RIAS FANTASI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS IX DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 15
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Seni Tari
oleh :
Amanda Mutiara Munggarani 1101919
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan berjudul “Rias Fantasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas IX Dalam Pembelajaran Seni Tari
di SMP Negeri 15 Bandung” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menerima resiko/sanksi apabila di kemudian hari
ditemukan pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
Amanda Mutiara Munggarani
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Rias Fantasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas IX Dalam Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 15 Bandung
Oleh :
AMANDA MUTIARA MUNGGARANI 1101919
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si. NIP. 195710181985032001
Pembimbing II
Dr. Heni Komalasari, M.Pd NIP. 197109152001122001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Seni Tari
ii
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ”Rias Fantasi Untuk Meningkatkan Kreativitas
Siswa Kelas IX Dalam Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 15 Bandung”.
Penurunan kreativitas dalam pembelajaran seni tari yang terjadi di SMP Negeri 15 Bandung yang diakibatkan penggunaan metode yang sama pada setiap proses pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran seni tari. kondisi yang terjadi pada SMP Negeri 15 Bandung tersebut, maka peneliti mengambil permasalahan bagaimana proses pembelajaran rias fantasi dan bagaimana hasil pembelajaran rias fantasi. Penerapan rias fantasi dalam pembelajaran seni tari tentunya memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas IX di SMP Negeri 15 Bandung. manfaatnya yaitu memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam membangun kreativitas dan potensi yang dimiliki terhadap pembelajaran seni tari. Metode yang digunakan adalah Pre-Experimental dengan desain One Shoot Case Study yaitu pemberian treatment tanpa memberikan pretest terlebih dahulu dan selanjutnya diobservasi lebih lanjut. Treatment yang dimaksud adalah pemberian stimulus visual, menganalisis jenis rias, membuat konsep rias dan mengaplikasikan rias pada wajah. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan menerapkan rias fantasi dalam pemebelajaran seni tari terjadi suatu peningkatan terhadap kreativitas siswa. Dilihat dari penghitungan menggunakan uji-t yaitu thitung > ttabel dan hasilnya adalah 10,364 > 1,694, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan rias fantasi pada pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kreativitas siswa.
ABSTRACT
This research entitled " Fantasy Makeup To Enhance Creativity at IX Grade Students on Learning Dance in SMP Negeri 15 Bandung". The decline of creativity in learning the art of dance that occurs in SMP Negeri 15 Bandung resulting from the use of the same method in each of the learning process, the students feel bored and less interested in participating in learning the art of dance. conditions that occur in the SMP Negeri 15 Bandung, the researchers took the problem of how the process and how the outcomes from learning fantasy makeup . This research purposed to increase the creativity of students in IX grade on SMPN 15 Bandung on learning makeup fantasy in dance. the benefits is to give experience to the students in developing their creativity and potential in learning dance. The method used is Pre-Experimental design One Shoot Case Study namely the provision of treatment without providing a pretest beforehand and then observed further. Treatment is meant is giving a visual stimulus, analyzing the type of dressing, making the concept of dressing and applying makeup on the face. Based on the results of the study, the results shows that by applying makeup fantasy in dance learning can increase the creativity of the students. Judging from the calculation using t-test is thitung> ttable and the result is 10.364> 1.694, it can be concluded that the application of makeup fantasy on learning the art of dance has significant influence in enchance students' creativity.
