• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG TINGKAT KESADARAN HUKUM PEDAGANG PASAR MINGGUAN DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG TINGKAT KESADARAN HUKUM PEDAGANG PASAR MINGGUAN DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1893/UN.40.2.2/PL/2013

STUDI TENTANG TINGKAT KESADARAN HUKUM PEDAGANG PASAR MINGGUAN DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI

(Kasus di Desa Bojong Manggu Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

SYIFA AZALIA 0908874

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

STUDI TENTANG TINGKAT KESADARAN HUKUM PEDAGANG PASAR MINGGUAN DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI (Kasus di Desa Bojong Manggu Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten

Bandung)

Oleh SYIFA AZALIA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© SYIFA AZALIA 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. SYIFA AZALIA

“STUDI TENTANG TINGKAT KESADARAN HUKUM PEDAGANG PASAR MINGGUAN DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI” (Kasus di Desa Bojong Manggu Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten

Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof.Dr.H Suwarma AM.,SH,M.Pd NIP. 19530211 197803 1 002

Pembimbing II

Dr. Muhammad Halimi, M.Pd. NIP. 19580605 198803 1 001

Mengetahui:

(4)

Prof.Dr. H. Sapriya, M.Ed. 19630820 198803 1 003 Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si, NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

3.2

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si NIP. 19620102 198608 2 001

(5)
(6)

ABSTRAK

Syifa Azalia (0908874). Studi Tentang Tingkat Kesadaran Hukum Pedagang Pasar Mingguan Dalam Membayar Retribusi (Kasus Di Desa Bojong Manggu Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung)

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kesadaran Hukum ... 8

1. Pengertian Kesadaran ... 8

2. Pengertian Hukum ... 10

3. Pengertian Kesadaran Hukum ... 14

a. Indikator Kesadaran Hukum ... 17

b. Tingkatan Kesadaran Hukum ... 18

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Hukum ... 19

B. Tinjauan Umum Tentang Retribusi ... 20

1. Kajian Tentang Retribusi ... 20

2. Objek Retribusi Umum ... 23

a. Jasa Umum ... 23

b. Jasa Usaha ... 25

c. Perizinan Tertentu ... 27

3. Perhitungan Retribusi Daerah ... 29

4. Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah ... 30

5. Pemungutan Retribusi Daerah ... 32

C. Kaitan Kesadaran Hukum dengan Pendidikan Kewarganegaraan .... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

B. Teknik Pengumpulan Data ... 39

(8)

2. Wawancara ... 41

3. Studi Dokumentasi ... 42

4. Studi Literatur ... 43

5. Triangulasi Data ... 43

C. Tahap Penelitian ... 43

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45

1. Reduksi Data ... 45

2. Teknik Display Data ... 45

3. Teknik Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 45

E. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 46

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Subjek Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 48

1. Lokasi Desa Bojong Manggu ... 48

2. Pola Pemukiman ... 49

3. Pemerintahan Desa ... 50

4. Kependudukan ... 52

5. Kehidupan Sosial Budaya ... 54

6. Sistem Religi ... 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

1. Hasil Observasi lokasi penelitian ... 56

2. Hasil Wawancara ... 58

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

1. Tingkat Pengetahuan Pedagang Terhadap Retribusi ... 75

2. Partisipasi Pedagang Dalam Proses Perumusan Retribusi ... 78

3. Pemahaman Pedagang Tentang Fungsi Retribusi ... 81

4. Faktor Kesadaran Hukum Pedagang Membayar Retribusi ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Desa Bojong Manggu (1934-sekarang) ... 50

Tabel 4.2 Susunan Pemerintahan Desa Bojong Manggu (2008-2013) ... 51

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Bojong Manggu ... 53

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Salah satu pabrik industri yang ada di Desa Bojong Manggu ... 57 Gambar 4.2 Ruas jalan yang di sediakan oleh aparat Desa Bojong Manggu

sebagai lokasi Pasar Mingguan ... 57 Gambar 4.3 Suasana ruas jalan di Desa Bojong Manggu ketika

Pasar Mingguan sedang berlangsung ... 58 Gambar 4.4 Suasana ruas jalan di Desa Bojong Manggu ketika

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjalanan reformasi di Indonesia telah berlangsung selama lebih empat belas tahun lamanya hingga saat sekarang . Berbagai perubahan telah dilakukan di dalam berbagai bidang aspek ketatanegaraan. Amademen terhadap UUD 1945 berdampak pada perubahan yang mendasar dalam proses menuju negara demokratis yang di cita-citakan. Sebagai dasar hukum atas hukum – hukum yang berlaku di Indonesia, dengan terjadinya amandemen terhadap UUD 1945 mengakibatkan perubahan terjadi di segala aspek ketatanegaraan.

