• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TERHADAP KEBUTUHAN DAN UPAYA PEMENUHAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PASIR IMPUN KECAMATAN MANDALAJATI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TERHADAP KEBUTUHAN DAN UPAYA PEMENUHAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PASIR IMPUN KECAMATAN MANDALAJATI KOTA BANDUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Airtanah ... Error! Bookmark not defined. B. Hidrogeologi ... Error! Bookmark not defined. C. Standar Kualitas Air Minum ... 20

D. Bagan Alur Pemikiran ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Metode Penelitian... 25

B. Populasi Dan Sampel... 25

C. Definisi Operasional ... 32

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Pengelolahan Data ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Analisis Data ... 37

H. Variabel Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Pembahasan ... 41

B. Kondisi Fisik Di Kelurahan Pasir Impun Kota Bandung ... 47

C. Kondisi Sosial Di Kelurahan Pasir Impun Kota Bandung ... 70

(2)

F. Kebutuhan Air Bersih Di Keluruhan Pasir Impun Kecamatan

Mandalajati Kota Bandung ... 88

G. Pemenuhan Air Bersih Di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung ... 91

H. Kualitas Air ... 93

I. Proporsi Pemenuhan Air Bersih Di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung ... 97

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Simpulan ... 99

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu contohnya adalah sumber daya air. Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang.

Menurut Bintarto (Pasya,2006:82) geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang berasal dari proses fisik maupun yang berkaitan dengan makhluk hidup dan permasalahan-permasalahan yang dapat terjadi. Geografi memiliki tiga pendekatan yaitu, pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Selain itu ilmu geografi juga memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek spasial. Objek material meliputi geosfer, litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, pedosfer,dan antroposfer. Objek formal meliputi tiga pendekatan geografi. Airtanah merupakan salah satu aspek fisik dari objek material dari geografi.

(4)

2

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan tidak dapat digantikan, baik dalam kebutuhan domestik ataupun non domestik. Tanpa air manusia tidak dapat hidup. Upaya dalam pemenuhan kebutuhan air bagi manusia dapat mengambil dari berbagai sumber airtanah, seperi dari airtanah dalam, air permukaan dan air hujan. Seperti halnya air bersih merupakan kunci kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di bumi, dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, maka dari itu kecenderungan yang terjadi pada saat ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih dari waktu ke waktu.

Dengan mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk dan ketersediaan air, perlu diupayakan penyediaan alternatif sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu aspek yang juga memerlukan perhatian seksama adalah potensi airtanah disuatu wilayah. Meskipun ada beberapa alternatif lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih seperti halnya dengan menggunakan air permukaan, air hujan, atapun dengan menggunakan mata air. Tetapi hal tersebut tidak dapat mengatasi besarnya kebutuhan akan air bersih disuatu wilayah, khususnya di daerah yang rawan akan air bersih.

Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu program penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang bersumber dari air bawah tanah adalah salah satu cara pencegahannya.Untuk melakukan program tersebut, terbentur pada kendala sulitnya mendapatkan air permukaan yang disebabkan oleh faktor morfologi dan geologi. Pemanfaatan air bawah tanah merupakan salah satu alternatif yang tepat. Tetapi untuk memanfaatkan air bawah tanah tersebut diperlukan informasi yang tepat mengenai kualitas, kuantitas, pola penyebaran serta debit maksimum yang boleh diambil.

(5)

sekaligus dapat menjaga kelestariannya. Salah satu potensi yang akan di teliti di daerah ini adalah airtanah.

Daerah penyelidikan berada di wilayah Kota Bandung bagian timur, tepatnya berada di Kecamatan Mandalajati. Kecamatan Mandalajati mempunyi empat Kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Jati Handap, Kelurahan Karang Pamulang, Kelurahan Pasir Impun dan Kelurahan Sindang Jaya. Yang menjadi daerah penyelidikan kali ini berada di salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Mandalajati yaitu di Kelurahan Pasir Impun.