vi
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
1. Tujuan Umum ... 7
2. Tujuan Khusus ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoretis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Sturktur Oraganisasi Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
1. Subjek Penelitian ... 1o 2. Posisi Teoritis Penelitian ... 11
B. Kajian Pustaka ... 12
1. Tata Rias ... 12
a) Pengertian Tata Rias ... 12
c) Fungsi Tata Rias ... 15
2. Psikologi Warna ... 19
3. Pembelajaran Seni Tari ... 20
4. Komponen Pembelajaran Seni Tari ... 21
a) Tujuan Pembelajaran ... 21
b) Materi Pembelajaran ... 24
c) Metode Pembelajaran ... 25
d) Media Pembelajaran ... 26
e) Evaluasi Pembelajaran ... 27
5. Stimulus Dalam Penerapan Rias Fantasi ... 28
6. Kreativitas ... 29
a) Ciri-ciri Kreativitas ... 30
b) Faktor-faktor Kreativitas ... 32
7. Karakteristik Siswa SMP ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 37
1. Partisipan ... 37
2. Tempat Penelitian ... 37
C. Populasi dan Sampel ... 38
1. Populasi ... 38
2. Sampel ... 38
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 39
1. Instrumen Penelitian ... 39
2. Teknik Pengumpulan Data... 40
E. Prosedur Penelitian ... 41
1. Langkah-langkah Penelitian ... 41
2. Definisi Operasional ... 42
3. Skema/Alur Penelitian ... 43
viii
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
5. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 44
a) Asumsi ... 45
b) Hipotesis ... 45
F. Analisis Data ... 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 50
A. Temuan Penelitian ... 50
1. Profil Sekolah ... 50
2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 15 Bandung Sebelum Diterapkannya Rias Fantasi ... 51
3. Proses Penerapan Rias Fantasi Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP Negeri 15 Bandung .... 55
4. Hasil Penerapan Rias Fantasi Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP Negeri 15 Bandung ... 66
B. Pembahasan Penelitian ... 81
1. Proses Penerapan Rias Fantasi Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP Negeri 15 Bandung .... 81
2. Hasil Penerapan Rias Fantasi Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP Negeri 15 Bandung ... 83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 88
A. Simpulan ... 88
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 88
DAFTAR PUSTAKA... 90
RIWAYAT HIDUP ... 92
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian
diubah menjadi seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya
mencakup seni musik, seni tari, seni rupa dan teater. Mata pelajaran tersebut
haruslah diberikan dengan seimbang, bukan hanya terfokus pada beberapa mata
pelajaran saja. Pada beberapa sekolah mata pelajaran terutama dalam bidang seni
tari terkadang hanya disampaikan secara tidak menyeluruh atau terkesan
dikesampingkan.
Pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas pada diri siswa di kelas,
mengingat pembelajaran seni tari tidak mengharuskan siswa untuk meniru
ataupun menghafal apa yang diberikan guru, tetapi siswa diberikan sebuah
stimulus agar dapat menumbuhkan daya kreativitas mereka melalui imajinasi
yang diwujudkan dari hasil pencipataan sendiri. Selain itu pula, pembelajaran
seni tari mampu membentuk pengalaman kreatif siswa karena ikut berkontribusi
dalam perkembangan anak. Komalasari (dalam Lestari 2015, hlm 2) menyebutkan
bahwa:
Pendidikan seni tari dapat berkontribusi mengembangkan cita rasa keindahan, serta mempunyai kemampuan menghargai karya seni yang dapat membentuk individu yang apresiatif terhadap budayanya. Proses pembelajaran seni tari berfungsi menjadi media ekspresi, komunikasi, pengembangan kreativitas yang dapat merangsang kemampuan berfikir salah satunya adalah kemampuan kreativitas.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa dalam pembelajaran seni tari dapat
memacu perkembangan siswa dalam berbagai hal seperti perkembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang nantinya berdampak dalam
kemampuan berpikir siswa terutama dalam mengembangkan kreativitas.
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang
baru, baik itu gagasan atau karya nyata. Seperti yang diungkapkan oleh
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.”
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa dalam mengaplikasikan suatu materi
diperlukan kreativitas yang akan menghasilkan karya sesuai dengan keinginan
siswa, maka untuk menghasilkan karya yang baik kreativitas siswa tersebut perlu
diasah. Untuk mengasah kreativiatas siswa bisa dengan cara capturing,
surronding, challenging, dan broandening. (Andapita,
http://hot.detik.com/read/2013/11/20/192005/2418946/775/4-langkah-mengasah-kreativitas-anak, diunduh tanggal 23 Deember 2014)
Capturing, ide atau gagasan dari seorang siswa harus diterima dengan baik
oleh seorang guru, bila ide atau gagasannya tersebut kurang sesuai dengan yang
dimaksud, guru membimbing siswa sedikit demi sedikit sehingga akan didapatkan
kreativitas yang dimaksud. Surronding, adanya interaksi sosial dengan
lingkungan sekitar baik itu dengan siswa yang lain, guru atau lingkungan,
sehingga dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar siswa dapat
menemukan ide-ide kreatif berdasarkan pengalamannya saat berinteraksi.
