• Tidak ada hasil yang ditemukan

). Program Bimbingan Dan Konseling Kolaboratif Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar (Learning Disability) Di Sekolah Inklusif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "). Program Bimbingan Dan Konseling Kolaboratif Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar (Learning Disability) Di Sekolah Inklusif."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI

KESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY) DI SEKOLAH INKLUSIF

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

NOVI NUR HALIMATUSSYAFI’AH

1303139

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI

KESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY) DI SEKOLAH INKLUSIF

Oleh

Novi Nur Halimatussyafi’ah

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Sekolah Pascasarjana

Novi Nur Halimatussyafi’ah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

NOVI NUR HALIMATUSSYAFI’AH

1303139

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI

KESULITAN BELAJAR (LEARNING DISABILITY) DI SEKOLAH INKLUSIF

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP 195904141985031005

Mengetahui,

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

(4)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Novi Nur Halimatussyafi’ah (2015). Program Bimbingan Dan Konseling Kolaboratif Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar (Learning Disability) Di Sekolah Inklusif. Tesis. Dibimbing oleh: Dr. Djadja Raharja, M.Ed. Program Studi Bimbingan Konseling Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling kolaboratif yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability) di sekolah inklusif. Penelitian menggunakan pendekatan gabungan (mix method) yaitu

pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dengan desian penelitian exploratory design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Depok dengan mengambil sampel anak yang mengalami kesulitan belajar (learning Disability) berjumlah satu orang anak yang saat ini duduk di kelas IX-9 dengan inisial Nama ME. Instrumen yang digunakan dari kuantitatif yaitu angket motivasi belajar, sedangkan dari kualitatif yaitu observasi, wawancara. Hasil penelitian didasarkan pada pertanyaan penelitian sebelumnya sehingga ada tiga kesimpulan hasil yang didapatkan yaitu 1) menunjukan bahwa motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar dalam kategor sedang, 2) rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

Disability) di SMP Negeri 8 Depok divalidasi dengan focus group discussion (FGD), dan 3)

program bimbingan dan konseling belum efektif karena dalam peningkatan skor tiap individu belum signifikan.

(5)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Novi Nur Halimatussyafi’ah (2015). The Collaborative Counseling and Guidance Program to Improve Learning Disabilities Student’s Motivation in Inclusive School. A Thesis. A guidance by Dr. Djadja Raharja, M.Ed. Graduate Counseling and Guidance Study Program, Universitas Pendidikan Indonesia.

This research aims the effectiveness of the collaborative counseling and guidance program to improve the student’s motivation experiencing the learning disability in the inclusive school. The research used mix method which are quantitative and qualitative one with the design of exploratory design. The research was carried out in SMP Negeri 8 Depok by taking the sample a student experiencing learning disability in the grade IX-9 by the initial ME. The quantitative instrument used is the questionnaire of learning motivation, while the qualitative one is observation and interview. The results are based on the previous research questions which in turn arrived at the conclusions, that 1) the level “medium” shows the learning disability in student’s motivation, 2) hypothetic design program of collaborative counseling and guidance to improve student’s learning motivation in SMP Negeri 8 Depok is validated with the focus group discussion, and 3)guidance and counseling programs have not been effective due to the increase in the score of each individual not significant.

(6)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILI TY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

BAB II MOTIVASI BELAJAR, PROGRAM BIMBINGAN KOLABORATIF, DAN SEKOLAH INKLUSIF... 7

A. Motivasi Belajar ... 7

B. Program Bimbingan dan Konseling Kolaboratif ... 19

C. Sekolah Inklusif ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitian ... 33

B. Subyek Penelitian ... 34

C. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 36

(7)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILI TY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Penelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan Penelitian ... 52

C. Keterbatasan Penelitian ... 58

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Rekomendasi ... 59

(8)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILI TY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 9

Tabel 2.2 Karateristik kesulitan belajar (learning disability) ... 14

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Sebelum Uji Validitas) ... 37

Tabel 3.2 Koefesien Reliabilitas Drummond ... 39

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Motivasi Belajar ... 42

Tabel 4.1 Gambaran Umum Motivasi Belajar Kelas IX-9 ... 45

Tabel 4.2 Profil Motivasi Belajar ... 47

(9)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILI TY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

(10)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILI TY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sebelum Uji Validitas 65

