• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan dan Ketahanan Cardiovaskuler pada Adolesensi Usia 13-18 Tahun di Tinjau dari Jenis Kelamin dan Ketinggian Wilayah Tempat Tinggal (Studi Kros-Seksional pada Pelajar SMP dan SMA di Daerah Kabupaten Pa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan dan Ketahanan Cardiovaskuler pada Adolesensi Usia 13-18 Tahun di Tinjau dari Jenis Kelamin dan Ketinggian Wilayah Tempat Tinggal (Studi Kros-Seksional pada Pelajar SMP dan SMA di Daerah Kabupaten Pa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

perkembangan individu secara keseluruhan. Kemampuan fisik ini mempengaruh

performa gerak individu yang akan bermuara pada pencapaian prestasi olahraga.

Menurut Drowatzky (1981 : 34) menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik

adalah kekuatan (strength), daya tahan (endurance), waktu reaksi (Reaction time),

Koordinasi (Coordination), Keseimbangan (Balance), Kecepatan (Speed),

Kelincahan (Agility) dan Fleksibilitas. Dari indikator kondisi fisik tersebut kurang

diperhatikan oleh individu, guru maupun pelatih dalam kehidupan sehari-hari,

pembelajaran pendidikan jasmani, pembibitan serta pembinaan atlet terutama atlet

usia adolesensi.

Kondisi fisik yang terdiri dari kekuatan, daya tahan, waktu reaksi, koordinasi,

keseimbangan, kecepatan, kelincahan dan fleksibilitas penting untuk diketahui

perkembangannya pada setiap jenjang usia khusus pada adolesensi usia 13 sampai

dengan 18 tahun. Agar tercapai prestasi olahraga maka diperlukan perhatian yang

khusus yaitu, kekuatan dan ketahanan aerobik.

Kekuatan sebagai dasar untuk performa gerak yang dapat menjadi faktor

tunggal yang paling penting dalam performa gerak, sebab hampir semua

performa yang hebat tergantung pada kemampuan memakai kekuatan yang besar

untuk melawan tahanan, kekuatan yang ditingkatkan sering menyokong performa

yang lebih baik. Kekuatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, kekuatan

maksimal (maximal stength), daya tahan kekuatan (strength endurance) dan

kekuatan kecepatan (power). Dalam hali ini ditekankan pada kekuatan kecepatan

atau power, khususnya kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot lengan. Kekuatan

otot tungkai dan otot lengan ini perlu diperhatikan dalam pencapaian performa

gerak maupun prestasi olahraga karena kekuatan otot tungkai dan lengan

merupakan kekuatan otot yang menopang sebagian besar berat badan dan alat

(2)

commit to user

akan bisa berdiri, berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu

yang lama dan akan mudah lelah. Kondisi seperti ini sudah terjadi pada

kehidupan sekarang ini. Aktivitas manusia yang hidup di zaman modern dan

serba canggih ini mengakibatkan manusia malas untuk melakukan aktivitas fisik.

Mereka lebih suka menggunakan alat-alat modern dan canggih untuk membantu

melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya dahulu untuk menuju ke gedung

bertingkat harus berjalan menaiki tangga tetapi sekarang lebih suka

menggunakan lift dan eskalator. Dengan berjalan menaiki tangga tanpa disadari

akan melatih kekuatan otot tungkai sedangkan apabila sering menggunakan lift

atau eskalator maka otot tungkai tidak terlatih dan tidak akan berkembang dengan

baik. Akibatnya kaki akan mudah lelah. Penggunaan alat-alat modern seperti lift

ini tidaklah salah, karena dengan adanya alat itu akan memudahkan manusia

untuk menuju ke lantai gedung yang tinggi, yang tidak dianjurkan adalah apabila

naikliftatau turunliftyang jarak lantainya berdekatan, sebaiknya kalau naik atau

turun satu lantai lebih baik menggunakan tangga. Sehingga dapat melatih

kekuatan otot tungkai sekaligus menghemat energi.

Fenomena lain terjadi pada siswa di sekolah khususnya masa adolesensi usia

13 sampai dengan 18 tahun atau jenjang SMP dan SMA, keengganan, kemalasan

dan ketidaksukaan sebagian siswa dalam mengikuti pelajaran Penjas memberi

sumbangan yang cukup signifikan dalam perkembangan kekuatan otot tungkai.

