SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “
VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI “
(Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa pos)
SKRIPSI
Oleh :
KRISNA STEVERIANO.Y.S
0643010114
YAYASAN KESEJAHTERAAN,PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “ VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI”
(Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos)
Disusun Oleh :
KRISNA. STEVERIANO. YULISSES. S 0643010114
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,
Pembimbing Utama
ZAINAL ABIDIN,S.Sos,M.Si NPT.3 7303 99 01701
Mengetahui D E K A N
SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN”VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI”
(Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos)
Oleh :
KRISNA.STEVERIANO.YULISSES.SCOOT 0643010114
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 1 Desember 2010
PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJI
1. Ketua
Zainal Abidin Achmad, MSi, M. Ed NPT.3 7303 99 01701
Zainal Abidin Achmad, MSi, M. Ed NPT.3 7303 99 01701
Mengetahui, DEKAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul ”Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan ‘Video Porno Ariel, Luna
Maya Dan Cut Tari’ ”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kehidupan menjadi lebih baik.
Skripsi ini merupakan program yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa /
mahasiswi FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah
memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan
dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu keberhasilan dalam penyusunan Skripsi ini, baik secara
moral maupun material, diantaranya :
1. Prof.Dr.Ir. Teguh Soedarto,MP Rsektor Universitas Veteran Jawa Timur
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.sos, MSi, Ketua Program Studi Komunikasi FISIP UPN
“Veteran” Jatim.
4. Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed, Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi
kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
6. Terima kasih ku kepada semua sahabatku The Gimbrut : I Made Swastika,
Rangga Perkasa, Ferdiansyah Yusuf, Kautsar Dimas, Kharisma Abidin, dan
Hary “Monoet’s” Budi. Atas segala dukungan dan kerja samanya selama ini.
Dan tidak lupa kepada sayang ku yang slalu setia menemani dan membantu
pengerjaan skripsiku. I will never done withought her. I love u
7. Terima kasihku kepada teman-teman ku dan sahabatku juga di kontrakan yang
Firdaus, thank’s buat printernya. Terima kasihku juga buat Anggie yang selalu
menghiburku di saat kelelahan.
8. Penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa
moril, spiritual maupun materil dalam penyusunan Skripsi ini. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah membantu
penulis didalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Ilmu
Komunikasi. Penulis juga menyadari jika skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga kritik
serta saran akan sangat membantu dan menjadi masukan yang berharga bagi penulis.
Surabaya, 4 Oktober 2010
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...………... … i
HALAMAN PENGESAHAN………... … ii
KATA PENGANTAR ……… iii
ABTRAKSI ……..………... … iv
DAFTAR ISI ………... … v
DAFTAR TABEL ………... xii
DAFTAR LAMPIRAN………... viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... ... 9
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 9
1.3.1. Tujuan Penelitian... 9
1.3.2. Manfaat Penelitian... ... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 11
2.1.1. Pengertian Sikap ... 11
2.1.2. Teori S-O-R ... 14
2.1.3. Pelajar SMU sebagai Khalayak Pembaca... 16
2.1.5. Video dan Pornografi... 19
2.1.6. Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial ... 21
2.2. Kerangka Berpikir... 23
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel ... ... 28
3.2. Komponen Sikap ...………... ... 29
3.2.1. Sikap Pelajar SMU Surabaya Pasca Pemberitaan “Kasus Video Mesum Ariel Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ……….. …… 31
3.2.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 37
3.2.2.1. Populasi... ... 37
3.2.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... ... 37
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data ... ... 39
3.2.4. Metode Analisis Data... 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42
4.1.1. Gambaran Umum Jawa Pos ... 42
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 48
4.2.1. Kharakteristik Responden ... 49
4.2.1.1. Usia Responden ... 49
4.2.1.2. Pendidikan Responden ... 50
4.2.1.3. Pekerjaan Responden ... 51
Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ... 51
4.3. Sikap Pelajar SMU di Surabaya Tentang “ Video Porno Ariel, Luna
Maya dan Cut Tari” Di Harian Jawa Pos ... 52
4.3.1. Sikap Kognitif ... 53
4.3.1.1. Mengetahui Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya
dan Cut Tari Pada Harian Jawa Pos Dan Mengerti Isi Berita
Tersebut ... 54
4.3.1.2. Mengetahui Tentang Siapa Yang Menyebarkan Video
Porno Tersebut Hingga Menimbulkan Gejolak Di
Masyarakat ………... 55
4.3.1.3. Mengetahui Saat Ini Ariel Dijadikan Tersangka Oleh
Pihak Kepolisian ………. 56
4.3.1.4. Mengetahui Dampak Yang Ditimbulkan Dari Tersebarnya
“Video Porno Ariel” Terhadap Masyarakat Luas ……… 57
4.3.2 Sikap Afektif ………... 58
4.3.2.1 Responden Merasa Tertarik Dengan Pemberitaan Mengenai
“Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” Setelah Mengerti
Dan Menerima Pemberitaan “ Video Porno Ariel, Luna Maya
dan Cut Tari” Di Jawa Pos ……….. 59
4.3.2.2 Responden Merasa Percaya Dengan Pemberitaan Di Media
Jawa Pos Bahwa Pelaku Video Porno Tersebut Adalah
4.3.2.3 Responden Merasa Tertarik Untuk Mencari Video Porno Ariel
Yang Lain Setelah Memperhatikan Dan Mengerti Tentang Apa
Yang Disampaikan Dalam Pemberitaan “ Video Porno Ariel,
Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ………….. 61
4.3.2.4 Responden Merasa Khawatir Dengan Dampak Yang Ditimbul- kan Dari Pemberitaan Mengenai Video Porno Ariel………….. 62
4.3.3 Sikap Konatif ……… 63
4.3.3.1 Pernyataan Responden Akan Mengingatkan Orang Lain Untuk Tidak Mencoba Hal Yang Sama Seperti Ariel Lakukan ……… 64
4.3.3.2 Pernyataan Responden Yang Akan Lebih Berhati-hati Lagi Dalam Menggunakan Telephone Genggamnya (HP) ……….. 65
4.3.3.3 Pernyataan Responden Akan Selalu Mengikuti Perkembangan Pemberitaan Ariel, Luna Maya dan Cut Tari ………. 66
4.3.3.4 Pernyataan Responden Akan Memberitahu Orang Lain Apabila Menemukan Video Porno Ariel Yang Lain ………. 67
4.4 Rekapitulasi Hasil Komponen Sikap (Kognitif, Afektif, dan Konatif) ... 68
4.4.1 Sikap Kognitif ... 68
4.4.2 Sikap Afektif ... 69
4.4.3 Sikap Konatif ... 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 4. Pelajar Yang Pernah tidaknya Membaca Tentang Pemberitaan “Video porno Ariel,
Luna Maya dan Cut Tari” Di Surat Kabar Jawa Pos ...
