• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI) PADA MATA PELAJARAN IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI) PADA MATA PELAJARAN IPA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 207

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI)

PADA MATA PELAJARAN IPA

Siti Marlina Tarihoran

Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Corresponding author: sitimarlina.lina@ymail.com

Abstrak

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Guru hanya menggunakan model ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa menemukan kesulitan untuk memahami pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran team assisted individually dalam pelajaran IPA. Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar. Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran Team Assisted Individually (TAI) akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaranTeam Asisted Individually (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa. Model ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif.

Dalam model TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen. Dengan pembelajaran berkelompok, siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Dengan model pembelajaran ini siswa diharapkan dapat mengeluarkan pendapat dan mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang mereka alami sewaktu proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran IPA dengan dapat membuat siswa aktif dan kreatif.

Kata kunci : motivasi belajar, model team assisted individually (TAI).

PENDAHULUAN

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar.

Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar, apabila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi belajar. Semakin tinggi motivasi seseorang untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya, maka makin giat ia melakukan usaha untuk mencapai cita-citanya tersebut.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari diberbagai jenjang pendidika seperti SD, SMP dan SMA. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian benda dan berdasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan disekitar kita. Membahas dan mempelajari IPA tidak cukup hanya mentransfer apa yang ada di buku teks saja kepada peserta didik. Karena apa yang terdapat dalam buku teks itu baru merupakan satu dimensi saja dari IPA yaitu “ produk”, yang tersusun secara lengkap dan sistematis. Buku teks memang penting tetapi ada sisi lain dari IPA yang tidak kalah pentingnya ialah dimensi “proses”, maksudnya proses mendapatkan ilmu itu sendiri. Serta diharapkan juga pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi siswa untuk memelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya didalam kehidupan sehari-hari.

Pada saat pembelajaran IPA masih banyak materi-materi yang terasa asing bagi siswa, sehingga penyampaian materinya tidak bisa hanya menggunakan metode ceramah saja. Pembelajaran IPA di SD menekankan pembelajaran pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Dalam pembelajaran IPA dijumpai sebagian besar siswa kurang termotivasi dan tidak suka dengan mata pelajaran IPA sehingga sebagian nilai yang diperoleh kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan guru cenderung menggunakan model ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga siswa menemukan kesulitan untuk mengerti dan memahami pelajaran tersebut. Pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang didapat tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar siswa yaitu belajar dikatakan tuntas apabila siswa secara keseluruhan mampu mendapatkan nilai rata-rata 65. Dari 30 orang siswa nilai yang terendah diperoleh adalah 40 sedangkan nilai tertinggi 70, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai harian siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar.

Selain itu, masih banyak siswa yang lebih senang bermain, mengganggu temannya yang sedang belajar, duduk diam tanpa mengerti apa-apa, serta masih banyak siswa yang kurang memberikan perhatian pada saat proses belajar

(2)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 208

mengajar di kelas.Dengan demikian guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru juga diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan materi tersampaikan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.

Salah satu model pembelajaran yang akan dilakukan serta diharapkan untuk memperbaiki permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Team Asissted Individually (TAI). Model pembelajaran Team Assisted Individually (TAI) akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaranTeam Asisted Individually (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa. Model ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen. Dengan pembelajaran berkelompok, siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

PEMBAHASAN Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2013:2) “ belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ”Djamarah (2011:13) menjelaskan bahwa “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.”Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri yang menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Sardiman (2011:21) menjelaskan bahwa belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kogniitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah tersebut sangat dibutuhkan dalam pembelajaran yang dapat merangsang siswa dalam melakukan tindak belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi melalui pengalaman. Pengalaman belajar sendiri dan melalui reaksi-reaksi terhadap lingkungannya di mana ia berada dalam suatu rangkaian kegiatan, sehingga terjadi perubahan yang menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.

Pengertian Motivasi Belajar

Untuk dapat belajar secara aktif setiap orang harus memiliki motivasi belajar. Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, sebab dengan adanya motivasi belajar, siswa belajar secara aktif tanpa ada paksaan dari siapapun dan apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar maka sebaik apapun model yang dilakukan guru di kelas maka tujuan pembelajaran tidak akan pernah tercapai. Menurut Yamin (2012:0) “motivasi belajar merupkan daya penggerak psikis dari dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.”

Jadi motivasi tumbuh didorong oleh seseorang, seperti keinginan mendapat juara maka seseorang berusaha untuk lebih giat belajar. Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi kesekolah tanpa motivasi untuk belajar. Hanya dengan motivasilah anak didik bergerak hatinya untuk belajar.

