• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An.H dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar : Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RS. USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An.H dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar : Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RS. USU"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada An.H dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar : Nutrisi

Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RS. USU

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

ATIKAH SYAHLAH 142500011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

Universitas Sumatera Utara

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada An.H dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuahan Tubuh pada Pasien Demam Typhoid di RS USU Medan ”. . Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari segala macam kendala yang harus dihadapi. Namun berkat rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya serta bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala tersebut dapat penulis hadapi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. KMB. selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat. selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Rehk Sonya Erienh, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing yang memberikan bimbingan dan meluangkan waktunya serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

7. Ns. Asrizal, S.Kep., M.Kep. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah.

8. Pihak Rumah Sakit USU yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil sebuah kasus dan menerapkan Asuhan Keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

9. Orang tua saya (Yusman S.Ag dan Masnawati Darlah Hsb S.Ag) beserta adik – adik (Fadlatun Toyyibah, Rifdah Nadia, Hisanul Rizki, dan Ghali Ariffikri) saya yang saya sayangi, terimakasih telah mendampingi dan memberikan semangat dengan penuh kesabaran serta kasih sayangnya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Dan sahabat kecil saya Ukhti Khairati yang selalu mendukung dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

10. Teman-teman tersayang saya yang selalu mendukung saya dan juga teman- teman seperjuangan DIII Keperawatan 2014.

Semoga segala amal kebaikan mereka di ridhoi Allah SWT dan mendapat balasan dari-Nya. Akhir kata penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Agustus 2017

Atikah Syahlah

Universitas Sumatera Utara

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 2

BAB II PengelolaanKasus A. Konsep Dasar Ketidakseimbangan nutrisi Kurang dari Kebutuhan 1. Pengertian Nutrisi ... 3

2. Sistem Tubuh dalam Pemenuhan Nutrisi ... 3

3. Elemen-elemen Nutrisi ... 6

4. Status Nutrisi ... 8

5. Faktor yang mempengaruhi Nutrisi ... 9

6. Pengkajian ... 11

B. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Nutrisi 1. Pengkajian ... 17

2. Analisa Data ... 27

3. Masalah Keperawatan ... 28

4. Diagnosa Keperawatan... 28

5. Perencanaan Keperawatan ... 29

6. Pelaksanaan Keperawatan ... 31

BAB III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36

Daftar Pustaka ... 37 Lampiran1 : Catatan Perkembangan

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan diubahkan dalam aktifitas tubuh (Hidayat, 2006). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter & Perry, 2005).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.

Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (nutrien) (Asmadi, 2008).

Nutrien merupakan zat kimia organik maupun non-organik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein (Asmadi, 2008).

Intake nutrisi ke dalam tubuh harus adekuat. Artinya nutrisi yang kita makan harus mengandung nutrien esensial tertentu yang seimbang. Nutrien esensial tersebut meliputi, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.

Makanan yang masuk kedalam tubuh sampai dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami gangguan nutrisi (Asmadi, 2008).

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada An.H diruangan ICU Rumah Sakit USU di dapatkan masalah keperawatan yang menjadi prioritas, yaitu kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai dengan BB pasien 12,5 kg, TD: 90/70, HR : 88 kali/menit, RR : 22 kali/menit, dan T : 38◦C.

An.H terliah lemas dan lesu, mukosa bibir pasien kering, dan nafsu makan pasien berkurang.

Universitas Sumatera Utara

(8)

B. Tujuan

1. Tujuan umum:

Mengaplikasikan upaya asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

2. Tujuan khusus:

a. Mengetahui konsep dasar masalah kebutuhan dasar nutrisi.

b. Mengidentifikasi analisa data dengan pasien yang mengalami masalah kebutuhan nutrisi.

c. Mengidentifikasi rumusan masalah dengan pasien yang mengalami masalah kebutuhan dasar nutrisi.

d. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang timbul akibat masalah kebutuhan dasar nutrisi.

e. Mengidenifikasi asuhan keperawatan yang diberikan dengan mengimplementasikannya pada pasien yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

C. Manfaat

Hasil asuhan keperawatan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, praktek keperawatan, pendidikan keperawatan.

1. Penulis

Menambah pengetahuan tentang konsep dan masalah demam thypoid serta meningkatkan keterampilan dan wawasan.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan nutrisi yang dapat digunakan sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.

3. Praktek Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan nutrisi.

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

1. Defenisi Nutrisi

Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat gizi dalam makanan. Nutrisi memiliki dampak besar dalam kesejahteraan, perilaku, dan lingkungan manusia (Roshdahl & Caroline Bunker, 2015). Nutrisi adalah komponen vital bagi keberadaaan manusia. Asupan nutrien yang adekuat penting untuk kelangsungan hidup sistem tubuh (Muralitharan & Ian, 2015). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter & Perry, 2005).

Nutrien merupakan zat kimia organik dan an-organik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik- baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel - sel tubuh (Asmadi, 2008). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat & Uliyah 2015). Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.

2. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ aksesori terdiri atas hati, kantung empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makan secara kimiawi.

(Hidayat & Uliyah 2015).

Universitas Sumatera Utara

(10)

a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa.

b. Faring dan esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus.

Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esofagus berbentuk silender yang berongga dengan panjang kurang lebih dua sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter.

Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.

c. Lambung

Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan disinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen, serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein dari kaseinogen yang dapat larut.

d. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi

(11)

otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

e. Usus Besar

Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5.000 cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.

f. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat kurang lebih 1.500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri dari dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.

g. Kantong Empedu

Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan kapasitas 40-60 cm³. Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimim enzim-enzim pada usus

Universitas Sumatera Utara

(12)

halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengemulsi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleg pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.

h. Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di belakang lambung dan di depan vertebrata lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.

Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankeras berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.

