• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN, DAN MARGIN TERHADAP MINAT PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH (Studi pada Nasabah BCA Syariah Di Jabodetabek)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN, DAN MARGIN TERHADAP MINAT PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH (Studi pada Nasabah BCA Syariah Di Jabodetabek)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN, DAN MARGIN TERHADAP MINAT PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH

(Studi pada Nasabah BCA Syariah Di Jabodetabek)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh : Ilham Musyaffa’

11160850000069

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI  

PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN, DAN MARGIN TERHADAP MINAT PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH

(Studi pada Nasabah BCA Syariah di Jabodetabek)

 

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :   

Ilham Musyaffa NIM 11160850000069

 

     

Di Bawah Bimbingan :  

       

Dr. Yuke Rahmawati, S.Ag.,M.A.

 

NIP. 197509032007012023

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M

(3)

   

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF  

Hari ini, Jumat 18 Juni 2021telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 

 

1. Nama : Ilham Musyaffa  2. NIM : 11160850000069  3. Jurusan : Perbankan Syariah 

4. Judul Skripsi : Pengaruh Promosi, Pelayanan, dan Margin Terhadap Minat  Pembiayaan Pemilikan Rumah 

 

 

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 

 

Jakarta, 18 Juni 2021   

1. Ade Ananto Terminanto, SE., MM  NIP. 196811125 201411 1002

(………...………..) 

 

Penguji I    

2. Aini Masruroh, SEI., MM  NIDN. 2020088005 

(……….)  Penguji II

 

(4)

iv  

 

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI  

Hari ini, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa : 

 

1. Nama : Ilham Musyaffa  2. NIM : 11160850000069  3. Jurusan : Perbankan Syariah 

4. Judul Skripsi : Pengaruh Promosi, Pelayanan, dan Margin Terhadap Minat Pembiayaan Pemilikan Rumah

 

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 

 

Jakarta, 27 September 2021 

1. Santi Yustini, SE., M.Ak

NIDN. 2021078701 (………...………..)

Ketua Penguji Ahli  

 

2. Dr. Yuke Rahmawati, MA 

NIP. 197509032007012023 (……….)

Sekertaris     3. Dr. Yuke Rahmawati, MA

NIP. 197509032007012023 (………...………..)

Pembimbing  

 

4. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S. Ag., MH 

NIDN. 197501012005011008 (……….) 

Penguji Ahli

(5)

   

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :  Nama : Ilham Musyaffa  NIM : 11160850000069  Jurusan : Perbankan Syariah  Fakultas : Ekonomi dan Bisnis 

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya : 

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 

2. Tidak melakukan plagiasi naskah orang lain. 

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. 

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dan bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. 

 

Jakarta,   

 

Ilham Musyaffa  NIM 11160850000069 

(6)

   

Abstract

 

This study aims to analyze the effect of promotion, service, and margin on interest in financing the home ownership of BCA Syariah customers. This research method uses quantitative methods. Data analysis used multiple linear regression analysis test. Data obtained from BCA Syariah customers in Jabodetabek with a sample size of 111 respondent. The results of this study indicate that there are variables that have no effect on customer interest in using PPR at BCA Syariah, namely the promotion variable, while the service variable and margin have a significant effect on customer interest in using PPR at BCA Syariah. Promotions, services, and margins affect the interest in financing BCA Syariah customers' homes by 60% and the other 40% is influenced by other variables outside of this study. This research is expected to provide for BCA Syariah to find out several factors that influence interest in home ownership financing.

 

Keywords: Customer Interest, Promotion, Service, Margin, KPR iB. 

 

 

(7)

   

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi, pelayanan, dan  margin terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah nasabah BCA Syariah (KPR iB). Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisa uji regresi linier berganda. Data diperoleh dari nasabah BCA Syariah di Jabodetabek dengan jumlah sampel 111 responden. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa variabel promosi tidak berpengaruh terhadap minat nasabah menggunakan KPR iB di BCA Syariah, sedangkan variabel pelayan dan margin berpengaruh signifikan terhadap minat nasabah menggunakan KPR iB di BCA Syariah. Promosi, pelayanan, dan  margin secara simultan berpengaruh terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah nasabah BCA Syariah sebesar 60% dan 40% lain dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini. Implikasi penelitian ini diharapkan memberi informasi yang bermanfaat bagi BCA Syariah untuk dapat mengetahui faktor apa saja yang mendorong minat pembiayaan pemilikan rumah.

 

Kata Kunci : Minat, Promosi, Pelayanan, Margin, KPR iB. 

(8)

   

KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh 

 

Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Promosi, Pelayanan, dan Margin terhadap Minat Pembiayaan Pemilikan Rumah (Studi pada Nasabah di BCA Syariah di Jabodetabek)”. Skripsi ini membahas mengenai faktor yang mempengaruhi minat pembiayaan pemilikan rumah yang dilakukan oleh para nasabah BCA Syariah di Jabodetabek. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan terhadap pembaca mengenai minat pembiayaan khususnya pada BCA Syariah. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari masih terdapatnya kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pemahaman penulis. Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati atas kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki karya tulis ilmiah selanjutnya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari do’a, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karen itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang mendalam kepada : 

 

1. Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan dalam bentuk kemudahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 

2. Orang tua, a y a h a n d a J a m a l u d d i n dan ibunda Eva Fadhia yang senantiasa tanpa henti selalu mendoakan dan memberikan dukungan terbaiknya, juga adik Zannuba Nasywa Maula dan Zayyan Mubarok yang tidak pernah lelah mendengarkan keluh kesah dan dengan caranya sendiri membantu dalam menyelesaikan skripsi. 

(9)

 

3. Ibu Petahana Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selakuRektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

4. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selakuDekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Dr. Yuke Rahmawati, S.Ag.,M.A. selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

6. Ibu Dr. Yuke Rahmawati, S.Ag.,M.A. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa telah meluangkan waktunya dalam membimbing dengan ketulusan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S. Ag., MH selaku Dosen penguji ahli yang telah menguji penelitian ini dan sudah memberikan masukan yang sangat bermanfaat

8. Bapak Muhammad Fadlillah Fauzukhaq, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sejak menjadi mahasiswa baru hingga saat ini. 

9. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

10. Seluruh Mahasiswa/i Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan tahun masuk 2016-2019 yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu dalam proses pengisian kuesioner. 

11. Nanda Humairatuzzahrah, yang telah menjadi partner semenjak SMA dan terus berlanjut sampai hari ini. Semoga segala rasa, juga perjuangan, serta tawa dan air mata yang ada, menjadi pupuk untuk kita terus bertumbuh, semakin kuat, dan selalu terjaga bersama. Terima kasih, telah hadir untuk menciptakan segala warna-warni selama ini. 

(10)

 

12. Nanda Humairatuzzahrah, Muhammad Ichsan Apriansyah, Haekal Ardhabilly, Rizqon Vidiansyah, Farhan Fuadi dan Fatimah Azzahrah yang telah menjadi teman, sahabat yang selalu ada dan menemani dikala senang maupun sedih. Terima kasih secara tidak langsung telah memberikan pelajaran bahwa kasih sayang dan kepedulian merupakan hal utama. 

