HALAMMAN SAM Ses No MPUL WAR HIB Na Ir. Coko Ni Wa Ir. K PROGRA suai dengan omor Kontra RNA KUNI LA BAH UNGG Tahun ke aniekKohdra ordaGede A yanFebrian KomangArt AM STUDI FAKU UNIVE NO DIPA PN n Surat Perja ak : 1137/U
ING APORAN A
GULAN PR
e-1 dari ren
ata, SP., ML Alit Semaraja naUtami, SP thawa Lila, I ARSITEK ULTAS PER ERSITAS U OVEMBER Dibiayai o NBP Univers anjian Penu UN14.1.23/P AKHIR ROGRAM
ncana 1 tah
LA. / 00010 aya, MS. / 0 P., M.Si. / 00 MS. / 0007
KTUR PER RTANIAN UDAYANA R 2015 oleh sitas Udaya ugasan Pelak PL/2015, tan STUDI hun 087406 0017125702 007028203 7025201 RTAMANA A ana ksanaan Pen nggal 25 Me 2
AN
RINGKASAN
Budaya merupakan hasil dari cipta dan karsa manusia. Budaya memberikan identitas pada manusia baik sebagai individu dan juga manusia dalam komunitasnya. Budaya sebagai produk manusia memiliki sifat benda (tangible)maupun tak benda (intangible). Kedua bentuk tersebut sama-sama memiliki peran yang memberikan makna manusia sebagai individu maupun sebagai komunitas masyarakat. Perspektif arsitektur lanskap memaknai budaya sebagai media perekam peradaban manusia. Dinamika kebudayaan hasil interaksi manusia dan lingkungannya terekam dan tersimpan dalam lanskap. Lanskap budaya menjadi media penting untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami, yang terjadi dalam jejak peradaban manusia. Lanskap budaya dapat menjadi sumber interpretasi dan inspirasi tak terhingga dalam memperkaya budaya itu sendiri.
PRAKATA
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa atas perkenanNya laporan akhir penelitian Hibah Unggulan Program Studi tahun 2015 dengan judul Pemetaan Potensi Lanskap Budaya: Warisan Benda dan Tak Benda dapat disusun. Laporan akhir ini merupakan bagian dari presentasi hasil penelitian mengenai potensi lanskap budaya dengan menggunakan acuan bio-region Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) Daerah Aliran Sungai (DAS) Oos Jinah sebagai wilayah pemetaan potensi lanskap. Laporan ini adalah bagian dari pemaparan tertulis dari hasil yang diperoleh. Deskripsi yang dijabarkan untuk masing-maisng potensi masih membuka peluang untuk ditindaklanjuti lebih mendalam sebagaimana tujuan awal dari penelitian ini, yaitu mempersiapkan blue print atau cetak biru untuk penelitian lanskap budaya, khususnya di Bali. Demikian pula potensi-potensi dari wilayah lain di pulau Bali masih banyak yang belum dimunculkan sehingga hasil penelitian ini masih merupakan bagian dari rencana penelitian keseluruhan. Namun hasil yang diperoleh dari penelitian ini telah dapat memberikan gambaran tentang potensi lanskap, baik yang benda maupun bersifat tak benda, yang dapat dan mungkin perlu dilestarikan untuk kelangsungan budaya di Bali.
Akhir kata, penulis berharap bahwa tulisan dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dan memperkaya informasi mengenai lanskap budaya Bali.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL WARNA KUNING ... 1
HALAMANPENGESAHAN ... I RINGKASAN ... II PRAKATA ... III DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR ... V BAB I. PENDAHULUAN ... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
BAB III. TUJUAN AND MANFAAT PENELITIAN ... 6
BAB IV. METODE PENELITIAN ... 7
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian – SWP DAS Oos JinahPulau Bali…………...…………. 7
Gambar 2. Diagram Tahapan Peta Dijital………. 9
Gambar 3. Diagram Kerangka Penelitian………...…….. 10
Gambar 4. Ruko Dekorasi Arsitektur Bali……….….…….. 12
Gambar 5. Ruko Arsitektur Art Deco………..…... 12
Gambar 6. Façade DesainArsitektur untuk Fotografi……….….…… 13
Gambar 7. Ruko Arsitektur Art Deco……….. 14
Gambar 8. Taman Narmada Bali Raja – Bangli ………. 15
Gambar 9. Candi Bentar dan Kori Agung Pura Taman Sari ………….………. 18
Gambar 10. Petani Menyiram Petak Ladang Garam di Pantai Kusamba - Klungkung ……… 16
Gambar 11. Wadah Penampungan Konsentran Air Garam………. 19
Gambar 12. Proses Penguapan Air untuk Menghasilkan Kristal Garam……….. 20
Gambar 13. Contoh Lukisan Kamasan ………..………….. 22
Gambar 14. Jajan Tradisional Ongol-ongol Sate, Pasar Senggol Klungkung……….. 24
Gambar 15. Antrean Pembeli Jajan Tradisional, Pasar Senggol Klungkung………... 25
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejatinya budaya adalah manusia itu sendiri. Budaya merupakan hasil interaksi manusia dengan segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik biotik maupun abiotik. Maka budaya merekam jejak hidup manusia dan tentunya hasil interaksi yang terjadi. Budaya merupakan produk manusia yang bersifat benda (tangible)maupun tak benda (intangible). Kedua bentuk tersebut sama-sama memiliki peran yang memberikan makna manusia sebagai individu maupun sebagai komunitas masyarakat.Budaya memberikan identitas pada manusia baik sebagai individu dan juga manusia dalam komunitasnya.
Kompleksitas dan rentang perspektif budaya yang begitu lebar terekam dalam berbagai media. Lanskap dalam pengertian bentang alam yang memuat segala produk budaya benda maupun tak benda merupakan salah satu media perekam budaya manusia. Franceso Bandarin, Direktur Unesco World Heritage, dalam wawancara denganAmerican Society of Landscape
Architecturemengatakan bahwa pada saat sebuah wilayah dipandang sebagai lanskap, maka ia
mengandung nilai-nilai budaya. Lanskap budaya penting sebagai media untuk mengetahui, mempelajari, memahami, dan mengintrospeksisegala yang terjadi dalam jejak peradaban manusia. Lanskap budaya dapat menjadi sumber interpretasi dan inspirasi tak terhingga dalam memperkaya budaya itu sendiri. Peran sebagai media perekam kejadian masa lalu dan masa kini untuk kepentingan pembelajaran dan kebaikanmasa depan, telah menempatkan lanskap budaya pada posisi penting untuk dilestarikan.
Era globalisasi dan kemajuan teknologi telah membuka gerbang besar arus informasi dan lalu lintas manusia. Terjadi interaksi budaya antar belahan dunia dengan sangat cepat dan masif terutama pada daerah-daerah tujuan pariwisata. Bali sebagai salah satu destinasi wisata terkenal di dunia, tak terelakkan pasti akan mengalami persinggungan dengan budaya lain yang bersifat positif ataupun negatif. Lanskap budaya Bali sebagai identitas diri masyarakat Bali tentu perlu dipertahankan agar tidak tergerus oleh budaya lain terutama yang tidak selaras dengan jati dirinya.
dan dipetakan. Bidang keahlian dari tim peneliti mencakup arsitektural lanskap, budaya Bali, tanaman, lingkungan, dan SIG (Sistem Informasi Geografi).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Lanskap sebagai suatu kata, awalnya dipakai hanya dikalangan pelukis, mengandung makna suatu lukisan yang merepresentasikan pemandangan alami. Sejalan dengan waktu, kata tersebut mengalami perkembangan makna, utamanya dalam bidang arsitektural dengan munculnya ranting ilmu arsitektur lanskap.Jackson (1980) menyatakan lanskap sebagai sebentuk lahan yang di atasnya terjadi interaksi antara manusia dengan lingkungan dalam jangka panjang dan akan terus mengalami perubahan dengan berjalannya waktu perubahan.Rachman (1984) dari perspektif lanskap sebagai objek memberikan definisi lanskap sebagai berikut:
... Lanskap adalah wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka bumi
ini dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik yang bersifat
alami maupun buatan manusia, yang merupakan bagian atau total lingkungan
hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh
indera kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat menjangkau dan
membayangkan.
