• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR TETAP TERPADU PENANGANAN PENANGGULANGAN BENCANA BAHAYA GEMPA BUMI TSUNAMI KABUPATEN PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSEDUR TETAP TERPADU PENANGANAN PENANGGULANGAN BENCANA BAHAYA GEMPA BUMI TSUNAMI KABUPATEN PACITAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1 PROSEDUR TETAP TERPADU

PENANGANAN PENANGGULANGAN BENCANA BAHAYA GEMPA BUMI TSUNAMI KABUPATEN PACITAN

A. PENDAHULUAN

1. KETENTUAN UMUM

a. Undang-Undang RI nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Bab III Pasal (6) mengamanatkan bahwa tanggung jawab Pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi : (1) pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan, (2) perlindungan masyarakat dari dampak bencana, (3) penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum, (4) pemulihan kondisi dari dampak bencana, (5) pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang memadai, (5) pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai, dan (6) pemeliharaan arsip / dokumen otentik dan kredibel dari ancaman dan dampak bencana.

b. Kabupaten Pacitan terletak pada gugusan pegunungan seribu (Ring of Fire) yang bersebelahan / sejajar dengan pertemuan lempeng aktif dunia yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia yang bergerak terus menerus 5cm-7cm per tahun. Sesuai indek kajian resiko bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana bahwa wilayah laut selatan pulau jawa pada umumnya dan khususnya wilayah selatan Kabupaten Pacitan teralokasikan ketinggian gelombang tsunami akibat gempa 11 mdpl di pantai wilayah Kabupaten Pacitan.

c. Wilayah pesisir Kabupaten Pacitan yang kerawanannya tinggi dalam menghadapi ancaman bahaya gempa bumi tsunami dari 7 (tujuh) kecamatan ada 5 (lima) kecamatan yang berisiko tinggi diantara adalah ; (1) Kecamatan Donorojo Pantai Klayar, (2) Kecamatan Pringkuku Pantai Watukarung dan Pantai Srau, (3) Kecamatan Pacitan Pantai Teleng dan Pantai Pancer Door, (4) Kecamatan Ngadirojo Pantai Taman dan Pantai Hadiwarno dan (5) Kecamatan Sudimoro Kawasan PLTU.

d. Dalam menghadapi kondisi yang demikian, tidak hanya tugas dan tanggung jawab Pemda Kabupaten Pacitan saja namun juga Unsur KODIM 0801/PACITAN dan Polri serta Swasta dan LSM yang ada di Kab. Pacitan bertanggung jawab meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana secara cepat, tepat, terencana dan terpadu dalam memaksimalkan semua potensi yang ada.

e. Dalam penanganan penanggulangan bencana alam gempa Bumi dan tsunami

secara terpadu di Kabupaten Pacitan dibutuhkan kesepakatan bersama semua

pemangku kepentingan yang ada dengan suatu dokumen yaitu Prosedur Tetap

Bersama.

(2)

2 2. MAKSUD & TUJUAN

a. Maksud, adanya Prosedur Tetap Terpadu memberikan pedoman umum pelaksanaan penanggulangan bencana gempa bumi tsunami di wilayah Kabupaten Pacitan.

b. Tujuan, agar dalam pelaksanaan penanganan penanggulangan bencana gempa bumi tsunami dapat mencapai hasil yang optimal, efektif dan efesien.

3. RUANG LINGKUP a. Pendahuluan

b. Keadaan dan kondisi yang dihadapi c. Tugas dan tanggung jawab

d. Pelaksanaan e. Pembiayaan

f. Monitoring dan evaluasi g. Penutup

4. DASAR

a. UU 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ; b. UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ;

c. Undang-undang 34 tahun 2004 tentang TNI pasal (7) tentang Operasi Militer Selain Perang ;

d. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana ; e. Undang-undang 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana ;

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah ;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana ;

i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana ;

j. Peraturan Presiden Nomor 74 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah ;

k. Perkasad/91/XI/2009 tanggal 30 nopember 2009 tentang bantuan TNI pada PEMDA dalam penanggulangan bencana alam di darat ;

l. Perkasad/96/XI/2009 tanggal 30 nopember 2009 tentang pedoman penanggulangan bencana di darat ;

m. Perkap 17 tahun 2009 tanggal 22 Desember 2009 tentang Manajemen Penanggulangan Bencana ;

n. Peraturan Kepala BNPB Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai ;

o. Peraturan Kepala BNPB nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ;

(3)

3 p. Peraturan Kepala BNPB Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Komando

Tanggap Darurat Bencana ;

q. Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2009 tentang Prosedur Bantuan Logistik ;

r. Peraturan Kepala BNPB Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pergudangan;

s. Peraturan Kepala BNPB Nomor 9 Tahun 2009 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat ;

t. Peraturan Kepala BNPB Nomor 6 Tahun 2011 tentang Standarisasi data bencana ;

u. Peraturan Kepala BNPB Nomor 6.A Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai Pada Status Keadaan Darurat Bencana ;

v. Peraturan Kepala BNPB Nomor 14 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengajuan dan Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana ;

w. Peraturan Daerah Kabupaten pacitan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan .

B. KEADAAN DAN KONDISI YANG DIHADAPI 1. KEADAAN GEOGRAFI

a. Wilayah Rawan Bencana.

Kabupaten Pacitan yang bersebelahan dengan patahan aktif dunia antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia dan termasuk jajaran pegunungan seribu (Ring of Fire), dari bermacam-macam ancaman bencana yang ada dengan tanda-tanda alam yang sangat cepat yaitu gempa dan tsunami.

Wilayah rawan bencana gempa meliputi 12 kecamatan yang ada dan wilayah rawan gelombang tinggi (tsunami) ada 7 kecamatan yang meliputi : (1) Kecamatan Donorojo, (2) Kecamatan Pringkuku, (3) Kecamatan Pacitan, (4) Kecamatan Kebonagung, (5) Kecamatan Tulakan, (6) Kecamatan Ngadirojo dan (7) Kecamatan Sudimoro.

b. Jalur Evakuasi dan Tempat Aman Sementara

Di wilayah rawan bencana gempa bumi tsunami Kabupaten Pacitan jalan-jalan utama menjadi jalur evakuasi dengan di lengkapi dengan rambu-rambu evakuasi menuju tempat evakuasi aman sementara.

Evakuasi vertikal dalam bentuk gedung-gedung yang aman dan kokoh serta pegunungan sekitar wilayah pantai yang mempunyai ketinggian minimal 12,5 mdpl. Sedangkan evakuasi horizontal adalah menjauh dari pantai sejauh- jauhnya melalui jalur evakuasi ke tempat aman sementara yang telah disepakati bersama.

2. KEADAAN DEMOGRAFI .

Menurut hasil registrasi penduduk tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Pacitan sebesar 586.276 jiwa, terdiri dari laki-laki sebesar 290.570 jiwa (49,72 persen) dan perempuan sebesar 295.576 jiwa (50,28 persen) dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,89 persen.

Kepadatan penduduk Kabupaten Pacitan tahun 2011 sebesar 422 Jiwa/Km

2

.

Kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamtan Pacitan sebagai ibukota

(4)

4 kabupaten yang mencapai 919 Jiwa/Km

2

, hal ini sangat jauh bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kecamatan lainnya yang hanya berkisar antara 240- 536 Jiwa/Km

2

.

3. KEADAAN SOSIAL.

a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi semua sektor mengalami peningkatan dengan sektor yang dominan adalah sektor pembangunan sebesar 13,68 persen, pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,49 persen.

Sektor pedagangan hotel dan restoran mengalami kenaikan sebesar 12,83 persen banyaknya tenaga kerja dari luar Kabupaten Pacitan mempunyai peluang terus meningkatnya sosial perekonomian masyarakat.

b. Keadaan sosial Budaya

Kabupaten Pacitan secara umum kondisi sosial mulai dari tingkat pendidikan rata-rata sudah mengeyam pendidikan dasar dan akan terus bertambah seiring kemajuan teknologi. Derajat kesehatan masyarakat terus meningkat seiring dengan ketersediaan sarana dan prasarana fisik beserta tenaga medis yang profesional.

Berdasarkan data BPS tahun 2011 Penduduk Kabupaten Pacitan sebagian besar beragama islam yaitu sebesar 99,86 persen diikuti dengan katolik dan kristen masing masing sebesar 0,04 persen dan 0,01 persen sedang sisanya beragama hindu dan budha.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pacitan pada tahun 2011 jumlah bencana di Kabupaten Pacitan sebanyak 673 kejadian meliputi 7 jenis bencana yaitu tanah longsor sekitar 558 kali, angin topan 67 kali, kebakaran 19 kali, tanah amblaes dan banjir 12 kali , pohon tumbang 3 kali dan rumah roboh 2 kali.