13. Faid Nasr, S.E., dan Reza Nugraha, S.E., atas bantuan dan masukandalam pengolahan data. 

14. Teman lebih dari saudara Edy Kurniawan, Farhan Aulia Hazmi, Yogi Saputra, Ahmad Hisyam, Rijal Harist, Anis Rifqi, Radinal Mubarok Syauqi yang mengisi cerita perkuliahan 

 

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT. Dan tercatat sebagai amal shahih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat kontruktif demi perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT. 

     

Jakarta, 17 Agustus 2021

Ilham Musyaffa 

 

(11)

 

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

 

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

 

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

 

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

 

Abstrak ... vii

 

KATA PENGANTAR ... viii

 

DAFTAR ISI ... v

 

DAFTAR TABEL ... vii

 

DAFTAR GAMBAR ... ix

 

BAB I PENDAHULUAN ... 1

 

A.  Latar Belakang ... 1 

B.  Identifikasi Masalah ... 9 

C.  Rumusan Masalah ... 9 

D.  Tujuan Penelitian ... 9 

E.  Manfaat Penelitian ... 10 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

 

A.  Landasan Teori ... 11 

1.  Pembiayaan Syariah ... 11 

2.  Konsep Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah ... 13 

3.  Minat ... 20 

4.  Promosi ... 22 

5.  Pelayanan ... 23 

6.  Margin ... 25 

B.  Penelitian Terdahulu ... 27 

C.  Kerangka Pemikiran ... 30 

D.  Hipotesis ... 31 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

 

A.  Ruang Lingkup Penelitian ... 33 

B.  Populasi dan Sampel ... 33 

C.  Tempat dan Waktu Penelitian ... 34 

D.  Metode Pengumpulan Data ... 34 

1.  Data Primer ... 34 

2.  Data Sekunder ... 35 

E.  Metode Analisis Data ... 35 

1.  Analisis Data Deskriptif ... 35 

2.  Teknik Analisis Data ... 35 

3.  Uji Asumsi Klasik ... 37 

(12)

 

4.  Uji Hipotesis ... 39 

F.  Operasional Variabel ... 41 

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 46

 

A.  Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46 

1.  Profil ... 46 

2.  Visi dan Misi BCA Syariah ... 47 

B.  Hasil Uji Kualitas Data ... 48 

1.   Uji Validitas ... 48 

2.  Uji Reliabilitas ... 51 

C.  Analisis Deskriptif ... 52 

1.  Karakteristik Responden ... 52 

2.  Uji Asumsi Klasik ... 55 

3.  Uji Normalitas ... 55 

4.  Uji Multikolinieritas ... 57 

5.  Uji Heteroskedastisitas ... 58 

D.  Pengujian Hipotesis ... 60 

E.  Pembahasan ... 66 

1.  Pengaruh Promosi Terhadap Minat KPR IB ... 66 

2.  Pengaruh Pelayanan Terhadap Minat KPR IB ... 67 

3.  Pengaruh Margin Terhadap Minat KPR IB ... 68 

BAB V ... 70

 

KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

 

A.  Kesimpulan ... 70 

B.  Saran ... 71 

DAFTAR PUSTAKA ... 72

 

(13)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah ... 2

Tabel 1. 2 Perbandingan Dana dan DPK Bank Syariah dan Bank Konvensional (Dalam Jutaan Rupiah) 2019 ... 3

Tabel 1. 3 Harga Rumah di Jabodetabek ... 7

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3. 1 Operasional Variabel... 42

Tabel 3. 2 Skala Pengukuran ... 45

Tabel 3. 3 Skala Pengukuran Kategori ... 45

Tabel 4. 1Profil Objek Penelitian ... 46

Tabel 4. 2 Variabel Promosi (X1) ... 48

Tabel 4. 3 Variabel Pelayanan (X2) ... 49

Tabel 4. 4 Variabel Margin (X3)... 50

Tabel 4. 5 Variabel Minat (Y) ... 50

Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 4. 7 Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4. 8 Status ... 52

Tabel 4. 9 Pendidikan Terakhir ... 53

Tabel 4. 10 Agama ... 53

Tabel 4. 11 Pendapatan ... 54

Tabel 4. 12 Frequensi Menggunakan KPR IB BCA Syariah ... 54

Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4. 14 Hasil Pengujian Hipotesis ... 60

Tabel 4. 15 Hasil Pengujian Hipotesis : Pengaruh Promosi terhadap Minat ... 61

Tabel 4. 16 Pengujian Hipotesis : Pengaruh Pelayanan terhadap Minat ... 62

Tabel 4. 17 Pengujian Hipotesis : Pengaruh Margin terhadap Minat ... 63

Tabel 4. 18 Hasil Pengujian Simultan ... 64

Tabel 4. 19 Hasil Koefisien Determinasi ... 65  

 

(14)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perkembangan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia ... 3

Gambar 1. 2 Total Pendapatan Murabahah ... 6

Gambar 2. 1 Skema PPR Menggunakan Akad Murabahah Tanpa Pesanan ... 15

Gambar 2. 2 Skema PPR Menggunakan Akad Murabahah dengan Pesanan ... 16

Gambar 2. 3 Skema PPR dengan Akad IMBT ... 17

Gambar 2. 4 Skema PPR dengan Akad Mutanaqisah ... 18

Gambar 2. 5 Model Penelitian ... 31

Gambar 4. 1 Gambar Hasil Uji Normalitas ... 56

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas... 56

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58

(15)

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemilikan rumah bagi masyarakat merupakan tujuan utama memenuhi kebutuhan papan (primer). Untuk memenuhi tujuan tersebut, sering kali mengalami hambatan dalam membangun rumah, terutama dengan biaya sendiri. Sehingga masyarakat membutuhkan bantuan dana baik melalui pembelian secara berkala atau pinjaman. karena cukup sulit untuk membeli rumah secara tunai mengingat harga rumah yang menunjukkan tren kenaikan. Sebagai solusi pembeli rumah dapat memperoleh pembiayaan baik untuk membeli atau dijamin terhadap properti dari lembaga keuangan.

Dalam skema Pembiayaan pemilikan rumah, masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah dapat menempati rumah subsidi hanya setelah mereka mendapatkan pembiayaan rumah hingga 100 persen dari bank dengan periode pengembalian yang telah ditentukan. Namun, disisi lain muncul beberapa masalah bagi kelompok berpendapatan rendah yang tidak mampu membayar jumlah angsuran bulanan karena kenaikan harga properti.

Masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia kesulitan membeli rumah.

Jumlah unit sebanyak 11,4 juta unit di mana 1,3 juta unit berada di Jakarta.

Pemerintah telah bekerja keras untuk menyediakan perumahan yang layak bagi penduduk berpenghasilan rendah dan banyak upaya telah dilakukan tetapi tanpa hasil yang signifikan. Dari segi biaya per unit, Indonesia masih tergolong dalam kategori murah dibandingkan negara lain (Razak & Tazwar, 2018).