54
Tabel 5. Sikap Responden Tau dan Mengerti Isi Pemberitaan Video porno Ariel, Luna Maya
dan Cut Tari Pada Harian Jawa Pos ...
56
Tabel 6. Sikap Responden Mengetahui Tentang Siapa Yang Menyebarkan “Video Porno” Tersebut Hingga Menimbulkan Gejolak Di
Masyarakat ………
57
Tabel 7. Sikap Responden Mengetahui Saat Ini Ariel Dijadikan Tersangka Oleh
Pihak Kepolisian ………..……
58
Tabel 8. Sikap Responden Akan Dampak Yang Ditimbulkan Dari Tersebarnya
“Video Porno Ariel" Terhadap Masyarakat Luas ………
59
Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Jawa Pos ……….
60
Tabel 10. Sikap Responden Yang Percaya Bahwa Pelaku Video Porno Tersebut
Adalah Ariel ………....………
61
Tabel 11. Sikap Responden Tentang Ketertarikanya Mencari Video Porno Ariel
Yang Lain ……….
62
Tabel 12. Sikap Responden Merasa Kwatir Akan Dampak Yang ditimbulkan dari Pemberitaan Video Porno ariel di surat Kabar jawa
Pos……….
63
Tabel 13. Sikap Responden Untuk Mengingatkan Orang Lain Agar
Tidak Melakukan Hal Yang Sama Dengan Ariel ………..…………..
64
Tabel 14. Sikap Responden Dengan Adanya Pemberitaan Ini Akan Lebih Berhati-
Hati Dalam Menggunakan(HP) ………..………..
65
Tabel 15. Sikap Responden Akan Terus Mengikuti Perkembangan Pemberitaan Dari Video Porno Ariel …………
……… 66
Tabel 16. Sikap Responden Akan Memberitahu Orang Lain Bila Menemukan Video Porno Ariel
Yang Lain ………..
67
Tabel 20. Sikap Kognitif Responden Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa
Tabel 21. Sikap Afektif Responden Tentang “ Pemberitaan Video
Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ………
69
Tabel 22. Sikap Konatif Responden Tentang Pemberitaan “Video
Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” Di Surat Kabar Jawa Pos ……….
70
Tabel 23. Sikap Keseluruhan Responden Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar
Jawa Pos ……….
ABSTRAKSI
KRISNA STEVERIANO, BEHAVIOR HIGH SCHOOL STUDENT SURABAYA THAT NEWSGIVING“ VIDEO PORN ARIEL LUNA MAYA AND CUT TARI”(Study Deskriptif Behavior high school student Surabaya that news giving Video Porn Ariel Luna Maya dan Cut Tari on Jawa Pos neswpaper)
This reseach meaning to know how far Behavior high school student Surabaya that news giving Video Porn Ariel Luna Maya and Cut Tari on Jawa Pos neswpaper.
Theory for use is, theory behafior, meaning of news giving and theory S-O-R (stimulus organism respon) stimulus is message abought news “Video Porn Ariel Luna Maya and Cut Tari on Jawa Pos neswpaper. Organism is recyver message and respon is behafior high school student Surabaya.
reseach metode for use is metode survey and analys type deskriptif. To know about behafihour, iam use to measure off total score about the all answer off all responden about news giving “video Porn Ariel Luna Maya and Cut Tari on Jawa Pos newspaper”. teqniuqe colleting source about this research is questioner from population high school student Surabaya. And choose 100 people and sample gets from metode multistage cluster sampling with metode analys source make distribusy frequensi.
Product of this research show is that behavior high school, student Surabaya to news giving “video Porno ariel Luna Maya and Cut Tari” on jawa pos newspaper, in kognitif aspek is positive, in afektif aspek is netral, and in konatif aspek is netral
The result of this research is show us that behavior of high school student Surabaya to news giving “video Porno Ariel Luna Maya and Cut Tari” on Jawa pos newspaper is netral. That is, high school student not influence news giving “Video Porno ariel Luna Maya and Cut tari” on jawa pos newspaper. In meaninf of netral on this is that high school student surabaya doesnt change his behavior not yet, they doesn’t concern about that news.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi. Media massa akan menyajikan kegiatan atau peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Sehingga antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling
membutuhkan satu sama lainnya. Berita-berita yang disajikan media massa merupakan
hasil seleksi dari berbagai isu yang berkembang dalam masyarakat. Tidak semua kejadian
atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia ditampilkan oleh media massa.
Media massa berhak untuk menentukan fakta apa yang akan diambil, bagian mana yang
akan ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Hal ini
berkaitan dengan cara pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing-masing
media massa (Sobur, 2002:162).
Perspektif media juga akan menentukan fakta apa yang akan dipilih dan
ditonjolkan. Penonjolan merupakan hasil dari memuat informasi menjadi lebih bermakna.
Realitas yang disajikan secara menonjol oleh wartawan memiliki potensi untuk
diperhatikan dalam mempengaruhi pembaca dalam memahami realitas.
Dalam perkembangan Media massa mempunyai dua pengertian, yakni dalam
pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Media massa dalam pengertian luas
meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, siaran radio dan
televisi. Sedangkan pengertian sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar,
kekurangan dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
informasi. Media massa cetak termasuk didalamnya surat
kabar,majalah dan tabloid sekarang banyak diterbitkan dengan berbagai macam
tema untuk berbagai segmen khalayak ( Effendy,1989 :145 ).
Salah satu bentuk media massa cetak yang saat ini juga mengalami perkembangan yang
sangat cepat adalah surat kabar. Djafar Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini”
menyatakan surat kabar adalah :
Surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita-
berita karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodic dan
dijual untuk umum (Assegaff,1991:140)
Tanpa berita,surat kabar mungkin akan ditinggalkan oleh masyarakat dan
berpaling ke media massa lainnya. Muatan berita di surat kabar sekitar 60-70 persen
(Koesworo, Margontoro, Viko, 1994:72). Surat kabar cukup mudah didapatkan dan
didokumentasikan sebagai referensi pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan
yang sangat penting bagi media cetak Berita-berita yang disajikan media cetak pada
umumnya seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau bahkan
didalam pemerintahan, sehingga masyarakat mengetahui informasi-informasi yang terjadi
dissekitarnya dan didalam pemerintahan. Dalam hal ini dibutuhkan kejujuran dari pihak
pers dalam menyampaikan berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak agar
masyarakat mengetahui kejadian yang sebenarnya (Nurudin, 2003:67).
Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain berasal dari wilayah
nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini disebabkan perkembangan media cetak
berkeinginan mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan
informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual.