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas ... 66

Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Setelah Uji Validitas 70

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 71

Lampiran 5 Pedoman Wawancara ... 72

Lampiran 6 Pedoman Observasi ... 74

Lampiran 7 Hasil Angket Motivasi Belajar ... 75

Lampiran 8 Hasil Observasi Gangguan Membaca ... 78

Lampiran 9 Hasil Observasi Gangguan Menulis ... 79

Lampiran 10 Hasil Observasi Gangguan Matematika ... 80

Lampiran 11 Hasil Wawancara ... 81

(11)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Pertama merupakan pendidikan formal utama setelah sekolah dasar yang diwajibkan oleh pemerintah untuk anak-anak Indonesia. Tujuan dari pendidikan di SMP adalah meletakkan dasar-dasar pendidikan yang berfokus pada kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut (Permendiknas, 2006 : 47). Berdasarkan penjelasan tersebut pendidikan dasar mencetak anak-anak memiliki keterampilan hidup untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi bahkan memiliki pengetahuan yang lebih luas dengan berbagai metode baru. Penyelenggaraan pendidikan dasar saat ini dapat dilakukan dengan setting pendidikan inklusif.

Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang memberikan layanan kepada setiap anak, tanpa kecuali. Pendidikan ini memberikan layanan kepada semua anak yang mengalami

disability yaitu keadaan aktual fisik, mental, dan emosi (Smith, 2013 : 32) sehingga

anak-anak disability atau berkebutuhan khusus disatukan dengan anak-anak-anak-anak normal. Bagi sebagian besar pendidik, istiah ini dilihat sebagai usaha menyatukan anak-anak yang memiliki hambatan dengan cara realistis dan komperhensif dalam kehidupan pendidikan yang menyeluruh (Smith, 2013 : 43). Pendidikan inklusif di Indonesia telah dipayungi oleh kebijakan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Peraturan menteri tersebut memuat dengan lengkap rambu-rambu mengenai pendidikan inklusi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Salah satu hal signifikan yang tercatat dalam Peraturan Menteri tersebut adalah mengenai kewajiban pemerintahan daerah kabupaten/kota untuk menunjuk minimal satu sekolah yang harus menyelenggarakan pendidikan inklusi.

(12)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar mereka menjadi menurun sehingga hasil belajar atau prestasi mereka kurang memuaskan. Hasil yang kurang memuaskan membuat guru-guru bertindak tegas, dan yang paling berat hukumannya adalah sistem drop out. Permasalahan yang dihadapi peserta didik tersebut dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya motivasi belajar, karena peserta didik tidak mendapatkan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Motivasi belajar yang rendah akan menghambat keberhasilan dalam belajar sebaliknya, motivasi yang tinggi akan memudahkan pencapaian terhadap hasil belajar, karena motivasi merupakan daya atau kekuatan yang mendorong individu utnuk melakukan aktivitas belajar. Pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar salah satunya adalah menggunakan pendekatan bimbingan dan konseling kolaboratif. Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling kolaboratif ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhsilannya untuk meningkatkan motivasi belajar disekolah antara lain: 1) kemampuan berkomunikasi antara konselor, guru kelas, dan guru pendamping, 2) kegiatan personil terkait dengan bimbingan dan konseling, 3) lingkungan sosial budaya sekolah (Hidayat, 2010 : 7). Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah inklusif berkaitan erat dengan kolaboratif antara guru kelas dan guru pendamping khusus (PLB) sehingga sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2005:404) bahwa terdapat hubungan yang saling mendukung antara bimbingan dan konseling dengan pengajaran karena kedua program tersebut bermuara pada pengembangan aspek kepribadian konseli.

(13)

