• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1665/UN.40.2.3/PL/2013

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh Ida Rosita

0906154

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Oleh Ida Rosita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengengetahuan Sosial

© Ida Rosita 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu IDA ROSITA

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd NIP.19560902 198703 2 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd NIP.19770602 200312 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Ida Rosita

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari observasi peneliti di kelas XI IPA 2. Peneliti menemukan bahwa siswa mempunyai potensi yang cukup baik untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya namun kemampuan yang sudah dimiliki tersebut tidak sejalan dengan perolehan hasil belajar yang rendah. Padahal seharusnya kemampuan yang dimiliki siswa tersebut berbanding lurus dengan perolehan hasil belajarnya. Hal tersebut terjadi karena selama ini pembelajaran yang dilakukan di sekolah selalu menekankan pada pembelajaran

yang bersifat “ordinary memory” atau sekedar hafalan saja, sedangkan

pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan “intellegent

memory” jarang diterima siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan desain model Kemmis dan Taggart sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Problem Based Instruction. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, tes, kuesioner, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode Problem Based Instruction. Jika metode Problem Based Instruction dikembangkan secara berkelanjutan, hasil belajar siswa yang menggambarkan kemampuan “intellegent memory” akan terus meningkat, sehingga di dalam proses pembelajaran guru tidak lagi menekankan siswa pada pembelajaran yang bersifat ordinary memory namun guru harus mengembangkan pembelajaran

(5)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Ida Rosita

ABSTRACT

(6)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Belajar dan Pembelajaran ... 11

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 12

3. Belajar dan Pembelajaran Sejarah ... 14

B. Metode Problem Based Instruction ... 16

C. Metode Problem Based Instruction dalam Pembelajaran Sejarah ... 23

D. Hasil Belajar ... ... 25

1. Aspek Kognitif ... 26

2. Aspek Psikomotor ... 28

3. Aspek Afektif ... 29

E. Kaitan Metode Problem Based Instruction dengan Hasil Belajar Siswa .... 30

BAB III METODOE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 36

C. Desain Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional ... 41

1. Metode Problem Based Instruction ... 41

2. Hasil Belajar ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

(7)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Tes ... 48

3. Kuesioner ... 49

F. Instrumen Penelitian ... 50

1. Lembar Pedoman Observasi ... 50

2. Tes Hasil Belajar Kognitif ... 51

3. Lembar Kesan Siswa ... 52

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53

1. Teknik Pengolahan Data ... 53

2. Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Temuan Hasil Penelitian ... 57

1. Karakteristik Siswa Kelas XI IPA 2 ... 57

2. Kondisi Pembelajaran Sebelum Diterapkan Metode Problem Based Instruction ... 58

3. Persiapan Penerapan Metode Problem Based Instruction ... 62

4. Deskripsi Tindakan Siklus 1 ... 62

5. Deskripsi Tindakan Siklus 2 ... 70

6. Deskripsi Tindakan Siklus 3 ... 77

7. Deskripsi Tindakan Siklus 4 ... 81

B. Pembahasan ... 84

1. Merencanakan Pembelajaran Sejarah yang Efektif ... 84

2. Pelaksanaan Metode Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar ... 88

3. Efektivitas Pengembangan Metode Problem Based Instruction dalam Meningkatkan Hasil Belajar ... 92

4. Kendala yang Dihadapi dalam Menerapkan Metode Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 134

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 138

(8)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Langkah Pelaksanaan Metode Problem Based Instruction ... ... 42

Tabel 3.2 Dimensi Proses Kognitif ... 44

Tabel 3.3 Kriteria Skor Perolehan Hasil Belajar Aspek Psikomotor ... 47

Tabel 3.4 Indikator Hasil Belajar Dimensi Psikomotor ... 51

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 53

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 61

Tabel 4.2 Daftar Anggota Kelompok ... 63

Tabel 4.3 Perbandingan Soal Tes Hasil Belajar yang Menekankan Pada Ordinary Memory dan Intellegent Memory ... 90

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif antara Pretest & Postest 1 ... 93

Tabel 4.5 Paired Samples Statistics antara Pretest & Postest 1 ... 94

Tabel 4.6 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 1 ... 96

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Postest 1 dan 2 ... 99

Tabel 4.8 Paired Samples Statistics Postest 1 dan 2 ... 100

Tabel 4.9 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 2 ... 103

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 104

Tabel 4.11 Paired Samples Statistics Aspek Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 104

Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif antara Siklus 2 dan 3 ... 108

Tabel 4.13 Paired Samples Statistics antara Siklus 2 dan 3 ... 109

Tabel 4.14 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 3 ... 111

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 2 dan 3 ... 112

Tabel 4.16 Paired Samples Statistics Aspek Psikomotor Siklus 2 dan 3 ... 112

Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Antara Siklus 3 dan 4 ... 116

Tabel 4.18 Paired Samples Statistics antara Siklus 3 dan 4 ... 117

(9)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 3 dan 4 ... 120

Tabel 4.21 Paired Samples Statistics Aspek Psikomotor Siklus 3 dan 4 ... 121

Tabel 4.22 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siklus 1-4 ... 125

Tabel 4.23 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus 1-4 ... 126

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart ... ... 38

Gambar 3.2 Lembar Kesan Siswa ... ... 52

Gambar 4.1 Siswa Sedang Membaca Buku Sumber ... ... 65

Gambar 4.2 Siswa Sedang Melakukan Presentasi ... 66

Gambar 4.3 Karikatur Peristiwa G 30 September/1965 ... ... 72

Gambar 4.4 Perbandingan Denah Tempat Duduk Siswa ... ... 73

Gambar 4.5 Kurva Uji t antara Pretest dan Postest 1 ... ... 95

Gambar 4.6 Kurva Uji t antara Postest 1 dan Postest 2 ... 102

Gambar 4.7 Kurva Uji t Hasil Belajar Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 105

