• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Karakterisasi Mekanis Bahan Kampas Kopling (Clutch) Sepeda Motor Dengan Bahan Serat Kelapa, Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Aluminium Dan Resin Phenolic.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Karakterisasi Mekanis Bahan Kampas Kopling (Clutch) Sepeda Motor Dengan Bahan Serat Kelapa, Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Aluminium Dan Resin Phenolic."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

KARAKTERISASI MEKANIS BAHAN KAMPAS KOPLING

(CLUTCH)

SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN SERAT

KELAPA, ARANG TEMPURUNG KELAPA, SERBUK

ALUMINIUM DAN

RESIN

PHENOLIC

Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana S1Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

QOSIM AHMADI NIM : D200090008

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

KARAKTERISASI MEKANIS BAHAN KAMPAS KOPLING (CLUTCH) SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN SERAT KELAPA, ARANG TEMPURUNG KELAPA, SERBUK ALUMINIUM DAN RESIN PHENOLIC

Qosim Ahmadi, Pramuko Ilmu Purboputro, Bambang Waluyo F

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. YaniTromol Pos I Pabelan, Kartosuro

email : Qosim_Ahmadi@yahoo.com

ABSTRAKSI

Penelitian ini untuk mengetahui harga kekerasan, serta keausan kampas kopling dengan variasi komposisi serbuk aluminium, serbuk arang tempurung kelapa, serat kelapa dan resin phenolic kemudian dibandingkan dengan kampas kopling yang ada dipasaran yaitu kampas kopling indopart.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kelapa, serbuk arang tempurung kelapa, serbuk aluminium, dan resin phenolic. Kemudian dalam pembuatan dilakukan proses kompaksi dengan gaya sebesar 2,5 ton dan ditahan selama 60 menit. di dalam proses kompaksi

ini kita mengunakan hieter dengan suhu 1300C agar campuranya bisa

menjadi lebih padat dan menyatu. Setelah mencapai holding tim yang di inginkan, dies dilepas kemudian dilakukan proses sintering yaitu dengan dimasukkan kedalam oven. Suhu disetting 190ºC selama 30 menit dan specsimen dikeluarkan dari cetakan. Setelah didapat spesimen kampas kopling variasi serat kelapa, serbuk arang tempurung kelapa, serbuk aluminium, dan resin phenolic kemudian dilakukam pengujian kekerasan brinell, pengujian keausan dan koefisien gesek serta dilakukan uji foto struktur mikro untuk melihat kepadatan dan sifat masing-masing bahan penyusun spesimen kampas kopling sepeda motor.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa komposisi bahan dengan variasi serat sabut kelapa sebesar 40 %, serbuk arang tempurung kelapa sebesar 15 %, serbuk aluminium sebesar 15 %, dan resin phenolic 30%

didapat harga kekerasan 15,86 kg/mm2, harga keausan uji kering sebesar

0,223 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,197 mm/jm. Sehingga mendekati harga kampas kopling indopart dengan

harga kekerasan 13,27 kg/mm2, harga keausan uji kering sebesar 0,21

mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,18 mm/jm.

(4)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif, memicu para produsen perakitan kendaraan bermotor untuk

mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi yang

mendukung kian pesat. Setiap tahun permintaan suku cadang kendaraan bermotor terutama pada sepeda motor mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Oleh karena itu para produsen berlomba-lomba untuk membuat komponen kendaraan yang berteknologi tinggi dan mempunyai kualitas yang baik. Akan tetapi banyak produsen yang kurang memperhatikan materialnya. Sebagai contoh penggunaan material pada kampas kopling kendaraan yang menggunakan bahan asbes.

Menurut pakar kesehatan dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung, Juli Soemirat menjelaskan, asbestos ialah bahan bangunan yang karena sifatnya yang tahan asam, panas, fleksibel, tidak menguap, tidak mudah dihancurkan di alam yang biasa digunakan untuk mobil, plafon, pelapis dan kabel listrik. Juli mengatakan, asbestos jika masuk ke dalam paru-paru akan melekat atau menusuk sel paru-paru, dan tetap di sana karena tubuh tidak dapat menghancurkannya. Jika asbestos dalam paru-paru mengendap setelah 2 sampai 5 tahun kemudian maka akan banyak sel mati dan mengakibatkan tidak dapat bernapas.

