• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi : penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi : penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta."

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta

Danu Eri Setiawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta pada materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 32 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) AS AN ATTEMPT TO INCREASE STUDENTS’ UNDERSTANDING INECONOMY LEARNING

MATERIAL

This Research Was Conducted in the Tenth Grade Student of Two State Senior High School Yogyakarta

Danu Eri Setiawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this research is to investigate the increase of understanding of the tenth grade students of Yogyakarta in economy learning material. The main topic of discussion was government policy in economy through the implementation of cooperative teaching model Teams Games Tournament (TGT).

The type of this research is aclassroom action research.The subject of this research wasX3 students of Two State Senior High School Yogyakarta 2010/2011 academic yearwhich consisted of 32 students. This classroom action research had been done using four main steps which were planning, implementation, observation, and reflection. Teacher’s activity observation sheet, student’s activityobservation sheet, classroom activity observation sheet, teacher’s activity in learning process observation sheet, classroom observation instrument, student’sactivity in working in group observation sheet, and reflection instrument were the process which was used in collecting the data.The data which had been collected was analyzed by applying descriptive and comparative analysis.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP

MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

OLEH:

Danu Eri Setiawan NIM 071334065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus, penolongku

Bp. Yakobus Sigit Tri Santoso B. A. Papaku

yang tercinta

Ibu Agatha Atik, Mamaku yang tercinta

Adik Albertus Anang Dwi Krisdian

Adik Venantius Windy Tri Rangga

Pakde Sudar dan Bude Hermin

Mas Nu, Mbak Wik, dan Mbak Nik

Dwi Larasati dan Keluarga

(7)

MOTTO

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta

Danu Eri Setiawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta pada materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 32 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(11)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) AS AN ATTEMPT TO INCREASE STUDENTS’ UNDERSTANDING INECONOMY LEARNING

MATERIAL

This Research Was Conducted in the Tenth Grade Student of Two State Senior High School Yogyakarta

Danu Eri Setiawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this research is to investigate the increase of understanding of the tenth grade students of Yogyakarta in economy learning material. The main topic of discussion was government policy in economy through the implementation of cooperative teaching model Teams Games Tournament (TGT).

The type of this research is aclassroom action research.The subject of this research wasX3 students of Two State Senior High School Yogyakarta 2010/2011 academic yearwhich consisted of 32 students. This classroom action research had been done using four main steps which were planning, implementation, observation, and reflection. Teacher’s activity observation sheet, student’s activityobservation sheet, classroom activity observation sheet, teacher’s activity in learning process observation sheet, classroom observation instrument, student’sactivity in working in group observation sheet, and reflection instrument were the process which was used in collecting the data.The data which had been collected was analyzed by applying descriptive and comparative analysis.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa Putera dan Roh Kudus di Surga atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran Ekonomi

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. 5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Ibu Natalina Premastuti

(13)

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

8. Kedua orang tuaku, Bapak Yakobus Sigit Tri Santosa, B.A. dan Ibu Agatha Atik yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta.

9. Adikku Albertus Anang Dwi Krisdian terima kasih atas dukungan, doanya, belajar yang rajin ojo kokehan pacaran dan Tuhan Yesus Memberkati.

10.Adik Venantius Windy Tri Rangga terima kasih atas dukungan dan doanya, rajin belajar, Tuhan Yesus Memberkati.

11.Pakde Sudaryanto dan Bude Hermin, terima kasih atas dukungan dan doanya Berkat Allah Bapa selalu menyertai Pakde dan Bude.

12.Mas Nu, Mbak Wik, dan Mbak Nik, terima kasih atas dukungan dan doanya Berkat Allah Bapa selalu menyertai.

13.Dwi Larasati terima kasih atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayang, serta segala bantuan selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini, Berkat Allah selalu menyertai.

(14)

Setiawan, Adit, Adi sunda, Febri kuwuk, Agung keple, Anggi, Ivan, Cosmas, Daniel. Teman-teman seperjuangan Simbah Felix, Vhe2, Nicolas Bayu, Lian, Rima, Kiki dan seluruh teman-temanku Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 terima kasih atas semangat dan dorongan kalian serta segala informasi, waktu, kebersamaan kalian, perhatian teman-teman yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman Grinjing 4, Ricky Ricardo, dan Thomas Aga, terima kasih atas dukungan dan doanya, ojo lali piket kamar mandine reget.

16.Bu Harto, Ibu kost grinjing 4, terima kasih atas doanya saat pendadaran.

17.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta , 20 Mei 2011

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK... .... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 6

B. Pembelajaran ... 10

C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 12

D. TGT (Teams Games Tournament) ... 14

E. Pemahaman ... 16

F. Mata Pelajaran Ekonomi ... 16

(16)

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian... 22

E. Instrumen Penelitian... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 36

A. Sejarah SMA Negeri 2 Yogyakarta... 36

B. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 38

C. Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 40

D. Organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 45

E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 52

F. Siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 55

G. Kondisi Fisik dan Fasilitas Penunjang Pembelajaran SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 56

H. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 61

I. Hubungan antara SMA Negeri 2 Yogyakarta dengan Instansi Lain... 63

J. Usaha-usaha Peningkatan Lulusan ... 66

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 69

2. Pelaksanaan penelitian ... 80

a. Perencanaan... 81

b. Tindakan ... 85

c. Observasi ... 88

(17)

