PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR MATEMATIKA
SISWAPADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMPKATOLIK TRISAKTI II MEDANT.A. 2014/2015
Oleh:
Novi Tari Simbolon 4102111022
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Perbandingan di
Kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015” ini disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Drs. W. L. Sihombing, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal
penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, Ibu Dra. N.
Manurung, dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, yang telah memberikan
masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor
UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA
UNIMED, dan Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. G. Sinaga, selaku
Kepala Sekolah dan Ibu P. Sihombing, S.Pd selaku guru mata pelajaran di SMP
Katolik Trisakti II Medan yang telah membantu selama penelitian. Teristimewa
penulis sampaikan terima kasih kepada yang terkasih Ayahanda Alm.Lassen
Simbolon dan Ibunda Rukiah Dahlia Malau yang setia berdoa dan memberikan
v
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Kepada yang terkasih abang
Maron Simbolon, Midon Simbolon, Thomson Simbolon, Johan Simbolon, dan
Dedi Simbolon, kakak Lasma Simbolon dan Nova Simbolon terima kasih atas
jasa, doa, dan semangat yang kalian selalu berikan, saya bersyukur memiliki
saudara sehebat kalian. Kepada yang terkasih Eka Kartika Silalahi, Lusi Sitinjak,
Gustiawan, yang selalu memberi semangat dan menjadi teman berbagi suka dan
duka selama ini khususnya dalam pengerjaan skripsi ini.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Anita, Asri Sihotang, Astika
Hutagaol, Bethesda Butar-butar, Efra Sinaga, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir,
Sefta A.P Hutauruk dan semua rekan seperjuangan di Kelas Matematika Reguler
A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga
penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa,
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.
Medan, 2015
Penulis,
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP KATOLIK TRISAKTI II MEDAN T.A. 2014/2015
Novi Tari Simbolon (4102111022) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan meningkat dengan model pembelajaran berbasis masalah di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 28 siswa kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan dengan model pembelajaran berbasis masalah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes.
Pada pemberian tindakan siklus I diperoleh bahwa kategori proses pembelajaran berbasis masalah pada materi perbandingan termasuk rendah. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil pengamatan sebesar 2,61 dan pada siklus II diperoleh rata-rata hasil pengamatan sebesar 3,12.
Dari tindakan I, melalui pemberian tes hasil belajar I diperoleh 17 siswa (60,71%) dari 28 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (kriteria nilai 2,66 atau tingkat kemampuan minimal B-) sedangkan 11 siswa (39,29%) belum tuntas. Setelah tindakan II, melalui pemberian tes hasil belajar II diperoleh 24 siswa (85,71%) dari 28 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (kriteria nilai 2,66 atau tingkat kemampuan minimal B-) sedangkan 4 siswa (14,29%) belum tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 25%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal (85%) maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.
vi
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
2.1.5.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 16
2.1.6 Materi Pelajaran 26
2.1.6.1 Perbandingan 26
vii
2.1.6.3 Perbandingan Berbalik Nilai 28
2.2 Penelitian yang Relevan 29
2.3 Kerangka Konseptual 30
2.4 Hipotesis Tindakan 31
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 32
3.2.1 Subjek Penelitian 32
3.6 Teknik Pengumpulan Data 39
3.6.1 Tes 39
3.6.2 Observasi 39
3.7 Teknik Analisis Data 39
3.7.1 Ketuntasan Belajar Siswa 40
3.7.2 Nilai Rata - rata 41
3.7.3 Analisis Hasil Observasi 42
3.8 Indikator Keberhasilan 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 44
4.1 Hasil Penelitian 44
4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 44
4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 51
4.1.3 Pembahasan Hasil Penelitian 58
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62
5.1 Kesimpulan 62
5.2 Saran 62
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kategori Hasil Belajar Menurut Gagne (1992) 13
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20
Tabel 3.1 Ketuntasan Belajar dan Konversi Kompetensi Pengetahuan,
Keterampilan, dan Sikap 41
Tabel 3.2 Pedoman untuk Melihat Hasil Observasi Aktivitas Guru 42
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 44
Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 45
Tabel 4.3 Deskripsi Analisis Data Tes Hasil Belajar Siklus I 47
Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 48
Tabel 4.5 Deskripsi Perbandingan Hasil Tes Awal Dan Hasil
Belajar Siswa Siklus 1 49
Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran 53
Tabel 4.7 Deskripsi Analisis Data Tes Hasil Belajar Siklus II 55
Tabel 4.8 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus II 56
Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Awal, THB I
dan THB II 59
Tabel 4.10 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tes Awal, Siklus I dan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 ProsedurPenelitianTindakanKelas 34
Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat KemampuanHasilBelajarSiswaSiklus I 48
Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat KemampuanHasilBelajarSiswaSiklus I1 56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus mata pelajaran Matematika 65
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 72
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 81
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III 93
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) I 105
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) II 108
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) III 113
Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Awal 118
Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 119
Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 120
Lampiran 11 Lembar Validasi Tes Awal 121
Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 124
Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 127
Lampiran 14 Tes Awal 130