guru-Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru. Hal ini berkaitan seperti yang dikatakan Nicoll & Withbread (2007 : 2) bahwa pendekatan ini dalam perencanaannya berfokus pada peserta didik yang bersangkutan serta struktur pengajaran yang dibuat mengikuti peserta didik dengan bimbingan pada semua proses pengajaran untuk menciptakan hal positif dan pikiran kreatif peserta didik, sehingga pendekatan BK kolaboratif ini dapat menjadi alternatif program untuk peserta didik anak yang mengalami kesulitan belajar. BK kolaboratif dapat menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan seperti pada penelitian yang dilakukan dari beberapa ahli, diantaranya Dixon, 1992; Eccles &Harold, 1993; Henderson & Berla, 1994; Kochhar-Bryant, 2008 (dalam McCharty, dkk, 2011) bahwa keterlibatan secara aktif dari orang tua dalam pendidikannya di sekolah merupakan faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan anak dalam semua tingkatan kelas. Kemudian, Eccles & Harold, 1993 (dalam McCharty dkk, 2011) menyimpulkan bahwa hubungan yang baik antara guru dan orang tua memiliki efek yang positif, baik bagi guru maupun bagi orang tua itu sendiri.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Pendidikan inklusif memiliki landasan formal baik yang berskala internasional, nasional, maupun lokal. Melalui pendidikan inklusif anak-anak berkebutuhan khusus dididik bersama-sama dengan anak-anak lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan, bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas. Oleh karena itu, anak berkebutuhan khusus perlu diberi kesempatan dan peluang yang sama dengan anak pada umumnya untuk mendapatkan layanan pendidikan. Anak berkebutuhan khusus salah satunya adalah anak kesulitan belajar (learning disability), jumlah anak yang mengalami kesulitan belajar bervariasi di berbagai sekolah maupun negara. Ada beberapa penelitian yang menyetakan bahwa jumlah anak yang menalami kesulitan belajar berkisar antara 12-30% dari kesulurahan jumlah siswa (Westwood, 2004), namun karena kesulitan dianggap

sebagai sesuatu yang “wajar” dialami maka banyak diantara mereka tidak terdiagnosa

(14)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Layanan pendidikan untuk anak yang mengalami kesulitan belajar khususnya dalam bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam hal meningkatkan motivasi belajar mereka. Program bimbingan dan konseling memberikan dampak positif untuk anak kesulitan belajar (learning disability) hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian Chodijah (2014:248) terdapat 60% pengaruh posiif yang signifikan pemberian bimbingan kolaboratif kepada anak kesulitan belajar (learning disability). Pemberian program bimbingan dan konseling memerlukan kerjasama yang terintegrasi diantara berbagai pihak sehingga pemberian layanan pendidikan berjalan dengan efektif.

Sejalan dengan fenomena-fenomena yang terjadi, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah Program Bimbingan dan Konseling Kolaboratif Efektif Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Yang Mengalami Kesulitan Belajar (Learning

Disability) Di Sekolah Inklusif?”. Peserta didik hanya dilakukan pada satu orang subjek

penelitian, sehingga lebih lanjut rumusan penelitian dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability)?

2. Bagaimana pengembangan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability)?

3. Apakah program bimbingan dan konseling kolaboratif dapat dikembangkan untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling kolaboratif yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) di sekolah inklusif.

(15)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Profil motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disabilitiy). 2. Rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk

meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability).

3. Efektivitas program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian ini adalah menambah khasanah keilmuan bimbingan dan konseling tentang program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability).

Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Guru Bimbingan dan Konseling : memberikan pengetahuan mengenai BK kolaboratif untuk anak inklusif terutama anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) 2. Guru Kelas dan Guru Pendamping Khusus : memberikan pengetahuan mengenai

bagaimana cara melakukan BK kolaboratif di sekolah inklusif serta manfaatnya

3. Kepala Sekolah : pendekatan bimbingan dan konseling kolaboratif ini menjadi bahan masukan untuk meningkatkan dukungan terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga tujuan pendidikan berjalan dengan efektif.

4. Peneliti selanjutnya : menjadi bahan acuan untuk mengembangkan penelitian dengan mengukur menggunakan sampel yang lebih luas lagi.

E. Sturktur Penelitin

(16)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I ialah Pendahuluan; yaitu mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab II ialah Kajian Pustaka; yaitu memberikan konteks jelas mengenai topik yang diangkat dalam penelitian tentang konsep-konsep bidang yang dikaji.

Bab III ialah Metode Penelitian; yaitu desain peneliian, lokasi dan subjek penelitian, pengembangan instrumen, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan,yang berisikan pemaparan data dan pembahasan data.

(17)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kuantitatif (mix

methods research). Pendekatan campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan pendekatan kuantitatif (Creswell, 2012:22). Mix mehods mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak dilakukan oleh peneliti kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi sosial, behavioral, dan kolaborasi humanistik sehingga pemilihan metode ini sesuai dengan tujuan umum peneitian menghasilkan program bimbingan dan konseling kolaboratif yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability).