Sementara Whythe (2002) mengatakan bahwa lanskap merupakan hasil dari interaksi antara manusia dan lingkungan fisik. Lanskap tercipta baik disengaja maupun tidak disengaja, sehingga didalam upaya untuk memahaminya perlu diperhatikan konteks dari lanskap itu sendiri. merupakan.Dalam pandangan Whythe, lanskap tidak hanya apa yang terlihat kasat mata karena lanskap merupakan produk budaya dan sosial (manusia). Kompleksitas yang terjadi dari jalinan hubungan antar variabel-variabel sosial dan budaya tersebut merupakan bagian dari unsur tak benda suatu lanskap.
Budaya
budaya adalah tindakan sehari-hari manusia dan struktur sosial masyarakat. Budaya dibentuk oleh tindakan manusia baik secara sadar ataupun tidak. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam konteks budaya tersebut mencakup kekuasaan, ras, etnisitas, sub-budaya maupun oposisinya.
Lanskap Budaya
Dunia internasional telah mengakui lanskap budaya sebagai salah satu bentuk local
genius atau kearifan lokal yang perlu dilestarikan untuk kepentingan generasi masa depan.
UNESCO mendefinisikan lanskap budaya sebagai ‘cultural landscape are those where human
interaction with natural systems has, over a long period, formed a distinctive landscape. These
interaction arise from, and cause, cultural value to develop’.Lebih lanjut dijabarkan dalam
publikasi UNESCO tentang lanskap budaya bahwa sebenarnya kata lanskap telah mengandung makna budaya. Penambahan kata budaya setelah lanskap bertujuan untuk menekankan bahwa terdapat interaksi antara manusia dengan lingkungannya, serta adanya pengakuan terhadap lanskap benda dan tak benda. O’Donnell (2011) menyatakan bahwa lanskap budaya merupakan suatu ekpresi dari suatu proses dan juga produk dari budaya dan alam itu sendiri. Interaksi terjadi terus menerus sepanjang peradaban manusia hidup di bumi. Terkadang muatan alam banyak terkandung dalam suatu lanskap, dilain waktu dan kesempatan, unsur manusia lebih menonjol dalam suatu lanskap budaya.
Groth (1997) mengingatkan bahwa dalam konteks lanskap budaya, kata budaya akan memunculkan berbagai alternatifpemaknaan begitu kata tersebut dipakai dalam suatu studi yang terkait dengan manusia, ekonomi, dan alam. Walaupun definisi kata budaya tersebut dapat dikatakan telah disepakati secara umum dalam konteks keilmuan itu sendiri. Karakter alami dari suatu lanskap terbangun selain bersifat memperkaya akan tetapi sekaligus berpotensi menciptakan kerumitan dalam teori dan metode lanskap budaya. Kerumitan tersebut hendaklah dimaknai secara positif sebagai suatu kompleksitas yang perlu dibaca dengan kaca mata multi disiplin dan bersifat kontekstual.
alam. Konsekuensi dari nilai penting tersebut adalah perlunya memelihara keberadaan lanskap budaya, termasuk melakukan upaya rehabilitasi jika dipandang perlu.
Produk Hukum Terkait Lanskap Budaya
Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya merupakan dalah satu produk hukum pemerintah Indonesia yang menaungi lanskap budaya. Cagar budaya didefinisikansebagai warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau diair yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
BAB III. TUJUAN AND MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan lanskap-lanskap budaya yang ada di Bali. Pemetaan yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup posisi spasial serta nilai-nilai benda maupun tak benda yang terkandung pada suatu obyek ataupun wilayah dalam konteks lanskap budaya. Secara khusus penelitian ini diharap, pertama, dapat menjadi cetak biru(blue print) atau semacam ‘road map’ penelitian bagi lanskap budaya Bali pada khususnya. Kedua, sebagai kontribusi data dan informasi lanskap budaya yang ada di nusantarasehingga makin memperkaya rekam jejak lanskap budaya Indonesia.
Urgensi Penelitian
Setiap jengkal lanskap muka bumi dimana manusia ada atau pernah ada, tentu merekam budaya dalam segala bentuk maupun tingkatan. Tidak semua lanskap budaya dapat dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya, mengingat begitu banyak faktor pembatas yang menghalangi upaya tersebut. Namun untuk kehidupan manusia yang lebih baik, masa kini dan masa depan, maka upaya-upaya pelestarian lanskap-lanskap budaya yang penting untuk dilakukan. Dari perspektif lingkungan dapat dengan lugas dijabarkan segala keterbatasan sumber daya alam, sehingga pemanfaatan yang bijak menjadi hal yang mendesak. Sementara dari aspek demografi, tidak dapat disangkal bahwa populasi manusia di muka bumi semakin berkembang dan mengkonsumsi banyak sumber daya alam. Lanskap budaya akan menjadi media belajar bagi manusia untuk bersikap arif dan bijak terhadap alam dan segala isinya. Artinya meminimalisir untuk membuat keputusan dan kebijakan yang tidak tepat dengan belajar dari lanskap budaya; serta mengoptimalkan penerapan cara-cara baik yang dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Lanskap budaya menjadi contoh sekaligus referensi untuk meminimalisir cara-carayang bersifat trial and error dalam bentuk masif.
BAB IV. METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian direncanakan untuk dilakukan dalam waktu 8 bulan. Lokasi penelitian meliputi area yang tercakup dalam Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) Daerah Aliran Sungai (DAS) Oos Jinah. SWP DAS Oos Jinah secara geografis berada antara koordinat 08o19’45” - 08o39’05” LS dan 115o13’15” - 115o25’15” BT. Peta orientasi untuk lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Metode Penelitian
Metode deskriptif dipergunakan dalam penelitian pemetaan potensi lanskap budaya Bali agar dapat menangkap rentang spektrum lanskap budaya yang relatif kompleks. Analisa potensi suatu lanskap budaya akan ditentukan dengan menggunakan parameter penilai kategori lanskap menurut Kozlowski (2011). Deskripsi suatu lanskap menurut Kozlowksi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Bentuk, mencakup tampilan umum dari lingkungan, rupa atau tampilan suatu obyek. b. Struktur, cara dari bagian-bagian suatu sistem atau obyek ditata atau diatur, atau suatu
sistem yang telah diatur sedemikian rupa.
c. Fungsi, tujuan alami dari sesuatu, tujuan dan kegunaan
d. Nilai, sesuatu yang dipercaya masyarakat mengenai benar dan salah, serta hal yang paling penting dalam hidup yang mengatur perilaku mereka atau sejumlah dana yang mungkin didapat dari sesuatu; bersifat penting dan layak.
e. Evolusi, suatu proses perubahan dan perkembangan yang terjadi secara bertahap. f. Asal-usul, fitur-fitur milik suatu kelompok sosial tertentu, seperti tradisi, bahasa,atau
bangunan, yang masih eksis dari masa lalu dan memiliki nilai penting historis.
Analisis spasial akan dilakukan untuk memetakan koordinat lokasi lanskap budaya yang dinilai memiliki potensi untuk dikonservasi. Koordinat-koordinat lokasi tersebut kemudian diterjemahan ke dalam bentuk peta. Tahap-tahapan yang dilakukan dalam menghasilkan peta dijital dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Tahapan Peta Dijital
Kerangka Pikir Penelitian
Desain penelitian pemetaan potensi lanskap budaya Bali menggunakan kerangka penelitian dengan alur sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3. Proses inventarisasi data lanskap budaya akan menghimpun sejumlah obyek lanskap budaya yang dinilai memiliki potensi memperkaya budaya dan peradaban manusia. Parameter lanskap menut Kozlowski akan dipergunakan untuk memberi nilai suatu obyek lanskap. Semakin banyak suatu obyek lanskap masuk dalam kategori yang ada, maka lanskap tersebut memiliki prioritas untuk dipetakan dalam peta lanskap budaya Bali. Pemilihan lokasi penelitian dengan mengambil kawasan bioregion SWP DAS Tukad Oos Jinah dengan mempertimbangkan bahwa peradaban manusia biasanya akan mengambil tempat di sekitar aliran sungai. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah lokasi kerajaan Klungkung yang terletak dalam wilayah SWP tersebut. Dalam masa pemerintahan Klungkung, kerajaan-kerajaan di Bali pernah mengalami masa kejayaan dan
Peta Kawasan: Peta Dasar/Tematik
Rektifikasi
On Screen Digitation
Peta Zona Ruang Kawasan
Format Raster (JPEG) Format Vektor
Rektifikasi
Titik‐titik GPS
OVERLAY
kesejahteraan, fisik dan spiritual; sehingga diperkirakan budaya yang tercipta dan lanskap wilayah tersebut tentunya memiliki arti penting bagi perkembangan dan kemajuan budaya manusia ke depannya.