Gambar 4.8 Kurva Uji t antara Postest 2 dan Postest 3 ... 110

Gambar 4.9 Kurva Uji t Hasil Belajar Psikomotor Siklus 2 dan 3 ... 113

Gambar 4.10 Kurva Uji t antara Postest 3 dan Postest 4 ... 118

Gambar 4.11 Kurva Uji t Hasil Belajar Psikomotor Siklus 3 dan 4 ... 122

Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Kognitif ... 125

(10)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran Siklus 1

Lampiran 2 Lampiran Siklus 2

Lampiran 3 Lampiran Siklus 3

Lampiran 4 Lampiran Siklus 4

(11)

1

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam rangkaian peristiwa sejarah, sejarah identik dengan konsep perubahan dimana konsep ini mengindikasikan bahwa segala hal yang ada didunia ini pasti mengalami perubahan. Begitupun dengan sejarah sistem pendidikan di Indonesia yang dalam proses perjalanannya selalu mengalami perubahan. Perubahan ini diciptakan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih berkualitas sehingga menghasilkan lulusan yang lebih baik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22-23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), ditetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum yang menuntut pembelajaran dilakukan secara konstruktivistik, student center dan kontekstual. Tuntutan ini berlaku untuk setiap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran sejarah.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan serta nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia maupun dunia dari masa lampau hingga kini. Mata pelajaran sejarah diadakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik guna membangun kesadaran tentang pentingnya peristiwa sejarah untuk dijadikan pelajaran agar kehidupan di masa mendatang menjadi lebih baik. Secara jelas dalam standar isi disebutkan bahwa mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(12)

2

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang; dan 5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional (Standar Isi, 2006: 187-188).

Lebih lanjut Hasan (2008: 3) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah berpotensi untuk;

1) Mengembangkan kemampuan berfikir; 2) Mengembangkan rasa ingin tahu; 3) Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif; 4) Mengembangkan sikap kepahlawanan dan kepemimpinan; 5) Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan; 6) Mengembangkan kepedulian sosial; 7) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi; dan 8) mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, mengemas dan mengkomunikasikan informasi.

(13)

3

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengemukakan bahwa memori manusia dibagi kedalam dua kategori yaitu memori biasa (ordinary memory) dan memori cerdas (intelligent memory).

Ordinary Memory merupakan memori yang menyimpan fakta-fakta dan

mengingat sebuah nama atau tanggal. Sedangkan Intelligent Memory menyimpan kemampuan berfikir cerdas dan kritis. Melalui mata pelajaran sejarah diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkan Intelligent Memory-nya sehingga bukan hanya sekedar mengetahui fakta-fakta ataupun tanggal dari sebuah peristiwa namun juga memahami peristiwa tersebut dan menjadikannya pelajaran untuk kehidupan di masa mendatang agar proses pembelajaran yang dilakukan bermakna bagi peserta didik. Menciptakan kondisi ideal untuk mencapai tujuan bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih dalam pembelajaran sejarah yang sarat dengan fakta dan konsep yang membutuhkan penalaran dan daya analisis yang kuat. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan.

Saat ini, pembelajaran sejarah lebih mengarah pada pengembangan ordinary memory. Pembelajaran sejarah didominasi oleh kenyataan bahwa peserta didik

(14)

4

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

didik untuk memahami materi tersebut. Peserta didik hanya sekedar menghapal materi sehingga tingkat pemahamannya rendah dan biasanya peserta didik akan mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru.

Hal senada juga diungkapkan Nurhadi (Lestari, 2012: 3) bahwa pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi hanya mampu membuat peserta didik mengingat materi pelajaran dalam waktu yang relatif pendek, tetapi seringkali peserta didik tidak memahami dan mengetahui secara mendalam, pengetahuan yang didapat hanya bersifat hapalan yang menyebabkan anak mudah lupa, sehingga gagal dalam membekali anak untuk memecahkan masalah dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, apabila mengacu pada tujuan pembelajaran yang diharapkan, dapat dikatakan bahwa kenyataannya dilapangan tujuan tersebut belum tercapai. Berdasarkan hasil observasi selama melakukan praktik Program Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran sejarah belum teroptimalkan dengan baik. Hal tersebut didapatkan berdasarkan hasil wawancara. Peserta didik mengaku bahwa mereka hanya ingat mengenai tanggal dari sebuah peristiwa namun tidak memahami peristiwa tersebut secara utuh sehingga peserta didik mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah diberikan guru.

Temuan lain didapatkan berdasarkan hasil UTS tanggal 14 Maret 2013, ketika diberikan soal UTS yang menuntut tingkat pemahaman dan daya analisis dari 42 siswa hampir 80% nilai yang diperoleh dibawah 55. Ini membuktikan bahwa peserta didik masih terbiasa dengan hapalan bukan pemahaman sehingga ketika diberikan soal ujian yang menuntut pemahaman dan daya analisis, hal tersebut seolah merupakan sesuatu yang baru dan asing sehingga peserta didik tidak dapat menjawabnya dengan baik yang mengakibatkan hasil belajarnya pun tergolong kedalam kategori yang cukup rendah.

