• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PANTAI KAHONA KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PANTAI KAHONA KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

FITRI NAVA KASAT 140302005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

SKRIPSI

FITRI NAVA KASAT 140302005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(3)

SKRIPSI

FITRI NAVA KASAT 140302005

Skripsi sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(4)

Judul Penelitian : Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Pantai Kahona Kecematan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah

Nama : Fitri Nava Kasat

NIM : 140302005

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh, Dosen Pembimbing

Zulham Apandy Harahap, S.Kel., M.S.i NIP. 198403082017061001

Disetujui Oleh, Disetujui Oleh,

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Dr. Ir. Yoes Soemaryono, MH.,M.Sc Ipanna Enggar Susetya, S. Kel, M.Si NIP. 195911161993032001 NIP. 1988061102015042002

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr. Eri Yusni, M.Sc NIP. 195911161993032001

(5)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Fitri Nava Kasat

NIM : 140302005

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Pantai Kahona Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah benar merupakan karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Medan, Oktober 2019

Fitri Nava Kasat

NIM. 140302005

(6)

FITRI NAVA KASAT. Analisis Indeks Kesesuaian dan Daya Dukung Pantai Kahona Kecamatan Andam Dewi KabupatenTapanuli Tengah. Dibimbing Oleh ZULHAM APPANDY HARAHAP S.Kel, M. Si

Pantai Kahona merupakan pantai yang memiliki daya tarik berupa pantai berpasir putih yang landai dengan pemandangan yang indah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lobu Tua Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah Agustus 2018 bertujuan untuk mengetahui potensi Kawasan Ekowisata Pantai Kahona, Mengetahui Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kahona sebagai Ekowisata Pantai, Menghitung Daya Dukung Ekowisata Pantai Kahona untuk menjadi kawasan Ekowisata Pantai. Metode penentuan kesesuaian kawasan berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap paremeter, kedalaman, tipe pantai, lebar pantai, kecerahan, kecepatan arus, material dasar perairan, pengamatan biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan potensi ekowisata pantai di Pantai Kahona ada 3 kategori yaitu 1) kategori ekowisata Rekreasi yaitu 91,02% - 92,30% S1 (sangat sesuai), Berenang 90,47% – 91,66% (Sangat Sesuai), dan Berperahu 73,80%

(Sesuai). Daya dukung kawasan kategori ekowisata rekreasi 4212 (Orang), Berenang 6000 (Orang) dan Berperahu 2720 (Orang).

Kata kunci : Ekowisata pantai, kesesuaian kawasan, daya dukung kawasan, pantai Kahona

(7)

FITRI NAVA KASAT. Analysis of Suitability and Carrying Capacity Index of

Kahona Beach in Andam Dewi District, Central Tapanuli Regency. Supervised by ZULHAM APPANDY HARAHAP S.Kel, M. Si

Kahona Beach is a beach that has the attraction of a sloping white sandy beach with beautiful scenery. This research was conducted in Lobu Tua Village, Andam Dewi Subdistrict, Tapanuli Tengah Regency in August 2018 with the aim to determine the potential of the Kahona Beach Ecotourism Area, Knowing the Suitability Index of Kahona Tourism as Beach Ecotourism, Calculating the Carrying Capacity of Kahona Beach Ecotourism to become a Coastal Ecotourism area. The method of determining the suitability of an area is based on the multiplication of scores and weights obtained from each paremeter, depth, beach type, beach width, brightness, current velocity, bottom waters material, observation of hazardous biota, and freshwater availability. Based on the results of research in the field of coastal ecotourism potential in Kahona Beach there are 3 categories: 1) Recreational ecotourism category that is 91.02%

- 92.30% S1 (very appropriate), Swimming 90.47% - 91.66% (Very Appropriate) , and Boating 73.80% (Appropriate). The carrying capacity of the recreation ecotourism category is 4212 (People), Swimming 6000 (People) and 2720 Boating (People).

Keywords: Coastal ecotourism, regional suitability, regional carrying capacity, Kahona coast

(8)

Penulis dilahirkan di Tanjung Gadang 16 Februari 1996. Anak dari pasangan Bapak Satridal dan Ibu Kasmawati dan merupakan putri empat dari tujuh bersaudara.

Pendidikan formal pertama diawali di SDN 153007 kecamatan Sorkam pada tahun 2003-2008.

Bersamaan dengan berakhirnya pendidikan dasar, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasyah Tsanawiyah pada Tahun 2011.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang selanjutnya di Madrasah Aliyah Negeri Sorkam pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan S-1 di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi anggota IMASPERA pada tahun 2014-2018. Pada tahun 2017 penulis pernaha menjadi sekretaris Litbang HIMASTAP dan Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

(9)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, Penulis Dapat Menyelesaikan Skripsi Yang Berjudul

“Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Pantai Kahona Kecematan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah”.

Skripsi disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Allah SWT yang telah meridhoi penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

2. Ayahanda Satridal Tanjung dan Ibunda Kasmawati yang telah memberikan dukungan doa, semangat, moril dan materil kepada penulis.

3. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku ketua prodi Manajemen Sumberdaya Perairan dan Bapak Zulham Apandy Harahap, S. Kel, M.Si selaku sekretaris prodi Manajemen Sumberdaya Perairan.

4. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku dosen Penasehat Akademik yang telah memberi semangat kepada penulis.

5. Bapak Zulham Apandy Harahap, S. Kel, M.Si, Bapak Dr. Ir. Yoes Soemaryono, M.H., M.Sc dan Ibu Ipanna Enggar Susetya S.Kel., M.si selaku dosen pembimbimg dan penguji yang telah memberikan ilmu, masukan, arahan dalam penulisan Skripsi ini.

(10)

Sumatera Utara.

