori peringkat 4 (empat) besar, masing-masing ada di Kecamatan. Bayat,. Kecamatan. Cawas,. Kecamatan. Trucuk,. dan. Kecamatan Ceper, Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin (Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I) Berdasar Kecamatan (dalam satuan KK) No. Kecamatan. 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15. Prambanan Gantiwarno Wedi Bayat Cawas Trucuk Kalikotes Kebonarum Jogonalan Manisrenggo Karangnongko Ngawen Ceper Pedan Karangdowo. Pra Sejahtera 3 3 2 12 3 5 2 2 2 2 1 2 2 3. 453 458 870 246 740 674 037 937 428 767 513 653 162 011 572. KS I 3 2 2 3 3 6 1 1 4 2 2 2 3 3 1. 500 751 798 003 184 360 961 404 399 504 281 223 948 032 092. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. KS II 2 2 2 1 7 5 2 1 3 3 2 4 6 5 4. 622 300 920 505 609 726 953 595 886 217 021 330 707 201 801. KS III 2 998 2 978 5 454 740 2 844 2 100 2 372 1 390 4 558 2 167 2 777 2 195 3 817 3 024 3 829. KS III+ 630 155 616 256 39 402 149 338 444 63 176 816 643 305 52. Jumlah 13 11 14 17 17 20 9 5 15 10 9 11 17 13 13. II.15. 203 642 658 750 416 262 472 664 715 718 768 217 277 573 346.

(37) 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26. Juwiring Wonosari Delanggu Polanharjo Karanganom Tulung Jatinom Kemalang Klaten Selatan Klaten Tengah Klaten Utara Total 2009 Total 2008 Total 2007. 2 843 3 225 1 331 457 2 179 2 453 6 203 4 812 1 213 713 1 229. 3 737 4 735 2 195 2 401 2 823 2 458 2 113 2 945 1 577 1 201 2372. 78.179 83.723 89.881. 72.997 71.948 69.923. 6 5 4 7 4 6 3 1 7 5 3. 908 442 625 138 048 390 860 589 547 202 151. 113.293 112.821 113.411. 2 2 3 1 3 1 1. 183 530 478 303 677 588 605 437 1 568 3 935 3 097. 396 652 393 149 299 109 729 318 1 368 799. 68.644 60.314 49.278. 10.296 9.501 8.145. 16 16 12 11 13 12 14 9 12 12 10. 067 584 009 448 026 998 510 783 223 419 648. 343.409 338.307 330.638. Sumber: Klaten Dalam Angka 2009. 3. Rasio Penduduk yang Bekerja Gambaran beberapa indikator kependudukan dan ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten selama tahun 2007 - 2009, selengkapnya dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Tabel 2.11. Beberapa Indikator Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009. INDIKATOR KETENAGAKERJAAN (1) Jumlah Penduduk Usia Kerja (jiwa/orang). 2007. 2008. 2009. (2). (3). 4). 954.888. 954.433. 957.307. 58,89 2,25 11,45 15,67 11,74. 66,7 2,2 6,8 15,3 9,0. 59,53 2,40 16,26 14,96 6,85. 68,71. 68,21. 68,27. 8,19. 7,26. 6,36. 23,34 1,06 24,20 0,15 8,13 23,94 1,81 0,72 16,65. 23,3 1,8 22,3 0,7 6,5 22,4 2,6 1,1 19,2. 23,65 1,38 22,36 0,09 8,09 24,31 2,25 2,06 15,80. 20,04 20,06 3,18 45,63 11,09. 22,4 16,3 2,7 48,6 10,0. 23,93 13,92 1,99 48,33 11,83. Kegiatan utama penduduk usia kerja (%) -. Bekerja Mencari pekerjaan Sekolah Mengurus rumah tangga Lainnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja / TPAK (%) Tingkat Pengangguran Terbuka / TPT (%) Lapangan Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%) -. Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Angkutan Lembaga Keuangan Jasa dan Lainnya. Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%) -. Berusaha sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/karyawan dan Pekerja Bebas Pekerja Keluarga. Sumber: IPM Kabupaten Klaten 2009. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.16.

