• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Aksesibilitas Desain Area Makan bagi Lansia (Studi Kasus: Panti Tresna Wredha Nazareth).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Aksesibilitas Desain Area Makan bagi Lansia (Studi Kasus: Panti Tresna Wredha Nazareth)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Dasar pemikiran yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah fasilitas hunian untuk lansia, karena kita ketahui panti jompo adalah salah satu tempat menampung atau merawat lansia, dan panti jompo adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang telah berusia lanjut. Lansia adalah masa dimana manusia tidak dapat lagi memaksimalkan fungsi tubuhnya, dan banyak pula masalah lansia dilihat dari fisik, psikis, sosial dan lain-lain. Sudah tidak memiliki keluarga atau kerabat menyebabkan mereka tidak memiliki tempat untuk berlindung adalah salah satunya, menyebabkan mereka memilih panti jompo sebagai tempat berlindung, Salah satu sisi positif panti jompo adalah sebagai salah satu lembaga yang menampung lansia yang diterlantarkan.

Pada dasarnya orang-orang yang sudah memasuki kategori lanjut usia membutuhkan fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari. Lansia membutuhkan ruang yang dapat membuatnya merasa nyaman hingga menjadi fasilitas kegemaran lansia, untuk sekedar berbincang atau bersosialisasi. Ruang makan sebagai salah satu ruang di mana lansia bisa bertemu, berelasi, dan berkumpul. Maka dari itu, fasilitas pada ruang makan perlu diperhatikan agar dapat berfungsi dengan maksimal dan menciptakan kenyamanan, khususnya bagi lansia sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Desain ruang pada panti jompo tidak hanya mampu menciptakan suasana yang kondusif, tetapi melihat dari kebutuhan khusus untuk kaum lansia yang memiliki keterbatasan dalam bergerak dan rawan terhadap kecelakaan dalam ruang maka perlu memperhatikan standar ergonomi untuk kenyamanan dan keamanannya. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan aksesibilitas pada desain fasilitas panti jompo, yakni penerapan terkait keadaan atau ketersediaan hubungan dari satu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang untuk bergerak dengan aman, nyaman, serta dengan kecepatan yang wajar.

(2)

ABSTRACT

The background of this study is the existence of the elderly house as a retirement place for

senior citizen to be provided by the government. Old age is the age when a person cannot

maximally function themselves physically, mentally and psychologically. The fact that most of

their relatives have passed away is one of the reasons for them to stay in the house of the elderly.

One of the benefits of the house is that they will be well taken care of even those abandoned by

their families.

Basically, the elderly house needs special facilities that can cater to their needs. They

need rooms to make them comfortable to do their daily and favorite activities or simply for

chatting and socialization. That is why dining room, the appropriate place for them to meet,

make relations and gather together with one another, must be maximally function for the sake of

comfort and adjustment to the house.

The design for the senior house must be able to provide conducive atmosphere that can

fulfill their needs because of their limitation and prone to accident due to their age. That is why

the ergonomics standard for its comfort and security must be highly prioritized. That is the

reason why there must be accessible application on the design of the facilities. That is, the

application related to their comfort of mobility from one place to another that are safe and

normal.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Batasan Penelitian ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Metode Penelitian ... 7

1.6.1 Langkah-langkah Penelitian ... 7

1.6.2 Cara Memperoleh Data ... 8

1.7 Kerangka Pemikiran ... 9

1.8 Sistematika Penulisan ... 10

(4)

2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Panti Jompo ... 12

2.1.2 Tujuan Panti Jompo ... 12

2.1.3 Standarisasi Panti Jompo ... 13

2.1.4 Keuntungan dan Kerugian Tinggal di Panti Jompo ... 16

2.2 Lansia ... 17

2.2.6 Tinjauan Kenyamanan Bangunan Panti Jompo ... 24

2.2.7 Kenyamanan Ruang Gerak ... 24

2.3 Aksesibilitas (Accessibility) ... 25

2.4 Konsep Aksesibilitas ... 27

2.5 Antropometri ... 29

2.6 Ergonomi ... 31

2.6.1 Prinsip Ergonomi ... 33

2.6.2 Ergonomi bagi Lansia ... 34

2.7 Standar Kenyamanan Desain Interior untuk Lansia ... 34

2.7.1 Jarak Jangkauan ... 35

2.7.2 Walker ... 35

2.7.3 Tongkat ... 36

2.7.4 Kursi Roda ... 37

2.8 Furniture ... 40

(5)

