• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN BANTUAN HUKUM NO REVISI -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN BANTUAN HUKUM NO REVISI -"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 1/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016 Dibuat oleh

KASUBBAGKUM BAGSUMDA

I MADE TISTA IPTU NRP 60120679

Diperiksa oleh

KABAGSUMDA

I KM MERTAYASA, SH.

KOMPOL NRP 66060354

Disahkan oleh

KAPOLRES

KARSIMAN, S.I.K. MM.

AKBP NRP 71040692 1. Tujuan

Standar operasional prosedur pelayanan bantuan hukum bertujuan sebagai pedoman bagi personel Subbagkum dalam rangka memperlancar proses pemberian pelayana bantuan hukum sesuai prosedur di lingkungan Polres Lombok Timur.

2. Pedoman/acuan

2.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP;

2.2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;

2.3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2.4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat;

2.5 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri;

2.6 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri;

2.7 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Institusional Perradilan Umum Bagi Anggota Polri;

2.8 Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/43/IX/2004 tentang Tata Cara Penyelesaian Pelanggaran Disiplin Anggota Polri;

2.9 Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/44/IX/2004 tentang Tata Cara Sidang Disiplin Anggota Polri;

2.10 Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum di lingkungan Polri;

Peraturan…..

(2)

2

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 2/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016

2.11 Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengajuan Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2.12 Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor;

2.13 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri;

Peraturan Kapolri Nomor 19 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Komisi Kode Etik Polri;

2.14 Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun1971 tentang Pegawai Negeri atau Anggota Militer Yang Melakukan Pekerjaan Sebagai Pembela atau Penasehat Hukum di Muka Pengadilan.

3. Pengertian

3.1 Bantuan dan nasehat hukum adalah segala usaha, upaya, kegiatan dalam rangka membantu menyelesaikan kasus-kasus hukum yang meliputi kegiatan bantuan, nasehat dan konsultasi hukum baik melalui peradilan maupun di luar peradilan;

3.2 Kuasa hukum/pendamping adalah anggota Polri dan/atau PNS Polri yang berlatar belakang pendidikan hukum yang mendapat perintah/atau tugas atau kuasa dari pimpinan Polri untuk memberikan bantuan hukum, nasehat hukum dan konsultasi hukum;

3.3 Surat perintah adalah surat yang diterbitkan oleh Kapolri, Kapolda atau Kapolres bagi anggota Polri/PNS melaksanakan tugas sebagai penasehat hukum yang berisi penugasan untuk memberikan pelayanan hukum di bidang bantuan dan nasehat hukum;

3.4 Surat Kuasa adalah surat yang diberikan kepada seseorang Advokat, Pengacara/Penasehat Hukum untuk bertindak sebagai Penerima Kuasa baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk menghadapi suatu perkara;

3.5 Pemohon adalah satuan Polri dan keluarga besar Polri yang terdiri dari anggota Polri, PNS Polri, Purna Polri, Warakauri, Wredatama/Duda/Janda dari Polri/PNS Polri, Veteran beserta keluarganya;

3.6 Kepentingan dinas adalah kegiatan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan fungsi dan tugas kepolisian;

Kepentingan….

(3)

3

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 3/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016

3.7 Kepentingan perorangan adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pribadi anggota Polri, PNS Polri, Purna Polri, Warakauri, Wredatama/Duda/Janda dari Polri/PNS Polri, Veteran beserta keluarganya;

3.8 Keluarga adalah meliputi suami, istri, orang tua kandung/mertua, saudara kandung, anak kandung, anak tiri dan anak angkat yang sah;

3.9 Biaya adalah semua biaya yang diperlukan dalam rangka mendukung penyelesaian kasus-kasus hukum yang ditangani oleh Penasehat Hukum/Kuasa Hukum/Pendamping untuk kepetingan institusi dibebankan kepada anggaran dinas, yang sudah dianggarkan.

