Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Kecamatan Sukasari Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
ENDAH MUSTIKAWATI
1104970
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPS
Oleh
Endah Mustikawati
1104970
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Fakultas Ilmu Pendidikan
©Endah Mustikawati 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Oleh
Endah Mustikawati
1104970
disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Pembimbing I
Drs. Tatang Syaripudin, M. Pd.
NIP.196005211987031005
Dosen Pembimbing II
Dwi Heryanto, M. Pd.
NIP. 197708272008122001
Mengetahui
Ketua Prodi PGSD
Dr. Dharma Kesuma, M. Pd.
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
ENDAH MUSTIKAWATI
1102337
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di kelas V di salah satu sekolah dasar negeri yang terletak di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS berdasarkan hasil pengamatan selama ini masih dirasakan kurang memuaskan. Atas dasar latar belakang tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai perjuangan para pahlawan mempertahankan kemedekaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan instrumen penelitian berupa observasi, wawancara, dan tes hasil belajar siswa. Subjek dan lokasi penelitian ini bertempat di sekolah dasar negeri yang cukup bagus di kelas V dengan jumlah siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi mengahargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia cukup memuaskan. Begitu juga dengan hasil kemampuan berpikir kritis siswa terjadi peningkatan. Berdasarkan data hasil tes yang diperoleh siswa dengan nilai rata-rata pada siklus I 77, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II 85,4. Hal ini juga terlihat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh hasil pada siklus I yaitu 26,4 dan terjadi peningkatan yang cukup siginfikan pada siklus II dengan perolehan 83,2. Dengan demikian, penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dapat menngkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
APPLICATION SCIENTIFIC APPROACH
TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILLS OF STUDENTS IN LEARNING IPS
ENDAH MUSTIKAWATI 1102337
ABSTRACT
This research is motivated by the results of observations made in class V in one of the public elementary schools located in District Sukasari, Bandung, which indicate that the critical thinking skills of students in social studies based on observations so far is still less satisfactory. On the basis of this background, the researchers carry out research with the aim to determine the critical thinking skills of students in social studies learning the material to appreciate the struggle of the hero maintain kemedekaan Indonesia. This study uses a Class Action Research (CAR) with a research instrument in the form of observation, interviews, and tests students' learning outcomes. Subject and location of this study housed in state primary schools are quite good in class V with the number of students consisting of 13 male students and 21 female students. The results showed that the learning outcomes of students in learning the material IPS appreciate the services of the heroes in defending the independence of Indonesia was satisfactory. So also with the results of students' critical thinking skills increase. Based on data obtained test results of students with an average value in the first cycle 77, while the average value of the second cycle of 85.4. It has also seen an increase in students' critical thinking skills that result in the first cycle is 26.4 and an increase siginfikan enough on the second cycle with the acquisition of 83.2. Thus, the application of a scientific approach to learning the material IPS appreciate the services of the heroes in defending the independence of Indonesia can be scaling up critical thinking ability of students.
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS A. Pendekatan Saintiifk ... 9
B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 15
C. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar ... 23
D. Berikir Kritis dalam Pembelajaran IPS ... 25
E. Pembelajaran Berpikir Kritis ... 28
F. Berpikir Kritis Siswa SD ... 31
G. Kerangka Berpikir ... 33
H. Definisi Operasional... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Metode Penelitian ... 38
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
C. Lokasi Penelitian ... 40
D. Subjek Penelitian ... 41
E. Waktu Penelitian ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 43
G. Prosedur Penelitian... 43
H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 47
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 51
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... .... 64
D. Perkembangan proses Pembelajaran dan Berpikir kritis Siswa ... 76
E. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 78
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 81
A. Simpulan ... 81
B. Rekomendasi ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 85
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Pendekatan Saintifik Kegiatan pembelajaran... 14
2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 20
4.1 Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan Berpikir... 49
4.2 Keterkaitan Indikator Berpikir kritis dengan Langkah Pendekatan Pembelajaran Saintifik ... 52
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 54
4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 56
4.5 Kelompok dalam Pelaksanaan Tiindakan Siklus I ... 57
4.6 Siswa yang Mengomunikasikan Hasil Diskusi Kelompok Siklus I .. 58
4.7 Siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Siklus .I ... 58
4.8 Tabel Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 59
4.9 Hasil Refleksi Siklus I ... 63
4.10 Keterkaitan Indikator Berpikir Kritis dengan Langkah Pendekatan Pembelajaran Saintifik ... 65
4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 67
4.12 Nama Kelompok Pada Pelaksanaan Siklus II ... 68
4.13 Siswa yang memiliki Kemampuan berpikir Kritis Siklus II ... 69
4.14 Tabel Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 72
4.15 Hasil Refleksi Siklus II ... 75
4.16 Perkembangan Proses Penelitian ... 76
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN...