Salah satu berita yang akhir-akhir memberi dampak yang luar biasa di
masyarakat kita adalah berita mengenai “ Video Porno ariel peterpan luna maya dan cut
tarii”. Seperti yang kita ketahui memang menjadi fenomena. Berbagai media cetak
maupun elektronik. menjadikan berita ini sebagai headline di medianya masing-masing,
terutama berita mengenai Ariel peterpan luna maya dan cut tari. Bagaimana tidak
menjadi fenomenal, seorang Publik figur memberikan contoh yang tidak baik kepada
khalayak luas dengan merekam kegiatan sexsualnya melalui media handphone yang
akhirnya jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab dan tersebar luas ke dunia
maya.
Awal beredarnya Video Porno ini tepatnya tanggal 4 Juni 2010 Video pertama
kali beredar di internet pemain lelakainya mirip dengan Ariel daan Luna Maya. Hanya
lima hari setelah beredar Video Porno Ariel dan Luna Maya, muncul Video lain dengan
jenis serupa. Pemain lelakinya masih sama mirip dengan Ariel. Sedangkan yang
perempuan kali ini mirip dengan cut tari. Adegan suami istri ini diperkirakan dilakukan di
salah satu apartemen tersebut beredar dalam durasi 8 menit 46 detik Berbeda dengan
versi yang mirip Ariel-Luna, gambar adegan Ariel-Tari lebih jelas. Dan menurut praktisi
multimedia Abimanyu dia menyatakan, 99 persen figur pemeran perempuan tersebut
adalah cut tari. Menurut abimanyu peranti yang digunakan untuk mengambil gambar itu
sama dengan Video versi Ariel-Luna,yaitu handphone tapi, kali ini kualitas gambar
handphone tersebut sangat bagus dan yang jelas Video tersebut diambil dengan sengaja
`Cut Tari menjadi orang pertama di antara tiga pelaku yang berani angkat
bicara Cut Tari membantah bila wanita dalam Video Porno bersama lelaki mirip Ariel itu
adalah dirinya. Cut Tari memamparkan bahwa suami saya tidak percaya klo itu saya. Ibu
saya yang melahirkan saya tidak percaya klo itu saya.dan keluarga saya tidak percaya klo
itu saya (jawa pos 11 juni ). Menurut hasil penyelidikan awal diketahui, tiga Video
Ariel,Luna,dan Cut Tari itu di downloand kali pertama pada 22 Mei 2010 sumber jawa
pos menjelaskan Video tiga artis papan atas itu diungguh secara berantai dengan
memanfaatkan maiiling list dan situs komunitas dewasa (jawa pos 6 juli). Setelah
menjalani beberapa pemeriksaan akhirnya Mabes Polri menetapkan Ariel sebagai
tersangka Video Porno tersebut.
Bertepatan dengan 9 Juli 2010 Mabes Polri membuat pernyataan resmi tentang
status Luna Maya dan Cut Tari itu dikeluarkan oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri
Inspektur Jendral Edward Aritonang. Edward menyebutkan status Luna dan Tari yang
meningkat dari saksi menjadi tersangka mulai kamis (8/7).”setelah menyelidiki serta
menggali keterangan dari para saksi, saksi ahli, dan pengumpulan barang bukti status
mereka resmi menjadi tersangka Luna dan Tari terjerat UU Pornografi dan pasal 282
KUHP tentang perbuatan asusila.(jawa pos 10 juli). Cut tari sempat memberikan
pernyataan minta maaf sehari sebelumnya didampingi dengan sang suami Yusuf Soebrata
dan pengacaranya Hotma Paris Hutapea. Dia meminta maaf kepada presiden republik
indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Kapolri, Kabareskrim, tokoh agama, para orang
tua dan seluruh masyarakat indonesia. ”atas nama pribadi dan keluarga,saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya karena telah membuat keresahan di masyarakat sambil mengusap
Pasca ditetapkan sebagai tersangka Cut Tari mulai sedikit terbuka terhadap
pers.di dampingi suaminya dan pengacaranya Cut Tari memberikan keterangan kepada
wartawan di kawasan Sudirman Center Business District. Tari dulu tidak mengakui klo
perempuan dalam Video porno itu adalah dirinya di karenakan shock. Tari juga
menjelaskan adegan dalam Video tersebut terjadi sekiutar 2006, ketika itu tari sudah
menikah dengan Jusuf Soebrata suaminya pada 9 Januari 2006 memang sempat
berhubungan dekat dengan vokalis band peterpan . namun tari tidak pernah melihat isi
rekaman tersebut. Tari juga meminta agar Ariel dan Luna segera mengakui dan meminta
maaf kepada seluruh rakyat indonesia atas kejadian ini agar semuanya cepat selesai dan
tidak berlarut-larut (13 Juli 2010).
Akhirnya pada tanggal (16/7) tim gabungan Mabes Polri dan Polda Jawa Barat
berhasil mengungkap penyebar pertama Video Porno Nazril Irham atau Ariel. RJ alias
Redjo (Rizal Rezaldi) seorang editor musik kelompok peterpan resmi ditahan penyidik.RJ
memperoleh file itu ketika mengutak-atik laptop Ariel. Dia adalah tenaga teknis editing
lagu di kelompok musik yang Ariel menjadi anggotanya. Hubungan keduanya dekat
saling mengenal dikatakan oleh Irjen Edward Aritonang bahwa RJ sering ditegur Ariel
untuk tidak mengambil data atau mengubah setting laptop pribadinya ”jadi RJ mengambil
file itu tanpa seizin Ariel” RJ datang ke Mabes Polri tanpa paksaan, Jadi berita acara
penangkapanya itu di kantor polisi.sebab,dia tidak ditangkap paksa atau terungkap
tangan.(jawa pos 17 juli).
Berdasarkan konteks di atas, peneliti menempatkan media massa khususnya
media cetak sebagai saluran informasi berita mempunyai peranan penting. Surat khabar
kesadaran masyarakat. Sesuatu yang sebenarnya tidak berarti dapat menjadi berarti
melalui penciptaan data-data yang disajikan media cetak, sekalipun data tersebut hanya
merupakan rekaan imajiner dari sang penulis berita atau sumber berita. Hal seperti ini
sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dihadapi budaya isu dan
intrik, dimana berita dianggap sebagai kenyataan dan kebenaran. Pada intinya berita yang
ada dalam sebuah surat kabar bisa mengarahkan kesadaran masyarakat. ( Winarko,2001:1
)
Peneliti mengambil penelitian sikap Pelajar SMU Jawa pos pasca beredarnya
Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos karena pemberitaan
mengenai Video Porno ini merupakan suatu hal fenomenal yang menimbulkan
kontroversi dan perdebatan dalam masyarakat, hal itu dapat dilihat dari banyaknya protes
keras dan demo yang meluas di berbagai tempat bahkan sampai aksi pencekalan terhadap
ke tiga artis tersebut apabila datang ke kota tanah kelahiran masing-masing. Belum lagi
setelah beredarnya Video Porno ini banyak yang di unduh oleh masyarakat baik dewasa
maupun anak-anak. Para oarang tua banyak yang hawatir dengan merebaknya Video
Porno ini dan pemerintahh juga sangat kesulitan dalam membendung peredaranya karena
sudah sangat meluas di dunia maya. Dan juga meningkatnya tindak kejahatan yang
berhubungan dengan tingkat sexsualitas di masyarakat di karenakan para pelaku biasanya
menonton terlebih dahulu Video Porno khususnya Video Porno Ariel, Luna Maya dan
Cut Tari.(www.detik.com). Salah satu peristiwa kriminal yang muncul akibat keberadaan
sekolah dasar dan SMP di benowo surabaya nekat perkosa bocah SD
(www.portalkriminal.com)
Sikap pelajar SMU pembaca surat kabar Jawa Pos setelah membaca berita
Video Porno Ariel,Luna Maya dan Cut Tari di harian Jawa Pos merupakan bentuk dari
kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi obyek, situasi berupa
pemberitaan tersebut di surat kabar Jawa Pos. Sikap pelajar SMU pembaca surat kabar
Jawa Pos dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif.