Dengan demikian diperlukan penelitian bagaimana mencari alternatif pembuatan kampas kopling dengan material yang tidak

berbahaya dan tidak membahayakan kesehatan manusia yaitu dengan bahan komposit.

Komposit adalah terobosan baru dalam ilmu bahan sebagai bahan konstruksi selain logam (metal). Komposit merupakan bahan yang dihasilkan dari penggabungan dua atau lebih bahan dasar yang disusun sehingga mendapatkan bahan yang baru (Gibson, 1994).

Batasan Masalah

Agar penelitian ini sesuai dengan yang diinginkan dan tidak meluas pada pembahasan yang lain, maka dilakukan batasan masalah antara lain :

1. Bahan

Bahan yang digunakan untuk pembuatan kampas kopling non asbes ini adalah serat sabut kelapa, serbuk arang tempurung kelapa dan serbuk Aluminium dengan pengikat Resin phenolic.

2. Perbandingan komposisi bahan yang digunakan sebagai berikut: 1. 20% serat sabut kelapa +

25% tempurung kelapa + 25% serbuk aluminium + 30% resin phenolic

2. 30% serat sabut kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk aluminium + 30% resin phenolic

3. 40% serat sabut kelapa + 15% tempurung kelapa +15% serbuk aluminium + 30% resin phenolic

3. Pengujian yang dilakukan adalah a. Uji keausan

b. Koofisien gesek

(5)

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui harga kekerasan kampas kopling bahan non asbes dengan variasi bahan serat sabut kelapa, serbuk arang tempurung kelapa, serbuk aluminium dan resin

phenolic kemudian dibandingkan

dengan kampas kopling indopart.

2. Untuk mengetahui harga keausan kampas kopling variasi bahan serat sabut kelapa, serbuk arang tempurung kelapa, serbuk aluminium dan resin

phenolic, kemudian

dibandingkan dengan kampas kopling indopart.

3. Mengetahui komposisi yang paling baik dan mendekati terhadap kampas kopling acuan.

Tinjauan Pustaka

Menurut Bahrun Na’im, A. (2012), kampas kopling sepeda motor dapat dibuat dengan material komposit yaitu memanfatkan serabut kelapa serbuk tembaga dan serbuk aluminium sebagai penguatnya dan resin phenolic sebagai matriksnya. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan sampah serabut kelapa memiliki kelebihan dalam hal biaya produksi yang lebih murah dibandingkan kampas kopling yang berbahan asbestos.

Imam, Pramuko I.P., (2009), melakukan penelitian tentang kampas rem gesek dengan memberikan peningkatan sintering. Dengan semakin tinggi suhu sintering berpengaruh pada tingkat keausan. Jika semakn tinggi suhu sinteringnya maka menyebabkan nilai keausan meningkat. Maka keausan semakin tinggi. Peningkatan suhu sintering juga

berpengaruh pada kekerasan kampas. Semakin tinggi suhu sinteringnya maka nilai kekerasan akan semakin menurun.

Menurut Wahyudi, T. (2010), pembuatan dan pengujian sifat fisis dan mekanis kampas kopling dengan bahan dasar serbuk aluminium dan arang tempurung kelapa dengan matriks resin, komposisi serbuk arang dan aluminium mempengaruhi tingkat kekerasan dari kampas.

LANDASAN TEORI

1. Prinsip Kerja Kopling

Kopling tidak tetap adalah suatu

elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak

dengan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan antara kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar. (Sularso, 1997).

Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang dipasangkan diantara kedua poros serta membuat kontak dengan pooros tersebut , sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Konstruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Karena itu kopling ini sangat banyak digunakan. (Sularso, 1997).

2. Komposit

Kata komposit (composite) merupakan kata sifat yang berarti susunan atau gabungan. Composite ini berasal dari kata kerja to

compose yang berarti menyusun

(6)

adalah gabungan dua buah material atau lebih yang digabung pada skala makroskopis untuk membentuk material baru yang lebih bermanfaat. (Gibson,R.F, 1994).