Desain penelitian dalam mix methods ada 6 desain yaitu the convergent parallel design,

the explanatory design, the exploratory design, the embedded design, the transformative

design, dan the multiphase design. Penelitian ini menggunakan the exploratory design yaitu

sebagai berikut diagramnya (Creswell, 2012:541)

c

Gambar 3.1

Desain Exploratory Design

Tujuan utama dari exploratory design melibatkan prosedur pengumpulan data pertama kualitatif untuk mengekplorasi fenomena kemudian mengumpulkan data kuantitatif untuk menjelaskan data kualitatif. Gambar 3.1 menjelaskan bahwa desain ini hasil pada kualitatif ditekankan oleh kuantitatif, data kualitatif diikuti oleh dat kuantitatif, lalu dikembangkan menggunakan hasil penemuan data selanjutnya.

(18)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kualitatif pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengetahui karateristik kesulitan belajar subjek penelitian, program BK yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 8 Depok sedangkan data kuantitatif untuk mengetahui profil motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability). Pemilihan metode ini dikerenakan kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingan hanya mengggunakan salah satu pendekatan saja.

Studi pendahuluan dilakukan untuk penyusunan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkna motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability). Adapun program hipotetik bimbigan dan konseling kolaboratif mengacu pada komponen sebagai berikut: bab 1 pendahuluan terdiri dari a) rasional, b) landasan hukum, c) tujuan bimbingan dan konseling, d) fungsi bimbingan dan konseling, e) prinsip-prinsip bimbingan, f) asas-asas bibingan dan konseling, g) sasaran; bab 2 pelaksanaan bimbingan dan konseling terdiri dari a) tugas perkembangan peserta didik, b) bidang bimbingan, c) materi bimbingan, d) komponen layanan bimbingan dan koseling, e) strategi layanan bimbingan dan konseling, f) penialian, g) sarana dan prasarana; bab 3 format kerja bimbingan dan konseling terdiri dari a) program bimbingan dan konseling yang ideal, b) laporan bimbingan dan konseling. Pengembangan program diikuti dengan revisi dan validasi (judgement) untuk diuji coba dalam penelitian.

B. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Depok yang beralamatkan kompleks PT Timah Tugu, Cimanggis, Jawa Barat. Tujuan penelitian di sekolah tersebut ialah untuk memberikan program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (leaning disability).

(19)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi penelitian kelas IX-9 di SMP Negeri 8 Depok berjumlah 40 anak yaitu 39 anak normal dan 1 anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu kesulitan belajar. Adapun alasan pemilihan populasi sebagai berikut:

a) Dari sisi psikologis, peserta didik kelas IX tergolong masa ramaja dimana masa ini adalah masa transisi sehingga menimbulkan stres dimana banyak perubahan lain yang mengakibatkan dalam hal motivasi belajar mereka terganggu

b) Dalam kurikulum 2013, peraturan pemerintah khususna Kota Depok mewajibkan sekolah Negeri terutama SMP Negeri 8 Depok menjadi sekolah inklusif dengan menerima 20% anak miskin serta anak berkebuthan khusus, 80% lainnya anak berprestasi dan anak yang lulus dalam tes masuk sekolah.

3. Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang berjumlah satu (1) orang. Berikut biodata singkat dari sampel:

Nama (Inisial) : ME

Tanggal Lahir : 19 Agustus 1999

Usia : 16 Tahun

Asal Sekolah : SMP Negeri 8 Depok

Adapun pertimbangan memilih sampel sebagai berikut:

a) Siswa terdaftar sebagai peserta didik di SMP Negeri 8 Depok secara resmi

b) Siswa terdiagnosa mengalami leraning disability dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan. Kesulitan belajar yang terdiagnosa termasuk dalam gangguan membaca yaitu dari 8 aspek gangguan membaca, ada 7 aspek yang terdiagnosa (lampiran 8 – 11)

c) Hasil pemeriksaan psikologis sampel dari biro konsultasi psikologi yang didapatkan dari sekolah sebagai dokumentasi penelitian

d) Persetujuan dari sekolah untuk dijadikan lokasi penelitian dan menjadikan ME sebagai subjek penelitian

(20)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar untuk mengukur profil motivasi belajar, wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Angket

a) Definisi Operasional Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan daya penggerak peserta didik untuk menjamin keberlangsungan belajar, dan memberikan arah sehingga mencapai tujuan tertentu.

