• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN USAHATANI MANGGIS DENGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN USAHATANI MANGGIS DENGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal

ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor

pertanian, oleh karena itu sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia

adalah bidang pertanian dan perkebunan. Seperti yang diungkapkan oleh

Mubyarto (1989, hlm. 12) Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya

pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.

Pertanian dan perkebunan di Indonesia ini sangat berpengaruh besar terhadap

perekonomian negeri ini, hal ini harus terus didorong dan dikembangkan seiring

jumlah penduduk Indonesia yang terus semakin bertambah. Hal ini akan

berdampak kepada ketersediaan pangan Indonesia, dengan jumlah penduduk yang

sangat banyak tentu akan membutuhkan persediaan pangan yang besar pula.

Hanani AR dkk (2003, hlm. 31) menyatakan bahwa beberapa faktor yang

menyebabkan pertanian di Indonesia ini mempunyai peranan yang sangat penting:

(1) Potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) Pangsa terhadap

pendapatan nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan

hidupnya pada sektor ini, (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Menurut

Setiawan I (2006, hlm. 34) “Walaupun sektor pertanian semakin berkurang

kontribusinya terhadap pendapatan negara, tetapi sebagian besar penduduk

Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut”.

Subsektor pertanian memiliki peranan strategis dalam pembangunan

ekonomi secara nasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 18 tahun 2004

tentang Perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan negara dan devisa negara;

menyediakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya

saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri;

dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

(2)

yang berada di jalur khatulistiwa membuat Indonesia memiliki keanekaragaman

dalam varietas buah-buahan, salah satunya ialah manggis.

Buah manggis (Garcinia Mangostana) merupakan tumbuhan buah yang

diyakini berasal dari kawasan hutan tropis kepulauan nusantara. Buah yang

memiliki warna ciri khas merah keunguan ini tak hanya memiliki bentuk unik,

memiliki rasa yang sangat manis, juga memiliki khasiat yang sangat besar

terkandung didalamnya. Selain kita bisa menikmati isi buahnya, juga terdapat

manfaat dari kulit buah manggis ini yang bisa dijadikan sebagai obat untuk

kesehatan. Buah manggis ini menurut banyak penelitian mengandung Xanthone

yang berfungsi sebagai antioksidan dan memiliki aktifitas anti-inflamasi. Tak

heran, buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan

tertinggi di dunia. Dengan letak Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa ini,

Indonesia sangat beruntung karena dengan kekayaan dan keanekaragaman

hayatinya memungkinkan banyak sekali ditemukan sumber kesehatan alami. Buah

Manggis memang identik dengan daerah tropis sehingga tidak mengherankan jika

mendapatkan julukan "Queen of Tropical Fruit".

Menurut Yunitasari L (2011, hlm. 1) Jika di Timur Tengah terkenal

dengan buah kurma yang memiliki kandungan gizi nyaris sempurna, maka di Asia

ada buah manggis yang belakangan naik pamor. Bukan hanya karena rasanya

yang lezat dan khas, tetapi kandungan gizi yang sangat baik pula yang terkandung

didalamnya. Manggis (mangosteen) dengan nama latin Garcinia mangostnana ini

berasal dari Asia Tenggara. Pohon manggis hanya bisa tumbuh di hutan dan

dataran tinggi tertentu yang beriklim tropis seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam,

Myanmar, Filipina, dan Thailand serta di Hawai dan Australia Utara. Manggis

juga dikenal sebagai tanaman budidaya dan merupakan salah satu tanaman buah

tropika yang pertumbuhannya paling lambat, tetapi umurnya juga paling panjang.

Membutuhkan 10-15 tahun untuk mulai berbuah dan tingginya mencapai 10-25

meter.

Manggis (Garcinia Mangostana L) adalah komoditas utama ekspor buah

Indonesia. (Kementerian Pertanian, 2006) mencatat ekspor manggis mencapai

5.697 ton dengan nilai lebih dari 3,6 juta dollar AS. Negara tujuan antara lain

(3)

merupakan pemasok utama produksi manggis di Indonesia. BPPS Jawa Barat

(2007) mencatat dari 112.722 ton produksi manggis Indonesia, 60.277 ton atau

53,4 persen di antaranya berasal dari sejumlah sentra di daerah itu, seperti

Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Purwakarta, Subang, dan Bogor.

Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten

Purwakarta (2012) Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu sentra produksi

manggis di Indonesia. Untuk memenuhi peluang terhadap tingginya permintaan

manggis baik untuk pasar domestik maupun ekspor dalam upaya mewujudkan

manggis sebagai buah primadona ekspor, Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah

mengembangkan tanaman manggis secara bertahap. (Monografi Kecamatan

Wanayasa, 2012) mencatat bahwa pada tahun 1992 telah dikembangkan 100 Ha

kebun manggis (10.000 pohon) yang tersebar di Kecamatan Wanayasa.

Kecamatan Wanayasa merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Purwakarta, Kecamatan Wanayasa ini mempunyai luas wilayah

5.633,18 Ha dengan topografinya bervariasi terdiri dari 75% perbukitan dan 25%

daratan. Pemanfaatan lahan di Kecamatan Wanayasa ini sebagian besar digunakan

untuk perkebunan, pertanian dan kehutanan serta sebagian kecil untuk peternakan

dan pariwisata alam. Kecamatan Wanayasa mempunyai batas wilayah :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kiarapedes  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bojong  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kiarapedes  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pondoksalam

Seperti data diatas Kecamatan Wanayasa ini sebagian besar wilayahnya

digunakan untuk perkebunan dan pertanian, salah satunya adalah perkebunan

manggis. Perkebunan manggis yang ada di Kecamatan Wanayasa ini secara

keseluruhan memiliki luas 912 Ha dan dikelola oleh masyarakat setempat. Buah

ini banyak tumbuh di kebun rakyat, jadi tidak ada lokasi khusus perkebunan

manggis. Manggis Wanayasa ini ditetapkan menjadi komoditas unggulan oleh

(4)

Tabel 1.1

Jumlah Tanaman Buah-buahan (pohon), Kec. Wanayasa tahun 2012

No Desa Durian Rambutan Manggis Duku Pisang

1 Wanayasa 544 157 7094 92 23423

2 Sumurugul 203 60 2470 33 8094

3 Babakan 486 141 6307 84 20805

4 Wanasari 408 118 5257 70 17326

5 Legokhuni 198 60 2410 33 7992

6 Nagrog 220 63 2713 37 8896

7 Sakambang 350 102 4496 60 14716

8 Nangerang 137 41 1589 22 5150

9 Simpang 189 56 2288 30 7491

10 Raharja 196 58 2379 32 7792

11 Cibuntu 151 45 1777 24 5784

12 T. Tonggoh 366 105 4691 62 15451

13 T. Tengah 466 135 6034 79 19867

14 Sukadami 291 85 3662 53 12039

15 Ciawi 132 40 1502 17 4820

Jumlah 4337 1268 54636 728 179646

Sumber : BPP Kecamatan Wanayasa tahun 2012

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah tanaman buah-buahan

(pohon) yang ada di Kecamatan Wanayasa ini didominasi oleh tanaman buah

pisang sebanyak 179.646 pohon dan tanaman buah manggis sebanyak 54.636

pohon. Meskipun jumlah populasi tanaman manggis ini dibawah populasi

(5)

penjualan buah di Kecamatan Wanayasa ini karena nilai jualnya lebih tinggi

dibandingkan dengan buah yang lain.

Manggis Wanayasa ini hampir tersebar diseluruh desa yang ada di

Kecamatan Wanayasa. Keunggulan manggis Wanayasa diantaranya rasanya tidak

terlalu manis agak keasaman yang disukai konsumen luar negeri. Selain itu

ukurannya standar dan kelopak buahnya kuat sehingga buahnya awet sampai dua

minggu.Menurut salah satu kelompok tani, satu tahun bisa mencapai produksi

sekitar 8 ton per desanya, apalagi kalau sedang musim panen raya itu bisa

bertambah lagi jumlahnya.