Bencana alam banyak terjadi di Kecamatan pacitan dan Tegalombo, dengan kerugian terbesar di Kecamatan Pacitan sebesar 1,76 milyar rupiah.

4. PREDIKSI ANCAMAN

a. Kemungkinan areal Terdampak

Berdasarkan peta bahaya gempa tsunami DLR, Kabupaten Pacitan kemungkinan wilayah terdampak gempa tsunami adalah sebagai berikut : 1) Dampak gempa

Kabupaten Pacitan memiliki topografi datar hingga bergunung, dengan elevasi tertinggi 1.200 m di atas permukaan air laut, dengan kondisi topografi bergunung terutama terletak di bagianutara DAS Grindulu, meliputi Kecamatan Nawangan, Bandar, Tegalombo dan sebagian Kecamatan Arjosari. Wilayah berbukit mencakup bagian tengah sebagian Kecamatan Tegalombo, Arjosari dan wilayah barat di kecamatan Donorojo, Punung dan Pringkuku serta di wilayah timur Kecamatan Tulakan, Ngadirojo dan Sudimoro. Sedangkan daerah dengan topografi datar terdapat di sebagian sekitar Kota Pacitan, Arjosari dan Kebonagung.

Kabupaten Pacitan didominasi oleh lahan dengan kondisi topografi berbukit dengan kemiringan 31 – 50% seluas 722.73 km

2

(52%), bergelombang dengan kemiringan 11 – 30% seluas 333.57 km2 (24%).

Sisanya merupakan daerah bergunung dengan kemiringan lahan lebih dari

51% (10%), daerah berombak dengan kemiringan lahan 6-10% seluas

138.99 km2 (10%) dan daerah dataran dengan kemiringan 0 – 5% seluas

55.59km2 (4%). (Kabupaten Pacitan Dalam Angka 2009).

(5)

5 Rambatan gelombang gempa apabila terjadi gempa dengan skala besar terjadi di laut selatan pulau Jawa kemungkinan besar akan dirasakan hampir seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.

2) Dampak tsunami

Tsunami adalah gelombang pasang yang terjadi pesisir pantai yang diakibatkan oleh gempa, longsoran bawah laut, gunung bawah laut meletus jatuhnya meteor. Kecamatan rawan genangan tsunami di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut :

a) Kecamatan Donorojo b) Kecamatan Pringkuku c) Kecamatan Pacitan d) Kecamatan Kebonagung e) Kecamatan Tulakan f) Kecamatan Ngadirojo g) Kecamatan Sudimoro

b. Kemungkinan jumlah penduduk yang menjadi Korban . 1) Kecamatan Donorojo

Wilayah terdampak genangan tsunami meliputi (1) Desa widoro, (2) Desa Kalak dan (3) Desa Sendang dengan jumlah penduduk 8.456 jiwa asumsi penduduk terdampak 10 persen menjadi 845 jiwa.

2) Kecamatan Pringkuku

Wilayah terdampak genangan tsunami meliputi (1) Desa Watukarung, (2) Desa Candi, (3) Desa Poko, (4) Desa Jlubang dan (5) Desa Dadapan dengan jumlah penduduk 8653 jiwa asumsi penduduk tedampak genangan tsunami 10 persen menjadi 853 jiwa.

3) Kecamatan Pacitan

Wilayah terdampak genangan tsunami meliputi (1) Kelurahan Sidoharjo, (2) Kelurahan Ploso, (3) Desa Kembang, (4) Desa Sirnoboyo, (5) Desa Kayen, (6) Desa Menadi, (7) Desa Mentoro, (8) Desa Arjowinangan, (9) Desa Tanjungsari, (10) Kelurahan Baleharjo, (11) Kelurahan Pacitan, (12) Desa Bangunsari, (12) Desa Sumberharjo, (13) Desa Nanggungan, (14) Desa Widoro dengan jumlah penduduk 13177 jiwa asumsi penduduk terdampak 30 persen menjadi 1317 jiwa

4) Kecamatan Kebonagung

Wilayah terdampak genangan tsunami meliputi (1) Desa Plumbungan, (2) Desa Kalipelus, (3) Desa Katipugal, (4) Desa Sidomulyo dan (5) Desa Wora- wari dengan jumlah penduduk 18373 jiwa asumsi penduduk terdampak genangan tsunami 10 persen menjadi 1837 jiwa

5) Kecamatan Tulakan

Desa Jetak adalah wilayah terdampak pada wilayah Kecamatan Tulakan dengan jumlah penduduk 5196 jiwa dengan asumsi terdampak genangan tsunami 10 persen penjadi 519 jiwa

6) Kecamatan Ngadirojo

Wilayah terdampak genangan tsunami meliputi (1) Desa Sidomulyo, (2)

Desa Hadiwarno dan (3) Desa Hadiluwih dengan jumlah penduduk 8529

jiwa asumsi terdampak genangan 45 persen menjadi 3726 jiwa

(6)

6 7) Kecamatan Sudimoro

Wilayah terdampak genangan tsunami meliputi (1) Desa Pagerlor, (2) Desa Pager Kidul, (3) Desa Sukorejo dan (4) Desa Sambirejo dengan jumlah penduduk 12727 jiwa asumsi penduduk terdampak 10 persen menjadi 1272 jiwa.

C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. SUSUNAN ORGANISASI

a. Pembina : Bupati Pacitan

b. Pengarah : Wakil Bupati

c. Kepala : Sekretaris Daerah

d. Komandan Tanggap Darurat : Kodim 0801/Pacitan e. Wakil Komandan Tanggap darurat : Kapolres Pacitan

f. Sekretaris : Kepala Pelaksana BPBD

g. Kepala Staf Operasi : Kasdim 0801/ Pacitan 1) Bidang SAR dan Evakuasi : Kabag Ops Polres Pacitan

Kasat Sabhara Polres Pacitan Pasi Ops Kodim/Pasi Ops PRCPB Dansat SAR AURI

Dan Satgas Polairud Dan Satgas AL Kasatpol PP Muspika

Ka UPT Damkar Brigade Penolong Ketua PMI

Ketua LSM SAR 2) Bidang Keamanan : Waka Polres Pacitan

Kasatpol PP

Kepala Rutan Pacitan

Pasi Intel Kodim 0801/Pacitan Dan Sub Den POM

Pasi Intel Kejaksaan 3) Bidang Komunikasi : Kepala Dishubkominfo

Unsur BPBD

Unit Komlek PRC PB Kasi TI Polres ORARI

RAPI

Senkom Pacitan

4) Bidang Angkutan dan Distribusi : Kabag Umum Setda Kab. Pacitan

Bantuan Kasat Lantas Polres Pacitan

Unsur Dishubkominfo

Ka Unit Bekang PRC PB Dim 0801 Pramuka

Ka Organda

5) Bidang Kesehatan dan Psikologi : Ka Dinas Kesehatan Kab. Pacitan Direktur RSUD Kab. Pacitan Ka PMI

Poskes Dim 0801/KanitKes PRCPB Poskes Polres Pacitan

IDI Pacitan

PPRI Pacitan

RSU Swasta

(7)

7 6) Bidang Pengendalian Ormas,

Oranisasi Politik dan NGo : Ka Bakesbangpol Kab. Pacitan Kasat Binmas Polres Pacitan Dan Unit Intel 0801/Pacitan Kasat Intel Polres Pacitan Kabag Hukum

7) Bidang Humas dan Informasi : Kabag Humas & Protokol Kasubbag Humas Polres Pacitan Ka Unit Penerangan PRC PB h. Kepala Staf Administrasi,

Logistik dan Perencanaan : Assisten I Setda Kabupaten Pacitan (1) Bidang Logistik dan

Pengelolaan Bantuan : Ka Dinkoperindag Kab. Pacitan Unsur Dinsosnakertrans

Kabag Kesra Setda Kab. Pacitan Pasi Log Kodim 0801/Pacitan Kasubbag Sarpras Polres Pacitan Ka Bulog Kab. Pacitan

Seksi Kedaruratan & Logistik BPBD

(2) Bidang Penampungan : Ka Dinsosnakertrans Unsur BPBD Kab. Pacitan Dinas Pendidikan Kab. Pacitan Dinas KB&PP Kab. Pacitan