Berdasarkan informasi di atas, muncul persoalan mengapa masyarakat Indonesia masih belum mampu membeli rumah meski harga satu unit rumah termasuk kepada karakter rumah sangat sederhana (RSS). Selain itu terdapat persoalan lain, misalnya dalam perizinan membangun atau membeli rumah yang harus dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia.

Bank Syariah yang lahir di Indonesia pertama kali adalah Bank Muamalat setelah keluarnya UU No. 7 Tahun 1992 mengenai bank dengan prinsip bagi hasil dan landasan Bank Syariah di Indonesia adalah Undang- undang No. 10 Tahun 1998. Pada Agustus 2020 tercatat terdapat 12 (dua belas) Bank Umum syariah (BUS), 20 (dua puluh) Unit Usaha Syariah (UUS), dan 165 (seratus enam puluh

(16)

 

lima) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang sudah terdaftar di Bank Indonesia (OJK, 2020)

 

Tabel 1. 1 Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah

Pembiayaan Murabahah

2016 2017 2018 2019 2020

12,67 12,29 11,93 11.52 11,41

Dapat diketahui bahwa statistik perbankan Syariah Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun.

Pembiayaan Murabahah perbankan syariah pada 2020 tumbuh hampir 200% sejak tahun 2016. Meskipun pertumbuhan aset perbankan syariah mengalami peningkatan signifikan tiap tahun, tetapi pangsa pasar (market share) perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional sampai 2016 belum mencapai angka 10 persen (OJK, 2020).

Secara historis industri perbankan syariah tumbuh sangat pesat, namun masih jauh dari industri perbankan konvensional. Hingga Juni 2020 pangsa pasarnya masih 5,95%, masih jauh di bawah pangsa pasar bank konvensional. Hal ini terlihat dari beberapa indikator utama pangsa pasar yaitu; aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). (OJK, 2020)

(17)

 

Gambar 1. 1 Perkembangan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia 

Sumber: (OJK, 2020)

Pada tahun 2011, pangsa pasar perbankan syariah hanya sebesar 3,98 persen.

Walaupun mengalami pertumbuhan yang fluktuatif hingga januari 2021 dengan tren meningkat dan akan di prediksi terus menguat hingga 6,5%. Secara komposisi keseluruhan market share Perbankan Syariah di Indonesia berasal dari 68,08%

market share Bank Umum Syariah, 29,40% market share Unit Usaha Syariah dan 2,52% market share BPRS.

Melihat perkembangan yang sangat pesat dan peluang yang sangat bagus untuk perbankan syariah maka Bank Indonesia selaku salah satu lembaga otoritas perbankan nasional, mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.15/14/PBI/2013 tentang Unit Usaha Syariah yang berisikan tentang setiap Unit Usaha Syariah (UUS) harus menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dan pemerintah menargetkan seluruh Unit Usaha Syariah harus sudah menjadi Bank Umum Syariah pada tahun 2023

Tabel 1. 2 Perbandingan Dana dan DPK Bank Syariah dan Bank Konvensional (Dalam Jutaan Rupiah) 2019 

Jenis Bank Aset Pembiayaan DPK Jumlah

Bank

Syariah 538.322 365.125 330.508 198

Konvensional 8.712.597 8.424.648 6.962.790 1.636 Sumber: Data Diolah (2021)

0 1 2 3 4 5 6 7

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Januari 2021

Perkembangan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia

Market Share

(18)

 

Data Statistik Perbankan Syariah diatas menunjukkan perbandingan antara aset, penyaluran pembiayaan dana dan DPK antara perbankan syariah dan perbankan konvensional yang sangat terlihat ketimpangan secara asset,penyaluran pembiayaan maupun Dana Pihak Ketiga. Hal ini menunjukkan sebenarnya pangsa pasar perbankan syariah seharusnya dapat ditingkatkan jauh lebih besar lagi, terlebih dengan latar belakang penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah muslim. Agustianto dalam (Hidayat & Trisanty, 2020) Faktor yang dapat menyebabkan rendahnya market share Bank Syariah di Indonesia

1. Tingkat pemahaman umat tentang Bank Syariah masih sangat rendah.

2. Tokoh agama tidak memiliki ilmu yang memadai tentang ekonomi Islam (ilmu ekonomi makro-moneter) beberapa juga masih berpandangan miring tentang Bank Syariah.

3. Belum ada gerakan bersama dalam skala besar dalam mempromosikan bank syariah.

4. Terbatasnya pakar dan SDM ekonomi syariah.

5. Peran pemerintah masih relatif kecil dalam mendukung dan mengembangkan ekonomi syariah.

6. Peran ulama, masih relatif kecil. Ulama yang berjuang keras mendakwahkan ekonomi islam masih terbatas pada DSN dan kalangan akademisi tertentu.

7. Para akademisi di perguruan tinggi termasuk perguruan Tinggi Islam belum optimal.

8. Bank Indonesia dan bank-bank syariah belum menemukan strategi jitu dan ampuh dalam memasarkan bank syariah kepada masyarakat luas.

Heykal, M (2014), melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ada program dari bank yang dikenal sebagai KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang membantu rumah tangga berpenghasilan rendah untuk membeli rumah. Rumah ini diambil oleh bank sebagai jaminan. Ada dua jenis KPR yang sudah digunakan masyarakat. Yang pertama ditawarkan oleh bank konvensional dan yang lainnya oleh bank syariah. Yang terakhir mengikuti prinsip-prinsip Syariah dan perjanjian yang disepakati antara bank dan pelanggan untuk memberikan pembiayaan.

(19)

 

KPR muncul karena adanya kebutuhan yang tinggi di kalangan masyarakat untuk dapat memiliki rumah tanpa diimbangi dengan peningkatan daya beli di masyarakat. KPR sendiri pada awalnya merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh bank konvensional. Akan tetapi, seiring dengan perkembangannya, juga banyak dilakukan oleh perbankan Syariah yang biasa di sebut PPR (Pembiayaan Pemilikan Rumah). (Heykal, 2014)

Komunitas Muslim secara bertahap telah tertarik ke arah perbankan dan keuangan Islam. Pemikiran untuk memiliki produk perbankan yang sesuai dengan Syariah merupakan daya tarik besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Saat ini, dukungan telah diberikan kepada komunitas non-Muslim karena semakin banyak yang menyadari banyak manfaat produk perbankan syariah jika dibandingkan dengan produk pembiayaan konvensional yang dialami dari krisis keuangan.

Menyadari permintaan ini, banyak negara di seluruh dunia telah pindah ke kebutuhan ini dengan menyediakan produk perbankan syariah baik dengan mendirikan jendela perbankan syariah seperti Pakistan dan Indonesia; anak perusahaan perbankan syariah seperti di Malaysia atau sistem perbankan syariah lengkap seperti di Iran dan Sudan(Razak & Tazwar, 2018).