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 131
Lampiran 16 Tes Hasil Belajar I 134
Lampiran 17 Tes Hasil Belajar II 135
Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 136
Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 139
Lampiran 20 Pedoman penskoran Tes Awal 143
Lampiran 21 Pedoman penskoran Tes Hasil Belajar I 144
Lampiran 22 Pedoman penskoran Tes Hasil Belajar II 145
Lampiran 23 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran I 146
Lampiran 24 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran II 148
Lampiran 25 Hasil Tes Awal 150
Lampiran 26 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I 152
Lampiran 27 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II 154
Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian 156
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memengaruhi
hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus
ditingkatkan melalui peningkatan mutu pelajaran di sekolah. Pendidikan tidak
hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja, tetapi menekankan bagaimana
mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri
sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari,
terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran
matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu
dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Terlepas dari itu,
matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran
di sekolah, matematika merupakan salah satu pelajaran yang merupakan pelajaran
dasar dan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk
mengembangkan kemampuan logisnya. Pendidikan matematika di sekolah
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat menggunakan
matematika secara fungsional untuk memecahkan masalah, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun menghadapi ilmu pengetahuan lain. Masalah matematika yang
dihadapi terstruktur, sistematis dan logis sehingga dapat diimplementasikan siswa.
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009) mengemukakan alasan pentingnya
siswa belajar matematika : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (2)
semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3)
merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan
untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan
berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan
2
Guru sangatlah berperan penting terhadap hasil belajar siswa, oleh sebab
itu, guru harus mampu membuat siswa berhasil dalam belajar. Sagala (2009)
menyatakan bahwa peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan
tertentu antara lain seperti dikemukakan berikut ini : (1) kemampuan berfikir yang
tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan
objektif; (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; (3) bakat
dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya;
(4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran
disekolah yang menjadi lanjutannya; (5) menguasai salah satu bahasa asing,
terutama Bahasa Inggris bagi siswa yang telah memenuhi syarat untuk itu;
(6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah penyesuain diri dan seksual);
(7) kesehatan jasmani ; (8) lingkungan yang tenang; (9) kehidupan ekonomi yang
memadai; (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah.
Hasil belajar tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, Salah satu faktor
yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa
menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang
diungkapkan Abdurrahman (2009): “Bahwa dari berbagai bidang studi yang
diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling
sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa
yang berkesulitan belajar”.
Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai
pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar
jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2009) bahwa: ”Para guru umumnya
memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut
sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman dalam
Abdurrahman (2009) mengatakan bahwa: “Kesulitan belajar khusus adalah suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
3
psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan
berhitung.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model
pembelajaran. Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat diperlukan
demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti
yang diungkapakan oleh Slameto (2010): “Bahwa metode mengajar guru yang
kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai
bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru
terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa
kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk
belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari”.
Berdasarkan hasil observasi di SMP Katolik Trisakti II Medan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian matematika siswa di sekolah
tersebut masih rendah untuk pelajaran matematika khususnya pada materi
perbandingan. Setelah dilakukan tes pendahuluan kepada siswa sebelumnya,
diperoleh hasil yang sangat rendah dengan perolehan nilai rata – rata sebesar 2,16
(Lampiran 20). Siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru,
sehingga partisipasi aktif dalam pembelajaran kurang terlihat. Hal tersebutlah
yang mengakibatkan pembelajaran hanya terfokus pada kegiatan menghafal
konsep, sehingga penguasaan konsep siswa rendah khususnya kemampuan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hasil
belajar siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada
materi perbandingan. Hal ini disebabkan siswa kurang mampu membuat hal yang
diketahui dan hal yang ditanya pada soal cerita. Siswa tidak memiliki percaya diri
dalam memecahkan masalah dan selalu mengharapkan pekerjaan orang lain yang
mengakibatkan pekerjaannya selesai tanpa dipikirkan dengan baik. Untuk
membuat hal-hal yang diketahui dalam soal siswa enggan menuliskannya. Siswa
tidak mengetahui harus memulai darimana. Tetapi jika dibimbing oleh guru untuk
memahami suatu masalah dan membantu membuat model matematikanya
kemudian menyuruh siswa melanjutkan tanpa bimbingan guru, siswa bisa
4
mengerjakan soal-soal rutin. Jika dihadapkan dengan soal tidak rutin yang
mengandung suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dikemas dalam
bentuk soal cerita, siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah
tersebut. Siswa tidak dapat memahami soal apalagi membuat ke dalam bentuk
model matematikanya.