(6)

4

Tabel. 1.1 Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Pasir Impun dari Tahun 2007-2011

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penduduk

8.738 8.845 8.962 9.108 9.275

Sumber : Monografi Kelurahan Pasir Impun 2007-2011

Maka permasalahan yang terjadi dalam menanggulangi kebutuhan dan pemenuhan air bersih di daerahpenyelidikan yaitu di Kelurahan Pasir Impun adalah terbatasnya sumber air permukaan, biaya pengolaan yang tinggi untuk mendapatkan kualitas yang memenuhi syarat, biaya investasi yang terbatas, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah. Dengan adanya permasalahan ini, maka perlu direncanakan suatu sistem penyediaan sarana dan prasarana air bersih. Untuk itu, penulis merasa tertarik mengenai masalah tersebut

dan mengambil judul penelitian, “Kajian Terhadap Kebutuhan dan Upaya

Pemenuhan Air Bersih Di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah atau batasan permasalah dalam penelitian berdasarkan dari paparan latae belakang masalah diantaranya sebagai berikut : 1. Terbatasnya ketersediaan air permukaan di Kota Bandung.

2. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kota Bandung mempengaruhi tingkat kebutuhan akan air bersih.

3. Tingkat pemenuhan kebutuhan air bersih yang masih belum terpenuhi. 4. Tingkat kualitas dan kuantitas air bersih yang masih rendah.

C. Rumusan Masalah

(7)

1. Berapa besar ketersedian airtanah di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung ?

2. Berapa besar kebutuhan air bersih bagi penduduk di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung ?

3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan air bersih baik secara kualitas ataupun kuantitas di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung ? 4. Berapa besar proporsi pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun

Kecamatan Mandalajati Kota Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut :

1. Menghitung ketersedian airtanah di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.

2. Menghitung kebutuhan air bersih bagi penduduk di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.

3. Menganalisis kebutuhan air bersih baik secara kulitas dan kuantitas di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.

4. Menganalisis proporsi kebutuhan dalam pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Optimalisasi pemanfaatan potensi airtanah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang kekurangan air.

2. Sebagai bahan masukan bagi penyusunan perencanaan dan pengembangan wilayah.

(8)

6

4. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai kebutuhan dan upaya pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.

5. Sebagai sumber data bagi peneliti lain.

F. Organisasi Skripsi

Adapun organisasi skripsi pada penelitian ini meliputi : 1. Bab I Pendahuluan membahas mengenai :

- Latar belakang masalah dalam penelitian ini membahas mengenai kekurangan

air bersih di daerah penelitian dan cara pemenuhan air bersih.

- Indentifikasi masalah membahas mengenai ketersediaan air, kebutuhan air

bersih, tingkat pemenuhan air bersih yang belum terpenuhi, dan tingkat kualitas dan kuantitas air bersih yang masih rendah.

- Rumusan masalah membahas berapa besar jumlah ketersediaan airtanah di

Kelurahan Pasir Impun, berapa jumlah kebutuhan penduduk yang kekurangan air, bagaimana pemenuhan air bersih, dan berapa proporsi kebutuhan air bersih .

- Tujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan upaya memenuhan air

bersih di Kelurahan Pasir Impun Kota Bandung

- Manfaat penelitian untuk sumber masukan bagi peneliti lain dan bahan

masukan untuk mata pelajaran geografi mengenai air.

- Organisasi skripsi menjelaskan semua bagian yang ada dalam skripsi dari awal

sampai akhir.

2. Bab II Tinjauan Pustaka yang membahas mengenai landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang mendukung penelitian meliputi geologi, geomorfologi, jenis batuan, struktur geologi, siklus hidrologi, akuifer dan airtanah,penentuan sifat hidrolik akuifer, pemboran, geofisika, standar kualitas air minum, kebutuhan air, kependudukan dan demografi.

(9)

berada di Kelurahan Pasir Impun, populasi dan sampel yang digunakan yaitu populasi wilayah dan penduduk sedangkan sampelnya berupa sampel wilayah dan penduduk yang berada di Kelurahan Pasir Impun. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey dan eksplorasi. Definisi operasional meliputi kebutuhan air bersih, ketersedian airtanah, airtanah, kualitas airtanah, geomorfologi, batuan, struktur geologi, penduduk. Intrumen penelitian yang digunakan seperti lembar observasi lapangan, dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data berupa obseravsi, wawancara, studi literatur, dokumentasi, uji laboratorium, dan interpretasi peta. Analisis data berupa laporan secara rinci tahap-tahap dalam menganalisis data.

4. Bab IV Pembahasan memaparkan mengenai hasil temuan di lapangan yang akan menjawab rumusan masalah penelitian yang ada. Yang dimulai dari pemaparan data yang didapatkan sampai pembahasan data. Sehingga dihasilkan sutu pembahasan mengenai kebutuhan dan upaya pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran yang menjelaskan penafsiran dan pemaknaan

(10)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian, karena akan sangat berguna dalam memperoleh sumber data yang diperlakukan untuk menjawab persayaratn-persyaratan dalam penelitian, sehingga menghasilkan suatu pemecahan masalah yang akurat.

Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Metode eksploratif bertujuan untuk mengungkap suatu fenomena dengan cara mencari sendiri data di lapangan, kemudia diidentifikasi dan dianalisis data hasil di lapangan sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Singarimbu dan Efendi (1989: 3) “Metode penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan gejala-gejalapengamatan baik bersifat fisik maupun sosial yang diambil secara langsung di lapangan yang mewakili populasi”. Metode ini sesuai digunakan dalam penelitian karena dalam proses pengumpulan data alat yang digunakan berupa pedoman wawancara atau angket, menemukan dan mencari data-data dengan terjun langsung di lapangan misalnya pengukuran secara langsung sumber-sumber air yang terdapat di daerah penyelidikan dan melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air yang terdapadat di daerah penyelidikan.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

(11)

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi wilayah dan populasi penduduk. Populasi wilayah merupakan wilayah yang berada di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati. Sedangkan yang termasuk kedalam populasi penduduk adalah semua penduduk yang bertempat tinggal di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati, yang menggunakan air bersih.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ditentukan berdasarkan keinginan peneliti yang sebelumnya disesuaikan dengan teknik-teknik yang sesuai dengan prosedur pengambilan sampel. Menurut Sugiyono (2011 : 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini, sampel terdiri dari dua jenis yaitu sampel wilayah dan sampel penduduk. Sampel wilayah diambil berdasarkan sebaran penggunaan jenis air tanah oleh masyarakat berdasarkan jumlah RT dan RW di Kelurahan Pasir Impun. Untuk sampel penduduk diambil dari jumlah Kepala Keluarga (KK) berdasarkan tingkat kebutuhan air yang salah satunya disesuaikan dengan tingkat ekonomi dilihat dari perbedaan mata pencaharian dan pendapatan. Di dalam hal ini, peneliti memilih parameter tingkat ekonomi karena faktor tersebut merupakan salah satu yang mempengaruhi tingkat kebutuhan air. Selain itu juga untuk mempermudah peneliti dalam melakukan survei atau wawancara di lapangan.

Untuk menentukan besarnya sampel, dapat ditentukan dengan menggunakan rumus menurut Dixon dan B. Leach dalam Tika (2005 : 25), sehingga dapat diketahui berapa sampel yang akan diambil dalam penelitian ini.

= [

�� �

]

2 dimana :

n = Jumlah Sampel

z = Tingkat kepercayaan (confidence level), nilai confidence level 95% adalah 1,96 v = Variabilitas (%) dihitung dengan rumus :

V= � (100− �)

(12)

27

C = Batas kepercayaan (confidence limit) dalam persen, yaitu perbedaan rata-rata sampel dengan rata-rata yang diharapkan untuk memperoleh nilai populasi. Dalam penelitian ini diambil 10%

Untuk menggitung jumlah sampel yang sebenarnya dapat dikoreksi dengan rumus :

n = Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1) N = Jumlah populasi (Kepala Keluarga)

(13)

= 76

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara probability sampling, artinya setiap unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih. Metode pengambilannya yaitu dengan cara Stratified random sampling(sampel acak berstrata), dimana setiap unsur populasi digolongkan dalam

kelompok tertentu yang dianggap termasuk kedalam kelas tingkatan yang sama dengan sistem pemilihan secara acak. Kemudian setelah mendapatkan jumlah sampel, sampel penduduk diambil berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) per RT/RW. Cara ini dipilih agar memudahkan penelitian dikarenakan data profil kecamatan yang diperoleh tidak menyertakan nilai ekonomi penduduk Kelurahan Pasir Impun secara lengkap seperti jumlah pendapatan penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga (KK) per Rukun Warga dan Rukun Tetangga (RW/RT)

No Jumlah Jumlah Penduduk/Jiwa Jumlah KK

(14)

29

Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, dari jumlah penduduk sebesar 9.275 jiwa di Kelurahan Pasir Impun terdapat 2.543 Kepala Keluarga. Kelurahan Pasir Impun memiliki 11 Rukun Warga (RW) dan 56 Rukun Tetangga (RT) dan dapat dilihat pada Gambar 3.1 Peta Sampel Responden dan Gambar 3.2 Peta Sampel Sumur di Pasir Impun. Dari data tabel diatas dapat diketahui jumlah kepala keluarga di setiap masing-masing Rukun Warga (RW) yang ada di Kelurahan Pasir Impun. Kemudian memilih anggota populasi dari masing-masing kelompok secara proporsional.