(38) Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Di samping itu,. trend. indikator. ini. akan. menunjukkan. keberhasilan. program. ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Secara teori, penduduk dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu: (i) penduduk usia kerja, dan (ii) penduduk bukan usia kerja. 2.2.3 Seni Budaya, Olahraga dan Agama Analisis kinerja atas Seni Budaya dan Olahraga di Kabupaten Klaten dilakukan terhadap beberapa indikator, yang mencakup: (i) Seni Budaya; (ii) Olahraga, dan (iii) Agama. Gambaran rincian terhadap fokus Seni Budaya, Olahraga dan Agama, secara umum adalah sebagai berikut: 1. Seni Budaya Pada aspek seni budaya, dari data yang ada teridentifikasi bahwa jumlah organisasi kesenian di Kabupaten Klaten Sangat banyak ragam dan seni budaya. Jatilan, Ketoprak, Srandul, Sruntul, Tari Topeng, Wayang Babad, Wayang Klithik, Wayang Sadat, Wayang Kulit, Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur, dan Sendratari Gejog Lesung adalah sederetan contoh seni budaya yang dipunyai oleh. Pemerintah. Kabupaten Klaten. 2. Olahraga Aspek keolahragaan di Kabupaten Klaten. cukup mendapatkan. perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Klaten dengan cukup banyaknya sarana dan prasarana olah raga. Adapun sarana dan prasarana olah raga yang ada di Kabupaten Klaten antara lain renang, sepak bola, volley, tennis , bulu tangkis, panahan, basket lari, tennis meja, selengkapnya sebagaimana tersebut pada tabel berikut :. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.17.

(39) Tabel 2.12. Sarana dan Prasarana Olah Raga di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2010. No. Jenis. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.. Gedung Olah Raga(GOR) Kolam Renang Sepak Bola Lapangan Volley Lapangan Tennis Lapangan Badminton Lapangan Panahan Lapangan Bola Basket Atletik Tennis Meja Taekwondo Pencak Silat Karate Kempo Stadion Billiard Sepak Takrow Catur. 2007 2 4 72 60 55 70 3 23 50 210 4 23 30 10 1 10 20 140. Jumlah (Buah) 2008 2009 2 2 6 6 72 72 60 60 55 55 70 70 4 4 23 23 50 50 210 210 4 4 23 23 30 30 10 10 1 1 10 10 20 20 140 140. 2010 2 6 72 60 55 70 4 23 50 210 4 23 30 10 1 10 20 140. Sumber : Analisis Profil Daerah Kabupaten Klaten 2010. 3. Agama Sejauh ini kehidupan antar umat beragama di Kabupaten Klaten sangatlah harmonis. Hal mana ditunjukkan dengan sikap saling toleransi dan menghargai satu sama lain. Berkaca pada apa yang terjadi di beberapa daerah, dimana kerusuhan terjadi karena adanya friksi antar umat beragama maka perlu dikembangkan sikap saling terbuka dengan membangun sistem dialog lintas agama. Dialog yang terbuka dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang tidak diinginkan yang pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan. Dari data yang ada pada tahun 2009, dapat diketahui bahwa sebagian besar, yaitu sejumlah 1.215.352 orang atau sekitar 93% penduduk Kabuten Klaten memeluk Agama Islam, kemudian Katholik sebesar 41.726 orang atau 3%;. Kristen sejumkah 37.044 orang atau. sekitar 2,8%, Budha sebanyak 448 orang atau sekitar 0,5%, dan Hindu sejumlah 9.340 orang atau sekitar 0,7%.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.18.