Berbagai pasal dalam UUDNRI 1945 yang dirasakan tidak sesuai dengan cita – cita reformasi diamandemen, baik direvisi, di tambah atau bahkan dicabut. Salah satu pasal yang terkena amandemen adalah Pasal 18 ayat (1) UUDNRI 1945 yang berbunyi:

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan aerah, yang diatur dengan undang-undang.

Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 18 ditetapkan antara lain:

 Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi dan propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.

 Di daerah-daerah yang bersifat otonom (streek and locale rechtsgemeenshappen) atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya

menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang.

Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah oleh karena didaerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan. Pasal ini menjadi payung hukum bagi pelaksanaan sistem desentralisasi yang lebih dikenal masyarakat sebagai otonomi daerah.

(12)

mulai pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota termasuk desa sebagai lembaga pemerintahan terkecil di bawahnya. Dengan di tetapkannya sistem otonomi daerah, setiap daerah termasuk desa sebagai lembaga terkecil memiliki wewenang dalam mengatur daerahnya asal tidak berbenturan dengan peraturan yang ada di atasnya. Hal ini termasuk dalam pengaturan pembiayaan belanja dan pemasukan daerah atau sering di sebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ini mengatur tentang dana pemasukan kas desa dan belanja desa sesuai dengan kebutuhan desa. Lebih lanjut pengaturan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diatur dalam Perda Kota/Kabupaten setempat. Dalam anggaran pendapatan terdapat dua jenis sumber pemasukan yaitu dana yang berasal dari pemerintah pusat/daerah dan dana yang dihasilkan dari Pendapatan Asli Desa (PAD). Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 pasal 157 disebutkan bahwa pendapatan asli daerah terdiri dari:

a) Hasil pajak daerah b) Hasil retribusi daerah

c) Hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan milik daerah yang dipisahkan dan

d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Retribusi daerah menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Berdasarkan sistem otonomi yang berlaku saat ini, pemerintah daerah diberikan wewenang dalam mengatur dana pemasukan dan belanja daerahnya masing-masing termasuk pemerintahan terkecil yaitu desa.

Dalam Pasal 68 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72

(13)

a. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

b. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa;

c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerahyang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;

e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Pendapatan Asli Desa yang selanjutnya akan diatur dalam peraturan desa tersebut dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi (pasal 55 ayat 1 PP No 72). Desa memiliki wewenang dalam mengatur dana pemasukan dan belanja desa, salah satu sumber pemasukan desa adalah retribusi. Di Desa Bojong Manggu yang penulis tetapkan menjadi objek penelitian ini telah menetapkan retribusi menjadi salah satu dana pemasukan desa yang selanjutnya akan digunakan untuk anggaran belanja Desa Bojong Manggu, Kecamatan Pameungpeuk. Terdapat beberapa objek yang menjadi target dari retribusi di Desa Bojong Manggu salah satunya adalah retribusi terhadap pedagang Pasar Mingguan yang menggelar dagangannya 1 kali dalam seminggu yang sering disebut sebagai pedagang mingguan. Mereka dikenakan retribusi sebagai jasa telah di berikan izin untuk berjualan di wilayah desa Bojong Manggu.

(14)

bagaimana dan apa yang menjadi motivasi mereka dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai pedagang mingguan dalam membayar retribusi.