Untuk menentukan jumlah sampel secara proporsional berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2Pengelompokkan Sampel Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga

Sumber : Data Monografi Kelurahan Pasir Impun 2011 dan Hasil Perhitungan 2014

(15)

Gambar 3.1 Peta Sample Responden Kelurahan Pasirimpun

Ga

mbar

3.

1

P

eta

S

ampel

R

es

ponde

n

Ke

lur

aha

n

P

as

ir

im

(16)

31

Gambar 3.2 Peta Sample Sumur Kelurahan Pasirimpun

Ga

mbar

3.

2

P

eta

S

ampel

S

umur

Ke

lur

ajhan

P

as

ir

(17)

C. Definisi Operasional

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Kajian Terhadap Kebutuhan Dan Pemenuhan Air Bersih Di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung”. Agar dalam pembahasan tidak terjadi salah persepsi atau ada kata yang bermakna ganda, penulis menggunakan definisi operasional mengenai judul tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Standar Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia. Pada penelitian ini dikhususkan pada kenutuhan air bersih yang digunakan oleh penduduk untuk keperluan keluarga sehari-hari.Secara kualitatif berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.41/PERMEKES/per/IX/1999 syarat air minum dan masak 20 liter/hari/orang, bila ditambah kebutuhan hidup sehari-hari lainnya menjadi 60 liter/hari/orang

b. Ketersedian Airtanah

Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1976:93) ketersediaan air tanah adalah air tanah yang terdapat dalam suatu lapisan permiabel dan lapisan impermeabel yang bergerak dalam tanah melalui ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk dan dalam retakan-retakan dari batuan yang dilalui air tanah, yang ketersediaannya tergantung lapisan yang dilaluinya. Kriterian ketersediaan airtanah diukur dari jumlah airtanah yang terdapat disuatu lapisan akifer di suatu daerah dalam bentuk debit air yang dihasilkan.

c. Airtanah (Groundwater)

(18)

33

kualitas adalah baik buruknya kondisi air tersebut yang dapat diketahui dari hasil uji laboratorium.

d. Kualitas Airtanah

Kualitas air adalah karakteristik yang dibutuhkan untuk pemanfaatan air sesuai dengan peruntukannya. Kualitas air tanah yang digunakan untuk kebutuhan manusia harus disesuaikan dengan standar air bersih Indonesia yaitu Baku Mutu Mengacu Kepada Air Bersih No. 416/MENKES/Per/IX/19902002.

Tabel 3.3 Baku Mutu Kualitas Air

No Parameter Analisi Satuan Baku Mutu

Sumber : Mutu Mengacu Kepada Air Bersih No. 416/MENKES/Per/IX/19902002

e. Kemiringan Lereng

(19)

f. Jenis Batuan

Analisis Jenis batuan dapat didasarkan dari peta geologi yang memberikan informasi mengenai jenis batuan, sebarannya serta hubungan masing-masing batuan.Menurut Todd (1980: 25) pada umumnya batuan yang dapat bertindak sebagai pembawa air (akuifer) adalah batuan muda karena batuan tersebut masih lepas sampai agak padu memiliki ruang antar butir (porous), selain itu perlu diperhatikan pula mengenai besar butir, ketebalan dan kekompakkannya. Pada kriteria ini yang dihitung adalah nilai konduktivitas hidrolik.

g. Struktur Geologi

Struktur geologi besar sekali pengaruhnya terhadap perilaku air tanah dalam batuan (Todd, 1980: 25). Struktur geologi ini dapat berupa pelipatan, kekar, sesar, atau patahan dan juga bidang perlapisan. Semua struktur ini dapat bertindak sebagai media melaluinya air. Ukuran potensi air tanah tergantung pada nilai kerapatan ruang struktur dan juga sifat kontinuitasnya.

