• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Fungsi Kognitif Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga dan yang Tinggal di Panti.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Fungsi Kognitif Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga dan yang Tinggal di Panti."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DAN YANG TINGGAL DI PANTI

Fransiska Ivona Angelia, 2016. Pembimbing I : Dedeh Supantini, dr., Sp.S., MPd.Ked dan Pembimbing II : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.kes

Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Lansia cenderung mengalami kemunduran fisik dan penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif adalah proses mengenal dan mempelajari suatu benda atau keadaan yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang.

Maksud Penelitian. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif lansia yang tinggal bersama keluarga dan yang tinggal di panti.

Metode Penelitian. Penelitian menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional study. Subjek penelitian adalah 30 lansia yang tinggal di Wisma Manula DORKAS dan 30 lansia yang tinggal bersama keluarganya. Fungsi kognitif dinilai dari kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE). Analisis statistik menggunakan chi square test dengan α = 0,05.

Hasil Penelitian. Hasil pemeriksaan MMSE lansia yang tinggal bersama keluarga memiliki persentase fungsi kognitif normal lebih besar daripada lansia yang tinggal di panti yaitu 87% berbanding 63%, dengan nilai p = 0,0185.

Simpulan Penelitian. Fungsi kognitif pada lansia yang tinggal bersama keluarga lebih baik daripada yang tinggal di panti.

Kata Kunci : fungsi kognitif, MMSE, lansia, keluarga, panti

(2)

ABSTRACT

CONGNITIVE FUNCTION DIFFERENCES BETWEEN ELDERLY LIVES WITH FAMILIES AND NURSING HOME

Fransiska Ivona Angelia, 2016. First tutor : Dedeh Supantini, dr., Sp.S.,MPd.Ked and Second tutor : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.kes

Background. Elderly is someone more than sixty years old. They mostly have deterioration of psysical and cofnitive function. Cognitive function is recognizing and learning process to identify an object or situation that is associated with the learning experience and a person’s intelligence capacity

Aim. The objective is to obtain the differences between cognitive function of elderly who lives with family and nursing home.

Method. The study used observational analytic method with cross sectional study design. Subjects were 30 elderly who live in the DORKAS’s nursing home and 30 elderly who live with their family. Cognitive function was assessed by Mini Mental State Examination (MMSE) questionnaire. Statistical analysis using Chi Square Test with α = 0.05.

Result. MMSE examination results for elderly who lives with family have a

percentage of normal cognitive function that is greater than the elderly who live in nursing home is 87% compared to 63%, with p value = 0.0185.

Conclusion. Cognitive function in the elderly who lives with family better than staying at nursing home.

Keywords: cognitive function, MMSE, elderly, family, nursing homes

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.3.1 Maksud...3

1.3.2 Tujuan...3

1.4 Manfaat Penelitian...3

1.4.1 Manfaat Akademis...3

1.4.2 Manfaat Praktis...3

1.5 Kerangka Pemikiran...4

1.6 Hipotesis Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

2.1 Lansia...6

2.2 Fungsi Kognitif...6

2.2.1 Orientasi...7

2.2.2 Memori...7

2.2.3 Bahasa...7

2.2.4 Atensi...8

2.2.5 Konstruksi, Kalkulasi, dan Penalaran...8

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif Usia Lanjut...8

2.3.1 Umur...8

2.3.2 Jenis Kelamin...9

2.3.3 Tingkat Pendidikan...9

2.3.4 Social Engagement...10

2.4 Tahapan Penurunan Fungsi Kognitif...10

2.4.1 Mudah Lupa (Forgetfulness) ...10

2.4.2 Mild Cognitive Impairment (MCI) ...11

2.4.3 Demensia...12

(4)