3. Elemen-elemen Nutrisi atau Zat Gizi

Zat gizi adalah zat yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan tubuh. Enam kelompok zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, air, mineral, dan vitamin (Rosdahl & Mary, 2014).

a. Karbohidrat

Karbohidrat (CHO) tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen, karbohidrat diklasifikasikan sebagai sederhana atau kompleks, berdasarkan pada jumlah molekul gula yang ada. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi. Karbohidrat sederhana glukosa adalah sumber energi utama tubuh. Fungsi penting lain karbohidrat adalah kemampuan untuk menghemat protein.

1). Monosakarida, glukosa yang juga disebut gula darah atau dekstrosa, adalah gula yang paling sering ada di dalam tubuh.

2). Disakarida, sukrosa umumnya dikenal sebagai gula meja, tersusun atas fruktosa dan glukosa. Disakarida merupakan pemanis yang paling sering digunakan untuk diet; digunakan di meja dan dalam masakan.

(13)

3). Karbohidrat kompleks atau polisakarida tersusun atas rantai panjang dari banyak molekul gula yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak terasa manis. Karbohidrat kompleks biasanya tidak larut dalam air.

b. Protein

Protein adalah dasar semua sel dalam tubuh dan merupakan satu-satunya zat gizi yang membentuk dan memperbaiki jaringan. Protein tersusun atas asam amino, yang terdiri atas karbon, hirogen, oksigen, dan nitrogen. Protein menghasilkan dan memperbaiki semua kandungan tubuh utama. Protein diperlukan untuk pembentukan otot, jaringan ikat, kelenjar, organ, kulit, dan faktor pembekuan darah. Protein juga membantu mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, protein darah yang disebut albumin dan globulin membantu mempertahankan cairan intrasel dan ekstrasel di tempatnya. Fungsi penting lain protein adalah kontribusinya terhadap keseimbangan asam basa tubuh.

c. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi terkonsentrasi yang mudah disimpan oleh tubuh. Kebanyakan lemak dalam makanan ada dalam bentuk trigliserida, yang tersusun atas tiga asam lemak (tri-) dan satu gliserol (-gliserida).

Fungsi lemak adalah menyediakan energi. Lemak menghasilkan 9 kkal per gram- lebih dari dua kali lipat kalori karbohidrat atau protein. Lemak memberi bantalan pada organ mayor untuk melindungi organ tersebut dari cedera dan menyekat tubuh dari suhu yang ekstrem. Lemak berasal dari minyak hewani dan nabati.

Lemak yang mudah diidentifikasi dalam makana yang tampak berlemak, seperti daging cincang dan mentega, dikenal sebagai lemak yang dapat terlihat. Lemak yang tersembunyi dalam makanan dan tidak tampak berlemak, seperti keju, kuning telur, kacang, pencuci mulut, dan daging yang dilapisi lemak, disebut lemak yang tidak terlihat.

d. Air

Sekitar 60% berat badan dewasa dan hingga 80% berat badan bayi adalah air. Air merupakan penyusun terbesar sel. Darah didistribusikan zat gizi ke sel, air adalah salah satu komponen esensial dalam darah. Air adalah pelarut tempat terjadinya perubahan kimiawi penting dalam tubuh dan juga diperlukan untuk mengendalikan suhu tubuh. Tidak ada organ tubuh yang dapat berfungsi tanpa air.

Universitas Sumatera Utara

(14)

Air sangat diperlukan untuk hidup sehingga akan memberikan alat pengingat kepada manusia semenjak lahir yaitu rasa haus yang merupakan nafsu makan terbesar kita.

e. Mineral

Mineral penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Mineral membantu mempertahankan tonus otot, mengatur proses tubuh, dan mempertahankan keseimbangan asam basa. Tubuh lebih cepat mengabsorbsi beberapa mineral dibandingkan mineral lain, dan makanan mengandung mineral dalam jumlah yang sangat beragam. Beberapa mineral hilang ketika memasak dan beberapa mineral lainnya hilang dari sampah tubuh.

f. Vitamin

“Vita” adalah kata lain untuk “kehidupan”. Kata “vitamin” menekankan pentingnya vitamin bagi manusia. Viatmin terdiri atas karbon, oksigen, hidrogen, dan terkadang nitrogen atau elemen lain. Sejumlah kecil vitamin diperlukan untuk membantu mengatur proses tubuh, termasuk menyintesis komponen tubuh, seperti tulang dan darah, serta mengekstraksi energi dari karbohidrat, lemak, dan protein.

Sebagian besar vitamin bekerja dalam bentuk koenzim yang meningkatkan kerja enzim. Tanpa vitamin, ribuan reaksi kimia tidak dapat terjadi. Tubuh dengan beberapa pengecualian, tidak dapat menghasilkan vitamin, dengan demikian, vitamin merupakan komponen esensial dalam diet yang sehat.

4. Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh (body mass index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal body weight—IBW) (Tarwoto & Wartonah, 2010).

a. Body Massa Index (BMI)

Body Massa Index (BMI) merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Rumus BMI diperhitungkan:

(15)

atau

Interpretasi hasil penghitungan IMT menurut Depkes 2002 dalam Asmadi (2008) :

• IMT < 17,0 : kurus (kekurangan berat badan tingkat berat).

• IMT 17,0 - 18,5 : kurus (kekurangan berat badan tingkat sedang).

• IMT 18,5 – 25,0 : normal.

• IMT 25,0 – 27,0 : gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan).

• IMT > 27,0 : gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat).

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal Body Weight (IBW) merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.

Rumus IBW diperhitungkan:

5. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang rentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah

BB (kg) TB (m)²

BB (pon) x 704,5 TB (inchi)²

(TB – 100) + 10%

Universitas Sumatera Utara

(16)

tempeyang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak di jadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makana pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik untuk anak-anak.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan. Sehingga tubuh tidak memperoleh zat - zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaaja bila nilai gizi nya tdak sesuai dengan yang diharapkan.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian.