h. Kebutuhan Air Bersih Untuk Penduduk

Kelurahan Pasir Impun mempunyai luas daerah ± 112 Ha. Daerah penyelidikan mempunyai jumlah penduduk 9.275 dengan 5034 KK.Kelurahan Pasir Impun memiliki 11 Rukun Warga (RW) dan 57 Rukun Tetangga (RT). Kriteria ini mempengaruhi dalam perhitungan kebutuhan air bersih yang berasal dari airtanah.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bahan

a. Peta Rupabumi lembar 1209-312 Ujungberung, yang digunakan sebagai pedoman melakukan survei dan indentifikasi objek kajian penelitian. Selain itu juga peta rupabumi digunakan untuk analisi penggunaan lahan di daerah penelitian

(20)

35

c. Peta Hidrogeologi Wilayah Bandung dan Sekitarnya, yang digunakan untuk mengetahui jenis akuifer yang terdapat di Kelurahan Pasir Impun, yang digunakan sebagai data sekunder yang menunjang untuk peneltian. d. Monogarfi Desa, yang digunakan untuk mengetahui kondisi sosial

ekonomi penduduk di daerah penelitian

2. Alat

a. GPS (Global Positioning System), digunakan untuk mengetahui koordinat pada masing-masing sampel lokasi penelitian di lapangan.

b. Kamera Digital, digunak untuk mendokumentasikan kondisi objek penelitian di lapangan.

c. Alat pengukur kedalaman sumur dan kedalaman muka air tanah.

d. Pedoman Wawancara, digunakan sebagai alat wawancara dengan masyarakat untuk mendapatkan informasi di daerah penelitian.

e. Pedoman Observasi yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi fisik di Kelurahan Pasir Impun Kota Bandung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi :

1. Data Primer, data primer adalah data yang digunakan atau didapatkan oleh peneliti.

2. Data Sekunder, data sekunder adalah data yang didapatkan dari orang atau instansi lain.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Observasi Lapangan

(21)

dari hasil observasi lapangan adalah data primer berupa kondisi daerah penelitian.

b. Wawancara

Teknik wawancara adalah “proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan” (Supardi, 2006 : 99). Dalam hal ini, objek yang dituju adalah masyarakat di Kelurahan Pasir Impun yang dijadikan sampel untuk mendapatkan informasi mengenai tujuan dari penelitian.

c. Studi Literatur

Teknik studi literatur yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data lain yang dapat menunjang proses penelitian yang bersumber dari buku, majalah, artikel, jurnal dll.

d. Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data skunder berupa dokumen-dokumen yang diperlukan untuk penelitian. Dalam hal ini. Data yang dikumpulkan berupa data-data dari lembaga yang berhubungan seperti Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Bandung untuk mendapatkan data monografi desa.

e. Interpretasi Peta

(22)

37

f. Uji Laboratorium

Uji laboratorium dilakukan untuk mengukur dan menganalisis kualitas air yang dijadikan sampel yang diperoleh dari lapangan. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah air yang terdapat di daerah penelitian layak untuk digunakan atau tidak yang disesuaikan dengan standar baku kualitas air yang telah ditentukan. Uji laboratorium ini bertujuan untuk mendukung penilaian bagus atau tidaknya potensi air tanah di daerah penelitian selain dilihat dari kualitasnya.

F. Teknik Pengelolahan Data

Langkah yang akan dilakukan peneliti dalam pengolahan data hasil penelitian secara sismtematis adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan atau mengumpulkan data-data yang telah didapatkan, langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan data yang terkumpul melalui instrument penelitian yaitu angket dan pedoman wawancara.

2. Editing data adalah meneliti kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses.

3. Tabulasi data yaitu hasil dari editing dan coding di atas, data tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan peta.

4. Interpretasi dan kompilasi peta, langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa peta-peta agar diperoleh informasi yang berhubungan dengan menentukan potensi air tanah dan penentuan lokasi titik pengeboran.

A. Teknik Analisis Data

(23)

pemompaan atau pumping test. Dan menghitung jumlah kebutuhan airtanah dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menganalisis ketersediaan airtanah dengan tahap berikut :

a. Melakukan plot posisi sumur, baik itu kedalaman dasar sumur, ketinggian muka air tanah, dan posisi berdasarkan ketinggian diatas permukaan air laut (dpl).

b. Menentukan hidrolik head dengan rumus : H= Δl-d dimana : H = hidrolik head

Δl= ketinggian tempat (plot sumur) di atas permukaan laut (dpl)

d = kedalaman muka air tanah (m)

c. Menentukan nilai debit airtanah dangkal dengan mengacu pada persamaan Darcy, yaitu : Q = K.A.I = K.A.dh/dl