(15)

5

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

baik. Selain itu pada proses pembelajaran, hasil belajar afektif dan psikomotornya pun belum dikembangkan secara baik. Padahal kelas XI IPA 2 mempunyai potensi yang cukup besar untuk mengembangkan kemampuan berpikir, keterampilan beragumentasi, pemahaman, maupun afektifnya. Hal tersebut terlihat ketika peneliti masuk untuk pertama kalinya ke dalam kelas, antusiasme siswa terhadap pembelajaran sejarah sudah baik. Hal ini terlihat dari persiapan siswa ketika melaksanakan sosiodrama yang ditugaskan oleh guru mengenai detik-detik proklamasi. Ketika sosiodrama berlangsung, siswa memerankan tokoh-tokoh sejarah dengan baik mulai dari penghayatan sesuai dengan karakteristik tokoh yang diperankannya, penguasaan naskah drama, kostum, dan lain sebagainya.

Selain itu, ketika kelas tersebut diberikan sebuah studi kasus yang harus diselesaikan, siswa cukup aktif dalam proses pembelajaran. Siswa saling mengungkapkan argumentasi sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan dari sumber yang mereka miliki dan proses diskusi berjalan dengan cukup lancar, dari 42 siswa hampir 60% siswa aktif dalam proses pembelajaran. Argumentasi yang diungkapkan pun tidak asal-asalan namun berdasarkan sumber yang dimiliki meskipun mereka hanya menggunakan satu sumber yakni LKS yang dimiliki siswa saja. Suasana pembelajaran pun menjadi sangat menarik ketika masing-masing kelompok berusaha mengutarakan argumentasi dari kelompoknya dan tidak mau kalah oleh kelompok lain untuk menyelesaikan studi kasus tersebut, sehingga diakhir pembelajaran siswa mengatakan bahwa pembelajaran hari itu sangat berkesan dan bermakna bagi siswa.

(16)

6

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bermakna bagi siswa. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar dan kualitas lulusan peserta didik karena ketika kemampuan berpikir siswa tersebut tidak diasah dan dilatih, maka besar kemungkinannya siswa tidak dapat memahami materi yang sudah diberikan di dalam pembelajaran dan hasil belajar yang dicapainya pun akan rendah. Selain itu, siswa juga tidak akan mampu mengkaitkan berbagai materi yang sudah diberikan dengan materi selanjutnya yang mengakibatkan kemampuan analisisnya pun ikut tidak berkembang dan dapat menyebabkan lulusannya tidak akan mampu bersaing dengan kualitas lulusan negara lain, sehingga sangat disayangkan apabila potensi yang sudah mereka miliki tidak dikembangkan dengan baik dan tidak ada upaya perbaikan dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan belajar peserta didik, padahal pembelajaran sejarah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan intelligent memory-nya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran guna mencapai keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran sangatlah beragam, mulai dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, menyediakan sumber belajar yang mendukung, meningkatkan sarana dan prasarana hingga mengembangkan berbagai macam metode pembelajaran. Hal ini ditujukan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Namun, penggunaan cara yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran sangat mempengaruhi bagaimana hasil akhir yang akan diperoleh. Jika masalah yang terjadi di dalam kelas diibaratkan sebagai penyakit, maka untuk menyembuhkan penyakit tersebut harus digunakan obat yang tepat dan pemberian dosisnya pun harus disesuaikan dengan gejala yang timbul di dalam kelas. Penggunaan obat yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung lebih efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal.

(17)

7

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengembangan metode pembelajaran dipilih karena, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama ini belum dapat mengoptimalkan potensi peserta didik untuk dapat berperan aktif secara utuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik masih terbiasa dengan pola pembelajaran yang bersifat hapalan dan hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat dan menghapalkannya. Hal ini berakibat peserta didik tidak mengetahui makna dari materi pelajaran yang mereka pelajari dan tidak memahaminya sehingga pencapaian hasil belajarnya menjadi rendah karena metode pembelajaran dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Maka metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran pun haruslah tepat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang sebuah peristiwa sejarah sehingga hasil belajar yang diperoleh pun akan baik karena hasil belajar yang baik dapat diperoleh jika peserta didik mengalami sendiri proses pembelajaran secara langsung. Maka dari itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat melatih peserta didik untuk berpikir dan dapat belajar secara mandiri agar kemampuannya dapat dikembangkan dengan baik sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan bukan hanya hasil belajar kognitif yang bersifat hapalan namun juga hasil belajar yang mengembangkan kemampuan intellegent memory serta berbagai keterampilan lainnya seperti keterampilan

bertanya, memberikan argumentasi, kemampuan menjawab, dan sebagainya. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas XI IPA 2, peneliti bermaksud menerapkan metode Problem Based Instruction sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(18)

8

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

belajar dengan cara mengamati, mengidentifikasi, mengumpulkan sumber informasi, membuat kesimpulan, serta dapat mencari penyebab masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran. Munculnya suatu permasalahan dalam metode ini dapat memberikan stimulus kepada peserta didik untuk berpendapat dan berpikir kritis terhadap permasalahan konsep sejarah dengan bimbingan dari guru. Metode ini juga dapat melatih belajar secara mandiri sehingga intelligent memory dari peserta didik dapat dikembangkan dan pembelajaran secara

konstruktivistik, student center serta kontekstual yang merupakan tuntutan dari KTSP dan tercantum dalam permendiknas dapat tercapai.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar yang benar-benar menggambarkan

kemampuan analisis dan pemahaman siswa dengan mengambil judul “Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)”

B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan utama adalah mengenai

Bagaimana Penerapan Metode Problem Based Instruction untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa?”. Berdasarkan permasalahan utama tersebut, peneliti membatasi permasalahan menjadi beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran sejarah dengan menerapkan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI

IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?