4. Alat

4.1 Alat perlengkapan pelayanan bantuan hukum yang digunakan meliputi:

4.1.1 Komputer;

4.1.2 Printer;

4.1.3 Alat tulis (papan tulis/white board; spidol besar/kecil, pensil, stopmap); dan

4.1.4 Meja dan kursi sesuai kebutuhan.

4.2 Piranti lain/referensi yang berkaitan dengan produk hukum;

4.3 Ruang Advokat khusus sebagai tempat diskusi/pembahasan dan evaluasi setelah melaksanakan tugas advokasi.

5. Prosedur Pelaksanaan

5.1 Tahap penerimaan dan pendistribusian pemohon atau reelas panggilan;

5.1.1 Permohonan bantuan dan nasehat hukum diajukan secara tertulis kepada Kapolres denan disertai uraian lengkap tentang pokok- pokok permasalahan yang terjadi/dihadapi;

5.1.2 Pendistribusian disposisi Kapolres diteruskan oleh Kabagsumda kepada Subbagkum;

5.1.3 Kasubbagkum selanjutnya menyiapkan konsep Surat Perintah dari Kapolres dan Surat Kuasa dari Pemohon;

Konsep…..

(4)

4

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 4/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016

5.1.4 Konsep Surat Perintah setelah diparaf Kabagsumda diajukan ke Kapolres untuk ditandatangani, sedangkan konsep Surat Kuasa diteruskan kepada Pemohon untuk ditandatangani oleh Pemberi dan Penerima Kuasa berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres;

5.1.5 Subbagkkum dapat melakukan koordinasi dengan pemohon berkaitan dengan duduk perkara yang diajukan permohonan bantuan hukum dalam rangka mengumpulkan data dan fakta untuk mendukung kegiatan proses di persidangan;

5.1.6 Pemberian bantuan dan nasehat hukum hanya untuk personel Polri, PNS dan keluarganya di tingkat Polres, apabila kasus-kasus/perkara yang menyangkut institusi wilayah Polres, Polda dan Mabes Polri atau kasus menonjol maka dikoordinasikan dengan Bidkum Polda atau Divkum Mabes.

5.2 Pelaksanaan pelayanan bantuan dan nasehat hukum;

5.2.1 Bantuan hukum diberikan sejak tingkat penyidikan sampai pada semua tingkatan peradilan berdasarkan ketentuan hukum acara yang berlaku;

5.2.2 Pendampingan diberikan mulai dari tingkat pemeriksaan sampai pada sidang disiplin atau kode etik;

5.2.3 Surat Perintah dan Surat Kuasa diberikan dalam bantuan hukum/pendampingan hanya untuk satu perkara sesuai permintaan/permohonan bantuan dan nasehat hukum;

5.2.4 Pemberian bantuan hukum dilaksanakan dalam perkara perdata, pra peradilan, perkara pidana, gugatan di pengadilan agama (bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah), gugatan perkara tata usaha Negara (PTUN), serta perkara sidang pelanggaran disiplin anggota Polri dan Kode Etik Polri;

5.2.5 Langkah/kegiatan dalam memberikan bantuan dan nasehat hukum:

5.2.5.1 Di luar pengadilan, yaitu :

5.2.5.1.1 Menghubungi pihak-pihak yang terkait dalam kasus yang sedang ditangani;

Memberikan…..

(5)

5

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 5/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016

5.2.5.1.2 Memberikan saran pendapat hukum tentang kasus yang sedang ditangani;

5.2.5.1.3 Mengadakan perdamaian terhadap pihak- pihak yang bersengketa; dan

5.2.5.1.4 Mendampingi terperiksa dalam pemeriksaan.

5.2.5.2 Di sidang peradilan pidana:

5.2.5.2.1 Mendampingi terdakwa dalam pemeriksaan depan sidang;

5.2.5.2.2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada para saksi dan terdakwa tentang peristiwa pidana yang terjadi;

5.2.5.2.3 Menentukan sikap dalam putusan;

5.2.5.2.4 Mengajukan keberatan-keberatan terhadap pertanyaan yang tidak dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan atau tidak relevan dengan peristiwa tersebut;

5.2.5.2.5 Membuat eksepsi, menjawab surat dakwaan yang berhubungan dengan kewenangan pengadilan, dakwaan tidak dapat diterima dan dakwaan harus dibatalkan;

5.2.5.2.6 Pembelaan (pledooi), tanggapan/sanggahan yang dibuat dan dibacakan oleh terdakwa/kuasa hukum tuntutan (rekuisitor), penuntut umum;

5.2.5.2.7 Duplik adalah untuk menjawab replik dari penuntut umum dalam KUHAP terdakwa selalu mendapat giliran terakhir Tanya jawab atau jawab menjawab;

5.2.5.2.8 Mengajukan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali.

5.2.5.3 Di sidang peradilan perdata , praperadilan, PTUN dan agama:

5.2.5.3.1 Menghubungi pihak-pihak;

Membuat…..