Bahan komposit secara umum terdiri dari dua unsur yaitu serat

(fiber) dan matrik. Serat merupakan

unsur utama dari bahan komposit, serat ini adalah yang nantinya menentukan sifat karakteristik suatu bahan seperti kekuatan, keuletan, dan sifat mekanik yang lain. Serat berfungsi menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada komposit, sedangkan matrik mengikat serat, melindungi, dan meneruskan gaya antar serat.

3. Metalurgi serbuk

Menurut Amstead (1993), metalurgi serbuk adalah suatu kegiatan yang mencangkup pembuatan benda dari serbuk logam dengan penekanan. Proses ini dapat disertai pemanasan, akan tetapi suhu yang dipakai harus berada dibawah titik cair serbuk. Pemanasan selama proses penekanan atau sesudah penekanan yang dikenal dengan istilah sinter akan menghasilkan pengikatan partikel yang halus. Dengan demikian kekuatan dan sifat-sifat fisis lainya meningkat.

Produk hasil metalurgi serbuk dapat terdiri dari produk campuran serbuk berbagai logam atau dapat pula terdiri dari campuran bahan bukan logam, yang berguna untuk meningkatkan ikatan partikel dan mutu benda jadi secara keseluruhan. Bentuk partikel serbuk tergantung pada cara pembuatanya dapat bulat, tak teratur, pipih atau bersudut tajam (Amstead, 1993).

4. Proses kompaksi

Kompaksi merupakan proses pemampatan serbuk material dalam

dies (cetakan) dengan gaya tekan

dari mesin kompaksi dan besarnya gaya tekan sesuai ketentuan dalam penelitian yang dilakukan, kompaksi mempunyai tujuan untuk mendapatkan green body dari spesimen benda uji yang dihasilkan dari campuran homogen tersebut.Proses pemampatan adalah suatu proses mesin yang memberikan gaya penekanan

uniaksial. (German, 1984).

5. Proses sintering

Menurut Amstead (1993), Sintering merupakan metode pembuatan material dari serbuk dengan pemanasan sehingga terbentuk ikatan partikel dalam suhu yang tinggi. Panas menyebabkan bersatunya partikel dan efektifitas reaksi tegangan permukaan meningkat. Dengan perkataan lain proses sinter menyebabkan bersatunya partikel sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah. Selama proses ini, terbentuklah batas-batas butir yang merupakan tahap permulaan rekristalisasi, disamping itu gas yang ada juga menguap. Suhu sinter umumnya dibawah titik cair unsur serbuk utama.

6. Pengujian Keekerasan Brinell

(7)

mikroskop khusus pengukur jejak. Pengukuran nilai kekerasan suatu material diberikan oleh rumus: (Van Vliet, G. L. T, dkk, 1984)

. . √ …

dimana :

BHN : adalah harga kekerasan spesifik (Kg/mm2)

P : adalah beban (Kg) D : diameter indentor (mm) d : diameter jejak (mm).

7. Keausan

Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progesif atau pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil pergerakan relative antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya. (Kenneth G,1999).

Untuk mengetahui harga keausan menggunakan rumus yaitu :

. dimana :

WR : keausan X1 : tebal awal (mm) X2 : tebal akhir (mm) T : durasi (jam)

8. Koefisien Gesek

Gesekan adalah suatu pergeseran dua benda yang bersentuhan. Koefisien gesek disimbolkan dengan huruf Yunani µ, yaitu suatu skala dimensional bernilai kecil yang menjelaskan perbandingan gaya gesek antara dua bagian dan gaya tekan keduanya. (Niemann, G, 1981).

Rumus koefisien gesek dasar ( µ ):

…………(3) F = gaya gesek (Newton)

N = gaya normal (Newton)

Rumus koefisien gesekpada uji kampas kopling:

...(4)

T = Torsi (kg.mm) p = Tekanan (kg/mm2)

ro= Radius injakan kampas

kopling(mm)

ri=Radius luar injakan

kampas kopling (mm)

= Efisiensi luas kampas kopling

dimana torsi (T) diperoleh dengan rumus :

… … … ….