Ada siswa yang hanya duduk-duduk, bicara dengan temannya waktu pelajaran

penjas memberi dampak negatif. Sehingga menjadikan kemampuan kekuatan otot

tungkai siswa menjadi rendah dan mengakibatkan performa gerak serta prestasi

olahraga menjadi kurang maksimal. Maka perlu diketahui perkembangan

kemampuan kekuatan otot tungkai pada adolesensi khusunya sebagai bahan

evaluasi.

Kemampuan fisik yang terakhir adalah ketahanan cardiovaskuler, merupakan

salah satu kemampuan fisik yang diperlukan untuk semua aktivitas karena

ketahanan cardiovaskuler merupakan kemampuan jantung dan paru-paru untuk

berfungsi secara maksimal, untuk menghirup, menyalurkan dan menggunakan

(3)

commit to user

perkembangan ketahanan cardiovaskuler dari waktu ke waktu sebagai upaya

evaluasi performa gerak dan evaluasi pencapaian prestasi olahraga.

Pada usia adolesensi 13 sampai 18 tahun keinginan melakukan aktivitas fisik

berkembang pesat, hal ini memberikan kemungkinan untuk meningkatkan kualitas

kemampuan gerak menjadi lebih baik dengan anak mulai mengikuti berbagai

macam aktivitas olahraga yang biasa dilakukan orang dewasa. Melihat

pertumbuhan dan perkembangan adolesensi, identifikasi bakat olahraga, performa

gerak merupakan syarat mutlak untuk penampilan yang optimal. Performa gerak

ditunjang oleh karakteristik dan kapasitas kerja fisik yang baik sehingga

penampilan secara umum meningkat. Masing-masing cabang olahraga memiliki

gerak yang berbeda-beda. Hal ini berkorelasi dengan karakteristik fisik yang

diperlukan untuk cabang-cabang tersebut, basket, voli, bulu tangkis dan banyak

lagi olahraga lain yang berhubungan dengan ketinggian memerlukan karakteristik

fisik yang tinggi dengan lengan dan tungkai panjang, sedangkan gulat dan senam

memerlukan orang yang karakteristik fisiknya pendek.

Sedangkan perbedaan gender atau jenis kelamin merupakan faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik. Perbandingan antara

laki-laki dan perempuan sebagai berikut, tinggi badan perempuan bertambah sampai

umur 16 tahunan, laki-laki sampai 18 tahunan. Pada umur 10 tahun 6 bulan,

memasuki masa pertumbuhan pesat adolesensi, dua tahun lebih cepat dibanding

laki-laki (Haywood Kathleen M, 1986 : 22). Dengan mengetahui perbedaan

perkembangan antara laki-laki dengan perempuan maka guru penjas atau pelatih

bisa menyesuaikan porsi latihan atau program latihan yang tepat pada setiap

jenjang usia, yang mana setiap jenjang usia memiliki perkembangan yang

berbeda-beda. Sehingga diharapkan dapat membantu dalam pencapaian prestasi

olahraga.

Faktor lingkungan mempengaruhi kemampuan gerak, lingkungan tempat

tinggal seperti temperatur, iklim dan ketinggian tempat tinggal akan berdampak

pada perubahan fisiologis seseorang. Lingkungan tempat tinggal akan berdampak

pada terjadinya adaptasi fisiologis seseorang (Gallahue dan Ozmun, 1998 :

(4)

commit to user

adanya perbedaan tekanan parsial oksigen (PO2), baik yang di dataran rendah

maupun di dataran tinggi (Fox dan Bowers, 1993 : 252). Selain itu, Guyton (1997

: 684) membedakan daerah pantai dan pegunungan ditinjau dari suhu udara dan

kadar oksigen (O2) juga berbeda. Semakin tinggi suatu daerah dari permukaan

laut maka kadar oksigennya (O2) semakin sedikit. Dengan adanya perbedaan

tekanan parsial oksigen (PO2) yang terdapat di dataran rendah dan tinggi, akan

berpengaruh juga pada hemoglobin (Hb) dalam butir-butir sel darah merah.

Dataran tinggi atau daerah pegunungan kadar oksigen dalam udara akan menurun.

Agar tubuh tetap mendapat pasokan oksigen, maka alat angkutnya yang

diperbanyak, yakni jumlah hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah akan

bertambah. Pada daerah yang tinggi seperti seperti di pegunungan kadar oksigen

dan tekanannya lebih kecil dibandingkan dengan daerah pesisir atau dataran

rendah. Karena itu perlu adaptasi fisiologis atau aklimatisasi bagi orang yang

tinggal di dataran tinggi atau di pegunungan, aklimatisasi ini terjadi sejak dia

lahir. Salah satu adaptasi fisiologis yang terjadi yaitu : Kapasitas paru lebih besar

dan kadar hemoglobin (Hb) darah menjadi banyak (Nala, 1992 : 184).