2.5 Beberapa Instrumen untuk Menilai Fungsi Kognitif...12

2.5.1 Mini Mental State Examination...12

2.5.1.1 Tingkat Kesadaran...13

2.5.1.2 Atensi (Pemusatan Perhatian) dan Konsentrasi...13

2.5.1.3 Orientasi...14

2.5.1.4 Bahasa...14

2.5.1.5 Memori...16

2.5.1.6 Berhitung...17

2.5.1.7 Gnosis (Mengenal Objek) ...17

2.5.1.8 Praksis Konstruksional...18

2.5.1.9 Respon Emosional...18

2.5.2 Mini-Cog...19

2.5.3 Memory Impairment Screen...19

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN...20

3.1 Alat dan Subjek Penelitian...20

3.1.1 Alat Penelitian...20

3.1.2 Subjek Penelitian...20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...20

3.3 Metode Penelitian...21

3.3.1 Desain Penelitian...21

3.3.2 Variabel Penelitian...21

3.3.3 Definisi Operasional Variabel...21

3.3.4 Perhitungan Besar Sampel...21

3.4 Prosedur Penelitian...22

3.4.1 Pengumpulan Bahan...23

3.4.2 Persiapan Subjek Penelitian...23

3.4.3 Persiapan Sebelum Penelitian...23

3.4.4 Pelaksanaan Penelitian...24

3.5 Metode Penelitian...24

3.5.1 Hipotesis Statistik...24

3.5.2 Kriteria Uji...24

3.6 Aspek Etik Penelitian...25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...26

4.1 Hasil Penelitian...26

4.2 Pembahasan...29

4.3 Pengujian Hipotesis Peneitian...31

(5)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...33

5.1 Simpulan...33

5.2 Saran...33

DAFTAR PUSTAKA...34

LAMPIRAN...36

RIWAYAT HIDUP...45

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Perbedaan Karakteristik Demografi Kelompok Keluarga dan Panti...26

4.2 Distribusi Hasil Pemeriksaan MMSE Berdasarkan Rentang Usia pada Kelompok Keluarga dan Panti...27

4. 3 Distribusi Hasil Pemeriksaan MMSE Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Kelompok Keluarga dan Panti...28

4.4 Perbedaan Fungsi Kognitif antara Kelompok Keluarga dan Panti...29

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya selalu bertumbuh dan berkembang. Manusia

memiliki tahapan-tahapan dalam kehidupannya, yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa,

dan lanjut usia. Tahapan yang terakhir pada masa pertumbuhan dan

perkembangan manusia disebut lanjut usia (lansia). Menurut pasal 1 ayat (2u), (3),

(4) UU No. 31 Tahun 1998 tentang kesehatan di Indonesia dikatakan bahwa lanjut

usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam,

2008).

Menurut Kementrian Kesehatan RI, pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar

5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia

24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah

lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Pada tahun 2050

diperkirakan populasi lansia akan meningkat tiga kali lipat. Hal ini membuktikan

bahwa jumlah lansia akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Populasi

lansia yang terus bertambah ini merupakan tantangan baru bagi Indonesia untuk

meningkatkan kesehatan bagi lansia.

Masalah kesehatan pada lansia berawal dari penurunan fungsi tubuh. Selain

mengalami kemunduran fisik, lansia juga mengalami kemunduran fungsi

intelektual termasuk fungsi kognitif. Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa

mudah lupa, yaitu bentuk gangguan kognitif yang paling ringan. Keluhan mudah

lupa ini diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lansia yang berusia 60 tahun,

meningkat menjadi 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Jika penduduk berusia

lebih dari 60 tahun di Indonesia berjumlah 7,4% dari seluruh penduduk, maka

keluhan mudah lupa tersebut diderita oleh sekitar 3% populasi di indonesia

(Depkes RI, 2008).

(8)

Beberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa mereka yang

tinggal di lembaga sosial cenderung lebih berisiko mengalami gangguan kognitif

dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama keluarga masing-masing

(Wreksoatmodjo, 2013).

Perhatian dan pengetahuan masyarakat terhadap gangguan fungsi kognitif

pada saat ini masih sangat kurang. Masyarakat cenderung mengganggap hal

tersebut sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Pada umumnya masyarakat

baru akan mencari pengobatan setelah terjadi gangguan kognitif yang berat dan

gangguan perilaku atau demensia. Padahal penatalaksanaan pada stadium dini

dapat memperlambat progresifitas penyakitnya, sehingga individu yang

bersangkuran tetap mempunyai kualitas hidup yang baik. Dengan demikian kita

diharapkan untuk mempromosikan tes skrining fungsi kognitif dengan

menggunakan cara yang praktis dan sederhana, misalnya dengan menggunakan

Tes Mini Mental dari Folstein (MMSE, Mini Mental State Examination)

(Maryam, 2008).

Hasil tes skrining menggunakan MMSE sudah banyak dilaporkan oleh peneliti

dari berbagai tempat di Indonesia. Namun masih sedikit penelitian yang

melaporkan mengenai perbedaan fungsi kognitif pada lanjut usia yang tinggal di

panti dengan mereka yang masih tinggal bersama keluarganya. Karena itu

penelitian ini akan membandingkan fungsi kognitif kelompok lansia yang tinggal

di panti dengan kelompok lansia yang tinggal bersama keluarganya.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan diteliti

diidentifikasikan sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan fungsi kognitif lansia yang tinggal bersama keluarga

dengan lansia yang tinggal di panti.

(9)

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif lansia

yang tinggal bersama keluarga dan yang tinggal di panti.