Selain faktor-faktor yang terdapat di atas, menurut Asmadi (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi. Pada bagian ini dikemukakan dua kategori faktor yaitu faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi dan faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi. Faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:

a. Pertunbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.

b. Selama perbaikan jaringan/pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit.

c. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 1◦F, maka kebutuhan kalori meningkat 7%.

(17)

d. Aktivitas yang meningkat.

e. Stres, sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami stres.

f. Terjadi infeksi.

Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:

a. Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada lansia.

b. Penurunan basal metabolisme rate (BMR).

c. Hipotermi.

d. Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih rendah dibanding BMR laki-laki.

e. Gaya hidup pasif.

f. Bedrest.

6. Pengkajian Keperawatan a. Identifikasi Masalah

Data dasar pengkajian keperawatan klien mengenal status gizi klien saat ini, efek penyakit, dan terapi, serta status gizi masa lalu. Task Force Nutrition in AIDS (1989) dalam Astuti (2011), menyampaikan pengkajian gizi cermat mencakup riwayat diet, perhitungan asupan nutrien, pengukuran antropometrik, dan pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kekurangan kalori protein jangka panjang, dan perlunya pengukuran fungsional kekuatan otot dan pemeriksaan laboratorium serta prealbumin harus dilakukan untuk menilai deficit protein visceral jangka pendek.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pola Diit 1. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik merupakan kondisi sehat. Anoreksia atau tidak nafsu makan biasanya gejala dari suatu penyakit atau efek samping dari obat.

2. Budaya dan agama.

3. Status sosioekonomi.

4. Umur.

5. Jenis kelamin.

Universitas Sumatera Utara

(18)

c. Riwayat Gizi Kaji tiga hal :

1). Faktor resiko malnutrisi.

Pengkajian resiko malnutrisi, antara lain:

a. Penurunan berat badan ≥ 5% dalam satu bulan, ≥ 10% dalam 6 bulan.

b. Asupan oral tidak optimal selama ≥ tujuh hari.

c. Albumin serum < 3,5 gram/dl.

d. Lingkaran otot lengan atas < 90% dari nilai standar.

e. Lipatan kulit trisep < 90% dari nilai standar.

f. Infeksi berat yang baru setelah pembedahan.

g. Radioterapi atau kemoterapi yang baru dijalani.

h. Adanya gejala yang berlangsung lebih dari 2 mingggu, seperti, mual/muntah, diare, anoreksia.

i. Penurunan kemandirian.

j. Demensia.

k. Ekonomi rendah.

l. Adiksi terhadap alcohol dan atau obat.

2). Penyakit klien dan gejala yang ada.

3). Masalah psikososial yang mempengaruhi, termasuk pengetahuan gizi klien dan keluarga.

d. Pemeriksaan Fisik

Perawat mengobservasi tanda klinis terhadap perubahan nutrisi. Tanda klinis yang diidentifikasi perawat adalah:

1). Penampilan umum

Tanda penampilan umum yang menunjukan status nutrisi yang baik yaitu sadar, dan responsif. Namun tanda klinis yang menunjukan nutrisi yang buruk seperti lesu, apatis, kakeksia.

2). Berat badan

Berat badan yang normal proporsional dengan tinggi badan, sesuai usia, dan bentuk tubuh. Pada kondisi berat badan yang tidak normal menunjukan obesitas atau kurus.

(19)

3). Postur

Postur tubuh yang normal dengan kondisi tegak, dimana lengan dan tungkai lurus. Pada kondisi yang tidak normal postur tubuh bahu kendur, dada cekung, dan punggung membungkuk.

4). Otot

Kondisi otot yang normal otot berkembang dengan baik, kuat, tonus baik, terdapat bebrapa lemak dibawah kulit. Kondisi otot yang buruk seperti penampilan lemah, tonus otot buruk, tonus tidak berkembang, nyeri, edema, tidak mampu berjalan dengan baik.

5). Kondisi system saraf

Kondisi normal rentan perhatian baik, kurang iritabilitas, atau kelelahn, refleks normal, psikologis stabil. Kondisi kontrol saraf yang buruk dengan tanda klinis kurang perhatian, iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar, dan parastesia, kehilangan posisi dan rasa vibratorik, kelemahan dan nyeri otot yang dapat menyebabkan ketidakmampuan berjalan, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit.

6). Fungsi gastrointestinal

Tanda klinis yang normal nafsu makan dan pencernaan baik, eliminasi teratur normal, tidak ada organ atau masa ynag teraba. Penemuan tanda klinis yang abnormal pada fungsi gastrointestinal yaitu anoreksia, tidak dapat mencerna, konstipasi, atau diare, pembesaran hati atau limfa.

7). Fungsi kardiovaskuler

Tanda klinis yang menunjukan fungsi kardiovaskuler yang normal yaitu laju denyut dan irama jantung normal, tidak ada bunyi murmur, tekanan darah normal sesuai usia. Tanda klinis abnormal pada fungsi kardiovaskuler yaitu laju denyut jantung cepat diatas 100 x / menit, terjadi pembesaran jantung, irama jantung tidak normal, tekanan darah meningkat.

8). Vitalitas umum

Kondisi vitalitas umum yang normal memiliki ketahana tubuh cukup bertenaga, kebiasaan tidur baik, dan penampilan cukup kuat. Vitalitas umum yang abnormal bila klien mudah lelah, kurang energi, mudah tidur, penampilan kelelahan, dan apatis.

Universitas Sumatera Utara

(20)

9). Rambut

Kondisi rambut yang normal yaitu bersinar, penampilan rambut berkilat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat. Kondisi rambut yang tidak normal seperti rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis, dan kasar, penampilan depigmetasi, helai ramut mudah lepas.

10). Kulit umum

Kondisi normal pada kulit yaitu kondisi kulit halus, dan sedikit lembab, warna baik. Kondisi kulit yang abnormal yaitu kasar, kering, pucat, berpigmen, iritasi, lebam, petechiae, kehilangan lemak pada subkutan.