3.6. Kegiatan Lansia ... 46

3.7. Flow Activity ... 47

3.8. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang ... 48

3.9. Data Area Makan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 54

BAB IV TINJAUAN AKSESIBILITAS AREA MAKAN PANTI TRESNA WREDHA NAZARETH 4.1 Data Sampel Pengguna ... 66

4.2 Wheel Rollator Walker ... 67

4.3 Tongkat Kaki Empat ... 68

4.4 Analisis Aktivitas Lansia pada Area Makan ... 69

4.4.1 Aktivitas Jalan – Berdiri – Duduk ... 70

4.4.2 Aktivitas Duduk – Berdiri – Jalan ... 73

4.5 Tinjauan Aksesibilitas Area Makan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 83

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 9

Gambar 2.1 Berbagai Ukuran Tubuh Manusia ... 31

Gambar 2.2 Jarak Jangkau ... 35

Gambar 2.8 Antropometrik Pengguna Kursi Roda Tampak Samping ... 39

Gambar 2.9 Antropometrik Pengguna Kursi Roda Tampak Depan ... 39

Gambar 2.10 Dimensi Meja Makan Bujur Sangkar dan Persegi Panjang ... 41

Gambar 2.11 Dimensi Meja Bundar untuk Empat Orang ... 41

Gambar 2.12 Dimensi Meja Bundar untuk Enam Orang ... 42

Gambar 3.1 Gereja Katolik Santa Odilia ... 45

Gambar 3.2 Peta Lokasi Panti Tresna Wredha Nazareth ... 45

Gambar 3.3 Galeri Kegiatan di Panti Tresna Wredha Nazareth ... 47

Gambar 3.4 Kantor Direksi Panti Tresna Wredha Nazareth ... 48

Gambar 3.5 Ruang Doa Panti Tresna Wredha Nazareth ... 48

Gambar 3.6 Ruang Tamu Panti Tresna Wredha Nazareth ... 49

Gambar 3.7 Taman pada Panti Tresna Wredha Nazareth ... 49

Gambar 3.8 Kamar Tidur pada Panti Tresna Wredha Nazareth ... 50

Gambar 3.9 Kamar Tidur Tiga Orang pada Panti Tresna Wredha Nazareth ... 50

Gambar 3.10 Kamar Tidur Empat Orang pada Panti Tresna Wredha Nazareth ... 50

Gambar 3.11 Ruang Isolasi Panti Tresna Wredha Nazareth ... 51

Gambar 3.12 Kantor Perawat Panti Tresna Wredha Nazareth ... 51

Gambar 3.13 Aula Panti Tresna Wredha Nazareth ... 52

Gambar 3.14 Taman Doa Gua Maria Panti Tresna Wredha Nazareth ... 52

Gambar 3.15 Dapur Panti Tresna Wredha Nazareth ... 53

Gambar 3.16 Ruang Makan A Panti Tresna Wredha Nazareth ... 53

Gambar 3.17 Ruang Makan B pada Panti Tresna Wredha Nazareth ... 54

(8)

Gambar 3.19 Meja Makan Tampak Depan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 55

Gambar 3.20 Meja Makan Tampak Atas Panti Tresna Wredha Nazareth ... 56

Gambar 3.21 Meja Makan Tampak Samping Panti Tresna Wredha Nazareth ... 56

Gambar 3.22 Keterangan Material Meja Makan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 57

Gambar 3.23 Aktivitas Lansia dengan Alat Bantu Kursi Roda ... 58

Gambar 3.24 Kursi Makan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 58

Gambar 3.25 Kursi Makan Tampak Depan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 59

Gambar 3.26 Kursi Makan PTampak Sampinganti Tresna Wredha Nazareth ... 59

Gambar 3.27 Keterangan Material Kursi Makan Panti Tresna Wredha Nazareth ... 60

Gambar 3.28 Layout Furniture Ruang Makan A Panti Tresna Wredha Nazareth ... 61

Gambar 3.29 Sirkulasi Ruang Makan A Panti Tresna Wredha Nazareth ... 62

Gambar 3.30 Letak Ruang Antara Kamar Tidur, Kamar Mandi, dan Ruang Makan A ... 62