1.3.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah perbedaan fungsi

kognitif lansia yang tinggal bersama keluarga dan yang tinggal di panti.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

• Memberikan informasi ilmiah tentang perbedaan fungsi kognitif pada lansia yang tinggal bersama keluarga dan yang tinggal di panti.

• Memberikan masukan bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai fungsi kognitif pada lansia.

1.4.2 Manfaat Praktik

• Memberikan informasi mengenai fungsi kognitif pada masing-masing lansia yang dites dengan instrumen khusus untuk penapisan fungsi kognitif.

• Memberikan informasi bagi lembaga sosial, misalnya gereja atau panti mengenai bagaimana fungsi kognitif lansia yang mereka layani.

(10)

1.5Kerangka Pemikiran

Fungsi kognitif memegang peranan penting dalam pelaksanaan aktivitas hidup

sehari-hari. Pada usia lanjut, penurunan fungsi kognitif disebabkan oleh

penurunan fungsi sistem saraf pusat. Dampaknya fungsi fisik dan psikis lansia

akan terganggu. Akibatnya lansia memerlukan beberapa bantuan untuk

melakukan beberapa aktivitas yang semula mampu mereka lakukan. Hal ini juga

menyebabkan fungsi sosial dan okupasional mengalami penurunan yang

signifikan (Maryam, 2008).

Kemunduran fungsi kognitif pada lansia selain dipengaruhi oleh faktor

individu juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan lingkungan seperti peranan

keterlibatan sosial (social engagement). Social engagement terbagi atas dua

komponen, yaitu komponen hubungan sosial dan komponen aktivitas sosial.

Penilaian aktivitas sosial berdasarkan frekuensi kunjungan ke tempat ibadah,

keanggotaan kelompok masyarakat dan aktivitasnya dalam lingkungan, sedangkan

hubungan sosial dinilai dari adanya pasangan hidup, frekuensi kontak baik

langsung (tatap muka) maupun tak langsung (melalui sarana komunikasi surat,

telpon, SMS) (Wreksoatmodjo, 2014).

Di Indonesia, tersedia beberapa jenis sarana pelayanan sosial untuk lanjut usia,

meliputi sistem panti, pelayanan model pendampingan di kalangan keluarga

(home care), dan pelayanan harian (day care). Beragam jenis pelayanan sosial dan

perawatan para lanjut usia ini, baik dalam panti maupun di luar panti dapat

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kesehatan dan fungsi kognitif

mereka (Wreksoatmodjo, 2013).

Beberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa mereka yang

tinggal di panti cenderung lebih berisiko mengalami gangguan kognitif

dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama keluarga masing-masing.

(Wreksoatmodjo, 2013).

Karena itu perlu diteliti, bagaimana fungsi kognitif lansia yang tinggal di panti

dibandingkan dengan lansia yang tinggal bersama keluarganya di Indonesia.

(11)

1.6Hipotesis Penelitian

Fungsi kognitif pada lansia yang tinggal bersama keluarga lebih baik daripada

lansia yang tinggal di panti.

(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan

bahwa:

Fungsi kognitif pada lansia yang tinggal bersama keluarga lebih baik daripada

yang tinggal di panti.

5.2 Saran

• Dilakukan tindakan untuk meningkatkan dan memperbaiki fungsi kognitif pada lansia dengan cara edukasi, konseling, dan tindakan-tindakan promotif

lainnya

• Dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi fungsi kognitif

• Lebih dioptimalkan asuhan lansia yang tinggal bersama keluarganya sehingga pantinisasi berkurang dan lebih dioptimalkan asukan lansia di panti sehingga

tidak terjadi penurunan fungsi kognitif yang signifikan

(13)

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA YANG

TINGGAL BERSAMA KELUARGA DAN YANG

TINGGAL DI PANTI

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FRANSISKA IVONA ANGELIA

1310007

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2016

(14)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya dalam

pengerjaan karya tulis ilmiah ini, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan

dengan baik dan lancar, serta karya tulis ilmiah yang berjudul “Perbedaan Fungsi

Kognitif Lansia yang Tinggal di Keluarga dan yang Tinggal di Panti” dapat

selesai degan cepat dan tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini sebagai salah

satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini tak jarang dijumpai adanya halangan

maupun kesulitan, namun dengan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak,

akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dedeh Supantini, dr., Sp.S., MPd.Ked selaku pembimbing pertama dan Dr.

