• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIS SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIS SISWA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDINGSEMINARNASIONAL

STKIPPGRISUMATERABARAT SEPLI NARTO, ZULFANETI, LITA LOVIA

53 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIS SISWA Sepli Narto, Zulfaneti, Lita Lovia

STKIP PGRI Sumatera Barat, Gunung Pangilun, Padang nartosepli@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar matematika siswa yang masih rendah dan kurangnya motivasi dan minat siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Instrumen penelitian yaitu tes akhir berbentuk esai. Teknik analisis data tes akhir menggunakan uji t satu pihak. Hasil uji hipotesis diperoleh =1,6431 lebih dari =0,6298. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada kelas VII SMPN 25 Padang.

Kata kunci: Quiz Team, Hasil Belajar Matematika

PENDAHULUAN

Matematika salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Berasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMPN 25 Padang, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa masih kurang. Selain itu siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan ide, gagasan maupun pertanyaan kepada guru masih harus ditingkatkan. Guru menyatakan siswa kesulitan mempelajari matematika, sehingga siswa mudah bosan mempelajarai matematika.

Wawancara dengan sebagian siswa, siswa menyatakan kurang tertarik dengan pembelajaran matematika. Matematika dianggap oleh siswa merupakan kumpulan rumus yang sulit dihapal oleh siswa. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran matematika, karena siswa menganggap pembelajaran matematika sulit. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dalam belajar. Maka untuk menarik motivasi siswa, salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team.

(2)

VOL.3NO.1

APRIL2017 ISSN:2443-1257

54

Strategi pembelajaran aktif Tipe Quiz Team merupakan pembelajaran yang meningkatkan kaaktifan dan hasil balajar siswa dalam proses belajar. Sesuai dengan diungkapkan oleh Nurhaniza (2013) penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team dalam proses pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar-mengajar kondusif, menyenangkan dan tidak menakutkan, sehingga siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sunarto dalam Arta Wiyanti (2012:4) “Siswa yang memiliki rasa gembira pada saat mengikuti proses pembelajaran akan memiliki kemampuan untuk memfokuskan dan terlibar secara aktif lebih lama dalam proses pembelajaran”. Siswa yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan dan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana menyenangkan dan tidak diikuti susana tegang sangat baik untuk memangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMPN 25 padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada 02 Januari s/d 31 Januari 2018 Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 di kelas VII SMPN 25 Padang. Penelitian ini merupakan penelitan eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah “ Randomized Control Postes Only Design”, dan populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 25 Padang.

Sampel dipilih secarah acak melalui loting, kelas yang terpilih pertama VII.2 sebagai kelas eksperimen dan pengambilan kedua yaitu kelas VII.3 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes yang diberikan berbentuk essay (uraian).Sebelumdilakukantesakhir, dilakukanujicobasoaltes di SMPN 12 PadangBerdasarkan perhitungan didapatkan = 0,82 dan = 0,4329 sehingga > dan dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar yang diuji realibilitasnya dinyatakan reliabel.Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji-t satu pihak yang dikemukakan oleh Sudjana (2005).

(3)

PROSIDINGSEMINARNASIONAL

STKIPPGRISUMATERABARAT SEPLI NARTO, ZULFANETI, LITA LOVIA

55 HASIL DAN PEMBAHASAN (Kapital 12 pt bold)

Hasil belajar matematis siswa dapat dilihat dari hasil tes akhir pada kedua kelas sampel setelah diterapkan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dan pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Kelas Sampel Kelas Sampel N

Eksperimen 29 79,78 16,14 100 45,45

Kontrol 30 72,58 17,48 100 36,36

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat skor rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata siswa pada kelas kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adalah“Hasil belajar siswa menggunakan strategi pembelajaran aktiftipe quiz team lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VII SMPN 25 Padang”.