Masalah penentuan keuntungan juga menjadi salah satu hal yang penting berkaitan dengan transaksi Murabahah. Hal ini dikarenakan bank syariah juga memegang peranan sebagai lembaga yang berfungsi sebagai lembaga intermediari, atau lembaga perantara dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang mengalami defisit dana. Dengan adanya peranan seperti itu, maka tentunya diharapkan akan terdapat keuntungan produk KPR syariah yang merupakan produk yang dikeluarkan bagi nasabah yang memerlukan pembiayaan dari bank syariah untuk mendapatkan rumah(Heykal, 2014).

Pembahasan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat pada dasarnya sudah banyak penelitian-penelitian sebelumnya dengan terfokus pada faktor-faktor yang mempengaruruhi minat. Nama dalam penelitian-penelitian sebelumnya sering dijumpai perbedaan terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat.

Beberapa penelitian tentang Minat menggunakan KPR Syariah yang pernah dilakukan antara lain Muh Risky Adi Hirmawan (2015) tentang pengaruh

(20)

 

kepercayaan, pelayanan dan margin terhadap minat transaksi. Kemudian Iqbal Alkatiry (2015) tentang pengaruh pelayanan terhadap minat.

Dalam penelitian terdahulu beberapa peneliti menggunakan variabel promosi, pelayanan dan margin yang memiliki hasil pengaruh yang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut didasari oleh alasan yang masing-masing dikemukakan oleh peneliti dalam penelitiannya. Karena adanya perbedaan pada beberapa penelitian, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa yang memiliki pengaruh dengan signifikansi yang tinggi.

Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah) akan menjadi objek pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh promosi, pelayanan dan margin terhadap minat KPR Syariah. BCA Syariah, produk PPR disebut KPR iB dengan prinsip Murabahah dimana BCA syariah membiayai pembelian rumah atau apartemen yang diperlukan oleh nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan bank yang disepakati dengan jangka waktu maksimal 20 tahun (bca.co.id, 2019). Akad yang sering digunakan pada produk pembiayaan yaitu akadmur, digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun kebutuhan pribadi, salah satunya yaitu membeli rumah (Cahyono, 2015).

Menurut Laporan Keuangan Tahunan BCA Syariah total pendapatan Murabahah pada tahun 2016-2018 sebagai berikut:

Gambar 1. 2 Total Pendapatan Murabahah 

 

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BCA Syariah (2016-2018)

182 184 186 188 190 192 194 196 198

Pembiayaan Murabahah (dalam Miliyar Rupiah)

Total Pendapatan Murabahah

2016 2017 2018

(21)

 

Berdasarkan gambar 1.1 total pendapatan Murabahah di BCA Syariah pada tahun 2016-2018 mengalami penurunan sekitar 8 milyar Rupiah. Berdasarkan anual report BCA Syariah 2018 bahwa total pembiayaan mencapai 53 milyar Rupiah Dapat dikatakan bahwa minat nasabah terhadap KPR IB pada bank tersebut mencapai 28,35% dari total pendapatan Murabahah, yang artinya masih sangat sedikit penyerapan anggaran BCA Syariah untuk prduk KPR IB. (Laporan keuangan BCA Syariah 2016-2018). Didalam Annual report 2019 BCA Syariah terdapat jumlah pembiayaan beragun untuk rumah tinggal sebesar Rp.

40.287.000.000,- untuk wilayah jabodetabek (BCA, 2019).

PPR sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu PPR bersubsidi dan PPR non subsidi, PPR bersubsidi untuk digunakan oleh orang-orang yang kurang mampu, atau tergolong Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sedangkan PPR bersubsidi untuk orang-orang berpenghasilan tinggi (N. P. Rahayu, 2019).

Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi kebutuhan utama bagi yang sudah berkeluarga. Data harga rumah murah (bersubsidi) tipe 30/60 berdasarkan provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 2016-2017 sebagai berikut:

Tabel 1. 3 Harga Rumah di Jabodetabek 

Sumber: (Medcom.id, 2020)

Pada data Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa harga rumah murah dengan tipe 30/60 yang mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah mencapai rata-rata 100 juta rupiah keatas. Bahkan pada tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sekitar 6,5 juta rupiah, sedangkan pada provinsi Papua kenaikan mencapai 10 juta rupiah.

Rata-Rata Harga Rumah ( dalam Rp/m2)

Kota Harga

Jakarta 25.000.000

Bogor 6.550.000

Depok 8.330.000

Tangerang 13.890.000

Bekasi 8.750.0000

(22)

 

Dengan adanya permasalahan tersebut, seharusnya produk KPR IB khusunya di BCA Syariah dapat membantu nasabah untuk memenuhi pembiayaan kepemilikan rumah di Jabodetabek. Namun kenyataannya, produk KPR iB hanya mendapatkan porsi sebesar 28,35% dari total pendapatan Murabahah.

BCA Syariah berupaya untuk selalu melakukan underwriting terhadap calon mitra developer. Tahun 2020, BCA Syariah menargetkan pembiayaan properti tumbuh dua digit di kisaran 15 persen sampai dengan 20 persen. Tahun 2019, pembiayaan beragun aset atau properti dapat tumbuh sekitar Rp250 miliar (Bisnis.com, 2020).

Kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk syariah menjadi celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka industri perbankan syariah melakukan mitigasi terhadap maraknya penipuan perumahan, misalnya saja untuk produk pembiayaan perumahan Syariah. Kasus tersebut meningkat seiring keinginan konsumen menggunakan jasa perbankan syariah berdasarkan riset tentang pembelian dan pembiayaan rumah berbasis syariah yang mulai populer terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (Rumah.com, 2019).

Usanti (2013) menjelaskan bahwa dalam praktik perbankan syariah, akad pembiayaan Murabahah dituangkan dalam bentuk akad baku, nasabah penerima fasilitas pembiayaan yang tidak diberi kesempatan untuk merundingkan suatu klausul dalam akad pembiayaan Murabahah. Adanya klausula baku dalam pembiayaan Murabahah di bank syariah tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Standar akad pembiayaan Murabahah di beberapa bank syariah memiliki klausul- klausul yang sesuai dengan karakteristik pembiayaan Murabahah dan memiliki persyaratan beban minimum yang harus ada dalam akad sebagaimana diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional yang dirumuskan dalam Peraturan Bank Indonesia.

Dari paparan diatas dan beberapa penelitian yang sudah dilakukan terlebih dahulu, maka peneliti akan menganalisa faktor- faktor yang berpengaruh terhadap minat nasabah menggunakan produk pembiayaan PPR Syariah. Dengan judul penelitian “Pengaruh Promosi, Pelayanan, Dan Margin Terhadap Minat Pembiayaan Pemilikan Rumah (Studi pada Nasabah BCA Syariah Di Jabodetabek)”.

(23)

 

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah tersebut, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Adanya kenaikan market share di perbankan Syariah setiap tahunnya.

2. Realisasi pembiayaan Murabahah pada BCA Syariah mengalami penurunan dari tahun 2017 dan 2018.

3. Kurang mampunya masyarakat dalam pemebelian perumahan secara tunai.

4. Sulitnya akses pembiayaan pemilikan rumah.

5. Harga margin yang tidak terjangkau oleh masyarakat berpendapatan rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi permasalah penelitian terkait pelayan, promosi, dan margin pada Pembiayaan Pemilikan Rumah. dengan rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah promosi berpengaruh terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah secara parsial?