Challenging, siswa diberikan suatu masalah atau hal yang harus dianalisis
sehingga dalam menyelesaikan masalahnya itu siswa ada rangsang untuk berpikir,
namun harus dengan bimbingan seorang guru juga. Broandening, ini adalah tahap
terakhir dalam mengasaha kreativitas siswa yaitu dengan mempelajari hal-hal baru
yang didapatkan oleh siswa. Selain itu juga ada beberapa hal untuk meningkatkan
kreativitas siswa, yaitu (a) menumbuhkan rasa percaya diri siswa, (b) membiarkan
siswa untuk eksplorasi, (c) membiarkan siswa berimajinasi, (d) guru sebaiknya
lebih banyak memberi saran daripada larangan, (e) guru memberikan kegiatan
yang merangsang kreativitas, (f) memberikan kesempatan siswa untuk berpikiran
sendiri, dan (g) guru sebaiknya tidak memarahi siswa jika melakukan kesalahan.
Siswa sekolah menengah pertama (SMP) termasuk ke dalam kategori
remaja, dimana pada usia remaja ini termasuk pada periode operasional formal.
Pada periode ini, idealnya remaja memiliki pemikiran sendiri dalam memecahkan
suatu masalah yang sedang dihadapinya. Menurut Shaw dan Costanzo (2009, hlm.
58) mengatakan bahwa “periode tersebut memungkinkan remaja untuk berpikir
lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang
3
seorang remaja berkembang dengan sedemikian rupa dan dapat berpikir
multidimensi. Siswa tidak lagi menerima informasi saja tetapi dapat memproses
informasi tersebut dan mengadaptasikan sesuai dengan pemikirannya sendiri,
maka dalam pembelajaran seni tari ini siswa lebih dibebaskan untuk
mengeksplorasi apa yang didapat dalam pembelajaran tersebut sebagai sebuah
kegiatan untuk mengembangkan kreativitas siswa.
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 15 Bandung, proses pembelajaran
seni tari sudah mulai memfokuskan pada siswa dimana siswa yang
mengembangkan materi yang telah diberikan oleh guru. Mata pelajaran seni tari
termasuk ke dalam pelajaran SBK yang didalamnya terdapat mata pelajaran seni
yang lain seperti seni rupa, seni musik dan seni teater, namun materi seni yang
diberikan tidak merata. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya SDM pengajar
yang menguasai seluruh bidang seni, sehingga untuk tingkatan kelas tertentu
hanya diberikan satu sampai dua bidang seni saja.