Secara operasional, motivasi belajar dalam penelitian ini adalah indikator untuk menentukan profil motivasi belajarnya. Indikator-indikator dalam variabel motivasi belajar yaitu: 1) durasi kegiatan/frekuensi kegiatan, 2) dapat mempertahankan pendapat atau keyakinannya, 3) senang memecahkan soal-soal, 4) keuletan dan kemampuan menghadapi tugas, 5) berkorban untuk mencapai tujuan, 6) penghargaan dalam belajar, 7) melakukan kegiatan menarik dalam belajar, 8) memiliki harapan dan cita-cita di masa depan, 9) menunjukkan minat terhadap suatu kegiatan, 10) senang bekerja secara mandiri.

b) Kisi-kisi Angket

Angket dalam penelitian ini menggunakan angket motivasi belajar. tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran motivasi belajar secara umum kelas XI-9 dan secara khusus gambaran motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) yaiu ME.

Kisi-kisi angket dikembangkan berdasarkan definisi operasinal. Sebelum uji validitas, kisi-kisi angket motivasi belajar ialah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Sebelum Uji Validitas)

No. Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal

Senang memecahkan soal-soal 12, 14,

15 11,13 5

(21)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghadapi tugas 20

Berkorban untuk mencapai tujuan 23, 24,

25 21, 22 5

Penghargaan dalam belajar 28, 29,

30 26, 27 5

Melakukan kegiatan menarik dalam belajar

31, 32,

33 34, 35 5

Memiliki harapan dan cita-cita di masa depan

Senang bekerja secara mandiri 48, 49,

50 46, 47 5

30 20 50

c) Pengujian

 Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini digunakan sebagai alat ukur instrumen dapat atau tidak menjadi ukuran dalam melihat motivasi belajar peserta didik yang akan menjadi subjek penelitian. Pengertian validitas sendiri adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat valid atau sahih suatu instrumen, sehingga jika validitas instrumen tinggi maka angket tersebut dapat digunakan sedangkan validitas yang rendah maka angket tersebut tidak dapat digunakan.

Uji validitas butir instrumen dilakukan uji coba untuk menganalisa item instrumen dan membandingkan rhitung dan rtabel menggunakan rumus Spearman

Brown dengan bantuan IBM SPSS Statistic 22.0 dengan alpha () = 0,05,

(22)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah responden

Hasil pengujian validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 menunjukkan bahwa terdapat 14 pernyataan yang tidak valid dari 50 pernyataan yang diajukan kepada satu kelas peserta didik, sehingga terdapat 36 pernyataan yang valid yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi belajar dari subjek penelitian. Valid atau tidaknya pernyataan dilihat dari alpha () = 0,05, item-item yang valid jika nilai signifikansi < alpha () dan tidak valid jika nilai signifikansi > alpha (). Hasil uji validitas dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran 2 -3.

 Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan dara karena instrumen tersebut sudah baik.

Pengujian reliabilitas alat pengumpul data menggunakan rumus Koefisien

(23)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu σ = varians total

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS Statistic 22.0 dengan metode

Alpha. Semakin tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka

semakin tinggi reliabilitas. Menurut Drummond (2010:94) koefesien reliabilitas dibagi beberapa tingkat sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji reliabilitas menggunakan program SPSS Statistic 22.0. Semakin tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi reliabilitas. Hasil reliabilitas pada angket motivasi belajar adalah 0,878 maka, dapat disimpulkan dari koefesien reliabilitas Drummond masuk kedalam kategori tinggi sehingga angket motivasi belajar ini sudah dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

2. Wawancara

Wawancara terdiri dari penyataan lisan yang diajukan oleh interviewer dan respon lisan yang didapatkan dari partisipan penelitian (Brog & Gall, 2003:222). Wawancara ini digunakan untuk menggali lebih mendalam mengenai anak yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat disesuaikan dengan karateristik anak yang mengalami kesulitan belajar menurut para ahli. Dalam hal ini, wawancara dilakukan bersifat terbuka pada tempat dan waktu yang telah disepakati oleh peneliti dan partisipan.

Pedoman wawancara untuk mencari informasi mengenai anak yang mengalami kesulitan belajar serta informasi mengenai program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 8 Depok, dikembangkan dengan daftar sebagai berikut:

(24)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - Rumusan tujuan program bimbingan dan konseling

- Rencana tahunan untuk program bimbingan dan konseling dengan tujuan dan sasaran tertulis

- Kurikulum bimbingan dan konseling kolaboraif dan metode penerapannya

Adapun informan dalam penelitian ini adalah guru-guru yang menangani ME termasuk koordinator inklusif dan guru bimbingan konseling (BK). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang didapatkan dari hasil angket dan untuk memperjelas hasil yang diinginkan. Lebih lengkap pedoman wawancara yang telah dibuat ada di lampiran 5.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, dapat berupa pengelihatan, penciuman, pendengaran untuk memperoleh informasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba & Lincoln, 1981:191-193). Metode observasi yang digunakan adalah metode observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari obyek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian (Sugiyono, 2012:310).