Sampai sekarang dalam dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan
matematika masih lebih menekankan anak untuk menghapal tanpa mengetahui
konsep dasarnya. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru yang masih sulit mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Observasi selanjutnya adalah pemberian tes awal kepada 28 orang siswa
kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan. Siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal. Siswa kurang mengerti dalam menuliskan hal yang diketahui
dan ditanya pada soal yang diberikan oleh guru. Terlihat dari soal yang dikerjakan
oleh siswa, bahwa siswa belum memahami konsep, sehingga tidak mampu
mengerjakan soal dengan baik.
Peneliti juga melakukan observasi saat guru mengajar di kelas. Adapun
kegiatannya dalam proses belajar mengajar adalah mengerjakan soal. Guru
mengerjakan soal bersama-sama dengan siswa. Selama proses pengerjaan soal
tersebut, siswa di suruh mengerjakan soal – soal di papan tulis dan ketika selesai
dikerjakan, guru memeriksa pekerjaan siswa dan ketika pekerjaan siswa itu salah
guru hanya mengatakan pekerjaan siswa salah tanpa menjelaskan pada siswa letak
kesalahannya. Hal ini akan berakibat siswa berulang kali melakukan kesalahan
yang sama. Untuk itu diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar sehingga pembelajaran dapat berlangsung sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan fenomena di atas dapat dikatakan bahwa dalam proses
pembelajaran diperlukan suatu metode, strategi, ataupun model pembelajaran
yang dapat melatih kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
melibatkan aktivitas siswa secara optimal, dan membuat pembelajaran matematika
5
pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut
terlibat dalam pengalaman belajarnya.
Menurut Moffit (Rusman, 2012:241) pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensi dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah adalah
salah satu model pembelajaran yang autentik yang berpusat pada siswa. Pada
model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa. Guru memandu siswa
menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru
memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan. Kemudian guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, maka diharapkan dapat
mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat
menemukan sendiri penyelesaian masalah dari soal-soal pemecahan masalah di
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga salah satu cara yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
1. Rendahnya kualitas pembelajaran matematika di kelas yang disebabkan
karena siswa sebagian besar tidak menyukai pelajaran matematika.
2. Untuk keberhasilan kegiatan pembelajaran perlu juga memperhatikan
model-model pembelajaran. Namun belum banyak guru yang menggunakan model-model
pembelajaran secara variatif, seperti model pembelajaran berbasis masalah.
3. Pembelajaran masih kurang melibatkan peran aktif siswa .
4. Materi perbandingan merupakan materi yang sulit bagi siswa kelas VIII SMP
Katolik Trisakti II Medan.
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi maka perlu adanya
pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas
VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan?”.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VII SMP
7
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang
sesuai dalam mempelajari materi matematika.
2. Bagi calon guru / guru matematika
Sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran
pada materi yang akan disampaikan.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan
kualitas pembelajaran.
4. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam
menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan
62 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII-A SMP Katolik Trisakti
II Medan, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan
siklus II.
Pada tes awal, diperoleh rata-rata skor hasil belajar 2,16 dalam kategori rendah dan hanya 4 siswa atau 14,29 % dari 28 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata skor hasil belajar 2,61 dalam kategori rendah dengan 17 siswa atau 60,71% dari 28
siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
setelah dilakukan tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata skor hasil belajar 3,12 dalam kategori sedang dengan 24 siswa atau 85,71% dari 28
siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
5.2 Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah
satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa,
khususnya pada materi perbandingan dan perlu diuji coba untuk materi
yang lain.
2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakukan di kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan Tahun
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arends, R. I, (2007), Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
(2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Jufri, W, (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung.
Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, http://hukor.kemdikbud.go.id/-asbodoku/media/peruu/permen_tahun2013_nomor81.pdf (diakses pada tanggal 22 Februari 2014)
Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Ritonga, N, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada
Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 NA IX-X T.A 2009/2010, Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan, Medan.
Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja Grafindo Persada, Bandung.
Sagala, S, (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. CV Alfabeta, Bandung.
Sonya, (2012) Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Salapian T.A 2012/2013, Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan, Medan.
64
Sudjana, N, (2011), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tatag, Y E S dan Netti Lastiningsih, (2007), Matematika SMP dan MTs untuk kelas VIII, Esis, Jakarta.