Minat siswa terhadap pembelajaran seni tari cukup menurun, sehingga
berdampak pada kreativitas siswa terhadap pembelajaran seni tari. Hal ini
dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selalu sama pada
setiap proses pembelajaran sehingga membuat siswa bosan dan jenuh untuk
mengikuti pembelajaran. Untuk wilayah eksplorasi siswa pun hanya sebatas
eksplorasi gerak saja. Padahal pembelajaran seni tari merupakan bidang seni yang
komplek. Selain gerak, terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya, antara
lain musik, busana dan rias. Ketiga unsur tersebut kurang dieksplorasi guru dan
siswa dalam pembelajaran seni tari, padahal dengan ketiga unsur tersebut dapat
meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran seni tari sehingga terjadi
peningkatan kreativitas siswa. Selain itu pula, guru yang mengajarkan tari di
sekolah harus mampu memahami bahwa karakteristik potensi siswa yang belajar
tari di sekolah umum sangat berbeda-beda perbedaan karakteristik siswa
mengharuskan kadar pemberian pengetahuan dan keterampilan tari disesuaikan
dengan kemampuan siswa. Guru harus lebih kreatif mengelola kelas dengan
menciptakan suasana belajar yang hidup., bervariasi, mengundang rasa ingin tahu
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk menerapkan materi tata rias
dalam pembelajaran seni tari, hal ini dikarenakan pemberian tata rias dianggap
tidak perlu sehingga apabila terdapat sebuah pertunjukan di sekolah, guru lebih
senang untuk mendandani siswa tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk
berkreasi tentang tata rias. Pemberian materi tata rias sebagai materi seni tari
diharapkan dapat menarik minat siswa terhadap pembelajaran seni tari, sehingga
dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Tata rias merupakan seni untuk mengubah wajah dari aslinya dengan
menggunakan bahan dan alat kosmetik. Rias bukan hanya mengaplikasikan
kosmetik pada wajah, tapi dalam hal ber-makeup membutuhkan banyak
pengetahuan, mulai dari anatomi wajah, karakteristik warna dan garis, gradasi
warna dan komposisi warna. Menurut Harymawan (dalam Rosala dkk) bahwa
“tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan
wajah dari suatu peran. (1999, hlm. 139)”. Oleh karena itu, untuk ber-makeup
harus mengetahui anatomi wajah karena dapat memperbaiki atau mengubah wajah
seseorang, sehingga kekurangan yang dimiliki dapat ditutupi dengan teknik
ber-makeup dan penggunaan kosmetik.
Dalam dunia pertunjukan, tata rias erat sekali hubungannya terutama
dalam seni teater dan seni tari, karena dengan menggunakan rias dapat
memperkuat karakter seorang tokoh.
Ada beberapa jenis rias yang dikelompokkan oleh para ahli, yaitu (a) rias jenis, dilakukan utuk merubah jenis seorang pemeran dari laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya. (b) rias bangsa, untuk merubah menjadi bangsa asing (etnis), dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang sifat bangsa, tipe dan watak agar penggunaannya bisa selaras. (c) rias usia, untuk merubah seseorang menjadi yang lain usianya. (d) rias watak, rias ini agak sulit untuk melakukannya, karana dengan adanya bentuk luar dari watak seseorang (e) rias temporal, rias ini digunakan untuk membedakan rias sesuai dengan perbedaan waktu, dan (f) rias lokal seni rias yang difungsikan dan ditentukan oleh tempat atau keadaan si pemeran (Rosala dkk, 1999, hlm. 30).
Dari beberapa jenis rias yang telah disebutkan di atas, peneliti memilih
materi rias fantasi sebagai materi yang akan diberikan kepada siswa, hal ini
dikarenakan pembelajaran seni tari dengan materi rias fantasi ini lebih
5
riasnya. Selain itu pula, dalam rias fantasi ini lebih mudah diaplikasikan oleh
siswa karena tidak terpatok oleh patokan-patokan yang terdapat pada rias karakter
tari tradisi sehingga siswa dapat lebih mengembangkan imajinasi dan kreativitas
mereka.
Rias fantasi memiliki tujuan untuk mengubah wajah seseorang dengan
menampilkan rekaan wajah menjadi tidak realistis atau menjadi wujud khayalan
yang diinginkan. Rias fantasi merupakan visualisasi dari imajinasi seorang penata
rias tentang sosok tertentu atau benda tertentu. Terdapat dua jenis rias fantasi,
yaitu rias fantasi nasional (fancy) merupakan rias yang menerapkan berbagai jenis
atau tipe tema namun tetap mempertahankan penampilan manusia seutuhnya dan
tidak merubah atau menambahkan benruk baru pada wajah, dan bagian-bagian
wajah lainnya.an bentuk baru pada wajah dan bagian-bagian wajah yang lainnya
dan riad fantasi internasional merupakan rias yang merubah penampilan
seutuhnya dengan cara merubah/menambahkan bentuk baru pada wajah, dan
bagian-bagian wajah lainnya serta bagian tubuh disesuaikan dengan tema.