Pedoman observasi dilakukan untuk melihat gambaran anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) termasuk ke dalam kategori gangguan akademik membaca, menulis, atau berhitung. Pedoman observasi dikembangkan dari pendapat beberapa ahli mengenai karateristik anak yang mengalami kesulitan belajar (learning

disability) yang dilakukan oleh guru koordinator inklusif dan guru-guru lainnya kepada

sampel penelitian yaitu anak kesulitan belajar (learning disability) ME. Pedoman observasi sebelum di lakukan terlebih dahulu di konsultasikan kepada pembimbing selaku ahli dalam bidang anak berkebutuhan khusus.

(25)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, rapot, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Teknik ini digunakan untuk melengkapi informasi yang diperlukan dan mendukung teknik-teknik pengumpulan data yang telah disebutkan di atas.

Dokumentasi yang digunakan adalah hal-hal yang berkaitan untuk penemuan data sebelumnya seperti tulisan dari anak, hasil pemeriksaan psikologis anak, surat persetujuan, dan hasil validasi program bimbingan dan konseling kolaboratif yang dilakukan oleh beberapa pihak.

D. Teknik Analisa Data

Menurut Sugiyono (2012: 335) teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untk mengolah data sebagai berikut.

1. Data yang diungkapkankan untuk profil motivasi belajar menggunakan penentuan kestabilan dengan cara menentukan rentang stabilitas, yaitu menggunakan perhitungan mean level (semua skor dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya poin data). Penentuan katagorisasi tingkat profil motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) mengacu pendapat Azwar (2015:149), dalam tabel berikut ini

Tabel 3.3

Kategori Tingkat Motivasi Belajar

Rentang Nilai Kategori

3 – 4 Tinggi

2 – 2,99 Sedang

(26)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pada rancangan program hipotetik dengan menjabarkan proses perancangan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) dan bagaimana hasil perancangannya

3. Pengolahan analisis data yang dilakukan melihat sejauh mana keefektifan program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) dengan membandingkan A1 (Baseline) hasil tes awal dengan A2 (Baseline) hasil tes akhir setelah intervensi uji coba program bimbingan dan konseling kolaboratif. Penentuan katagorisasi masih menggunakan pendapat dari Azwar (2015:149) yang dikemukakan pada poin pertama serta melakukan analisis mengenai hasil kegiatan program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan, dan 3) pelaporan. Adapun penjabaran prosedur penelitian sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian serta melakukan seminar proposal penelitian b. Pengajuan permohonan dosen pembimbing tesis kepada ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan serta disahkan oleh Sekolah Pascasarjana UPI

c. Pengajuan permohonan izin penelitian kepada akademik Sekolah Pascasarjana UPI yang kemudian dilanjutkan kepada Kepala SMP Negeri 8 Depok.

d. Melakukan diskusi dan proses bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah disahkan oleh Sekolah Pascasarjana UPI.

e. Melakukan studi lapangan dan studi pustaka f. Membuat rancangan angket motivasi belajar

g. Angket tersebut kemudian di uji validitas dan reliabilitas

(27)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menyusun rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability).

b. Melakukan proses validasi dengan mengadakan focus group discussion yang dihadiri oleh beberapa pihak terkait bertempat di SMP Negeri 8 Depok

c. Melakukan revisi dari proses tersebut sebelum diuji coba

d. Melakukan uji coba untuk mengetahui seberapa efektif program bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) dengan bantuan guru bimbingan dan konseling serta koordinator inkusif

e. Melakukan revisi hasil uji coba terbatas.

3. Pelaporan

(28)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berikut ini beberapa kesimpulan yang berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan. Kesimpulan di bawah ini diurutkan berdasarkan pertanyaan penelitian pada bab sebelumnya:

1. Berdasarkan hasil penelitian maka, profil motivasi belajar anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) yaitu ME di 6 indikator motivasi belajar dalam kategori sedang dan 4 indikator lainnya dalam kategori tinggi.