11). Wajah dan leher

Kondisi klinis wajah dan leher yang normal warna wajah dan leher merata, halus, merah muda, tidak ada bengkak. Kondisi yang abnormal pada wajah dan leher yaitu penampilan berminyak, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi, dan dibawah mata, tidak halus, atau kasar pada kulit sekitar hidung dan mulut.

12). Bibir

Kondisi bibir yang normal yang diidentifikasi perawat seperti halus, warna baik, penampilan lembab, tidak pecah atau bengkak. Kondisi bibir yang abnormal yaitu penampilan kering, bersisik, bengkak, kemerahan, atau lesi angular pada sudut mulut, fisura atau skar.

13). Membran mukosa mulut

Kondisi membran mukosa mulut yang normal berwarana merah muda sampai kemerahan. Kondisi membran mukosa mulut yang tidak normal yaitu membran mukosa yang lembut dan bengkak.

14). Gusi

Kondisi gusi normal berwarna merah muda, tidak bengkak dan tidak ada perdarahan gusi. Kondisi gusi yang tidak normal gusi bengkak, mudah berdarah, kemerahan dan gusi tertarik ke arah belakang.

15). Lidah

Kondisi lidah normal yaitu berwarna merah muda, atau kemerahan gelap, tidak bengkak, halus, terdapat papila dan tidak ada lesi.

(21)

16). Gigi

Gigi normal dengan kondisi tidak berlubang, nyeri, gigi lurus, bersih, dan tidak ada diskolorasi. Kondisi gigi yang tidak normal yaitu terdapat karies, gigi tidak ada, posisi gigi tidak lurus atau salah posisi.

17). Mata

Kondisi mata yang nomal yaitu mata terang, jernih, penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membrane, bulu mata lembab, pembuluh darah terlihat, tidak ada benjolan pada jaringan atau scelera, tidak ada lingkaran kelelahan dibawah atau disekitar mata. Kondisi mata yang tidak normal yaitu conjuctiva pucat, membran kemerahan, kering, terdapat tanda- tanda infeksi, kekeringan membran mata, penampilan buram dari kornea, kornea lunak, atau keratomalasia.

18). Leher (kelenjar)

Kondisi nomal pada leher yaitu tidak terdapat pembesaran kelenjar.

Kondisi abnormal leher terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

19). Kuku

Kondisi kuku yang normal yaitu struktur kuku keras, dan berwarna merah muda. Kondisi kuku yang tidak normal dengan bentuk kuku koilnishia, dan mudah patah.

20). Kaki, tungkai

Kondisi tungkai dan kaki yang normal yaitu tidak nyeri, lemah, atau bengkak. Kondisi tungkai dan kaki yang tidak normal yaitu edema, kelelahan.

21). Kerangka

Struktur kerangka normal yaitu tidak ada kelainan bentuk. Kondisi kaki yang tidak normal, yaitu bentuk kaki bengkok, lutut menyatu, deformitas dada pada diafragma, scapula dan costa yang menonjol.

e. Penilaian Antropometrik Berat badan

Penimbangan berat badan dilakukan dengan alat dan pakaian klien yang sama. Pengukuran berat badan ideal ditentukan berdasarkan tinggi badan.

Lingkar lengan atas (LLA)

Universitas Sumatera Utara

(22)

Lingkar lengan atas adalah ukuran massa otot rangka terhadap simpanan protein. Alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran ini yaitu pita pengukur yang tidak elastis dan daftar nilai standar ukuran lingkar lengan atas.

Lipatan kulit trisep

Lipatan kulit trisep adalah ukuran simpanan lemak subkutan.Alat yang dibutuhkan untuk mengukur yaitu pita pengukur yang tidak elastis, kaliper dan daftar nilai standar ukuran lipatan kulit trisep.

f. Pengkajian Laboratorium 1. Albumin serum

Serum albumin berfungsi untuk mengikat berbagai substansi dan membantu mengangkut asam lemakdan kalsium. Prealbumin memiliki waktu paruh 2 hari.

2. Transferin

Transferin merupakan protein viscelar dalam serum dengan paruh waktu lebih pendek (8hari).

3. Fungsi kekebalan tubuh.

4. Jumlah limfosit total.

5. Tes antigen kulit.

(23)

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. H

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 2,5 Tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Belum sekolah Pekerjaan : -

Alamat : Jl. Jati luhur Gg. Resmi Tanggal Masuk RS : 15 April 2017

No. Register : 014847 Ruangan/kamar : R.ICU Golongan Darah : B

Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2017 Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Demam Typhoid

II. KELUHAN UTAMA

Ibu An.H mengatakan An.H mengalami mual, muntah, tubuh lemah, mukosa bibir kering, bibir pucat, An.H telihat lemas dan lesu, dan An.H tidak nafsu makan. An.H juga mengalami demam tinggi, demam naik- turun, suhu An.H meningkat ketika sore hari menjelang malam.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative / palliative

1. Apa penyebabnya

Makan tidak teratur, jarang mencuci tangan.

Universitas Sumatera Utara

(24)

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Tidur berbaring dan digendong oleh ibu pasien.

B. Quantity / quality 1. Bagaimana dirasakan

Pasien merasa sangat terganggu dengan sakit yang dialaminya.

Pasien tampak lemas dan pucat.

2. Bagaimana dilihat

Pasien tampak lemas, dan wajahnya terlihat pucat seperti menahan rasa sakit.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien pernah mengalami diare.

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Pasien dibawa oleh ibunya berobat ke bidan terdekat.

C. Pernah di rawat / dioperasi

Pasien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit.

D. Alergi

Pasien tidak memiliki alergi.

E. Imunisasi

Ibu An.H mengatakan bahwa An.H mempunyai imunisasi yang lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua

Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

B. Saudara Kandung

Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

C. Penyakit keturunan yang ada

Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.

(25)

D. Anggota keluarga yang meninggal

Belum ada anggota keluarga pasien yang meninggal.