7. Keluarga Kakak Yulia Nova Sari, S. A Febriyanti, S. Tp, Vit Vera Mita Rosandi, Muhammad Saleh Rasyid, Jamil Bakar Nasution dan Adik Apri Yelni Sari, Rahmat Azhari dan Nur Elisna yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

8. Teman seperjuangan Sutan Mulia Sakti Siregar S. E

9. Sahabat Rika Tiansi, Yuli Afsarah, Adila Ulfa, Sucandra, Al- Arif nur, Muhammad Ari Saputra, Putri Wulan Anjeli, Amalia, Merry, Fera, Afni, Rosmawati, Yohanna, dan Tiurma yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

10. Teman-teman angkatan 2014 Program Studi Manajemen Sumberaya Perairan yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat sebagai dasar penelitian selanjutnya dan dapat menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Medan, Agustus 2019

Penulis

(11)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Kerangka Pemikiran Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Wilayah Pesisir ... 5

Ekowisata ... 5

Potensi Wisata ... 6

Wisata Pantai ... 7

Daya Tarik Wisata ... 8

Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan... 11

METODE PENELITIAN ... 13

Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

Alat dan Bahan ... 13

Deskripsi Area ... 14

Teknik Pengumpulan Data ... 16

Penentuan Responden ... 17

Analisis Data ... 17

Analisis Indeks Kesesuaian Wisata ... 20

Analisis Daya Dukung Kawasan ... 23

(12)

Persepsi Wisatawan ... 27

Indeks Kesesuaian Wisata ... 35

Daya Dukung Kawasan ... 38

Pembahasan ... 39

Indeks Kesesuaian Wisata ... 39

Strategi Pengelolaan ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

Kesimpulan ... 45

Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(13)

No Teks Halaman

1. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang ... 21

2. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi ... 22

3. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berperahu ... 23

4. Potensi Ekologis Pengunjung (k) dan Luas Area Kegiatan (t) ... 24

5. Prediksi Waktu yang dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata... 25

6. Matriks Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi ... 36

7. Matriks Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang Pantai Kahona... 37

8. Matriks Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berperahu.. ... 38

(14)

No Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 4

2. Lokasi Penelitian ... 13

3. Stasiun 1 ... 14

4. Stasiun 2 ... 15

5. Stasiun 3 ... 15

6. Kegiatan Wisata yang dilakukan Wisatawan di Pantai Kahona ... 27

7. Persepsi Wisatawan Terhadap Sambutan Masyarakata Pantai Kahona ... 28

8. Persepsi Wisatawan ingin Kembali Berkunjung ke Pantai Kahona .... 29

9. Persepsi Wisatawan Terhadap Jenis Aksebilitas, Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Pantai Kahona ... 30

10. Persepsi Wisatawan Terhadap Harga Makanan, Penyediaan Pondok dan Fasilitas Kegiatan Wisata Pantai Kahona ... 30

11. Jenis Wisata yang Perlu Penambahan atau Perbaikan ... 31

12. Persepsi Wisatawan Terhadap Aktivitas yang Berpotensi Untuk di Kembangkan ... 31

13. Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Sumberdaya Pantai Kahona ... 32

14. Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Pasir Pantai Kahona ... 32

15. Persepsi Wisatawan Terhadap Bau Perairan Pantai Kahona ... 33

16. Persepsi Wisatawan Terhadap Kesadaran Masyarakat Pantai Kahona ... 33

17. Persepsi Wisatawan Terhadap Adanya Pembatasan Pengunjung Pantai Kahona ... 34

18. Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan Pantai Kahona ... 35

(15)
(16)

No Teks Halaman

1. Yang digunakan dalam Penelitian... 50

2. Kondisi Kawasan Pantai Kahona ... 52

3. Metode Pengukuran Lapangan... 54

4. Kuisioner Penelitian untuk Pengunjung Pantai Kahona ... 55

5. Kuisioner Penelitian untuk Masyarakat Pantai Kahona ... 61

6. Perhitungan Jumlah Responden Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Kahona ... 65

7. Daftar Pribadi Responden Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Kahona ... 66

8. Daftar Data Pribadi Masyarakat Pantai Kahona ... 70

9. Persepsi Wisatawan dikawasan Pantai Kahona ... 71

10. Kategori Berenang ... 76

11. Kategori Rekreasi ... 78

12. Kategori Berperahu ... 79

13. Daya Dukung Pantai Kahona ... 80

14. Persepsi terhadap Keindahan Kawasan... 81

15. Persepsi terhadap Kenyamanan Kawasan ... 81

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Barus adalah sebuah kecamatan di sebuah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesian. Ibu kota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kota Barus sebagai kota Emporiumdan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0 – 3 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02°

09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan Barus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi, 2012).

Pantai Kahona yang berada di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, diyakini sebagai pantai indah di Sumatera Utara.

Pantai yang memiliki pasir putih yang halus dan deretan kelapa serta rumput hijau semakin menambah keindahan dan keasrian Pantai Kahona. Pantai ini masih alami dan terjaga karena lokasinya yang memang berada cukup jauh dari pusat Kota Barus. Pantai Kahona merupakan potensi wisata yang sangat perlu dikembangkan sehingga menjadi daerah wisata yang semakin menarik dan bersih sehingga semakin banyak wisatawan yang datang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Pantai Kahona 2012).

(18)

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial budaya.

Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat (Satria, 2009).

Banyaknya jumlah pengunjung pada hari libur dapat menganggu atau merusak lingkungan sehingga diperlukan penelitian mengenai kesesuain wisata dan daya dukung kawasan wisata di Pantai Kahona.

Perumusan Masalah

Pantai Kahona merupakan salah satu objek wisata pilihan masyarakat Tapanuli Tengah dan Sibolga. Wisata dapat menjadi pilihan yang tepat untuk refreshing diri dari kesibukan dan pekerjaan sehari-hari. Ada banyak jenis wisata,

salah satunya adalah wisata pantai. Wisata pantai merupakan wisata yang menawarkan keindahan alam pantai baik itu kondisi fisik pantai dan tanaman pantai.Besarnyaminat pengunjung untuk berwisata ke Pantai Kahona sehingga perlu untuk melakukan analisis ekowisata.

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di harapkan dapat menjawab pertanyaan berikut :

1. Bagaimana Analisis Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Kahona?

2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap Pantai Kahona?

(19)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kahona serta menganalisis tingkat Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Kahona untuk kegiatan wisata pantai.

2. Mengetahui persepsi wisatawan dan penduduk sekitar terhadap kualitas ekologis kawasan Pantai Kahona.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada masyarakat maupun instansi mengenai kesesuaian dan kemampuan daya dukung kawasana Pantai Kahona serta diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam kebijakan pengelolaan dan upaya pelestarian wisata Pantai Kahona.

Kerangka Pemikiran

Kawasan Pantai Kahonadimanfaatkan oleh para masyarakat, pengunjung serta pengelolaan dengan kegiatan wisata pantai. Pantai Kahona memiliki keindahan pantai yang cukup indah, para wisatawan melakukan kegiatan wisata di Pantai Kahona dengan berbagai aktivitas seperti, berenang, berkemah, berekreasi dan lain-lain.