A.1 Perangkat Pembelajaran Siklus I
1. RPP Siklus I ... 85
2. LKS Siklus I ... 89
3. Kunci Jawaban LKS Siklus I ... 91
A.2 Perangkat Pembelajaran Siklus II 1. RPP Siklus II ... 92
2. LKS Siklus II ... 96
3. Kunci Jawaban LKS Siklus II ... 1. Pedoman Observasi aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 127
2. Pedoman Observasi aktivitas Siswa dan Siswa Siklus II ... 134
LAMPIRAN C (HASIL PENELITIAN) ... C.1 Skor Hasil Tes ... 1. Skor Hasil Proses dan Postes Siklus I ... 141
2. Skor Hasil Proses dan Postes Siklus II ... 146
C.2 Hasil Observasi ... 1. Hasil Penilaian Siklus I ... 151
2. Hasil Penilaian Siklus II ... 153
LAMPIRAN D (DOKUMEN PENELITIAN) ... D.1 Foto Penelitian ... 155
D.2 Surat Keterangan Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 160
D.2 Surat Izin Penelitian ... 161
1
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia selain sebagai makhluk individu, juga disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia memerlukan kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Hal ini sudah menjadi salah satu kodrat manusia. Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama, melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya, serta merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk dapat meningkatkan keterampilan sosialnya sebagai dasar penunjang di dalam bergaul dan bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Hal di atas senada dengan pendapat Plato (Rachmawati, 2005, hlm. 1.18) bahwa:
Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, sehingga sepanjang hidupnya manusia tidak terlepas dari berhubungan dengan orang lain dan membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya, tidak terkecuali anak usia di sekolah dasar.
Pendapat di atas semakin memperkuat bahwa setiap individu tidak terkecuali anak usia SD perlu meningkatkan keterampilan sosialnya untuk dapat berhubungan dengan orang lain, karena satu sama lain saling membutuhkan. Pelajaran IPS termasuk kelompok mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP no. 19. 2005 pasal 7 ayat (3), pasal 70 ayat (2) dan (4)), selalu berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan bahwa:
2
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Proses perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh pendidikan dimana pendidikan merupakan media strategis untuk melakukan transformasi sosial dalam menyiapkan human resources yang cerdas, dinamis, progresif, inovatif, kreatif dan tentu memmpunyai basis spiritualitas dan akhlak mulia. Sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas Nomor 23 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian, pendidikan memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya perkembangan dan perwujudan individu, melainkan juga bagi pengembangan kehidupan suatu bangsa dan negara. Karena itu, diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Proses pembelajaran merupakan suatu fase yang sangat menentukan peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam ketercapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang merangkul pengalaman belajar tanpa batas mengenai bagaimana gagasan dan emosi berinteraksi dengan suasana kelas dan bagaimana keduanya dapat berubah sesuai suasana yang terus berubah (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009, hlm. 6-7)
Selain itu, perlu dikembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil ddalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berpikir akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output individu.
3
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
(1) berpikir diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi kelas yang positif, (2) berpikir perlu untuk memperoleh ddan mengintegrasikan pengetahuan, (3) perlu untk memperluas wawasan pengetahuan, (4) perlu untuk mengaktualisasikan kebermaknaan pengetahuan, (5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang menguntungkan. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses dalam life skill adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis.
Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision making), perencanaan strategik (strategik planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria. Setiap proses pembelajaran hendaknya mampu melatih aspek intelektual, emosional dan keterampilan bagi siswa. Salah satu potensi tersebut adalah kemampuan berpikir kritis yang harus dikembangkan oleh guru pada saat pembelajaran. Menurut Sapriya dan Winataputra (2003, hlm. 196), berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang mengemukakan penilaian dengan menerapkan norma dan standar yang benar.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola berpikir kritis merupakan suatu proses strategi untuk meminta penjelasan tentang sesuatu hal yang membuat rasa ingin tahu seseorang mengenai hal tersebut sekaligus merupakan cara seseorang dalam melihat suatu pernyataan, masalah ataupun gagasan secara objektif.
4
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak).
Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning model,
role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat
kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif (Gunawan, 2013, hlm. 52).