Melihat data dan fakta yang telah penulis uraikan, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti seberapa besar tingkat kesadaran hukum pedagang mingguan terhadap kewajibannya dalam membayar retribusi ditengah-tengah permasalahan yang telah diungkapkan tersebut untuk dicari solusinya. Maka dari itu penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi dengan judul :

“STUDI TENTANG TINGKAT KESADARAN HUKUM PEDAGANG PASAR MINGGUAN DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI”

(Kasus di Desa Bojong Manggu Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah tentang “Seberapa besar tingkat kesadaran hukum pedagang mingguan dalam melaksanakan retribusi?”

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk membatasi studi agar tujuan dapat dicapai sesuai dengan sasaran dan untuk mempermudah penelitian penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Bagaimana pengetahuan pedagang terhadap retribusi?

2. Sejauh mana partisipasi pedagang dalam proses perumusan retribusi? 3. Bagaimana pemahaman pedagang mengenai fungsi retribusi?

4. Bagaimana tingkat kesadaran hukum pedagang dalam membayar retribusi?

C. Tujuan Penelitian

(15)

2. Untuk mengidentifikasi proses perumusan retribusi

3. Untuk mengkaji tingkat kesadaran hukum pedagang mingguan 4. Untuk menganalisis fungsi retribusi

D. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap agar setelah penelitian ini selesai dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, yaitu :

1. Secara teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan keilmuan pada umumnya dan khususnya bagi ilmu hukum dan ilmu pemerintahan daerah.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kinerja professional terutama untuk pihak-pihak antara lain : a. Pemerintahan Desa

Memberikan sumbangan pemikiran baik secara khusus maupun secara umum kepada Pemerintah Desa dan BPD dalam menjalankan kinerjanya terutama menyangkut pada transparansinya terhadap masyarakat

b. Pedagang mingguan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan desa, salah satunya memenuhi kewajibannya sebagai masyarakat di desa Bojong Manggu dengan mematuhi peraturan yang telah di tetapkan

c. Penulis

Menambah dan memperluas wawasan mengenai kesadaran hukum masyarakat di lapangan.

E. Sistematika Penulisan

(16)

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi : 1. Bab I Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang berisi:

a. Latar belakang masalah, menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti.

b. Rumusan masalah, berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.

c. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilakukan.

d. Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang diperoleh biasanya dilihat dari salah satu atau beberapa aspek, misalnya manfaat teoritis dan manfaat praktis.

e. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Mulai dari bab 1 sampai dengan bab terakhir yaitu bab 5.

2. Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam analisis penelitian. Melalui kajian pustaka peneliti membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(17)

mendiskusikan penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas di Bab II.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan Menurut Moleong (2011: 6) bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Selanjutnya menurut Nasution (1996: 5) mengatakan bahwa “pendekatan kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha untuk memahami bahasa tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.”

Berdasarkan dua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bergantung pada pengamatan manusia, secara langsung mengamati hubungan manusia dengan lingkungannya serta berinteraksi untuk memahami tingkah lakunya.

Selain dua definisi diatas ada juga pendapat Sugiyono (2010:15) yang menyebutkan bahwa:

(19)

Pendekatan kualitatif berdasarkan penomenologis menuntut pendekatan yang holistik, artinya menyeluruh, mendudukkan suatu kajian dalam suatu konstruksi ganda. Melihat suatu objek dalam suatu konteks „natural‟ alamiah apa adanya bukan parsial.

Adanya dua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang dilakukan dalam suatu obyek alamiah atau natural, apa adanya dan menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010: 15) bahwa “Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.”

Lebih lanjut Nasution (2002: 9-12) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif/naturalistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sumber data adalah situasi yang wajar atau “natural setting”. Dimana peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi pada situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.

2. Peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat penelitian utama.

3. Sangat deskriftif. Dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

4. Mementingkan proses maupun produk, jadi juga memperhatikan bagaimana perkembangan terjadinya sesuatu.

5. Mencari makna dibelakang perbuatan atau kelakuan, sehingga dapat memahami masalah atau situasi.

6. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Untuk itu peneliti sendiri terjun kelapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara. 7. Triangulasi. Data atau informasi dari satu pihak harus di check

kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain.

8. Menonjolkan rincian konstektual. Peneliti mengumpulkan data dan mencatat data yang sangat terinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti.

9. Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti. 10. Mengutamakan perspektif yang emic, artinya mementingkan pandangan

responden, yakni bagaimana ia memandang atau menafsirkan dunia dari segi pendiriannya.

11. Verifikasi. Antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negative. 12. Sampling yang purposive. Sampelnya biasanya sedikit dipilih

(20)

13. Menggunakan “audit trail”, yaitu mengikuti jejak atau melacak untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan.

14. Pertisipasi tanpa menggangu. Untuk mendapatkan situasi yang natural atau wajar, peneliti hendaknya jangan menonjolkan diri dalam melakukan observasi.

15. Mengadakan analisis sejak awal penelitian, dan selanjutnya sepanjang melakukan penelitian itu.

16. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian. Pada penelitian naturalistik/kualitatif pada awalnya belum dapat direncanakan desain yang terinci, lengkap dan pasti yang menjadi peganga selanjutnya selama penelitian.

Pemilihan pendekatan kualitatif juga berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini belum terungkapkan penyelasaiannya.Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan ole Subana (2009: 17) yang mengatakan bahwa “penelitian kualitatif ini memang belum terungkapkan penyelesaiannya ketika penelitian dilakukan.” Penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2008: 35) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan ketika:

1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap.

2. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. 3. Untuk memahami interaksi sosial.

4. Untuk memahami perasaan orang. 5. Untuk mengambangkan teori. 6. Untuk memastikan kebenaran data. 7. Meneliti sejarah perkembangan.

Dengan berbagai pendapat para ahli diatas, penulis memandang bahwa penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang penuli lakukan. Karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam.

(21)

ungkapkan Sugiyono (2008: 41) bahwa penelitian kualitatif memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti.

2. Mampu mencipakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.

3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian (konteks sosial)

4. Mampu menggali sumber dat observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara trianggulasi, serta sumber-sumber lain.

5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema cultural/budaya.

6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan trasferabilitas hasil penelitian.

7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru. 8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci. 9. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel

untuk dimuat ke dalam jurnal ilmialh.

10. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Melalui keunggulan yang dimiliki oleh pendekatan kualitatif, penulis berharap dapat melakukan peneltian secara mendalam, maksimal dan mendapatkan data yang akurat, sehingga hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan dapat menjadi penelitian yang ilmiah dan empirik.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Surachman (1982: 143) mengungkapkan bahwa “studi kasus adalah pendekatan yang memusatkan pada suatu kasus intensif dan rinci.” Sedangkan menurut Mulyana (2010: 201) mengungkapkan “Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial”.

(22)

Sedangkan menurut Danial (2009:63), metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.

Sebagai suatu pendekatan kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba (Mulyana. 2010: 201-202) mengemukakan keistimewaan studi kasus, yaitu:

 Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

 Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehiduppan sehari-hari.

 Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.

 Studi kasusu memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trust-worthines).

 Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.

 Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

B. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 137) terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Teknik pengumpulan data sendiri merupakan cara yang

(23)

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan yaitu: 1. Observasi

Nasution (Sugiyono, 2010: 310) menyatakan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Para peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Adapun observasi menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011: 145) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis."

Berdasarkan dua definisi diatas maka penulis dapat simpulkan bahwa observasi yaitu pengamatan yang dilakukan oleh orang dengan sengaja dan sistematis yang selanjutnya akan di proses untuk kebutuhan penelitian penulis. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Nasution (2003: 106) bahwa: “observasi menurut kenyataan, melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya dan kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah buaknlah pekerjaan yang mudah.”

Dua hal yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dipertegas oleh Marshall (1995) dalam Sugiyono (2008:310) mengemukakan “through observation, the researcher learn about bahavior and the meaning attached to house bahavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang prilaku, dan makna dari prilaku tersebut. Dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan.