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 99

1. Deskripsi data ... 99

2. Pengujian komparatif ... 101

a. Penyajian prasyarat analisis ... 101

b. Pengujian hipotesis penelitian ... 102

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Keterbatasan Penelitian ... 105

C. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA... 108

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas X ... 42

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA ... 43

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS ... 44

Tabel 4.4 Daftar Nama Guru dan Pegawai SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 53

Tabel 4.5 Keadaan Guru... 55

Tabel 4.6 Keadaan Tenaga Kependidikan... 55

Tabel 4.7 Keadaan Siswa ... 55

Tabel 4.8 Keadaaan Ruangan SMA Negeri 2 Yogyakarta... 57

Tabel 4.9 Daftar Pengurus Komite Tetap SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 61

Tabel 4.10 Daftar Pengurus Komite Tidak Tetap SMA Negeri 2 Yogyakarta ... 62

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Guru ... 72

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 75

Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ... 77

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 89

Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I ... 92

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas ... 93

Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 95

Tabel 5.8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 97

Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (Pre-test dan Post-test) ... 100

Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 101

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 110

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 111

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 112

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 113

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas ... 115

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok ... 116

Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 117

Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT... 118

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 119

Lampiran 10 Soal Pre-test ... 120

Lampiran 11 Soal Post-test ... 121

Lampiran 12 Jumlah Skor Kelompok ... 122

Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 123

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 125

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 127

Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 128

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 130

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 132

Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 134

Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas ... 136

Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok ... 138

Lampiran 7a Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 139

Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT... 140

Lampiran 9a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 141

(21)

Lampiran 11a Soal Post-test ... 152

Lampiran 12a Jumlah Skor Kelompok ... 158

Lampiran 13 Materi Pembelajaran ... 159

Lampiran 14 Skenario Pembelajaran ... 161

Lampiran 15 Prosedur Game Teka-teki Silang ... 162

Lampiran 16 Prosedur Turnamen ... 164

Lampiran 17 Nama-nama Anggota Kelompok ... 165

Lampiran 18 Nomor Urut Pengerjaan Soal... 166

Lampiran 19 Poin (uang-uangan kertas) ... 167

Lampiran 20 Soal Teka-teki Silang ... 168

Lampiran 21 Lembar Jawab Teka-teki Silang ... 169

Lampiran 22 Soal Turnamen... 181

Lampiran 23 Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran ... 184

Lampiran 24 Wawancara Terhadap Siswa... 186

Lampiran 25 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT (data primer) ... 187

Lampiran 26 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT (data primer)... 188

Lampiran 27 Lembar Jawaban Pre-test ... 198

Lampiran 28 Lembar Jawaban Post-test ... 208

Lampiran 29 Uji Paired Sample Test ... 218

Lampiran 30 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 219

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ada banyak guru saat ini mulai kehilangan variasi dalam hal penyampaian materi ajar kepada para siswanya. Pembelajaran cenderung berjalan monoton sehingga membuat jenuh peserta didik. Banyak siswa yang merasa jenuh saat pembelajaran di kelas. Kejenuhan tersebut membuat siswa melakukan hal-hal yang menurut siswa lebih menyenangkan, seperti mengobrol dengan teman sebangku, mengganggu teman, mencorat-coret buku, menggambar, dan sebagainya. Berbagai tingkah laku siswa tersebut akan mengakibatkan kurangnya konsentrasi dalam menerima pelajaran. Dengan kurangnya konsentrasi belajar, akan mengakibatkan kurangnya pemahaman materi yang telah diajarkan oleh guru, kurangnya pemahaman materi akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa.

(23)

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Hal demikian disebabkan karena pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru diharapkan mampu membuat pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa.

Metode Team Games Tournament(TGT) merupakan salah satu metode pembelajaran yang lebih menekankan keaktifan siswa melalui permainan antar berbagai kelompok siswa dalam kelas. Keaktifan siswa dalam belajar, akan menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam akan materi yang sedang diajarkan. Metode TGT dapat diterapkan dalam berbagai kondisi kelas. Namun yang terpenting adalah persiapan guru saat akan memulai metode TGT. Persiapan tersebut meliputi media yang akan digunakan, permainan yang akan digunakan, langkah-langkah pembelajaran, dan sebagianya.

Dalam pembelajaran ekonomi, metode TGT sangat tepat diterapkan, karena pembelajaran ekonomi lebih banyak menyampaikan teori-teori dan hafalan-hafalan. Metode TGT lebih menekankan pada kerjasama sebuah tim dalam menyusun strategi dalam sebuah game dan turnamen. Dengan adanya kerjasama tim, seluruh siswa dalam kelompok akan ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas.

(24)

akan tercapainya peningkatan pemahaman siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul

”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI EKONOMI PADA

POKOK BAHASAN BADAN USAHA ”, yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penerapan metode pembelajaran kooperatif bisa dilakukan pada berbagai tipe, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran ekonomi.

C. Rumusan Masalah Penelitian

(25)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman materi siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode kooperatif tipe TGT.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : 1. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif melalui berbagai macam metode untuk meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu juga manfaat penelitian ini bagi guru adalah sebagai landasan penyusunan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang berguna untuk memenuhi kegiatan pengembangan profesi keguruan.

2. Bagi Peneliti

(26)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan mencari sumber acuan bagi peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian yang sejenis.