Gambar 3. Diagram Kerangka Penelitian kompilasi deskripsi, media visual,
dan titik lokasi INVENTARISASI DATA POTENSI OBYEK LANSKAP BUDAYA
MATRIKS PENILAIAN PRIORITAS POTENSI LANSKAP BUDAYA KATEGORI LANSKAP KOZLOWSKI (2011)
LANSKAP BUDAYA TERPILIH
PEMINDAIAN LOKASI
ANALISA SPASIAL
PETAPOTENSI LANSKAP BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA
LANSKAP BUDAYA TIDAKTERPILIH
ARSIP/DOKUMENTASI
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum SWP DAS Oos Jinah
Wilayah SWP DAS Oos Jinah secara administratif meliputi empat kabupaten di pulau Bali. Keempat kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Bangli – mencakup Kecamatan Kintamani, Susut, Bangli dan Tembuku, Kabupaten Klungkung – mencakup Kecamatan Banjarangkan dan Klungkung, Kabupaten Karangasem – mencakup Kecamatan Rendang, dan Kabupaten Gianyar – mencakup Kecamatan Tampaksiring, Tegallalang, Gianyar, Blahbatuh, Sukawati, Ubud, Payangan. Keseluruhan wilayah SWP DAS Oos Jinah adalah 61.349 ha (Dephut, 2009). SWP DAS Oos Jinah mencakup delapan DAS, yaitu Tukad Oos Jinah, Tukad Bubuh, Tukad Melangit, Tukang Sangsang, Tukad Pakerisan, Tukad Petanu, Tukas Oos, dan Tukad Singapadu.
Kondisi iklim wilayah tersebut termasuk tipe B hingga D, yaitu agak basah hingga agak kering, menurut klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson. Bentukan lahan didominasi dari hasil proses vulkanik meliputi 54.713 ha atau sekitar 89% wilayah SWP DAS Oos Jinah. Sementara sekitar 11% wilayahnya merupakan bentukan lahan fluvial. Kondisi topografi bervariasi dari datar, landai, bergelombang, dan berbukit. Sekitar 47% wilayah masuk dalam kategori datar, 25% landai, 22% bergelombang. Kategori berbukit sekitar 5% dijumpai hanya di Tukad Petanu dan Tukad Oos.
Inventarisasi Potensi Warisan Benda
Arsitektur Kuno Kawasan Kota Semarapura
Hindia Belanda saat itu diantaranya C.P. Wolff Schoemaker, A.F. Falbers, Thomas Karsten (Pranowo, 2014). Umumnya arsitektur Art Deco banyak dijumpai pada bangunan-bangunan umum/bangunan untuk publik seperti yang banyak dijumpai di Bandung, Surabaya, Jakarta. Adanya arsitektur gaya Art Deco di pulau Bali, khususnya di kota Klungkung tentunya menjadai menarik,baik ditinjau dari segi kesejarahan asal-usul maupun bentuk dan struktur arsitekturnya. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pada bangunan-bangunan tersebut.
Gambar 4. Ruko Dekorasi Arsitektur Bali
khas ars bangun disebut enam, bangun dengan bertingk mengin tradisio untuk d Bali. K perubah menarik memilik (Gamba pertoko Arsitektur A sitektur Bal an tradision dengan ba delapan, se an satu lant lain kata kat. Akan ndikasikan onal Bali. Ra dikaji dan di Keunikan ter
han dan perk Façade da k untuk pen ki pedestria ar 7). Bentu oan masa kin
Art Deco di li. Merujuk nal Bali dig angunan sak
embilan, da tai. Tidak a
bangunan tetapi di pengaruh agam hias a iteliti lebih rsebut meru kembangan ari rumah to
nggemar fo
an walk ber
uk arsitektu ni. Konsep Gambar i Klungkun pada tulisan olongkan m kapat atau
an dua bel ada disebutk tradisiona Semarapu arsitektur arsitektur ba lanjut karen upakan ben n jaman di e oko (ruko) otografi (Ga
rbentuk sel ur semacam
window sho
r 6. Façade
ng ada berda n Dwijendra menurut ting
bertiang em las. Tipe b kan bangun l Bali untu ra dapat d modern, n angunan ter na menunjuk ntuk penerim
ra tersebut. di kota Sem ambar 6). S
asar beratap m ini mulai
opping era t
e DesainArs
ampingan d a (2009) dis gkatan utam mpat, kemu bangunanya nan satu ting
uk tipe hu dilihat ada namun den sebut merup kkan adany maan buday marapura d Selain itu, p yang men
sulit dijum tahun 60-an
sitektur untu
dengan bang sebutkan ba ma, madya, d
udian lebih ang dimaks
gkat, dua ti unian tidak anya bangu ngan unsur pakan rekam ya evolusi ar
ya masyara
apat menjad kawasan pe njadi bagian mpai pada d
n hingga sek
uk Fotografi
gunan denga ahwa tipolog dan nista. T
besar adal sud seluruh ingkat, dan k mengenal unan bertin r dekoratif m budaya y
rsitektural b akat setemp
di latar bel ertokoan te n dari ruko desain-desai kitar awal 80
Gambar 7. Ruko Arsitektur Art Deco
Pura Taman Narmada Bali Raja
Pura Taman Narmada Bali Raja terletak di Desa Tamanbali – Bangli. Pura ini dikelilingi oleh areal persawahan dan memiliki kolam alami yang cukup luas. Kondisi udara di daerah tersebut sejuk dan segar karena alam sekeliling yang asri (Gambar 8). Terdapat jalan setapak dengan perkerasan yang mengelilingi area pura dan kolam (danau kecil). Dijumpai pula bekas-bekas struktur yang tampaknya didesain sebagai tempat duduk untuk menikmati pemandangan danau. Desain struktur tersebut sama sekali tidak selaras dengan arsitektur Pura Taman Narmada Bali Raja sehingga tampak asing dalam atmosfer lingkungan yang ada.
Gambar 8. Pura Taman Narmada Bali Raja – Bangli
Pura Taman Narmada Bali Raja sangat sesuai dikategorikan sebagai lanskap budaya karena menyimpan potensi bentuk, struktur, fungsi, evolusi, dan demikian juga asal-usul. Secara bentuk pura tersebut menghadirkan kombinasi antara pura sebagai tempat pemujaan dan juga taman dengan elemen dominan air yang dihadirkan dalam bentuk kolam. Kombinasi ini membuat pura menjadi salah satu dari sedikit pura yang memiliki elemen air dari segi desain bentuknya. Kategori struktur dari pura ini juga menampilkan keunikan karena hanya memiliki dua pembagian ruang, yaitu madya mandala dan utama mandala. Pura ini tidak memiliki nista mandala sehingga biasanya digolongkan dalam kategori pura sederhana. Hal menarik lain adalah potensi untuk melihat evolusi fungsi pura dari jaman dahulu hingga masa kini dengan adanya penambahan struktur disekeliling pura yang memiliki arsitektur kontras dengan pura tersebut. Demikian pula terdapat tambahan fungsi rekreasi dari semula hanya fungsi religi-tradisi.
Kompleks Pura Taman Sari
Penggunaan kata kompleks digunakan penulis karena di lokasi tersebut terdapat tiga pura penting yang terkait dengan sejarah kerajaan Klungkung. Pura Taman Sari merupakan pura yang lebih dikenal oleh penduduk sekitar dan juga masyarakat Bali secara umum, sehingga rujukan lokasi pura-pura tersebut berada lebih sering dengan penyebutan Pura Taman Sari. Pemerintah telah menetapkan lokasi tersebut sebagai kawasan cagar budaya dan taman nasional. Pura Taman Sari diapit dua pura lain, yaitu Pura Penataran Agung – di sebelah selatan, dan Pura Dalem Segening – di sebelah utaranya .