Gambar 3.31 Layout Furniture Ruang Makan B Panti Tresna Wredha Nazareth ... 63

Gambar 3.32 Sirkulasi Ruang Makan B Panti Tresna Wredha Nazareth ... 64

Gambar 3.33 Lorong Panti Tresna Wredha Nazareth ... 64

Gambar 4.1 Wheel Rollator Walker ... 68

Gambar 4.2 Tongkat Kaki Empat ... 69

Gambar 4.3 Proses Lansia yang Berjalan Normal hingga Duduk dari Radius 2 meter ... 71

Gambar 4.4 Proses Lansia yang Berjalan dengan Alat Bantu Wheel Rollator Walker hingga Duduk dari Radius 2 meter ... 71

Gambar 4.5 Proses Lansia yang Berjalan dengan Alat Bantu Tongkat Kaki Empat hingga Duduk dari Radius 2 meter ... 72

Gambar 4.6 Proses Lansia yang Duduk hingga Berjalan Normal dari Radius 2 meter ... 74

Gambar 4.7 Proses Lansia yang Duduk hingga Berjalan dengan Alat Bantu Wheel Rollator Walker dari Radius 2 meter ... 74

(9)

Gambar 4.9 Simulasi Layout Furniture Ruang Makan A Panti Tresna Wredha

Nazareth ... 76 Gambar 4.10 Simulasi Layout Furniture Ruang Makan B Panti Tresna Wredha

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung jompo. Perda No, 15 Tahun 2002 mengenai Perubahan atas Perda No. 15 Tahun 2000 Tentang Dinas Daerah, maka Panti Sosial Tresna Werdha berganti nama menjadi Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha. Tetapi dalam skripsi ini tetap menggunakan panti jompo sebagai objek penelitian.

(Sumber:http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-panti-jompo.html).

(11)

ketersediaan hubungan dari satu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, serta kecepatan yang wajar.

(Sumber: http://penataanruang.pu.go.id/taru/nspm/5/Bab2.pdf).

Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup maka bertambah juga lansia yang terlantar. Untuk menanggulangi masalah maka banyak terbentuk panti jompo baik yang dikelola pemerintah, swasta maupun yayasan keagamaan. Salah satu panti jompo di Bandung sebagai objek dari penelitian ini adalah Panti Tresna Wredha Nazareth yang terbentuk dari kepedulian Suster-Suster Cinta Kasih Carolus Borromeus, Cicadas terhadap pasien lansia di Rumah Sakit Santo Yusup yang tidak mempunyai keluarga/saudara untuk mengurusnya. Panti Tresna Wredha Nazareth bekerjasama dengan Yayasan Santo Camillus yang saat itu mengelola panti asuhan anak, sedangkan lansia diterima dikamar yang tidak digunakan. Hal tersebut mengakibatkan Panti Nazareth kurang memperhatikan fasilitas untuk kebutuhan khusus lansia. Panti jompo memiliki kewajiban membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu solusinya adalah memberikan kenyamanan, terutama pada ruang-ruang yang digunakan oleh lansia untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari, terutama ruang makan. Hal ini dikarenakan ruang tersebut merupakan kebutuhan ruang yang dibutuhkan oleh lansia setiap hari untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan lansia lainnya. Area makan pada panti jompo membutuhkan pertimbangan khusus untuk ukuran dan material furnitur, serta sirkulasi sangat perlu diperhatikan mengingat pengguna panti jompo adalah lansia yang memiliki kebutuhan khusus.

1.1Latar Belakang

(12)

dibutuhkan sesuai kebutuhan lansia. Panti jompo ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta.

(Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-00191-DI%20Bab1001.pdf)

Sebagian besar lansia memerlukan bantuan orang lain untuk membantu aktivitasnya. Hal tersebut salah satunya karena fungsi fisik lansia sudah mulai berkurang dikarenakan adanya penurunan masa otot, bahkan banyak yang diantaranya sudah sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat tidurnya. Maka dari itu merawat lansia akan jadi suatu tantangan besar, bukan hanya memerlukan perhatian dan kasih sayang, juga termasuk waktu, kesabaran, pengertian dan pengetahuan, lingkungan yang sangat mendukung, dan tentu saja keuangan yang memadai.