(Tritianti dan Juniastuti,
http://unjtatariasfantasi.wordpress.com/tata-rias-fantasi-2/, diunduh pada tanggal 18 Oktober 2015)
Penerapan materi rias fantasi sebagai materi alternatif dalam pembelajaran
seni tari memiliki tujuan yaitu untuk memberikan pengalaman baru kepada siswa
sehingga dapat termotivasi dan lebih berminat terhadap pembelajaran seni tari
serta untuk mengetahui adanya peningkatan kreativitas siswa. Selain itu pula,
dengan diterapkannya rias fantasi dalam pembelajaran seni tari, siswa dapat bebas
mengekspresikan diri sesuai dengan keinginan mereka dan dapat meningkatkan
penjiwaan siswa dalam menari serta siswa diharapkan terampil dalam
mengaplikasikan make-up baik warna, garis dan aksen yang sesuai dengan
karakter dan tema yang diangkat.
Dengan kata lain, mata pelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai kegiatan
kreatif dengan cara menggabungkan beberapa sub bidang studi atau mata
pelajaran yang menjadikan satu kesatuan tindakan, sehingga dapat menghasilkan
suatu bentuk penampilan yang diwarnai oleh unsur-unsur yang dipadukan
(Masunah, 2012, hlm. 259), maka dari itu materi di setiap bidang seni akan
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
cipta atau daya kreativitas anak dalam menemukan hal-hal baru. Dalam
menerapkan kegiatan kreatif ini sebaiknya memotivasi siswa adalah dengan
memberikan rangsangan awal. Rangsangan awal tersebut bisa dari rangsangan
visual, auditif, gagasan ataupun kinestetik, yang nantinya bisa menghadirkan
suasana bermain kepada siswa. Dengan suasana seperti itu, dalam pembelajaran
seni tari akan lebih menyenangkan dan siswa lebih leluasa untuk berkreativitas.
Kegiatan kreatif yang peneliti terapkan dalam pembelajaran seni tari ini
dapat menjadikan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien di dalam kelas,
karena peneliti mengaitkan materi rias fantasi dalam pembelajaran seni tari ini
dengan mata pelajaran seni rupa yang sangat erat dengan warna, garis dan
karakter. Dalam rangsangan awalnya pun, peneliti memberikan rangsangan
gambar kedok topeng Cirebon. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa
terhadap warna, garis, aksen dan karakter yang nantinya dikembangkan oleh
siswa. Selain itu pula dengan menggunakan stimulus kedok topeng Cirebon, siswa
dapat melihat pengembangan dari setiap bagian wajah, misalnya saja pada bagian
alis. Alis pada kedok topeng Cirebon merupakan pengembangan dari bentuk alis
pada umumnya dimana pada ujung alis tersebut dibuat agak melingkar. Dari hal
tersebutlah kedok topeng Cirebon dapat dijadikan stimulus bagi siswa untuk
memahami rias fantasi yang merupakan pengembangan atau wujud baru dari rias
pada biasanya. Setelah siswa mampu memahami dari rangsangan yang diberikan
tersebut barulah siswa membuat konsep rias fantasi sesuai dengan imajinasi dan
kreativitas siswa sesuai tema.
Berdasarkan pemikiran latar belakang di atas, peneliti mengambil judul
penelitian yaitu “Rias Fantasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas
IX Dalam Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 15 Bandung”. Selain untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari, siswa dapat
mengenal unsur pendukung lain yang terdapat pada seni tari dimana unsur-unsur
tersebut saling berkaitan satu sama lain dan menjadikan pembelajaran seni tari
7
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan
penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut.
1. Bagaimana proses pembelajaran rias fantasi bertema pada siswa kelas IX di
SMP Negeri 15 Bandung ?