Bapemas & Pemdes Kab. Pacitan Pasi Ter Kodim 0801/Pacitan Muspika

Unsur PMI Pacitan

Unit ZI PRC PB Kodim 0801 Perum Perhutani

Relawan Peduli Bencana

(3) Bidang Air Bersih dan Sanitasi : Kadin Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan

PDAM Kab. Pacitan Unsur Dinas Kesehatan Unit ZI PRC PB Kodim 0801 (4) Bidang Dapur Umum : Kabag Kesra Setda Pacitan

Unsur BPBD

TAGANA (Dinsosnakertrans) TP PKK Kab. Pacitan

Unit BEKANG PRC PB Kodim 0801 (5) Bidang Perencanaan : Ka Bappeda Kab. Pacitan

Ka Dinas Kelautan Perikanan Ka Dinas ESDM

Unsur BPBD Akademisi

Relawan Peduli Bencana

(6) Bidang Prasarana dan Sarana : Ka Dinas Bina Marga Pengairan UPT Bina Marga Provinsi Jatim Ka TELKOM

Ka PLN

Ka Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan

Perum Perhutani

(8)

8 (7) Bidang Administrasi Keuangan : Ka DPPKA Kab. Pacitan

Bappeda Kab. Pacitan Unsur BPBD Kab. Pacitan Inspektorat Kab. Pacitan Unsur BPBD

2. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi

Komando Tanggap Darurat Bencana

3. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB.

a. Pembina

1) Menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kabupaten Pacitan dengan bertindak secara cepat dan tepat serta efektif dan efesien.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu efektif, efesien dan akuntabel di Kabupaten Pacitan.

3) Berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan BNPB.

4) Menetapkan keadaan darurat di wilayah Kabupaten Pacitan.

(9)

9 b. Pengarah.

1) Merumuskan konsep kebijakan penanggulangan bencana di Kabupaten Pacitan.

2) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Pacitan.

c. Kepala.

1) Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan BNPB.

2) Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan perundangan

3) Melaksanakan tugas sesuai dengan pasal 21 UU RI No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana

d. Komandan Tanggap Darurat.

1) Memimpin dan mengendalikan unsur-unsur unit di bawahnya dalam melaksanakan tugas

2) Mengkoordinasikan tugas-tugas dengan instansi terkait tentang tugas penanggulangan bencana.

3) Mengajukan kebutuhan alat peralatan dan anggaran untuk kebutuhan pelaksanaan operasi kepada Bupati.

4) Bertanggung jawab dan melaporkan semua kegiatan kepada Bupati.

e. Wakil Komandan Tanggap Darurat.

1) Membantu pelaksanaan tugas tugas KTD.

2) Mewakili KTD bila berhalangan.

f. Kepala Staf Operasi

1) Mengkoordinir kegiatan staf sesuai dengan bidangnya

2) Menyarankan kepada Komandan Tanggap Darurat sesuai dengan bidangnya.

a) Bidang SAR dan evakuasi.

(1) Mengkoordinir unsur satuan yang terlibat dalam pencarian dan penyelamatan korban serta pertolongan darurat.

(2) Mengkoordinir kegiatan evakuasi , pengungsian dan pengaturan tempat korban bencana yang telah di tentukan.

(3) Menyiapkan sarana dan prasarana / peralatan yang berkaitan dengan kegiatan evakuasi dan pengungsian.

(4) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

b) Bidang Keamanan

(1) Mengkoordinir dan mengendalikan satuan satuan keamanan yang berada dilokasi bencana.

(2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan pengamanan sesuai dengan sektor nya.

(3) Mengkoordinasikan tugas tugas keamanan dengan instansi lain yang berkaitan dengan tugas penagamanan .

(4) Melaksanakan evaluasi keamanan pada setiap selesai kegiatan

dalam pelaksanaaan tugas.

(10)

10 (5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan

Tanggap Darurat.

c) Bidang Komunikasi

(1) Mengkoordinir satuan satuan Komunikasi elektronik yang terlibat terlibat dalam operasi penanggulangan bencana.

(2) Merencanakan dan mengajukan kebutuhan dukungan alat dan peralatan komunikasi elektronik tugas penanggulangan Bencana (3) Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam gelar komunikasi

elektronik sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

(4) Melaksanakan evaluasi komunikasi elektronik pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Kastaf Operasi.

d) Bidang Distribusi Bantuan

(1) Mengkoordinir dan mengendalikan unit unit angkutan yang berada di wilayah Kabupaten Pacitan

(2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan transportasi Darat,Laut dan Udara dan mendistribusikan bantuan.

(3) Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan tugas pendistribusian bantuan agar tepat dan cepat sasaran.

(4) Menentukan skala prioritas pengiriman pendistribusian bantuan sesuai skala prioritas kebutuhan.

(5) Melaksanakan evaluasi bidang pendistribusian bantuan pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(6) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

e) Bidang Kesehatan

(1) Mengkoordinir unit unit kesehatan yang terlibat dalam operasi penanggulangan bencana.

(2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan pengobatan dan pertolongan medis.

(3) Mengkoordinasikan tugas tugas medis dengan instansi lain yang berkaitan dengan tugas penanggulangan bencana alam.

(4) Melaksanakan evaluasi medis pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

f) Bidang Pengendalian Ormas, Orpol dan NGo

(1) Mengkoordinir dan mengendalikan satuan satuan Ormas yang akan mengadakan bantuan.

(2) Mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan Ormas di lapangan agar tidak terjadi penyimpangan.

(3) Melaksanakan evaluasi kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(4) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

g) Bidang Humas dan Komunikasi

(1) Mengkoordinir dan mengendalikan informasi dari satuan satuan

yang terlibat dalam penanggulangan bencana.

(11)

11 (2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan

pendirian Krisis center .

(3) Mengkoordinasikan tugas tugas dengan instansi terkait dengan perkembangan informasi korban bencana.

(4) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

g. Kepala Staf Administrasi, Logistik dan Perencanaan 1) Mengkoordinir kegiatan staf sesuai dengan bidangnya

2) Menyarankan kepada Komandan Tanggap Darurat sesuai dengan bidangnya.

a) Bidang Logistik dan Pengelolaan Bantuan

(1) Mengkoordinir dalam pengendalian dan perencanaan satuan satuan yang terlibat dalam urusan logistik pengungsi.

(2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar logistik pengungsi.

(3) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan kegiatan penyimpanan logistik bencana.

(4) Mengadakan pengadaan barang yang di butuhkan pada saat tanggap Darurat sesuai dengan perundangan yang berlaku.

(5) Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan pengadaan dan pergudangan logistik penanggulangan bencana alam .

(6) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(7) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

b) Bidang Penampungan

(1) Mengkoordinir dalam pengendalian unit unit yang berkaitan dnegan penyediaan penampungan sementara pengungsi korban bencana.

(2) Menyiapkan personel dan peralatan dalam membangun penampungan sementara .

(3) Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan kegiatan penampungan.

(4) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

c) Bidang Air Bersih dan Sanitasi

(1) Mengkoordinir dalam pengendalian unit unit dalam pengadaan air bersih dan penyiapan sanitasi di tempat penampungan

(2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan

pengadaan air bersih dan sanitasi di penampungan maupun di

pemukiman masyarakat.

(12)

12 (3) Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan pengadaan

air bersih dansanitasi.

(4) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

d) Bidang Dapur Umum

(1) Mengkoordinir dan mengendalikan unit unit yang mendirikan dapur umum

(2) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan operasional dapur umum di penampungan

(3) Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan perkembangan jumlah pengungsi dan persediaan logistik.

(4) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

e) Bidang Perencanaan

(1) Mengadakan perencanaan kebutuhan operasional maupun logistik kebutuhan penanggulangan bencana

(2) Merencanakan kebutuhan anggaran pada tahap rehab rekon

(3) Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan data data kerusakan maupun korban bencana.

(4) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(5) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

f) Bidang Prasana dan Sarana

(1) Menyiapkan personel dan peralatan yang berkaitan dengan kebutuhan sarpras sesuai dengan skala prioritas..

(2) Berkoordinasi dengan instansi lain yang berkaitan dengan sarpas yang dapat digunakan dalam pemulihan Fasilitas umum dan fasilitas kritis.

(3) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(4) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan Tanggap Darurat.

g) Bidang Administrasi Keuangan.

(1) Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan adminitrasi yang berkaitan dengan administrasi bencana.

(2) Berkoordinasi dengan instansi lain yang berkaitan dengan admintrasi dan anggaran

(3) Melaksanakan evaluasi pada setiap selesai kegiatan dalam pelaksanaaan tugas.

(4) Bertanggungjawab dan melaporkan kegiatan kepada Komandan

Tanggap Darurat.