Sikap yang dimaksud adalah bagaimana respon pelajar SMU pembaca surat
kabar jawa pos yang berusia 17 tahun keatas setelah membaca berita mengenai Video
Porno Ariel Luna dan Cut Tari. Sedangkan alasan peneliti menggunakan surat kabar
Jawa Pos, karena surat kabar Jawa Pos merupakan satu-satunya media cetak di Surabaya
yang paling intens memberitakan pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,Luna dan
Cut Tari ini dan selalu menjadikan pemberitaan ini sebagai headline surat kabar jawa
pos, yaitu sebanyak 17 pemberitaan.
Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMU pembaca surat kabar Jawa
Pos yang berusia 17 tahun keatas dan yang membaca berita Video Porno Ariel,Luna dan
Cut Tari di surat kabar Jawa pos. Peneliti memilih responden pembaca Jawa Pos yang
berusia 17 tahun keatas. Dengan alasan pada usia ini seseorang telah memiliki
kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan
ditunjang dengan sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga
Dan alasan peneliti memilih pelajar SMU Surabaya sebagai bahan kajian
penelitian ini adalah dikarenakan maraknya kasus kriminal yang merebak di masyarakat
khususnya kasus pemerkosaan anak-anak di bawah umur setelah menonton video porno
Ariel ini. (www.portalkriminal.com) sumber data pendukung.
Sedangkan peneliti menggunakan kota Surabaya sebagai objek penelitian
karena kota Surabaya merupakan kota metropolitan yang memiliki sumber informasi
berita yang luas, disamping itu kota Surabaya dipilih karena jumlah pembaca surat kabar
Jawa Pos paling tinggi yaitu berada di kota Surabaya, yaitu sebanyak 90,235 eksemplar
per hari.
Dan Surabaya sebagai kota ke dua terbesar setelah Jakarta dengan penduduknya
yang memiliki berbagai macam latar belakang dan perbedaan dalam hal ekonomi,
budaya, pendidikan, dan tingkatan sosial memiliki sikap yang berbeda-beda dalam
menanggapi fenomena Video Porno Ariel,Luna dan Cut Tari. Atas dasar itulah, dalam
hal ini media massa khususnya media cetak surat kabar Jawa Pos memberitakan
mengenai ” Video Porno Ariel, Luna dan Cut Tari ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah sikap Pelajar SMU
Surabaya terhadap pemberitaan Video Porno Ariel, Luna dan Cut Tari di surat kabar
Jawa Pos.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sikap pelajar SMU Surabaya yang
berusia 17 tahun keatas terhadap pemberitaan Video Porno ariel,Luna dan Cut Tari di
surat kabar Jawa Pos.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian sikap pelajar SMU Surabaya terhadap
pemberitaan Video Porno Ariel,Luna dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, diharapkan
dapat :
1. Secara teoritis
Bagi kepentingan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efek
apa yang dihasilkan dari pembaca Jawa Pos dari pasca pemberitaan mengenai
Video Porno Ariel Luna dan Cut Tari dan penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan referensi penelitian komunikasi
selanjutnya.
2. Secara praktis
Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan masukan bagian surat kabar dalam
rangka penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan sikap Pelajar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang
menyenangkan atau normal terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sikap
relatif menetap, berbagai study menunjukan bahwa sikap kelompok cenderung
dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. ( Rahmat,2001:33 )
Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah-masalah yang
mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul
dari reaksi individu. Respon yang terjadi sangat evaluatif, berarti bentuk respon yang
dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang
memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik, buruk, positif dan
negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian
mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. ( Rahmat,2001:40 )
Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar. Dengan
adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan
pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya ( pendidikan, komunikasi, dan lain
sebagainya ) untuk mengubah sikap seseorang.( Rahmat,2001:42 )
Pada hakekatnya,sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,
dimana komponen-komponen tersebut ada 3 yaitu :
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi, keyakinan
dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Komponen ini
berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalistis dan logika.
Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan
baik atau tidak baik terhadap lingkungannya.
2. Komponen afektif
Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa
senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan
nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang dimiliki.
3. Komponen konatif
Komponen yang merupakan kecenderungn seseorang bertindak terhadap
lingkungan dengan ramah, sopan, bermusuhan, menentang, melaksanakan dengan
baik dan lain sebagainya. ( Gito Sudarmo, 2004 : 24-25 )
Dari penjelasan diatas jika dikaitkan dengan tujuan komunikasi yang penting
ialah bagaimana caranya agar suatu pesan (isi, content) yang disampaikan komunikator
itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan, maka tedapat hubungan
yaitu antara sikap dan dampak yang dihasilkan dari media televisi pada isi pesan yang
disampaikan komunikator kepada komunikan, adapun dampak yang dapat
diklasifikasikan menurut kadarnya berikut:
Efek kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang
menjadi tahu. Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Efek Afektif
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya
komunikan tahu, tetapi juga hatinya.
c. Efek Konatif
Efek konatif merujuk pada behavioural atau perilaku nyata yang dapat diamati,
yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. (Rakhmat,
2005:219).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi
perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator
dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi yang dilakukan antara
komunikator ”gagal” maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan.
Dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan sikap positif, netral, atau negatif
dengan melihat jumlah skor yakni sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju
(S), dan sangat setuju (SS). Dengan demikian, dapat dipertegas bahwa untuk
mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek komunikasi.