(19)

9

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana efektivitas dari pengembangan Metode Problem Based Instruction dalam meningkatkan hasil belajar siswa setelah metode tersebut diterapkan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan penerapan Metode Problem Based Instruction dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sejarah.

2. Untuk mengkaji pelaksanaan penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

3. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi efektivitas penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran sejarah.

4. Memaparkan upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi untuk hasil-hasil penelitian dalam kajian sejenis sehingga dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Namun secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk guru, siswa, peneliti, maupun sekolah.

(20)

10

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Dapat memberikan gambaran mengenai metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran sejarah.

 Memperbaiki proses pembelajaran khususnya di Kelas XI IPA 2, menambah wawasan dan keterampilan guru untuk menerapkan metode-metode yang efektif untuk pembelajaran.

2. Bagi Siswa

 Meningkatkan hasil belajar siswa yang benar-benar menggambarkan sejauh mana kemampuan analisis dan pemahaman materi dari siswa tersebut.  Melatih keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat, bertanya, dan

berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan siswa dapat dikembangkan dan teroptimalkan secara baik.

3. Bagi Peneliti

 Memberikan pengetahuan dasar sebagai pembelajaran agar mampu mengembangkan berbagai macam metode yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran ketika nanti mengajar di sekolah.

4. Bagi Sekolah

 Memberikan referensi dan gambaran untuk sekolah dalam mengembangkan berbagai macam metode yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut khususnya dalam pembelajaran sejarah.

 Memberikan referensi untuk guru agar dapat melakukan penelitian serupa guna memperbaiki proses pembelajaran dan kualitas lulusan peserta didik. E. Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN

(21)

11

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan kajian pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkap oleh peneliti secara umum dari berbagai literatur yang didapatkan oleh peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan desain penelitian model Kemmis dan Taggart.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, diuraikan pembahasan hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.

BAB V KESIMPULAN

(22)

35

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Rancaekek yang beralamat di Jalan Walini Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. SMA ini berdiri pada tahun 1983 dan awalnya merupakan filial (kelas jauh) dari SMA Negeri 1 Cicalengka. Saat ini SMA Negeri 1

Rancaekek menempati lahan seluas 15.650 m2 dengan fasilitas 27 ruang kelas, laboratorium Fisika dan Laboratorium Biologi secara terpisah, 1 ruang perpustakaan, mesjid, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, wc siswa dan guru, 1 ruang BK, 1 ruang olahraga, lapangan upacara, lapangan basket, dan lapangan volley.

Sekolah ini peneliti pilih sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini dalam mata pelajaran sejarah belum pernah dikembangkan proses pembelajaran melalui metode Problem Based Instruction sehingga metode ini dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Selain itu penelitian ini sesuai dengan misi sekolah di dalam bidang akademik yang salah satunya adalah melaksanakan KBM yang inovatif, kreatif serta efektif dan efisien karena tujuan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Negeri 1 Rancaekek ini tak lain adalah untuk memperbaiki kualitas dari pembelajaran dan mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang efektif.

(23)

36

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Namun, selama ini kemampuan mereka belum digali secara optimal sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas ini dan berupaya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan kemampuan intelligent memory dari siswa dapat dikembangkan. B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian prosedur yang dilakukan oleh peneliti secara sistematis untuk melakukan penelitian. Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak lain adalah tujuan penelitian guna menjawab semua permasalahan dalam penelitian tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Hopkins (Hasan, 2011: 72) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, kualitas mengajar teman sejawat atau untuk menguji teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas. Masih di dalam sumber yang sama, pendapat lain mengenai penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh T. Raka Joni yang mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan.

(24)

37

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian tindakan merupakan studi sistematis yang dilaksanakan oleh sekelompok partisipan untuk meningkatkan praktik pendidikan dengan tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan refleksi mereka terhadap pengaruh dari tindakan itu sendiri. Penelitian tindakan merupakan uji coba gagasan dalam bentuk praktik dengan harapan agar mampu mengembangkan atau mengubah sesuatu dan mencoba memberikan pengaruh nyata terhadap situasi tertentu.

Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian yang dilakukan secara sistematis oleh peneliti dengan kolaborator untuk memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi di kelas sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Oleh karena itu, metode penelitian tindakan kelas ini dipilih karena metode ini merupakan metode yang cocok digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ditemukan di kelas XI IPA 2, di mana hal tersebut sesuai dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Hasan, 2011: 72).

Selain itu, lebih jelas penelitian tindakan kelas dipilih karena penelitian ini secara praktik bertujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik reflekif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, serta untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam pendidikan dapat tercapai secara utuh karena kualitas pendidikan semakin ditingkatkan dengan terus memperbaiki proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

C. Desain Penelitian

(25)

38

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam penelitian ini adalah desain model spiral Stephen Kemmis dan McTaggart. Desain ini dipilih karena desain ini lebih sederhana dibandingkan

desain yang lainnya sehingga membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Selain itu di dalam pelaksanaan praktiknya, desain ini juga tidak terlalu kompleks dan rumit seperti desain yang dikembangkan oleh Elliot atau Ebbutt sehingga tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian dapat dilaksanakan dengan optimal. Adapun desain penelitian model Kemmis dan Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Siklus Model Kemmis dan Taggart adaptasi Peneliti dari Hopkins (2011: 92)