E. Penyebab meninggal

Belum ada anggota keluarga pasien yang meninggal.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ibu pasien mengatakan berusaha untuk sembuh dan menerima keadaan serta berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Konsep Diri - Gambaran diri

Pasien merasa tiap hari selalu diperhatikan dan sangat disayang oleh kedua orang tuanya .

- Ideal diri

Ibu pasien berharap selalu agar Tuhan selalu memberikan kesembuhan kepada An.H.

- Harga diri

Pasien merasa lebih diperhatikan oleh anggota keluarganya.

- Peran diri

Pasien berperan sebagai anak bungsu dari empat bersaudara.

C. Keadaan emosi

Keadaan emosi pasien saat dilakukan pengkajian dilihat tidak stabil, karena pasien sedang menangis.

D. Hubungan sosial - Orang yang berarti

Orang yang berarti bagi pasien adalah ayah dan ibunya, dan juga ke tiga saudaranya.

- Hubungan dengan keluarga

Hubungan pasien dengan keluarga baik.

- Hubungan dengan orang lain

Hungan pasien dengan orang lain atau dilingkungan baik.

Universitas Sumatera Utara

(26)

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spritual

- Nilai dan keyakinan

Pasien menganut agama islam.

- Kegiatan ibadah

Ibu pasien hanya bisa berdo’a untuk kesembuhan anaknya.

VII. STATUS MENTAL - Tingkat kesadaran

Composmentis.

- Penampilan Rapi.

- Pembicaraan Baik.

- Alam perasaan Sedih.

- Afek Datar.

- Interaksi selama wawancara Kontak mata baik.

- Memori

Ingatan pasien sedikit terganggu karena proses sakit yang dialaminya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

An.H terlihat lemas, dan lesu, mukosa bibir terlihat kering dan pecah- pecah, lidah terlihat putih, konjungtiva pasien pucat. An.H juga tidak selera makan dan mengalami mual dan muntah dengan konsistensi cair.

B. Tanda-tanda vital - Suhu tubuh

(27)

38◦C.

- Tekanan darah 90/70 mmHg.

- Nadi

88 kali / menit.

- Pernafasan 22 kali / menit.

- TB 88 cm.

- BB (sebelum masuk Rumah Sakit) 14 Kg.

- BB (sesudah masuk Rumah Sakit) 12,5 Kg.

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut - Bentuk

Bulat dan simetris.

- Ubun–ubun

Tidak ada benjolan.

- Kulit kepala Kurang Bersih.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut

Rambut tumbuh merata dan keadaan rambut bersih. Warna rambut hitam.

- Bau

Rambut tidak berbau.

- Warna kulit Putih.

Wajah - Warna kulit

Cokelat sawo.

Universitas Sumatera Utara

(28)

- Struktur wajah Bulat, simetris.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan Mata lengkap dan simetris.

- Palpebra

Tidak ada kelainan.

- Konjungtiva dan sklera

Konjungtiva tampak pucat dan sklera putih.

- Pupil Isokor.

- Cornea dan iris Tidak ada kelainan.

- Visus

Ketajaman penglihatan kurang baik.

- Tekanan bola mata Baik.

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi

Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah.

- Lubang hidung Lubang hidung normal.

- Cuping hidung

Pernapasan tidak menggunakan cuping hidung.

Telinga

- Bentuk Telinga

Daun telinga norman dan simetris.

- Ukuran telinga

Simetris kiri dan kanan.

- Lubang Telinga

Lubang telinga normal dan kurang bersih.

(29)

- Ketajaman pendengaran Ketajaman pendengaran baik.

Mulut dan faring - Keadaan bibir

Kering, simetris.

- Keadaan gusi dan gigi

Gigi pasien ada dan belum lengkap semua.

- Keadaan lidah

Lidah kurang bersih dan berwarna putih.

- Orofaring Pita suara baik.

Leher

- Terdapat pembengkakan pada leher pasien.

Pemeriksaan integumen - Kebersihan

Kulit tampak bersih.

- Kehangatan Hangat.

- Warna

Warna kulit cokelat sawo.

- Turgor

Turgor kurang baik, CRT > 2detik.

- Kelembaban

Kelembaban kulit kurang baik, kulit terlihat kering.

- Kelainan pada kulit

Terdapat kelainan pada kulit yaitu kulit terlihat kering.

Pemeriksaan payudara dan ketiak - Tidak dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan toraks / dada

- Bentuk normal, simetris, pernafasan terlihat teratur.

Pemeriksaan paru

- Tidak dilakukan pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara

(30)

Pemeriksaan jantung

- Tidak dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan abdomen - Tidak dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan muskulokeletal/ekstremitas (kesimetrisaan, kekuatan, otot, edema.

- Otot tampak simetris, tidak ada edema, kekuatan otot lemah.

Fungsi motorik

- Pasien tidak dapat berjalan dengan baik.

Fungsi sensorik

- Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan tajam, tumpul.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan / hari Pasien makan 3 kali sehari.

- Nafsu / selera makan

Pasien tidak selera makan, terlihat ketika ibu pasien memberikan makan pada pasien, pasien tidak menghabiskan makanan yang diberikan ibunya. Pasien hanya makan 3-5 sendok dari satu porsi piring makanan yang telah disediakan.

- Nyeri ulu hati

Tidak ada nyeri ulu hati yang dirasakan pasien.

- Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

- Mual dan muntah

Pasien mengalami mual dan muntah.

- Waktu pemberiaan makan

Pagi pada jam 07.00 wib, siang pada jam 12.00 wib, dan malam pada jam 18.00 wib.

(31)

- Jumlah dan jenis makanan

Pasien makan dengan satu piring nasi berbentuk bubur dan juga sayur-mayur serta lauk-pauk yang disiapkan ibu pasien.

- Waktu pemberian cairan/minuman

Pemberian cairan pada pasien sering dilakukan karena mulut pasien yang terlihat kering.

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) Pasien makan dan minum di sulangi oleh ibunya . Pasien kesulitan menelan karena pembengkakan yang ada dibagian leher pasien.