(40) 2.3 Aspek Pelayanan Umum Aspek pelayanan umum mengacu pada urusan wajib dan urusan pilihan, yang menjadi jangkauan pelayanan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Klaten. 2.3.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib Gambaran kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah (ada 26 urusan wajib), yaitu bidang urusan: (i) pendidikan, (ii) kesehatan, (iii) pekerjaan umum, (iv) perumahan, (v) penataan ruang, (vi) perencanaan pembangunan, (vii) perhubungan, (viii) lingkungan hidup, (ix) pertanahan, (x) kependudukan dan catatan sipil, (xi) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (xii) keluarga berencana dan keluarga sejahtera, (xiii) sosial, (xiv) ketenagakerjaan, (xv) koperasi dan usaha kecil menengah, (xvi) penanaman modal, (xvii) kebudayaan, (xviii) kepemudaan dan olah raga, (xix) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, (xx) otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, (xxi) ketahanan pangan, (xxii) pemberdayaan masyarakat dan desa, (xxiii) statistik, (xxiv) kearsipan, (xxv) komunikasi dan informatika, dan (xxvi) perpustakaan, adalah sebagai berikut :. 1. Pendidikan Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah, menanggulangi masalah pengangguran serta pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Klaten secara terus-menerus menyediakan sarana prasarana pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang diperlukan.. Berikut ini adalah beberapa indikator. pendidikan di Kabupaten Klaten selama tahun 2007-2009. Tabel 2.13. Beberapa Indikator Pendidikan di Kabupaten Klaten Tahun 2007–2009. INDIKATOR PENDIDIKAN (1). 2007. 2008. 2009. (2). (3). (4). 0,4 99,3 0,3. 0,0 99,3 0,7. 0,0 99,5 0,5. Penduduk Usia 7 – 12 tahun (persen) - Tidak / Belum Pernah Sekolah - Masih Sekolah - Tidak Sekolah Lagi Penduduk Usia 13 – 15 tahun (persen). RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.19.

(41) - Tidak / Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi. 0,6 96,3 3,1. 0,0 96,0 4,0. 0,4 91,8 7,8. 1,2 71,3 27,5. 0,8 70,8 28,4. 0,4 73,0 26,6. 0,4 12,5 87,1. 0,0 11,5 88,5. 0,3 14,5 85,2. Penduduk Usia 16 – 18 tahun (persen) - Tidak / Belum Pernah Sekolah - Masih Sekolah - Tidak Sekolah Lagi Penduduk Usia 19 – 24 tahun (persen) Tidak / Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi. Sumber:. IPM Kabupaten Klaten 2009.. Dari tabel 2.12 di atas terlihat bahwa pada tahun 2009 tercatat penduduk usia 19 – 24 tahun penduduk yang tidak sekolah lagi tercatat prosentasenya 85,2 dan yang masih sekolah hanya 14,5 % atau naik 3.0 % dibanding tahun 2008. Tabel 2.14. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 2007. No.. Sekolah, Guru dan Murid. Negeri. Swasta. Negeri. (1). (2). (3). (4). (5). 01.. 02.. Jumlah Sekolah a. SD b. SMP c. SMA d. SMK. (6). Negeri. 2009 Swasta. (7). (8). 772 65 16 9. 27 43 15 43. 769 65 16 9. 37 41 15 42. 766 65 16 10. 40 42 15 42. 8.373 3.084 1.017 545. 334 776 363 1.410. 8.393 3.083 1.039 580. 449 722 353 1.382. 7.615 3.074 1.042 657. 460 746 343 1.352. 103.226. 4.938. 102.244. 102.017. 6.446. b. SMP. 41.460. 7.958. 40.953. 5.927 7.418. 40.361. 7.110. c. SMA d. SMK. 12.175 6.641. 2.951 18.980. 12.147 7.388. 2.588 18.838. 12.024 8.476. 2.053 18.002. Jumlah Guru a. SD b. SMP c. SMA d. SMK. 03. 2008 Swasta. Jumlah Murid a. SD. Sumber :Klaten Dalam Angka 2009. Dari tabel 2.13 terjadi penurunan jumlah SD Negeri dari 772 pada Tahun 2007 menjadi 766 di tahun 2009. sementara di sisi lain, terjadi peningkatan SD swasta dari 27 pada Tahun 2007 menjadi 40 SD di Tahun 2009. Untuk tingkatan pendidikan menengah, baik SMP maupun SMK swasta, terjadi penurunan jumlah sekolah. Jumlah SMP swasta di tahun 2007 sebanyak 43 menjadi 42 pada tahun 2009. Demikian halnya dengan SMK swasta menurun dari sebanyak 43 menjadi 42 pada Tahun 2009. Beberapa indikator pendidikan yang lain adalah pada rerata lama sekolah dimana dari tahun 2007 sampai dengan 2009 telah terjadi. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.20.