TINDAKAN PERENCANAAN

REFLEKSI

OBSERVASI SIKLUS 2

TINDAKAN PERENCANAAN

REFLEKSI

OBSERVASI SIKLUS 1

(26)

39

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa di dalam satu siklus terdapat empat tahapan yang harus dilalui dalam penelitian tindakan kelas. Keempat siklus itu yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahapan ini, peneliti membuat perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian. Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian, semua dirancang dalam tahapan ini mulai dari observasi pra-penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan, menentukan obat/solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, penentuan metode penelitian apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas, hingga proses pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun proses yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mendatangi sekolah yang akan menjadi tempat penelitian.

b. Mengobservasi kelas untuk mengamati masalah yang terjadi di kelas. c. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

d. Membuat kesepakatan dan meminta kesediaan guru mata pelajaran sejarah untuk menjadi observer selama proses berlangsungnya penelitian.

e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan untuk penelitian.

f. Menentukan materi yang dapat dijadikan kasus permasalahan yang sesuai dengan Metode Problem Based Instruction.

g. Membuat instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.

h. Membuat/menyusun alat observasi dan alat ukur untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa.

(27)

40

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

j. Menentukan cara pengolahan data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan yang dilakukan pada tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Problem Based Instruction. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini akan dilakukan dalam beberapa siklus hingga sampai pada data jenuh. Ketika data sudah menunjukan data jenuh, maka tindakan akan dihentikan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pertama, guru menjelaskan metode Problem Based Instruction yang digunakan di dalam proses pembelajaran kepada

kolaborator dan kepada siswa. Setelah itu sesuai dengan RPP yang telah dibuat, maka guru diharuskan untuk menjelaskan indikator apa yang akan dicapai. Kedua, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok di mana masing-masing kelompok akan menyelesaikan sebuah kasus yang diajukan dalam setiap pembelajaran. Ketiga, guru memberikan instruksi kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan

sebuah kasus dengan menggali informasi dari berbagai sumber sehingga setiap kelompok bisa menyelesaikan kasus tersebut dan mencari penyebab terjadinya kasus tersebut.

Keempat, setelah selesai berdiskusi untuk mencari berbagai informasi,

masing-masing kelompok akan mempresentasikan apa yang mereka temukan untuk menyelesaikan kasus yang diberikan. Selama proses pembelajaran berlangsung, tugas guru adalah membimbing dan memberikan arahan kepada siswa untuk kelancaran proses pembelajaran. Selama kegiatan berlangsung juga, guru diharuskan untuk memantau, mengawasi dan menilai proses pembelajaran sebagai data untuk melakukan refleksi dan evaluasi guna memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

(28)

41

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan ini, peneliti akan mengamati proses penelitian dari awal sampai akhir guna memperoleh informasi mengenai segala macam aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan dalam setiap siklus dan data yang diperoleh dari hasil pengamatan ini akan menjadi catatan dan masukan untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya. Di mana semua hasil yang diperoleh akan didiskusikan dengan kolaborator. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Mengamati kondisi kelas yang dijadikan penelitian

b. Mengamati kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas untuk melihat apakah metode Problem Based Instruction sudah dapat dilaksanakan dengan baik atau belum, dan

c. Mengamati apakah metode Problem Based Instruction dipahami oleh siswa atau tidak sehingga perbaikan untuk tindakan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Menilai hasil belajar aspek psikomotor siswa. 4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2010: 140). Masih di dalam sumber yang sama, Arikunto menjelaskan bahwa arti dari refleksi sebetulnya lebih tepat jika digunakan ketika guru selesai melakukan tindakan kemudian dengan kolaborator bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa refleksi bertujuan untuk melihat kembali aktivitas yang sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas dengan kolaborator. Pada tahap ini peneliti menganalis kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian sehingga setelah dilakukan refleksi maka dilakukan diskusi dengan kolaborator untuk menganalisis hasil dari pembelajaran dan menyusun rencana untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

(29)

42

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Metode Problem Based Instruction

Metode Problem Based Instruction merupakan metode reflektif yang mengarahkan siswa kepada pengajaran proses berfikir berdasarkan masalah sehingga dalam pembelajaran terjadi interaksi antara stimulus dan respon di mana ketika dihadapkan dengan sebuah permasalahan, siswa dapat menyelidiki, menilai, menganalisis dan mencari pemecahan masalah tersebut dengan baik. Di dalam penelitian ini, metode Problem Based Instruction yang dimaksud adalah metode pembelajaran di mana guru menyajikan sebuah masalah berupa kasus yang nantinya akan dicari penyebab terjadi dan pemecahannya oleh siswa. Dalam metode ini, proses pembelajaran bukan hanya menyajikan konsep-konsep tertentu yang berkaitan dengan materi, namun siswa diarahkan untuk mencari berbagai informasi atau pendapat lain yang bisa dijadikan solusi.

Pembelajaran ini tidak berpusat pada satu disiplin ilmu namun mengarahkan siswa untuk berfikir lebih luas dan mengkaitkan antar disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga pemecahan masalahnya memungkinkan untuk menyajikan berbagai alternatif solusi. Selain itu, dalam pembelajaran ini, guru dengan siswa melakukan kolaborasi untuk membuat karya atau laporan yang mungkin sebagai penjelasan dari pemecahan masalah yang diambil tersebut sehingga kerjasama akan terjalin dan memperbanyak peluang untuk saling berbagi dalam mengembangkan keterampilan sosial serta keterampilan berfikir. Dengan demikian, proses pembelajaran yang bersifat konstruktivistik, student center dan kontekstual dapat terwujud dan tujuan pembelajaran sejarah tercapai.