Keterangan :

Q = debit airtanah (m3/detik)

K = nilai konduktivitas hidrolik (m/detik) A = luas penampang akifer

dh/dl = gradient hidrolik

d. Menentukan nilai debit airtanah dalam dengan melakukan pumping test dengan metode pendekatan sebagai berikut :

Metde Jacob’s (1946) untuk jenis akuifer terletak, jenis aliran air tanah unsteady state dan nilai u < 0,01 (r kecil dan t besar). Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut :

T=2,3

4 �

S=2,25 2� 0 Keterangan :

T = kD = Transmisivitas ( 2/ ) S = Koefisien kandungan

k = Permeabilitas (m/det) D = Tebal Akuifer (meter)

r = Jarak antara sumur pengamat dengan sumur pompa (meter)

0 = Waktu pada saat s = 0

= Debit ( 3 / )

(24)

39

Untuk aliran tunak pada akuifer bebas, nilai transmissivitas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Thiem sebagai berikut :

T =

log /

1,36 (� 2−ℎ 2)

dimana :

Q = debit ( 3/hari)

R = radius kerucut draw dwon (meter) r = radius sumur (meter)

H = muka air tanah diukur dari dasar akuifer (meter)

H= muka air tanah saat pemompaan siukur dari dasar akuifer (meter) T = Transmisivitas 2/hari = k x b

k = koefisien permeabilitas ( 2/hari) b = ketebalan akuifer (meter)

Evaluasi debit optimum sumur dapat dilakukan dengan menggunakan data drawdown test, dengan cara pendekatan geometri (cara Sichardt).

Persyaratan untuk dapat digunkan cara ini adalah masing-masing tahap harus mencapai keadaan tunak (steady state flow), dimana luah (discharge) sama dengan recharge yang disajikan dalam kurva drawdown debit.

Penentuan debit maksimum dapat dilakukan dengan persamaan Sichardt :

besar debit optimum dapat diperoleh dengan memproyeksikan titik perpotongan anatar kurva drwadown debit dengan garis yang menghubungkan nilai b pada sumbu drawdown dengan pada sumbu debit.

(25)

3. Standar untuk menghitung kebutuhan air bersih orang/hari bagi kebutuhan penduduk di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung, yaitu dengan formula berdasarkan Ditjen Cipta Karya DPU, 1982 sebagai berikut :

Kebutuhan air bersih bagi penduduk = jumlah penduduk (jiwa) x standar

kebutuhan air/orang/hari

Tabel 3.4 Standar Kebutuhan Air Rata-Rata Perorangan Untuk Kota-Kota Di Indonesia

Kategori Kota Jumlah Penduduk (Jiwa)

Standar (Liter/hari/orang)

Metropolitan 1.000.000 < 120

Kota Besar 500.000 – 1.000.000 100

Kota Sedang 100.000 – 500.000 90

Kota Kecil 20.000 – 100.000 60

Semi Urban 3.000 – 20.000 45

Sumber : DPU Cipta Karya Tahun 1982

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari bariabel bebas dan variabel terikat, untuk lebih jelasnya variabel yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut :

Variabel Bebas :

1. Fisik

1) Hidrogeologi

2. Iklim dan Curah Hujan 3. Sumber Airtanah

(26)

Daftar Pustaka

___________. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/menkes/sk/viiTentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Minum. Republik Indonesia: Departemen Kesehatan.

___________. (1982). StandarKebutan Air Rata-Rata PeroranganUntuk

Kota-Kota Di Indonesia.Republik Indonesia:

DirektoratJenderalCiptaKarya, Dep. PU.

___________. (1999). PeraturanMenteriKesehatan RI No.

41/PERMENKES/Per/IX/ TentangSyarat Air Mimum Dan Masak.Republik

Indonesia: DepartemenKesehatan.

___________. (2008). Krisis Air Di Kota Bandung.[Online].Tersediadi :http://sobirin-xyz.blogspot.com/2008/09/bandung-benar-benar-terancam-krisis-air.html. Diakses 23 Februari 2014.

___________. (2013). MateriHitungan Run Off. [Online].Tersediadi :http://bhianrangga.files.wordpress.com/2013/12/materi-hitungan-run-off.pdf

___________. (2005). PetaJenis Tanah Kota Bandung ProvinsiJawa Barat. Kota Bandung : BAPPEDA.

___________. (2011). MonografiKelurahanPasirImpunTahun

2011.Pemerintah Kota Bandung :KelurahanPasirImpun.