(42) penurunan rerata sekolah dimulai tahun 2007 sebesar 7,7 menjadi 7,75 pada tahun 2008, pada tahun 2009 kembali terjadi penurunan menjadi 7,38. ndeks pendidikan seperti yang telah diungkapkan di bagian sebelumnya, terjadi sedikit penurunan dari 76,74 di tahun 2008 menjadi 76,33 di tahun 2009. Turunnya Indeks Pendidikan ini dipengaruhi oleh Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf dimana angka Rata-rata Lama Sekolah sedikit turun dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,75 menjadi 7,38. Gambaran rerata lama sekolah tahun 2007 sampai tahun 2009 di Kabupaten Klaten, selengkapnya sebagaimana pada gambar 2.7. Gambar 2.7. Rerata Lama Sekolah di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam tahun). Sumber : IPM Kabupaten Klaten 2009.. 2. Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, sebagaimana pada kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR): “…tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (IPM Kabupaten Klaten 2009). Pembangunan di. bidang. kesehatan. bertujuan. agar. semua. lapisan. masyarakat. memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Klaten selama ini. Di. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.21.

(43) antaranya dengan memberikan penyuluhan kesehatan agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat, penyediaan berbagai fasilitas umum seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta penyediaan fasilitas air bersih. Salah satu indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). AHH di Kabupaten Klaten tahun 2009 adalah 71,40 tahun, lebih tinggi. dibanding tahun 2008 yang sebesar 71,14 tahun. Angka. harapan hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) dimana pada tahun 2009 ini IMR lebih rendah dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,3/1000 kelahiran hidup menjadi 6,5/1000 kelahiran. hidup.. Angka. ini. menunjukkan. keberhasilan. pemerintah. menekan angka kematian bayi di Kabupaten Klaten. Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga,. mempengaruhi. mortalitas. kematian. ibu melahirkan. merupakan. dalam. masyarakat.. Tingginya. cerminan dari ketidaktahuan. masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan. Gambaran perkembangan UHH di Kabupaten Klaten selama tahun 2007-2009 selengkapanya dapat dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.8. Usia/Angka Harapan Hidup (UHH / AHH) di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam satuan tahun). Sumber : IPM Kabupaten Klaten 2009.. Dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Klaten, tergambar pada tabel berikut.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.22.

(44) Tabel 2.15 Sarana Kesehatan di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 Sarana Kesehatan. 2007. 2008. 2009. (2). (3). (4). 7. 7. 7. (1) - Rumah Sakit - Rumah sakit jiwa. 1. 1. 1. - Puskesmas. 34. 34. 34. - Puskesmas Pembantu. 82. 86. 86. - Rumah Bersalin Swasta. 18. 19. 19. - Balai Pengobatan Swasta. 6. 28. 28. Sumber : Klaten Dalam Angka 2009. Selain jumlah fasilitas kesehatan, kualitas kesehatan juga diukur dari jumlah kematian bayi lahir dan ibu melahirkan. Gambaran beberapa indikator kesehatan di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.16 Jumlah Kelahiran, Kematian Bayi, Ibu Melahirkan dan Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009 Uraian Indikator Kesehatan (1) Jumlah Kelahiran Jumlah Kematian Bayi Jumlah Ibu Melahirkan Jumlah Kematian Ibu maternal. Sumber :. 2007. 2008. 2009. (2). (3). (4). 17.515 253 17.515 23. 18.794 138 18.932 7. 19.334 125 19.459 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Dari tabel di atas Angka Kematian Ibu Bersalin (MMR) turun pada tahun 2009 dibanding tahun 2008, dari sejumlah 7 kematian menjadi 4 kematian. Meskipun demikian, masih adanya kematian ibu bersalin tetap perlu menjadi perhatian, mengingat usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi maupun kematian ibu melahirkan dihadapkan pada kemampuan mengatasi permasalahan status ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas yang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan dan pengetahuan serta status gizi dan pelayanan kesehatan. Status gizi. berkaitan erat dengan perbaikan gizi masyarakat. dengan sasaran: Balita Kekurangan Energi Protein (KEP), Balita Kekurangan Vitamin A (KVA), Ibu hamil KEK, Ibu hamil kekurangan Zat Besi, Penderita GAKY anak Sekolah, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Wanita Usia Subur Anemia. Upaya. pencegahan. dan. pemberantasan. penyakit. menular. langsung dan tidak menular selama ini telah dilakukan dengan berbagai cara. Khusus penyakit menular langsung, meliputi : RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.23.