Secara geografis wilayah Pulau Jawa berdasarkan tata ruang fisik dan tata

ruang sosial dibagi menjadi tiga tipologi, yaitu daerah pegunungan,

pedalaman, dan pantai. Wilayah yang terdapat di sepanjang garis Pantai Utara

Pulau Jawa dikenal dengan nama wilayah Pantura (Pantai Utara). Di jalur

Pantura dilewati oleh pengguna jalan dari Jakarta menuju Surabaya. Wilayah

Pantura di Propinsi Jawa Tengah, meliputi Kabupaten Brebes, Kabupaten

Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang,

Kabupaten Kendal, Kota Madya Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten

Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Rembang.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah dan

sebagian kecil dataran tinggi, dengan ketinggian tanah rata-rata 4 sampai

dengan 219 meter di atas permukaan laut (dpl). Dataran terendah di

Kabupaten Pati adalah 1 meter dpl, sedangkan dataran tertinggi 642 meter

dpl. Di bagian selatan (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan

(5)

commit to user

struktur tanah terdiri atas tanah alluvial, hidromer, dan regusol. Adapun bagian

utara (perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara) berupa

perbukitan, dengan struktur tanah terdiri atas tanah red yellow, latosol, alluvial,

hidromer, dan regusol. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pati pada tahun

2008 sebanyak 1.002 mm dengan 51 hari hujan, untuk keadaan hujan cukup,

sedangkan untuk temperatur terendah 23 derajat Celcius dan tertinggi 39 derajat

Celcius.

Keadaan daerah kabupaten Pati yang heretogen, terdiri dari pegunungan

(dataran tinggi), pedalaman dan pantai (dataran rendah) dapat memberikan

manfaat bagi penduduknya berupa perkembangan fisiologis antara lain kapasitas

paru-paru dan peningkatan kadar hemoglobin (Hb) sel darah merah, selain itu

akan memberikan kesempatan secara tidak langsung kepada anak-anak,

adolesensi dan dewasa di Kabupaten Pati untuk melatih fisik terutama kekuatan

otot tungkai pada medan yang beraneka ragam. Berdasarkan keadaan daerah

kabupaten Pati tersebut maka seseorang harus beradaptasi atau beraklimatisasi

terhadap keadaan itu, dan salah satu manfaat positif yang dapat dilihat dari

pengaruh keadaan geografis tersebut, terhadap kemampuan fisiologis tubuh dan

peningkatan kondisi fisik seseorang, seperti, kekuatan dan ketahanan

cardiovaskuler.

Kekuatan dan ketahanancardiovaskuler merupakan beberapa komponen dari

kondisi fisik yang mempengaruhi performa gerak dan prestasi olahraga, selain

kemampuan gerak adalah jenis kelamin dan lingkungan, seperti yang telah

dibahas sebelumnya. Maka sangatlah penting untuk meneliti perkembangan

kekuatan (otot tungkai dan otot lengan) dan ketahanan cardiovaskuler yang

ditinjau dari jenis kelamin dan lingkungan berupa ketinggian tempat tinggal

khususnya pada adolesensi usia 13 sampai 18 tahun.

Pentingnya mengetahui perkembangan kekuatan otot tungkai, otot lengan

serta ketahahan cardiovaskulerbagi guru penjas, pelatih dan adolesensi usia 13

sampai 18 tahun adalah mengetahui seberapa besar kekuatan otot tungkai, otot

lengan serta ketahahan cardiovaskuler yang dimiliki, serta dapat mengetahui

(6)

commit to user

serta ketahahan cardiovaskuler dapat dilakukan dengan pengetesan atau

pengukuran.