4. Bagi Sekolah

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas akhir-akhir ini merupakan penelitian yang paling diminati dikalangan praktisi, terutama digunakan untuk pemecahan masalah dan mutu diberbagai bidang. Menurut Suwandi (2010:10), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Menurut diknas (http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option= com_content&do_pdf=1&id=221), peneliti dalam PTK adalah bagian dari situasi yang diteliti, peneliti sebagai pengamat juga terlibat langsung dalam proses situasi tersebut. Kolaborasi pada anggota dalam situasi itu yang memungkinkan proses itu berlangsung. Untuk menjamin kolaborasi perlu mengumpulkan semua sudut pandang anggota yang menggambarkan struktur situasi yang diteliti. Tetapi perlu diingat bahwa peneliti mempunyai kewenangan dalam penelitian, sehingga tidak mutlak semua pandangan harus digunakan. Sementara, menurut Arikunto, S., et al. (2006:104):

(28)

permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti.

Menurut Kusumah (2009:9)

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang mengutamakan praktik melalui suatu tindakan dikelas. Pemecahan suatu masalah dikonsep dalam sebuah rancangan yang sistematis dan terencana, sehingga suatu permasalahan dalam belajar di kelas dapat teratasi melalui perencanaan konsep PTK. Permasalahan dalam PTK merupakan permasalahan yang benar-benar terjadi dan sungguh diteliti oleh seorang guru, bukan masalah yang merupakan anggapan seorang peneliti. Artinya disini adalah seorang guru dan peneliti harus berkolaborasi sehingga penelitian tindakan benar-benar mempunyai suatu manfaat yang nyata.

2. Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat pembelajaran di kelas. Prinsip tersebut antara lain (Suwandi, 2010:21) :

a. Tidak mengganggu komitmen mengajar. b. Tidak terlalu menyita waktu.

(29)

1. Identifikasi dan rumusan hipotesis meyakinkan. 2. Strategi dapat diterapkan dikelas.

f. Pilihan tindakan dapat dilaksanakan. g. Terikat oleh waktu.

h. Konsisten terhadap prosedur etika. i. Berorientasi pada perbaikan masalah. j. Proses belajar sistematik.

k. Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan. l. Guru memiliki kemampuan reflektif.

3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan sebagai berikut (Kusumah, 2009:25):

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan (acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Pengamatan (observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang diteliti terhadap proses pelaksanaanya.

d. Refleksi (reflecting)

(30)

Model PTK

Gambar 2.1 Model PTK oleh Arikunto S. 4. Tujuan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Penelitian yang menggunakan ancangan PTK umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut (Arikunto S., et al., 2006:107):

a. Memerhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran;

b. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran;

c. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran;

(31)

5. Manfaat PTK

Apabila tujuan-tujuan dari PTK tercapai, maka beberapa manfaat yang dirasakan oleh pendidik. Manfaat PTK meliputi hal-hal berikut (Suwandi, 2010:16):

a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan masalah pembelajaran yang muncul

c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah

d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.

B. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses penyampaian suatu informasi antara dua belah pihak atau lebih. Dengan kata lain, dikatakan suatu pembelajaran jika terdapat interaksi antara dua orang atau lebih. Di kelas, interaksi pembelajaran berarti antara seorang guru dengan para muridnya. Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Uno, 2006 : 2).

Sedangkan menurut wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran), pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.

(32)

dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya untuk mencapai tujuan tersebut. Dewasa ini, pembelajaran lebih dipusatkan pada siswa. Dengan kata lain, siswa dituntut kreatif, inovatif dan mandiri. Pengajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan strategi-strategi pengajaran dimana guru lebih memfasilitasi daripada mengajar langsung. Dalam strategi pengajaran yang berpusat pada siswa ini, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa. Tujuan-tujuan yang banyak dicapai dengan efektif dalam strategi-strategi pengajaran yang berpusat pada siswa mencakup hal-hal berikut ini (David A. J, et al., 2009:227-228) :

1. Pengembangan proses-proses skill (ber-)komunikasi, seperti sikap toleran terhadap pandangan-pandangan yang tidak sependapat dengannya, mampu bekerja dalam kelompok, dan sikap kritis terhadap pendapatnya dan pendapat orang lain.

2. Pengembangan pemahaman yang mendalam tentang topik, seperti mengidentifikasi hubungan antara kunjungan Marcopolo ke Asia Timur, perjalanan penjelajahan bangsa Portugis di ujung Afrika, dan penemuan Colombus pada Dunia Baru.

3. Pengembangan skill-skill penelitian dan pemecahan masalah.

Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi siswa (PBAS). Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa (Sanjaya, 2008:135).

(33)

itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik.

Kedua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu: (a) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang tahap perkembangan; (b) setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda; (c) anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya; (d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.

Ketiga, asumsi tentang tentang guru adalah: (a) guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik; (b) guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajar; (c) guru mempunyai kode etik keguruan; (d) guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam belajar yang memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.

Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah (a) bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem; (b) peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru; (c) proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna; (d) pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang; (e) inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.

Dengan melihat beberapa pendapat di atas, pembelajaran berpusat pada siswa sangatlah dianjurkan untuk mengembangkan pribadi setiap siswa agar mampu berkembang, baik dalam bidang intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral.

C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

(34)

pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada kerja sama dalam sebuah team. Menurut Lie (2008:29)

Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Menurut Suprijono (2009:54) :

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.

Sedangkan menurut Sanjaya (2006:242) :

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).

(35)

Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkembang dalam kelompok dan saling melengkapi antar anggota kelompok.