(

5

)

P = Daya (watt) P = V.I

V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere)

ω= Omega

n = Putaran (rpm)

dimana tekanan (p) diperoleh dengan rumus :

F = Gaya (kg)

dimana efisiensi luas2 ( ) diperoleh dengan rumus :

(8)

METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian

             

   

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Tahap Penelitian

1. Persiapan Penelitian

a. Mencari referensi yang terkait dengan pembuatan kampas kopling baik studi pustaka dan studi lapangan.

b. Mempersiapkan alat dan membuat cetakan kampas kopling.

c. Mempersiapkan bahan antara lain serbuk tembaga, serbuk arang tempurung kelapa, serat sabut kelapa, resin polyester dan kampas koplin indopart yang digunakan untuk pembanding.

2. Proses pembuatan

a. Pencampuran semua bahan dengan komposisi variasi yang telah ditentukan dengan menggunakan fraksi berat yaitu:

• 20% serat kelapa, 25% arang tempurung kelapa, 25% serbuk aluminium, 30% resin

phenolic.

• 30% serat kelapa, 20% arang tempurung kelapa, 20% serbuk aluminium,30% resin

phenolic.

• 40% serat kelapa,15% arang tempurung kelapa, 15% serbuk aluminium,30% resin

phenolic.

b. Proses pengepresan spesimen dengan tekanan 2,5 ton dalam waktu 60 menit.

c. Dilakukan proses sintering dengan suhu 1900C selama 30 menit.

d. Tunggu sampai dingin

kemudian dilepas kan dari cetakanya.

3. Pengujian

Pengujian yang dilakukan: a. Pengujian kekerasan Brinell b. Pengujian keausan

c. Pengujian Koefisien gesek d. Foto stuktur mikro

Studi Lapangan dan Daftar Pustaka

Persiapan Alat danBahan

Pencampuran Bahan Baku:

Serat Kelapa Arang Tempurung

Kelapa

Serbuk

Aluminium (al)

Resin

Phenolic

20 % 25 % 25 % 30 %

30 % 20 % 20 % 30 %

40 % 15 % 15 % 30 %

Pembuatan SpecimenKopling

Pengujian kering dan diberi oli

Kesimpulan

Uji kekerasan Uji Keausan

Foto Mikro Koplingpembanding

Hasil Pengujian

Analisa Data dan Pembahasan Uji Koofisien Gesek

Mulai

(9)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. MBT Sieve Shaker AG – 515

sebagai alat penyaring 2. Timbangan (Berat Digital) 3. Cetakan (Dies)

4. Gelas dan sendok. 5. Mesin press 6. Oven

7. Infrared Thermometer 8. Digital Tachometer 9. Clamp Meter 10. Vernier Caliper

Bahan-bahan yang digunakan :

1. Serat Sabut Kelapa

2. Serbuk Arang Tempurung

Kelapa.

3. Serbuk Aluminium 4. Resin Phenolic

5. Dexton Plastic Stell Epoxy 6. Plat Kampas

Spesimen Uji

Spesimen 1 Spesimen 2

Spsimen 3

Gambar 1. Sampel kampas.

Instalasi Pengujiaan

Gambar 2. Alat Uji Kekerasan Brinell

Gambar 3. Alat Pengujian Gesek

Gambar 4. Alat Inverted Metalurgy

(10)

Data Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Data Hasil Pengujian Kekerasan Brinell

Tabel 1. Hasil Pengujian kekerasan Brinell

Gambar 5. Histogram Hasil uji kekerasan

Dari gambar 5 diatas terlihat hasil pengujian kekerasan brinell yaitu harga kekerasan yang paling tinggi adalah variasi bahan 2 dengan komposisi bahan yaitu 30% serat

kelapa, 20% tempurung kelapa, 20% serbuk aluminium, 30% resin

phenolic yaitu dengan harga

kekerasan sebesar 18,6 Kg/mm2, sedangkan harga kekerasan yang paling rendah yaitu adalah variasi bahan 3 dengan variasi komposisi bahan 40% serat kelapa, 15% tempurung kelapa, 15% serbuk

aluminium, 30% resin phenolic

dengan harga kekerasan 15,86 Kg/mm2. Dari hasil pengujian kampas kopling produk indopart dengan perlakuan yang sama didapat harga kekerasan sebesar 13,27 Kg/mm2, jadi specimen yang baik untuk diaplikasikan ke kendaraan yaitu spesimen 3 dengan harga kekerasan sebesar 15,86 Kg/mm2.