Secara garis besar tahapan-tahapan dari metode Problem Based Instruction dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Langkah Pelaksanaan Metode Problem Based Instruction

Tahapan Tingkah Laku Guru

(30)

43

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap 1

Orientasi Siswa pada Masalah

mengajukan fenomena, studi kasus, video, demonstrasi atau cerita untuk memuculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah.

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan studi kasus dan berdiskusi untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas seperti laporan, serta membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya

Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan siswa dan proses-proses yang siswa gunakan

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar ini dapat dikelompokan ke dalam tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Di dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah ketercapaian siswa atau hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran selesai yang akan dilihat dari aspek kognitif dan psikomotornya saja . Untuk aspek kognitif akan diukur dengan tes hasil belajar kognitif berupa soal pilihan ganda sedangkan untuk aspek psikomotor akan dinilai melalui lembar observasi.

a. Aspek kognitif

(31)

44

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

belajar kognitif yang diambil adalah hasil belajar yang bisa mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep ataupun prinsip dari materi pembelajaran. Karena metode Problem Based Instruction merupakan metode berdasarkan masalah yang menuntut siswa untuk menyelidiki, menilai, menganalisis dan mencari pemecahan masalah, maka hasil belajar yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif level C2 (memahami), C4 (menganalisis), dan C5 (mengevaluasi). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Memahami (C2)

Memahami disini maksudnya adalah mengkonstruksi makna dari pembelajaran termasuk apa yang diucapkan dan dijelaskan guru. Konteks yang termasuk memahami disini kemampuan siswa untuk menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

2. Menganalisis (C4)

Menganalisis disini maksudnya adalah kemampuan memecah materi menjadi bagian lain yang sejenis serta menentukan hubungan dari bagian-bagian tersebut. Yang termasuk ke dalam proses menganalisis adalah membedakan, mengorganisasi dan mendekonstruksi

3. Mengevaluasi (C5)

[image:31.595.110.515.156.586.2]

Mengevaluasi disini bermaksud mengambil keputusan berdasarkan kriteria ataupun standar seperti memeriksa dan mengkritik. Untuk lebih jelasnya indikator hasil belajar kognitif siswa dikembangkan seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Dimensi Proses Kognitif

1. Memahami - C2

(32)

45

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kategorisasi dan Proses

Kognitif

Istilah Lain Definisi dan Contoh

1.1. Menafsirkan  Mengklarifikasi Mampu menemukan kekeliruan dalam sebuah konsep. Misalnya siswa mampu mengklarifikasi bahwa data tidak sama dengan fakta.

1.2.Mengklasifikasikan  Mengkategorikan  Mengelompokan

Menentukan sesuatu dalam satu kategori/kelompok. Misalnya siswa mampu mengelompokan penyebab-penyebab terjadinya perlawanan rakyat Indonesia dari berbagai daerah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1.3. Menjelaskan Siswa mampu untuk menjelaskan

dampak penjajahan yang dilakukan kolonial terhadap kondisi sosial bangsa Indonesia.

1.4. Membandingkan  Memetakan  Mencocokan

Siswa mampu membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan masa kini untuk dicari

perbedaannya kemudian

dikomparasikan. 2. Menganalisis-C4

Memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian tersebut dengan keseluruhan struktur dan tujuan.

2.1. Membedakan  Memilih  Memilah  Memfokuskan

Siswa dapat membedakan fakta-fakta yang terdapat dalam suatu peristiwa dan menentukan sumber yang relevan atau tidak

2.2. Mengorganisasi  Menemukan Koherensi  Memadukan  Mendeskripsikan  Menstrukturkan

Siswa dapat menyusun bukti-bukti di dalam peristiwa sejarah menjadi bukti-bukti yang mendukung dan menentang suatu historis

3. Mengevaluasi-C5

Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu

(33)

46

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesalahan dalam suatu proses peristiwa sejarah, bahkan siswa mampu mendeteksi kausalitas terjadinya sebuah peristiwa sejarah secara utuh. Misalnya siswa akan mampu mendeteksi bahwa Perang Dunia II tetap akan terjadi meskipun pangeran dari Austria tidak tertembak.

3.2. Mengkritik  Menilai Siswa dapat menemukan ketepatan terjadinya sebuah peristiwa sejarah. b. Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sudjana (2009: 30) yang mengatakan bahwa hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Pendapat lain dikemukakan oleh Dave (Saadah, 2012: 33-34) yang mengatakan bahwa keterampilan aspek psikomotor dibagi menjadi lima kategori yakni: Peniruan, Manipulasi, Ketelitian, Artikulasi, dan Pengalamiahan. Di dalam penelitian ini, tidak semua jenis keterampilan akan digunakan. Jenis keterampilan yang digunakan akan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan dan kebutuhan siswa di kelas.

Berdasarkan kelima keterampilan yang dikelompokan oleh Dave, maka peneliti hanya memilih tiga keterampilan saja yang kemudian akan diturunkan kembali ke dalam beberapa indikator yang dikembangkan. Adapun ketiga keterampilan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Manipulasi

Keterampilan ini adalah keterampilan di mana siswa dapat melaksanakan instruksi yang telah diberikan guru berkaitan dengan metode Problem Based Instruction yang sedang diterapkan sesuai dengan prosedur yang sudah

(34)

47

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Siswa diarahkan untuk dapat memahami metode Problem Based Instruction.

 Siswa diarahkan untuk dapat melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dngan prosedur yang disepakati.