D. TGT (Teams Games Tournament)

Dalam metode TGT, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang berbeda-beda tingkat kecerdasannya, dan jenis kelamin. Setelah itu guru menjelaskan materi seperti biasa. Kemudian guru akan memberikan sebuah turnamen untuk menguji tingkat pemahaman siswa. Menurut Slavin (2008:163), secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya setara seperti mereka. Sedangkan menurut Trianto (2009:83), model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament, atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Menurut Slavin (2008:166) deskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut :

1. Presentasi di kelas.

(36)

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada kesulitan siswa yang merasa mampu membantu siswa yang kesulitan. 2. Game.

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan diatas meja dengan tiga orang siswa yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

3. Turnamen.

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar-kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen – tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, seperti halnya sistem skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5): skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya.

4. Penghargaan Tim.

Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau mendapat skor tertinggi, skor tersebut pada akhirnya akan dijadikan sebagai tambahan nilai tugas siswa. Selain itu diberikan pula hadiah (reward) sebagai motivasi belajar.

E. Pemahaman

(37)

seperti orang, situasi, atau pesan dimana orang dapat berpikir tentang hal ini dan menggunakan konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu objek abstrak atau fisik tersebut (http://en.wikipedia.org/wiki/ Understanding). Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:998) pemahaman adalah proses, pembuatan memahami atau memahamkan.

Pemahaman siswa dapat diamati melalui proses belajar mengajar di kelas. Selama proses belajar, guru dapat menilai secara langsung pemahaman siswanya melalui berbagai teknik, misalnya saja dengan menggunakan pertanyaan. Namun yang perlu diperhatikan dalam mengemas suatu model pertanyaan adalah bagaimana model pertanyaan tersebut tidak terlalu membuat siswa merasa terintimidasi oleh pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.

F. Mata Pelajaran Ekonomi

(38)

dan menciptakan kemakmuran. Menurut Ritonga (2007:12) ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas menggunakan sumber daya yang terbatas. Sedangkan menurut (tedjo21.files. wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf), ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Mata pelajaran ekonomi berfungsi untuk melatih kepribadian siswa dalam memenuhi kebutuhan siswa sebagai pelajar, dan sekaligus mampu belajar untuk dapat menerapkan beberapa teori ekonomi dalam kehidupan nyata. Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf):

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

(39)

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.

G. Kerangka Teoritik

Bagi sebagian besar guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang rumit dan belum banyak dilakukan oleh guru. Padahal banyak masalah yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat diperbaikimelalui bentuk PTK, bahkan hampir semua masalah pembelajaran di kelas dapat diselesaikan dengan PTK. Namun sebagian besar guru belum mengenal apa itu PTK. Berbagai faktor yang menyebabkan guru belum mengenal PTK antara lain : kurang dipahaminya profesi keguruan oleh guru, guru malas membaca, guru malas menulis, kurangnya rasa kepekaan dan sensitifitas guru terhadap waktu, guru sering terjebak ke dalam rutinitas kerja, kurangnya daya kreatifitas dan inovasi seorang guru, guru malas meneliti, serta guru kurang memahami PTK.

(40)

pengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatis dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisasi penyelidikan reflektif ke dalam pengajaran di kelas (Emzir, 2008:233). PTK tersebut biasanya dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja seorang guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

PTK diterapkan dengan berbasis pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam PTK adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe TGT.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT, atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto, 2009:83). Menurut Slavin (2008:166), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu : presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamen (pertandingan), dan rekognisi tim (perhargaan kelompok).

(41)

tiap kelompok adalah menjadi tim yang terbaik. Untuk itu, masing-masing individu harus bertanggung jawab memahami materi dan mampu menjawab soal-soal yang diberikan. Dengan adanya penghargaan berupa hadiah diharapkan siswa dapat termotivasi dan hasil belajar siswa akan meningkat.

Hasil belajar merupakan proses perubahan dalam pembelajaran siswa. Untuk mengetahui adanya perubahan hasil belajar diperlukan proses. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui pelatihan dengan penerapan metode pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan demikian, penerapan pembelajaran tipe TGT diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa-siswa SMA. Dengan demikian dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:

Ha : terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wijaya Kusumah (2009:9) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilaksanakan dengan kerja sama antara guru kelas dan peneliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Yogyakarta, Kal. Bener Kecamatan Bener, Tegalrejo, Yogyakarta, 55243

2. Waktu Penelitian

(43)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta

2. Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan pemahaman materi siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT .

D. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, tindakan awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi kondisi kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Untuk melengkapi data, peneliti juga mewawancarai guru dan siswa untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Setelah beberapa prosedur tersebut dilakukan, kemudian peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan metode TGT.

2. Pelaksanaan Penelitian

(44)

a. Siklus Pertama

Kegiatan dalam siklus pertama direncanakan dengan satu kali tatap muka atau pertemuan di kelas.