Di sisi lain Patton (Nasution, 2002: 59) menjelaskan bahwa observasi member manfaat sebagai berikut:

a. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

(24)

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dilingkungan itu, karena telah dianggap “bias” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. e. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga

peneliti memperoleh gambaran yang lebuh komprehensif.

f. Dalam lembaga peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

g. Dengan terjun kelapangan, peneliti dapat memperoleh gambaran serta langsung mengenai kondisi umum obyek yang akan diteliti, selain itu juga peneliti mempunyai banyak kesempatan untuk mendapatkan data yang lebih banyak yang dapat dijadikan dasar memperoleh data yang valid, akurat dan lebih terperinci.

Observasi digunakan agar peneliti untuk memperoleh fakta-fakta yang menunjang kesadaran hukum pedagang pasar mingguan dalam membayar retribusi.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, maka peneliti melakukan wawancara pada subjek penelitian. Wawacara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur karena peneliti telah mengetahui secara pasti tentang informasi apa yang ingin diperoleh dengan menyiapkan terlebih dahulu instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan.

Wawancara terstruktur ini disebut juga wawancara sistematik, menurut Bungin (2010: 127) wawancara sistematik adalah “wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden”.

Sedangkan menurut pendapat Arikunto (1998:35) bahwa:

(25)

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.” Berdasarkan dua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa wawancara itu merupakan dialog berupa tanya jawab antara dua orang atau lebih dengan tujuan mendapatkan data yang aktual.

Danial (2009: 71) mendefinisikan bahwa “wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh”. Sedangkan menurut Fathoni (2006: 105) mengungkapkan bahwa “wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.”

Dapat disimpulkan bahwa wawancara itu sangat penting dilakukan dalam sebuah penelitian karena wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada responden.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada para pedagang pasar mingguan, Kepala Desa dan petugas penagih retribusi yang berada di Desa Bojong Manggu, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun

elektronik. Menurut Danial (2009:79) “studi dokumentasi adalah mengumpulkan

sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistic, gambar, dan sebagainya.”

Sedangkan studi dokumentasi menurut Fathoni (2006: 112) ialah “teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya.”

(26)

melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Studi Literatur menurut Danial (2009:80) adalah:

Teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Oleh karena itu peneliti akan mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian serta menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian. 5. Triangulasi Data

Sugiyono (2011:240), menyatakan bahwa dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

C. Tahap Penelitian

(27)

1. Prapenelitian

Tahap pra-penelitian ini penulis mengajukan rancangan penelitian yang isinya memuat latar belakang masalah serta alasan pelaksanaan penelitian, kajian kepustakaan, rumusan masalah, rancangan pengumpulan data serta pengurusan surat izin penelitian.

2. Persiapan Penelitian

Kegiatan yang penting dalam penelitian ini dalah pengumpulan data, dalam rangka pengumpulan data ini penulis mengikuti prosedur atau langkah-langkah kegiatan persiapan penelitian sebagai berikut yaitu :

a. Menyusun pedoman wawancara sama saja dengan menyusun angket. Namun menurut Faisal (1992: 133) perbedaannya hanya terletak pada “cara” atau “media” yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dari subjek/responden penelitian. Selain itu menurut Faisal (1992: 134),

Pada metode wawancara, peneliti atau petugas peneliti, melakukan “kontak langsung” dengan subjek/responden penelitian. Karena pertanyaan-pertanyaan pada “pedoman Wawancara “ akan dikemukakan dan dijelaskan secara lisan (oleh peneliti atau petugas wawancara) kepada responden, maka yang terpenting adalah: item/pertanyaan yang hendak ditanyakan ke responden hendaknya cukup jelas dan benar dimengerti oleh petugas wawancara.

b. Setelah itu peneliti bisa langsung melakukan penelitian kelapangan berdasarkan hasil dari pedoman wawancara yang telah disusun.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(28)

mingguan, petugas penagih retribusi dan Kepala Desa Bojong Manggu Kabupaten Bandung

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono, 2010:206)

Data yang terkumpul diolah secara kualitatif dengan merujuk pada teknik pengolahan data sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, memilah-milah data yang diperlukan, serta mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik verifikasi. Hal ini sama halnya yang di ungkapan oleh Sugiyono (2010: 338) bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.”