2. Bagaimana hasil pembelajaran rias fantasi bertema pada siswa kelas IX di
SMP Negeri 15 Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan yang
dipaparkan sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tata
rias sebagai salah satu pembelajaran seni tari agar siswa dapat meningkatkan daya
kreativitasnya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
a. Memproses pembelajaran seni tari melalui materi rias fantasi kepada siswa.
b. Memperolehdata hasil kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari melalui
materi rias fantai.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teori maupun
ptaktik, seperti berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dalam
mengembangkan keilmuan seni yang terkait dengan kreativitas siswa. Penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan siswa dalam bidang
rias yang terkait dengan karakter tokoh yang dibawakan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
2) Dapat memperluas pengetahuan guru dalam mengembangkan metode
pembelajaran seni tari.
3) Sebagai salah satu alternatif guru dalam meningkatkan kreativitas siswa
dalam pembelajaran seni tari.
b. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan serta keterampilan dalam mengkaji
suatu permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran tari.
c. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman langsung dalam membangun kreativitas
dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Bagi Departemen Pendidikan Seni Tari UPI
Dapat menambah sumber pustaka mengenai model/metode pembelajaran
tari sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas siswa.
e. Bagi Sekolah
1) Dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka secara otomatis akan
meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut.
2) Dapat mencetak siswa yang mempunyai kreativitas dan keterampilan yang
mumpuni.
E. Struktur Organisasi Penelitian
Struktur organisasi penelitian skripsi dimana memberikan gambaran
kandungan yang terdapat pada setiap bab, urutan penulisannya serta
keterkaitannya antara satu bab dengan bab yang lain.
Adapun struktur organisasi penelitian sebagai berikut.
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat pendahuluan yang didalamnya diuraikan mengenai
pembelajaran seni tari sebagai media untuk meningkatkan kreativitas siswa,
namun untuk saat ini kreativitas yang terjadi di kelas IX SMP Negeri 15 Bandung
terbilang menurun dikarenakan guru mengembangkan metode pembelajaran yang
digunakan. Hal ini berdampak pada minat dan kreativitas siswa yang menurun
karena merasa bosan dengan pembelajaran yang selalu sama setiap
9
baik ketika diberikan treatment maupun setelah diberikan treatment dalam
meningkatkan kreativitas siswa.
2. BAB II LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini, menjelaskan mengenai konteks yang jelas pada setiap topik
atau permasalahan yang peneliti angkat. Berikut kajian pustaka/ landasan teoritis
pada skripsi ini mengenai tata rias, psikologi warna, kreativitas, pembelajaran seni
tari, komponen pembelajaran dan karakteristik siswa SMP.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini memabahs metode penelitian yang digunakan, yakni metode
Pre-Experimental Design dengan model One Shoot Case Study melalui
pendekatan kuatitatif dimana tidak ada kelas pembanding. Populasi penelitian
adalh kelas IX SMP Negeri 15 Bandung dengan mengambil sampel kelas IX A
dengan jumlah siswa 34 orang. Adapun alasan pemilihan metode karena peneliti
ingin mengetahui sejauh mana kreativitas siswa terhadap pembelajaran seni tari.
selain itu pula alasan pemilihan lokasi dan sampel pada penelitian ini dikarenakan
SMP Negeri 15 Bandung merupakan tempat peneliti melangsungkan PPL
(Program Profesi Lapangan) sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian.
4. BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang didapat dari penerapan
treatment tanpa melakukan pretest terlebih dahulu. Pengujian hipotesis berasal
dari nilai pada pertemuan akhir yanga nantinya akan dibandingkan dengan nilai
rata-rata dari setiap pertemuannya, sehingga dapat terlihat seberapa besar
keberhasilan pengaruh treatment terhadap kreativitas siswa.
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Pada bab ini peneliti mengemukakan simpulan penerapan rias fantasi dalam
pembelajaran seni tari sebagai alternatif untuk meningkatkan kreativitas siswa,
88
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan perolehan data, peneliti menarik kesimpulan bahwa
penerapan rias fantasi dalam pembelajaran seni tari kelas IX di SMP Negeri 15
Bandung mampu meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari.