1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi sebagai berikut :

a) Peneliti bekerjasama dengan guru akan memetakan berdasarkan tingkat kemampuannya. Setelah itu peneliti akan membagi siswa dalam satu kelas menjadi jumlah siswa yang proporsional tiap-tiap kelompokknya dan juga berdasarkan heterogenitas masing-masing individu. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrument penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi pembelajaran yang akan diajarkan guru, soal-soal latihan, dan lembar observasi. b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

(45)

2. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dilihat dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pembelajaran di kelas

Sebelum masuk kegiatan TGT, yang perlu dilakukan guru adalah menjelaskan materi pembelajaran seperti biasanya. Guru diperbolehkan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, namun yang terpenting adalah siswa harus benar-benar memahami materi yang akan diajarkan. Pemahaman materi akan membantu siswa pada saat dilakukannya permainan kelompok nanti.

b. Kegiatan dalam kelompok (team)

(46)

yang perlu dilakukan siswa yaitu berdiskusi dengan sesama anggota kelompok. Melalui diskusi bersama, siswa diharapkan menyampaikan kesulitan pemahaman materi dengan sesama anggota kelompok. Siswa yang kurang memahami bertanya dengan siswa yang telah paham dengan materi yang telah diajarkan. Jika anggota kelompok tidak ada yang mengerti, maka siswa yang bersangkutan dapat menanyakannya dikelompok lain dengan bantuan guru, dan apabila dalam satu kelas tidak ada yang mengetahui jawabannya, maka guru dapat membantu memecahkan masalah tersebut. Fungsi dari diskusi kelompok adalah untuk memberi pemahaman yang merata pada setiap anggota kelompok. Pemahaman yang merata antar anggota kelompok akan memudahkan siswa dalam melakukan permainan atau turnamen nanti.

c. Pelaksanaan game

(47)

melaksanakan game dengan sungguh-sungguh supaya hasil yang didapat mampu merefleksikan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan metode TGT ini.

d. Pelaksanaan tournament

Pelaksanaan tournament dilakukan setelah pelaksanaan game. Dalam tournament guru akan melakukan kompetisi antar sesama kelompok dengan menggunakan kartu pertanyaan. Prosedurnya : siswa duduk secara berkelompok sesuai pembagian awal, kemudian masing-masing kelompok akan ditandai dengan huruf misalnya kelompok A, kelompok B, kelompok C dan seterusnya. Guru membacakan soal-soal turnamen yang dikemas dalam kartu pertanyaan. Setiap kelompok diharuskan menjawab pertanyaan pada selembar kertas yang telah dipersiapkan. Ketika waktu untuk menjawab pertanyaan telah habis, setiap kelompok wajib menunjukkan jawaban atas soal yang dibacakan guru dengan cara mengangkat jawaban.

e. Penghargaan kelompok

(48)

penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dalam mengikuti pelajaran ekonomi, sehingga meningkatkan pemahaman untuk pelajaran ekonomi nantinya.

Sebelum melakukan permainan dan turnamen, guru akan memberikan pre-test untuk menilai pemahaman siswa secara keseluruhan, selanjutnya guru melaksanakan metode TGT dan melakukan post-test untuk menilai kemajuan siswa pada saat selesai dilakukannya melakuakan game dan tournament. 3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan tindakan. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran di kelas yang dilakukan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa perilaku siswa di dalam kelas, keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kondisi ruang kelas saat dilangsungkannya kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengamatan juga akan dibantu dengan video recorder untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.

4. Refleksi

(49)

selama pembelajaran yang dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada saat kegiatan pada siklus lanjutan (jika diperlukan). Refleksi juga dilakukan untuk apakah indikator keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya, refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah dilalui. jika terdapat kekurangan maka peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut dan jika telah mencapai keberhasilan maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai target yang diinginkan.

b. Siklus Kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut : 1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru (observing teacher)

(50)

salam pembuka atau tidak, guru melakukan presensi terhadap siswa atau tidak dan sebagainya (catatan anekdotal, lampiran 1hal. 110). b. Pengamatan terhadap kondisi kelas (Observing classroom condition)

Pengamatan terhadap kondisi kelas dilakukan untuk menilai kondisi kelas saat dilangsungkannya pembelajaran. Pengamatan terhadap kondisi kelas ini juga meliputi pengamatan tentang tindakan seorang guru untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bermasalah dalam hal ini adalah siswa yang hanya membuat keributan saja, siswa yang pasif di kelas, siswa yang mengganggu konsentrasi temannya dan sebagainya. Selain tindakan guru, peneliti juga mengamati tata letak peralatan kelas, manajemen kelas, dan kondisi ruangan (cukup ventilasi, pencahayaan yang cukup dan sebagainya) (catatan anekdotal, lampiran 2 hal. 111).

c. Pengamatan terhadap siswa (Observing Students)

(51)

d. Soal pre-test

Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10 hal. 120).

2. Pelaksanaan Tindakan a. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan penelitian meliputi kegiatan perencanaan untuk PTK dan kegiatan perencanaan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pada perencanaan pembelajaran di kelas, peneliti dibantu guru menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran di kelas yang terangkum dalam sebuah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain RPP, peneliti juga menyiapkan berbagai media, materi ajar, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, perencanaan pelaksanaan pembelajaran hampir sama dengan seorang guru dalam mempersiapkan pembelajaran di kelas (lampiran 9 hal. 119).

b. Tindakan (acting)

(52)

dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang tingkat prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi yang akan diukur dari hasil belajar siswa (lampiran 4 hal. 112 dan lampiran 5 hal 114). Setelah itu guru dibantu oleh peneliti membagikan soal post-test yang digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan (lampiran 11 hal. 121).

c. Observasi (Observing)

Pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh orang yang ditunjuk peneliti untuk membantu kegiatan observasi. Pada kegiatan pengamatan, yang perlu diamati adalah tindakan guru di kelas saat melakukan pembelajaran, tindakan siswa saat pembelajaran, kondisi fisik kelas, dan penyajian materi pembelajaran (lampiran 6 hal. 116). d. Refleksi (Reflection)

(53)

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat kualitatif. Kegiatan yang diamati dalam penelitian kualitatif adalah gejala-gejala yang terjadi saat penelitian dilakukan, maka untuk mengukur gejala-gejala tersebut digunakan naluri dan perasaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitaif. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data yang akan peneliti terapkan dalam penelitian :

1. Observasi (observing)

Kegiatan observasi terdiri atas pengamatan dan pencatatan setiap kejadian secara mendetail. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan catataan Anekdotal (anecdotal record) yaitu alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan anekdotal dibuat segera setelah peristiwa terjadi.