2. Data Hasil Pengujian Keausan

a. Hasil Pengujian Keausan Kering

Table 2. Hasil Penelitian Keausan kering

No Kampas kopling uji keausan kering

Gambar 6. Histogram Hasil Pengujian Keausan kering

17.85 18.6

Jenis Kampas Kopling 0.187

0.153

(11)

Dari gambar histogram 6. pengujian keausan kering dengan beban 15 kg selama 1 jam didapat harga keausan variasi bahan 1 sebesar 0,187 mm/jm, variasi bahan 2 sebesar 0,153 mm/jm, variasi bahan 3 sebesar 0,223 mm/jm dan kampas kopling indopart sebesar 0,21 mm/jm. Jadi komposisi yang dapat diambil untuk diaplikasikan ke kendaraan yaitu komposisi 3 dengan 40% serat kelapa, 15% arang tempurung kelapa, 15% serbuk

aluminium, 30% resin phenolic

sebesar 0,223 mm/jam sedangkan kampas kopling produk indopart dengan harga keausan sebesar 0,21 mm/jam .

b. Hasil Pengujian Keausan Pengaruh Oli

Tabel 3. Hasil Penelitian Keausan Pengaruh Oli

No Kampas kopling uji keausan kering

Keausan

rata-Gambar 7. Histogram Hasil uji Keausan Pengaruh Oli

Dari gambar histogram 4.4. pengujian keausan penyemprot oli dengan beban yang sama 15 kg selama 1 jam didapat harga keausan variasi bahan 1 sebesar 0,157 mm/jm, variasi bahan 2 sebesar 0,13 mm/jm, variasi bahan 3 sebesar 0,197 mm/jm dan kampas kopling indopart sebesar 0,18 mm/jm. Jadi komposisi yang dapat diaplikasikan ke sepeda motor yaitu kampas kopling 3 dengan variasi bahan 40% serat kelapa, 15% arang tempurung kelapa, 15% serbuk

aluminium, 30% resin phenolic

sebesar 0,197 mm/jam sedangkan kampas koling produk indopart dengan harga keausan sebesar 0,18 mm/jam.

3. Data Hasil Pengujian Gesek

a. Hasil Pengujian Gesek Kering

Tabel 4. Hasil Penelitian Koefisien Gesek (µ)

Gambar 8. Histogram Hasil koefisien gesek kering

0.157

Jenis Kampas Kopling

0.589 0.594 0.587

0.498

Jenis Kampas Kopling

No Variasi kampas kopling Koefisien Gesek rata-rata (µ)

1 Variasi bahan 1 0,589

2 Variasi bahan 2 0,594

3 Variasi bahan 3 0,587

(12)

Dari gambar histogram 8. pengujian koefisien gesek kering didapat harga koefisien gesek variasi bahan 1 sebesar 0,589, variasi bahan 2 sebesar 0,594, variasi bahan 3 sebesar 0,587 dan hasil pengujian kampas kopling indopart dengan perlakuan yang sama didapat harga koefisien gesek sebesar 0,498. Jadi harga koefisien gesek yang mendekati kampas kopling indopart adalah variasi bahan 3 dengan harga koefisien sebesar 0,587

b. Hasil Pengujian Gesek Pengaruh Oli

Tabel 5. Hasil penelitian Koefisien Gesek (µ) oli

Gambar 9. Histogram Hasil koefisien gesek oli

Dari gambar histogram 9. pengujian koefisien gesek dengan penyemprot oli didapat harga koefisien gesek variasi bahan 1 sebesar 0,603, variasi bahan 2 sebesar 0,61, variasi bahan 3 sebesar 0,526 dan hasil pengujian kampas kopling indopart dengan

perlakuan yang sama didapat harga koefisien gesek sebesar 0,51. Jadi harga koefisien gesek yang mendekati kampas kopling indopart adalah variasi bahan 3 dengan harga koefisien sebesar 0,526.