 Siswa diarahkan dapat menggunakan sumber belajar untuk mencari informasi guna mencari penyebab kasus yang diajukan terjadi dan mencari solusi dari permasalahan dari kasus tersebut.

2. Keterampilan Ketelitian

Keterampilan ini adalah keterampilan di mana siswa dapat melakukan penyelidikan dengan teliti. Dalam keterampilan ini, siswa dituntut untuk membaca berbagai macam sumber dengan teliti dan cermat sehingga kesimpulan yang diperoleh oleh siswa merupakan kesimpulan berdasarkan analisis dari berbagai sumber yang siswa miliki. Keterampilan ketelitian meliputi kegiatan:

 Siswa dapat menggunakan sumber belajar yang dimiliki.

 Siswa dapat membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

 Siswa dapat membedakan mana informasi yang relevan dengan materi yang dibahas dan mana yang tidak relevan dengan materi.

 Siswa mampu mencermati dan mendiskusikan pemecahan masalah yang diajukan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dengan sumber belajar yang dimiliki.

3. Keterampilan Artikulasi

Keterampilan ini adalah keterampilan di mana siswa dapat mengemukakan hasil penyelidikan yang telah dilakukan di dalam kelompoknya masing-masing. Adapun keterampilan artikulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

(35)

48

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Siswa mampu mengemukakan pendapat berkenaan dengan hasil penyelidikan yang siswa lakukan untuk menyelesaikan kasus.

 Siswa mampu menanggapi pendapat dari kelompok lain dan memberikan argumentasi yang lain yang dapat dijelaskan kepada teman-teman sekelasnya.

 Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

[image:35.595.113.512.239.544.2]

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, maka peneliti akan melakukan pengamatan melalui lembar observasi untuk mengetahui apakah hasil belajar aspek psikomotor siswa mengalami peningkatan atau tidak. Di dalam penilaian ini, peneliti akan mengisi lembar observasi berdasarkan rubrik (lihat lampiran 1) yang telah disiapkan. Adapun kriteria skor penilaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Skor Perolehan Hasil Belajar Aspek Psikomotor

(Skor diperoleh berdasarkan indikator pada rubrik yang telah dibuat)

SKOR TOTAL SKOR KATEGORI

4 34 – 44 Sangat Baik

3 23 – 33 Baik

2 12 – 22 Cukup Baik

1 0 – 11 Kurang Baik

E.Teknik Pengumpulan Data

(36)

49

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah observasi, tes, kuesioner, dan catatan lapangan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Margono (Hasifah, 2012: 65) mengemukakan bahwa observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Alasan peneliti memilih teknik ini adalah karena yang akan diteliti adalah manusia. Peneliti akan mengamati proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar siswa dari aspek psikomotornya karena untuk memperoleh hasil belajar dalam aspek ini, diperlukan pengamatan secara langsung terhadap siswa sehingga tampaknya teknik observasi cocok untuk pengumpulan data jika objeknya merupakan manusia atau makhluk hidup.

Dikarenakan dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, maka observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah participant observation. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2012: 145) bahwa dalam

participant observation, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Melalui observasi ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap sehingga peneliti akan mengetahui secara detail dari setiap perilaku yang nampak.

2. Tes

(37)

50

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melalui tes, peneliti dapat berlaku secara objektif meskipun peneliti terlibat dalam penelitian secara langsung sehingga data yang diperolehnya pun akan lebih objektif pula. Selain itu alasan lain peneliti memilih tes adalah karena peneliti ingin mengukur pencapaian peningkatan hasil belajar sehingga peneliti bisa mengetahui apakah metode Problem Based Instruction yang diterapkan dapat terlaksana dengan baik atau tidak untuk meningkatkan hasil belajar sehingga dalam setiap siklus bisa dilakukan perbaikan agar hasil belajar siswa semakin meningkat.

Arikunto (2010: 266) mengemukakan bahwa di dalam penelitian, data dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, maka teknik pengumpulan data yang tepat untuk digunakan adalah tes. Berdasarkan pendapat itu juga maka peneliti memilih tes sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Masih dibuku yang sama Arikunto (2010: 266) mengemukakan bahwa tes untuk hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Karena di dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung di dalam penelitian dan menyusun sendiri tesnya, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang tidak lain peneliti sendiri yang membuatnya.

3. Kuesioner

(38)

51

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyenangkan dan disukai oleh siswa. Kuesioner yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Kuesioner ini merupakan kuesioner di mana peneliti memberi kebebasan pada responden untuk menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri.

F. Instrumen Penelitian

Setelah menentukan teknik/cara pengumpulan data, tentunya untuk memperoleh data, peneliti juga harus menentukan dengan alat apa data tersebut diperoleh. Sugiyono (2012, 102) mengemukakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada pengukuran alat ukur yang baik yang digunakan dalam penelitian. Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati disebut sebagai intrumen penelitian. Di dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan instrumen penelitian yang disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang telah dipilih. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pedoman Observasi

Lembar pedoman observasi digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh tentunya adalah data yang berkaitan dengan permsalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai penerapan metode Problem Based Insrtuction untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan pada setiap tindakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pada setiap tindakan, kolaborator dan peneliti akan mengamati bagaimana penerapan dari metode Problem Based Instruction dan bagaimana hasil belajar siswa dari aspek psikomotornya.