2. Wawancara (interview)

(54)

wawancara yang tidak formal dan tidak terpaku pada pedoman pertanyaan yang dibuat.

3. Dokumentasi (document)

Pengumpulan data dengan metode dokumen dilakukan dengan mempelajari arsip-arsip yang dimiliki oleh seorang guru. Misalnya catatan tentang sikap siswa, nilai hasil ujian mingguan, nilai raport, presensi kelas, dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Seluruh data yang didapat dari observasi, wawancara maupun data dokumen dianalisis secara deskriptif, artinya data dipaparkan menurut pemikiran peneliti berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas. Hasil dari pemaparan dapat berupa cerita maupun rangkuman dalam sebuah tabel.

2. Analisis Komparatif

a. Pengujian prasyarat analisis

(55)

Untuk mengetahui hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003:296) :

D = Maks │Fe – Fo│

Keterangan :

D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan

Fo = Frekuensi observasi

b. Pengujian hipotesis penelitian 1. Rumusan hipotesis penelitian

Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan

setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah

diterapkan model pembelajaran TGT. 2. Pengujian hipotesis penelitian

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Rumus untuk menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008 : 122) :

� = �1− �2

��1 2 �1

+�2 2 �2−

2� � �1

(56)

Keterangan :

�1= Rata-rata sampel 1

�2 = Rata-rata sampel 2

s1 = Simpangan baku sampel 1 s2 = Simpangan baku sampel 2 �1

2

= Varians sampel 1 �2

2

= Varians sampel 2

r = Korelasi antara dua sampel

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung <

ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho

(57)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah SMA Negeri 2 Yogyakarta

Sekolah ini didirikan oleh Yayasan Pembinaan Kesejahteraan Persatuan orang tua murid dan Guru (YPK POMG) dan diberi nama SMA YPK, dengan Akte Notaris RM. Wiranto, tertanggal 14 Agustus 1963 Nomor : 17 yang bertempat pertama kali di SMPN 6 Yogyakarta. Susunan pengurus yayasan tersebut adalah :

1. Ketua : Bapak Hadiwarsito

2. Bendahara : Bapak Tarmiso

3. Bendahara Pendidikan : Bapak Antoen Suhono 4. Bidang Umum : Bapak Suharjono

Berkat bantuan Bapak Purwaka, S.H. yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Inspeksi SMA, maka sebaiknya SMA YPK dijadikan dahulu sebagai filial salah satu SMA negeri yang ada. Dengan Surat Keputusan perwakilan Departemen P dan K DIY tanggal 15 September 1964 No. 36/C1.UM/64, maka SMA YPK dijadikan filial SMA Negeri 1 Yogyakarta. Untuk keseragaman dengan induknya, dari SMA Negeri 1 Teladan dikirim empat orang tenaga guru untuk memberikan bimbingan dan memudahkan untuk mengadakan penyesuaian dengan SMA-SMA negeri yang ada.

(58)

Meskipun tanpa gedung sendiri, penegeriannya dapat terlaksana juga dengan SK Menteri P dan K Republik Indonesia tanggal 17 Juli 1965 No. 96/SA/B/III/65-66 dan sebagai Kepala Sekolah ditunjuk Bapak Drs. Soemardji.

Dari berdirinya sampai sekarang, SMA Negeri 2 Yogyakarta telah beberapa kali mengalami penggantian pimpinan sekolah, yaitu :

1. RM Soedarmo tahun 1963-1964 (status : SMA Yayasan PK)

2. Antoen Suhono tahun 1964-1965 (status : SMA Filial SMA Negeri 1) 3. Drs. Soemardji tahun 1965-1975 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta) 4. Drs. Meodjiono tahun 1975-1977 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta) 5. Drs. Soeratno tahun 1977-1981 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta) 6. Drs. Wahyuntana tahun 1981-1985 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta) 7. Soedarjo tahun 1985-1992 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

8. Drs. Panut S tahun 1992-1993 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta) 9. Drs. Sadali tahun 1993-1997 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta) 10. Drs. Gijo tahun 1997-2000 (status : SMU Negeri 2 Yogyakarta)

11. Drs. H. Mashadi AR tahun 2000-2002 (status : SMU Negeri 2 Yogyakarta masa otonomi daerah)

12. Drs. Bambang Supriyono, MM mulai tanggal 24 Agustus 2002 s.d. 2005 (status SMA Negeri 2 Yogyakarta, masa otonomi daerah) 13. Drs. H. Timbul Mulyono, MP.d tahun 2005

(59)

B. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta

1. Visi SMA Negeri 2 Yogyakarta

Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK, cerdas dan berakhlak mulia serta siap berkompetisi dalam dunia global.