Menurut Raharja (2011), Pura Taman Sari diperkirakan dibangun pada tahun 1710, bersamaan dengan pindahnya pusat pemerintahan kerajaan dari Gelgel (Suwecapura atau Lingharsapura) ke Klungkung (Smarapura). Pura ini memiliki fungsi untuk menyimpan pusaka-pusaka milik kerajaan dan juga diperkirakan sebagai tempat pemasupatian senjata serta pusaka-pusaka milik kerajaan. Pada area Pura terdapat meru tumpang sebelas dan meru tumpang sembilan. Pura Taman Sari pernah mengalami proses pemugaran untuk memperbaiki kondisi fisik pura dari tahun 1979 – 1984. Pemugaran dilakukan oleh pemerintah melalui Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bali (Dirjen Kebudayaan RI, 2014). Namun sungguh disesali, pada 30 Juli 2009 terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan sebagain besar bangunan di Pura Taman Sari dan juga Pura Penataran Agung (Bali Post, 31 Juli 2009).
Pura Dalem Segening yang terletak di sebelah utara dari Taman Sari merupakan pura yang didirikan untuk menghormati Ida Dalem Segening (raja Klungkung ke-6). Dalem Segening digambarkan sebagai seorang raja yang bijaksana, cerdas, pemberani, dan berwibawa. Dalam masa pemerintahannya, kehidupan rakyat aman sejahtera hingga masa tersebut seni sastra dapat berkembang. Pujangga-pujangga yang berkarya pasa masa tersebut antara lain Pangeran Telaga dan Kyai Pande Basa.
Kompleks yang menjadi lokasi ke-3 pura ini memenuhi unsur-unsur lanskap budaya sesuai parameter Kozlowski untuk cakupan bentuk, struktur, fungsi, dan asal-usul. Pura Dalem Segening, Pura Taman Sari, dan Pura Penataran Agung masing-masing menjelaskan adanya keterkaitan dengan arsitektur bentuk dari masa kerajaan Majapahit di Jawa. Hal ini sejalan dengan dengan sejarah yang menjelaskan asal-usul dari kerajaan Klungkung dan kerajaan-kerajaan Hindhu Majapahit lainnya di pulau Bali. Apabila ditelusuri, maka pura-pura tersebut tidak hanya menyimpan kisah sejarah, akan tetapi juga keterkaitan asal-usul kelompok masyarakat tertentu. Sudibya (2010) menyebutkan bahwa Pura Penataran Agung diempon (diwarisi dan dipelihara) oleh 14 banjar adat yang termasuk dalam Desa Pekraman Klungkung, yaitu Banjar Tangkas, Banjar Kartini, Banjar Bucu, Banjar Pekandelan Kaler, Banjar Pekandelan Kelod, Banjar Bajing, Banjar Ayung, Banjar Galiran, Banjar Mergan, Banjar Gunung Hyang, Banjar Pande Kota, Banjar Lebah, Banjar Sengguan, dan Banjar Bendul. Dengan kata lain, ke-14 banjar tersebut memiliki keterkaitan historis dengan keberadan Pura Penataran Agung. Terutama untuk Pura Taman Sari, pembagian ruang areal pura menjadi elemen penilaian paling kuat dalam pengkategoriannya pada lanskap budaya karena unsur struktur yang dimiliki. Pada mulanya struktur ruang horisontal areal pura hanya terdiri dari dua bagian, yaitu jaba (halaman luar) dan
jeroan (halaman dalam). Namun saat ini, terutama setelah pemugaran, tata ruang telah mengikuti
Gambar 9. Candi Bentar dan Kori Agung Pura Taman Sari
(Sumber: http://bali.panduanwisata.id/files/2011/10/pura-taman-sari.jpg dan http://www.klungkungkab.go.id/assets/wisata/pura-taman-sari2.jpg)
Inventarisasi Potensi Warisan Tak Benda
Pembuatan Garam Tradisional Pantai Kusamba
Petani garam tradisional dapat dijumpai di sepanjang pantai Kusamba – Klungkung. Proses produksi garam di daerah ini sangat berbeda dengan proses produksi garam yang biasa dijumpai di pulau Madura – Jawa Timur. Produksi garam di pulau Madura dihasilkan melalui penguapan air laut yang dialirkan ke tambak-tambak garam. Penguapan air yang terjadi dibantu oleh tenaga sinar matahari tersebut menghasilkan kristal-kristal kasar garam dan warna garam yang relatif keruh. Sementara garam di Kusamba dihasilkan melalui proses akumulasi mineral garam melalui media pasir pantai. Proses produksi garam tradisional ini relatif sederhana namun menguras tenaga.
Produksi garam dimulai dengan menyiramkan air laut ke atas sebidang pasir pantai yang telah dialokasikan oleh petani garam tersebut sebagai pasir-garam yang nantinya akan dipanen. Prose penyiraman ini dilakukan berulang-ulang hingga sekitar 50 kali penyiraman (Gambar 10). Setelah itu pasir dikeruk untuk dipanen. Pasir kemudian dituang kedalam wadah yang terbuat dari batang bawah pohon kelapa yang telah dilubangi (Gambar 11). Selanjutnya pasir kembali disiram dengan air laut sehingga partikel garam yang terakumulasi akan terlarut. Air garam pekat tersebut mengalir melalui saluran yang telah disiapkan ke dalam sebuah wadah lain, yang juga terbuat dari batang pohon kelapa. Air garam pekat dalam wadah penampungan tersebut
didiamkan selama semalam. Keesokan harinya air garam tersebut dipindah ke wadah-wadah dari batang bambu yang lebih kecil (Gambar 12). Wadah batang bambu dengan cerukan dangkal tersebut untuk memudahan air dalam konsentrat garam tersebut lebih cepat menguap dibawah sinar matahari. Apabila matahari sedang terik, maka hanya diperlukan satu hari untuk memanen garam. Jika panas matahari tidak cukup terik, maka diperlukan waktu sekitar tiga hari hingga garam siap panen.
Gambar 10. Petani Menyiram Petak Ladang Garam di Pantai Kusamba - Klungkung
Gambar 12. Proses Penguapan Air untuk Menghasilkan Kristal Garam
Seni Lukis Kamasan
Lukisan Kamasan (Gambar 13) adalah salah satu gaya lukisan unik yang dapat dijumpai di Bali. Menurut Tjokorda Raka Putra (2015, hal.111), awal mula berkembangnya lukisan Kamasan dimulai pada masa pemerintahan Ida Dalem Waturenggong yang mengundang dua orang dari India. Salah satu orang tersebut bernama Ranath Dewa mengajarkan cara melukis kepada masyarakat di desa Kamasan. Selanjutnya masyarakat yang telah menguasai teknik melukis tersebut mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan hingga menghasilkan lukisan khas gaya Kamasan. Sementara menurut Mudana (2015) sebagaimana yang dikutip dari pernyataan Kanta, bahwa asal muasal seni lukis wayang Kamasan muncul dari gaya seni lukis lontar, yaitu kebiasaan melukis wong-wongan. Dilukis dengan tujuan sebagai persembahan yang mengandung unsur-unsur artistik dan ajaran tentang keseimbangan hidupmanusia – Tri Hita Karana – yaitu keseimbangan kehidupan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Lebih jauh Mudana menuturkan bahwa asal mula penggunaan istilah Kamasan untuk merujuk pada desa asal seorang sangging yang bernama I Gede Mersadi. Oleh raja Klungkung Dewa Agung Jambe, sang sangging diperintahkan untuk membuat lukisan wayang dengan tokoh Mahapatih Modara. Hasilnya sangat memuaskan raja sehingga kemudian ia memerintahkan I Gede Mersadi atau yang kemudian dikenal dengan nama
sangging Modara untuk ke kerajaan-kerajaan lain seperti Gianyar, Karangasem, Mengwi,
Badung, Bangli agar membantu menghias pura, merajan, atau istana raja. Karena sang sangging berasal dari Desa Kamasan, maka sejak saat itu gaya lukis wayang tersebutdikenal dengan gaya lukisan Kamasan.
Gambar 13. Contoh Lukisan Kamasan .