Diharapkan dari penelitian ini juga bisa memberikan informasi ilmiah

mengenai pengaruh ketinggian tempat tinggal terhadap perkembangan kekuatan

otot tungkai, otot lengan serta ketahahan cardiovaskuler pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di dataran

rendah dan dataran tinggi dalam wilayah Kabupaten Pati. Selain itu juga

diharapkan dari penelitian ini nantinya bisa dijadikan kajian ilmiah dan sebagai

acuan untuk pengembangan pencapaian prestasi olahraga di Indonesia pada

umumnya dan di Kabupaten Pati pada khusunya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot tungkai, otot lengan

serta ketahahan cardiovaskuler padaadolesensilaki-laki dan perempuan usia 13

sampai dengan 18 tahun, yang dipengaruhi oleh ketinggian tempat tinggal baik

itu di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Selanjutnya, adalah untuk

mengetahui kekuatan otot tungkai, otot lengan serta ketahahan cardiovaskuler

pada adolesensi usia 13 sampai 18 tahun, yang dilahirkan dan tinggal di dataran

tinggi yang kemudian akan dibandingkan dengan adolesensi laki-laki dan

perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang dilahirkan dan tinggal di

dataran rendah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan dan

perbedaan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan ketahanan

cardiovaskuler pada adolesensi usia laki-laki dan perempuan yang berusia 13

sampai 18 tahun, yang dilahirkan dan tinggal di daratan tinggi dan dataran rendah.

(7)

commit to user 1. Perkembangan Kekuatan Otot Tungkai.

a) Bagaimanakah perkembangan kekuatan otot tungkai pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di dataran

rendah?

b) Bagaimanakah perkembangan kekuatan otot tungkai pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di dataran

tinggi?

c) Bagaimanakah perbandingan perkembangan kekuatan otot tungkai

adolesensi laki-laki dan perempuan pada usia 13 sampai dengan 18 tahun

yang tinggal di dataran rendah dengan yang tinggal di dataran tinggi?

2. Perkembangan Kekuatan Otot Lengan.

a) Bagaimanakah perkembangan kekuatan otot lengan pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di dataran

rendah?

b) Bagaimanakah perkembangan kekuatan otot lengan pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di dataran

tinggi?

c) Bagaimanakah perbandingan perkembangan kekuatan otot lengan

adolesensi laki-laki dan perempuan pada usia 13 sampai dengan 18 tahun

yang tinggal di dataran rendah dengan yang tinggal di dataran tinggi?

3. Perkembangan KetahananCardiovaskuler.

a) Bagaimanakah perkembangan ketahanan cardiovaskuler pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran rendah?

b) Bagaimanakah perkembangan ketahanan cardiovaskuler pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran tinggi?

c) Bagaimanakah perbandingan perkembangan ketahanan cardiovaskuler

adolesensi laki-laki dan perempuan pada usia 13 sampai dengan 18 tahun

(8)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tujuan Umum.

Untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan

dan ketahanan cardiovaskuler pada adolesensi usia 13 sampai dengan 18 tahun

yang tinggal di dataran rendah dengan adolesensi yang tinggal di dataran tinggi.

Tujuan Khusus.

1. Perkembangan Kekuatan Otot Tungkai.

a) Untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot tungkai pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran rendah?

b) Untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot tungkai pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran tinggi?

c) Untuk mengetahui perbandingan perkembangan kekuatan otot tungkai

adolesensi laki-laki dan perempuan pada usia 13 sampai dengan 18 tahun

yang tinggal di dataran rendah dengan yang tinggal di dataran tinggi?

2. Perkembangan Kekuatan Otot Lengan.

a) Untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot lengan pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran rendah?

b) Untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot lengan pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran tinggi?

c) Untuk mengetahui perbandingan perkembangan kekuatan otot lengan

adolesensi laki-laki dan perempuan pada usia 13 sampai dengan 18 tahun

(9)

commit to user

3. Perkembangan KetahananCardiovaskuler.

a) Untuk mengetahui perkembangan ketahanancardiovaskulerpada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran rendah?

b) Untuk mengetahui perkembangan ketahanan cardiovaskuler pada adolesensi

laki-laki dan perempuan usia 13 sampai dengan 18 tahun yang tinggal di

dataran tinggi?

c) Untuk mengetahui perbandingan perkembangan kekuatan cardiovaskuler

adolesensi laki-laki dan perempuan pada usia 13 sampai dengan 18 tahun

yang tinggal di dataran rendah dengan yang tinggal di dataran tinggi?

D. Asumsi

Guna memperjelas permasalahan dan pelaksanaan dalam penelitian ini,

maka orang cobanya diasumsikan memiliki keadaan baik fisik maupun ekonomi

yang relatif homogen, dengan kriteria seperti berikut :

1. Adolesensi yang dijadikan subjek penelitian adalah adolesensi yang memiliki

usia 13 sampai dengan 18 tahun baik untuk anak laki-laki dan perempuan.