2. Bagaimanakah pelayanan berpengaruh terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah secara parsial?

3. Bagaimanakah margin berpengaruh terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah secara parsial?

4. Bagaimanakah promosi, pelayanan, dan margin berpengaruh terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah di BCA Syariah di wilayah jabodetabek secara simultan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh promosi terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah di BCA Syariah di wilayah jabodetabek

(24)

 

2. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pelayanan terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah di BCA Syariah di wilayah jabodetabek

3. Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh margin terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah di BCA Syariah di wilayah jabodetabek

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan, dapat juga memperkuat teori-teori mengenai pembiayaan pemilikan rumah di perbankan syariah, bahan referensi bagi para akademisi yang sedang memperdalam ilmu ekonomi dan keuangan Islam, khususnya yang fokus terhadap keuangan Islam dan sebagai rujukan bagi para penelitian selanjutnya untuk kemudian dikembangkan secara lebih detail

2. Praktisi

Penelitian ini menjadi bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan penulis, dapat menjadi bahan evaluasi dan juga pertimbangan untuk standarisasi di perbankan syariah agar lebih informatif dan sistematis, dan dapat menambah tingkat pengetahuan masyarakat mengenai beberapa faktor yang mempengaruh minat pembiayaan pemilikan rumah.

(25)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pembiayaan Syariah

Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain(Antonio, 2001). Menurut Antonio (2001) bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.

Pembiayaan merupakan bagian dari trust. Istilah pembiayaan berarti kepercayaan dan mengacu pada lembaga pembiayaan sebagai Shahib al mal yang mempercayai seseorang (mudharib) untuk melakukan amanah yang diberikan.

Dana tersebut harus digunakan dengan benar dan adil serta harus ada hubungan dan kondisi yang jelas yang menguntungkan kedua belah pihak(Ilyas, 2015).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 disebutkan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, salam, dan istishna’;

d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa pendapat, maka pengertian pembiayaan adalah kesepakatan antara dua belah pihak antara pemilik dana yang memberi amanah atau kepercayaan kepada orang yang membutuhkan dana untuk akhirnya membagi hasil keuntungan yang didapatkan.

Secara umum produk jasa layanan perbankan terdiri atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana. Hal yang sama juga dilakukan oleh bank

(26)

 

syariah dimana terdapat produk giro, tabungan dan deposito untuk layanan simpanan dan produk pembiayaan untuk layanan penyaluran dana. Perbedaan mendasar produk-produk layanan perbankan syariah bila dibandingkan dengan bank konvensional adalah terletak pada prinsip ketentuan yang ditetapkan.

Dalam sistem syariah penyaluran dana menganut prinsip Jual Beli dan prinsip Bagi Hasil. Uraian analisa dari prinsip-prinsip produk pembiayaan perbankan syariah adalah sebagai berikut (Fitri, 2015):

1. Prinsip Jual Beli di sini menekankan bahwa dalam perbankan syariah mengandung beberapa kebaikan, antara lain tujuan pembiayaan selalu diberikan kepada sektor riil karena yang menjadi dasar nilai adalah barang yang diperjual- belikan. Begitu juga dengan harga yang disepakati tidak berubah/tetap sampai akhir akad. Jenis prinsip jual beli terdiri atas Murābahah, Salam dan Istishnā’.

2. Prinsip Bagi Hasil dalah akad bersama kegiatan usaha yang di dalamnya diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan didapat antara kedua belah pihak atau lebih. Jenis bagi hasil terdiri atas Mudhārabah dan Musyarakah.

Pembiayaan yang dikeluarkan oleh pihak bank syariah pasti memiliki tujuan dan manfaat untuk para nasabah yang akan menjual atau membeli dan untuk melakukan kegiatan usaha namun tidak memiliki modal usaha. Dalam tujuan yang telah dikemukakan oleh Kasmir (2008) (Cahyono, 2015), dapat diketahui bahwa tujuan pembiayaan yang pertama yaitu untuk mencari keuntungan. Keuntungan ini dapat dirasakan oleh lembaga keuangan yang mengeluarkan pembiayaan. Karena balas jasa dari pembiayaan yaitu bagi hasil merupakan keuntungan untuk lembaga keuangan yang bersangkutan. Keuntungan ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup lembaga keuangan tersebut, jika lembaga keuangan tersebut terus mengalami kerugian maka tidak menutupi kemungkinan bahwa lembaga keuangan tersebut akan dibubarkan.

Selain untuk mencari keuntungan, pembiayaan pun memiliki tujuan untuk membantu usaha nasabah. Melalui pembiayaan ini nasabah dapat melakukan pembiayaan untuk modal, konsumsi maupun kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh nasabah itu sendiri. Sehingga dengan adanya pembiayaan usaha nasabah bisa terbantu. Tujuan pembiayaan yang terakhir yaitu untuk membantu pemerintah.

(27)

 

Dalam hal ini pemerintah akan merasa terbantu karena dengan banyaknya pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah untuk modal usaha akan mengurangi jumlah angka kemiskinan. Semakin banyak nasabah yang membuka usaha maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini juga akan berdampak pada berkurangnya angka pengangguran.

Menurut Muhammad pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk meningkatkan daya guna uang dan meningkatkan peredaran uang (Muhammad, 2015). Fungsi pembiayaan memiliki pengertian bahwa adanya pembiayaan untuk menghindari terjadinya penimbunan harta. Sehingga melalui pembiayaan daya guna uang dan peredaran uang tersebut lebih meningkat dan memberikan manfaat.

Dalam Alquran Allah berfirman:

“Orang-orang yang menimbun emas dan perak serta tidak menafkahkannya dijalan Allah, kepada mereka beritahukanlah bahwa mereka akan mendapat siksaan yang sangat pedih” (QS.At-Taubah:34).

Ayat di atas menjelaskan bahwa hukuman bagi yang menimbun harta adalah siksaan yang pedih, dalam hal ini selain lembaga keuangan mengalami kerugian di dunia lembaga keuangan tersebut mengalami kerugian di akhirat pula. Dalam teori moneter modern, penimbunan uang berarti memperlambat perputaran uang. Hal ini memperkecil terjadinya transaksi, sehingga perekonomian menjadi lesu.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulakn bahwa pembiayaan digunakan untuk mencari keuntungan dan fungsi yang utama untuk meningkatkan daya guna uang.

2. Konsep Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah

Salah satu produk yang ditawarkan bank syariah adalah pembiayaan pemilikan rumah. Pada perbankan syariah menerapkan bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai pengganti sistem bunga (riba) perbankan konvensional.

Perbedaan tersebut di antaranya adalah pertama, pihak bank konvensional hanya meminjamkan uang dan tidak memiliki rumah secara lahir, walau nantinya berhak menyitanya jika pihak yang berhutang tidak mampu membayarnya.