(39)

52

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

[image:39.595.114.514.189.618.2]

dan skor terendah 1. Adapun indikator yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada aspek psikomotor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Indikator Hasil Belajar Dimensi Psikomotor

No Indikator Penilaian Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor 1 Keterampilan Manipulasi:

a. Siswa dapat memahami metode Problem Based Instruction.

b. Siswa dapat melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dengan prosedur yang disepakati.

c. Siswa dapat menggunakan sumber belajar untuk mencari informasi guna mencari penyebab kasus yang diajukan terjadi dan mencari solusi dari permasalahan dari kasus tersebut.

2 Keterampilan Ketelitian:

a. Siswa dapat menggunakan sumber belajar yang dimiliki.

b. Siswa dapat membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

c. Siswa dapat membedakan mana informasi yang relevan dengan materi yang dibahas dan mana yang tidak relevan dengan materi.

d. Siswa mampu mencermati dan mendiskusikan pemecahan masalah yang diajukan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dengan sumber belajar yang dimiliki.

3 Keterampilan Artikulasi:

a. Siswa mampu mengemukakan gagasan dan mendiskusikan permasalahan dengan teman sekelompoknya.

b. Siswa mampu mengemukakan pendapat berkenaan dengan hasil penyelidikan yang siswa lakukan untuk menyelesaikan kasus.

c. Siswa mampu menanggapi pendapat dari kelompok lain dan memberikan argumentasi yang lain yang dapat dijelaskan kepada teman-teman sekelasnya.

d. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Tes Hasil Belajar Kognitif

(40)

53

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kognitif level C2, C4, dan C5. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa sebagai evaluasi dari hasil pembelajaran sehingga peneliti bisa mengetahui apakah upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode Problem Based Instruction berhasil diterapkan dengan baik atau tidak.

3. Lembar Kesan Siswa

Untuk memperoleh informasi mengenai kesan siswa terhadap metode Problem Based Instruction, maka alat yang digunakan untuk mengumpulkan

[image:40.595.115.509.222.758.2]

informasi tersebut adalah dengan lembar kesan siswa. Lembar kesan siswa merupakan alat pengumpul data yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh siswa mengenai bagaimana pendapat dan kesan siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan serta untuk mengetahui apa yang siswa rasakan selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui data yang diperoleh dari lembar kesan siswa ini, peneliti dapat memperbaiki proses penelitian dalam menggunakan metode Problem Based Instruction. Adapun format lembar kesan siswa yang akan diberikan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Lembar Kesan Siswa

LEMBAR KESAN SISWA

Nama :

Kelas :

1. Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan? Tuliskan alasannya!

... ... 2. Bagaimana menurut Anda tentang pembelajaran hari ini?

... ... 3. Apakah metode pembelajaran Problem Based Instruction membuat Anda lebih aktif

dalam pembelajaran?

... ... 4. Apa yang Anda peroleh setelah mengikuti pembelajaran melalui metode Problem

Based Instruction?

(41)

54

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

[image:41.595.112.548.214.490.2]

Secara keseluruhan, instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian ini telah dipaparkan secara rinci. Adapun untuk lebih jelasnya, disini peneliti akan menguraikan kisi-kisi dari instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini agar mudah dipahami ke dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel yang Diteliti Sumber Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen

-Hasil Belajar

-Kualitas Siswa Belajar

- Siswa - Daftar nilai - Proses KBM

-Tes -Observasi

-Catatan Lapangan

- Tes Hasil Belajar - Pedoman Observasi

-Kualitas Guru Mengajar - Guru

- Proses KBM

-Observasi

-Catatan Lapangan

- Pedoman Observasi - Lembar Kesan Siswa

-Kondisi Pembelajaran -Ruangan

-Sarana & Prasarana

- Kondisi Kelas - Ruang Kelas

-Observasi

-Catatan Lapangan

- Pedoman Observasi

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dibedakan ke dalam dua jenis data yakni pengolahan data kuantitatif dan data kualitatif. Pengolahan data kuantitatif dilakukan untuk mengolah data hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun aspek psikomotor untuk kemudian diolah melalui program SPSS versi 17 apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan atau tidak. Sedangkan pengolahan data kualitatif dilakukan untuk mengolah data dari hasil observasi. Adapun untuk lebih jelasnya peneliti menguraikannya sebagai berikut:

a. Pengolahan Data Kuantitatif

(42)

55

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hasil belajar kognitif dan dari penilaian hasil observasi. Semua data yang telah diperoleh kemudian diolah melalui beberapa tahap yaitu:

Tahap pertama, menentukan skor

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart adaptasi Peneliti dari Hopkins (2011: 92)
Tabel 3.2 Dimensi Proses Kognitif
Tabel 3.3 Kriteria Skor Perolehan Hasil Belajar Aspek Psikomotor
Tabel 3.4 Indikator Hasil Belajar Dimensi Psikomotor
+3

Referensi

Dokumen terkait

Prof.. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan data bahwa keterampilan sosial siswa di kelas XI IPS 3 pada pembelajaran sejarah masih

Terlebih dahulu penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

dihadapi siswa, 2) observasi digunakan untuk mengetahui hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenalkan kepada siswa apakah dapat berjalan dengan

Dari hasil koordinasi peneliti dengan guru kolabolator, peneliri kemudian mempersiapkan sejumlah perencanaan pembelajaran seperti misalnya silabus dan rencana

Tes Hasil Belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui pre-tes dan pos-tes,

Adapun judul yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode Debat Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Seajarah

Hal ini terbukti dari data yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian, baik dari hasil lembar observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran, catatan lapangan

Selain menyusun perangkat pembelajaran peneliti juga membuat instrumen penilaian tes yang berupa tes tulis (uraian) 10 soal tentang materi pertumbuhan dan perkembangan