Kesulitan-kesulitan tersebut dapat menjadi suatu masalah yang dialami oleh banyak keluarga yang memiliki lansia, entah orang tua sendiri ataupun kerabat mereka. Panti jompo adalah salah satu solusinya, dari pada membiarkan orang tua atau kerabat kita yang telah lanjut usia menjadi terlantar karena keterbatasan materi maupun non materi dari keluarga tersebut. Maka panti jompo menjadi jalan terbaik. Banyak sekali manfaat positif lansia hidup atau tinggal dipanti jompo. Salah satunya mereka bisa tetap beraktivitas dan berkomunikasi dengan lansia seusianya.

Sebagian orang memasukkan orang tua atau kerabat yang telah lansia di panti jompo telah menjadi suatu gaya hidup, tetapi kita sebagai orang Timur yang umumnya adat dan kebudayaannya masih kental, memelihara, menjaga, dan merawat orang tua kita atau kerabat yang telah lansia adalah menjadi suatu kewajiban. Tetapi banyak lansia berada di panti jompo karena mereka tidak mau menyusahkan anak-anaknya ataupun sudah tidak memiliki keluarga atau sanak saudara yang bisa merawat dan menampung mereka.

(13)

kekeluargaan. Apalagi anggapan orang selama ini tentang panti jompo adalah tempat yang kotor, tidak manusiawi, dan minim fasilitas. Tetapi kenyataannya ada beberapa panti jompo yang sangat layak huni dan dikelola cukup profesional.

Salah satu alasan meningkatnya kebutuhan panti jompo adalah karena banyaknya lansia yang tidak mendapatkan perhatian dan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk menjawab kebutuhan tersebut banyak panti berdiri seadanya, hal ini dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya adanya keterbatasan dana, kurangnya pemahaman tentang standarisasi bangunan panti jompo atau kurang pedulinya pihak pembangun atau pengelola. Hal tersebut akan mengakibatkan kurangnya memperhatikan beberapa faktor penting, seperti keamanan, kenyamanan, dan kesehatan lansia. Sebuah panti jompo harus memenuhi standarisasi panti yang baik agar dapat membantu lansia melakukan aktivitasnya dan mengurangi resiko kecelakaan yang berakibat fatal, seperti terjatuh atau terpeleset akibat kesalahan desain atau kurang maksimalnya fasilitas di panti tersebut.

1.2Batasan Penelitian

Untuk memfokuskan pada tujuan dan waktu penelitian yang terbatas, maka penulis membatasi ruang lingkup. Batasan penelitian ini dibagi berdasarkan batasan tempat, kelompok objek atau subjek yang diteliti, dan batasan objek penelitian.

1. Batasan tempat

(14)

saat itu mengelola panti asuhan anak, sedangkan lansia diterima dikamar yang tidak digunakan. Hal tersebut mengakibatkan Panti Nazareth kurang memperhatikan fasilitas untuk kebutuhan khusus lansia. Penelitian ini bertujuan memberikan kriteria fasilitas furnitur pada area makan untuk kaum lansia pada panti jompo dengan berbagai variasi kondisi fisik. 2. Batasan kelompok objek

Kaum lansia perempuan menjadi kelompok objek yang berperan pada penelitian ini. Lansia yang tinggal di Panti Tresna Wredha Nazareth memiliki kondisi kesehatan fisik yang bervariasi, diantaranya lansia yang tergolong aktif dan mandiri hingga lansia tergolong pasif yang membutuhkan perawatan serta pelayanan khusus dari pihak panti. Penelitian ini hanya melibatkan kelompok lansia yang mandiri karena sebagian besar lansia dapat berkomunikasi dengan baik dan penelitian ini membutuhkan lansia yang mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, terutama aktivitas makan. Kelompok lansia yang berperan sebagai sampel pengguna penelitian ini antara lain: lansia yang masih bisa berjalan dengan normal tanpa alat bantu, lansia menggunakan tongkat kaki empat, dan lansia menggunakan wheel rollator walker (alat bantu jalan yang hampir sama dengan walker tetapi memiliki tambahan dudukan, keranjang, beroda empat, dam memiliki rem). Selain itu, pada panti ini ada kondisi fisik lansia lainnya, yaitu lansia menggunakan kursi roda. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk sampel pengguna dalam penelitian ini karena lansia tersebut membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan setiap aktivitasnya, termasuk aktivitas makan. 3. Batasan objek penelitian

(15)

Dalam skripsi ini penulis hanya membahas fasilitas furnitur pada area makan karena mengingat penggunanya adalah lansia yang memiliki kebutuhan khusus dan kondisi fisik lansia yang berbeda-beda. Maka dari itu penulis ingin mengarahkan pada fasilitas desain yang accessible untuk variasi kondisi fisik lansia.