Sedangkan pada perbankan syariah, status bank syariah adalah sebagai pedagang, karena bank membeli dari developer atau melalui perorangan. Kedua, ketika

(28)

 

membayar cicilan pada bank konvensional, akan terkena bunga (riba) karena pada bank konvensional, pembayaran tiap bulan disesuaikan dengan suku bunga yang naik turun. Sisa hutang yang masih ada akan dihitung dengan suku bunga yang baru lebih tinggi, akibatnya cicilannya jadi lebih besar sedangkan pada bank syariah transaksi yang dilakukan tidak melibatkan bunga, tapi jual beli (Kurniawan &

Inayah, 2014).

Dengan adanya pembiayaan pemilikan rumah tentunya ini akan mempermudah dan meringankan masyarakat dalam memiliki hunian siap pakai, yang pembayarannya dengan cara diangsur kepada bank syariah tanpa harus membeli kontan dengan harga yang relatif mahal (Hidayatullah, A., & Thantawi, 2017).

Ada tiga akad pembiayaan yang digunakan oleh bank syariah yang dapat menjadi pilihan bagi nasabah dalam memiliki rumah secara syariah yaitu akad Murabahah, akad ijarah muntahiyyah bittamlik, dan akad musyarakah mutanaqisah (Kurniawan & Inayah, 2014).

1. Akad Murabahah

Antonio Syafi’i mendefinisikan bai’ Murabahah adalah menjual barang dengan harga asli dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai Murabahah, penjual harus memberitahukan harga produk yang dibelinya dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Wiroso menjelaskan rukun Murabahah terdiri dari penjual (bai'), pembeli (musytari), perdagangan barang (mabi') ,harga(tsaman) dan shighat(ijab qabul). Pembiayaan Pemilikan Rumah Murabahah dikatakan sesuai dengan prinsip syariah jika transaksinya adalah rukun dan syaratnya terpenuhi (Antonio, 2001).

Murabahah adalah akad jual beli barang menggunakan alat tukar dan disertai dengan tambahan yang telah ditentukan, dan ada kejelasan tentang harga awal dan harga jual yang telah di sampaikan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli (Janwari, 2015).

Akad Murabahah dalam perbankan syariah adalah pembiayaan yang berbentuk jual beli antara bank dan nasabah dengan cara pembayaran angsuran.

Dalam perjanjian Murabahah bank membiayai barang atau asset yang dibutuhkan

(29)

 

oleh nasabahnya dengan menambahkan suatu mark-up atau margin keuntungan.

Dengan kata lain penjual barang dari bank ke nasabah dilakukan atas dasar cost- plus profit (Lubis, 2016).

Akad Murabahah Terdapat dalam 2 jenis yaitu sebagai berikut : 1) Akad Murabahah Tanpa Pesan

Murabahah tanpa pesan adalah jenis akad yang bersifat tidak mengikat.

Yang mana pihak bank melakukakn akad Murabahah dengan nasabah. Lalu pihak bank menyerahkan barang kepada nasabah sebagai pembeli, dan nasabah melakukakn pembayaran kepada pihak bank (Irwanto, 2018).

Gambar 2. 1 Skema PPR Menggunakan Akad Murabahah Tanpa Pesanan

Sumber: Al Arif, 2012 : 46

2) Akad Murabahah dengan pesanan

Pada Murabahah dengan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat dengan ketentuan bahwa pembeli harus membeli barang yang telah dipesannya dan tidak dapat dibatalkan(Irwanto, 2018).

(30)

 

Gambar 2. 2 Skema PPR Menggunakan Akad Murabahah dengan Pesanan

Sumber : Prihantono, 2018 : 224

3) Landasan Hukum Murabahah

Ayat Al-Quran mengenai akad Murabahah tertulis dalam surat Al-Baqarah ayat 275 : “… Allah telah menghalalkan jual belidan mengharamkan riba…” (Q.S Al-Baqarah : 275).

2. Akad Ijarah Muntahiyyah Bittamlik (IMBT)

Akad ijarah muntahiyyah bittamlik (financial leasing with purchase option) adalah perjanjian sewa-menyewa antara bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa atas suatu barang yang menjadi objek sewa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa oleh nasabah kepada bank, yang mengikat bank untuk mengalihkan kepemilikan objek sewa kepada penyewa setelah selesai masa sewa (Hidayatullah, 2016).

(31)

 

Gambar 2. 3 Skema PPR dengan Akad IMBT

Sumber: (Hidayatullah, 2016) Keterangan:

A : nasabah mengidentifikasi dan memilih rumah kepada developer.

B : nasabah mengajukan IMBT kepada bank syariah.

C : developer menjual rumah secara tunai kepada bank syariah.

D : bank syariah menyewakan rumah kepada nasabah.

E : nasabah membayar sewa rumah setiap bulan kepada bank syariah.

3. Akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ)

Akad musyarakah mutanaqisah dalam perbankan syariah adalah kerjasama antara bank syariah dengan nasabah untuk pengadaan atau pembelian suatu barang yang mana asset barang tersebut jadi milik bersama. Adapun besaran kepemilikan dapat ditentukan sesuai dengan sejumlah modal atau dana yang disertakan dalam kontrak kerjasama tersebut. Selanjutnya pihak nasabah akan membayar (mengangsur) sejumlah modal atau dana yang dimiliki oleh bank syariah (Andriani, 2019).

Developer sebagai Supplier

Nasabah PPR Bank

Syariah D

B

E

C A

(32)

 

Gambar 2. 4 Skema PPR dengan Akad Mutanaqisah

Sumber: (A. Rahayu, 2013) Keterangan:

(A) : nasabah mengidentifikasi dan memilih rumah kepada developer.

(B) : nasabah mengajukan MMQ kepada bank syariah.

(C) : nasabah (20%) dan bank syariah (80%) membeli rumah.

(D) : nasabah dan bank syariah membeli rumah kepada developer secara tunai.

(E) : nasabah membayar rumah setiap bulan kepada bank syariah.

Pada umumnya akad yang sering digunakan di setiap bank syariah adalah akad Murabahah. Menurut Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli (Karim, 2010).

Ascarya (2013) mendefinisikan Murabahah adalah istilah fiqih Islam yang mengartikan bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diiinginkan.

Sedangkan Ibnu Qudamah mendefinisikan Murabahah sebagai jual beli dengan menghitung modal ditambah keuntungan tertentu yang diketahui (Imama, 2015).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Murabahah adalah jual beli dengan margin yang telah disepakati di awal perjanjian (akad) dalam jangka waktu tertentu.

Developer sebagai Supplier

Nasabah PPR Bank

Syariah

Membeli rumah E

B

C C

D

A

(33)

 

Murabahah berdasarkan Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang ketentuan umum Murabahah dalam bank syariah adalah bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Latif, 2016). Berdasarkan pengertian di atas, maka Murabahah dapat disimpulkan sebagai perjanjian jual beli yang dilakukan oleh bank dan nasabah, di mana bank dan nasabah menyepakati harga barang yang dijual dengan menyertakan harga perolehan beserta keuntungan yang disepakati. Adapun landasan hukum tentang akad Murabahah adalah sebagai berikut (Afrida, 2016):

1. Al-Qur’an

“Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah:275).