2.1.2. Teori S-O-R
Teori S-O-R berasal dari psikologi, dan dengan perkembangan komunikasi,
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen perilaku, sikap, opini, kognisi,
afeksi, dan konasi. Efek akan muncul dari reaksi khusus terhadap stimulus khusus,
sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikan. Unsur-unsur yang terdapat dalam model ini adalah : Stimulus
(pesan), Organisme (komunikan), Respon (Efek) (Effendy, 2000 : 254). Unsur-unsur
dalam model ini meliputi :
a. Pesan (stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda atau lambang.
b. Komunikan (organisme), merupakan keadaan komunikan di saat menerima pesan.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi, dan
komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator.
Perhatian di sini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan
yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya komunikan mencoba
untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan komunikator.
c. Efek (respon), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi
adalah perubahan sikap, yaitu sikap afektif, kognitif, dan konatif (Effendy,
2000:255).
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi
pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat
Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari
isi pesan yang ditampilkan.
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa perhatian, pengertian
dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa efek maka sangat tepat jika peneliti
menggunakan teori O-R untuk dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori
S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )
Menurut gambar ini model di atas menunjukan bahwa stimulus atau pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa ” Pemberitaan Video Porno
Ariel Luna Maya dan Cut Tari ” di Jawa Pos. Mungkin diterima atau mungkin saja terjadi
penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan
yang disampaikan, maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut
mengerti dari pesan yang yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan
diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses
komunikasi. ( Effendy, 2003:256 )
Dinamika masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi atau berita di
media massa jelas menentukan seberapa jauh media massa tersebut dalam hal ini adalah
media massa cetak ( surat kabar ) itu mempunyai dampak yang menyentuh di kehidupan
masyarakat. Dampak tersebut meliputi aspek kepribadian khalayak secara emosional,
intelektual maupun sosial, setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak
tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Masyarakat di sini adalah masyarakat yang menjadi pembaca dari media massa
cetak ( surat kabar ) yang bersangkutan di mana pembaca tersebut heterogen, anonim,
dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari semua lapisan sosial dalam sosiologi
komunikasi massa. ( Sutaryo, 2005:114 )
Masyarakat Surabaya di sini merupakan khalayak sasaran ( target audience ).
Khalayak masyarakat sasaran dalam penelitian ini dilakukan pada responden yang
berusia 17 tahun keatas. Dengan alasan pada usia ini seseorang telah memiliki
kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan
ditunjang dengan sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga
dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004 : 66)
2.1.4. Pengertian Berita
Dean M.Lyle Spencer dalm bukunya yang berjudul News Writings, yang
kemudian dikutip oleh George Fox Mott ( News survey Journalism ), menyatakan bahwa
:
” Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”
” Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”
Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata-kata seperti fakta, akurat, ide, tepat
waktu, menarik, penting,opini dan sejumlah pembaca merupakan hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian. Dengan demikian disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta,
ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar
pembaca, pendengar, penonton. ( Muda, 2003:22 )
Sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau ditonton. Jika
berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Nilai
berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan seperti berikut:
a. Timeliness
Timeliness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang akan
disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat
pemirsa atau pembaca.
b. Proximity
Proximity artinya kedekatan. Kedekatan di sini maknanya sangat bervariasi
yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian, ras, profesi,
kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan terkait lainnya.
c. Prominence
Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu
d. Consequence
Consequence artinya konsekuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu, segala
tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat
berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan
berita yang menarik
e. Conflict
Conflict ( konflik ) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik
adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan
dengan peristiwa kehidupan.
f. Development
Development ( pembangunan ) merupakan materi berita yang cukup menarik
apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik.
g. Disaster and crimes
Disaster ( bencana ) dan crimes ( kriminal ) adalah 2 peristiwa berita yang
pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa dan penonton.
h. Weather
Weather ( cuaca ) di Indonesia atau di negara-negara yang berada di sepanjang
garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu.
i. Sport
Berita olah raga sudah lama daya tariknya
Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih,
dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa dari segi human interest. (
Muda, 2003 : 29-39 )
2.1.5. Video dan Pornografi
Video sendiri merupakan sebuah format MPEG yang ditemukan pada era tahun
90-an.berbagai tayangan Video dan film bisa dikonversi menjadi format digital dengan
cepat dan disebarkan dalam bentuk kepingan CD.lalu lahirlah teknologi Video CD player
dengan cakram putar yang disebut VCD
Pornografi didefinisikan di dalam islam sudah jelas bahwa ukuran yang dipakai
adalah masalah aurat, cara berbicara, berpikir, dan segala hal yang berkaitan erat dengan
hal yang dilarang agama. pornografi adalah substansi dalam media massa atau alat
komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan tentang seks, cabul atau erotika.
Biasanya aksi porno digambarkan dengan lukisan atau gambar yang kemudian
dikonsumsi publik lewat media cetak. Sedangkan pornoaksi adalah perbuatan, sikap,
perilaku, gerakan tubuh ataupun suara yang erotis dan sensual, baik yang dilakukan
dengan sengaja ataupun tidak sengaja, secara perseorangan atau berkelompok.
Meski tidak sepenuhnya disebabkan oleh media massa, namun suguhan berita
serta tayangan yang mengusung tema seksualitas berikut derivasinya secara tak langsung
telah memantik imajinasi publik (sony set :13-14)
Dr. Bryant berkomentar, ”pornografi dapat menghilangkan nilai moral dalam
individu.Mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri individu. Mengakibatkan
melupakan ikatan pernikahan. Pornografi membentuk jiwa hedoisme, membuat segalanya
boleh dilakukan.
Konteks porno sendiri ketika dikonsepkan dalam sebuah batasan yang menjadi
ukuran bersama untuk menjelaskan sebuah fenomena porno, baik itu pornografi,
pornoaksi, pornosuara, pornoteks maupun pornomedia, merupakan sebuah konsep yang
bergerak cepat dari waktu ke waktu, bahkan seirama
dengan perkembangan dan perubahan sosial masyarakat, konteks dan defenisi porno
lebih banyak berada pada wilayahanomali dan krisis (menggunakan istilah Kuhn), dari
pada berada pada wilayah order. Wacana megenai konteks dan
defenisi porno selalu memiliki jarak waktu dan generasi yang panjang. Wacana konteks
selalu meninggalkan wacana
defenisi, begitu pula generasi muda meninggalkan konsep-konsep generasi tua, karena
perubahan sosial yang cepat.Wacana konteks dan defenisi yang berjarak, juga memberi
pengaruh terhadap sikap dan perilaku orang terhadap fenomena porno. Sikap dan perilaku
juga selalu berjarak ketika kedua wilayah (manusia) ini dihadapkan pada fenomenaporno.
Pada tataran sikap orang belum tentu menerima porno begitu pula pada tataran perilaku
belum tentu orang melakukan tindakan-tindakan porno. Dengan kata lain, antara sikap
dan perilaku ada perbedaan yang menyangkut polatindakan orang pada fenomena porno.