(13)

13 D. PELAKSANAAN

1. MEKANISME PELAKSANAAN TANGGAP DARURAT.

a. Rantai peringatan dini gempa bumi tsunami di Kabupaten Pacitan dimulai dari informasi gempa bumi dari BMKG yang diterima oleh Pusat Data Informasi, melalui beberapa pendukung informasi (pasutlapan, laporan masayarakat, radar tsunami) hasil analisa menyatakan info BMKG gempa berpotensi tsunami. Melalui sms gate way Bupati secara otomatis tahu akan adanya gempa. Penyebaran dari BPBD ke masyarakat melalui radio HT, HP, Gateway dan masyarakat menyampaikan informasi kentongan di rumah masing- masing.

b. Sesuai dengan Undang-Undang RI No 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan Bencana telah disebutkan pada pasal 48 yaitu penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat Tanggap Darurat, dimana pada saat Bupati mendapat laporan terjadinya Bencana dari Kepala BPBD ataupun dari Masyarakat maka segera Bupati memerintahkan Kepala BPBD Kab. Pacitan menurunkan TRC untuk mengadakan pengkajian secara cepat dan tepat (sesuai SOP kaji cepat) terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya setelah itu menganalisa dan melaporkan kepada Bupati.

c. Bersamaan itu sesaat terjadinya Bencana sesuai dengan MOU ( yang dibuat pada saat Pra Bencana ) antara Bupati Kabupaten Pacitan dengan Dandim 0801/Pacitan dan dengan KaPolres Pacitan dengan pertimbangan Kemanusiaan dan Kecepatan “bertindak secepatnya segera memerintahkan unsur-unsurnya untuk mengadakan SAR dan Evakuasi Korban sambil menunggu aktifnya Satuan Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD”.

d. Setelah menerima laporan Tim TRC, maka Bupati menentukan status keadaan darurat Bencana, dan menunjuk Komandan Tanggap Darurat serta menandatangani Keputusan Bupati tentang aktifasi SKTD serta Posko Daruratnya, maka unsur Polres dan unsur Kodim pada saat itu yang bekerja di lokasi bencana Komando pengendaliannya beralih dibawah Komandan Tanggap Darurat.

e. Dibawah Komando dan pengendalian Komandan Tanggap Darurat, sesuai dengan Prosedur Tetap ( SOP ) penanganan Bencana terpadu BPBD, langsung memimpin dan mengendalikan tindakan sebagai berikut :

1) Penyelematan dan Evakuasi masyarakat terdampak bencana . 2) Pemenuhan Kebutuhan Dasarnya.

3) Perlindungan terhadap Kelompok rentan .

4) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

f. Para pejabat yang terlibat dalam unit –unit/seksi organisasi Satuan Tugas Komando Tanggap Darurat (SKTD) terpadu sesuai dengan Keputusan Bupati Kabupaten Pacitan (Konsep Terlampir) melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam organisasi kebencanaan sesuai dengan prosedur tetap (SOP) masing-masing unit/ seksi yang mengacu SOP SKTD terpadu.

g. Tiap tiap unit / seksi sesuai waktu yang dibutuhkan mengadakan evaluasi (per 6 jam / hari) dan dilaporkan perkembangannnya kepada Komandan Tanggap Darurat sebagai bahan pertimbangan diadakan Rakor kilat untuk menghadapi perkembangan situasi.

2. Prosedur Pelaksanaan Tanggap Darurat a. Tim Reaksi Cepat BPBD

1) Prosedur Pelaksanaan

(14)

14 Setelah adanya informasi gempa dari BMKG, Instansi terkait dan masyarakat, Bupati Pacitan memerintahkan BPBD untuk melakukan kaji cepat. Prosedur pelaksanaan kaji cepat dibagi kedalam 4 tahap, yaitu dimulai dari kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data hingga penyajian informasi.

(a) Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah : (a) Observasi lapangan

(b) Wawancara (pejabat, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat)

(c) Pengumpulan data tertulis yang dimiliki instansi terkait Data yang dikumpulkan antara lain :

(a) Kronologis bencana.

(b) Data korban (meninggal, hilang dan luka)

(c) Data pengungsi (jumlah, komposisi dan lokasi tempat penampungan pengungsi)

(d) Jumlah dan jenis kerusakan pemukiman penduduk dan kerugian harta benda

(e) Jumlah dan jenis kerusakan lahan

(f) Jumlah dan jenis kerusakan fasilitas umum (kantor pemerintah, pasar, sekolah, fasilitas kesehatan, tempat ibadah, jalan, jembatan, prasarana irigasi, prasarana air baku dan lain-lain

(g) Upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh Pemda setempat

(h) Data potensi sumber daya yang ada

i. Jumlah, jenis dan tingkat keberfungsian fasilitas layanan umum

ii. Ketersediaan tenaga yang dapat dimobilisasi untuk penanganan darurat

iii. Ketersediaann peralatan dan logistik yang dapat dimobilisasi untuk penanganan darurat

iv. Ketersediaan anggaran yang dapat digunakan untuk operasional penanganan darurat

(i) Akses ke lokasi bencana

(j) Pelayanan darurat yang dibutuhkan dalam penanganan darurat (k) Bantuan sumber daya yang diperlukan untuk penanganan darurat (l) Perkiraan perkembangan lebih lanjut (lamanya masa penanganan

darurat dan masalah kedaruratan lain yang akan muncul) (b) Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan dilakukan tabulasi, validasi dan transformasi berdasarkan kebutuhan analisis data.

(c) Analisis Data

Analisis data dilakukan secara spesifik dan komprehensif/menyeluruh berdasarkan standar pelayanan kedaruratan bencana yang berlaku.

Analisis data juga harus dilakukan secara cepat, cermat dan baik sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk mengambil keputusan.

(d) Penyajian Informasi

Hasil kaji cepat berupa informasi menyangkut rekomendasi mengenai : (a) Kegiatan pelayanan kedaruratan yang diperlukan dengan urutan

prioritasnya

(15)

15 (b) Bantuan sumber daya yang diperlukan (sarana, tenaga dan dana

operasional)

(c) Pemulihan fungsi prasarana dan sarana vital yang perlu disegerakan

(d) Dalam rekomendasi, hendaknya sudah dapat dipisahkan kegiatan mana yang seharusnya dapat dilakukan oleh kabupaten/kota dan kegiatan mana yang perlu dibantu dari provinsi maupun pusat (e) Informasi hasil kaji cepat disampaikan Kepala BPBD yang

memerintahkan pelaksanaan kaji cepat dan instansi terkait, sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan tentang tindak lanjut upaya penanganan darurat. Informasi hasil kaji cepat dapat disampaikan selama masa penugasan tim masih berlangsung.

2) Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kaji cepat untuk bencana tingkat kabupaten/kota maka pelaksanaan kaji cepat menjadi tanggung jawab Kepala BPBD kabupaten/kota. Pengkajian cepat dilakukan oleh tim kaji cepat yang merupakan bagian TRC –PB (Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana) berdasarkan atas penugasan Kepala BPBD setempat sesuai kewenangannya. Tim Kajian Cepat beranggotakan petugas-petugas yang berasal dari sektor-sektor terkait, minimal terdiri dari unsur :

a) BPBD (Koordinator)

b) Dinas Bina Marga Pengairan

c) Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan

d) Dinas Kesehatan, (tenaga medis, surveilans dan sanitarian) e) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

f) DPPKA Kab. Pacitan g) Bappeda Kab. Pacitan h) Kodim 0801/Pacitan i) Polres Pacitan

Jika lokasi bencana atau lokasi yang akan dilakukan kaji cepat cukup banyak dan menyebar maka sebaiknya ditugaskan beberapa tim kaji cepat dan tidak dipaksakan kepada 1 tim kaji cepat. Selanjutnya apabila cakupan bencana yang terjadi cukup luas dan atau berdasarkan permintaan bantuan dari kabupaten maka, tim kaji cepat provinsi dapat melakukan kaji cepat di daerah tersebut. Demikian pula halnya jika cakupan bencana yang terjadi lebih dari 1 provinsi dan atau berdasarkan permintaan bantuan dari provinsi maka, tim kaji cepat pusat dapat melakukan kaji cepat di daerah tersebut.

Bila pelaksanaan kaji cepat berlanjut sampai dengan terbentuknya Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Kabupaten, maka pelaksanaan kaji cepat berada di bawah Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten, melalui Kastaf Operasi.

3) Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan kaji cepat dilakukan segera setelah kejadian bencana diketahui dan dapat dilakukan selama masa kedaruratan berlangsung.

b. Kepala Staf Operasi

1) Bidang SAR dan evakuasi

a) Prosedur

(16)

16 Pelaksanaan upaya penyelamatan dan evakuasi korban dilakukan dalam 3 tahapan kegiatan yaitu dimulai dari tahap pencarian dan penyelamatan, pertolongan hingga evakuasi korban :

(1) Pencarian dan penyelamatan

Upaya pencarian dan penyelamatan adalah kegiatan untuk menemukan dan menyelamatkan korban yang hilang dan atau dikhawatirkan hilang pada situasi tanggap darurat bencana. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pencarian dan penyelamatan antara lain :

(a) Mengkaji informasi yang ada terkait dengan kejadian bencana (b) Mempersiapkan personil dan peralatan yang akan dipergunakan

sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.

(c) Melakukan pembagian tugas anggota tim dan pembagian daerah pencarian.

(d) Melakukan identifikasi potensi bahaya sekunder bagi keselamatan korban dan penolong setibanya tim dilokasi bencana.

(e) Melaporkan kegiatan pencarian secara berkala sesuai kondisi (2) Pertolongan

Upaya pertolongan adalah kegiatan untuk mempertahankan hidup korban dalam situasi tanggap darurat bencana. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat tahap pertolongan antara lain :

(a) Mengkaji informasi yang ada terkait dengan kejadian bencana serta informasi kegiatan pencarian dan penyelamatan korban.

(b) Mempersiapkan peralatan triase dan pertolongan darurat sesuai dengan kondisi korban pada jenis bencana yang terjadi.

(c) Menetapkan petugas medis yang akan melakukuan triase dan pertolongan.

(d) Melakukan triase korban dilokasi bencana bila memungkinkan sebelum proses evakuasi.

(e) Melakukan identifikasi dan pencatatan bagi korban meninggal oleh pihak berwenang (tenaga Disaster Victim Identification/DVI).

(f) Melaporkan kegiatan pertolongan secara berkala sesuai kondisi.

(3) Evakuasi

Upaya evakuasi adalah kegiatan untuk memindahkan korban dari lokasi bencana ke lokasi wilayah yang lebih aman dan atau penampungan sementara untuk mendapatkan tindakan penanganan lebih lanjut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat tahap evakuasi korban antara lain :

(a) Mengkaji informasi yang ada terkait dengan kejadian bencana serta informasi kegiatan pertolongan korban.

(b) Mempersiapka petugas evakuasi korban meninggal, korban selamat dan evakuasi medis.

(c) Mempersiapkan peralatan evakuasi sesuai dengan kondisi korban pada jenis bencana yang terjadi.

(d) Mempersiapkan saran transportasi evakuasi sesuai kondisi korban (selamat, meninggal dan luka).

(e) Memberikan tindakan dan pengobatan bagi korban selama proses evakuasi jika diperlukan.

(f) Menunjuk petugas yang mengatur arus evakuasi, petugas

pengatur ini harus memiliki informasi yang up to date tentang :

(17)

17 i. Lokasi tempat penampungan pengungsi dan kapasitasnya.

ii. Lokasi fasilitas rujukan kesehatan ( Puskesmas bagi korban rawat inap maupun RS) serta kapasitas tempat tidur yang bisa digunakan serta kesiapan tenaga kesehatannya.

(g) Melaporkan kegiatan evakuasi secara berkala sesuai kondisi korban.

Perlu adanya pengamanan terhadap pelaksanaan upaya penyelamatan dan evakuasi korban agar efektifitas kerja tim penolong tetap terjaga. Langkah pengamanan berupa upaya pencegahan yang dilakukan dengan membatasi area operasi dengan menetapkan daerah larangan yang mencakup :

(a) Area primer/utama, yaitu daerah pusat lokasi bencana yang mana terbatas hanya untuk petugas pencari dan penolong profesional dengan peralatan yang menada.

(b) Area sekunder, yaitu daerah diluar pusat lokasi bencana yang hanya diperuntukkan bagi petugas yang ditugaskan untuk operasi pertolongan dan perawatan korban, evakuasi, komunikasi, keamanan dan area parkir bagi kendaraan transportasi untuk evakuasi.

(c) Area tersier, yaitu daerah diluar area operasi yang merupakan area untuk pusat informasi yang man media massa diizinkan untuk berada diarea ini. Area ini juga difungsikan sebagai penahan untuk mencegah masyarakat memasuki daerah potensi bahaya.

b) Pelaksanaan

(1) Kecamatan Pringkuku

Pesisir pantai watukarung yang terletak di Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku semua pada zona merah (KRB1)

Tempat penyelamatan berada pada ketinggian kearah utara wilayah Dusun Watukarung Desa Watukarung, tempat penampungan korban luka-luka pada Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit Lapangan, sedangkan korban meninggal dunia pada Puskesmas Pembantu di Desa Watukarung.

(2) Kecamatan Pacitan

Wilayah Kecamatan Pacitan yang termasuk pada zona merah (KRB1) yaitu : (1) Kelurahan Sidoharjo, (2) Kelurahan Ploso dan (3) Desa Kembang, yang termasuk zona orange (KRB2) yaitu : (1) Desa Sirnoboyo, (2) Desa Arjowinangun, (3) Desa Tanjungsari, (4) Kelurahan Baleharjo dan (5) Desa Bangunsari, yang termasuk zona Kuning (KRB3) yaitu : (1) Desa Kayen, (2) Desa Sukoharjo, (3) Desa Mentoro, (4) Desa Nadi, (4) Desa Nanggungan dan (5) Desa Widoro.

Tempat penyelamatan bagi penduduk terdampak gempa tsunami (KRB1):

i. Kelurahan Sidoharjo di (1) Lingkungan Tamperan dan (2) Lingkungan Jaten

ii. Kelurahan Ploso di (1) Giri Sampurno Kelurahan Pacitan, dan (2) Lingkungan Gerdon Kelurahan Pucangsewu.

iii. Desa Kembang di (1) Dusun Sedayu, (3) Kepangrono.

Tempat penampungan korban luka-luka pada RSUD Kabupaten

Pacitan dan Rumah Sakit Swasta serta Rumah Sakit Lapangan yang

(18)

18 berada. Sedangkan untuk korban meninggal langsung di tempatkan pada Rumah Sakit Umum Daerah.

Tempat penyelamatan bagi penduduk terdampak gempa tsunami (KRB2):

i. Kelurahan Sidoharjo di (1) Lingkungan Tamperan (2) Lingkungan Jaten, (3) Jalan menuju Desa Sedeng, (3) Desa Sumberharjo.

ii. Kelurahan Ploso di (1) Giri Sampurna, (2) Lingkungan Gerdon, (3) Desa Sumberharjo.

iii. Desa Kembang di (1) Lingkungan Sedayu dan (2) Lingkungan Kepangrono Desa Kembang

iv. Desa Sirnoboyo tempat aman / penampungan berada pada wilayah Lingkungan Gunung pegat.

v. Desa Arjowinangun Tempat penampungan di wilayah Desa Mentoro

vi. Desa Tanjungsari Penduduk desa Tanjungsari di evakuasi kearah utara di Desa Nanggungan dan Desa Widoro

vii. Kelurahan Baleharjo kearah utara di (1) Giri Sampuna, (2) Gerdon dan (3) Desa Nanggungan serta (4) Desa Widoro.

viii. Desa Bangunsari kearah barat ke Desa Sedeng dan kearah utara ke Desa Sumberharjo.

Tempat penampungan korban luka-luka pada RSUD Kabupaten Pacitan dan Rumah Sakit Swasta serta Rumah Sakit Lapangan yang berada. Sedangkan untuk korban meninggal langsung di tempatkan pada Rumah Sakit Umum Daerah.

Tempat penampungan akhir dibagi menjadi dua, yaitu di Desa Mentoro dan di Kelurahan Pacitan bagian utara.

(3) Kecamatan Ngadirojo

Zona Merah (KRB1) meliputi wilayah Desa Hadiwarno dan Desa Sidomulyo. Tempat penyelamatan pada zona merah (KRB1) :

i. Desa Sidomulyo tempat penyelamatan pada daerah ketinggian di utara perkampungan dusun Soge.

ii. Desa Hadiwarno tempat penyelamatan di (1) dataran tinggi di sebelah barat dan (2) timur perkampungan yang terbelah oleh Sungai Lorog.

iii. Tempat penampungan akhir (1) pada sebelah timur sungai lorog berada pada tanah lapang di timur SMA di Hadiwarno Ngadirojo, (2) di sebelah barat sungai lorog pada lapangan sepakbola Desa Hadiluwih Ngadirojo dan (3) tanah lapang utara desa Dusun Soge Sidomulyo.

iv. Tempat penampungan korban luka-luka pada Puskesmas Ngadirojo dan Rumah Sakit Lapangan yang berada.