Pantai Kahona sering sekali ramai dengan pengunjung, hal ini dapat merusak satu ekosistem yang berada di pantai tersebut, dengan adanya kesesuaian aktivitas wisata serta kemampuan Daya Dukung Wisata Pantai Kahona, maka kondisi ekologi kawasan tersebut dapat lestari dan berkelanjutan. Berikut ini

(20)

adalah kerangka pemikiran dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dilhat pada Gambar 1.

Pantai Kahona

Wisata Pantai

Destinasi Wisata Persepsi Masyarakat

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Indeks Kesesuaian Wisata Daya Dukung Wisata

Persepsi Pengujung

Pengelolaan Berkelanjutan

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masihmendapat pengaruh sifat - sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar dari daerah paparan benua (Continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Sudarsono, 2011).

Melihat karakteristik ekosistem di kawasan pesisir yang kompleks, pengelolaan ekowisata harus mengikuti kaidah-kaidah lingkungan dan berdasarkan pada prinsip keterpaduan. Pengelolaan ekowisata pesisir secara terpadu dimaksudkan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan berbagai aktivitas pengelolaan yang terdiri atas dua atau lebih sektor terkait. Keterpaduan juga dapat diartikan sebagai koordinasi antara tahapan pembangunan di wilayah pesisir dan lautan yang meliputi pengumpulan dan analisa data, perencanaan, implementasi dan pengawasan (Sari et al., 2016).

Ekowisata

Ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan bertanggung jawab ke daerah alam yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, dan melibatkan interpretasi dan pendidikan. Ekowisata bahari

(22)

merupakan ekowisata yang memanfaatkan karakter sumber daya pesisir dan laut.

Sumber daya ekowisata terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan wisata.

pariwisata yang berkelanjutan adalah pariwisata yang secara ekonomis dan sosial yang layak tanpa mengurangi dari lingkungan dan budaya lokal (Tantoetal., 2017).

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata juga merupakan kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Rahmawati, 2009).

Ekowisata merupakan salah satu alternatif program yang dapat diterapkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan ekosistem. Di sisi lain, sarana dan prasarana penunjang pengelolaan serta pelayanan pengunjung yang dibutuhkan untuk pengembangan ekowisata harus memadai untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan (Wardani, 2011).

Potensi Wisata

Menurut Murnietal., (2018) kriteria dasar yang dipakai dalam penilaian potensi ekowisata adalahsebagai berikut:

a. Daya Tarik

Daya tarik wisata alam adalah potensi objek wisata yang menjadi objek kunjungan wisata alam antara lain keindahan sumber daya alam, banyak Noya

(23)

sumberdaya alam yang menonjol, keutuhan sumberdaya alam, pilihan kegiatan rekreasi, dan keanekaragaman. Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.

b. Kadar hubungan/aksesibilitas

Kadar hubungan/aksesibilitas merupakan faktor yang sangat penting alam mendorong potensi pasar seperti kondisi dan jarak jalan. Kriteria kadarhubungan/aksesibilitas dibobot nilainya 5.

c. Akomodasi

Akomodasi merupakan salah satufaktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata yaitu jumlah penginapan dan jumlah kamar bobot nilainya tiga. Jarak tempat akomodasi 5 - 15 km dari objek wisata.

d. Sarana dan Prasarana

Penunjang Sarana/prasarana diberi bobot tiga karena merupakan faktor penunjang dalam kegiatan wisata sarana penunjang seperti rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, dan prasarana seperti jaringan telepon, jaringan listrik, dan jaringan air minum.

Wisata Pantai

Kegiatan wisata yang dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dikelompokkan menjadi wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim.

Sedangkan wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya bawah laut dan dinamika air laut (Tanto et al, 2017).

(24)

Pantai merupakan bagian wilayah pesisir yang bersifat dinamis, artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) berubah dengan cepat sebagai respon terhadap proses alam dan aktivitas manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamisnya lingkungan pantai diantaranya adalah iklim (temperatur, hujan), hidro-oseanografi (gelombang, arus, pasang surut), pasokan sedimen (sungai, erosi pantai), perubahan muka air laut (tektonik, pemanasan global) dan aktivitas manusia seperti reklamasi pantai dan penambangan pasir (Sholihudin, 2011).

Wisata pantai dan bahari merupakan salah satu potensi yang sangatmenonjol di sebagai ciri khas daerah yang dikelilingi oleh pulau dan laut pastinya.Untuk itulah perlu adanyapemeliharaan cagar budaya dan laut agar kawasan wisata dapat dikembangkan dan berdampak positif. Bahwa seluruh penyelenggara kegiatan usaha daya tarik wisata alam wajib memperhatikan menjaga pelestarian lingkungan alam dan budaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas wilayah kawasan wisata yang kaya akan cagar budaya alam, laut, serta terumbu karang harus dikelola dengan baik dan sesuai ketentuan agar terciptanya tujuan pariwisata untuk pembangunan daerah (Siam, 2015).

Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata dibagi menjadi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata buatan dan budaya. daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata, terdiri dari pengusahaan daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya pengusahaan dan daya tarik wisata minat khusus (Widagdyo, 2017).

(25)

Daya tarik wisata adalah suatu nilai yang memiliki sebuah keunikan atau keanekaragaman dari suatudaya tarik wisata sehingga dapat menarik kunjungan bagi wisatawan. Hal ini menarik untuk dikaji karena kawasan ekowisata selain merupakan sumber pendapatan masyarakat juga berfungsi untuk konservasi keanekaraganam hayati dan kelestarian budaya masyarakat lokal. Dengan demikian dipandang perlu diteliti secara mendalam agar masyarakat lokal memiliki pemahaman tentang bentuk kemitraan, yaitu bahwa pentingnya pemasaran produk wisata pada objek wisata dengan menjalin kerjasama dengan pelaku usaha wisata sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dari segi pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan ekologis (melestarikan lingkungan kawasan objek wisata) (Wahyuni, 2016).

Menurut Pangesti (2007) unsur-unsur daya tarik wisata pantai meliputi :keindahan pantai, kebersihan, keselamatan/keamanan pantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan, danlebar pantai. Semuaunsur tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.

1. Keindahan pantai

Daya tarik utama seseorang atau wisatawan mengunjungi suatu pantaiuntuk kegiatan rekreasi dan bersenang-senang adalah karena adanyakeindahan pemandangan yang menarik untuk dinikmati.