4. Hasil Uji Foto Mikro

¾ Foto mikro I (20% serat kelapa + 25% tempurung kelapa + 25% serbuk aluminium + 30% resin

phenolic)

100µm

Gambar 10. Foto Mikro Spesimen 1

¾ Foto mikro II (30% serat kelapa+ 20% tempurung kelapa+ 20% serbuk aluminium + 30% resin

Jenis Kampas Kopling No Kampas kopling Koefisien Gesek rata-rata (µ)

(13)

¾ Foto mikro III (40% serat kelapa + 15%% serbuk Arang Tempurung Kelapa+15%serbuk Aluminium + 30% phenolic)

100 µm

Gambar 12. Foto Mikro Spesimen 3

Keterangan:

1. Serat Sabut Kelapa. 2. Serbuk Arang Tempurung

Kelapa.

3. Serbuk Aluminium.

4. Resinphenolic.

5. Data Hasil Pengujian tsentuh

a. Pengujian tsentuh kering

Tabel 6 Data Hasil Mencari tsentuh

Pengujian Kering

Gambar 13 Histogram tsentuh

Pengujian Kering

Dari gambar histogram 13 pengujian tsentuh didapat Variasi

bahan 1 waktunya sebesar 1,86 detik , Variasi bahan 2 sebesar 1,92 detik Variasi bahan 3 sebesar 1,8 detik dan indopart waktunya mencapai 1,72 detik. Maka dari semua hasil pencarian tsentuh yang

paling cepat dan mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 3 dengan waktu 1,8 detik.

b. Pengujian tsentuh dengan oli

Tabel 7 Data Hasil Mencari tsentuh

Pengujian Oli

1.86 1.92 1.8

Jenis Kampas Kopling

No

Arus tanpa pembebanan

(A)

Arus dengan Pembbanan

(14)

Gambar 14. Histogram tsentuh

Pengujian Pengaruh Oli

Dari gambar histogram 14. pengujian tsentuh Variasi bahan 1

sebesar 1,82 detik , Variasi bahan 2 sebesar 1,88 detik, Variasi bahan 3 sebesar 1,69 detik dan indopart sebesar 1,45 detik. Maka dari semua hasil pencarian tsentuh yang paling

cepat dan mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 3 dengan waktu 1,69 detik.

6. Data Temperatur Kampas Kopling Saat Gesekan

Tabel 8. Data temperatur kampas saat gesekan kering

Gambar 15. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan kering

Dari gambar 15. terlihat bahwa Variasi bahan 2 memiliki temperatur yang paling tinggi yaitu sebesar 69,30C dan yang paling rendah adalah Variasi bahan 3 yaitu 66,30C. Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 62,30C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi bahan 3 karena yang paling mendekati kampas kopling indopart.

Tabel 9. Data temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli

Variasi Kampas kopling

Rata-rata( 0C )

1.82 1.88 1.74

1.68

Jenis Kampas Kopling

67.67 69.3 66.3 62.3

0

Jenis Kampas Kopling

Variasi Kampas kopling

(15)

Gambar 16. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli

Dari gambar 16. terlihat bahwa Variasi bahan 1 memiliki temperatur sebesar 60,30C, Variasi bahan sebesar 63,70C, Variasi bahan 3 sebesar 59 0C Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 55,70C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi bahan 3 karena yang paling mendekati kampas kopling indopart.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian spesimen kampas kopling, dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

1. Hasil pengujian kekerasan brinell yang paling tinggi adalah komposisi 1 sebesar 17,58 kg/mm2, sedangkan harga yang paling rendah adalah komposisi 3 sebesar 15,86 kg/mm2. Dari hasil pengujian kampas kopling indopart dengan didapat harga kekerasan sebesar 13,27 kg/mm2. Jadi dari ketiga sampel variasi komposisi diatas harga kekerasan yang paling mendekati kampas kopling

Indopart yaitu kampas 3 sebesar 15,86 kg/mm2.

2. Dari data hasil pengujian keausan, didapat nilai keausan uji kering paling tinggi adalah variasi 3 sebesar 0,223 mm/jm, sedangkan hasil paling rendah yaitu variasi 2 sebesar 0,153 mm/jm dan kampas kopling indopart sebesar 0,21 mm/jm. Harga keausan uji dengan oli didapat harga keausan paling tinggi adalah variasi 3 sebesar 0,197 mm/jm, sedangkan hasil uji paling rendah yaitu variasi 2 sebesar 0,13 mm/jm dan kampas kopling indopart sebesar 0,17 mm/jm. Jadi yang paling mendekati kampas kopling indopart adalah variasi bahan kampas 3.