Jadi substansi pengaturan dari defenisi porno ini menyinggung hak-hak pribadi
seseorang, sedangkan hak-hak itu sendiri adalah kebutuhan mendasar setiap orang dalam
masyarakat, sehingga tidak pantas apabila ada sekelompok orang atau negara yang
sementara ia sendiri bagian dari distribusi itu yang ikut juga menikmati porno. (Burhan
Bungin, erotica media massa 2001)
2.1.6. Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial
Menegakkan nilai-nilai demokrasi, memperjuangkan keadilan dan kebenaran
serta hak-hak asasi manusia merupakan contoh idealisme yang harus senantiasa
diperjuangkan oleh pers. Idealisme yang melekat pada pers harus dijabarkan dalam
pelaksanaan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial
yang konstuktif dengan menyalurkan segala aspirasi masyarakat. ( Sumardiria, 2005:46 ).
Sementara ( Sumandiria, 2005:32-35 ) dalam Jurnalistik Indonesia menunjukan 5 fungsi
pers yaitu :
1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang aktual, akurat, faktual
dan bermanfaat.
2. Fungsi Edukasi, makhsudnya di sini informasi yang disebarluaskan pers
hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus mau
dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.
3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana
hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan
masyarakat.
4. Fungsi Kontrol sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas
pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalak ketika melihat
5. Fungsi Mediasi, dengan fungsi mediasi pers mampu menjadi fasilitator atau
mediator menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain. Peristiwa yang
satu dengan peristiwa lain, atau orang yang satu dengan yang lain.
Kontrol sosial menurut J.S Roucek dalam pengendalian sosial (1987 : 2 ),
adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak yang mana individu diajarkan
atau dipaksa untuk menerima cara-cara dan nilai kehidupan kelompok.
Dari definisi ini menonjol sifat kolektif dan usaha kelompok untuk
mempengaruhi individu agar tidak menyimpang dari apa yang oleh kelompok dinilai
sangat baik. Dalam hubungan ini individu bahkan dapat dipaksa untuk perlu bertindak
bertentangan dengan keinginannya untuk mengikuti nilai-nilai yang benar menurut
kepentingan bersama.
Sedangkan pengertian lain dari kontrol sosial ( Susanto, 2000:115 ) adalah
tekanan mental setiap individu dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian
kelompok. Dalam hal ini sebenarnya kontrol sosial bertujuan:
1. Menyadarkan individu tentang apa yang sedang dilakukannya
2. Mengadakan himbauan kepada individu untuk mengubah sikap diri
3. Perubahan sikap yang kemudian diusahakan untuk menjadi norma baru
( Susanto, 2000:116 )
2.2. Kerangka Berpikir
Ariel yang kini menjadi tersangka dalam Video porno yang beberapa waktu
lalu sempat menggunjang media nasional bahkan mendunia, dimana Video itu sendiri
beredar lagi Video Ariel dan Cut Tari. Karena begitu besarnya arus media yang
memberitakan Ariel tempo hari, khususnya semula Video yang dibintangi Ariel tersebut
cuma sebatas dugaan karena pelakon Video itu sendiri mirip dengan pentolan band
Peterpen tersebut, dan kini memang sudah dipastikan bahwa Video itu memang
dibintangi oleh Ariel. Atas penetapan Ariel sebagai pemeran dalam Video porno yang
sempat menghebohkan itu, status Ariel kini telah berubah menjadi tersangka. Selain
menjadi tersangka dalam Video Porno, Ariel ditahan pula oleh pihak Polisi.Ariel sudah
jadi tersangka dan ditahan. Ia dijerat melakukan tindakan pornografi.
masyarakat Indonesia sudah cerdas secara spiritual dan emosional, mengingat
bangsa ini tertinggal dari bangsa-bangsa kecil lain seperti Malaysia, Vietnam, Singapura,
dan Kaboja. Masyarakat kebanyakan mengeluh atas maraknya tradisi korupsi,
pengerusakan lingkungan hidup yang menyebabkan bencana banjir, tanpa melakukan
gerakan apa-apa.Dalam teori modern, muncul pengembangan kecerdasan spiritual dan
emosional. Jika kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional dikembangkan secara
bersama-sama dalam setiap diri seseorang, kemungkinan besar bangsa ini lebih tangguh
dalam persaingan global.
Dalam hal ini, banyaknya masyarakat yang belum sadar akan bagaimana
dampak kegiatan yang mereka lakukan bila kegiatan itu menyimpang dan terendus oleh
media dan di ketahui oleh masyarakat. Bahkan sosok seorang publik figur yang
seharusnya mampu memberikan contoh yang baik di masyarakat,agar segala yang di
lakukan publik figur kegiatan yang baik dapat ditiru oleh masyarakat, namun malah
berbuat hal yang tidak senonoh dengan merekam kegiatan sexualnya yang pada akhirnya
kalangan muda-mudi indonesia. ini menunjukkan di masyarakat kita masih banyak
kekurangan baik dalam hal keimanan maupun ilmu pengetahuan. Akibatnya masyarakat
lebih suka memilih melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak benar namun
dianggapnya benarr seolah itu semua jalan pintas dari semua permasalahan yang mereka
punya..
Surabaya sebagai kota ke dua terbesar setelah Jakarta dengan penduduknya
yang memiliki berbagai macam latar belakang dan perbedaan dalam hal ekonomi,
budaya, pendidikan, dan tingkatan sosial memiliki sikap yang berbeda-beda dalam
menanggapi fenomena Video Porno Luna Maya dan Cut Tari. Atas dasar itulah, dalam
hal ini media massa khususnya media cetak surat kabar Jawa Pos memberitakan
mengenai ” Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari ”. Surat kabar Jawa Pos
merupakan satu-satunya media cetak di Surabaya yang paling intens memberitakan
pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari dan selalu
menjadikan pemberitaan ini sebagai headline surat kabar mereka, yaitu sebanyak 17
pemberitaan.
Hal ini sesuai dengan fungsi pers yaitu sebagai mediasi dan penyebar informasi
yang obyektif dan edukatif, selain itu juga melakukan kontrol sosial yang konstruktif
menyalurkan aspirasi masyarakat, meluaskan komunikasi dan peran serta positif bagi
masyarakat. ( Sumadiria, 2005:35 )
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Response. Stimulus sendiri
berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.
Komunikator memberikan pasan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan.
komunikator. Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun gambar,
kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi
yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak
atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (
Rahmat, 2005:35 ). Dan definisi dari efek kognisi tersebut adalah perubahan
pengetahuan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi
pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat
atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu.
Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari
isi pesan yang ditampilkan.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap pelajar SMU Surabaya karena
stimuli dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian, dan penerimaan
dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Selanjutnya setelah menerima
Gambar 2 : Bagan kerangka berpikir Sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos tentang
Pemberitaan” Video
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Adapun pengertian dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan
situasi atau peristiwa (Rakhmat, 2002 : 24). Metode deskriptif bertujuan melukiskan
secara sistematis fakta ataupun karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat
(Rakhmat, 2002 : 22). Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang
kongkrit (tangible) dan terukur (Ruslan, 2003 : 28).
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional di sini dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari
variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai
kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang terjadi pada pembaca Jawa pos yang
berusia 17 tahun keatas yang menjadi obyek penelitian itu kemudian menarik ke
permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi , situasi ataupun variabel
tertentu (Bungin, 2001 : 48). Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap pelajar
SMU pembaca tentang pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari
di surat kabar Jawa Pos. untuk lebih mudah pengukurannya, maka dapat dioperasionalkan
sebagai berikut :
3.2. Komponen Sikap
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Jawa Pos merupakan bentuk dari
kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi obyek, situasi berupa
pemberitaan tersebut di surat kabar Jawa Pos. Sikap pembaca surat kabar Jawa Pos
dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif.
1. Komponen kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap dalam hal ini adalah sikap
Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan seputar Video Porno
Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari, yaitu
a. Mengetahui pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan
Cut Tari.
b. Mengetahui siapa-siapa saja pelaku yang menyebarkan Video Porno
tersebut sehingga menimbulkan gejolak di masyakat lewat pemberitaan
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos.
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan Video Porno ini setelah membaca
dan memahami pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari
di Surat Kabar Jawa Pos.
2. Komponen afektif yaitu berhubungan dengan perasaan seperti khawatir,
ketakutan dan kecemasan seseorang mengenai obyek sikap dalam hal ini
adalah sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan Video Porno
a. Merasa tertarik dengan pemberitaan mengenai ”Video Porno Ariel, Luna
Maya, dan Cut Tari” setelah membaca dan memahami pemberitaan
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
b. Merasa percaya bahwa pelakunya adalah artis (publik Figur) yang menjadi
idola banyak kalangan masyarakat setelah membaca dan memahami
pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di
Surat Kabar Jawa Pos.
c. Merasa tertarik untuk mencoba merekam kegiatan sexual dan melakukan
kegiatan sexual di luar ketentuan yang ada setelah membaca dan
memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan
Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
d. Merasa khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan .
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
3. Komponen konatif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau perilaku
seseorang tentang pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut
Tari di Surat Kabar Jawa Pos, yaitu :
a. Adanya kecenderungan responden untuk mengingatkan orang lain untuk
tidak mencoba melaukuakn hal yang sama seperti artis tersebut setelah
membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut
b. Adanya kecenderungan responden untuk berusaha lebih berhati-hati
menggunakan perangkat telephone gengamnya setelah membaca
pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
c. Adanya kecenderungan responden untuk memberitahu apabila
menemukan Video porno ke tiga artis tersebut setelah membaca
pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
d. Adanya kecenderungan responden untuk selalu mengikuti perkembangan
pasca pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari
3.2.1. Sikap Pelajar SMU surabaya Pasca Pemberitaan “ Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos .
Sikap adalah kecenderungan untuk memberikan reaksi yang
menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu obyek atau sebuah
kumpulan obyek. Sikap relatif menetap, berbagai studi menunjukan bahwa sikap
kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. ( Rahmat,
2001:39 ).
Sikap pelajar SMU Surabaya pembaca surat kabar Surya setelah membaca
berita Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di harian Jawa Pos
merupakan bentuk dari kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi
SMU pembaca surat kabar Jawa Pos dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu komponen
kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
1. Komponen kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap dalam
hal ini adalah sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca
pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di
harian Jawa Pos
a. Mengetahui pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,
Luna Maya dan Cut Tari.
b. Mengetahui siapa-siapa saja pelaku yang menyebarkan
Video Porno tersebut sehingga menimbulkan gejolak di
masyakat lewat pemberitaan Video Porno Ariel, Luna
Maya dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos.
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan Video Porno ini
setelah membaca dan memahami pemberitaan Video
Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa
Pos.
2. Komponen afektif yaitu berhubungan dengan perasaan seperti
khawatir, ketakutan dan kecemasan seseorang mengenai obyek
pasca pemberitaan. Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari
di surat kabar Jawa Pos, yaitu :
a. Merasa tertarik dengan pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,
Luna Maya, dan Cut Tari setelah membaca dan memahami
pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat
Kabar Jawa Pos.
b. Merasa percaya bahwa pelakunya adalah artis (publik Figur) yang
menjadi idola banyak kalangan masyarakat setelah membaca dan
memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan
Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
c. Merasa tertarik untuk mencoba merekam kegiatan sexual dan
melakukan kegiatan sexual di luar ketentuan yang ada setelah
membaca dan memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,
Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
d. Merasa khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan.
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
2. Komponen konatif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau perilaku
seseorang tentang pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut
b) Adanya kecenderungan responden untuk mengingatkan orang lain
untuk tidak mencoba melaukuakn hal yang sama seperti artis tersebut setelah
membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
c) Adanya kecenderungan responden untuk lebih berhati-hati
menggunakan perangkat telephone gengamnya setelah membaca pemberitaan
mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
d) Adanya kecenderungan responden untuk memberitahu apabila
menemukan Video porno ke tiga artis tersebut setelah membaca pemberitaan
mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
e) Adanya kecenderungan responden untuk selalu mengikuti
perkembangan pasca pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari
Untuk mengetahui sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos tentang pemberitaan
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, diukur dengan
alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk mengukur komponen kognitif,
afektif, dan konatif dinyatakan dalam jumlah skor. Yaitu :
Sangat setuju (SS) = skor 4
Setuju (S) = skor 3
Tidak Setuju (TS) = skor 2
Pilihan jawaban hanya di golongkan menjadi 4 kategori jawaban dengan
meniadakan jawaban “ragu-ragu” ( undecided ), alasannya menurut Hadi ( 1986:20)
adalah sebagai berikut :
a) Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum bisa memberikan
jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda
instrument
f) Tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak
diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah ( central tendency ),
terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
g) Disediakannya jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data
penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring
responden.