2. Kebersihan

Kebersihan merupakan aspek utama untuk menjamin kenyamananpenglihatan (view) pada suatu lokasi wisata.Kebersihan yangdimaksudkan untuk kegiatan wisata pantai adalah kebersihan alami yaitupada lokasi wisata tersebut tidak terlalu tercemar dengan sampah yangberasal dari perairan yaitu sampah yang

(26)

terbawa oleh arus ataugelombang.Meskipun suatu pantai memiliki keindahan pemandangan yangmenarik namun apabila tidak memperhatikan kebersihan maka tentu haltersebut dapat mengurangi estetika dari pantai itu sendiri.

3. Keselamatan/Keamanan Pantai

Setiap wisatawan pasti akan selalu mendambakan kenyamanan dankeamanan pada suatu lokasi wisata. Kenyamanan berhubungan eratdengan ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana yang tersedia dilokasi wisata.

4. Jenis dan Warna Pasir (Substrat)

Secara visual, jenis dan warna pasir pada suatu objek wisata memberikannilai tersendiri bagi estetika pantai itu sendiri.Pantai yang memiliki jenis pasir putih dan pasir hitam yang berukuran sedang sampai kasar sangatdiminati oleh para wisatawan.

5. Variasi Kegiatan

Beragamnya kegiatan pada suatu objek wisata akan menarik perhatianpara wisatawan untuk datang berkunjung. Kegiatan tersebut dapat bersifatedukasi atau pendidikan misalnya pengenalan flora dan fauna yang terdapat pada wilayah laut dan pantai, dan secara fisik berupa kegiatan-kegiatan outbond yang bisa memanfaatkan ketersediaan tumbuhan pantai seperti mangrove sebagai lokasi kegiatan.

6. Lebar Pantai

Luasan pantai meliputi : daerah supratidal yaitu daratan pantai yangtidak terkena air pada saat pasang, daerah intertidal yaitu daerah antara batas pasang tertinggi dengan batas surut terendah, dan daerah subtidal yaitu daerah yang selalu tergenang air. Lebar pantai berhubungan dengan kelandaian pantai.

(27)

Semakin landai suatu perairan maka semakinbesar pula lebar pantai yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pantai. Misalnya pada daerah supratidal yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bermain (substrat berpasir) bagi wisatawan terutama anak-anak, sedangkan daerah intertidal untuk kegiatan mandi dan bermain-main dan berenang dalam air dan daerah subtidal untuk mandi dan renang.

Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan

Ekowisata berbasis masyarakat menekankan pada usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerjasama yang erat antara masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata dengan industri pariwisata. Hal mendasar dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis masyarakat berdasarkan konsep ekowisata adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keterampilan masyarakat lokal di sekitar kawasan wisata (Yanuar, 2017).

Masaddun et al., (2013) menyatakan bahwa pengembangan parawisata berkelanjutan adalah pengembangan pariwisata yang memperhatikan wilayah konservasi dan perubahan komunitas ekologis yang ditimbulkannya, meliputi terhadap perlindungan satwa liar dan menjaga kualitas kehidupan yang ada di lingkungan tersebut untuk generasi yang akan datang. Jadi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan sangat erat kaitannya dengan keramahan lingkungan. Adapun prinsip-prinsip pariwisata pesisir berkelanjutan.

1. Prinsip Keseimbangan

Pengelolaan pariwisata harus berdasarkan pada komitmen pola keseimbangan antar pembangunan ekonomi, sosial budaya dan konservasi.

(28)

2. Prinsip Konservasi

Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata.

3. Prinsip Konservasi

Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya pengembangan harus di selenggarakan secara bertanggung jawab dan mengikuti kaidah-kaidah ekologi serta peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.

4. Prinsip Keterpaduan

Pengelolaan memperhatikan kondisi ekosistem dan disinerjikan dengan pembangunan berbagai sektor

5. Prinsip penegakan hukum

Pengelolaan pariwisata harus di kembangkan sesuai dengan aturan-aturan yang ada, serta dilaksakan dengan penegakan hukum maupun peraturan yang berlaku untuk menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan pariwisata.

(29)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di Pantai Kahona, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Pantai Kahona, Kecamatan Kahona Tapanuli Tengah dengan titik koordinat 2˚01’39” LU dan 98˚21’23” BT dapat dilihat pada Gambar 2 dan rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.

Gambar 2. LokasiPenelitian (Geogle Earth, 2018)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stopwatch, secchi disk, dan tali plastik.

(30)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, dan data sekunder dari Teknik pengumpulan data Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Deskripsi Area

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk penetuan stasiun. Pertimbangan menggunakan metode purposive sampling karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

a. Stasiun 1

Stasiun secara geografis terletak pada 02°02’42.92” LU dan 098°20’39.02” BT. Daerah ini merupakan daerah yang dijadikan tempat bersantai, dan dijadikan menikmati pemandangan. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stasiun 1

(31)

b. Stasiun 2

Stasiun 2 secara geografis terletak pada 02°02’42.92” LU dan 098°20’39.02 BT. Pada daerah ini pengunjung menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk menikmati pemandangan alam serta aktivitas berenang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun 2.

c. Stasiun 3

Stasiun 3 ini terletak di sebelah Pantai Kahona. Secara geografis terletak pada 02°02’20.01LU dan 098°20’59.72BT. Daerah ini merupakan daerah yang dijadikan tempat tempat bermain pasir dan aktivas dengan menggunakan kapal nelayan di daerah da nmenikmati pemandangan. Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.

(32)

Gambar 5. Stasiun 3

Teknik Pengumpulan Data Data Primer

Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan kuisioner. Observasi lapangan yaitu meninjau langsung kondisi lokasi lapangan dengan melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik perairan, pengamatan fauna, dan vegetasi yang ada di kawasan Pantai Kahona. Wawancara dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tempat wisata untuk mengetahui persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap kondisi kawasan wisata Pantai Kahona.

Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi pustaka seperti buku-buku penunjang, jurnal, dan penelitian-penelitian sebelumnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data penunjang yang diperlukan dalam penelitian ini.

(33)

Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel dengan sengaja), yaitu cara pengambilan sampel

dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kahona. Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun keatas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan rumus slovin dalam Nugraha (2007).

n =

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10% - 15%).

Analisis Data

Parameter Biogeofisik Wisata Pantai 1. Lebar Pantai

Pengukuran lebar pantai hubungannya dengan kegiatan wisata dimaksudkan untuk mengetahui seberapa luas wilayah pantai yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan wisata pantai. Lebar pantai dapat diukur dari akhir vegetasi terakhir di daratan hingga batas surut terendah.