2. Al-Hadist

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu ia berkata: ”Rasulullah shallallaahu

‘alaihi wasallam melarang dua jual beli dalam satu jual beli” (HR. Tirmidzi).

Setelah landasan hukum tentang akad Murabahah, menurut Ascarya (Ascarya, 2013) menyatakan rukun dalam akad Murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa hal yaitu:

1. Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akad membeli barang

2. Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga) 3. Shighah, yaitu ijab dan qobul

Ada juga beberapa syarat pokok dari Murabahah menurut Usmani, antara lain sebagai berikut (Ascarya, 2013):

1. Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara ekspilsit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain dengan menambah tingkat keuntungan yang diinginkan.

(34)

 

2. Tingkat keuntungan dalam Murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk lumpsum atau presentase tertentu dari biaya.

3. Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang, seperti biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukan kedalam biaya perolehan untuk menentukan harga agregat dan margin keuntungan didasarkan kepada harga agregat ini. Akan tetapi, pengeluaran yang timbul karena usaha, seperti gaji karyawan, sewa tempat usaha dan sebagainya tidak dapat dimasukan dalam harga untuk suatu transaksi. Margin keuntungan yang diminta itulah yang meng-cover pengeluaran-pengeluaran tersebut.

4. Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat ditentukan secara pasti. Jika biaya – biaya tidak dapat dipastikan, barang atau komoditas tersebut tidak dapat dijual dengan prinsip Murabahah.

3. Minat

Tarmudji menjelaskan bahwa minat merupakan perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang meminta maupun menyuruh, lalu menyebutkan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Ginting & Yuliawan, 2015). Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan yang tinggi terhadap suatu hal atau objek yang diinginkan seseorang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memaksa.

Dalam tahapan minat konsumen terdapat suatu konsep yang dinamakan konsep AIDA diantaranya (Rofiq et al., 2013):

1. Attention atau perhatian, tahap awal dalam menilai suatu produk yang dibutuhkan calon konsumen. Dalam tahap ini calon konsumen nilai mempelajari produk yang ditawarkan.

2. Interest atau ketertarikan, minat calon konsumen timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengamati produk.

3. Desire atau keinginan, calon konsumen memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk yang ditawarkan.

Dalam tahapan ini calon konsumen harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik

(35)

 

akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari calon konsumen untuk membeli dan mencoba produk.

4. Action atau tindakan, melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk yang ditawarkan.

Faktor intern terdiri dari dorongan dari dalam individu, motif sosial, dan faktor emosional. Dorongan dari dalam individu diartikan sebagai suatu yang mengarah pada kebutuhan-kebutuhan yang muncul dari dalam individu. Dorongan ini semacam dorongan fisik, motif, mempertahankan diri dari rasa lapar, juga dorongan rasa ingin tahu. Selanjutnya, motif sosial diartikan sebagai suatu yang mengarah pada penyesuaian diri dengan lingkungan atau aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sosial, seperti bekerja, mendapatkan status, mendapatkan penghargaan.

Faktor intern yang ketiga adalah emosional. Faktor emosional memiliki arti minat yang erat hubungannya dengan perasaan atau emosi, keberhasilan dalam beraktivitas yang didorong oleh minat akan membawa rasa senang dan memperkuat minat yang ada. Sebaliknya, kegagalan akan mengurangi minat individu tersebut.

Sementara, faktor ekstern terditi dari empat komponen yaitu status ekonomi, pendidikan, situasional (orang dan lingkungan) dan keadaan psikis (Russetyowati, 2018).

Faktor internal dari dorongan individu terdiri dari persepsi, keyakinan atau kepercayaan, harapan pribadi, kebutuhan, rasa senang atau tidak senang dan kepuasan (Sudrajat, 2010).Dalam penelitian ini status ekonomi diukur dari margin.

Kemudian dari situasional (orang dan lingkungan), orang cenderung memperluas minat mereka disebabkan oleh situasi orang dan lingkungan disekitarnya membaik atau menimbulkan ketertarikan. Dalam penelitian ini situasional (orang dan lingkungan) diukur dari pelayanan.

Faktor internal yang utama adalah kepercayaan, sedangkan Faktor eksternal yang utama adalah produk yang ditawarkan produsen melalui pelayan dan margin (Suleman, 2017).

(36)

 

4. Promosi

Konsep pemasaran Islam berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi Islam. Beberapa perusahaan dan bank, terutama yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan mencapai hasil yang positif. Pemasaran syariah diharapkan terus berkembang dan dipercaya oleh masyarakat karena nilainya memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu kejujuran.

Secara umum, pemasaran Islami adalah disiplin bisnis strategis dan proses menciptakan nilai bagi pemangku kepentingannya kepada pemangku kepentingan lain, mengikuti kontrak Islami sepanjang prosesnya. Artinya dalam pemasaran Islam, seluruh proses (termasuk proses penciptaan, proses penyediaan dan proses perubahan nilai) tidak boleh melanggar hukum Islam. Dalam perspektif hukum islam, pemasaran syariah adalah segala aktivitas yang berupa aktivitas penciptaan nilai dalam bisnis yang memungkinkan setiap orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut bersikap jujur, adil, terbuka, dan ikhlas sesuai dengan proses yang berbasis hukum Islam (Tamamudin, 2014).

Sembilan etika (akhlak) pemasar yang menjadi prinsip-prinsip bagi syariah pemasar dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran (Tamamudin, 2014), yaitu sebagai berikut :

1. Memilki kepribadian spiritual (takwa) 2. Berperilaku baik dan simpatik (shidiq) 3. Berlaku adil dalam bisnis (al-adl)

4. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah) 5. Menepati janji dan tidak curang

6. Jujur dan terpercaya (amanah)

7. Tidak suka berburuk sangka (suíuzh-zhan) 8. Tidak suka menjelek-jelekan (ghibah) 9. Tidak melakukan sogok (riswah)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Promotion mix atau bauran promosi merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

(37)

 

5. Pelayanan

Pada dasarnya definisi pelayanan berfokus kepada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta ketepatan penyampaianya untuk mengimbangi harapan konsumen. Pelayanan juga memiliki arti yang sangat luas dalam hal pekerjaan dan cara bekerja dari para juru layan yang semuanya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Pegawai ataupun pelayan yang terdidik dengan baik dan mengerti akan pekerjaannya tentunya tidak akan berhenti setelah usahanya untuk memberikan kepuasan kepada konsumen berhasil, akan tetapi dia berusaha terus agar dia dapat melayani dan mendahului sebelum konsumennya menyampaikan keinginannya. Disamping itu sikap ramah tamah dari pelayan atau karyawan juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan pelayanan kepada konsumen (Fahrudin & Yulianti, 2015).