Keunikan utama yang menjadikan lukisan ini dapat dikategorikan warisan tak benda adalah karena proses hingga lahirnya suatu karya tidak hanya dihasilkan oleh satu tangan. Proses menggambar biasanya dikerjakan oleh pelukis, sementara proses pewarnaan dapat dikerjakan oleh “asisten” pelukis. Pakem-pakem warna yang dikehendaki oleh pelukis harus diingat oleh para asisten pelukis karena tahapan-tahapan pewarnaan sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya. Namun biasanya asisten pelukis diberi kebebasan untuk memberi warna pada pakaian dari tokoh atau tokoh-tokoh yang dilukis. Disinilah keunikan, kearifan, transfer ilmu, transfer ketrampilan, dan proses pembelajaran terjadi sekaligus. Komunikasi dipastikan terjadi antara generasi tua ke generasi yang lebih muda. Penulis mengamati proses pewarnaan yang dilakukan oleh “asisten” pelukis adalah anak-anak muda; dan hal ini dilakukan dengan memanfaatkan waktu senggang mereka diluar sekolah.
pasar, serta perubahan konsumsi dari produsen ke konsumen. Penelitian Mudana menunjukkan bahwa terdapat dinamika dalam wilayah lanskap budaya seni lukis Kamasan. Implikasi dari transformasi yang dipaparkan oleh Mudana memberikan data-data menarik yang menunjukkan bahwa ketrampilan seni lukis sebagai warisan tak benda dapat bersifat negatif sekaligus positif. Segi negatif yang dimaksud adalah lunturnya nilai-nilai tradisi lokal yang memprofanisasi gambar alam dewa menjadi produk-produk suvenir. Hal kedua yang negatif yaitu terpasungnya aktivitas melukis dalam ranah “pesanan” dan kesepakatan-kesepakatan dagang. Sementara dari sisi positif, ketrampilan lukis Kamasan yang dimiliki dapat meningkatkan kesejahteraan hidup pelukis dan keluarga melalui penjualan hasil lukisan. Selain itu Mudana juga mencatat temuannya bahwa telah terbentuk industri kreatif dari seni lukis Kamasan dan munculnya pelukis-pelukis perempuan dari Kamasan. Sebab secara tradisi, perempuan pada jaman dulu tidak diperkenankan untuk mengambil pekerjaan melukis. Penulis sendiri dalam kesempatan turun ke lapang di Desa Kamasan melihat bahwa terdapat remaja putri usia belasan tahun ikut mewarnai lukisan Kamasan sebagai bagian dari proses belajar sebelum menjadi pelukis gaya Kamasan.
Pasar Senggol Kuliner Klungkung
Gambar 15. Jajan Tradisional Ongol-ongol Sate, Pasar Senggol Klungkung
Kuliner daerah atau kuliner tradisional merupakan warisan tak benda yang penting. Walaupun saat ini nilai penting yang lebih banyak ditonjolkan karena menghasilkan keuntungan untuk pariwisata seperti wisata kuliner unik, akan tetapi nilai lain yang tak kalah penting adalah pada aspek ketahanan pangan dan ketahanan sosial-ekonomi. Kuliner jajanan dan masakan tradisional biasanya diolah dengan bahan-bahan dari sumber daya alam setempat. Sehingga spesifik menunjukkan sumber daya pangan yang tersedia di tempat tersebut dan tentunya tanaman atau ternak yang adaptif dengan lingkungan bersangkutan.
Gambar 15. Antrean Pembeli Jajan Tradisional, Pasar Senggol Klungkung
perlu dilestarikan. Mengingat didalamnya terkandung unsur pembangunan manusia, ekonomi, dan sekaligus pelestarian biodiversiti sumber pangan.
Gambar 16. Kuliner Serombotan
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dari penelitian ini menunjukkan potensi lanskap budaya warisan benda dan tak benda di wilayah Klungkung dan Bangli beragam dan memiliki keunikannya masing-masing. Potensi lanskap budaya yang terdata menunjukkan kecenderungan pengkategorian potensi lanskap terjadi dari parameter bentuk, struktur, fungsi, dan asal-usul. Terutama untuk bentuk, struktur, dan asal-usul muncul pada tiap potensi lanskap budaya yang terdata. Warisan tak benda yang terinventarisasi juga cukup seimbang dengan jumlah warisan benda lanskap budaya. Keunikan dan keragaman masing-masing lanskap budaya tersebut dapat bermakna untuk kemaslahatan umat manusia, masing-masing menjanjikan potensi positif secara kesejarahan (asal-usul), ekonomi, keilmuan (arsitektural), seni dan kreasi (fotografi). Potensi warisan lanskap budaya benda yang terdata mencakup Pura Narmada Taman Bali Raja, kompleks Pura Dalem Segening, Pura Taman Sari, dan Pura Penataran Agung, serta kota Semarapura yang memiliki rekam dan lapisan-lapisan jejak gaya arsitektural modern dan tradisional. Sementara potensi lanskap budaya tak benda berkisar pada ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang seni, yaitu seni lukis wayang gaya Kamasan, seni produksi garam laut, dan kuliner tradisional dengan bahan-bahan non daging yang menjadi cirri dari kuliner khas Klungkung.
DAFTAR PUSTAKA
Bali Post. Koran Jumat Kliwon 30 Juli 2009. Dua Pura di Klungkung Terbakar, Diduga dari Pembakaran Sampah.
Direktorat Jenderak Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Pura Taman Sari. URL: Http://kebudayaanindonesia.net/. Diakses: 27 November 2015.
Dwijendra, N.K.A. 2009. Arsitektur Rumah Tradisional Bali Berdasarkan Asta Kosala-Kosali. Udayana University Press, Bali.
Groth,P.E. 1997. Frameworks for Cultural Landscape Study. Article in Understanding Ordinary Landscape. P.E. Groth and T.W. Bressi (eds.). Yale University, London.
Hindarto, P. 2010. Gaya Art Deco untuk Bangunan. URL:
Http://astudioarchitect.com/2010/10/gaya-art-deco-bangunan.html.
Jackson, J.B. 1980. The Necessity for Ruins. The University of Massachusetts Press, Amherst. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi II (cetakan ketiga). PT Rineka Cipta, Jakarta. Kozlowksi, L. 2011. The Persistence and Interaction of Multi-ethnic Settlement Remnants in The
Cultural Landscape. Bulletin of Geography, Socio Economic Series No.16.
Mazilu,M. and I. Lazar. 2014. The Cultural Landscape: Perception, Knowledge, Awareness and Support to The Development of a Sustainable Tourism. Geopolitics, History, and
International Relations, Vol.6 (1),pp. 123-132. Addition Academic Publishers.
Mitchell, N., M. Rossler, P. Tricaud. 2009. World Heritage Cultural Landscapes: A Handbook for Conservation and Management. UNESCO World Heritage Center.
Mudana, I W. 2015. Transformasi Seni Lukis Wayang Kamasan pada Era Postmodern di Klungkung Bali (ringkasan disertasi). Tidak dipublikasikan. Program Studi Kajian Budaya, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar.
O’Donnell, P.M. 2011. Why Cultural Landscape Matter Our Global Culture & Nature
Commonwealth. Paper presented in 7th ISOLA Conference, Ahmedabad, Gujarat, India in 10-11 September 2011.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pelestarian Warisan Budaya Bali. Pinatih, I D.N.G. 2011. Babad Ksatria Taman Bali. URL:
Http://www.dalemsilaadri.com/menelusuri-kawitan-maha-gotra-tirta-harum. Diakses: 27 November 2015.
Pitana, I G. dan I K.S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi, Yogyakarta. Pranowo, L. 2014. Tipologi Fasad Art Deco pada Bangunan-bangunan di Yogyakarta. Tesis.
Program Studi Teknik Arsitektur, Jurusan Ilmu-ilmu Teknik, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Rachman, Z. 1984. Pertamanan Sebagai Ilmu dan Seni Pencipta Lingkungan Indah dan Berguna. (Whythe)Makalah Festival Tanaman HIMAGRON. 5 Mei 1984
Raharja, I G.M. 2011. Taman Kerajaan Bali Madya. Akses 30 Juli 2015. URL: http://repo.isi-dps.ac.id/787/1/Taman_Kerajaan_Bali_Madya.pdf.