Setelah dilakukan pengamatan, proses pembelajaran IPS yang dilaksanakan belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif dengan melakukan eksplorasi terhadap materi yang diajarkan. Strategi pembelajaran yang digunakan sebagian besar ekspositori, berupa ceramah yang berjalan satu arah (pendekatan teacher center) dan menekankan pada penguasaan materi yang sebanyak-banyaknya. Kegiatan belajar lebih ditandai dengan budaya hafalan daripada berpikir, akibatnya siswa menganggap materi pelajaran IPS hanya untuk dihafalkan. Kenyataan ini menyebabkan siswa tidak mampu memahami dan menerapkan konsep dasar dari materi IPS dalam kondisi kehidupan mereka.
5
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
dibiasakan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah sangat penting dalam rangka pembentukan manusia yang kreatif, kritis dan inovatif, serta menghargai nilai-nilai perjuangan bangsa yang sasarannya lebih ditekankan pada pembentukan pemahaman, kesadaran dan wawasan para siswa sebagai bekal kehidupan di masa mendatang.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kemampuan guru dalam mengembangkan materi pelajaran IPS dan menentukan strategi pembelajaran serta sistem evaluasinya. Agar pembelajaran IPS dapat mudah dipahami, menarik, tidak membosankan menyenangkan, dan mudah diterima oleh siswa. Strategi yang akan diambil melalui penerapan pendekatan saintifik ini diharapkan mampu menjadi rujukan utama dalam pembelajaran IPS.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berpikir logis, runtut, dan sistematis dengan menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking/HOT).
Pendekatan saintifik ini baru saja diterapkan pada Kurikulum 2013. Namun begitu, pendekatan ini bukan berarti tidak bisa digunakan dalam pembelajaran KTSP 2006. Sehingga, berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti bertujuan untuk meneliti tentang “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran
IPS”.
B. Rumusan Masalah
6
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
1. Bagaimanakah proses penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS pokok bahasan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS pokok bahasan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia setelah diterapkan pendekatan saintifik?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan, sesuai dengan pokok persoalan yang dirumuskan, yaitu:
1. Untuk dapat mengetahui dan mendeskripsikan proses penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS pokok bahasan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
2. Untuk dapat mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS pokok bahasan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia setelah diterapkan pendekatan saintifik.
D. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik terutama bagi guru dan siswa. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kristis siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar melalui penerapan pendekatan saintifik agar mampu menguasai materi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
7
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
a. memberikan pengetahuan tentang pengembangan keterampilan berpikir kritis melalui pendekatan saintifik;
b. menambah kemampuan guru dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran ini;
c. menunjang kelancaran dan keberhasilan pemahaman siswa untuk menguasai materi dalam pembelajaran IPS;
d. memberikan suasana baru dan memotivasi siswa untuk membiasakan diri berpikir kritis dengan penerapan pendekatan saintifik yang disusun. 3. Manfaat bagi Siswa
a. Dengan pendekatan saintifik ini, dapat memberi kemudahan kepada siswa untuk bersikap aktif dan berpikir kritis.
b. Dengan pendekatan saintifik ini, siswa dapat memiliki pengalaman baru dan menghasilkan hasil belajar yang maksimal mengenai materi yang dikuasainya.
c. Dengan pendekatan saintifik ini, siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS yang menjadi sesuatu yang bermakna dan menyenangkan..
4. Manfaat bagi Guru
a. meningkatkan pengetahuan guru dalam merancang dan mengelola pembelajaran IPS;.
b. diharapkan guru dapat menggunakan pendekatan saintifik karena pendekatan ini memiliki berbagai macam keunggulan terhadap peningkatan pembelajaran siswa;
c. dapat menjadi rujukan utama bagi guru dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
5. Manfaat LPTK
8
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat dijurnal ilmiah.
38
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode dan Prosedur Penelitian
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengunakan penelitian tindakan kelas ini adalh kualitatif, atau dalam istilah bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research
(CAR). Kalau di Indonesia di kenal dengan sebutan PTK, penelitian ini dikemas
dalam penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik dalam pembelajaran dikelasnya, (Suharsimi, Arikunto, 2007, hlm. 58). Menurut David Hopkins (dalam Margaretha, 2008, hlm. 4) PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Penelitian ini terdiri atas siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas adanya aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelasnya, (Suharsimi, Arikunto, 2007, hlm. 107). Sedangkan penelitian tindakan kelas Menurut (Rustam Mudilarto, 2004. hlm. 1). Adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis Taggart (Arikunto, dkk, 2011, hlm. 16). Langkah-langkah penelitian yang ditempuh yaitu:
a. Perencanaan (planning)
39
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP.
b. Pelaksanaan (acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses berdiskusi dengan konsep persiapan kemerdekaan Indonesia sebagai metode dalam pembelajarannya.
c. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan pembentukan bicara selanjutnya pada tahap berikutnya.