Hasil analisis data tes akhir diketahui kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen, maka untuk uji hipotesis digunakan uji t satu pihak.Hasil perhitungan diperoleh = 1,6431 dengan = 0,6298 pada taraf nyata = 0,05. Karena > maka tolak H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VII SMPN 25 Padang.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen Pada awal pembelajaran, guru memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari serta menjelaskan tentang strategi pembelajaran Quiz Team. Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 tim yaitu tim A, B, dan C berdasarkan kemampuam akademik masing-masing siswa. Pada saat guru membagikan tim, ada beberapa siswa yang menolak teman setimnya dengan alasan tidak cocok dan tidak nyaman belajar dengan anggota timnya tersebut. Untuk mengatasi guru menjelaskan bahwa tim sudah dibagi berdasarkan keragaman kemampuan dengan tujuan agar setiap tim dapat saling membantu dan berbagi informasi tentang materi yang sedang dipelajari. Guru juga menekankan bahwa akan ada kelompok yang terbaik setiap akhir pembelajaran. Kemudian guru menugaskan siswa untuk mengamati buku

(4)

VOL.3NO.1

APRIL2017 ISSN:2443-1257

56

pegangan siswa tentang materi yang dipelajari, apabila ada pertanyaan dari siswa maka guru menanggapi pertanyaan dari siswa tersebut.

Setelah itu guru meminta tim A, B, dan C mempersiapkan pertanyaan singkat sebanyak 2 pertanyaan, tim A mempersiapkan pertanyaan untuk tim B dan C dan begitu seterusnya. Setelah siswa selesai membuat kuis guru mengecek kevalidan soal. Tim pertama memulai kuis dengan membacakan soal kuis yang pertama, dan memberikan waktu kepada tim lain untuk menyelesaikan soal tersebut. Setelah waktu yang ditentukan habis, maka tim yang diberikan soal kuis harus menjawab soal, apabila tidak bisa maka tim lain mempunyai kesempatan untuk merebut kuis tersebut. Jika jawaban benar maka salah satu dari tim yang benar mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

Pelaksanaannya strategi pada kelas sampel pada pertemuan pertama kurang berjalan dengan baik. Siswa yang telah dibagi kedalam 3 tim ada yang tidak terima dengan tim yang sudah ditentukan. Guru memberikan pengertian bahwa masing-masing tim sudah ditentukan dengan adil dan berdasarkan kemampuan yang beragam. Pada saat membuat pertanyaan siswa juga mengalami kesulitan, selain itu kerjasama dalam tim kurang terlaksana dengan baik dan siswa masih cenderung mengerjakan soal sendiri.

Sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada saat guru memilih siswa untuk mempresentasikan ke depan kelas, guru juga mengalami kesulitan karena banyak siswa yang tidak mau dengan alasan tidak bisa. Guru kembali menegaskan kepada siswa bahwa siswa yang terpilih untuk mempresentasikan tidak hanya bertanggungjawab untuk nilainya sendiri tetapi juga untuk nilai kelompok.

Gambar 1. contoh pertanyaan dan jawaban yang dibuat oleh satu tim pada pertemuan pertama.

(5)

PROSIDINGSEMINARNASIONAL

STKIPPGRISUMATERABARAT SEPLI NARTO, ZULFANETI, LITA LOVIA

57 Pada Gambar 1 terlihat bahwa dari materi yang disajikan anggota tim sudah bisa memberikan pertanyaan untuk tim lain, walaupun belum sempurna dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Berdasarkan konsep perbandingan jawaban dari perbandingan ayam dengan cabe seharusnya adalah ayam : cabe bukan cabe : ayam.

Selain itu tim B juga masih salah dalam menyamakan besaran dalam perbandingan.

Seharunya 100 ons = 10 kg bukan 1 kg.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sudah mulai membaik hal ini terlihat dari ada beberapa tim yang sudah mempersiapkan pertanyaan di rumah karena termotivasi untuk mendapatkan predikat tim terbaik. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain. Selain itu siswa juga sudah mulai mampu dalam menjawab pertanyaan tersebut dengan sempurna. Siswa juga sudah memiliki rasa tanggung jawab dalam mempresentasikan jawabannya ke depan kelas walaupun masih ada beberapa siswa yang masih enggan untuk maju ke depan kelas.

Gambar 2. Gambar 2 adalah contoh pertanyaan dan jawaban pada pertemuan kedua.

Pada Gambar 2 terlihat bahwa siswa sudah mampu membuat soal namun masih merasa kesulitan dalam menjawab kuis yang diberikan. Pada pertemuan ini siswa banyak mengeluhkan waktu yang diberikan dalam menjawab soal tidak cukup sehingga banyak kuis yang tidak dapat diselesaikan dengan baik. Disini guru memberikan pengarahan kepada siswa agar bekerjasama dengan tim agar bisa menyelesaikan kuis dengan tepat dan cepat. Karena dengan berkerja tim masalah yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik.