Sudibya, M.W. 2010. Pura Penataran Agung Klungkung. URL: Http://penataranagung-klungkung.blogspot.co.id. Diakses: 27 November 2015
Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Whythe, I.D. 2002. Landscape History Since 1500. Reaktion Books, Ltd., London.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIDN Instansi
Asal Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (jam/minggu)
Uraian Tugas 1 Naniek Kohdrata, SP., M.LA
/ 0001087406Ir.
FP-UNUD Arsitektur Lanskap
8 Ketua Peneliti
2 CokordaGede Alit Semarajaya, MS. / 0017125702
FP-UNUD Hortikultura 8 Anggota
Peneliti
3 Ni Wayan Febriana Utami, SP., M.Si / 0007028203
FP-UNUD Arsitektur Lansekap
8 Anggota Peneliti
4 Ir. Komang Arthawa Lila, MS./ 0007025201
FP-UNUD Lingkungan 8 Anggota
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti serta Mahasiswa yang Terlibat
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
Naniek Kohdrata, S.P., MLA. L/P 2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3 Jabatan Struktural Dosen 4 NIP/NIK/No.identitas
lainnya
19740801 200604 2001
5 NIDN 0001087406
6 Tempat/Tanggal lahir Surabaya / 01 Agustus 1974
7 Alamat Rumah Perum Chandra Asri, Blok A-48, Ketewel-Gianyar 8 Nomor telpon/faks/HP 081330333117
9 Alamat kantor Jl. P.B. Sudirman, Denpasar 10 Nomor telpon/faks 0361-222108
11 Alamat e-mail naniek.kohdrata.fp.unud@gmail.com 12 Lulusan yang telah
dihasilkan
S-1= 7 orang,S-2= 0 orang; S-3= 0 orang 13 Mata Kuliah yg diampu 1. Desain Lanskap
2. Desain Taman
3. Tata Laksana Profesi Arsitektur Lanskap 4. Teknik Studio
5. Konstruksi Bangunan Taman 6. Dasar-dasar Arsitektur Lanskap
7. Sejarah Perkembangan dan Pelestarian Lanskap 8. Rencana dan Desain Penanaman
9. Aplikasi Komputer untuk Arsitektur Lanskap 10. Pengantar Ekologi Lanskap
11. Bahasa Inggris Terapan
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB)
Louisiana StateUniversity (LSU)
Bidang Ilmu Arsitektur Pertamanan
Arsitektur Lanskap
Tahun Masuk 1993 2001
Judul
SKripsi/Thesis/Disertasi
Perencanaan Taman Buru Pulau Ndana, Nusa Tenggara Timur
A Site Design in a Hurricane Prone Coastal
Environment: Grand Isle, Louisiana Case Study
Nama
Pembimbing/Promotor
Siti Nurisjah
Jojo Ontarjo
Sadik C. Artunc. Bruce G. Sharky Charles F. Fryling, Jr.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp) 1 2010 Studi Karakterisik Tanaman Gumi
Banten untuk Lanskap Pohon Tepi Jalan
Penelitian Dosen Muda
7,5
2 2010 - sekarang
Taman Kerajaan di Bali Mandiri -
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp) 1 2011 Penghijauan dan Penataan
Lingkungan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, di Pegok Denpasar Selatan
- -
2 2012 Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Fermentasi dari sampah di kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar
- -
3 2013 Sosialisasi dan Penataan LingkunganKebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, diPegok Denpasar Selatan dalam rangka HUT ke-46 dan BKFP ke-35 Fakultas Pertanian Unud
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1 Konservasi Subak Anggabaya: Suatu Model Konservasi Lanskap Bali
Vol. 3/No 1 Jurnal Lanskap Indonesia 2 Studi Pustaka Taman Air Kerajaan di
Kabupaten Karangasem
Vol. 1/No.1 E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika
3 Desain Aksesibilitas Penyandang Tuna Daksa dan Tuna Nera di Kawasan Wisata Hutan Bakau Denpasar Selatan.
Vol. 1/No.1 E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika
4 Studi Home Range Penggunaan Taman Kota: Studi Kasus Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar, Bali.
Vol. 1/No.2 E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 International Conference on Sustainable Technology Development
Grading Design as a Technique to
Encourage Environmental Awareness and Sustainable
Architectural Needs.
2010, Denpasar-Bali
2 Simposium Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia
Konservasi Subak Anggabaya: Suatu Model Konservasi Lanskap Bali
2010, Bogor-Jabar
3 Internasional Federation of Landscape Architecture Asia Pasific Congress
The Royal Floating Pavilions in Bali: Exploration of Meanings
2011, Bangok-Thailand
4 International Conference on Bioscience and Biotechnology
The Landscape of Human Bio-Settlement
G. Peng No. 1 - H. Peng No. 1 - I. Peng Terak No. 1 - J. Peng No. 1 - Semua dipertan ketidak Demiki dalam p galaman P galaman P J galaman Me khir Judul/Tem Lainnya ghargaan y J data yang nggungjawa sesuaian de ian biodata pelaporan pe enulisan Bu Judul Bu erolehan H Judul/Tema erumuskan ma/Jenis R a yang Tela
ang Pernah
Judul/Tema
g saya isik abkan sec engan kenya ini saya b enelitian Hi uku dalam uku HKI dalam a HKI n Kebijaka Rekayasa So h Diterapk
h Diraih da
a HKI
kan dan te cara hukum
ataan, saya s buat dengan ibah Unggu
m 5 Tahun T
5 -10 Tahu
n Publik/R
osial kan
alam 10 Ta
ercantum da m. Apabi sanggup me n sebenarny ulan Program Terakhir Tahun un Terakhi Tahun Rekayasa So Tahun ahun Terak Tahun alam bioda la dikemu enerima resi ya untuk m m Studi. Denpasar Pengusul Naniek K NIP. 197 Jumlah Halama r Jenis osial Lainn Tempat Penerapa khir Jenis
ata ini ada udian hari
ikonya. memenuhi s
r, 13 Novem l, Kohdrata, SP 740801 2006 h an Pe N
nya dalam 5
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Cokorda Gede Alit Semarajaya, M.S. L/P 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural Ketua Prodi Arsitektur Pertamanan 4 NIP/NIK/No.identitas lainnya 19571217 198601 1 001
5 NIDN 00171257002
6 Tempat/Tanggal lahir Klungkung, 17 Desember 1957
7 Alamat Rumah Perum Paang Sari Permai B6, Penatih Denpasar 8 Nomor telpon/faks/HP 0879720757/(0361) 464340
9 Alamat kantor Progran Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Gedung Agrokomplek Lt. II, Kampus Sudirman Denpasar, Bali
10 Nomor telpon/faks 0361-222108
11 Alamat e-mail alit_semarajaya@unud.ac.id coksemar@yahoo.com
12 Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 45 orang,S-2= 0 orang; S-3= 0 orang 13 Mata Kuliah yg diampu Prodi Arsitektur Pertamanan
1. Pengelolaan Lansekap Lanskap 2. Interaksi Manusia Dalam Lanskap 3. Dasar-dasar Arsitektur Lanskap 4. Analisis dan Perencanaan Tapak
Prodi Agroekoteknologi
1. Teknologi Budidaya Tanaman
2. Pengembangan Produksi Tanaman Hortikultura
3. Teknologi Pasca Panen
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Brawijaya Bidang Ilmu Teknik Pertanian Ilmu Tanaman
Tahun Masuk 1977 1989
Tahun Lulus 1984 1992
Judul
SKripsi/Thesis/Disertasi
Pengaruh Pemupukan dan Rhizobium terhadap Pertumbuhan Lamtoro
(Leucaena leococephala)
var. K-8
Pengaruh Komposisi Gas Oksigen dan Karbon Dioksida terhadap Umur Simpan beberapa Kultivar Salak Bali
Nama
Pembimbing/Promotor
1. Prof.Ir. Putu Djapa Winaya, M.Sc.
2. Ir. I Ketut Oka Kartika.
1. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.App.Sc.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1. 2013
Upayan memproduksi buah Salak Gula Pasir (Salacca Zalacca var. Gula Pasir) di luar Musim
Hibah Bersaing Dikti
(Tahun I) 68.500.000
2. 2011-2012
Pengembangan Teknik Perbanyakan Wani Tanpa Biji dan Pemacuan Pertumbuhan Bibit
Hibah Unggulan
Udayana 100.000.000
3. 2012
Penyusunan Rencana Tindakan Pengembangan Agrowisata Payanngan, Tegallalang, dan Tampaksiring Dinas Pertanian, Perhutanan Dan PerkebunanKabupaten Gianyar 50.000.000
4. 2009-2010
Studi Fenofisiologi Salak Gula Pasir untuk Mengetahui Faktor Penyebab Kegagalan Fruit-set.