2. Teknik Display Data

Menurut Sugiyono (2008: 341), teknik display data adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Sedangkan Nasution (2002: 128) menyatakan teknik display merupakan Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uaraian singkat, networks, chart, dan grafik”

(29)

upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Ditambahkan oleh Nasution (2002: 130) bahwa “kesimpulan itu mula -mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan iu lebih “Grounded”. Jadi kesimpulan itu harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung”.

E. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di pasar mingguan yang ada di desa Bojong Manggu, Kab. Bandung. Karena pasar mingguan ini dekat dengan lokasi rumah penulis, selain itu kegiatan pasar mingguan ini hanya terjadi 1 kali dalam seminggu berbeda dengan pasar-pasar pada umumnya.

2. Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif memerlukan data-data atau informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu harus ditentukan subyek penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2002: 32) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat dijadikan informasi. Sampel berupa peristiwa, manusia, situasi yang dionservasi. Sering sampel berupa responden yang dapat diwawancarai. Sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain, dan seterusnya. Cara ini sering disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial dan berurutan.

(30)

1. Para pedagang mingguan yang ada di Desa Bojong Manggu Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Karena dalam hal ini para pedagang yang dibebankan untuk membayar retribusi yang telah ditetapkan.

2. Kepala Desa Bojong Manggu Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Hal ini didasarkan bahwa Kepada Desa sebagai pemimpin di Desa sudah tentu mengetahui secara gamblang fenomena yang terjadi di masyarakat terutama mengenai kesadaran para pedagang dalam membayar retribusi.

(31)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan fakta hasil penelitian yang telah dipaparkan di dalam bab IV, maka pada bab V ini akan dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak kepada yang membutuhkannya. Peneliti merumuskan beberapa kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

1. Pedagang Pasar Mingguan belum memahami betul apa yang di maksud dengan retribusi. Mereka menyatakan pengertiannya melaui sudut pandang masing-masing tidak berlandaskan pengertian secara umum yang terdapat pada Undang-Undang No. 28 tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah maupun pengertian dari para ahli.

2. Pedagang Pasar Mingguan tidak dapat perpartisipasi langsung dalam proses perumusan retribusi sehingga mereka tidak mengetahui landasan hukum adanya retribusi dan awal proses retribusi tersebut di rumuskan hingga akhirnya retribusi itu di bebankan kepada mereka. Karena retribusi sebelumnya di rumuskan dalam Peraturan Desa yang dalam proses perumusan tersebut tidak melibatkan para pedagang Pasar Mingguan.

3. Pedagang Pasar Mingguan hanya mengetahui fungsi retribusi dari dampak langsung yang mereka rasakan. Mereka kurang mengetahui fungsi retribusi secara lebih terperinci.

(32)

89

5. Sosialiasasi yang diberikan aparat desa kurang maksimal. Karena prosesnya hanya terjadi di satu titik saja dan tidak berjalan secara berkesinambungan. Sehingga pemahaman Pedagang Pasar Mingguan baik landasan hukum, proses, hingga fungsi dari retribusi itu sendiri menjadi tidak maksimal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan, maka penulis mengajukan beberapa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan yang kiranya dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kesadaran pedagang Pasar Mingguan.

Bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah melaksanakan penelitian untuk turut memberikan kontribusi berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pedagang Pasar Mingguan perlu memahami betul apa yang dimaksud dengan retribusi, proses dan fungsinya. Mengingat sebagai warga negara yang baik pedagang Pasar Mingguan harus mematuhi peraturan yang berlaku. Mengikuti penyuluhan maupun sosialisasi yang diberikan oleh aparat desa tentang peraturan desa yang mengatur tentang retribusi. Selain itu pedagang Pasar Mingguan diharapakan mampu bekerja sama dan menjaga komunikasi dengan aparat Desa Bojong Manggu. Dan dapat kritis terhadap kebijakan maupun perubahan-perubahan yang dibebankan kepada mereka. Agar pedagang bisa lebih paham akan maksud dari kebijakan tersebut.

(33)

90

(34)

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: P.T. Rineka Cipta. Bungin, Burhan. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Danial, Endang dan Nanan Wasriah.(2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah.Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia

Djahiri, Achmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Nilai Moral VCT dan Game dalam VCT. Bandung: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, FPIPS, IKIP.