(27)

___________. (2006). ProfilGeologiLingkungan Wilayah Metropolitan Bandung.Bandung: DepartemenEnergidanSumberDaya Mineral. BadanGeologiPusatLingkunganGeologi.

Andriani, dini.(2011). KebutuhandanPemenuhan Air

BersihBagiRumahTangga Di KecamatanCimahi Utara Kota

Cimahi.Skripsi/JurusanGeografi FPIPS UPI :TidakDiterbitkan

Hadisumarno, S.B. (1982). Metode Analisis Geografi. Jakarta: LP3ES.

Hartono, Djoko. (1980). Stratigraphy and Sedimentation In NorthernBandung Area. Bandung: Geologi Tata Lingkungan Bandung

IskandarNanardanDadiHarnandi.(1994). KonservasiAirtanah Bandung danSekitarnya.Bandung :DirektoranGeologi Tata Lingkungan.

Kodoatie, R. J. danSjarief, R.(2005). Tata Ruang Air. Yogyakarta: ANDI.

Kodoatie, R. J. danSjarief, R.(2005). PengelolaanSumberdayaAitTerpadu. Yogyakarta: ANDI.

Pasya, Kamil. G. (2006). Geografi Pemahaman Konsep Dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.

R. Aris. (2012). Analisis Ketersediaan Air Tanah Dangkal Untuk Kebutuhan Penduduk PadaCekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang Di

Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Skripsi/Jurusan Pendidikan Geografi

(28)

107

Rafi’I, Suryatna. (1995). MeteorologidanKlimatologi.Bandung: Angkasa.

Rusli, Said. (1982). Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.

Seyhan, E. (1997). Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Silitonga.(1973). PemberianSatuanGeologi.Bandung: Geologi Tata Lingkungan Bandung.

Soemarto, C.D. (1995). Hidrologi Teknik. Jakarta:. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.

Sosrodarsono, S. Dan Takeda, K. (1976). Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: P.T Pradnya Paramita.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukrisno.(1990). PetaHidrogeologiLembar Bandung danSekitarnya.Bandung: DirektoratGeologi Tata Lingkungan.

Supardi, M.d. 2006. MetodologiPenelitian, Mataram :YayasanCerdas Press

TikaPabundu. (2005). MetodePenelitianGeografi.Jakarta: BumiAksara.

Todd, K.D. (1976). Groundwater Hydrology. New York: John Willey and

(29)

Waseco, Iwaco. (1991). StudiHidrologi Bandung.Bandung: PerpustakaanDirektoratGeologi Tata Lingkunga.

Yudhasari, Eka Marina (2011).PotensiAirtanahDalam (Deep Groundwater) UntukMemenuhiKebutuhan Air Baku Pemukiman Di KecamatanCimahi

Selatan Kota Cimahi.Skripsi/Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI :

Gambar

Tabel. 1.1 Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Pasir Impun dari Tahun 2007-2011
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga (KK) per Rukun Warga dan Rukun Tetangga (RW/RT)
Tabel 3.2Pengelompokkan Sampel Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga
Gambar 3.1 Peta Sample Responden Kelurahan Pasirimpun
+4

Referensi

Dokumen terkait

apabila mendapatkan putih maka tidak ada proses yang dilakukan tetapi jika mendapatkan warna hitam maka program akan memasukan nilai dari variable Number1 pada posisi X dan

Dalam penelitian ini yang menjadi informan antara lain adalah (a.) pejabat atau pegawai Departemen Keuangan sebagai konseptor atau duduk sebagai tim rancangan Undang-undang nomor

Penelitian kausalitas ini selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dan veriabel terikat

[r]

 Saling tukar informasi tentang materi verba material dan verba tingkah laku teks prosedur dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga

retakan yang melebihi $ mm kemu- dian dibersihkan dan ditutup untuk  menegah infiltrasi air ke dalam  perkerasan. Kerusakan ini hanya terjadi di S#4 tertentu saja

- Pengendalian: Tanaman yang terserang ulat daun disemprot dengan menggunakan Nematoda Entomopatogen dengan dosis ½ juta IJ/M 2 aplikasi dilakukan pada sore hari jam

Apabila berkas sudah dinyatakan diteliti maka PPAT/Notaris dapat melihat pada menu Pendataan &gt;&gt; Lihat Data bahwa status sudah tercentang pada syarat dan penelitian,