Merupakan salah satu siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) yang dijadikan tempat penelitian, serta adolesensi yang

menjadi sampel harus memiliki perkembangan fisiologis yang hampir sama.

2. Batasan usia yang digunakan adalah 13 sampai dengan 18 tahun. Adapun

kriteria pengumpulan sampel penelitian, adalah dengan cara : dicatat tanggal

lahirnya setelah itu dilakukan patokan atau penentuan dari 6 bulan sebelum dan

sesudah hari ulang tahunnya, serta dihubungkan dengan berakhirnya penelitian,

yang kemudian dimasukkan kedalam satu tingkatan usia. Salah satu contoh

adolesensi berusia 12 tahun 6 bulan dan adolesensi berusia 13 tahun 6 bulan

maka masuk usia 13 tahun. Untuk itu data kelahiran siswa baik laki-laki atau

perempuan harus dikumpulkan dahulu sebelum melakukan penelitian.

3. Subjek adalah anak yang dilahirkan dan tinggal di tempat penelitian hingga

penelitian berlangsung.

(10)

commit to user

5. Subjek penelitian tidak sedang mengikuti program pelatihan fisik untuk cabang

olahraga tertentu.

E. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun

manfaatnya adalah sebagai berikut :

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

bidang ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu keolahragaan pada khususnya,

yang dikaitkan dengan informasi ilmiah tentang perkembangan kekuatan otot

tungkai, kekuatan otot lengan dan ketahanan cardiovaskuler pada adolesensi usia

13 tahun sampai dengan 18 tahun, yang ditinjau dari letak geografis berupa

ketinggian tempat tinggal dan jenis kelamin. Selanjutnya dapat memberikan

informasi ilmiah mengenai, perbandingan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot

lengan dan ketahanan cardiovaskuler pada adolesensi usia 13 sampai dengan 18

tahun yang ditinjau dari letak geografis berupa ketinggian tempat tinggal dan jenis

kelamin.

Manfaat Praktis.

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi ilmiah kepada pembina,

pelatih, guru pendidikan jasmani, atlet dan masyarakat secara umum. Pada

akhirnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam

meningkatkan prestasi olahraga yang berhubungan dengan kekuatan otot

tungkai, kekuatan otot lengan dan ketahanan cardiovaskuler adolesensi usia

13-18 tahun laki-laki dan perempuan yang tinggal di dataran rendah maupun di

dataran tinggi.

2. Sebagai salah bukti ilmiah dan dapat dijadikan bahan informasi ilmiah untuk

mencari dan memudahkan untuk membina atlet-atlet muda dalam pemanduan

bakat yang berhubungan dengan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan

(11)

commit to user

perempuan yang tinggal di dataran rendah maupun di dataran tinggi, sehingga

prestasi olahraga di kabupaten Pati dapat meningkat.

3. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu bentuk informasi ilmiah, sehingga

penelitian ini bisa dijadikan acuan atau patokan kepentingan penelitian

berikutnya, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan otot tungkai,

kekuatan otot lengan dan ketahanan cardiovaskuler adolesensi usia 13-18

tahun laki-laki dan perempuan yang tinggal di dataran rendah maupun di

dataran tinggi. Atau penelitian secara umum yang berhubungan dengan bidang

Referensi

Dokumen terkait

Solusi yang dtawarkan dalam berita ini adalah pemerintah memberikan bekal yang matang kepada influencer agar tercipta pesan yang mengedukasi tentang Covid-19, himbauan agar

Analisis Rasio Likuiditas Dan Rentabilitas Sebagai Penilaian Kinerja Keuangan Pada Kpri Setia Kawan Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang Tahun Buku 2010 – 20112, Ika Laila

Manajer Investasi dapat menghitung sendiri Nilai Pasar Wajar dari Efek tersebut dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab berdasarkan metode yang menggunakan

Dan seteah dihitung besar koefisien elastisitasnya, sifat elastisitas pada tahun 2007 adalah elastis, yang artinya persentase ( % ) perubahan kuantitas daging sapi lebih besar

IUP Operasi Produksi khusus u tuk pe ga gkuta  da  pe juala ; da

DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL : 1.03. ) - PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG. 20.. Batul dan Kab. Bantul dan Kab.. ) - PERUMAHAN RAKYAT DAN

Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul: ” Keterlaksanaan Silabus Materi Ajar Dosen Pada Mahasiswa Semester VI Tahun Akademik

Berikut ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa: (1) kesulitan dalam menentukan hubungan antara dua bilangan bulat, yaitu lebih dari, kurang dari, dan sama dengan,