Donald (dalam Djamarah, 2013:148) mendefenisikan motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada pada diri manusia, sehingga akan menyangkut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam defenisi ini terdapat tiga unsur yang saling terkait, yaitu: a) motivasi dimulai dari adanyaperubahan energi dalam pribadi, b) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan, c) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Sutikno (2013:69) motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapakan tujuan dapat tercapai.Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.Sedangkan Uno (2014:23) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada sisa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan indikator atau unsure yang mendukung.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah suatau dorongan dan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari laur yang mendorong seseorang dalam mengarahkan tingkah laku untuk belajar sehingga ia mencapai hasil yang diharapkan. Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.

(3)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 209

Ciri-Ciri Motivasi Belajar

Kebanyakan pengajar menginginkan kelas yang penuh dengan siswa-siswa yang mempunyai motivasi intrinsik.

Tapi kenyataannya sering kali tidak demikian. Karena itu pengajar harus menghadapai tantangan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, perlunya guru mengetahui ciri-ciri motivasi belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa. Menurut Uno (2014:10) ciri-ciri motivasi adalah sebagai berikut : 1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, 2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, 3) adanya harapan dan cita-cita, 4) penghargaan dan penghormatan atas diri, 5) adanya lingkungan baik, dan 6) adanya kegiatan yang menarik. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti siswa itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Siswa yang termotivasi dalam belajar tentunya tekun menghadapi tugas dan menunjukkan minat terhadap materi yang telah dipelajarinya sehingga membuatnya senang belajar secara mandiri. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi sangat erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Maka seseorang peserta didik diharapkan memiliki motivasi belajar yang tinggi agar dapat hasil belajar yang sanagat baik. Siswa yang memiliki motivasi akan giat belajar, tetapi siswa yang tidak memiliki motivasi ia akan duduk diam sambil melihat-lihat teman, mengganggu temannya, malas, dan sering bolos sekolah. Makin tepat motivasi yang diberikan maka makin berhasil pula pelajaran.

Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah yang jelas. Fungsi motivasi menurut Djamarah (2011:157) meliputi sebagai berikut: “ a) sebagai pendorong perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar; b) motivasi berfungsi sebagai penggerak perbuatan. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan; c) motivasai berfungsi sebagai pengarah perbuatan.

Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan”. Motivasi sangat erat kaitannya dengan tujuan/cita- cita yang hendak dicapai, sehubungan dengan hal tersebut Hamalik (2013:108) mengatakan bahwa ada tiga fungsi motivasi: 1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan; 2) motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan; 3) motivasi sebagai penggerak artinya menggerakkan tingkah laku seseorang”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian.

Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan mewujudkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya motivasi seseorang siwa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Upaya –Upaya yang Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan yang bersifat internal dan eksternal pada siswa yang belajar untuk melakukan perubahan perilaku. Motivasi belajar berarti hal yang dapat memberi semangat dan dapat membuat siswa belajar lebih giat.

Dimyati & Mudjiono (2013:101) mengatakan bahwa upaya guru yang dapat di lakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: “ a) optimalisasi penerapan prinsip belajar; b) optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran; c) optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuasn siswa; d) pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar”.

Sedangkan Berliner (dalam Slameto, 2013:176) menyatakan sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi siswa, tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, yaitu: 1) pergunakan pujian variable, 2) pergunakan tes dalam nilai secara sederhana, 3) bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi, 4) untuk tetap medapatkan perhatian, 5) merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan contoh hadiah yang akan di terimanya bila ia berusaha untuk belajar, 6) agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, 7) terapkan konsep- konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa, agar siswa jadi lebih terlibat, 8) mintak pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah di pelaajari sebelumnya, 9) pergunakan simulasi dan permainan, 10) perkecil daya tarik system motivasi yang bertentanagan, 11) perkecil konsukuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan siswa, 12) pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah, 13) pengajar perlu memahai hubungan kekuasaan antara guru dan siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa agar tujuan pembelajaran yang diinginkan akan tercapai. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus mengerti akan cara-cara yang tepat untuk memotivasi belajar siswa misalnya adalah memberi hadiah, memberi pujian, penilaian yang efektif, pengguaan media dan memberikan perhatian yang baik.

Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Menurut Aunurrahman (2012:146) model pembelajaran adalah sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Joyce (dalam Ngalimun, 2012:7) mendefenisikan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

(4)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 210

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, dan kurikulum. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model pembelajaran juga dapat didefenisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sitemastis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dengan demikian model pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu cara efektif dan efisien yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran yang dipilih guru sebaiknya didasari pada pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya.

Model Pembelajaran Team Assited Individually (TAI)

Model pembelajaran Team Assited Individually(TAI) merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa biasanya belajar menggunakan LKS (lembar kerja siswa) secara berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan atau memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok dapat mengerjakan satu persoalan (soal) sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Hal ini senada dengan Shohimin (2014:200) menyatakan bahwa “Team Assited Individually (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitandengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya”.