1.3Rumusan Masalah

Untuk menentukan solusi yang tepat dalam suatu permasalahan, maka terlebih dahulu permasalahan tersebut dianalisis dan disusun ke dalam bentuk formulasi yang sistematis. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah: Bagaimana kriteria fasilitas furnitur yang accessible untuk aktivitas makan pada berbagai variasi kondisi keterbatasan gerak (mobilitas) penghuni lansia pada panti jompo?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan dalam skripsi ini adalah menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang ada, yaitu memberikan rekomendasi perbaikan desain sebagai pertimbangan khusus aksesibilitas pada desain fasilitas furnitur area makan untuk aktivitas makan bagi penghuni panti yang kondisinya bervariasi.

1.5Manfaat Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca, antara lain:

1. Memberikan wawasan tentang desain yang accessible karena di Negara Indonesia masih kurang diperhatikan.

(16)

3. Bermanfaat bagi yang melakukan perancangan atau penelitian yang terkait dengan panti jompo, khususnya area makan untuk lansia.

1.6Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar dapat berjalan dengan baik dan sistematis, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian. Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.

(Sumber:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/534/jbptunikompp-gdl-gyanherlia-26682-6-unikom_g-i.pdf)

1.6.1 Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dijabarkan dalam beberapa langkah, yaitu:

1. Melakukan pengamatan lapangan dan mengumpulkan data berupa hasil wawancara dan dokumentasi (foto dan video).

2. Melakukan studi literatur tentang objek studi yang terkait.

(17)

4. Menarik kesimpulan dengan membuat kriteria untuk rekomendasi.

1.6.2 Cara Memperoleh Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berdasarkan studi literatur, wawancara, dan observasi.

1. Studi Literatur

Sebagai referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan dalam melakukan studi. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

2. Wawancara

Sebagai informasi yang relevan karena berhubungan langsung dengan responden yang bertujuan untuk menambah kelengkapan informasi data.

3. Observasi

Meninjau dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati secara langsung/nyata. Objek dalam penelitian ini adalah area makan, yang meliputi furniture, lay out furniture, dan batas-batas vertikal, serta aktivitas

(18)

1.7Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Data Pribadi, 2015

Bagaimana kriteria fasilitas furnitur yang accessible untuk aktivitas makan pada berbagai variasi kondisi keterbatasan gerak (mobilitas) penghuni lansia pada panti

BATASAN 1. Panti Tresna Wredha Nazareth.

2. Lansia dengan 3 variasi kondisi, yaitu lansia bisa jalan normal, lansia menggunakan wheel rollator walker, dan lansia menggunakan tongkat kaki empat.

3. Aksesibilitas area makan.

Panti jompo sebagai fasilitas dengan pengguna berkebutuhan

Rekomendasi

2. Kesulitan gerak yang dialami 3. Dioperasikan sendiri atau dibantu orang lain

(19)

1.8Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang analisis dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat diadakannya penelitian ini, metode yang digunakan, langkah-langkah penelitian dan cara memperoleh data, batasan dalam penelitian guna memfokuskan arah penelitian, serta sistematika penulisan sebagai landasan dari skripsi ini.

BAB II KAJIAN TEORI AKSESIBILITAS DI RUANG MAKAN

Berisi kajian teori - teori tentang definisi lansia secara lebih luas, sejarah terbentuknya panti jompo, fungsi dan tujuan panti jompo, kebutuhan lansia untuk mendukung aktivitasnya, serta kenyamanan gerak dan aksesibilitas.

BAB III FASILITAS RUANG MAKAN DI PANTI TRESNA WREDHA

NAZARETH

Berisi tentang penjabaran objek studi berupa data Panti Tresna Wredha Nazareth secara umum, area makan lansia beserta aktivitasnya dan gambar-gambar yang mendukung.