2. Program hipotetik bimbingan dan konseling kolaboratif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) dengan inisial nama ME di SMP Negeri 8 Depok dengan cara validasi program dengan beberapa pihak terkait yaitu melaksanakan focus group discussion (FGD) dan mengacu pada komponen sebagai berikut: bab 1 pendahuluan, bab 2 pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan bab 3 format kerja bimbingan dan konseling.

3. Program bimbingan dan konseling kolaboratif yang diberikan kepada anak kesulitan belajar (learning disability) belum efektif karena peningkatan sebelum dan setelah intervensi belum signifikan.

B. Rekomendasi

1. Guru Kelas dan Guru Pendamping : diharapkan guru kelas dan guru pendamping khusus dapat memahami, melaksanakan, dan berkolaborasi dengan guru BK secara permanen pada setiap anak berkebutuhan khusus terutama anak kesulitan belajar sehingga penangannya lebih baik.

(29)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kepala Sekolah : direkomendasikan untuk memberikan kebijakan mengenai sarana dan prasarana serta memudahkan izin guru BK dan steakholder dalam pelaksanaan BK Kolaboratif khususnya untuk anak yang mengalami kesulitan belajar berjalan dengan baik sehingga tujuan pendidikan dan SK yang diturunkan dari Pemerintah Depok berjalan dengan efektif.

(30)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Allen, Jackie M. 1994. School Counselor Collaborating For Student Success. EDO-CG-94-27. June 1994. ERIC Digest.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Azwar, Saifuddin. (2015). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barnes, M.A. 2009. Effective Inclusion Practice, Electronic Journal for Inclusive Education, 2(4). Tersedia di: http://corescholar.libraries.wright.edu/ejie.

Bertolino, Bob & O’Hanlon, Bill. 2002. Collaborative, Competency-Based Counselling and Therapy. Allyn & Bacon.

Borodkin, Katy & Faust, Miriam. 2014. Naming Abilities in Low-Proficiency Second Language

Learners. Journal of Learning Disability Vol 47 (3). Hammill Institute on Disability 2012.

Tersedia di: http://ldx.sagepub.com/content/47/3/237

Brog, W R & Gall, M D. 1989. Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chen, Charles P. Counselor and Teacher Collaboration in Classroom-Based Career Guidance. Australian Journal of Career Development Vol 14, Number 3, Spring 2005. Tersedia di: acd.sagepub.com at Universitas Pendidikan Indone on December 2, 2014.

Chodijah, Medina. 2014. Model Bimbingan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kemampuan

Akademik Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar (Learning Disability) di Sekolah Dasar Inklusif. Disertasi. UPI.

Creswell, John W. 2012. Educational research : planning, conducting, and evaluating

quantitative and qualitative research. USA: Perason Education, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun

2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Deutsch Smith, Deborah. 2006. Introduction to Special Education : Teaching in an Age of

Oppurtunity (fifth edition). USA : Pearson Education, Inc.

Diniya, Fathan Ramadhan. 2013. Laporan Indentifikasi Anak Berkesulitan Belajar. Jurusan Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses

pada tanggal 29 April 2015. Tersedia di:

(31)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drummond, Robert J dan Karya D. Jones. 2010. Assessment Procedures: For Counselor and

Helping Professionals 7th edition. New Jersey.

Frans & Bursuck, W. 1996. Including Students With Special Needs. Boston A&B.

Heppner, Pau, et.al. 2008. Research design in Counseling. Thomson Brooks/Cole. Third edition.

Hidayat, 2010. Model Bimbingan dan Konseling Kolaboratif Untuk Meningktkan Keterampilan Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Makmun, Abin Syamsudin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mazhud, Fachri. 2013. Implementasi Kebijakan PermendiknasNomor 70 Tahun 2009 Tentag

Pendidikan Inklusif di Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis Jurusan Pendidikan Khusus

Sekolah Pascasarjana. Bandung: UPI.

McCharty, et al. 2011. Parent-School Communication in The Inclusive Classroom: A

Comperhensive Model of Collaboration in Education. 1 (15). Special Issue.

McQuarrie, Maureen A M, et al. 2014. Reactivity to Stress and the Cognitive Components of

Math Disability in Grade I Children. Journal of Learning Disability Vol 47 (4). Tersedia

di: http://ldx.sagepub.com/content/47/4/349

Musianto, Lukas S. 2002. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif Dengan Pendekatan Kualitatif

Dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol 4. No. 2 September

2002. Tersedia di: http://puslit.petra.ac.id/journals/management/

National Parent Technical Assistance Center. 2008. Fostering Parent and Professional

Collaboration. Technical Assistance ALLIANCE for Parent Centers. Minneapolis USA.