(45) a. Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru Penemuan penderita kasus baru BTA positif pada tahun 2009 terdapat 249 kasus, angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu BTA positif ada 281 kasus. b. Pemberantasan Penyakit Kusta Pada tahun 2009 diloporkan penderita PB sebanyak 3 orang dan penderita MB sebanyak 10 orang. c. Pemberantasan Penyakit Diare Cakupan penemuan penderita Diare tahun 2009 ditemukan sebanyak 25.363 kasus. Jumlah penderita balita sebanyak 10.669 anak dengan 0,01 % angka kematian (riil terdapat 2 kematian bayi). Sedangkan penyakit infeksi saluran pernafasan atas ditemukan sebanyak 1.374 kasus. Sedangkan penyakit tidak menular adalah banyak diketemukan pada. penyakit-penyakit. degeratif,. antara. lain. hipertensi,. asma. bronchile, PPOK dan decompensatio cordis. Dengan mempertimbangkan berbagai persoalan tersebut diatas maka upaya yang ditempuh pemerintah Kabupaten Klaten dengan melaksanakan Program Jaminan Kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin (Jamkeskin). Pada tahun 2009 dan 2010 tercatat sebanyak 436.488 peserta Jamkeskin dengan rincian 396.488 dibiayai dari dana APBN dan 40.000 dibiayai dari dana APBD Kabupaten.. 3. Pekerjaan Umum Sarana permukiman dimaksudkan sebagai berbagai fasilitas yang ada. dan. dibutuhkan. untuk. mendukung. berlangsungnya. kegiatan. permukiman. Permasalahan yang muncul adalah perlunya pemeliharaan terhadap sarana permukiman yang ada sehingga memperpanjang usia pakai sarana tersebut. Untuk prasarana permukiman perkotaan, kondisi saat ini yang dijumpai adalah masih perlunya peningkatan kualitas prasarana dasar permukiman perkotaan, yang meliputi prasarana jalan lingkungan,. prasarana. drainase. lingkungan,. prasarana. air. bersih. lingkungan, serta prasarana sanitasi lingkungan. Dalam penyediaannya, tidak terlepas dari karakteristik kawasan permukiman yang ada, yaitu kawasan permukiman padat di pusat-pusat perekonomian kota, kawasan permukiman di perbatasan dan kawasan permukiman baru.. RPJM DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2015. II.24.

Referensi

Dokumen terkait

19, Bojongsari, Saw angan, Depok, Jaw a Barat Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Gedung M erah Put ih 2 Jl.. Cinangka

2.1 Merespon makna secara akurat, lancar dan berterima dalam teks lisan fungsional pendek sederhana (misalnya pengumuma n, iklan, undangan dll.) resmi dan tak resmi

Pusat Informasi Iptek yang direncanakan ini merupakan suatu wadah untuk menghimpun, mengolah, dan menyebarkan data serta informasi hasil penelitian, yang dilakukan

Sifat-sifat dari air memiliki pengaruh yang berarti untuk penyediaan air, kualitas air dan teknik pengolahan air (Montgomery, 1985). Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak

Konsumen hanyalah merupakan penonton dalam proses produksi organisasi manufaktur, sementara dalam organisasi jasa sifat kegiatannya mendapat sebutan sebagai “game between persons”,

Pertama dan yang utama penulis memanjatkan puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, karena atas Kehendak-Nya lewat limpahan mukjizat, kasih sayang, serta rahmat yang selalu tercurah

Secanggih apapun perkembangan suatu ilmu, tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya, sehingga ilmu tidak keluar dari esensinya yang bermanfaat bagi kehidupan

Pengambilan Surat Tagihan Biaya Pendidikan (invoice) 1 Surat Tagihan (invoice) 5 menit Membayar invoice di Bank yang ditunjuk 2 Kwitansi Bank 5 hari Penyerahan bukti