2. Misi SMA Negeri 2 Yogyakarta

a. Mendidik siswa agar beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia;

b. Mendidik siswa agar memiliki kecerdasan intelektual, emosional, spiritual;

c. Mendidik siswa agar memiliki wawasan kemasyarakatan dan kebangsaan serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi;

d. Melaksanakan pembelajaran yang profesional dan efektif agar siswa mampu mengembangkan diri sesuai bakat dan potensinya secara optimal dalam bidang akademik dan non akademik sehingga mampu berkompetisi di era global;

e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, berbahasa Jawa, berbahasa Inggris dan berbahasa asing lain, serta dalam bidang IPTEK, olahraga, seni dan budaya;

(60)

g. Menciptakan akademik atmosfir dan iklim kerja yang harmonis, budaya santun, dan budaya tertib, serta saling hormat antar warga sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar .

3. Tujuan SMA Negeri 2 Yogyakarta

a. Menjadi sekolah yang unggul dalam IMTAQ, IPTEK, dan berakhlak mulia;

b. Menghasilkan lulusan yang cerdas intelektual, emosional, dan sepiritual;

c. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan kemasyaraktan, dan kebangsaan, memiliki kepekaan social yang tinggi serta siap secara jasmani dan rohani untuk berkompetisi pada era global;

d. Menghasilkan lulusan yang terampil berbahasa Indonesia, berbahasa Jawa, berbahasa Inggris, dan bahasa lainnya.

4. Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta a. Layanan Prima kepada Masyarakat

(61)

c. Kembangkan profesionalitas

d. Mengakomodir perkembangan Teknologi Informasi e. Kemitraan dengan masyarakat dan lembaga terkait f. Berusaha menjadi yang terbaik

g. Pengembangan sarana, prasarana, media dan metode pembelajaraan.

C. Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta

Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 2 Yogyakarta adalah kurikulum KTSP yang disusun oleh sekolah yang disesuaikan dengan kultur sekolah, sehingga KBM yang berlangsung dapat berjalan dengan baik. Di SMA Negeri 2 Yogyakarta dibuka 2 program, yaitu:

1. Program Reguler, yang terdiri dari program IA dan IS. Penjurusan dilakukan mulai dari kelas XI.

2. Program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), mengunakan kurikulum nasional dan adopsi kurikulum cambrigde. Waktu belajar tiga tahun.

(62)

dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran di SMA Negeri 2 Yogyakarta adalah 45 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

(63)

1. Intensifikasi usaha guru dalam memahami penyempurnaan kurikulum. 2. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan

pembelajaran.

3. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan KBM dengan mempertinggi kadar keaktifan siswa.

4. Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksankan evaluasi belajar.

5. Meningkatkan jiwa profesionalisme guru 6. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.

7. Meningkatkan hasil UJIAN AKHIR (NASIONAL) dan UM/SPMB. 8. Meningkatkan peranan MGMP sekolah.

9. Meningkatkan supervise KBM.

Berikut ini merupakan struktur kurikulum di SMA Negeri 2 Yogyakarta :

Tabel 4.1

Struktur Kurikulum SMAN 2 Yogyakarta Kelas X

No. MATA PELAJARAN

KELAS X

Sem .1 Sem.2

Kuri Pelk. Kuri Pelk.

1 Pendidikan Agama 2 2 2 2

2 Kewarganegaraan 2 2 2 2

3 Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4

4 Bahasa Inggris 4 5 4 5

5 Matematika 4 5 4 5

6 Fisika 2 3 2 3

7 Kimia 2 3 2 2

8 Biologi 2 2 2 3

(64)

10 Geografi 1 1 1 1

b. Bahasa Mandarin

1 1 1 1

Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta

Kelas XI dan XII Program IPA

No. MATA PELAJARAN

(65)

11 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2 2 2 2 2

12 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2 2 2 2 2

13

Ketrampilan/Bhs.Asing a. Bahasa Jepang

b. Bahasa Mandarin

1 1 1 1 1 1 1 1

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 4.3

Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS

No. MATA PELAJARAN

(66)

D. Organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta

Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai struktur organisasi sebagai acuan untuk masing-masing elemen bekerja sesuai dengan perannya dalam rangka memperlancar jalannya pendidikan. Struktur organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta terdiri atas

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan di sekolah. Kepala sekolah bertugas sebagai administrator yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kurikulum, ketatausahaan, administrasi personalia dan pelaksanaan instruksi dari atasan. Selain itu kepala sekolah juga bertugas sebagai supervisor yang memberikan pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab. Untuk lebih detailnya, tugas-tugas kepala sekolah adalah sebagai berikut:

a. Selaku pimpinan bertugas: 1) Menyusun perencanaan 2) Mengorganisasikan kegiatan a. Bahasa Jepang

b. Bahasa Mandarin

1 1 1 1 1 1 1 1

14 Muatan Lokal :

Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 2 2

15 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)

(67)

3) Mengarahkan kegiatan sekolah 4) Mengkoordinasikan kegiatan 5) Melaksanakan pengawasan

6) Mengadakan evaluasi kegiatan terhadap kegiatan 7) Menentukan kebijaksanan

8) Mengadakan rapat 9) Mengambil keputusan 10) Mengatur proses KBM

11) Mengatur administrasi kantor, siswa, pegawai, perlengkapan dan dunia usaha

12) Mengatur OSIS

13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha.

b. Selaku administrator bertugas untuk membuat dan melaksanakan: 1) Perencanaan

(68)

c. Sebagai supervisior bertugas: 1) Kegiatan KBM

2) Kegiatan BP/BK

3) Kegiatan ekstrakurikuler 4) Kegiatan ketatausahaan

5) Kegiatan dengan masyarakat dan dunia usaha 6) Menyelenggarakan supervisior pada ketatausahaan 2. Wakil Kepala Sekolah