II. Perawatan diri / personal hygine - Kebersihan tubuh

Tubuh pasien bersih.

- Kebersihan gigi dan mulut

Mulut dan gigi pasien kurang bersih.

- Kebersihan kuku kaki dan tangan

Kuku kaki dan tangan tampak kurang bersih.

III. Pola kegiatan / aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total

Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh ibu dan ayahnya.

- Uraian aktivitas pasien selama dirawat / sakit

Selama pasien sakit, ibu dan keluarga pasien tetap melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya, seperti berdo’a.

IV. Pola eliminasi 1. BAB - Pola BAB

1 kali / hari.

- Karakter feses

Universitas Sumatera Utara

(32)

Ibu pasien mengatakan karakter fases yang dikeluarkan agak keras seperti taik kambing dan berwarna cokelat.

- Riwayat pendarahan

Ibu pasien mengatakan tidak ada perdarahan saat pasien BAB.

- Diare

Tidak ada diare.

- Penggunan laksatif

Ibu pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat pencahar dalam proses buang air besar (BAB).

2. BAK - Pola BAK

Tidak menentu, pola BAK pasien bisa saja 4-5 kali dalam sehari.

- Karakter urin

Ibu mengatakan urine yang dikeluarkan sedikit kuning dan berbau urine yang khas.

- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK Tidak ada kesulitan BAK.

- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih

Ibu pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih yang pernag diderita oleh pasien.

- Penggunan diuretik

Ibu pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat diuretik.

(33)

ANALISA DATA

No Data Etiologi (penyebab) Masalah

Keperawatan 1.

2.

Ds :

- Ibu pasien mengatakan An.H mengalami mual dan muntah.

- Ibu An.H juga mengalami demam ketika sore hari menjelang malam hari.

- An.H juga mengalami tidak nafsu makan karena terdapat pembengkakan pada bagian leher An.H.

Do :

- An.H terlihat lemas, dan pucat.

- Mukosa bibir An.H kering.

- Konjungtiva An.H pucat.

- Porsi makan An.H hanya 3-5 sendok makan.

- T : 38◦C.

Ds :

- Ibu An.H mengatakan An.H sering terbangun tengah malam.

- Ibu An.H mengatakan An.H kurang tidur.

Do :

- An.H tampak lemas.

- An.H terlihat lesu.

- Konjungtiva terlihat pucat.

Kurang asupan makanan

Mual dan muntah pada pasien.

Tidak nafsu makan

Nutrisi kurang dari kebutuhan.

Peningkatan suhu tubuh

Merangsang SSO

Mengaktivas Nonepinephrin Saraf simpatis terangsang untuk memacu RAS mengaktifkan kerja organ tubuh. REM menurun

Klien terjaga

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Gangguan istirahat tidur.

Universitas Sumatera Utara

(34)

MASALAH KEPERAWATAN 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Gangguan pola tidur.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan ke dalam tubuh, hilangnya nafsu makan dan mual muntah ditandai dengan pasien tampak lemah terlihat lemas, dan pucat, mukosa bibir kering, konjungtiva pucat.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh ditandai dengan An.H sering terbangun di tengah malam, dan An.H terlihat lemas dan lesu.

(35)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No Diagnosa NIC NOC

1. Nutrisi,

Ketidakseimbangan:

Kurang dari kebutuhan tubuh.

Defenisi:Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Batasan Karakteristik:

- Nyeri abdomen.

- Membran mukosa pucat.

- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat.

- Kelemahan otot untuk menelan.

- Bina hubungan

terapeutik berdasarkan rasa percaya dan saling menghormati.

- Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien.

- Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.

- Monitor adanya mual muntah.

- Tentukan pola makan (makanan yang disukai dan tidak disukai).

- Pastikan bahwa dalam diit mengandung makanan dan minuman yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

- Sediakan (bagi) pasien makanan dan minuman yang tinggi protein, tinggi kalori dan mudah dikonsumsi sesuai kebutuhan.

Status nutrisi:

Asupan nutrisi.

Nafsu makan.

Status menelan.

Kriteria Hasil : - Asupan gizi

terpenuhi.

- Adanya

keinginan untuk makan.

- Kemampuan mengunyah baik.

Universitas Sumatera Utara

(36)

No. Diagnosa NOC NIC 2. Gangguan pola tidur.

Definisi :Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.

Batasan Karakteristik : - Ketidakpuasan tidur.

- Menyatakan sering terjaga.

Tidur

Kriteria Hasil : - Pola tidur terpenuhi.

- Jam tidur dalam batas normal.

- Perasaan segar terpenuhi.

- Pilih seting lingkungan yang tenang dan nyaman.

- Instruksikan klien untuk menggunakan metode mengurangi kecemasan (teknik

bernafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot, mendengar musik-musik lembut jika diperlukan).

- Berikan obat anti kecemasan jika diperluakn.

- Jelaskan pentingnya tidur adekuat.

(37)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal

No.Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Selasa

09/05/17

1 1. Mengajak pasien serta keluarga

berkomunikasi.

2. Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien.

3. Memonitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.

4. Memonitor adanya mual muntah.

5. Menentukan pola makan (makanan yang disukai dan tidak disukai).

6. Memastikan bahwa dalam diit mengandung makanan dan minuman yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

7. Menyediakan (bagi) pasien makanan dan minuman yang tinggi protein, tinggi kalori, dan mudah dikonsumsi sesuai kebutuhan.

S:

- Ibu pasien mengatakan An.H masih mengalami mual dan muntah.

O:

- K/u : Lemah

- BB : 15 kg (sebelum sakit) - BB : 12,5 kg (setelah sakit) - TB : 88 cm

- Porsi makanan yang habis hanya ¼ porsi

- TD : 90/70 mmHg - T : 37,2 ◦C - HR : 80 kali/menit.

- RR : 22 kali/menit.