Untuk mencapai tingkat pelayanan yang unggul setiap karyawan harus memiliki ketrampilan tertentu, diantara penampilan yang baik dan menarik, sikap ramah, memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk melayani, tenang dalam melayani, tidak merasa tinggi hati karena dibutuhkan, menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan pada bagian atau departemennya maupun bagian lainnya, mampu berkomunikasi dengan baik, bisa memahami bahasa isyarat konsumen dan memiliki kemampuan menangani keluhan konsumen secara profesional. Pelayanan termasuk dalam kegiatan ekonomi, secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi kebutuhan manusia dengan mempromosikan produk ataupun jasa. Dapat diartikan juga sebagai kegiatan yang berusaha untuk mencapai kepuasan dan keinginan yang berbeda-beda. Seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam memberikan pelayanan yang baik dalam QS.Al- Qashash:77, yaitu (Rohman, 2017) :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”

(QS.Al-Qashash:77).

(38)

 

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk mencari apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kita (akhirat) dan dengan tidak melupakan kebahagian di dunia dan selalu berbuat baik kepada sesama manusia serta tidak merusak apa yang ada di muka bumi ini. Barang produksi adalah salah satu dari produk yang ditawarkan oleh suatu perbankan yang berupa barang konsumsi ataupun jasa untuk memenuhi ketertarikan atau keinganan para nasabah. Menurut Parasuraman, dkk untuk mengevaluasi kualitas jasa pelayanan umumnya menggunakan 5 dimensi yaitu (Fahrudin & Yulianti, 2015):

1. Tangibles atau bukti fisik

Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

2. Reliability atau keandalan

Kemampuan organisasi untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

3. Responsiveness atau ketanggapan

Suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Assurance atau jaminan dan kepastian

Pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain, komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompeten (competence), dan sopan santun (courtesy).

5. Empathy

(39)

 

Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

6. Margin

Margin keuntungan menurut Karim (2010) adalah presentase tertentu yang ditetapkan pertahun perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun 12 bulan. Margin dalam perbankan diperoleh atas transaksi jual beli, salah satunya yaitu transaksi pembiayaan Murabahah. Harga jual yang dilakukan pada pembiayaan Murabahah dapat ditetapkan dengan memperhatikan harga beli bank, cost recovery, dan persentase keuntungan yang diinginkan.

Praktik dagang Rasulullah bisa diterapkan di bank syariah, yaitu perhitungan margin Murabahah yang dilakukan Rasulullah dengan cara cost recovery ditambah dengan keuntungan yang diinginkan bank (Fidyah, 2017). Cost Recovery (biaya yang telah dikeluarkan) bisa didekati dengan membagi nilai pembiayaan yang dikeluarkan bank dengan estimasi total pembiayaan dikalikan dengan jumlah biaya operasional. Sedangkan persentase keuntungan yang diinginkan bisa dirasionalkan dengan membagi biaya operasional dengan total aset yang dimiliki bank.

Nilai margin yang murah kecepatan bank melayani pengambilan pembiayaan, dan syarat-syaratnya tidak sulit dan cepat mengakses pengajuan pembiayaan akan membuat minat nasabah untuk mengambil pembiayaan kembali dan nasabah mengajak rekan-rekan yang lainnya untuk mengambil pembiayaan (Layaman &

Nilamsari, 2018). Tidak ada riwayat dalam sunnah Nabi yang mengatur pembatasan keuntungan, sehingga tidak boleh mengambil keuntungan melebihi dari yang sewajarnya. Bahkan sebaliknya diriwayatkan dalam suatu hadits yang menetapkan bolehnya keuntungan perdagangan itu mencapai dua kali lipat pada kondisi tertentu, atau bahkan lebih. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan profit margin pembiayaan Murabahah adalah (Rahmawati & Rokhman, 2015):

1. Biaya operasional

2. Profit target (tingkat keuntungan yang diinginkan)

(40)

 

3. Cost of fund 4. Risk of cost

5. Tingkat rata-rata margin pasar.

Margin tidak sama dengan bunga karena margin harus sudah ditentukan pada awal perjanjian dan tidak dapat berubah ditengah jalan (Purwanti, 2013). Pada setiap tanggal jatuh tempo, bank syariah akan mengakui adanya pendapatan margin.

Besarnya pendapatan margin yang diakui tergantung pendekatan yang digunakan.

Bila perbankan syariah menggunakan pendekatan proporsional, maka besarnya margin setiap bulan adalah sama. Sedangkan apabila menggunakan anuitas, maka margin pada bulan pertama akan lebih besar dari bulan kedua dan seterusnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi margin Murabahah sebagai berikut (Rahma, 2016):

1. Target Laba

Laba merupakan keuntungan yang dihasilkan perbankan syariah. Laba dari suatu perbankan syariah dapat dilihat dari laporan laba rugi. Target laba dalam hal ini dapat diproyeksi dengan menggunakan return on asset (ROA).

2. Biaya Overhead

Komponen biaya yang diperhitungkan dalam biaya overhead oleh bank konvensional adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam kegiatan menghimpun dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi/laba antara lain beban personalia, beban administrasi dan umum serta beban lainnya. Dalam akuntansi perbankan syariah imbalan bagi hasil yang diberikan kepada pemilik dana dengan prinsip Murabahah, bukan beban bank syariah karena besar kecilnya sangat tergantung dari pendapatan yang diterima sehingga dalam perhitungan biaya overhead juga tidak di perkenankan untuk di perhitungkan.

3. Bagi Hasil Dana Pihak Ketiga

Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat diterapkan dalam empat akad utama yaitu al-musyarakah, al-mudharabah, al- muzara’ah dan al-musaqah. Namun prinsip yang paling banyak digunakan adalah al- musyarakah, al-mudharabah. Bagi hasil ini juga akan diberikan kepada pemilik dana pihak ketiga (DPK) yaitu pemilik dana tabungan maupun pemilik dana deposito sebagai imbal hasil karena mereka meginvestasikan dananya di perbankan syariah.

Gambar

Gambar 1. 1 Perkembangan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia 
Gambar 1. 2 Total Pendapatan Murabahah 
Tabel 1. 3 Harga Rumah di Jabodetabek  
Gambar 2. 1 Skema PPR Menggunakan Akad  Murabahah  Tanpa Pesanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi dengan kebiasaan buruk yang dicontohi di atas, (misalnya, glotal tidak diwakili, vokal panjang tidak diwakili, schwa tidak dibedakan dari vokal lain, bunyi-bunyi yang

Berdasarkan hasil pengamatan panitia pelaksana terhadap kinerja peserta selama pelatihan tergolong tinggi dengan rerata skor 4,77 (menurut skala Likert). Nilai

pengaruh yang signifikan latihan pliometrik single-leg tuck jump dan double-leg tuck jump terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada pemain sepakbola mahasiswa FIK UNM

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Hal ini dibuktikan dengan Fhitung> Ftabel, yaitu 13,538>1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh

Hasil yang dicapai setelah sistem ini terbentuk antara lain sistem canggih dan cerdas yang mampu menyimpan data masa lalu yang digunakan sebagai acuan

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Puskesmas Kenali Besar pada tanggal 15 Juni terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi terdapat 6 ibu yang tidak mengetahui