3. Dari penelitian yang sudah dilakukan dan dengan data yang sudah ada kampas kopling yang paling baik dan mendekati dengan kampas kopling acuan yaitu komposisi 3 dengan variasi bahan 40% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk

aluminium + 30% resin phenolic.

Saran

Berdasarkan analisa dan pembahasan diatas, maka saran yang dapat diberikan guna untuk mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu :

1. Sebelum melakukan penelitian hendaknya mempelajari buku-buku serta teori yang dapat menunjang dan berkaitan dengan penelitian ini.

2. Proses pencampuran bahan harus dilakukan dengan hati-hati dan dipastikan campuran telah tercampur merata.

60.3 63.7 59

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bahrun Na’im (2012), Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk

Kayu Jati, Serbuk Alumunium, Dan Serbuk Tembaga

Terhadap Kekuatan Aus Dan Kekerasan Kampas Kopling

Gesek Sepeda Motor. Laporan Tugas Akhir Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Mesin UMS, Surakarta.

Annual Book of ASTM Standards, ASTM D3702-94, 1999, Standart Test

Method For Wear Rate Coefficient Of Materials In Self

Lubricated Rubbing Contact Using A Thrust Washer

Testing Machine. ASTM international, United States.

Annual Book of ASTM Standards, ASTM F 1957 – 99, 1999, Standard

Test Method for Composite Foam Hardness-Durometer

Hardness. ASTM international, United States.

Gibson, R.F., 1994, Principle of Composite Material Mechanics,

McGraw-Hill International Book Company, New York.

Kenneth G and Michael K,1999. Engineering Materials. Upper River,New

Jersey.

Niemann, G, 1981, Machine Element, Spirnger-Verlag, New Delhi.

Rahmat Kusuma, Pramuko I.P, (2012) Pengaruh Variasi Bahan

Terhadap Sifat Fisis Dan Sifat Mekanis Kopling Gesek

Sepeda Motor Dengan Bahan Dasar Fiberglass, Serbuk

Alumunium, Serbuk Tembaga Dan Resin Phenolic. Laporan

Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin UMS,

Surakarta.

Suga, Kiyokatsu dan Sularso., 1997., Dasar Perencanaan dan Pemilihan

Elemen Mesin., Pradnya Paramita, Jakarta

Surdia, T dan saito, s, 1995, Pengetahuan Bahan Teknik.,pradnya

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Gambar  3. Alat Pengujian Gesek
Table 2. Hasil Penelitian  Keausan  kering
Tabel 3. Hasil Penelitian Keausan
+5

Referensi

Dokumen terkait

dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Selama ini pemanfaatan serat sabut kelapa hanya digunakan untuk industri rumah tangga dalam skala kecil. Misalnya

Tugas Akhir berjudul “ PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR BAHAN DASAR SERAT KELAPA SERBUK BAJA SERBUK TEMBAGA DAN

dari pada kampas kopling indopart dikarenakan semakin banyak kandungan berat logam semakin menambah nilai kekerasan dari kampas kopling, campuran variasi bahan

Bahan kampas yang digunakan adalah serbuk arang batok. kelapa dan resin Polyester BQTN 157

Sifat mekanik komposit material alternatif kampas rem sepeda motor non-asbestos dengan komposisi 51% tempurung kelapa + 5% serbuk aluminium + 40% resinphenolic + 4% katalis

Judul : Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Phenolic Resin Terhadap Keausan Kampas Rem Berbahan Dasar Serabut Kelapa.. Membuat kampas rem berbahan dasar serabut kelapa dengan

Tugas Sarjana yang berjudul “ Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Phenolic Resin Terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tekan Kampas Rem Berbahan Dasar Serabut Kelapa ” telah disetujui

Eksperimen untuk menentukan konduktivitas termal komposit yang terbuat dari resin epoksi, hardener, aceton dan serbuk arang tempurung kelapa telah dilakukan