Hibah Fundamental
Dikti 85.000.000
5. 2010 Kajian Jalur Wisata di Klungkung Daratan
BAPPEDA Kabupaten Klungkung
40.000.000
6. 2010 Potensi Agrowisata Payangan Kabupaten Gianyar Dinas Pertanian, Perhutanan Dan PerkebunanKabupaten Gianyar 10.000.000
7. 2007 - 2009
Program Pengembangan Obyek Wisata dengan Konsep Ekowisata di Bukit Abah Kabupaten
Klungkung
BAPPEDA Kabupaten Klungkung
98.000.000
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1. 2013
IbM Kelompok Tani Agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar
Dana Pengabdian IbM Dikti
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
Penyusunan Peraturan Daerah Perlindungan Buah Lokal DPRD Provinsi Bali
3. 2012 Anggota Tim Penyusunan Naskah Akademik Perlindungan Buah Lokal
Biro Ekonomi dan
Pembangunan Provinsi Bali
150.000.000
4. 2011
Anggota Tim Penyusunan Master Plan Pengembangan Agrowisata di
Kecamatan Payangan, Gianyar
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Gianyar 78.000.000
5. 2009
Anggota Tim Pendampingan Penyusunan Konsep Penataan Tumbuhan sebagai Kebun Botani Plasma Nufah (Arboretum) di Bukit Abah dalam Menunjang
Pengembangan Bukit Abah sebagai Bumi Perkemahan”
Bappeda Kabupaten Klungkung
50.000.000
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1.
Flower and Fruit ABA, IAA and Carbohidrate Contents in Ralation to Flower and Fruit Drop on
Mangosteen Trees.
975:323-328/2013 Acta Horticulture
2.
Pengelolaan Lansekap Desa Budaya Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar Provinsi Bali
Vol.2 No. 4 Oktober 2013
OJS The Journal of Tropical Agroecotechnolog
y
3.
Identifikasi Pola Permukiman Tradisional Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, Kelurahan Serengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta
Vol.1 No. 2 Oktober 2012
OJS The Journal of Tropical Agroecotechnolog
4.
Uji Kesamaan genetik pohon induk Wani Tanpa Biji dengan Turunan- nya menggunakan Penanda RAPD
1(1):19-25/2012 Plumula
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1.
Seminar Nasional Hortikultura 2010, Reorientasi Riset untuk
Mengoptimalkan Produksi dan Rantai Nilai Hortikultura
Uji Produksi dan Pemasaran serta Studi Preferensi Wisatawan Asing terhadap Pepaya Produk Rusnas Buah
2010 Kampus Unud Denpasar
2. Semiloka Persiapan Unud Menjadi Badan Layayan Umum (BLU)
Standar pPelayanan Minimal
2011 Kampus Unud Denpasar
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1 - 2
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 -10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis No.P/ID
1 - 2
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat 1 -
J. Peng No. 1 - 2 - Semua dipertan ketidak Demiki dalam p ghargaan y J data yang nggungjawa sesuaian de ian biodata pelaporan pe ang Pernah Judul/Tema
g saya isik abkan sec engan kenya ini saya b enelitian Hi
h Diraih da
a HKI
kan dan te cara hukum
ataan, saya s buat dengan ibah Unggu
alam 10 Ta
ercantum da m. Apabi sanggup me n sebenarny ulan Program I N ahun Terak Tahun alam bioda la dikemu enerima resi ya untuk m m Studi. Denpasar Pengusul Ir. Cokorda NIP.:195712 khir Jenis
ata ini ada udian hari
ikonya. memenuhi s
r, 13 Novem l,
Gede Alit S 217 198601 N alah benar i ternyata salah satu mber 2015 Semarajaya 1 1 001
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Wayan Febriana Utami, SP., M.Si L/P 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3. Jabatan Struktural Dosen
4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19820207 200604 2 001
5. NIDN 0007028203
6. Tempat dan Tanggal Lahir Negara, 07 Februari 1982 7. Alamat Rumah Jl. Bougenville No. 89 Negara 8. No Telepon/Faks/HP 081558051512
9. Alamat Kantor Fakultas Pertanian, Jl. PB Sudirman, Dps 10. Nomor Telepon/Faks 0361 – 22108
11. Alamat E-mail wayan_febriana@yahoo.com 12. Lulusan yang telah dihasilkan S1=03 orang; S2=- orang;
S3= - orang 13 Mata kuliah yang diampu 1. Teknik Studio
2. Konstruksi Bangunan Taman 3. Analisis dan Perencanaan Tapak 4. Perencanaan Lansekap
5. Aplikasi Komputer Untuk Arsitektur Lansekap
6. Pengantar Ekologi Lansekap
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi IPB IPB
Bidang Ilmu Ars. Pertamanan Ars. Lanskap
Tahun Masuk 2000 2008
Tahun Lulus 2005 2011
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Studi Potensi Lanskap Pertanian Perkotaan untuk Pengembangan
Wisata Agro gi Kota Denpasar
Nama
Pembimbing/Promotor
1. Dr. Alinda FM. Zain 1. Prof. Hadi Susilo Arifin 2. Dr. Nurhayati HSA 2. Dr. Nurhayati HSA
3. Dr. Syartinilia
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan skripsi, tesis, disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Rp) 1. 2010 Expansion Process and Stand Dynamics of
Abandoned Bamboo Forest in The Warm-temperate Zone of Japan
JENESYS-Japan
Fellowship
2. 2015 Konsep Tri Hita Karana dalam Sistem Pertanian di Provinsi Bali dalam Pusaka Sistem Pertanian Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Kemenkokesra
RI 5.000.000
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Masyarakat
Pendanaan
Sumber*) Jmlh (Juta Rp) 1. 2013 Sosialisasi dan Penataan LingkunganKebun
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, diPegok Denpasar Selatan dalam rangka HUT ke-46 dan BKFP ke-35 Fakultas Pertanian Unud
- -
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1.
Perencanaan Monumen Pahlawan Perang Kemerdekaan Republik Indonesia 1945, Taman Mumbul, Nusa Dua, Bali
Volume 1 No. 2 Oktober 2012
E-Journal
Agroekoteknologi
2.