Pada tahun 2005 populasi pohon manggis di Kabupaten Purwakarta

sebesar 86.000 pohon dengan areal seluas 860 Ha, namun pada tahun 2012 jumlah

populasi pohon manggis ini bertambah menjadi 150.068 Ha dengan areal seluas

912 Ha dengan jumlah produksi sebesar 1.306 Kwintal (Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Purwakarta, 2012). Hal ini menunjukkan

potensi perkebunan yang ada di Kecamatan Wanayasa sangat besar, dan ini akan

berpengaruh juga terhadap peningkatan ekonomi para petani. Apalagi manggis di

Kabupaten Purwakarta ini sudah menjadi langganan ekspor ke luar negeri. Namun

terdapat beberapa kendala yang menghambat diantaranya ialah modal dan

pemasaran. Tanaman manggis yang ditanami oleh setiap petani di Kecamatan

Wanayasa ini tidak merata, ada yang memiliki luas kebun yang lumayan besar

namun yang ditanami tanaman manggis hanya sedikit, ada pula yang memiliki

luas kebun yang kecil sehingga sangat tidak memungkinkan untuk ditanami

tanaman manggis dengan jumlah yang besar. Selain itu, pemasaran juga menjadi

hal penghambat dikarenakan sebagian dari petani ketika panen lebih memilih

sistem ijon, sedangkan dalam system ijon ini tak jarang petani mendapatkan lebih

sedikit pendapatan dari seharusnya harga di pasaran. Hal ini yang menyebabkan

pemasukan pendapatan dari usahatani manggis ini menjadi tidak maksimal.

Besarnya potensi yang dimiliki oleh manggis Wanayasa ini, penulis

tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Kondisi Sosial Ekonomi Petani

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor geografis apa yang mendukung usahatani manggis di

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta?

2. Bagaimanakah hubungan usahatani manggis dengan pendapatan masyarakat

petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta?

3. Bagaimanakah hubungan usahatani manggis dengan tingkat kesehatan

masyarakat petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Purwakarta?

4. Bagaimanakah hubungan usahatani manggis dengan tingkat kepemilikan

rumah petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta?

5. Bagaimanakah hubungan usahatani manggis dengan tingkat kepemilikan

sarana informasi dan transportasi petani manggis di Kecamatan Wanayasa

Kabupaten Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor geografis yang mendukung

tumbuhnya pohon manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

2. Untuk menganalisis hubungan usahatani manggis dengan tingkat

pendapatan petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

3. Untuk menganalisis hubungan usahatani manggis dengan tingkat kesehatan

keluarga petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

4. Untuk menganalisis hubungan usahatani manggis dengan tingkat

kepemilikan rumah petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Purwakarta

Untuk menganalisis hubungan usahatani manggis dengan tingkat

kepemilikan sarana informasi dan transportasi petani manggis di Kecamatan

Wanayasa Kabupaten Purwakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memperkaya wawasan mengenai teori dan konsep yang telah

dipelajari terutama dalam pokok bahasan geografi ekonomi.

b. Untuk menambah wawasan pengetahuan dalam hal ilmu kegeografian bagi

(7)

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap penentu kebiajakan terkait bidang

hortikultura manggis dalam pembinaan dan pengembangan di daerah

penelitian.

b. Teridentifikasinya faktor-faktor geografis yang mendukung tumbuhnya

pohon manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

c. Teridentifikasinya tingkat sosial ekonomi masyarakat petani manggis di

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta.

d. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang ada

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode menurut Surakhmad (1990, hlm. 40) merupakan suatu cara yang

digunakan untuk mencapai tujuan , misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis

dengan menggunakan teknis serta alat-alat tertentu. Sedangkan pengertian metode

menurut The Liang Gie dalam Sumaatmadja (1988, hlm. 75) diartikan sebagai

studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali melibatkan

masalah-masalah tentang logika, penggolongan dan asumsi-asumsi dasar. Lalu pengertian

metode menurut Sugiyono (2011, hlm 2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif yaitu penelitian yang mengungkapkan kejadian sebenarnya

yang terjadi di lapangan dengan fakta-fakta yang ditemukan. Menurut Tika P

(2005, hlm 4) metode penelitian deskriptif yaitu penelitian lebih mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya mengungkapkan

fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau

analisis. Sedangkan menurut Surakhmad (1985, hlm. 139) yang dimaksud dengan

metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang tertuju pada

pembahasan suatu masalah yang ada pada masa sekarang dan pemecahannya tidak

terbatas sampai pada pengumpulan data tetapi analisis dan interpretasi data.

Tujuannya digunakan metode deskriptif ini yaitu untuk menganalisis

hubungan yang dihasilkan antara usahatani manggis dengan kondisi sosial

ekonomi masyarakat petani di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 61) adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

(9)

kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988, hlm.

112) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang hubungannya dengan

masalah yang diteliti atas semua kasus (masalah, peristiwa tertentu), manusia

(individu dan kelompok) dan gejala (fisik, sosial, ekonomi, budaya) yang ada

pada ruang tertentu.

Yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

tergabung dalam anggota kelompok tani manggis yang berada di wilayah

Kecamatan Wanayasa. Adapun jenis populasi dalam penelitian ini dikelompokkan

kedalam dua kelompok yaitu:

a) Populasi wilayah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 desa yaitu

Desa Babakan, Desa Sumurugul, Desa Taringgul Tonggoh dan Desa Cibuntu.

Pengambilan keempat desa ini berdasarkan produksi manggis yang tergolong

besar di wilayah Kecamatan Wanayasa.

b) Populasi manusia dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani manggis

yang berada di wilayah 4 desa yaitu Desa Babakan, Desa Sumurugul, Desa

Taringgul Tonggoh dan Desa Cibuntu.

2. Sampel

Pengertian sampel seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008, hlm. 62)

adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi.

Sedangkan pengertian sampel menurut Sumaatmadja (1988, hlm 112) adalah

bagian-bagian dari populasi (cuplikan/contoh) yang mewakili populasi yang

bersangkutan. Lalu pengertian sampel menurut Arikunto, S (1992, hlm. 104)

adalah sebagian atau wakil dari populasi. Seperti halnya populasi, sampel dalam

penelitian ini juga dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu:

a) Sampel wilayah dalam bagian ini ialah bagian wilayah administratif empat

desa yang menjadi populasi penelitian. Wilayah yang dimaksud disini ialah

wilayah yang memiliki produksi manggis terbesar di Kecamatan Wanayasa

ini.

b) Jumlah sampel manusia dalam penelitian ini diambil berdasarkan desa dengan

(10)

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Kelompok Tani Hortikultur (Manggis) Kecamatan Wanayasa

Sumber BPP Kecamatan Wanayasa 2012

Adapun teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan

Proportional Sampling (sampling berimbang). Menurut Arikunto (2009, hlm. 98)

Proportional Sampling ialah cara menentukan anggota sampel dengan mengambil

wakil-wakil dari tiap-tiap kelompok yang ada didalamnya. Jumlah sampel yang

diambil dalam penelitian ini berjumlah 95 responden yang diambil dari empat

desa yaitu Desa Babakan, Desa Sumurugul, Desa Cibuntu dan Desa Taringgul

Tonggoh yang masing-masing diambil dari anggota kelompok tani manggis yang

ada pada keempat desa tersebut yang memiliki jumlah produksi tergolong besar di

(11)
(12)

C. Definisi Operasional

Agar pembahasan dalam penelitian ini dapat dipahami dan untuk

menghindari salah penafsiran judul, maka akan dijelaskan definisi operasional

dari judul sebagai berikut:

1. Usahatani

Mubyarto (1989 : 66) mengemukakan bahwa pertanian rakyat yang

merupakan usahatani ini adalah sebagai istilah lawan dari perkataan “farm”

dalam bahasa Inggris Dr. Mosher memberikan definisi farm (yang

diterjemahkan oleh Krisnandi menjadi usahatani) sebagai suatu tempat atau

bagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselelnggarakan oleh

seorang petani yang belum tentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau

manajer yang digaji. Sedangkan menurut Kadarsan (1993) “Usahatani

adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha

mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan

keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu dilapangan pertanian”.

2. Kondisi Sosial Ekonomi

Merupakan keadaan atau tingkatan sosial ekonomi yang ada pada

masyarakat. Pada biasanya kondisi social ekonomi ini meliputi tingkat

pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, tingkat kepemilikan

rumah, tingkat kepemilikan informasi dan transportasi yang dimiliki oleh

masyarakat. Dalam kajian ini yang akan dibahas ialah mengenai gambaran

kondisi sosial ekonomi dari masyarakat petani manggis yang ada di

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta.