(6)

6

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 6/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016

5.2.5.3.2 Membuat surat gugatan atau permohonan;

5.2.5.3.3 Mengadakan perdamaian;

5.2.5.3.4 Membuat eksepsi;

5.2.5.3.5 Membuat jawaban atau tanpa rekonvensi;

5.2.5.3.6 Membuat replik;

5.2.5.3.7 Membuat duplik;

5.2.5.3.8 Mempersiapkan pembuktian dan saksi;

5.2.5.3.9 Membuat kesimpulan;

5.2.5.3.10 Menentukan sikap atas putusan;

5.2.5.3.11 Mengadakan upaya hukum;

5.2.5.3.12 Membuat memori banding;

5.2.5.3.13 Membuat memori kasasi;mengadakan upaya hukum ;

5.2.5.3.14 Mengadakan upaya hukum luar biasa;

5.2.5.3.15 Membuat memori peninjauan kembali;

5.2.5.3.16 Membuat permohonan eksekusi;

5.2.5.3.17 Membuat permohonan pelaksanaan putusan aanmaning yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti.

5.2.5.4 Di sidang kode etik profesi dan disiplin:

5.2.5.4.1 Mendampingi terperiksa untuk disidang baik diminta ataupun tidak oleh terperiksa;

5.2.5.4.2 Mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi dan terperiksa;

5.2.5.4.3 Membuat nota pembelaan terperiksa.

5.3 Laporan pelaksanaan:

5.3.1 Laporan pelaksanaan tugas pelayanan bantuan hukum dilaksanakan pada setiap tahapan persidangan baik lisan maupun tertulis kepada Kapolres Up. Kabagsumda;

5.3.2 Laporan pelaksanaan tugas secara keseluruhan/ global disertai hasil persidangan dilakukan secara tertulis kepada Kapolres Lotim tembusan Kadivkum Polri, Kapolda NTB dan Kabidkum Polda NTB.

Mekanisme…..

(7)

7

Surat masuk Permohonan/

relaas

POK ADVOKAT Melaksanakan tugas beracara di pengadilan

mulai dari riksa tingkat penuntutan beracara,

upaya hukum lain &

membuat Laporan Pelaksanaan Tugas

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

RESOR LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN BANTUAN HUKUM

NOMOR:

B/ 23 /I/2016/POLRES LOTIM

NO REVISI -

HALAMAN 7/7

TANGGAL TERBIT: 12 JANUARI 2016

6. Mekanisme Pelayanan Bantuan Hukum

Kapolres Menganalisa permohonan/relaas

panggilan sidang selanjutnya

dibuatkan rekomendasi Kasium

Surat

permohonan/relaas Diterima Kasium,

setelah

Diregister diajukan kpd Kapolres

Rekomendasi Kapolres KABAGSUMDA

Meneruskan rekomendasi/

disposisi Kapolres kpd Kasubbagkum KASUBBAGKUM

Mengajukan Surat Perintah untuk ditandatangani Kapolres dan membuat Surat

Kuasa yg ditandangani oleh

pemohon

POK ADVOKAT Setelah menerima

Sprin dan Surat Kuasa melakukan koordinasi dengan

Pemohon menyangkut perkara

yg diajukan

KAPOLRES Tidak

merekomendasiakan untuk ditindaklanjuti

(di file)

Referensi

Dokumen terkait

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara- negara yang

[r]

Setelah melalui berbagai tahap yaitu pembuatan proposal skripsi, pengembangan produk, penelitian, pengolahan data, dan beberapa revisi, akhirnya skripsi yang

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan, dengan belum tersedianya bahan ajar atau media maka perlu sekali dikembangkan modul TKFL, oleh sebab itu penelitian

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pembelajaran fisika SMA dengan pendekatan Discovery Learning sebagai

Materi Pokok : Sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil yang dapat mendukung keberhasilan dalam.. menjalankan

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat CENDEKIA UTAMA menerima artikel ilmiah dari hasil penelitian, laporan/studi kasus, kajian/tinjauan pustaka, maupun penyegar

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraini pada 2012 menyatakan bahwa ketidaktahuan remaja tentang layanan PKPR merupakan faktor penting dalam menentukan akses