Sedangkan untuk korban meninggal di tempatkan pada Puskesmas Ngadirojo.

(4) Kecamatan Sudimoro

Wilayah terdampak genangan gempa tsunami di Kecamatan

Sudimoro ada pada PLTU, tempat penyelamatan kearah utara pada

ketinggian/pegunungan dengan akses jalan yang memadai. Korban

luka-luka di tempatkan pada Puskesmas Sudimoro dan Rumah Sakit

Lapangan, sedangkan korban meninggal di tempat pada Puskesmas

Sudimoro.

(19)

19 Untuk kegiatan pencarian, pertolongan dan evakuasi di bawah tanggung jawab :

(1) Kabag Ops Polres Pacitan (Koordinator) (2) Kasat Sabhara Polres Pacitan

(3) Pasi Ops Kodim/Pasi Ops PRCPB (4) Dansat SAR AURI

(5) Dan Satgas Polairud (6) Dan Satgas AL (7) Kasatpol PP (8) Muspika

(9) Ka UPT Damkar (10) Ketua PMI Pacitan (11) Brigade Penolong (12) Ketua LSM SAR 2) Bidang Keamanan

a) Prosedur

Sesaat setelah terjadi Tsunami maka, kampung/ Desa yang terdampak dan terancam bencana ditinggalkan penghuninya ke tempat pengungsian, maka sangatlah rawan terjadi tindakan kriminal khususnya adanya penjarahan dan tindakan kriminal lainnya. Untuk itu koordinator keamanan mengkoordinir satuan pengamanan terkait untuk mengadakan upaya pengamanan yaitu pengamanan personil, materiil (Barang) di lokasi bencana maupun lokasi yang terancam bencana serta pengamanan route di wilayah area bencana alam menuju tempat evakuasi maupun di tempat pengungsian.

b) Pelaksanaan

Kegiatan keamanan secara keseluruhan berada pada kendali Polres Kab Pacitan dengan Koordinatornya Kasat Intel Polres Pacitan. Segera setelah diaktifkannya SKTD maka Bidang keamanan atas perintah KTD mengambil alih kendali pengamanan daerah bencana yang ditangani oleh aparat kewilayahan setempat ( Polsek dan Koramil). Dengan menempatkan personil dan mendirikan Pos pengamana terpadu dengan menerapkan standar pengaman Polisi untuk daerah Bencana.

Apabila lokasi bencana terdapat di beberapa lokasi maka didirikan pos keamanan terpadu sesuai kebutuhan dengan dibantu sat komlek yang ada tiap 6 jam/ hari melaporkan perkembangan situasi kepada koordinator dan diteruskan ke Komandan Tanggap Darurat. Adapun satuan yang terlibat sebagai berikut

(1) Waka Polres Pacitan (Koordinator ) (2) Pasi Intel Kodim 0801/Pacitan (3) Kasatpol PP

(4) Dan Sub Den POM Pacitan.

(5) Kepala Rutan Pacitan (6) Pasi Intel Kejaksaan 3) Bidang Komunikasi

a) Prosedur

Sesaat setelah terjadi bencana Koordinator mengkoordinir satuan yang

terlibat pada Bidang Komunikasi dengan mengecek sarana komunikasi

yang mana yang masih bisa operasi khususnya dalam membantu

Bidang SAR dan evakuasi maupun Pengamanan yang sedang

beroperasi dan melaporkan kepada Komandan tanggap darurat.

(20)

20 Apabila tidak ada yang hidup maka, atas perintah KTD membuat jaring dan mendirikan reapiter di tempat yang telah direncanakan ataupun memanfaatkan yang sudah ada untuk mendukung tugas operasi maupun untuk mebuka akses komunikasi keluar Pacitan.

b) Pelaksanaan

Menginventaris sistem jaringan Komlek di Kab. Pacitan yang dapat dimanfaat apabila dalam keadaan bencana serta mengkoordinir Unit jaringan potensi Komlek yang ada di Pacitan apabila bencana tsunami terjadi dalam mendukung SAR dan evakuasi serta Keamanan maupun membuka akses informasi keluar Pacitan. Kegiatan komunikasi perhubungan berada pada kendali :

(1) Kepala Dishubkominfo( Koordinator ) (2) Unsur Kom BPBD

(3) Hub Kodim 0801/Pacitan (4) Kasi TI Polres Pacitan (5) Ka Telkom Pacitan

(6) Organisasi Radio Komunikasi Masyarakat (7) Penyedia layanan telekomunikasi

4) Bidang Angkutan dan Distribusi Bantuan a) Prosedur

Pengelolaan bantuan dapat berupa bantuan tenaga, logistik dan peralatan maupun pembiayaan. Dalam pengelolaan bantuan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(1) Prinsip bantuan adalah harus memberikan dampak positif terhadap upaya penanganan darurat, sehingga bantuan harus didasarkan kebutuhan. Jika ada bantuan yang tidak sesuai kebutuhan maka harus ditolak.

(2) Pengelolaan bantuan harus melalui sistem satu pintu yaitu mekanisme posko tanggap darurat bencana

b) Pelaksanaan

Untuk kegiatan pengelolaan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar berada di bawah kendali Posko Tanggap Darurat yang pelaksananya adalah :

(1) Bantuan logistik dan peralatan dan peralatan menjadi tanggung jawab Bidang Logistik dan Peralatan Posko Tanggap Darurat Bencana

(2) Bantuan tenaga menjadi tanggung jawab Bidang Operasi Posko Tanggap Darurat Bencana

(3) Bantuan pembiayaan menjadi tanggung jawab Bidang Administrasi Keungan Posko Tanggap Darurat Bencana

Kegiatan Angkutan dan Distribusi bantuan berada pada kendali : (1) Kabag Umum Setda Kab. Pacitan

(2) Kasat Lantas Polres Pacitan (3) Unsur Dishubkominfo

(4) Ka Unit Bekang PRC PB Kodim 0801 (5) Pramuka

(6) Ka Organda

5) Bidang Kesehatan dan Psikologi

a) Prosedur

(21)

21 Upaya pelayanan kesehatan bagi korban dan pengungsi akibat bencana pada saat tanggap darurat adalah mencakup kegiatan (a) pelayanan medis, (b) Pelayanan gizi, (c) pemberantasan penyakit menular, (d) pelayanan kesehatan jiwa dan (e) pelayanan kesehatan reproduksi.

(1) Pelayanan Medis.

Pelayanan medis diberikan bagi korban dan pengungsi yang memiliki masalah kesehatan pada saat tanggap darurat. Tahapan kegiatan pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan, tindakan dan perawatan. Dalam pelayanan medis perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Pelayanan diberikan dalam bentuk rawat jalan atau rawat inap

(b) Pelayanan diberikan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan yang dialami korban

(c) Pelayanan rujukan dilakukan secara berjenjang

(d) Pelayanan rawat inap dijamin setara dengan pelayanan kelas III di rumah sakit.

(2) Pelayanan Gizi.

Pelayanan gizi diberikan bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat ditunjukan untuk mengatasi masalah gizi masyarakat yang ada. Kegiatan yang dilakukan berupa pemantauan status gizi, pemberian pangan selektif, pengendalian penggunaan susu formula dan pemberian suplemen zat gizi ( tablet besi dan kapsul vitamin A). Dalam pelayanan gizi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Pemberian pangan selektif berupa pemberian makanan tambahan diarahkan untuk mengatasi masalah kurang gizi.

(b) Pemberian pangan selektif harus berdasarkan hasil pemantauan status gizi

(c) Pemberian pangan selektif yang diberikan harus bisa diterima dan sesuai dengan tradisi masyarakat setempat

(d) Melakukan pengawasan dan pengamanan agar makanan dan penggunaan susu formula tidak menjadikan munculnya masalah kesehatan lain

(3) Pemberantasan Penyakit Menular.

Pelayanan pemberantasan penyakit menular diberikan bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat ditunjukan untuk mengendalikan masalah penyakit menular potensial wabah yang ada agar tidak menjadi wabah. Kegiatan yang dilakukan berupa pemantauan kasus, penanganan kasus, pemberian imunisasi, dan pengendalian vektor penyakit. Dalam pelayanan pemberantasan penyakit menular perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Melakukan surveilans secara ketat terhadap penyakit menular potensial wabah terutama spesifik lokal

(b) Pelaksanaan pengendalian vektor penyakit agar melibatkan peran aktif masyarakat korban bencana maupun pengungsi (4) Pelayanan Kesehatan Jiwa.