Faisal, Sanapsiah. (1992). Format-format Penelitian Sosial (Dasar-dasar dan Aplikasi). Jakarta: Rajawali Pers

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metododologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Indah, Sri, dkk. (2005). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: FH Universitas Trisakti.

Kansil, C.S.T. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Koswara, E. (1987). Psikologi Eksistensial. Jakarta: Eresco.

Machmudin, Dudu. (2000). Pengantar Ilmu Hukum (Sebuah Sketsa). Bandung: Refika.

Masriani, Yulies. (2004). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Mertokusumo, Sudikno. (1984). Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Liberty.

Moleong, Lexy J.(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

(35)

Rahardjo, S. (1975). Persoalan-persoalan Hukum dalam Masa Transisi. Simposium Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Masa Transisi. Jakarta. Bina Cipta.

Roestandi, Achmad. (2012). Etika dan Kesadaran Hukum. Bandung: Jelajah Nusa Salman, Otje. (1993). Kesadaran Hukum Masyarakat Terjadap Hukum Waris.

Bandung: Alumni.

Sanusi, Achmad. (1984). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. Dalam “Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku III”. Jakarta: Bina Cipta.

_____________. (2002). Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia. Bandung: Tarsito.

Siahaan, Marihot P. (2010) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Situmorang, Victor M. dan Cormentyna Sitanggang. (1994). Hukum Administrasi Pemerintahan Di Daerah. Jakarta: Sinar Grafika

Soedarsono. (1995). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta

Soedjono, D. (1982). Pokok-Pokok Sosiologi sebagai Penumpang Studi Hukum. Bandung: Alumni.

Soekanto, Soerjono. (1982). Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali.

_______________. (1983). Pengantar tentang Psikologi Hukum. Bandung: Alumni.

_______________. (1986). Pengantar Penelitian Hukum Cet ke-3. Jakarta: UI Press

Subana dan Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif-Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

_______________. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(36)

_______________. (2011). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumawihardja, Surachman. (1982). Intisari Manajemen Pemasaran. Bandung: Iqra.

Syaodih, N dan Moh Surya. (1978). Pengantar Psikologi Publikasi Perumusan Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: IKIP Bandung.

Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta: Era Swasta.

Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Yani, Ahmad. (2004) Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Daerah. Jakata:

Raja Grafindo Persada

B. SUMBER SKRIPSI DAN TESIS

Gumilar, Robi Gugum. (2011). Studi Tentang Kesadaran Hukum Berlalu Lintas Siswa (Studi Kasus Terhadap Siswa Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Cipatat Kabupaten Bandung Barat). Skripsi Sarjana pada

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

C. SUMBER PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang No 18 Tahun 1997

(37)

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 13 Tahun 2007

D. SUMBER DARI INTERNET

Anonim, Kesadaran. [online]. diakses tanggal: 11 Juli 2012 http://id.wiki pedia.org/wiki/Kesadaran

Gambar

Tabel 4.4 Tingkat Mata Pencaharian Masyarakat ...............................................
Gambar 4.4 Suasana ruas jalan di Desa Bojong Manggu ketika

Referensi

Dokumen terkait

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

Menerapkan metode Framework Of Dynamic pada Customer Relationship Management untuk mengembangkan proses penjualan pada toko Outdoor Adventure Key (OAK).. Memudahkan

Homogenisasi Peralatan tidak steril Penggunaan alat yang telah disterilisasi Bukan CCP Tidak terdapat penggumpalan susu Pemantauan peralatan secara berkala

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bagi otoritas pemangku kebijakan perdagangan maupun pemangku kebijakan sektor perikanan di Indonesia, dengan adanya informasi yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan

tentang berjudul „„ STRATEGI YANG DIGUNAKAN BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURWODADI UNTUK MENINGKATKAN SIZE BUSINESS WARUNG MIKRO YANG SEHAT ” Belum

Nomor : 421.3/142/DS/SDN 02 CENTRE/CRP/2012 Kepada Lamp : - Yth. Wali Murid dari Sipat : Penting Rizki Hairun (Kelas V B) Prihal : PANGGILAN

Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN MELALUI MODEL