A: Masalah belum teratasi - Pasien masih mengalami

mual dan muntah, mukosa bibir masih terlihat kering, dan pasien masih terlihat pucat.

P: Intervensi dilanjutkan -Mengidentifikasi adanya

alergi.

-Menentukan pola makan pasien.

-Memantau TTV pasien.

-Mengkaji mual dan muntah yang terjadi pada pasien.

Universitas Sumatera Utara

(38)

Hari/

Tanggal

No.Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Selasa

09/05/17

2 1. Memilih seting

lingkunagn yang tenang dan nyaman.

2. Menginstruksikan klien untuk menggunakan metode mengurangi kecemasan (teknik bernafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot, mendengar musik- musik lembut jika diperlukan).

3. Memberikan obat kecemasan jika diperlukan.

4. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat.

S:

- Ibu pasien mengatakan An.H masih sering

terbangun pada malam hari.

O:

-Pasien masih terlihat lesu dan lemas.

-Konjungtiva masih pucat.

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi - Memilih seting lingkungan

yang tenang dan nyaman.

- Anjurkan tekhnik distraksi.

- Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat.

(39)

Hari/

Tanggal

No.Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Rabu

10/05/17

1 1. Mengajak pasien serta keluarga

berkomunikasi.

2. Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien.

3. Memonitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.

4. Memonitor adanya mual muntah.

5. Menentukan pola makan (makanan yang disukai dan tidak disukai).

6. Memastikan bahwa dalam diit mengandung makanan dan minuman yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

7. Menyediakan (bagi) pasien makanan dan minuman yang tinggi protein, tinggi kalori, dan mudah dikonsumsi sesuai kebutuhan.

S:

- Ibu pasien mengatakan mual dan muntah An.H berkurang.

O:

- K/u : Lemah

- BB : 15 kg (sebelum sakit) - BB : 12,5 kg (setelah sakit) - TB : 88 cm

- Porsi makanan yang habis hanya ¼ porsi

- TD : 90/80 mmHg - T : 36,6 ◦C - HR : 80 kali/menit.

- RR : 22 kali/menit.

A: Masalah belum teratasi - Bibir pasien masih

terlihat kering, dan pasien masih terlihat pucat.

P: Intervensi dilanjutkan -Menentukan pola makan

pasien.

-Mengkaji mual dan muntah yang terjadi pada pasien.

-Memantau TTV pasien.

Universitas Sumatera Utara

(40)

Hari/

Tanggal

No.Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Rabu

10/05/17

2 1. Memilih seting

lingkunagn yang tenang dan nyaman.

2. Menginstruksikan klien untuk menggunakan metode mengurangi kecemasan (teknik bernafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot, mendengar musik- musik lembut jika diperlukan).

3. Memberikan obat kecemasan jika diperlukan.

4. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat.

S:

- Ibu pasien mengatakan An.H sudah mulai tertidur pulas.

O:

-Pasien sudah terlihat lebih segar.

-Konjungtiva mulai berwarna merah.

-Pasien tidur ≤ 8 jam.

A: Masalah teratasi

P :Intervensi dihentikan.

(41)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan nutrisi adalah elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral oleh sebab itu sangat penting dalam pemenuhan nutrisi yang seimbang untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Kekurangan nutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan karena asupan nutrisi yang kurang dari kebutuhan metabolik.

Pengkajian yang dilakukan terhadap An.H pada tanggal 09 Mei 2017 dengan diagnosa Demam Thypoid dan ditemukan prioritas masalah dengan kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan ke dalam tubuh, hilangnya nafsu makan dan mual muntah ditandai dengan pasien tampak lemah terlihat lemas, dan pucat, mukosa bibir kering, konjungtiva pucat, BB: 12,5 kg, TB: 88 cm, TD: 90/70 nnHg, T: 37◦C, HR: 88 kali/menit, dan RR: 22 kali/menit.

B. Saran

1. Bagi Intansi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan agar lebih banyak menyediakan referensi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII Keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

(42)

2. Bagi klien dan keluarga

Agar memperoleh pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi serta meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kebutuhan nutrisi.

3. Bagi profesi keperawatan

Bagi profesi keperawatan agar dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi.

4. Bagi mahasiswa

Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan nutrisi.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Astuti, H.W. (2011). Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Bulechek, M.G, et all. (2013). Nursing Intervision Classification (NIC). Indonesia Edition, Indonesia: Mocomedia.

Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13. Jakarta:

EGC.

Gleadle, Jonathan. (2005). At a Glance Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik.

Jakarta: Erlangga.

Hidayat, A.A & Musrifatul U. (2015). Pengantar Kebutuhan dasar Manusia . Jakarta: SalembaMedika.

Lewis, et all. (2011) .Medical - Surgical Nursing Assessment and Management of Clinical Problems Volume 2. English: Elsevier.

Moorhead, Sue, et all. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia Edition. Indonesia: Mocomedia.

Nair, Muralitharan, et all. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan Panduan Penting untuk Mahasiswa Keperawatan & Kesehatan. Jakarta: BumiMedika.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Edisi 3. Jakarta: ECG.

Sudarta, I.W. (2016). Pengkajian Fisik Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Rosdahl, C.B, et all. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta:

EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan DasarManusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Wilkinson, J.M dan Ahern, N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9. Jakarta: EGC.

Universitas Sumatera Utara

(44)

CATATAN PERKEMBANGAN No.

Dx

Hari/

Tanggal

Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi

1. Selasa, 09 Mei 2017

11.00

11.30

12.00

12.30

12.40

13.00

13.15

8. Mengajak pasien serta keluarga

berkomunikasi.

9. Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien.

10. Memonitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.

11. Memonitor adanya mual muntah.

12. Menentukan pola makan (makanan yang disukai dan tidak disukai).

13. Memastikan bahwa dalam diit mengandung makanan dan minuman yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

14. Menyediakan (bagi) pasien makanan dan

minuman yang tinggi protein, tinggi kalori, dan mudah

dikonsumsi sesuai kebutuhan.