Pelayanan kesehatan jiwa diberikan bagi korban dan pengungsi

pada saat tanggap darurat ditunjukan untuk menangani keluhan

kejiwaan yang mendesak (tegang, panik, cemas, gelisah, rasa

bersalah dan lain-lain). Kegiatan yang dilakukan berupa aktifitas

(22)

22 kelompok, konseling dan pengobatan. Dalam pelayanan kesehatan jiwa perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Dalam pengembangan aktivitas kelompok agar disesuaikan dengan kultur budaya lokal

(b) Pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa agar melibatkan peran aktif masyarakat korban bencana, pengungsi maupun masyarakat sekitar yang tidak menjadi korban

(5) Pelayanan Kesehatan Reproduksi.

Pelayanan kesehatan reproduksi diberikan bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat ditunjukan untuk menanggulangi masalah kesehatan reproduksi yang mungkin muncul. Kegiatan yang dilakukan berupa pelayanan antenatal, pelayanan persalinan, pelayanan kontrasepsi dan penanggulangan penyakit menular seksual. Dalam pelayanan kesehatan reproduksi perlu melibatkan peran aktif masyarakat korban dan pengungsi b) Pelaksanaan

Untuk kegiatan pelayanan kesehatan sebagai pelaksananya adalah : (1) Ka Dinas Kesehatan (Koordinator)

(2) Direktur RSUD Kab. Pacitan (3) Ka PMI

(4) Poskes Dim 0801/KanitKes PRCPB (5) Poskes Polres Pacitan

(6) IDI Pacitan (7) PPRI Pacitan (8) RSU Swasta

6) Bidang Pengendalian Ormas, Orpol dan NGo a) Prosedur

Bantuan yang diberikan dari unsur ormas , orpol maupun LSM harus seijin BPBD dengan pembagian sektor bantuan yang dikendalikan oleh Bidang pengendali Ormas dan Orpol atas seijin KTD. Sedangkan NGo dari luar Negeri diperbolehkan masuk Pacitan setelah mendapat ijin dari Kemenlu maupun BNPB dan diatur oleh BPBD.

b) Pelaksana

Pelaksana pengendalian organisasi masa dikendalikan oleh Posko tanggap darurat, dimana ormas, orpol maupun NGo yang akan memasuki areal terdampak harus seijin BPBD (KTD) dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam pelaksanan bantuan dilarang mengibarkan bendera yang berafiliasi politik tertentu dan mendirikan posko bayangan.

Kegiatan Pengendalian Ormas, Orpol dan NGo berada pada kendali : (1) Ka Bakesbangpol Kab. Pacitan

(2) Kasat Binmas Polres Pacitan (3) Dan Unit Intel 0801/Pacitan (4) Kasat Intel Polres Pacitan (5) Kabag Hukum

7) Bidang Humas dan Informasi a) Prosedur.

Bidang Humas dan informasi memenima laporan dari petugas

lapangan dan menghimpun perkembangan jumlah korban jiwa, luka

(23)

23 maupun yang mengungsi. Melaporkan kepada KTD dan melaporkan ke Ko atas masing-masing. Selain itu mendirikan Crisis Centre guna menginfomasikan jumlah korban dan posisi pengungsi apabila masyarakat mencari informasi.

b) Pelaksanaan

Pelaksana hubungan masyarakat dan informasi kebencanaan : (1) Kabag Humas & Protokol Setda Kab. Pacitan

(2) Kasubbag Humas Polres Pacitan (3) Ka Unit Penerangan PRC PB

c. Kepala Staf Administrasi, Logistik dan Perencanaan 1) Bidang Logistik dan Pengelolaan Bantuan

a) Prosedur

(1) Pemberian Pangan umum

Pemberian pangan umum bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi pemenuhan kebutuhan pangan dan distribusi makanan. Dalam pemberian pangan umum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Pemenuhan kebutuhan pangan harus memenuhi kebutuhan gizi (b) Gizi makanan harus seimbang dan bisa diterima

(c) Bila diperlukan dapat menggunakan bahan makanan lokal (d) Bahan makanan yang digunakan harus sesuai dengan tradisi

masyarakat setempat

(e) Distribusi makanan harus teratur, adil dan efisien (2) Pengawasan dan pengamanan kualitas pangan

Pengawasan dan pengamanan kualitas pangan yang diberikan bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi pengawasan terhadap penerimaan bantuan dan pengolahan pangan serta pengamanan dalam penyimpanan dan pendistribusian pangan. Dalam pengawasan dan pengamanan kualitas pangan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Bantuan yang diterima harus memenuhi syarat kesehatan (b) Menjamin proses pengolahan makanan tidak menjadi tempat

penyebaran penyakit

(c) Menjamin proses penyimpanan tidak menurunkan kualitas bahan makanan

(d) Menjamin proses distribusi makanan berjalan secara baik (3) Pemberian peralatan makan dan memasak

Pemberian peralatan bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi pemberian peralatan makan dan memasak. Dalam pemberian peralatan tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(a) Peralatan memasak yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga, mudah penggunaannya dan tidak membahayakan

(b) Peralatan memasak yang diberikan disesuaikan dengan tradisi masyarakat setempat

(c) Peralatan makan yang diberikan disesuikan dengan jumlah anggota keluarga

(d) Peralatan makan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi

fisik penerima

(24)

24 (4) Penyediaan Sandang.

Upaya penyediaan sandang bagi korban dan pengungsi akibat bencana pada saat tanggap darurat adalah mencakup kegiatan ; (a) pemberian perlengkapan pribadi, dan (b) pemberian perlengkapan kebersihan diri

(a) Pemberian perlengkapan pribadi

Pemberian bantuan perlengkapan pribadi bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat mencakup pemberian pakaian, alas tidur, selimut dan alas kaki.

Dalam pemberian perlengkapan pribadi perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut :

i. Pemberian bantuan dan alas kaki disesuaikan dengan kondisi fisik dan jenis kelamin penerima

ii. Pemberian bantuan alas tidur dan selimut agar disesuaikan dengan kondisi iklim wilayah setempat

(b) Pemberian Perlengkapan Kebersihan Diri

Pemberian bantuan perlengkapan kebersihan diri bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat mencakup pemberian sabun mandi, sabun cuci, sikat ggigi, pasta gigi, pembalut wanita dan lain-lain. Dalam pemberian perlengkapan kebersihan diri perlu disesuaikan dengan kondisi fisik penerima.

(5)Pergudangan

Pergudangan bagian mata rantai pasokan, managemen logistic dan peralatan. Pergudangan meliputi penerimaan, penanganan, penyimpanana, pemeliharaan, distribusi, engendalian dan pemusnahan serta pelaporan logistic dan peralatan penanggulangan bencana agar kualitas tetap terjaga. Lokasi gudang harus aman dari cuaca maupun keamanan criminal serta volume gudang harus mencukupi kebutuhan logistik yang ada. Petugas gudang dan keamanan gudang mencatat keluar masuknya logistic maupun orang.

(6)Pengadaan

Pengadaan barang jasa pemerintah harus melalui mekanisme yang ada sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 74 tahun 2012 dengan memperhatikan Perka 6.A Tahun 2011 BNPB.

b) Pelaksanaan

Untuk kegiatan penyediaan pangan & sandang sesuai dengan standart dilaksanakan oleh :

(a) Ka Dinkoperindag Kab. Pacitan (Koordinator) (b) Unsur Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (c) Kabag Kesra Setda Kab. Pacitan

(d) Pasi Log KODIM 0801/PACITAN (e) Kasubbag Sarpras Polres Pacitan (f) Ka Bulog Kab. Pacitan

(g) Seksi Kedaruratan & Logistik BPBD

Pengawasan kualitas dan pengamanan pangan dilaksanakan oleh : (a) Dinas Kesehatan (Koordinator)

(b) Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM) setempat.

Pergudangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(1) Kualitas dan kuantitas logistic yang tersimpan

(25)

25 (2) Tertatanya logistic dan peralatan

(3) Peningkatan pelayanan pendistribusian

(4) Tersedianya data dan informasi yang efektif, efesien dan akuntabel Pelaksana pergudangan dan pengadaan :

(1) Kepala DPPKA Kab. Pacitan

(2) Kabag Adm Pembangunan Kab. Pacitan (3) BPBD Kab. Pacitan

2) Bidang Penampungan (a) Prosedur

Upaya penyediaan penampungan sementara bagi pengungsi akibat bencana pada saat tanggap darurat diberikan dalam bentuk penyiapan tenda-tenda, barak, atau memanfaatkan gedung fasilitas umum / sosial (tempat ibadah, gedung olahraga, balai desa, dan sebagainya). Dalam upaya penyediaan penampungan sementara perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(1) Lokasi terletak pada daerah aman yang terbebas dari ancaman bencana dan gangguan keamanan.