Kepala sekolah di SMA Negeri 2 Yogyakarta dibantu oleh 4 wakil kepala sekolah yaitu, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat. Adapun tugasnya masing-masing adalah sebagai berikut: a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

1) Menyusun program pelajaran 2) Menyusun pembagian tugas guru 3) Menyusun jadwal pelajaran

4) Menyusun jadwal evaluasi pelajaran 5) Menyusun pelaksanan ujian akhir 6) Menerapkan kriteria kenaikan kelas

(69)

8) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran 9) Menyusun buku kemajuan kelas

10) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran.

b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

1) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para siswa dalam rangka menegakkan tata tertib siswa

2) Melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengendalian. Kegiatan-kegiatan siswa, seperti kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS

3) Meningkatkan kemajuan para siswa dan sekolah 4) Melaksanakan calon siswa teladan

5) Melaksanakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan luar sekolah

6) Mengatur mutasi siswa

7) Menyusun laporan kegiatan siswa secara berkala

8) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan (6K) 9) Anggaran dasar dan anggaran rumahtangga serta komite

sekolah

10) Pertemuan dengan orang tua

(70)

c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

1) Menyusun rencana kebutuhan, mengadakan dan memelihara sarana dan prasarana sekolah

2) Mengadministrasi dan mengkoordinasi pendayagunaan sarana dan prasarana

3) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala

4) Penyusunan RAPBS

5) Merencanakan dan melaksanakan penerimaan uang sekolah 6) Bertindak sebagai bendahara

7) Mengerjakan buku kas umum secara tertulis

8) Membina ketertiban siswa terutama dalam pembayaran SPP dan iuran lain

d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas 1) Membantu tugas-tugas Kepala Sekolah 2) Mengkoordinir guru kelas dan guru piket

3) Membantu kelancaran menyusun jadwal pelaksanan kegiatan sekolah

4) Mewakili kepala sekolah dengan baik ke dalam maupun ke luar bila Kepala Sekolah berhalangan

(71)

6) Membantu kelancaran penyusunan jadwal pelaksanan kegiatan sekolah

7) Mengadakan peringatan hari besar agama dan hari besar nasional

8) Mengadakan kerjasama dengan komite sekolah 9) Menerima tamu umum dan mencukupi keperluannya 10) Membantu manertibkan daftar hadir guru

11) Menyiapkan dan memerikssa daftar hadir guru dan karyawan 3. Guru-guru Bidang Studi

Guru-guru bidang studi bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Guru-guru bidang studi diatur oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.

4. Wali Kelas

Wali kelas berkewajiban untuk membantu kepala sekolah dalam pengelolaan kelas dan penyelenggaraan administrasi kelas. Diantara tugas-tugasnya yaitu terhadap hal-hal yang berkenaan dengan:

a. Daftar nilai siswa b. Observasi

(72)

g. Siswa catatan wawancara h. Catatan home visit

Susunan staf pemimpin SMA Negeri 2 Yogyakarta T.A. 2010-2011 ialah sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah : Drs. Bashori Muhammad, MM 2) Wakaur Kurikulum : Drs. Jumadi

3) Wakaur Kesiswaan : Drs. Prayitno 4) Wakaur Sar. & Pras. : Drs. H. Rusman 5) Wakaur Humas : Drs. Bambang P.S

6) Kepala TU : Dra. B. M. Hari Wardyanti 7) Koordinator BK : Dra.Tita Retno Susilowati 8) Koordinator UKS : Drs. I Putu Hagus Sapto K 9) Wali kelas X 1 : Sri Lestari, S.Pd

10) Wali kelas X 2 : Dra. Tri Dewi Setyarini 11) Wali kelas X 3 : Noer Indahyati, S.Pd 12) Wali kelas X 4 : Drs. A. Andri Asmara 13) Wali kelas X 5 : Dra. Hj. Sri Maryati 14) Wali kelas X 6 : Margiyati S.Pd

(73)

19) Wali kelas XI.A.2 : Dra. Wahyu Indriati 20) Wali kelas XI.A.3 : Dra. Singgih Murwani 21) Wali kelas XI.A.4 : Yulianto, S.Pd

22) Wali kelas XI.A.5 : Drs. Sugihadi 23) Wali kelas XI.S.1 : Dra. Listiyarni

24) Wali kelas XI.S.2 : Sapto Wahyu Pujiastuti, SS 25) Wali kelas XII.A.1 : Dra. Hj. Sri Murtiningsih, S.Pd 26) Wali kelas XII.A.2 : Dra.Tri Indaryati M.Hum. 27) Wali kelas XII.A.3 : Dra. Jauharoh

28) Wali kelas XII.A.4 : Dra. Rahayu Handayani 29) Wali kelas XII.A.5 : Dra. Hj. Nur Bani Sofiana 30) Wali kelas XII S : Dra. Indra Lestari

E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 2 Yogyakarta

Gambar

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ............................................................
Gambar 2.1 Model PTK oleh Arikunto S.
 Tabel 4.1  Struktur Kurikulum  SMAN 2 Yogyakarta Kelas X
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok virus kelas X

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang dalam pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan dagang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan jurnal penyesuaian melalui penerapan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan jurnal penyesuaian melalui penerapan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT ) dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X-D SMA Negeri 11

1. Penggolongan inflasi berdasarkan parah tidaknya inflasi adalah sebagai berikut. Inflasi berat Jawaban yang benar adalah…. Mata uang dalam negeri naik terhadap valuta asing

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan stoikiometri di kelas X SMA Negeri 12 Pekanbaru dengan penerapan model pembelajaran