Nazir, Muhammad. 1986. Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nicoll-Senft, J., & Whitbread, K. (2007). The Star Protocol Process: Facilitating Collaboration between Families and School District Personnel, Electronic Journal for Inclusive

Education, Vol. 2 No. 2. CORE Scholar.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2009. Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan

Inklusif Bagi Anak Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Khusus. Jakarta: Depdiknas.

Permendiknas RI No. 74 tahun 2008 tentang Guru [online]. Diunggah pada Kamis, 20 November 2014. Tersedia di: www.slideshare.net/suediahmad/pp-np-74-th-2008-ttgguru#btnnet.

(32)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shertzer, B & Stone, S C. 1980. Fundamental of Counseling. Phildelphia : Houghton Mifflin Company.

Skjorten, M. 2003. Menuju Inklusi dan Pengayaan. Artikel dalam Johsen B.H & Skjorten MD Menuju Inklusi, Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar, Bandung: Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Smith, J. David. 2013. Sekolah Inklusif : Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Ed III, editor ahli, M. Sugiarmin dan MIF Baihaqi. Bandung: Nuansa Sendekia.

Sudibyo, Hanung, dkk. 2013. Model Evaluasi Layanan Informasi Bimbingan dan Konseling

Berbasis Context Input Process product (CIPP). Jurnal Bimbingan Konseling 2 (1) ISSN

2252-6889. Diunduh pada tanggal 28 Mei 2015. Tersedia di: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas

Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Ed. Revisi VI (Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Sukmadinata, Nana Syaodiah. 2005. Konseling, Pembelajaran, dan Kreativitas dalam

Pendidikan dan Konseling di Era Global. Bandung: Rizki.

Sumantri dan Badriyah, Siti. 2005. Efektivitas Kelas Pendampingan Dalam Upaya Mengatadi Problem Belajar Dengan Pendekatan Inklusif. SUHUF, vol. XVII, No. 02/Nopember

2005:156-174 [online]. Tersedia di:

http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/877/7.%20SUMANTRI.pdf? sequence=1

Sunanto, Juang. 2005. Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.

Suryani, Yulinda Erma. 2010. Kesulitan Belajar. Magistra No 73 Th XXII September 2010,

ISSN 0215-9511. Tersedia di:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253132&val=6820&title=KESULITA N%20BELAJAR

Syamsudin dan Damaianti, V. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Toth, A. N. (2014). Theory and Practice of Inclusive Education in Hungary, Electronic Journal

for Inclusive Education, Volume 3 No. 2. Tersedia di :

(33)

Novi Nur Halimatussyafi’ah, 2015

PROGRAM BIMBINGAN D AN KONSELING KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (LEARNING D ISABILITY) D I SEKOLAH INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Jakarta: Bumi Aksara.

Westwood, Peter. 2008. What Teacher Need to Know About Learning Difficultie. Australia: Acer Press.

Westwood, Peter . 2004. Learning and Learning Difficulties. A handbook for teachers. Acer Press. University of Hong Kong.

Widoyoko, S Eko P & Rinawati, Anita. 2012. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi

Belajar Peserta didik. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Juni 2012, Th XXXI No. 2. Universitas

Gambar

Tabel 2.1 Ciri-ciri Motivasi Belajar ...........................................................
Gambar 3.1
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Sebelum Uji Validitas)
Tabel 3.2 Koefesien Reliabilitas Drummond

Referensi

Dokumen terkait

[r]

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X IIS 1 SMAN 17. BANDUNG TAHUN

Diagram 4.2 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklusI..I69 Diagram 4.3 Rata-rata SkorTeksAnekdotSiswasesuaiAspekpadaSiklus I...I97 Diagram

Penggunaan metode irradiasi dan impregnasi tentunya membutuhkan konsumsi energi dan bahan kimia yang lebih besar, sehingga perlu dilakukan studi tentang penggunaan paduan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduE.

dan melakukan penetapan kadar terhadap kandungan kafein dan natrium benzoat dengan spektrofotometri derivatif metode zero crossing pada serapan derivat kedua dalam pelarut HCl

adalah minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserapoleh tubuh untuk menghasilkan energi dengan atau tanpa bahan tambahanmakanan yang

Rabu, 25 November 2009 19:08 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | Sahabat MQ/ putusan Mahkamah Agung yang melarang pelaksanaan Ujian Nasional/ tidak mempengaruhi