Perancangan Taman Terapi
Hortikultura Bagi Penderita
Gangguan Jiwa Pada Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali
Volume 2 No. 4 Oktober 2013
E-Journal
F. Pen dal No. 1. G. Pen No. 1. H. Pen No. 1. I. Pen Ter No. 1. J. Pen aso No. 1. Sem dipertan sesuaian Dem dalam p ngalaman P lam 5 Tahu
Nam GIAHS Sit Indonesia ngalaman P Judu ngalaman P Judul/T ngalaman M rakhir Judul/Tem Lainnya nghargaan osiasi, atau Jeni
mua data y nggungjawa n dengan ke mikian biod pelaporan pe Penyampai un Terakhi ma Pertemua te Mapping Penulisan B l Buku Perolehan H Tema HKI Merumusk ma/Jenis Re a yang Telah
yang Pern institusi la is Pengharg
yang saya i abkan secar enyataan, sa data ini say enelitian Hi
ian Makala ir
an Ilmiah/Se in Five Reg
Buku dalam T HKI dalam T kan Kebijak ekayasa Sos h Diterapkan nah Diraih ainnya) gaan isikan dan ra hukum. aya sanggup ya buat deng ibah Unggu
ah Secara O
eminar gions of
m 5 Tahun Tahun
m 5-10 Tahu Tahun
kan Publik
ial
n Tahun
dalam 10 T
Institusi
tercantum Apabila d p menerima gan sebenar ulan Program
Oral pada P
Judul A GIAHS Bugbug Terakhir Jumla un Terakhi k/Rekayasa n Tempa Tahun Tera
i Pemberi Pe
dalam bio dikemudian a risikonya. rnya untuk m Studi. Denpasar Pengusul Ni Waya NIP. 198 Pertemuan Artikel Ilmia Desa g ah Halaman ir Jenis Sosial Lain at Penerapa akhir (dari enghargaan
data ini ad hari terny memenuhi
r, 13 Novem l,
an Febriana 820207 2006
n/Seminar I
ah Waktu d 19-20 D 2013, H Kebon S Pe No nnya dalam
an R
Ma
i pemerinta
n T
dalah benar yata dijump salah satu
mber 2015
Utami, SP. 604 2 001
Ilmiah dan Tempat Desember Hotel Ibis Sirih Jakarta enerbit o.P/ID
m 5 Tahun
Respon syarakat
ah,
Tahun
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ir. Komang Arthawa Lila, MS L/P 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Golongan/Pangkat IVa, Pembina
4 NIP 195207021984101001
5 NIDN 0007025201
6 Tempat,Tgl lahir Karangasem, 7 Pebruari 1952 7 Alamat Rumah Jalan P. Morotai 62 Denpasar 8 Telp. / HP (0361) 240782 / 081933107249
9 Alamat Kantor Program Studi Arsitektur Pertamanan FP Unud 10 Telp. / Faks (0361) 222108
11 E-mail komangarthawalila@yahoo.com.id
12 Website -
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Udayana
Institut Pertanian Bogor
-
Bidang Ilmu Teknik Pertanian Agroklimatologi -
Tahun Lulus 1981 1986 -
C. Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian/Proyek Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2014 Inventarisasi Emisi Kota Denpasar
Kementerian
Lingkungan Hidup 600 2 2013
Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan di Indonesia
Badan Nasional Penangulangan Bencana
800
3 2013 Studi AMDAL Pembangunan
Rumah Sakit Provinsi Bali Pemda Prov. Bali 305 4 2012
Studi AMDAL Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Badung
Pemda Kabupaten
Badung 320
5 2012
Evaluasi Indeks Kenyamanan Taman Kota Lapangan Puputan Badung
6 2011
Studi Tanaman Penghijauan Glodokan Tiang (Polythea longifolia), Kasia Emas (Cassia surattensis), Kelapa (Cocos nucifera) sebagai Penyerap Emisi Gas Karbondioksida di Jalan PB Sudirman Denpasar
Sendiri 5
7 2010
Studi AMDAL Pembangunan Rumah Sakit Internasional Tabanan
Pemda Kabupaten
Tabanan 350
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Kegiatan Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp) 1 2014 -Pembersihan Sampah Plastik di
Pantai Sanur-Kegiatan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) di Pantai Jerman, Lingkungan Segara, Kuta-Badung-Kegiatan Agricamp dan Bakti Sosial
Fakultas Pertanian Univ. Udayana di Desa Kerta, Kecamatan
Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali
Pengabdian SDPP
Pengabdian ?
Pengabdian
5
2 2013
-Kegiatan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) di Pantai Jerman, Lingkungan Segara, Kuta- Badung-Sosialisasi dan Penataan Lingkungan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Univ. Udayana di Pegok Denpasar Selatan.-Penyusunan Prioritas Per Provinsi dan
Rencana Aksi untuk Pengurangan Resiko Bencana Kekeringan di Indonesia
Pengabdian
Pengabdian
Pengabdian
3 2012
-Kegiatan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) di Pantai Jerman, Lingkungan Segara, Kuta-Badung-Penghijauan dan Penataan Lingkungan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Univ. Udayana di Pegok Denpasar Selatan
Pengabdian
4
E. Pen
No
1 A G ( D 2 R K A 3 A N o L Semua kesalah Demiki dalam p 2010 -P T 4 U ngalaman P Agustina Re Glodokan Ti Cocos nuci Denpasar. E Rohman Had Kota Lapang April 2012. Abd. R. As-N. Merit, R. of the Urban Lowland Te
data yang s han, saya ber
ian biodata pelaporan pe
Penggropyo Tabanan “ da 3 dan BK k Univ. Udaya
Penulisan A
Penu
eza Putri, K iang (Polyth fera) Sebag E-Jurnal Agr di, K.A. Lil gan Puputan
syakur , I W Suyarto, an n Heat Islan
chnology S
aya isikan d rsedia mem
ini saya b enelitian Hi
okan Tikus d alam rangka ke-32 Fak.P
ana.
Artikel Ilmi
ulis, Tahun
.A. Lila, I N hea longifol gai Penyerap roekoteknol la, I G.A. G n Badung. E
W. Nuarsa, I nd K. A. Lil nd in Denpa September 1 dan tercantu mpertanggun buat dengan ibah Unggu di Kediri, a HUT ke-ertanian
iah dalam J
, Judul Tul
N.G. Astawa lia), Kasia E p Emisi Gas logi Tropika Gunadi. 2012 E-Jurnal Ag
I W Arthana la. 2012. Re sar, Indones 1-13, Bali,
um dalam b ngjawabkan n sebenarny ulan Program Pengabdia Jurnal dala lisan, Pene
a. 2013. Stu Emas (Cass s Karbondio
a, Vol.2. No 2. Evaluasi groekotekno
a, M. S. Ma emote Sensi sia. 8th Inte Indonesia
iodata ini ad .
ya untuk m m Studi. Denpasar Pengusul Ir. Koman NIP. 19520 an
am 5 Tahun
rbit, Edisi
udi Tanaman sia surattens oksida di Ja o. 2. April 2
Indeks Ken ologi Tropik
ahendra, I W ing Image-B ernational S
dalah benar
memenuhi s
r, 13 Novem l,
ng Arthawa 0702198410
n Terakhir
n Penghijau sis) dan Kel
lan PB Sud 2013. nyamanan T ka, Vol.1 No
W. S. Adnya Based Anal ymposium
r, dan apabi
salah satu
mber 2015
Lampir
Yang be 1. Nam
NIP/N Faku Statu 2. Nam NIP/N Faku Statu 3. Nam NIP/ Faku Statu 4. Nam NIP/ Faku Statu
Menyat Unggul Bali: W Kami s dengan Demiki sebagai (Naniek (Ni Wa
ran 3. Surat
ertanda tang ma Lengkap
NIDN ultas/P.S. us dalam Pen ma Lengkap
NIDN ultas/P.S. us dalam Pen ma Lengkap
/NIDN ultas/P.S. us dalam Pe ma Lengkap
/NIDN ultas/P.S. us dalam Pe
takan bahw lan Program Warisan Ben ecara bersa
persyaratan ian Surat Pe imana mesti
k Kohdrata,
ayan Febrian
Pernyataan
gan di bawa
nelitian/Penga
nelitian/Penga
enelitian/Pen
enelitian/Pen
wa kami se m Studi (HU
nda dan Ta ama-sama b n yang ditua ernyataan in
inya.
SP., MLA)
na Utami, S
n Personalia
ah ini kami:
abdian*)
abdian*)
ngabdian*)
ngabdian*)
ecara bersa UPS) tahun 2 ak Benda“ bertanggung
angkan dala ni kami bua
)
P., M.Si)
Penelitian
:
: Naniek K : 1974080 : Pertanian :Ketua : Ir. Coko : 19571217 : Pertanian :Anggota : NW. Feb : 1982020 : Pertania : Anggota : Ir. Koma : 1952020 : Pertania : Anggota
ama-sama 2015 yang b
dengan jum g jawab terh
am Surat Pe at dan ditand
(Ir
Kohdrata, S 1 200604 20 n/Ars.Pertam
orda Gede A 7 198601100 n/Ars.Pertam
briana Utam 07 200604 2 an/Ars.Perta
a
ang Arthaw 07 198401 1 an/Arsitektu a telah meny berjudul “P mlah usulan hadap hasil erjanjian Pel datangani b Bu r.Cokorda G (Ir. Koman SP., MLA 001/ 0001087 manan Alit Semaraj 01/ 00171257 manan
mi, SP., M.S 2001/ 00070 amanan wa Lila, MS
1001/ 00070 ur Pertamana
yusun lapo Pemetaan Po n dana sebe pelaksanaa laksanaan P bersama seh
ukit Jimbar
Gede Alit Se
ng Arthawa 7406 jaya,MS. 702 Si 028203 . 025201 an oran peneli otensi Lansk
esar Rp. 25 an penelitian Penelitian. hingga dapat
ran, 13 Nove
emarajaya,
a Lila, MS.)
itian Hibah kap Budaya
5.000.000,-n i5.000.000,-ni sesuai