Pada pertemuan ketiga siswa sudah mulai bekerjasama dalam tim untuk menyelesaikan kuis yang diberikan. Siswa sudah mulai mampu menjawab kuis dengan baik dan cepat sesuai dengan waktu yang diberikan. Walaupun masih ada beberapa

(6)

VOL.3NO.1

APRIL2017 ISSN:2443-1257

58

siswa yang masih enggan dalam ikut serta dalam kerja kelompok namun secara keseluruhan siswa sudah mampu melaksanakan strategi aktif Quiz Team dengan baik.

Berikut contoh pertanyaan dan jawaban kuis pada pertemuan ketiga

Gambar 3. contoh pertanyaan dan jawaban kuis pada pertemuan ketiga

Secara keseluruhan sampai pada pertemuan kelima, pelaksanaan strategi Quiz Team sudah semakin membaik,. Siswa bertambah semangat dalam membuat dan menjawab pertanyaan karena siswa ingin tampil dengan baik dan memperoleh predikat kelompok terbaik. Selain itu siswa juga sudah tidak malu-malu dalam mempresentasikan dan mengemukakan jawaban kelompoknya ke depan kelas.

Hasil belajar matematis siswa dapat dilihat dari tes akhir siswa pada kedua kelas.

Kelas eksperimen terlihat bahwa siswa sudah mampu memahami soal dengan benar, dapat dilihat dari contoh lembar jawaban tes akhir siswa pada Gambar 4.

Gambar 4. contoh lembar jawaban tes akhir siswa soal nomor 3

Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa siswa sudah mampu menguasai materi perbandingan dengan baik dan benar.

(7)

PROSIDINGSEMINARNASIONAL

STKIPPGRISUMATERABARAT SEPLI NARTO, ZULFANETI, LITA LOVIA

59 kelas kontrol belum mampu menyelesaikan soal yang berhubungan dengan perbandingan dengan baik dan benar, dapat dilihat dari contoh lembar jawaban tes akhir siswa pada Gambar 5.

Gambar 5. contoh lembar jawaban tes akhir siswa soal nomor 4

Gambar 5 merupakan terlihat bahwa lembar jawaban tes akhir siswa berkemampuan tinggi pada kelas kontrol sudah menjawab soal dengan benar, tetapi siswa menjawab soal kurang lengkap tidak ada diketahui terlebih dahulu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar matematis siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Quiz Team lebih baik dari pada hasil belajar matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional kelas VII SMPN 25 Padang Tahun Pelajaran 2017/2018.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arta Wiyanti (2014) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kuis Tim Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 23 Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: STKIP PGRI Sumbar

Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Silberman. 2013. Pembelajaran Aktif. Jakarta : PT Indeks Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Gambar

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Kelas Sampel  Kelas Sampel  N
Gambar 1. contoh pertanyaan dan jawaban yang dibuat oleh satu tim pada pertemuan  pertama
Gambar 3. contoh pertanyaan dan jawaban kuis pada pertemuan ketiga
Gambar 5. contoh lembar  jawaban  tes  akhir  siswa soal nomor 4

Referensi

Dokumen terkait

Tanah tidak terganggu (undisturbed sample ), digunakan untuk pengujian Triaxial, UCS), sedangkan untuk tanah terganggu ( disturbed sample ) digunakan untuk

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan penelitian dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keadaan dunia Internasional yang setidaknya memberikan pengaruh

Hasil penelitian diperoleh bahwa keterampilan mengajar guru dan kesiapan belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa,

Trauma tumpul abdomen yaitu trauma abdomen tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi,

Hal ini dapat dilihat pada daftar temuan masing-masing unit kerja, dimana masih banyak temuan yang statusnya masih open, bahkan ada beberapa temuan yang masih open walaupun sudah

Antara dua suku yang berurutan pada barisan 3, 18, 33,… disisipkan 4 buah bilangan sehingga terbentuk barisan aritmetika yang baru.. Jumlah 7 suku pertama dari barisan yang

kehadiaran mereka bisa belajar bersama- sama dengan anak yang normal lainya”. Namun tidak semua berjalan seperti yang kita harapkan, setelah survey pra penelitian,

SMK Negeri 6 Surakarta menjalin kerjasama dengan DUDI dalam memilih dan menentukan DUDI sebagai institusi pasangan dengan pertimbangan yang telah ditentukan