2. Kedalaman

Kedalaman perairan (meter) ditentukan dengan menggunakan tali plastik yang diberikan pemberat. Tali plastik yang telah diberi ukuran dimasukkan

(34)

tegak lurus permukaan ke dalam perairan hingga pertama kali menyentuh substrat. Pengukuran kedalaman disesuaikan dengan kesesuaian sumberdaya untuk setiap kegiatan wisata. Kemudian skala dicatat sebagai data kedalaman perairan yang dinyatakan dalam meter (m).

3. Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat puladisebabkan oleh gerakan gelombang yang panjang menyatakan bahwa angin mendorongbergeraknya air permukaan yang menghasilkan suatu gerakan horizontal yang lamban dan mampu mengangkut suatu volume air yang sangat besar melintasi jarak jauh di lautan.

4. Tipe pantai

Penentuan tipe pantai dilakukan secara pengamatan visual, yaitu dengan mengamati jenis dan warna pasirnya.

5. Substra dasar perairan

Menentukan supsrat dasar perairan dengan cara mengambil supsrat dasar perairan menggunakan Van veen grab di setiap titik sampling kemudian dilakukan pengamatan secara visual di lapangan, kemudian menggolongkan apakah termasuk supsrat pasir, atau pasir berkarang (Yulisa et at, 2016).

6. Kecepatan arus

Pengukuran kecepatan arus yaitu dengan menetapkan jarak tempuh bola arus (1 meter) kemudian di ukur waktu tempuh bola arus tersebut menggunakan

stopwatch. Kecepatan arus dapat diketahui menggunakan rumus (Suryadhi, 2013).

(35)

7. Kemiringan pantai

Pengukuran kemiringan pantai dapat diketahui dengan melihat kedalaman pantai maka akan diketahui sudut kemiringan pantai. Hitung ketinggian tongkat atau kedalaman pantai kemudian tarik garis lurus dengan bantuan rollmeter, kemudian akan didapatkan sudut kemiringan pantai tersebut dengan menggunakan rumus Lestari (2013).

8. Kecerahan perairan

Pengukuran kecerahan perairan adalah berjarak 15 meter ke arah laut dari garis/bibir pantai atau stasiun yang dianggap aman untuk kegiatan wisata pantai. Pengukuran kecerahan dilakukan menggunakan secchi disk modifikasi kemudian diturunkan perlahan ke dalam perairan pada lokasi pengamatan.

Nilai kecerahan perairan adalah rata-rata dari kedalaman secchi disk tidak

terlihat dan kedalaman secchi disk yang sudah terlihat kembali (Pratesthi et al., 2016)

9. Penutupan lahan

Penentuan penutupan lahan dilakukan dengan mengamati daerah sekitar pantai, kemudian menggolongkan apakah lahan terbuka dengan pohon kelapa, savana, semak belukar, atau permukiman.

10. Biota berbahaya

Penentuan biota berbahaya dilakukan dengan mengamati biota-biota yang ada di pantai Jodo pada saat sampling, dengan indikator bulu babi, ikan pari, ular laut, dan ikan berbisa yang menjadi biota berbahaya karena biota laut ini memiliki duri dan racun yang berbahaya bagi manusia.

(36)

11. Ketersediaan air tawar

Pengukuran ini dilakukan secara visual dan juga pengukuran, yaitu dengan cara mengamati sumber air tawar yang terdekat dari pantai yang digunakan oleh pengelola untuk menjadi sumber air bersih. Kemudian, jarak antara pantai dengan sumber air di ukur.

Analisis Indeks Kesesuaian Wisata

Kegiatan wisata yang dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan.

Menurut Yulianda (2007) rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah :

IKW =   x 100 %

Keterangan :

IKW = Indeks Kesesuaian Wisata

Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai dapat dilihat pada Tabel 1 untuk berenang, Tabel 2 rekreasi pantai dan Tabel 3 untuk berperahu.

(37)

Tabel 1. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang

No .

Parameter Bobot Kategori SI

Skor Kategori S2

Skor Kategori S3

Skor Kategori SN

Skor

1 Tipe Pantai 5 Pasir

Putih

3 Pasir

Putih Seidkit Brkarang

2 Pasir

Hitam, Berkarang,

Sedikit Tertjal

1 Lumpur,

Berbatu, Terjal

0

2 Lebar Pantai 5 >15 3 10-15 2 3-<10 1 <3 0

3 Kedalaman Perairan

5 0-3 3 >3-6 2 >6-10 1 >10 0

4 Material Dasar Pantai

3 Pasir 3 Karang

Berpasir

2 Pasir

Berlumpur

1 Lumpur 0

5 Kecepatan Arus

3 1-0,17 3 0,17-0,34 2 0,34-0,51 1 >0,51 0

6 Kemiringan Pantai (º)

3 <10 3 10-25 2 >25-45 1 >45 0

7 Kecearahan Perairan

1 >10 3 >5-10 2 3-5 1 <2 0

8 Penutupan Lahan

1 Kelapa,

Lahan Terbuka

3 Semak

Belukar, Rendah, Savana

2 Belukar

Tinggi

1 Hutan Bakau, Pemukiman

Pelabuhan

9 Biota

Berbahaya

1 Tidak

Ada

3 Bulu Babi 2 Bulu Babi,

Ikan Pari

1 Bulu Babi, Ikan Pari,Lepu,

Hiu

0

10 Ketersediaan Air Tawar

1 <0,5 (km)

3 >0,5- 1(km)

2 >1-2 1 >2 0

Keterangan :

jumlah = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum = 84 S1 = Sangat sesuai dengan nilai 83-100%

S2 = Sesuai dengan nilai 50-<83%

S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai 17-<50%

SN = Tidak sesuai dengan nilai <17

(38)

Tabel 2. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi

No .