Maka selanjutnya batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pernyataan
di atas yang akan dijawab yaitu dengan menggunakan rumus :
Interval = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah Jenjang yang diinginkan
Keterangan :
Interval : Berdasarkan dari setiap tingkatan
Skor tertinggi : Perkalian antara skor tertinggi dengan jumlah item
Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item
pertanyaan
Maka interval penelitian ini adalah :
(4x 4 ) – ( 4 x 1 ) ( 16 )-( 4 ) 12 Interval = 3 = 3 = 3 = 4
Positif = 12 - 16
Netral = 8 - 11
Negatif = 4 - 7
Sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan Video Porno Ariel,
Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos di kategorikan ke dalam 3 kategori
yaitu positif, negatif , netral. Dikatakan positif jika pembaca Jawa Pos tersebut
melakukan sikap mendukung yang berhubungan dengan informasi dalam pemberitaan “
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di surat kabar Jawa Pos. Sementara
dikatakan negatif jika pembaca Jawa Pos tersebut menyatakan tidak setuju atau tidak
mendukung terhadap pemberitaan “ Video Mesusm Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di
surat kabar Jawa Pos. Dan dikatakan netral jika pembaca Jawa Pos tersebut cenderung
tidak mengalami perubahan sikap atau tidak memberikan pandapatnya tentang
pemberitaan “ Video Mesusm Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di surat kabar Jawa Pos.
3.2.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pelajar SMU Surabaya yang
berusia 17 tahun keatas yang membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,
Luna Maya, dan Cut Tari di Surat kabar Jawa Pos. Dengan alasan pada usia ini
seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam
menganalisa sebuah berita dan ditunjang dengan sikap pandangan yang realistis
terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo,
2004 : 66)
Disisi lain kota Surabaya dipilih sebagai populasi karena jumlah pembaca surat
kabar Jawa Pos paling tinggi yaitu berada di kota Surabaya, yaitu sebanyak 90,235
eksemplar per hari. Jumlah populasi masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun keatas
adalah sebanyak 2,013,405 jiwa. (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, 2007)
3.2.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling, yaitu
Purposive Sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak menggunakan teori probability, artinya tidak memberikan peluang ( kesempatan )
yang sama baik setiap unsur-unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Sedangkan Purposive Sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan
tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karateristik populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Persyaratan tersebut adalah responden yang termasuk dalam
pembaca Jawa Pos di kota Surabaya yang membaca pemberitaan Video Porno Ariel,
Luna Maya, dan Cut Tari di harian Jawa Pos. Dalam penelitian ini jumlah populasi
Laki-laki : 989,164 Orang
Perempuan : 1,024,241 Orang
Jumlah : 2,013,405 Orang
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan peneliti, diperoleh data masyarakat
Surabaya yang berusia 17 tahun keatas. Dari data tersebut diperoleh penghitungan
sebagai berikut :
Untuk mencari jumlah atau nilai sampel, maka digunakan rumus Yamane
(Rahmat, 2001 : 82) sebagai berikut :
N n= ________
N (d²)+1
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi (presisi derajat ketelitian =0,1)
Menggunakan rumus diatas sebagai berikut :
2,013,405 n= _____________
2,013,405.(0.1²)+1
2,013,405 n= _____________
20,134.05
jadi didapatkan sampel yang diambil di kota Surabaya sebanyak 100 orang
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud
data primer adalah data yang diperoleh dari responden yang diminta memberikan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Sementara data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku penunjang dan lembaga
pemerintahan ( Suyanto, 2005:55 ).
Peneliti akan mendampingi responden selama melakukan kegiatan pengisian
kuisioner. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan munculnya pertanyaan
dari responden yang tidak memahami kata-kata, arti dan maksud dari pertanyaan
kuesioner.
3.2.4. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, kemudian dimasukkan ke
dalam tabulasi data yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel frekuensi. Berdasarkan
tabel frekuensi tersebut, data kemudian dianalisis secara deskriptif, sehingga didapatkan
suatu hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan analisis. Dalam penelitian ini data yang
akan diolah dengan tahap-tahap :
a. Editing atau Seleksi Angket, yaitu data yang digunakan untuk mencapai
hasil analisa yang baik. Data yang salah disisihkan atau tidak
b. Coding yaitu pemberian tanda atau kode agar mudah memberikan
jawaban.
c. Tabulating yaitu menggolongkan data dalam tabel, data-data yang ada
dapat dihubungkan dengan pengurangan terhadap variabel-variabel yang
ada (Rahmat, 2002:134)
Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus:
F
P= X 100
N
Keterangan :
P = Presentase Responden
F = Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh presentase yang
diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Jawa Pos
Surat kabar Jawa Pos pertama kali diterbitkan pada 1 Juli 1949 oleh suatu
perusahaan PT. Java Pos Concern Ltd, yang bertempat di jalan Kembang Jepun 166-169.
Perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka yang bernama The Cun
Sen alias Soesono Tedjo pada 1 Juli 1949. Soesono Tedjo merupakanperintis berdirinya
Jawa Pos ini. Pada mulanya dia yang bertugas mengubungi surat kabar, ternyata
menguntungkan, maka ia pun mendirikan perusahaan surat kabar dengan nama Java Pos
pada 1 juli 1949. Harian Jawa Pos saat itu dikenal sebagai harian Melayu Tionghoa.
Pemimpin redaksi pertamanya adalah Goh Tjing Hok. Selanjutnya 1951 pemimpin
redaksi adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang yang republikien tak
Pada saat The Cun Sen dikenal sebagai raja Koran karena memiliki surat kabar
yang diterbitkan dalam tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang berbahasa Indonesia
bernama Java Post. Sedangkan De Vrijie Pers adalah surat kabar yang terbit dengan
menggunakan bahasa Belanda.
Surat kabar yang De Vrijie Pers awalnya dimiliki oleh Vit Geres Maatschahppij.
De Vrijie Pers beralokasi di jalan Kaliasin 52 Surabaya, tetapi selanjutnya dibeli oleh PT.
Java Post Concern Ltd, pada April 1954. Pada bulan dan tahun yang sama Java Post
dicetak dipercetakan Agil jalan K.H. Mansyur Surabaya.
Pada 1962, harian De Vrijie Pers dilarang terbit oleh pemerintahan Republik
Indonesiasehubungan dengan peristiwa Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari
tangan Belanda. Sebagai gantinya diterbitkan surat kabar harian yang berbahasa Inggris
dengan nama Daily News. Meskipun akhirnya harian ini dihentikan penerbitannya karena
minimnya pemasangan iklan pada tahun 1981.
Pada awal terbitnya, Java Post memiliki ciri umum terbit pagi hari dengan
menampilkan berita-berita umum. Terbitnya Java Post dicetak di Percetakan Agil jalan
K.H. Mansyur Surabaya dengan oplah 1.000 eksemplar. Pada 1 April 1954, Java Post
dicetak di percetakan De Vrijie Pers jalan Kaliasin 52 Surabaya. Dari tahun ke tahun
oplah Java Post mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 1954-1957 oplah sebesar
4.000 eksemplar. Tahun 1958 Java Post berganti ejaan menjadi DJawa Post, ejaan lebih
disempurnakan dengan nama Jawa Post.
Saat itu perkembangan Jawa Pos semakin membaik dengan oplah pada tahun
1971-1981 menjadi 10.000 eksemplar dan lebih parah lagi pada tahun 1982 oplah Jawa