BAB IV TINJAUAN AKSESIBILITAS AREA MAKAN PANTI

TRESNA WREDHA NAZARETH

Bab ini akan membahas data sampel pengguna yang disertai biodata singkat dari responden, analisis aksesibilitas desain pada area makan bagi lansia di Panti Tresna Wredha Nazareth dan rekomendasi dari studi kasus, serta gambar-gambar yang mendukung.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Isi dari bab ini adalah kesimpulan dari hasil simulasi yang telah dibahas sebelumnya dan kriteria/rekomendasi untuk peneliti atau praktisi yang akan meneliti maupun merancang fasilitas furnitur pada panti jompo. Solusi yang diberikan dapat bermanfaat bagi Panti Tresna Wredha Nazareth dan masyarakat.

Berdasarkan data dan hasil simulasi yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kondisi fisik lansia yang bervariasi memerlukan kebutuhan yang berbeda juga. Dalam mendesain layout furniture harus menerapkan asas kemudahan bagi lansia untuk mengakses jalur

(21)

berbagai kondisi fisik. Aksesibilitas penting untuk penerapan desain bagi orang-orang berkebutuhan khusus agar dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri. dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya.

Dalam mendesain sebuah ruangan perlu mengutamakan standar-standar

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Chiara, Joseph De, Michael J. Crosbie. 1973. Time-Saver Standards for Building Types, Third Edition. New York : Mc. Grow Hill Book Company

Neufert, Ernst. 2002. Data arsitek Jilid 2, cetakan I. Jakarta : Erlangga

Panero, Julius & Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, cetakan I. Jakarta : Erlangga

Torrington, Judith. 1988. Care Homes for Older People

Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama Iridiastadi, Hardianto & Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar., cetakan I.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Website:

https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2013/01/11/tinjauan-ergonomi-pada-toilet-lansia/ (Diunduh: 30 April 2015, 15.43 WIB)

http://di.unikom.ac.id/isi_jompo.pdf (Diunduh: 3 Maret 2015, 16.58 WIB)

http://eprints.uny.ac.id/9766/1/BAB%201%20-%2008102241019.pdf (Diunduh: 3 April 2015, 17.06 WIB)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-00191-DI%20Bab1001.pdf (Diunduh: 3 April 2015, 20.24 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26951/4/Chapter%20II.pdf (Diunduh: 2 Mei 2015, 18.15 WIB)

http://www.pesona.co.id/refleksi/refleksi/panti.werdha.pilihan.merawat.orang.tua/ 001/001/11 (Diunduh: 11 Juni 2015, 17.50 WIB)

http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1874/9/02420080032_Ch apter2.pdf (Diunduh: 28 Oktober 2015, 18.41 WIB)

(23)

https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2013/01/11/kursi-roda-untuk-lansia-dalam-aspek-ergonomi/ (Diunduh: 29 Oktober 2015, 05.43 WIB) http://www.ilmusipil.com/desain-interior-homey-kenyamanan-dalam-rumah

(Diunduh: 3 Oktober 2015, 18.28 WIB)

http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-panti-jompo.html (Diunduh: 15 Oktober 2015, 13.48 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42432/4/Chapter%20II.pdf (Diunduh: 15 Oktober 2015, 15.52 WIB)

Gambar

Tabel 4.2 Aktivitas Lansia dari Duduk hingga Berjalan di Area Makan  ...............  73
Gambar 4.10 Simulasi Layout Furniture Ruang Makan B Panti Tresna Wredha
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
gambar yang mendukung.

Referensi

Dokumen terkait

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

Jenis burung yang dijumpai di hutan mangrove Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai sebanyak 54 jenis, 8 jenis di antaranya merupakan jenis endemik Sulawesi dan paling sedikit 3

Tingkat pencemaran tanah ditentukan oleh peruntukan tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia dalam tanah (alamiah), jumlah partikel tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang koperasi jasa keuangan syariah khususnya berkaitan dengan pengaruh Persepsi

Oleh karena itu, dibutuhkan media pembelajaran baru yang dapat menjangkau semua siswa dan memberikan materi sesuai kebutuhan setiap siswa berupa aplikasi

lain yang dilakukan oleh Nath & Kurfess [8], yaitu melakukan percobaan dengan pemberian pin pada mata bor untuk pemecah chips dan hasilnya meningkatkan kekuatan

Kebijakan pembangunan bidang pertahanan dalam aspek non-militer tersebut, dapat dilihat pada pelaksanaan tugas dari beberapa OPD(Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan

listrik penuh (fully electric) yang merupakan pengembangan dari desain unik “i” (diluncurkan di pasar domestic Jepang pada Januari 2006) dengan tujuan mengurangi emisi CO²