Parameter Bobot Kategori SI

Skor Kategori S2

Skor Kategori S3

Skor Kategori SN

Skor

1 Tipe Pantai 5 Pasir

Putih

3 Pasir

Putih Seidkit Brkarang

2 Pasir

Hitam, Berkarang,

Sedikit Tertjal

1 Lumpur,

Berbatu, Terjal

0

2 Lebar Pantai 5 >15 3 10-15 2 3-<10 1 <3 0

3 Kedalaman Paerairan

5 0-3 3 >3-6 2 >6-10 1 >10 0

4 Material Dasar Pantai

3 Pasir 3 Karang

Berpasir

2 Pasir

Berlumpur

1 Lumpur 0

5 Kecepatan Arus

3 1-0,17 3 0,17-0,34 2 0,34-0,51 1 >0,51 0

6 Kemiringan Pantai (º)

3 <10 3 10-25 2 >25-45 1 >45 0

7 Biota

Berbahaya

3 Tidak

Ada

3 Bulu Babi 2 Bulu Babi,

Ikan Pari

1 <2 0

8

Ketersediaan air tawar

3 <0,5 (km)

3 >0,5-1 2 >1-2 1 >2 0

Sumber : Setyobudiand iet al., 2013 Keterangan :

TS (Tidak Sesuai) :<37,5%

SB (Sesuai Bersyarat) : 37,5-< 62,5%

S (Sesuai) : 62,5-< 87,5%

SS(Sangat Ssesuai) :87,5-100%

Nilai Maksimum : 78

(39)

Penilaian kesesuaian lahan untuk kegiatan berperahu berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus.Hasil akhir dari setiap stasiun hanya dilakukan penjumlahan pada parameter kedalaman dan kecepatan arus setelah dilakukan pengalian antara nilai bobot dan skor, setelah itu dapat dihitung indeks kesesuaian wisata kategori berperahu dan (Tambunan, et al., 2013).

Tabel 3. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berperahu (Tambunan et al., 2013)

No .

Parameter Bobot Kategori SI

Skor Kategori S2

Skor Kategori S3

Skor Kategori SN

Skor

1 Kedalaman Perairan

5 2 ≤ x 3 3 3 > x ≤ 5 2 1 < x ≤ 3;5- 10

1 x ≤ 1 / x > 10 0

2 Kecepatan Arus

5 0 – 0, 15 3 0,15-0,30 2 0,30 – 0, 45 1 >45 0

3 Bau 3 Tidak

Berbau

3 Sedikit

Berbau

2 Berbau 1 Sangat

Barbau 0

4 Warna Perairan

1 Biru

Jernih

3 Jernih 2 Jernih

Berpasir

1 Coklat 0

Keterangan :

S1 (Sangat Sesuai) : 18,7-24 S2 = (Sesuai) :13,3-18-6 S3 = (Tidak Sesuai) :< 13,3

Analisis Daya Dukung Kawasan

Adapun rumus untuk menghitung daya dukung kawasan (DDK) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007) yaitu:

DDK = K x

x

(40)

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan

K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area

Lp = Luas area atau pengunjung area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu

Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari Wp = Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

Luas suatu area yang dapat digunakan oleh wisatawan ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan alam dalam memberi toleransi kepada wisatawan sehingga keaslian sumberdaya alam akan tetap terjaga. Potensi ekologis wisatawan dan luas area kegiatan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 4. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)

No. Jenis Kegiatan

K ( Wisatawan)

Unit Area (Lt)

Keterangan

1. Rekreasi

Pantai 1 50 m2 1 orang setiap 10m x 5m panjang pantai

2. Berenang 1 50 m2 1 orang setiap 10m x 5m panjang pantai

3. Berperahu 1 500 m2 1 orang setiap 100m x 5m panjang pantai

Sumber: Yulianda et al,2010

Waktu kegiatan wisatawan (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh wisatawan melakukan kegiatan wisata. Waktu wisatawan diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata disajikan pada Tabel 6.

(41)

Tabel 5. Prediksi Waktu yang dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata No. Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan

(Wp-jam)

Total Waktu 1 hari (Wt-jam) 1.

2.

3.

Rekreasi Pantai Berenang Berperahu

3 2 1

8 8 8 Sumber: (Yulianda,et al,2010).

Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan Analisis mengenai persepsi wisatawan digunakan untuk mengetahui tingkat keindahan dan kenyamanan objek wisata Pantai Kahona. Tingkat keindahan dan kenyamanan menurut Yulianda (2004) dibagi atas keindahan dan kenyamanan lokasi wisata.

Penilaian terhadap keindahan kawasan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaaan (kuesioner) yang ditujukan kepada masyarakat setempat dan wisatawan. Keindahan yang dinilai adalah keindahan alami, tidak termasuk buatan manusia. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus (Yulianda, 2004):

Ka = x 100%

Keterangan:

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Ka : Nilai Keindahan alam (%) Kriteria/ nilai keindahan alam:

Ka  75% : Indah (3)

40  Ka  75% : Cukup Indah (3) Ka < 40% : Tidak Indah (1)

(42)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Keadaan Umum Pantai Kahona

Pantai Kahona merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Kawasan Pantai Kahona sudah lama di jadikan pemerintah setempat sebagai tempat wisata karena dilihat dikawasan ini memiliki potensi alamiah yang dijadikan sebagai kawasan wisata.

Pantai Kahona memilki fasilitas perahu dayung, pondok, kios, toilet, makanan dan tempat parkir. Selain itu pantai kahona juga berdekatan dengan pulau karang yang bisa sebagai daya tarik pengunjung untuk melakukan penyeberangan ke pantai tersebut.

Potensi pemandangan yang indah dan juga adanya sunset di sore hari adalah menambah daya tarik keindahan alam Pantai Kahona. Pemandangan sunset dapat nikmati oleh pengunjung pada sore hari sambil duduk santai di pinggir pantai dan juga dapat dinikmati pada saat berenang atau aktivitas lainnya yang berada di pantai kahona.

Akses menuju kawasan Pantai Kahona dapat dikatakan sangat rusak dan sampai saat ini belum di lakukan perbaikan. Perjalan menuju kawasan Pantai Kahona dapat ditempuh dengan transportasi darat ( sepeda motor, mobil, bus, dan lain-lain) dan transportasi air (kapal). Namun hal ini sangat jarang dilakukan pengujung datang menggukana transpotasi air. Kawasan wisata ini memiliki hanya satu pintu masuk yang terdapat loketpembayaran dengan sekali Tarif RP

(43)

(3000.00), sepeda motor dan (5000.00) untuk mobil. Uang tiket masuk tersebut dikumpulkan masyarakat sekitar untuk memperbaiki fasilitas Pantai Kahona.

Persepsi Wisatawan

Untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap keadaan kawasan Pantai Kahona mulai dari sarana prasarana, kualitas ekologi dan pemasalahan di kawasan Pantai Kahona dengan menggunakan koisioner. Jumlah koisioner yang di bagikan sebanyak 89 orang yang di peroleh berdasarkan data wisatawan dalam 1 tahun.