S:

- Ibu pasien

mengatakan An.H masih mengalami mual dan muntah.

O:

- K/u : Lemah

- BB : 15 kg (sebelum sakit)

- BB : 12,5 kg (setelah sakit)

- TB : 88 cm

- Porsi makanan yang habis hanya ¼ porsi - TD : 90/70 mmHg - T : 37,2 ◦C - HR : 80 kali/menit.

- RR : 22 kali/menit.

A: Masalah belum teratasi

- Pasien masih

mengalami mual dan muntah, mukosa bibir masih terlihat kering, dan pasien masih terlihat pucat.

P: Intervensi dilanjutkan -Mengidentifikasi adanya

alergi.

-Menentukan pola makan pasien.

- Memantau TTV pasien.

- Mengkaji mual dan muntah yang terjadi pada pasien.

(45)

No.

Dx

Hari/

Tanggal

Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi

2. Selasa, 09 Mei 2017

10.00

10.30

10.45

10.55

1. Memilih seting lingkunagn yang tenang dan nyaman.

2. Menginstruksikan klien untuk

menggunakan metode mengurangi

kecemasan (teknik bernafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot, mendengar musik-musik lembut jika diperlukan).

3. Memberikan obat kecemasan jika diperlukan.

4. Menjelaskan

pentingnya tidur yang adekuat.

S:

-Ibu pasien mengatakan An.H masih sering terbangun pada malam hari.

O:

-Pasien masih terlihat lesu dan lemas.

-Konjungtiva masih pucat.

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi - Memilih seting

lingkungan yang tenang dan nyaman.

- Anjurkan tekhnik distraksi.

- Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat.

Universitas Sumatera Utara

(46)

No.

Dx

Hari/

Tanggal

Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi

1. Rabu, 10 Mei 2017

11.00

11.30

12.00

12.30

12.40

13.00

13.15

8. Mengajak pasien serta keluarga berkomunikasi.

9. Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien.

10. Memonitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.

11. Memonitor adanya mual muntah.

12. Menentukan pola makan (makanan yang disukai dan tidak disukai).

13. Memastikan bahwa dalam diit mengandung makanan dan minuman yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

14. Menyediakan (bagi) pasien makanan dan

minuman yang tinggi protein, tinggi kalori, dan mudah

dikonsumsi sesuai kebutuhan.

S:

- Ibu pasien

mengatakan mual dan muntah An.H berkurang.

O:

- K/u : Lemah

- BB : 15 kg (sebelum sakit)

- BB : 12,5 kg (setelah sakit)

- TB : 88 cm

- Porsi makanan yang habis hanya ¼ porsi - TD : 90/80 mmHg - T : 36,6 ◦C - HR : 80 kali/menit.

- RR : 22 kali/menit.

A: Masalah belum teratasi

-Bibir pasien masih terlihat kering, dan pasien masih terlihat pucat.

P: Intervensi dilanjutkan -Menentukan pola

makan pasien.

-Mengkaji mual dan muntah yang terjadi pada pasien.

-Memantau TTV pasien.

(47)

No.

Dx

Hari/

Tanggal

Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi

2. Rabu, 10 Mei 2017

10.00

10.30

10.45

10.55

1. Memilih seting lingkunagn yang tenang dan nyaman.

2. Menginstruksikan klien untuk

menggunakan metode mengurangi

kecemasan (teknik bernafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot, mendengar musik-musik lembut jika diperlukan).

3. Memberikan obat kecemasan jika diperlukan.

4. Menjelaskan

pentingnya tidur yang adekuat.

S:

-Ibu pasien mengatakan An.H sudah mulai tertidur pulas.

O:

-Pasien sudah terlihat lebih segar.

-Konjungtiva mulai berwarna merah.

-Pasien tidur ≤ 8 jam.

A: Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan.

Universitas Sumatera Utara

(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Atikah Syahlah

2. NIM : 142500011

3. Tempat/Tgl.Lahir : Janji Manahan Kawat/ 21 September 1996 4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Kebangsaan/Suku : Indonesia/Jawa

7. Status : Belum Menikah

8. Alamat : Jl. Jati Luhur Gg. Resmi No. 128 9. Pekerjaan : Mahasiswa

10. Nama Orang Tua/Wali

a. Ayah : Yusman, S.Ag., M.A

Pekerjaan : Dosen di UIN Sumatera Utara Alamat : Jl. Jati Luhur Gg. Resmi No. 128 b. Ibu : Masnawati Darlah Hsb, S.Ag.

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Jati Luhur Gg. Resmi No. 128 11. Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan

Nama Institusi Tahun Lulus

1. SD SDN 105292 Deli Serdang 2002 – 2008

2. SMP/MTs MTs Cerdas Murni Deli Serdang 2008 – 2011

3. SMA/MAN MAN 1 Medan 2011 – 2014

Medan, Agustus 2017 Penulis

Atikah Syahlah

Referensi

Dokumen terkait

Khasrad yang telah selesai kita laksanakan, dapat diunduh pada link yang telah kami undduh di bawah

A 3D indoor GIS representation of building structures aimed at emergency response is integrated with the indoor Geometric network Model (GNM) to create the network

persoalan mitra program yang telah disepakati bersama untuk kedua aspek utama dalam kurun waktu realisasi program IbM, (untuk mitra usaha mikro atau calon wirausaha). Uraikan

The management has the task of further developing knowledge of the customer base, relationship networks, and customer processes to enhance the intellectual property of the company,

(3) Wajib pajak yang diperiksa tidak memenuhi kewajiban yang menyebabkan petugas pemeriksa menemui kesulitan dalam menghitung jumlah uang yang diterima atau yang

Setelah memilih new document , lalu pilih beberapa fitur dari Microsoft Office Online.. Salah satunya pilih Resume and CVs

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah

Buka file yang sudah anda buat, Lalu di Menu Bar pilih dan klik Slide Show setelah itu pilih dan.. klik