Hal ini dibuktikan ketikan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran seperti
menganalisis gambar kedok dan jenis rias, membuat dan mengembangkan konsep
rias fantasi, mengaplikasikan rias fantasi pada wajah serta mepresentasikan hasil
rias fantasi di depan kelas. Diterapkannya rias fantasi, siswa dapat bebas
berimajinasi dan berekspresi dalam memadupadankan make-up sehingga
kreativitas siswa dapat terasah.
Selain itu pula, melalui penelitian ini kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor siswa dapat terolah sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa
selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, penerapan rias
fantasi dalam pembelajaran seni tari dapat memberikan manfaat dan pengalaman
baru terhadap siswa dan dapat dijadikan sebuah alternatif bagi guru baik dari segi
materi, metode dan media untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal
di dalam kelas.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, didapatkan hasil belajar
siswa yang menjadi tolak ukur terhadap meningkatnya kreativitas siswa dalam
pembelajaran seni tari. Peneliti mengamati setiap perkemabangan pada siswa
kelas IX A sehingga diperoleh nilai thitung > ttabel, 10,364 >1,694. Dilihat dari data
tersebut, menunjukan peningkatan yang signifikan, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan rias fantasi dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan
kreativitas siswa kelas IX di SMP Negeri 15 Bandung.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Selain simpulan di atas, penerapan rias fantasi dalam pembelajaran seni
tari telah berhasil meningkatakan kreativitas siswa, maka hasil penelitian ini
89
1. Lembaga Tinggi UPI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan khususnya di
Departemen Pendidikan Seni Tari dan dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
pembelajaran seni tari dan penelitian ini sebagai langkah awal bagi peneliti
selanjutnya untuk mengembangkan penelitian sejenis.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai sumber literatur yang berkaitan dengan pembelajaran sen tari
yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dengan memperkenalkan
unsur pendukung lain bahwa seni tari itu bukan hanya mengandalkan gerak saja.
3. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran seni tari
dengan menggunakan rias fantasi sebagai materi pembelajaran sehingga siswa
mendapatkan pengalaman baru dalam belajar seni tari dan mampu meningkatkan
90
Amanda Mutiara Munggarani, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Buku
_______________. (2002). Kreativitas & Pembelajaran Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Damajanti, Irma. 2006. Psikologi Seni. Bandung. PT Kiblat Buku Utama.
Furqon. (2009). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Juntika Nurihsan, Achmad & Mubiar, Agustin. 2011. Dinamika Perkembangan
Anak & Remaja. Bandung: Refika Aditama. Cetakan Pertama.
Lestari, Tresna A. 2015. Eksplorasi Gerak Melalui Penafsiran Lirik Lagu Dalam
Pembelajaran Seni Tari Sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa
Kelas VII Di SMP Negeri 15 Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Masunah, Juju & Tati Narawati. 2013. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung. P4ST
UPI
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta.
Rineka Cipta
Rachmawati, Y. & Kurniati, E. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Rosala, Dedi, dkk. 1999. Bungan Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung.
Humaniora Utama Press
Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor. Ghalia
Indonesia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta Bandung
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. PT
Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta. PT.
Bumi Aksara
Internet
http://hot.detik.com/read/2013/11/20/192005/2418946/775/4-langkah-mengasah-kreativitas-anak, diunduh pada tanggal 23 Desember 2014
http://unjtatariasfantasi.wordpress.com/tata-rias-fantasi-2/, diunduh pada tanggal 18 Oktober 2015
http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/, diunduh pada tanggal 29 Oktober 2014
http://www.kereta-fasyaantasari.blogspot.com/2013/06/tata-rias-artistik.html, diunduh pada tanggal 29 Oktober 2014
http://www.kiddienglish.wordpress.com/psikologi-warna/,diunduh pada tanggal 30 Oktober 2014
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli.html, diunduh pada tangga 30 Oktober 2014
http://www.studiotari.com/2012/10/pengetahuan-dasar-tata-rias.html, diunduh pada tanggal 28 Oktober 2014