Dapat di lihat di Lampiran 6 dan daftar data pribadi responden wisatawan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Kegiatan yang di minati oleh wisatawan saat bekujung ke Pantai Kahona yaitu rekreasi pantai sebanyak 62,91%, dengan tujuan jalan - jalan santai, duduk santai sambil menikmati pemandagan kawasan Pantai Kahona. Wisatwan yang melakukan kegiatan Berenang di Pantai Kahona sebanyak 30,33% karena air Pantai Kahona jernih sehingga mendukung untuk melakukan kegiatan berenang di kawasan wisata Pantai Kahona dan 6.76% wisatawan melakukan kegiatan berperahu. Hal tersebut dapat di lihat pada (Gambar 6).

Gambar 6. Kegiatan Wisata yang dilakukan Wisatawan di Pantai Kahona

(44)

Persepsi wisatawan lebih dominan menyatakan sambutan masyarakat cukup 39,32%,wisatawan menyatakan sambutan masyarakat kurang 26,96%, wisatawan menyatakan sambutan masyarakat baik 24,71%, wisatawan menyatakan sambutan masyarakat sangat baik 5,61% dan sambutan wisatawan menyatakan tidak tahu 3,38%. Hai ini dapat dilihat pada (Gambar 7).

Gambar 7. Persepsi Wisatawan terhadap Sambutan Masayarakat Pantai Kahona

Wisatawan 64,04% berkeinginan kembali berkunjung melakukan rekreasi di Pantai Kahona (Gambar 8). Hal ini disebabkan berbagai alasan wisatawan antara lain Pantai Kahona memiliki pemandangan yang indah, air pantai yang jernih untuk berenang dan juga wisatawan ingin menghabiskan waktu luang bersama keluarga sambil menikmati kegiatan – kegiatan yang ada di Pantai Kahona. Wisatawan yang tidak berkeinginan kembali berkunjung ke Pantai Kahona 35,95% dengan alasan lokasi pantai jauh dan juga sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk berekreasi ke Pantai Kahona. Hal ini dapat di jadikan sebagai acuan dalam melakukan pengelola untuk meningkatkan daya tarik obyek wisata tersebut.

(45)

Gambar 8. Persepsi Wisatawan Kembali Berkunjung ke Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap aksesbilitas, sarana dan prasarana di Pantai Kahona bervariasi. Persepsi wisatawan terhadap aksesbilitas menuju kawasan Pantai Kahona seperti transportasi dan jalan menuju Pantai Kahona dikatakan kurang baik dikarenakan jalan sangat rusak dan tidak adanya kendaraan umum yang masuk kedalam Pantai Kahona. sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan Pantai Kahona antara lain penyediaan pondok, ketersediaan air bersih, kios makanan dan minuman, ketersediaan listrik, tempat sampah, tempat parkir, tempat ibadah dan toilet masih dikatakan kurang baik karena belum ada pengelolaan di lingkungan sekitar. Seperti tidak ada tempat pembuangan sampah khusus, toilet masih ditutupi terpal, belum ada tempat ibadah dan tidak ada tempat parkir khusus. Hal ini perlu di perhatikan oleh pihak pengelola untuk kelestarian lingkungan Pantai Kahona. Grafik persepsi wisatawan terhadap jenis aksesbiilitas, sarana dan prasarana yang tersedia dapat dilihat di (Gambar 9).

(46)

Gambar 9. Persepsi wisatawan terhadap jenis Aksesbilitas, Sarana dan Prasarana yang tersedia di Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap penyediaan pondok, kios makanan dan minuman, ketersediaan listrik dan toilet tergolong sedang di kerenakan harga penyewaan pondok dan fasilitas kegiatan wisata sedang sebanyak 59,56%, sedangkan wisatawan yang menyatakan mahal sejumlah 30,33% dan wisatawan yang menyatakan murah 10,11% dapat dilihat pada (Gambar 10).

Gambar 10. Persepsi Wisatawan terhadap Harga Makanan, Penyediaan Pondok dan Fasilitas Kegiatan Wisata Pantai Kahona

(47)

Persepsi wisatawan lebih menyarankan untuk melakukan perbaikan atau pengelolaan kawasan Pantai Kahona dengan kategori rekreasi pantai yaitu sebanyak 47,79 %, untuk kegiatan berenang sebanyak 30,33% dan untuk kegiatan berperahu sebanyak 16,13% dapat dilihat pada (Gambar 11).

Gambar 11. Jenis wisata yang perlu penambahan atau perbaikan

Selama melakukan kunjungan ke Pantai Kahona sebanyak 68,63%

Wisatawan menyatakan bahwa Pantai Kahona berpotensi untuk di kembangkan sedangkan 31,46% wisatawan menyatakan Pantai Kahona tidak mempunyai potensi untuk di kembangkan dapat dilihat pada (Gambar 12).

Gambar 12. Persepsi wisatawan terhadap Aktivitas yang Berpotensi untuk dikembangkan

(48)

Daya tarik sumberdaya alam untuk kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Kahona dapat berupa pemandangan, tumbuhan, pasir pantai dan juga air laut Pantai Kahona. 42,69% wisatawan Pantai Kahona menikmati pemandangan, 2,24 wisatawan menyukai pepohonan, 26,89% wisatawan menyukai pasir Pantai Kahona, 28,08% wisatawan menikmati air laut Pantai Kahona (Gambar 13).

Gambar 13. Persepsi Wisatawan terhadap Daya Tarik Sumberdaya Pantai Kahona.

Persepsi wisatawan yang menyatakan sangat baik (Putih) 14,60%, wisatawan yang mennyatakan baik 64,05% (pasir Putih kecoklatan), persepsi wisatawan yang menyatakan cukup 14,60% dan persepsi wisatwan yang mengatakan pasir kurang baik 6,75% (Gambar 14).

(49)

Persepsi wisatawan yang dominan menyatakan menyatakan air Pantai Kahona tidak berbau sebanyak 87,64%, wisatawan yang berpersepsi air Pantai Kahona sedikit berbau 4,49% dan wisatwan menyatakan tidak tahu sebanyak 7,86% dapat dilihat pada (Gambar 15).

Gambar 15. Persepsi Wisatawan terhadap Bau Perairan Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap kesadaran masyarakat Pantai Kahona dengan kelestarian lingkungan tergolong baik 30,33%, wisatwan yang menyatakan cukup sebanyak 51,68%, wisatawan yang berpersepsi sambutan masyarakat kurang 15,73% dan wisatawan menyatakan tidak tahu 2,24% dapat dilihat pada (Gambar 16).