(2) Lokasi mudah diakses oleh bantuan kemanusiaan.

(3) Penentuan lokasi dan pembangunan penampungan sementara agar melibatkan peran serta masyarakat korban bencana.

(4) Penampungan sementara harus dilengkapi fasilitas pendukung seperti MCK, fasilitas air bersih dan sanitasi, fasilitas penerangan, tempat ibadah dan lain-lain.

(5) Tempat hunian harus memenuhi syarat kesehatan yang berlaku.

(6) Luas tempat hunian harus memenuhi standart yang berlaku.

(7) Didalam penampungan harus disediakan bilik mesra apabila penampungan tersebut dalam kurun waktu yang lama.

(8) Ditempat penampungan, apabila fasilitas pendidikan disekitar tidak ada, maka harus didirikan sekolah darurat

(b) Pelaksanaan

Pelaksana penyediaan penampungan berada dibawah kendali : (1) Ka Dinsosnakertrans (Koordinator)

(2) Unsur BPBD Kab. Pacitan (3) Dinas Pendidikan Kab. Pacitan (4) Dinas KB&PP Kab. Pacitan

(5) Bapemas & Pemdes Kab. Pacitan (6) Pasi Ter Kodim 0801/Pacitan (7) Muspika

(8) Unsur PMI Pacitan

(9) Unit ZI PRC PB Kodim 0801 (10) Perum Perhutani

(11) Relawan Peduli Bencana

3) Bidang Air Bersih dan Sanitasi (a) Prosedur

Upaya penyediaan air bersih dan sanitasi bagi korban dan pengungsi akibat bencana pada saat tanggap darurat adalah mencakup kegiatan;

(a) pendistri busian air bersih dan air minum, (b) perbaikan kualitas

air bersih dan (c) pengawasan kualitas air bersih, (d) pengendalian

pembuangan tinja, (e) pengendalian pembungan sampah (limbah

(26)

26 padat), (f) pengendalian pembuangan limbah cair, dan (g) pengendalian vektor penyakit

(1) Pendistribusian air bersih dan air minum

Bantuan air bersih bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi bantuan distribusi air bersih dan air minum.

Bantuan air bersih di berikan dalam bentuk air yang kualitasnya memadai untuk kebersihan pribadi maupun rumah tangga dan belum memenuhi syarat kesehatan jika langsung untuk diminum.

Bantuan air minum dapat di berikan dalam bentuk air kemasan yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk dapat di minum.

Dalam pendistribusian air bersih dan air minum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

i. Sistem distribusi harus dapat menjamin pemenuhan air secara memadai bagi seluruh korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat. Sehingga perlu ada perhitungan yang tepat akan kebutuhan berdasarkan standar kebutuhan air yang berlaku ii. Sistem distribusi harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan

air secara memadai bagi penyelenggaran pelayanan kesehatan pada saat tanggap darurat. Sehingga perlu ada perhitungan yang tepat akan kebutuhan berdasarkan standar kebutuhan air yang belaku

iii. Sistem distribusi harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan air secara memadai bagi penyelenggaraan dapur umum pada saat tanggap darurat. sehingga perlu ada perhitungan yang tepat akan kebutuhan berdasarkan standar kebutuhan air yang berlaku.

iv. Sistem distribusi harus mudah di akses

v. Sumber air bersih yang harus digunakan harus di pastikan terbebas dari pencemaran dan aktivitas manusian dan hewan.

(2) Perbaikan kulitas air bersih

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat dapat memanfaatkan sumber air bersih yang ada di sekitar lokasi bencana. Namun demikian kiranya perlu di lakukan perbaikan kualitasnya. Perbaikan kualitas air bersih dapat dilakukan dengan teknik filtrasi dan desinfeksi air.

Dalam kegiatan perbaikan kualitas air bersih perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :

i. Dilakukan penyuluhan teknis kepada masyarakat korban dan pengungsi yang akan melakukan perbaikan kualitas air

ii. Perbaikan kualitas air bersih perlu di barengi dengan distribusi tempat penyimpanan air air bersih

(3) Pengawasan kualitas air bersih

Dalam penyediaan air bersih bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat perlu dilakukan kegiatan pengawasan terhadap kualitas air bersih yang didistribusikan. Agar dapat menjamin bahwa air yang dikonsumsi layak dan memenuhi syarat kesehatan.

Dalam kegiatan pengawasan kualitas air bersih perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

(27)

27 i. Pengawasan kualitas air bersih di lakukan terhadap sumber air

bersih yang di gunakan

ii. Pengawasan kulitas air bersih dilakukan terhadap sistem rantai distribusi air bersih(awal, saat dan akhir distribusi)

iii. Pengawasan kulitas juga dilakukan terhadap bantuan air minum kemasan

iv. Pengawasan kulitas air bersih dilakukan dengan pemeriksaan baik secara fisik, kimiawi dan bakteriologis.

(4) Pengendalian pembuangan tinja

Pengendalian pembungan tinja korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi bantuan penyediaan sarana pembuangan tinja dan pemelihara serta pengawasan terhadap pemakaian sarana pembungan tinja. dalam pengendalian pembungan tinja perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :

i. Mengatur agar sarana pembungan tinja yang dipersiapakan tidak menjadi sumber pencemaran terhadap persediaan air bersih

ii. Menjaga kebersihan sarana pembuangan tinja yang di persiapkan

iii. Mengatur agar ada pemisahan sarana pembuangan yang di persiapkan menurut jenis kelamin

iv. Sarana pembuangan tinja yang dipersiapkan harus aman bagi anak-anak dan harus dapat di gunakan pada malam hari

(5) pengendalian pembungan sampah (limbah padat)

pengendalian pembuangan sampah korban dan pengungsi saat tanggap darurat meliputi bantuan penyediaan sarana pembungan sampah dan pangaturan pembungan sampah. Dalam pengendalian pembungan sampah perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut : i. Mengatur agar sarana pembungan sampah yang dipersiapkan

tidak menjadi sumber penularan penyakit dan mencemari air bersih

ii. Mengatur tentang pembuangan akhir

iii. Mengatur pembungan sampah medis dan bahan berbahaya (6) Pengendalian pembuangan limbah cair

Pengendalian pembungan limbah cair korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi bantuan penyediaan saluran pembungan limbah cair dan pengaturan pembungan limbah cair.

Dalam pengendalian pembungan limbah cair perlu di perhatikan hal-hal sebagi berikut :

i. Mengatur agar saluran pembuangan limbah cair yang di persiapkan tidak menjadi sumber penularn penyakit dan mencemari sumber air bersih

ii. Mengatur tentang pembunagan akhir (7) Pengendalian vektor penyakit

Pengendalian vektor penyakit bagi korban dan pengungsi pada saat tanggap darurat meliputi tindakan pengendalian secara fisik dan kimia serta suveilans.Dalam pengendalian vektor penyakit perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :

i. Mengutamakan tindakan pencegahan dengan menghilangkan

atau membatasi tempat berkembang biaknya vektor peyakit

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian saat pelaksanaan kegiatan donor darah, dilakukan penambahan data pendonor (jika baru) dan input nomor kantung darah. Proses selanjutnya adalah membangkitkan QR

Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang bernilai tambah dari limbah batang jagung yaitu sebagai adsorben alternatif untuk mengurangi kadar

Mengingat kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan bila harus menambah sebuah server dan harddisk baru untuk keperluan logging misalnya, maka assessor harus mengajukan solusi

 Reaktor yang digunakan untuk mengkaji efektivitas kinerja simbiosis alga-bakteri dalam menguraikan polutan organik mempunyai efisiensi yang berbeda ketika dilakukan aerasi dan

Elemen – elemen visual tersebut hadir di segala sektor kegiatan manusia dalam sebuah bentuk unsur elemen visual, yaitu : warna, tipogarafi, bentuk, garis, simbol,

Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati terkena

Beberapa spesies dalam satu familia tdk sama cara budidayanya 3.SUHU OPTIMAL YANG DIPERLUKAN a.Budidaya sayuran dengan suhu dingin b.Budidaya sayuran dengan suhu hangat 4.BAGIAN

Konsep Dasar dan Manfaat Manajemen Strategis dalam Organisasi Badan Hukum Publik Pada dasarnya manajemen strategis adalah suatu perspektif baru yang menyoroti tentang