3. Masyarakat Petani

Masyarakat petani merupakan sekelompok orang yang mata pencahariannya

di bidang pertanian yang saling berinteraksi dalam jangka waktu yang lama.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 2) Variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

(13)

menurut Kidder (1981, dalam Sugiyono) menyatakan bahwa variabel adalah suatu

kualitas (quality) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Berikut adalah tabel variabel dari penelitian ini:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari penduduk. Data primer ini

didapatkan dengan melalui teknik wawancara dan angket.

2. Data Sekunder

Data ini bisa diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

a) Observasi Lapangan

Dengan metode ini, penulis langsung turun ke lapangan untuk mendapatkan

data yang dibutuhkan yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung

tentang objek yang dikaji.

b) Studi Literatur

Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data

tambahan yang menunjang dan berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti. Teknik ini dimaksudkan untuk lebih memperjelas dan membantu

peneliti untuk analisis dalam pemecahan masalah peneliti. Sumber yang

(14)

c) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini digunakan untuk mencari data yang akan menunjang

data bagi penulis dalam masalah yang akan diteliti. Yaitu data dalam bentuk

media gambar, peta dan dokumen-dokumen lain yang diperoleh dari instansi

dan lembaga pemerintah setempat.

F. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti memperoleh data hasil dari lapangan, maka tahap

selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Persiapan

a) Yaitu dengan mengecek kelengkapan data, memeriksa isi instrument yang

telah dikumpulkan apakah terdapat data yang kurang dan untuk melanjutkan

ke tahap pengolahan selanjutnya.

b) Mengecek isian data yang telah terkumpul, apakah data itu sudah

diisi/dijawab seperti yang diharapkan.

c) Memilih data kemudian mengelompokkannya, sehingga hanya data yang

terpakai saja yang akan diolah lebih lanjut.

2. Tabulasi data

Data-data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasikan dengan cara

dijumlah, selanjutnya dapat diperoleh prosentase, kemudian diklasifikasikan

dalam bentuk tabel-tabel.

a) Perhitungan Presentase

Adapun rumus presentase yang digunakan untuk melihat seberapa banyak

kecenderungan frekwensi jawaban responden adalah sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P : Besar persen (%) hasil penelitian

F : Frekwensi jawaban

N : Jumlah responden

(15)

Kriteria dalam penelitian ini sebagai berikut:

Persentase Kriteria

0 Tidak ada

1 - 24% Sebagian kecil

25 – 49% Kurang dari setengahnya

50% Setengahnya

51 – 74% Sebagian besar

75 – 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Sumber : Arikunto (1990:57)

b) Analisis Korelasi Rank Spearman

Menurut Arikunto (2006, hlm. 270) penelitian korelasi bertujuan

untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh, dan apabila

ada berapa eratnya hubungan berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

Menurut Riduwan dan Sunarto (2009, hlm. 4) Metode korelasi Rank

Spearman dikemukakan oleh Carl Spearman tahun 1904. Kegunaannya untuk

mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel

bebas dan terikat yang berskala ordinal atau berjenjang dan dapat berasal dari

sumber yang tidak sama.

Rumusnya :

Metode korelasi Rank Spearman tidak terikat oleh asumsi bahwa populasi

yang diselidiki harus berdistribusi normal, populasi sampel yang diambil

sebagai sampel maksimal 5 < n < 30 pasang, data dapat diubah dari data

(16)

Tabel 3.3

Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1 KK=0 Tidak ada

2 0,00 - 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali

3 0,20 – 0,40 Rendah atau lemah tapi pasti

4 0,40 – 0,70 Cukup berarti atau sedang

5 0,70 – 0,90 Tinggi atau kuat

6 0,90 – 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali

7 KK=1 Sempurna

Sumber : Hasan (2004, hlm. 44)

c) Analisis dan penafsiran data

Setelah data hasil wawancara maupun angket dan observasi ditabulasikan

kemudian hasil perhitungannya diolah dan dianalisis. Selanjutnya diberikan

uraian mengenai gambaran kondisi sosial ekonomi petani manggis di

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta.

d) Menyimpulkan Data

Setelah data dianalisis kemudian menarik kesimpulan dari seluruh gambaran

mengenai kondisi sosial ekonomi petani manggis di Kecamatan Wanayasa

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah penulis mengadakan pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya,

maka penulis dalam bab ini dapat menarik suatu kesimpulan secara garis besar

mengenai hubungan usahatani manggis dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat

petani di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta dan memberikan saran

berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Jenis tanah, iklim, suhu, curah hujan merupakan kondisi fisik yang

mendukung usahatani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Purwakarta. Jenis tanah yang ada di lokasi penelitian merupakan jenis tanah

lempung berpasir yaitu jenis tanah yang memiliki kandungan unsur hara dan

humus yang cukup sehingga ideal untuk pertanian. Iklim di Kecamatan

Wanayasa masuk ke dalam zona sedang yang berada pada ketinggian

700-1500 mdpl,. Suhu ideal berada pada 22-23oC, curah hujan 1500-2500

mm/tahun. Berdasarkan kondisi fisik yang ada di Kecamatan Wanayasa,

terdapat kesesuaian dengan dengan syarat tumbuh manggis.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara usahatani manggis dengan

pendapatan masyarakat petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Purwakarta dengan kekuatan hubungan yang sangat rendah; Artinya Ha

diterima dan Ho ditolak.

3. Terdapat hubungan antara usahatani manggis dengan kesehatan masyarakat

petani manggis di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta dengan

kekuatan hubungan yang sangat rendah, namun tidak signifikan; Artinya Ha

diterima dan Ho ditolak.

4. Terdapat hubungan antara usahatani manggis dengan kepemilikan rumah

(18)

dengan kekuatan hubungan yang sangat rendah,namun tidak signifikan;

Artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara usahatani manggis dengan

kepemilikan sarana transportasi dan informasi masyarakat petani manggis di

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta dengan kekuatan hubungan

yang rendah; Artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang bisa

bermanfaat agar usahatani manggis yang dibudidayakan oieh masyarakat dapat

menghasilkan hubungan yang lebih besar dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

1. Perlu diadakan sosialisasi lebih lanjut untuk memberikan informasi mengenai

usahatani manggis. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan

di lapangan dan dapat diaplikasikan secara langsung oleh petani. Seperti cara

membudidayakan manggis dengan teknik yang benar, dimulai dari

pembibitan, perawatan hingga panen dan pasca panen. Penyuluhan dan

sosialisasi ini untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas manggis yang

dapat meningkatkan pendapatan terhadap petani.

2. Para petani agar meningkatkan pengetahuan mengenai usahatani manggis

dengan penyuluhan berlanjut. Dengan meningkatnya pengetahuan petani

mengenai usahatani manggis maka dengan sendirinya akan meningkatkan

pendapatan pula.

3. Perlu diadakan sosialisasi kesehatan terkait memelihara kesehatan lingkungan

masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat meningkat. Karena dengan

lingkungan yang sehat mendukung ketercapaian kesehatan masyarakat.

4. Kepemilikan sarana dan prasarana yang terkait usahatani manggis perlu

ditingkatkan agar mendukung produktivitas usahatani manggis. Pengaktifan

(19)

meminjam pinjaman untuk pengadaan modal dalam bentuk barang perkakas

pertania, gerobak pengangkut hasil panen, mobil untuk mengangkut hasil

panen untuk dipasarkan dan barang lainnya yang terkait dengan peningkatan

hasil produksi usahatani manggis.

5. Semoga penelitian ini dapat membantu bagi penelitian selanjutnya yang dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan, terkait mengkaji budidaya manggis, tingkat

kesejahteraan petani manggis maupun kesesuaian lahan budidaya manggis

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Usaha Perdagangan, pecetakan, jasa, serta pemegang hak waralaba “7-Eleven” Jumlah Saham yang ditawarkan 959.726.853 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.. [Div/ C

Berdasarkan perkembangan teknologi Sistem Informasi khususnya bidang komputer, penulis mencoba untuk memperkenalkan komputer kepada anak-anak sedini mungkin dengan cara membuat

060886 tentang data demografi diperoleh mayoritas laki- laki 11 orang, urutan anak pertama adalah 7 orang, pekerjaan orangtua wiraswasta adalah 14 orang, jumlah saudara tiga

As Table 4 shows, among business schools that have rating criteria in place for evaluating print journal quality, a majority (57.78%) also have criteria in place for rating

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

[r]

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui efek antidiare kombinasi ekstrak etanol kental rimpang kunyit, daun majaan, daun jambu biji dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai Air Bengkulu berdasarkan tingkat pencemaran yang terjadi akibat limbah cair buangan pabrik karet.. Metode