B. Desain Penelitian
40
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
beberapa siklus (Arikunto, 2006). Desain keempat tahap dan setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas tersebut di gambarkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Alur Peneltian tindakan Kelas adaptasi model Kemmis Taggart
(Arikunto, dkk, 2011, hlm.16)
C. Lokasi Penelitian
41
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
sehingga sebagian besar siswa Sekolah Dasar Negeri ini berasal dari penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan dan luar Kota Bandung.
Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualitas pendidikan yang cukup bagus dilihat dari segi perkembangannya dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Bahkan sekolah ini lolos masuk menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dari sekian banyak sekolah yang ada di Indonesia khususnya Kota Bandung, Jawa Barat.
Salah satu hal yang perlu diacungi jempol yaitu dari segi kedisplinannya yang dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah lainnya. Saat ini, sekolah ini sedang dalam proses pembangunan sehingga kondisi lingkungan terlihat kurang kondusif. Setiap tahunnya sekolah ini selalu dilakukan pembangunan agar tercipta kualitas sekolah yang lebih baik lagi, bukan hanya dari psikisnya saja, namun juga dari segi fisik sekolahnya juga. Karena pembangunan tersebut, beberapa kelas digabung dengan kelas lainnya, misalnya kelas C dipecah di kelas A dan kelas B, sehingga ada dua kelas saja tiap tingkatannya, kecuali kelas tiga. Kondisi tersebut terjadi karena ruang kelas yang kurang sementara ruangan kelasnya sedang dalam proses pembangunan tersebut. Namun begitu, bukan hal yang menjadi msalah karena kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan dengan sangat baik.
Jumlah ruangan yang ada saat ini yaitu terdiri dari 1 ruang kepala sekolah yang disekat dengan ruang guru, 1 perpustakaan darurat yang disekat dengan dapur, 11 ruang kelas, 12 wc, ruang UKS, gudang, lapangan sekolah, taman, kantin dan sekarang sedang dalam tahap pembangunan mushola. Pada saat ini, sekolah ini memiliki 13 kelas dalam proses belajar mengajar, diantaranya kelas IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IIIC, IVA, IVB, VA, VB, VIA,VIB, untuk kelas I masuk pukul 7.30 WIB, kelas III, IV, V, dan VI masuk pukul 7.30 WIB, sedangkan kelas II masuk pukul 10.30 WIB.
D. Subjek Penelitian
42
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
kelas sesuai dengan keunggulannya, yaitu kelas A, B, C. Namun pada semester ini dijadikan dua kelas, yaitu kelas A dan B. Sementara kelas C dipecah ke kelas A dan B sehingga karakteristik setiap kelasnya bervariatif. Fokus penelitian adalah siswa kelas lima A yang berjumlah 34 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 21 perempuan. Beberapa anak di kelas lima ini cukup unggul. Prestasi belajar dan rata-ratanya pun lebih menonjol dibandingkan dengan kelas lainnya. Namun, karakter anak perempuan di kelas ini cenderung terlihat pendiam dibandingkan dengan anak laki-lakinya, hanya sebagian yang terlihat aktif dan menonjol. Begitupun dalam pembelajaran IPS. Siswa cenderung pasif dan hanya memperhatikan yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, penelitian difokuskan di kelas lima A karena masalah yang ditemukan tersebut.
E. Waktu Penelitian
43
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Selanjutnya dibuatlah kesimpulan dari hasil kedua siklus tersebut. Penelitian berakhir di akhir bulan Mei 2015.
F. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data pada penelitian ini, bentuk instrumen penelitian adalah:
a. Pedoman/lembar pengamatan (observating) digunakan untuk mengamati kegiatan dalam proses belajar dengan menggunakan penerapan pendekatan saintifik.
b. Tes/soal digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam menguasa materi setelah menggunakan penerapan pendekatan saintifik. c. Catatan anekdotal, mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang
menarik di kelas.
d. Pedoman wawancara, mengungkapkan informasi rinci bagaimana siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian.
G. Prosedur Penelitian
Pada dasarnya tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dari tahapan pra-siklus yaitu mengidentifikasi masalah yang ada di dalam kelas, kemudian masuk kedalam tahapan siklus. Rincian prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran dengan pendekatan saintifik, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan 3) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian pemahaman siswa.
44
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
6) Menyusun tes formatif untuk siswa.