Hana Ratnawati, dr., M.Kes selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

perhatian, waktu, tenaga, pikiran, dukungan, dan bantuan moral dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

2. Cindra Paskaria, dr., MKM yang telah memberikan bantuan dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

3. Kedua orang tua serta kakak-kakak saya untuk segenap doa, perhatian,

dukungan, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

4. Pengurus Wisma Manula DORKAS serta Bu Benyamin dan Bu Anggraeni

yang telah membantu pengambilan data di Gereja Pandu dan sehingga karya

tulis ilmiah ini dapat disesaikan.

5. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha : Vanny

Febriana, Beatrice Athalia, Michelle Angel, Fransiska Yan Devina, Lauw

Audry, Allisa Amelia dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan

satu per satu atas perhatian, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan

penulisan karya tulis ilmiah ini.

(15)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kelak

dapat dilakukan penelitian yang lebih baik.

Akhir kata, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas,

penulis sendiri, dan tentunya akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

kedokteran.

Bandung, September 2016

Penulis

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado-Esquivel C. (2004). Prevalence of Dementia and Alzheimer’s Disease in

Elders of Nursing Homes and a Senior Center of Durango City, Mexico.

BMC Psychiatry, 4(3), 1-7.

Bosma, H. (2003). Education and Age-Related Cognitive Decline The

Contribution of Mental Workload. Educational Gerontology, 29, 165–173.

Darmojo, B. (2009). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) (4th ed.). Jakarta:

Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20th ed.). Jakarta: EGC.

Glei DA, Landau DA, Goldman N, Chuang YL, Rodríguez G, W. M. (2005).

Participating in Social Activities Helps Preserve Cognitive Function: an

Analysis of a Longitudinal, Populatio-Based Study of The Elderly. Internat

J Epidemiol, 34(4), 864–71.

Goldmann, H. H. (2000). Review of General Psychiatry: An Introdution to

Clinical Medicine (5th ed.). Singapore: McGraw-Hill.

Guerrerro J.R. Aguirre J.M. (2007). A Comparative Analysis of the Cognitive

Functioning of Community Dwelling and Institution-Based Well Elderly in

Manila. Phillipine Journal of Allied Health Sciences, 2(38).

Hartono, B. (2002). Konsep dan Pendekatan Masalah Kognitif pada Usia Lanjut:

Terfokus pada Deteksi Dini. Yogyakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Populasi Lansia Diperkirakan

Terus Meningkat Hingga Tahun 2020. Jakarta, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Lorentz, W. (2002). Brief Screening Test for Dementia. Can J Psychiatry, 47(8).

(17)

Lumbantobing, S. M. (2014). Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental

(17th ed.). Jakarta: Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Maryam, S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba.

Myers, J. S. (2008). Factors Associated with Changing Cognitive Function in

Older Adults: Implications for Nursing Rehabilitation. Rehabilitation

Nursing, 33(3), 117.

Scanlan, J. M. (2007). Cognitive Impairment, Chronic Disease Burden, and

Functional Disability: A Population Study of Older Italians. The American

Journal of Geriatric Psychiatri, 15(8), 716.

Swarjana, I Ketut. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).

Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Wreksoatmodjo, B. R. (2013). Perbedaan Karakteristik Lanjut Usia yang Tinggal

di Keluarga dengan yang Tinggal di Panti di Jakarta Barat. CDK-209,

40(10), 738–745.

Wreksoatmodjo, B. R. (2014). Pengaruh Social Engagement terhadap Fungsi

Kognitif Lanjut Usia di Jakarta. CDK-209, 41(3), 171–180.

Yuliati, A. (2014). Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas

dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(1),

87-94.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

“Apakah ada pe rbedaan intensitas insomnia pada lansia yang tinggal di Panti Wredha dan yang tinggal dengan keluarga?”.

Keluarga dengan yang tinggal di panti di Jakarta Barat. Majalah

Bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian tentang kebahagiaa lansia yang tinggal di panti wreda diharapkan dapat menyempurnakan hasil penelitian ini dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan dengan fungsi kognitif pada lansia yang tinggal di panti

Faktor lain yang mempengaruhi perbedaan tingkat depresi lansia yang berada di rumah dan di panti werdha adalah faktor support system meliputi dukungan keluarga, lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Perbedaan Status Psikososial Lansia Yang Tinggal Di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado Dengan Yang Tinggal

Sebaliknya lansia yang mempunyai kualitas tidur cukup atau baik lebih banyak pada lansia yang tinggal bersama keluarga di Dukuh Kajen dibandingkan dengan lansia yang tinggal di

Hasil tabulasi silang menunjukan bahwa lansia di RW.03 Banjarsugihan-Surabaya memiliki APGAR Keluarga baik, lebih banyak pada lansia yang penghasilan saat ini berasal