Menurut Slavin (dalam Huda, 2014:200) “Team Assited Individually (TAI) merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajarn dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif, untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dengan belajar kelompok”.

Model Pembelajaran Team Assited Individually (TAI) juga merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan beberapa kemampuan siswa dalam proses pembelajaran antara lain siswa lebih kreatif, meningkatkan pikiran kritisnya, dan kemampuan menumbuhkan rasa soisial yang tinggi. Model ini juga menumbuhkan rasa tanggung jawab belajar pada siswa, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama dan menghargai pendapat teman lain.

Langkah-Langkah Team Assited Individually (TAI)

Di dalam kelas, siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen dari segi kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegian belajar. Shoimin (2014:201) mengemukakan bahwa“langkah-langkah model pembelajaran TAI adalah 1) Placement Test Pada langkah ini guru memberikan tes awal ( pre-test) kepada siswa. Teams merupakan langkah yang cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4 – 5 siswa; 2)Teaching Group Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok;

3)Student Creative Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan menciptakan persepsi bahwakeberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya; 4) Team Study Pada tahapan team study siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus di dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring (tutor sebaya); 5) Fact test Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis; 6) Team Score dan Team Recognition Selanjutnya guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, kelompok LUAR BIASA”, dan sebagainya; 7) Whole- Class Units Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materi oleh guru kembali diakhir bab dengan strategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa di kelasnya. Hal tersebut senada dengan Huda (2014:200) yang menyatakan bahwa langkah- langkah model pembelajaran Team Assited Individually (TAI) adalah 1) tim, siswa dibagi kedalam tim-tim yang beranggota 4-5 orang; 2) tes penempatan, siswa diberikan pre-test; 3) materi, siswa mempelajari materi pelajaran; 4) belajar kelompok;

5) skor dan rekognisi; 6) kelompok pengajaran, guru memberi pengajaran kepada setiap kelompok; 7) tes fakta, guru meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk membuktikan kemampuan mereka.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa dalam model pembelajaran Team Assited Individually (TAI), siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individual bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Team Assited Individually (TAI)

Shoimin (2014:202) mengemukakan ada beberapa kelebihan dari model Team Assited Individually (TAI) antara lain:

a) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya, b) siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya; c) adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya; d)

(5)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 211

siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok; e) mengurangi kecemasan; f) melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar; g)menggantikan bentuk persaingan dengan saling kerja sama; h) mereka memiliki rasa peduli, rasa tanggung jawab, terhadap teman lain dalam proses belajarnya.

Shoimin (2014:202) mengemukakan ada beberapa kelemahan dari model Team Assited Individually (TAI) antara lain: a) Tidak ada persaingan antarkelompok; b) siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai; c) memerlukan periode lama; d) bila kerjasama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja hanyalah beberapapa murid yang pintar dan yang aktif saja;d) terhambatnya cara perbipikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa yang kurang.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan di atas, maka akan dilakukan beberapa solusi dalam pembelajaran seperti memberikan motivasi, memberikan penghargaan, tepuk tangan atau perhatian lebih kepada siswa yang tidak aktif dalam mencari informasi dan tidak mau mengeluarkan pendapatnya.

SIMPULAN

Penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individually (TAI) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan minat, motivasi dan rangsangan untuk belajar pada siswa sehingga membawa pengaruh yang positif terhadap aspek kognitifnya. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. karena dengan guru kratif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran.

REFERENSI

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajakrafindo Persada.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sutikno, Sobri. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok : Holistik.

Uno, Hamzah. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Press Group

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya penelitian yang juga berperan terhadap efektivitas penaganan gangguan stress yaitu peranan dukungan sosial terhadap tingkat stres siswa kelas unggulan

(vi) for Family Tak ā ful , information on policies and procedures based on the product design/type concerning the separation between investment funds and risk funds, as well

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di luar perencanaan kegiatan mahasiswa praktikan dapat disebut juga sebagai kegiatan Insidental. Kegiatan KBM insidental terlaksana karena

terdapat hubungan antara penggunaan obat nyamuk dengan tingkat kontrol asma. Kata Kunci: obat nyamuk, tingkat

Untuk membatasi pembahasan agar tidak terlepas dari kerangka pemikiran, maka penelitian ini hanya akan membahas tentang hubungan tingkat pendidikan dan jumlah permintaan

Jumlah jenis obat yang diresepkan dalam satu resep pada peresepan obat antidiabetik oral pada pasien rawat jalan RSAL Dr. Jenis obat

a) Peneliti selanjutnya disarankan untuk melihat pengaruh beberapa perilaku keuangan lainnya serta pengaruh informasi dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam

Berdasarkan latar belakang diatas dengan beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mensitesis variabel yang berpengaruh terhadap Return on Asset untuk