Gambar. 16 Persepsi Wisatawan terhadap Kesadaran Masyarakat Pantai Kahona

(50)

Wisatawan dan masyarakat menjawab setuju dengan adanya pembatasan pengunjung sebanyak 21,34% dan wisatawan yang tidak setuju adanya pembatsan pengunjung sebanyak 78,65% dengan alasan bahwa jika wisatawan dibatasi datang ke Pantai Kahona dapat mengurangi peminat pantai wisata dan juga dapat mengurangi pendapatan masyarakat setempat. (Gambar 17).

Gambar 17. Persepsi Wisatawan terhadap adanya Pembatasan Pengunjung Pantai Kahona

Persepsi wisatawan terhadap keindahan Pantai Kahona yang diperoleh dari hasil kuisioner wisatawan menyatakan sangat indah 5,61%, wisatwan yang menyatakan indah 26,96% kurang indah 7,86%. Dan wisatawan yang menyatakan kurang indah sebanyak 7,86%. Tingkat persepsi wisatawan tehadap keindahan alam Pantai Kahona dapat di lihat pada (Gambar 18).

(51)

Gambar 18. Persepsi Wisatawan terhadap Keindahan Kawasan Pantai Kahona

Wisatawan yang menyatakan kawasan Pantai Kahona sangat nyaman 13,48%, wisatawan yang menyatakan nyaman 41,58%, cukup nyaman 32,58%, sedangkan wisatawan yang berpersepsi Pantai Kahona kurang nyaman sebanyak 12,36%. Persepsi wisatawan dapat di lihat pada (Gambar 119).

Gambar 19. Persepsi Wisatawan terhadap Kenyamanan Kawasan Pantai Kahona

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis Kesesuaian Wisata untuk menilai kelayakan suatu wisata dari tiga stasiun pengamatan di kawansan Pantai Kahona. Kegiatan yang ada di Pantai Kahona ada tiga yaitu Rekreasi, Berenang dan Berperahu. Hasil dari penelitian tersebut disesuaikan dengan Matriks Kesesuaian untuk memperoleh Indeks Kesesuaian Wisata. Indeks Kesesuian Wisata kategori Rekreasi di Pantai

(52)

Kahona di lihat dari hasil pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata pada Pantai Kahona.

Hasil dari Indeks Kesesuaian Wisata dikatagorikan sangat sesusai dengan hasil stasiun I dan II 92,30% dan stasiun III 91,02%. Hasil dari Indeks Kesesuian Wisata dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi di Pantai Kahona

Pantai Kahona

Parameter Bobot Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni

Tipe Pantai 5 Pasir

Putih 3 15 Pasir

Putih 3 15 Pasir

Putih 3 15

Lebar Pantai 5 25 3 15 28 3 15 32 3 15

Kedalaman

Perairan 5 1 3 15 1.2 3 15 1 3 15

Material

dasar 3 Pasir 3 9 Pasir 3 9 Pasir 3 9

Kecepatan

Arus 3 0.43 1 3 0.43 1 3 0.40 1 3

Kemiringan

pantai 3 2.63 3 9 3.33 3 9 3.41 3 9

Biota

Berbahaya 1 Tidak

ada 3 3 Tidak

ada 3 3 Tidak

ada 3 3

Ketersediaan Air Tawar 1

0.2 (km)

3 3

0.3 (km)

3 3

0.5 (km)

2 2

Total Skor 78 72 72 71

Indeks Kesesuaian

Wisata %

92,30

%

92,30

%

91,02

%

Perlu dilakukan suatu analisis untuk mengetahui kesesuaian peruntukan wilayah sebagai wisata pantai. Analisis tersebut menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata. Analisis kesesuaian diukur dengan memberikan bobot dan skor pada

(53)

parameter. Hasil perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata untuk kategori Berenang pada Pantai Kahona stasiun I (91,66%), stasiun II (91,66%) dan stasiun III (90.47%) dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Matriks Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang Pantai Kahona

Pantai Kahona

Parameter Bobot Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni

Tipe Pantai 5 Pasir

Putih 3 15 Pasir

Putih 3 15 Pasir

Putih 3 15

Lebar Pantai 5 25 3 15 28 3 15 32 3 15

Kedalaman

Perairan 5 1 3 15 1.2 3 15 1 3 15

Material

Dasar 3 Pasir 3 9 Pasir 3 9 Pasir 3 9

Kecepatan

Arus 3 0.43 1 3 0.43 1 3 0.40 1 3

Kemiringan

pantai 3 2.63 3 9 3.33 3 9 3.41 3 9

Kecerahan

Perairan (m) 1 6.8 2 2 7.6 2 2 6.1 2 2

Penutupan

Lahan 1

Kelapa dan Cemara

3 3

Kelapa dan Cemara

3 3

Klapa dan Cemara

3 3

Biota

Berbahaya 1 Tidak

ada 3 3 Tidak

ada 3 3 Tidak

ada 3 3

Ketersediaan Air Tawar 1

0.2 (km)

3 3

0.3 (km)

3 3

0.5 (km)

2 2

Total Skor 84 77 77 76

Indeks Kesesuaian

Wisata %

91,66

%

91,66

%

90.47

%

Referensi

Dokumen terkait

Definisi Sampah dalam Dinas Kebersihan Kota Kupang, 2005 adalah limbah yang bersifat padat atau setengah padat yang terdiri dari zat organik, berasal dari kegiatan manusia yang

langsung mempunyai pengaruh yang dominan terhadap semangat kerja karyawan. Berdasarkan studi lapangan dan wawancara awal dengan pemilik PT. Vermindo Utama bahwa

Mengajukan permohonan perpindahan kelas dikarenakan ………..…… ……….…….… dengan data sebagai berikut;. o Matakuliah Asal Mata kuliah

Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas.

Berdasarkan hasil observasi dengan pengisian angket yang telah penulis sebarkan kepada mahasiswa Diksatrasia tingkat dua Unswagati Cirebon bahwasanya sebanyak 60 mahasiswa dari

“Data International Roaming Flat Rate Per-Day program is especially for our loyal postpaid customers, Matrix, Blackberry and Broadband Data , to provide enjoyment and easiness

Bebas Tanggungan Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan (SPFP) dan Sumbangan Pembanguna Institusi Pendidikan (SPIP) mahasiswa Angkatan 2012

penempatannya dalam memori dapat terpencar-pencar, namun dapat ditelusuri berkat adanya informasi berupa alamat, yang menghubungkan elemen yang satu dengan yang lain. Alamat