7) Target yang diharapkan dalam penerapan pendekatan saintifik ini keberhasilan minimal memenuhi kriteria KKM.
b. Tahap Tindakan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang serupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perenanaan kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup dan pada RPP kegiatan inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konirmasi.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan iinisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.
d. Tahap Refleksi
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasl pembelajaran memperbaiki kelemahan siklus I dan siklus II
H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data
a. Rencana analisis, pengumpulan dan pengolahan data
Rencana pengolahan dan uji keabsahan data pada peneliian tindakan kelas ini, merujuk pada pengolahan dan uji keabsahan data pada penelitian kualitatif. Data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpuan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanaya jenuh.
45
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis, dan diuji lagi hingga mendapat kesimpulan.
Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Nasution (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 89) menyatakan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Selanjutnya di lapangan peneliti menggunakan teknik analisis Model Miles and Huberman, yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut:
1) Data Reduction (Reduksi Data), yaitu merangkum data yang didapat. Data
didapat dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengungkapan data yang telah dijelaskan sebelumnya.
2) Data Display (penyajian data), penyajian data dilakukan dalam bentuk teks
yang bersifat naratif, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori
flowchart dan sejenisnya, termuat dalam laporan hasil penelitian.
3) Conclusion Drawing/verivication, atau penarikan kesimpulan, dengan
didukung bukti-bukti yang mantap.
b. Rencana Uji Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data, penelitian ini pun merujuk pada penelitian kualitatif, yang meliputi uji kredibilitas, transferability, depenability, dan
confirmability. Namun, dalam penelitian ini, uji keabsahan data hanya difokuskan
46
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
81
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VA di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung dalam pembelajaran IPS terbukti dapat meningkat bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, sedang, dan rendah. Akan tetapi untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah harus diberikan motovasi lebih untuk mampu berpikir kritis dibandingkan dengan siswa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan yaitu:
1. Proses pelaksanaan penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan dan perkembangan dari mulai siklus I ke siklus II baik dari kualitas pembelajaran, aktivitas guru dan aktivitas siswanya. Pada siklus I hanya menonjolkan metode diskusi kelompok yang dianggap sedikit monoton oleh siswa sehingga kurang dapat dipahami, sedangkan pada siklus II dengan penggunaan metode time token membuat siswa terlibat aktif dan menunjukkan kemampuan berpikir kritisnya. Begitupun dengan temuan-temuan negatif yang terdapat pada siklus I terjadi penurunan pada siklus II, sehingga terjadi peningkatan baik dari proses pembelajaran maupun materi pembelajaran yang disampaikan lebih dipahami pada siklus II dibandingkan dengan siklus I.
82
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
|
diperoleh hasil 26,4%.sehingga masih sangat jauh dari yang diharapkan guru. Setelah dilakukan refleksi dan pelaksanaan siklus II, hasil yang diperoleh sangat menakjubkan dan terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu 83,2%. Hal ini dikarenakan adanya perubahan metode pada siklus II yang meningkatkan aktivitas siswa untuk lebih aktif dan mampu berpikir kritis yaitu metode time token.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa rekomendasi yang disarankan bagi guru, sekolah maupun LPTK sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Diharapkan guru mampu mempersiapkan, merencanakan dan menguasai setiap tahapan dari pendekatan Saintifik terutama dalam pembelajaran IPS untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang sangat menyenakan bagi siswa.
2. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah mampu memfasilitasi media yang dibutuhkan dalam pembelajaran melalui penerapan pendekatan Saintifik seperti halnya LCD dan atau perlengkapan multimedia lainnya dan guru melengkapi dengan berbagai metode maupun media lainnya sebagai pendukung.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
83
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arikunto, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Elaine. (2009). Contextual Teaching & Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar.
Gunawan, Rudy. (2011). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Indriani, P. (2008). IPS: Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudhistira
Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.
Nugraha dan Rachmawati. (2005). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Bandung: Universitas Terbuka.
Rosyada. 2004. Paradigma Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Prenada Media.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Alfabeta.
_________. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wijaya. 1996. Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya
84
Endah Mustikawati, 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Winataputra, U. S. (2013). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka
2. Jurnal
Rahmanto, D. dan Ganes, G. (2013). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis
melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. [Online]. Diakses dari: http://ejournal.unesa.ac.id [17 Maret 2015]
3. Tesis
Nurhayati, Ai. (2014). Analisis Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran IPS untuk Mengembangkan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Tesis UPI. Tidak diterbitkan.
Lesmana, Atep. (2015). Pengaruh Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe