• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Wawancara dengan Informan Tambahan (Dokter)

 Biodata Dokter Jiwa

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Tanggal Wawancara :

 Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini?

2. Mengapa Anda memilih bekerja disini? Apakah Anda bekerja selain dirumah sakit ini?

3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini? 4. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?  Tentang Pasien Jiwa

1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?

2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? 3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan

masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami gangguan jiwa?

5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini?  Tentang Terapeutik

1. Menurut Anda apa pengertian terapeutik?

(2)

3. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

4. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau berbicara ketika diajak berkomunikasi?

5. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien jiwa tersebut?

6. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

9. Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

10.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien? Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

11.Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan? 12.Apa beda perawat jiwa dan perawat umum menurut Anda?

13.Pada saat kapankah dokter turun tangan dalam menangani pasien? 14.Dengan jumlah perawat dan pasien yang berjmlah sedikit di rumah

sakit ini, mungkinkah berlangsung efektif dalam pemulihan pasien? 15.Pasien yang bagaimanakah bisa dikatakan pulih atau sudah bisa

(3)

1. Hasil Wawancara Informan Pertama

Nama : Marwan

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Jln. Pales III No.19 Simpang Simalingkar

Pendidikan : A.M.K

Stambuk : 2010

Tanggal Wawancara : 10 Juni 2016

 Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini? Satu tahun

2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?

Mengetahui, karna niatnya memang kesini. Sebelumnya pernah bekerja di rumah sakit Poso di jalan Ayahanda Medan

3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini? Canggung, karena lokasinya belum tahu semuanya, bingung melakukan tindakannya, karna tindakannya berbeda

4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh waktu

berapa lama?

Bergaul, tiga hari sudah dekat dengan teman-teman perawat lainnya 5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?

Pernah ngantar pasien dan pasiennya menjerit mengaku dirampok dan kami dikerumunin massa yang membawa boroti,kayu

6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?

(4)

 Tentang Pasien Jiwa

1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini? Kalau disini rata-rata 10 pasien

2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? 30-60 tahun

3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

Masalah stress, depresi, narkoba. Masalah jiwa yang sulit dihadapi pasien dengan rasa curiga tinggi soalnya gak mau makan, gak mau terbuka karna curiga

4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami gangguan jiwa?

Biasanya penyebabnya itu dirumah sering marah-marah, merusak barang, bicara sendiri, nangis sendiri, makan tidak mau, tidur negatif( susah tidur)

5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

Masih, disini rumah sakit swasta jadi kalau dia gak punya keluarga yang bayar biayanya juga pasti gak adakan. Setiap pasien jiwa seminggu setelah masuk baru bisa dikunjungi. Dalam sebulan 4 kali dikunjungi oleh keluarganya

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini? Kegiatan yang dilakukan pasien jiwa selama berada dirumah sakit ini yaitu bersih-bersih ruangan kamarnya sendiri, halaman, bersih diri sendiri.Disini juga disedikan TV jadi pasien bisa menonton jika bosan didalam kamar terus

(5)

Kesan negativenya, pernah disiram pasien dengan air karena disuruh untuk makan dan mandi. Sedangkan untuk kesan positifnya pasien bisa diajak sebagai teman

 Tentang Terapeutik

1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun komunikasi dengan pasien jiwa?

Sebelumnyakan data tentang pasien sudah kita dapatkan dari keluarganya jadi paling persiapan sebelum berinteraksi dengan pasien pertama cuci tangan terlebih dahulu supaya tidak terkena infeksi dan menyiapkan diri untuk tidak takut saat berkomunikasi dengan pasiennya

2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

Awal pasien dibawa kerumah sakit ini perawat bertanya kepada keluarga pasien dulu dan menanyakan tentang identitas dari keluarga pasien. Untuk pasien sendiri perawat belum memperkenalkan diri dengan pasien karena di awal pasien dibawa kerumah sakit masih gelisah. Satu hari dua hari pasiennya dibiarkan aja dulu. Cuman tindakan injeksi atau pemberian obat harus ada. Dua tiga hari baru kita bisa bicara dengan pasien, nanyakin nama dia (kalau namanya biasanya pasien suka dipanggil dengan nama panggilannya dimasyarakat bukan nama aslinya), tempat tinggal dia, apa pekerjaannya dirumah dan sebagainya. Perawat juga ngasih tau bahwa ditempat ini para perawat yang akan menemaninya sampai dia pulang. Menjelaskan pasien dibawa kesini untuk apa, ngasih tau apa yang akan dilakukan selama disini

(6)

Yang pastinya perawat harus sabar, kalau sekarang dia tidak mau diajak berkomunikasi akan dilakukan nanti. Soalnya pasien jiwa yang gak mau bicara ini susah, untuk berkomunikasi lagi datang ke kamar si pasiennya aja lagi

4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien jiwa tersebut?

Kalau fase kerja udah kaitannya di focus, sudah sesuai dengan tujuan untuk proses penyembuhan pasien. Misalnya masalah jiwa isolasi sosial kita kasih nasihat atau pandangan bahwa berbaur itu bagus dapat teman untuk tukar-tukaran cerita, ada masukan, berbagi jadi tidak kesepian lagi. Dalam tahap kerja ini dilakukan sesuai dengan strategi pelaksanaan yaitu strategi pelaksanaan apa yang dilakukan dari awal sampai akhir dalam proses komunikasi terapeutik dalam tahap kerja ini. Untuk mempraktekkan hasil komunikasi tadi pasien bisa berbaur dengan pasien lainnya apalagi saat olahraga bersama dan saat kebersihan

5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

Harus dipaksa karena pasien jiwa ini kalau modelnya gak dipaksa kebanyakan mereka nanti tidak mau minum obat. Jadi SOP (Standard Operasional Prosedur) nya itu harus dilakukan juga kak, setiap pasien jiwa yang tidak mau minum obat harus dipaksa

6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri pertemuan setelah selesai dalam tahap kerja?

(7)

7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

Komunikasi kasar. Pasien tidak suka kalau pasien dibilang sakit. Kalau bicara sama pasien dia jangan dibilang sakit ataupun sakit jiwa, dia datang kemari hanya untuk istirahat dan minum-minum vitamin. Setiap pasien yang datang kesini selalu dibilang begitu

8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

Ia, supaya melatih pasien berbicara dengan normal. Karena pasien ini terkadang bicaranya ngawur dan juga pasiennya bisa ditangani dengan mudah

9. Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

Setengah jam

10.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien? Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

Gak cukup masih kurang, harus ada bantuan obat maupun terapi medis 11.Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan? Manfaat komunikasi terapeutik itu sendiri bagi saya yaitu bisa lebih medah dekat dengan pasien dan merekapun mau terbuka dengan kita kalau kita baik-baik bicara dengan pasien. Intinya dengan komunikasi membina kepercayaan pasien sama kita, proses komunikasi terapinya akan mudah

 Tentang Hambatan

1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi pasien jiwa?

(8)

2. Faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik?

Bicaranya ngawur itu yang memperhambat

3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

(9)

2. Hasil Wawancara Informan Kedua

Nama : Mariana

Usia : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Camar 15 Tunas Mandala

Pendidikan : D3

Stambuk : 1999

Tanggal Wawancara : 11 Juni 2016

 Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini? 15 tahun

2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?

Tidak tahu, pertama tau dari kawan dan juga awal masuk kesini coba-coba, sebelumnya saya bekerja diklinik bersalin

3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini? Perasaan saya senang bekerja disini

4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh waktu berapa lama?

Untuk menyesuaikan diri lebih kurang 2 minggu

5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini? Pengalaman yang saya dapatkan yaitu lebih mengetahui merawat pasien jiwa

6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?

Ketakutan itu pertama-tama ada, seperti takut diganggu atau dipukul pasien

 Tentang Pasien Jiwa

(10)

Pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa ini gak bisa dipastikan ya.. karena dalam satu minggu terkadang 2 atau 3 orang juga ada, tapi kalau di rata-ratakan pasien yang berkunjungdi rumah sakit ini 10 orang perbulan

2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? 30-40 tahun

3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

Depresi, Skizoprenia, Narkoba. Pasien yang sulit saya hadapi yaitu pasien skizoprenia dan pasien paranoid

4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami gangguan jiwa?

Penyebab pasien yang datang kesini mengalami gangguan jiwa yaitu karna angan-angan tinggi, narkoba, keluarga berantakan, phk dll

5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

Masih punya keluarga, dikunjungi satu minggu sekali

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini? Kegiatan yang dilakukan pasien ditempat ini ada olahraga, kebersihan dan kebaktian

7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?

Kesan negatif yaitu kadang-kadang kena pukul pasien. Untuk kesan positifnya kalau melihat tingkah dan kelucuan pasien terkadang merasa terhibur

 Tentang Terapeutik

(11)

Sebelum berkomunikasi dengan pasien kita kumpulkan data pasien dulu melalui rekamedis pada saat dibawa oleh keluarga itu kita lihat sebagai data awal,setelah itu mempersiapkan diri, waspada dan jaga jarak

2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

Pertama-tama berhubungan dengan keluarga dan pasien dimasukkan kedalam ruangan karna masih gelisah. Setelah pasien satu dua hari sudah agak tenang kita bisa berkomunikasi dengan pasien awalnya kita beri salam dulu, lalu memperkenalkan diri sebagai perawat, kita tanya namanya siapa, tapi pernah pasien saat ditanya namanya dia mengaku dirinya sebagai presiden ya.. dipanggil aja namanya Jokowi, terkadang juga pasien yang merasa seorang bos. Kalau saya tidak memberitahu tugas tanggung jawab perawat dan pasien, karena beda pasien umum dengan jiwa kalau dikasih taupun tidak ngerti juga. 3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau

berbicara ketika diajak berkomunikasi?

Panggil namanya berulang-ulang, dipanggil-panggil aja namanya. Kalau tidak mau juga dilapor ke dokter

4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien jiwa tersebut?

Jadi pada fase kerja intinya ada sesuatu yang kita latih ke pasien, yaitu memberikan suatu keterampilan kepada pasien untuk membantunya dalam memecahkan masalah jiwa yang dialaminya

5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

(12)

6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai dalam tahap kerja?

Kita tanyakan jelas untuk hari ini? Kalaupun jelas nggaknya ya kita akhiri dan dilanjutkan di pertemuan berikutnya. Dengan kesepakatan yang telah dibuat

7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

Komunikasi yang kasar yang tidak disukai pasien. Tapi terkadang juga pasien yang masih belum stabil pasien bisa marah sendiri

8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

Komunikasinya harus berurutan

9. Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

Lima menit gak lama-lama, tapi untuk pasien yang sudah bisa pulang komunikasinya sudah agak enakan bahkan bisa diajak berkomunikasi seperti bicara sama teman

10.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien? Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

Ya… gak cukup itu saja. Faktor yang pertama kali ya terapi obat, yang

penting obatnya tepat

11.Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan? Manfaat komunikasi terapeutik yang saya rasakan yaitu pasiennya lebih terbuka sama kita dan perawat bisa lebih mengerti pasien

 Tentang Hambatan

(13)

Sekali-sekali ada kesulitannya ya.., apalagi pasien dengan curiga tinggi, gak mau makan, gak mau minum dll

2. Faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik?

Faktornya itu kalau dia belum stabil terkadang pembicaraannya tidak nyambung A ditanya terkadang B dijawab

3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

(14)

3.Hasil Wawancara Informan Ketiga

Nama : Richard Manurung

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Tebing tinggi

Pendidikan : D3

Stambuk : 2012

Tanggal Wawancara : 11 Juni 2016

 Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini? 4 tahun

2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?

Belum tahu, kemarin rumah sakit ini tahu dari kawan trus awalnya cuman iseng-iseng, sebelumnya belum kernah kerja

3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini? Pertama-tama ya takutlah dengan pasiennya, masih janggallah kerja disini

4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh waktu berapa lama?

Bergaul dengan perawat lainnya, ada 3 bulan untuk menyesuaikan diri 5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?

Kita jadi pandai merawat pasien jiwa

6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini? Ada, ya takut kena pukul sama pasienlah

 Tentang Pasien Jiwa

(15)

Rata-rata 10 pasien perbulan

2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? 30-40 tahun

3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

Depresi, Narkoba, Waham, Halusinasi dll, yang paling sulit dihadapi yaitu pasien halusinasi karna susah diajak berkomunikasi terkadang mukul dan kita harus jaga jaraklah, pasien dengan masalah waham juga karna dia merasa paling betul

4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami gangguan jiwa?

Banyakan narkoba, depresi dan stress

5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

Masih punya, kalau tidak punya keluarga pastinyapun pasien tidak mungkin berada disini karena ini adalah rumah sakit jiwa swasta yang berbayar. Sering dikunjungi keluarganya seminggu sekali

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini? Kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini paling olahragalah, menyapu kamar dia sendiri, bersih-bersih halaman. Jam makan pagi 07:30, siang 12:30, malam jam 18:00 dan setelah selesai makan para pasien disuruh masuk kembali ke kamar mereka masing-masing

7. Apa kesan negatif dan positif yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?

(16)

 Tentang Terapeutik

1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun komunikasi dengan pasien jiwa?

Awal-awal sebelum berkomunikasi dengan pasien jiwa kita harus jaga jarak, kita juga menyiapkan data tentang pasien, menyiapkan alat-alat terapi

2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

Pertama-tama jaga jarak tapi tetap menghadap lurus pada pasien trus itu disapa ntah mengucapkan slamat pagi atau slamat malam dan kita juga terkadang senyum. Kalau misal pasien marah-marah kek mana mau senyum. Setelah itu kita tanya identitasnya seperti namanya siapa, berapa umurnya, dan lain-lain kita juga tanya keadaannya “kekmana

kondisinya”. Kita juga menjelaskan tugas perawat dan pasien dirumah

sakit ini. Untuk pasien dijelaskan apa-apa saja kegiatan yang akan dilakukan di rumah sakit ini. Kita bilang itu meskipun pasien ngerti tak ngerti yang penting kita sampaikan

3. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau berbicara ketika diajak berkomunikasi?

Kalau tidak mau ngomong gimana lagi, di ajak bercanda aja dulu. Kalau tidak mau bicara juga lapor sama dokter tentang kondisinya 4. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien

jiwa tersebut?

(17)

5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

Awalnya dubujuk dulu kalau tidak mau juga baru dipaksa, dipegangi sama perawat yang lainnya

6. Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai dalam tahap kerja?

Biasanya saya menanyakan perasaan pasien itu (bagaimana perasaan bapak setelah menceritakan semuanya?) jawaban pasien sering mengaku senang jika ditanya begitu. Selanjutnya kita perawat mengevaluasi kembali apa saja yang sudah dibicarakan selama komunikasi terapi berlangsung dan membuat kontrak pertemuan dengan pasien

7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

Kadang-kadang salah ngomong, dan juga kalau kita ngomong terlalu lama pasien bisa marah

8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

Dilaksanakan, supaya pasiennya cepat sembuh

9. Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

Lima menit

10.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien? Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

Cukup, faktor lain minum obat dan terapi medis

(18)

 Tentang Hambatan

1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi pasien jiwa?

Kadang-kadang sulit, ya itulah karna halusinasi susah diajak ngomong 2. Faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan komunikasi

terapeutik?

Terkadang pasiennya yang gak mau diajak bicara , diam aja 3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

(19)

4. Hasil Wawancara Informan Keempat

Nama : Suryadi

Usia : 28 tahun

Jenis Kelamin : Pria

Alamat : Jln. Pala 3 No.14 Simalingkar

Pendidikan : D3

Stambuk : 2009

Tanggal Wawancara : 12 Juni 2016  Pertanyaan Umum

7. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini? Enam tahun lebih jalan tujuh tahun

8. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?

Ngak tau, taunya karna ada senioran yang kerja disini, sebelumnya belum pernah kerja, begitu selesai kuliah langsung bekerja disini 9. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?

Perasaannya…. Takut-takutlah ya…karna jarang menghadapi orang

sakit gangguan jiwa. Pertamanya ya…ragu-ragu takut-takut

10.Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh waktu berapa lama?

Ya.. kurang lebih enam bulan. Ya..belajarlah, belajar dari senioran… tanya-tanya

(20)

12.Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini?

Ada, ya ketakutan itu tadi..karnakan sebelumnya belum tau. Ya, taupun waktu praktekkan uda lama sebelum kerja. Jadi takutnya dipukul pasien

 Tentang Pasien Jiwa

8. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini?

Sekarang ini ya…ya 9-10 pasien perbulan

9. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? 20-40 tahun

10.Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

Depresi, stress, trus banyak angan-angan atau keinginan, korban narkoba. Yang paling sulit dihadapi yaitu Depresi maksudnya tertekan yang mengurung diri, diam itu paling payah. Payahnya dia gak mau disuruh ngapa-ngapain. Makanpun tak mau, makan obatpun tak mau, disuruh mandipun tak mau. Jadi kita betul-betul aktif

11.Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami gangguan jiwa?

Ini gangguan jiwa secara umum ya, penyebabnya yaitu banyak keinginan, masalah ekonomi, masalah keluarga atau masalah rumah tangga

12.Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

Masih, kalau dikunjungi disini rutinnya 1minggu sekali

(21)

14.Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?

Kesan negatifnya pas berkomunikasi dengan pasien pernah kena pukul. Kalau kesan positifnya jadi mewaswas diri karna orang ini banyak yang mengalami gangguan jiwa, jadi belajar dari yang aku lihat. Orang ini sakit karna apa, jadi saya bisa menghindari hal tersebut terjadi sama saya

 Tentang Terapeutik

12.Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun komunikasi dengan pasien jiwa?

Menganalisa pasien dulu, keadaannya masih gelisahkah masih tenangkah, trus jaga jarak sewaktu berkomunikasi

13.Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

Pertama-tama mengucapkan salam kepada pasien dengan senyum ramah yang kita tunjukkan, tapi terkadang juga tidak mengucapkan salam sama pasien yang masih gelisah dan marah-marah. Setelah itu memperkenalkan diri dengan pasien. Menanyakan nama kesukaan pasien biasanya nama panggilannya sehari-sehari di lingkungan tempat tinggalnya. Dan menjelaskan tanggung jawab perawat dan pasien selama dirumah sakit ini. Contoh percakapannya

“Siapa namamu? Dimana kau tinggal? Siapa bisa dipanggil namamu?

Berapa bersaudara sekeluarga?anak ke? Kenapa Hemson dibawa kesini?jadi disini Hemson gak usah takut, disini Hemson dirawat, disini Hemson berobat bukan dikurung. Jadi ikutin aturan disini makan, istirahat, makan obat sesuai anjuran dokter. Abang disini perawat. Perawat disini ada dua shift ada kawan-kawan abang juga.

(22)

14.Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau berbicara ketika diajak berkomunikasi?

Pertama kali dibujuk, dicoba dipanggil namanya sekali dua kali. Kalau tidak mau juga disuruh istirahat. Kalau tidak mau dia dengarin kita capek kita ngomong

15.Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien jiwa tersebut?

Pada fase ini perawat harus berperan aktif, harus sering-sering bertatap muka dengan pasien. Harus ada kontak mata dengan pasien dan perawat harus aktif berinteraksi dengan pasien sehingga pasien akan lebih terbuka dengan perawat. Misalnya (pak Anton, hari ini bagaimana kalau seandainya kita bertukar pikiran apa yang menyebabkan bapak meyakini yang demikian. Silahkan pak Anton, cerita tentang apa yang pak Anton yakini

16.Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

Dibujuk lagi trus kita jelaskan apa tujuannya, apa gunanya. Kalau tidak mau juga terpaksa dilakukan paksaan karna ini demi

kesembuhan pasien juga. Tapi pemaksaannya sebatas wajar ya. “kalau kau gak mau makan obat terpaksa kami paksa” misal kita pegang

tangannya, kita pegang kakinya trus kita kasih obat kalau disuntik kita suntiklah dia

17.Bagaimana cara perawat untuk mengakhiri percakapan setelah selesai dalam tahap kerja?

(23)

18.Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

Komunikasi kasar. Kan ada tahap-tahapnya gak langsung kasar. Kalau ada pasien gak mau bicara trus kita bujuk atau pasien yang susah diatur terkadang kita terbawa suasana bisa langsung emosi. Kalau diungkapkan dengan kata-kata contohnya gini “mau gak kau makan

obat?” nah gitu termasuk kata kasar apalagi dengan nada suara yang

sedikit keras. Tapi marah kita setengah-setengah marahlah kitapun ada jugalah perasaan

19.Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

Iya, berurutan

20.Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

Kalau aku sih gak suka lama-lama memang. Mau sampe 15-20 menit 21.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien?

Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

Gak cukup, harus didukung faktor obat dan kegiatan-kegiatan yang lain

22.Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan? Jadi tau apa penyebab dia sakit, gimana awal mulanya dia mengalami gangguan jiwa dan bisa mendekatkan diri dengan pasien agar pasien terbuka sama kita

 Tentang Hambatan

4. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi pasien jiwa?

(24)

5. Faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik?

Hambatannya dari pasien yang tidak kooperatif

(25)

5. Hasil Wawancara Informan Kelima

Nama : Teresia Manullang Skm

Usia : 29 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan. Pales III No.26

Pendidikan : S1

Stambuk : 2013

Tanggal Wawancara : 13 Juni 2016

 Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini? 9 tahun

2. Apakah Anda mengetahui rumah sakit ini sebelumnya? Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana?

Belum tahu, awalnya diajak kawan, sebelumnya belum pernah kerja 3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini?

Pertama kali merasa takut karna menghadapi orang gila

4. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan kondisi disini dan butuh waktu berapa lama?

Dijalani ajalah dengan bergaul selama 1 bulan sudah akrab dengan perawat yang lainnya

5. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini? Lebih mengetahui obat-obatan untuk pasien jiwa

6. Apakah ada ketakutan ketika pertama sekali bekerja disini? Ada, takut kena ganggu oleh pasien jiwa

 Tentang Pasien Jiwa

(26)

2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? 25-50 tahun

3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

Depresi, Narkoba. Untuk masalah kejiwaan yang sulit dihadapi pasien narkoba karna lebih susah diatur

4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami gangguan jiwa?

Karna menggunakan narkoba, Karena masalah pikiran

5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

Masih punya keluarga, dikunjungi dua kali sebulan

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini? Main bulu tangkis, membersihkan ruangan dll

7. Apa kesan negative dan positif yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini?

Pernah dipukul, dimaki pas lagi ngomong atau pasien yang baru-baru masuk. Untuk positifnya lebih mengerti tentang pasien jiwa

 Tentang Terapeutik

1. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun komunikasi dengan pasien jiwa?

Cuci tangan, mengumpulkan data pasien, mempersiapkan diri agar tidak takut dengan pasien

2. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

(27)

pasien. Kita kasih salam, kita kasih senyum. “siapa namanya dek? berbicara ketika diajak berkomunikasi?

Kalau pasien itu tidak mau ngomongkan itu sebagai penyakit jadi kita periksa sebentar biar cepat sembuh” kalau normal kita lapor ke dokter

baru kita kasih terapinya. Terapi yang saya lakukan dengan mengajari pasien berinteraksi kepada orang lain dan kita dukung aktivitasnya. Contohnya kita berikan nasihat berupa apalah pokoknya yang diyakini selama ini salah yang nantinya pasien akan berfikir sendiri terhadap anggapan yang nyata (sehari-hari)

5. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

Kita panggil perawat yang laki-laki kalau memang pasiennya laki-laki begitu juga sebaliknya . disuruh pegang , dipaksa atau kita rantai kakinya dulu. Baru dilakukan pengobatannya

(28)

Pada fase terminasi, kita tanyakan misalnya bu Ratna pertemuan kita pada kesempatan ini sudah habis waktunya, bagaimana perasaan bu Ratna setelah berdiskusi mengenai manfaat kalau seandainya kita punya kawan. Bagaimana perasaan bu Ratna? Bagus sekali bu Ratna sudah mengatakan perasaan berarti bu Ratna sudah bekerja sama dengan baik sama saya. Coba sebutkan apa manfaat punya kawan?. Setelah itu kita buat perjanjian waktu dan tempat pertemuan. Besok kita bahas yang lain ya? Selain itu kita juga harus memberitahu pada keluarga pasien bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien. Memberikan penjelasan agar pasien jangan dibiarkan melamun atau sendirian, untuk menghindari pasien kambuh lagi

7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

Kalau kita maki-maki, marah, kasar pasien tidak suka. Karna mayoritas pasien jiwa itu harus dilembutin

8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

Kadang ia kadang ngak

9. Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

10 menit

10.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien? Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

(29)

diri. ECT ini tidak sembarang digunakan harus ada criteria pasien yang akan digunakan terapi ini

11.Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan? Membuat pasien terbuka sama kita tentang masalah dan keluhan si pasien dan kita juga lebih mudah mengerti dan memahami apa maunya si pasien

 Tentang Hambatan

1. Apakah sejauh ini Anda merasakan kesulitan dalam menghadapi pasien jiwa?

Gak merasa kesulitan makanya betah selama Sembilan tahun

2. Faktor apa yang menjadi penghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik?

Faktor penghambatnya terkadang pasien ngamuk jadi kita gak bisa melakukan komunikasi, dan terkadang juga kalau mood saya tidak baik

3. Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

Kalau mood saya tidak baik saya tidak melakukan komunikasi dengan pasien saat itu takutnya terbawa suasana hati yang bisa menyebabkan marah pada pasien paling kalau ngobrol nanya yang penting-penting

aja. Kalau mengatasi pasien yang gak mau bicara ditanya aja “ kenapa

(30)

6.Hasil Wawancara Informan Keenam

Nama : Dr. Donald F. Sitompul, Sp. Jenis Kelamin : Pria

Alamat : Jln. Sei Putih No.86 Tanggal Wawancara : 13 Juni 2016

 Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di Rumah sakit ini? Uda lama ada 20 tahun

2. Mengapa Anda memilih bekerja disini? Sebelumnya bekerja dimana? Ya kerjasama dengan pemilik rumah sakit ini, selain bekerja disini saya bjuga bekerja di fakultas kedokteran Metodhist

3. Bagaimana perasaan Anda pertama sekali bekerja di rumah sakit ini? Gak ada apa-apa

4. Pengalaman apa yang pernah Anda rasakan selama bekerja disini? Ya periksa pasien, obati pasien, sembuh dia , puas kita

 Tentang Pasien Jiwa

1. Berapa jumlah rata-rata pasien jiwa di rumah sakit ini? Rata-rata 10 orang pasien

2. Berapa rata-rata usia pasien jiwa yang berobat di rumah sakit ini? Usia produktif dari 20-50 tahun

3. Masalah kejiwaan apa saja yang diterima di rumah sakit ini? Dan masalah kejiwaan apa yang paling sulit dihadapi?

Gangguan jiwa berat, yang paling sulit juga ya gangguan jiwa berat ini 4. Menurut informasi dari keluarga, apa penyebab pasien mengalami

gangguan jiwa?

(31)

5. Apakah mereka masih mempunyai keluarga? Masih sering dikunjungi keluarga? berapa kali?

Masih punya keluarga, dikunjungi keluarga tiap minggu

6. Apa saja kegiatan yang dilakukan pasien jiwa di rumah sakit ini? Olahraga, bimbingan dari sudut agama

 Tentang Terapeutik

1. Menurut Anda apa pengertian terapeutik?

Ya macam mana kita berkomunikasi dengan dia supaya dia menjadi lebih bagus, untuk sembuh ngak, tapi untuk lebih bagus

2. Bagaimana persiapan awal Anda sebelum melakukan interaksi ataupun komunikasi dengan pasien jiwa?

Gak ada persiapan apa-apa uda rutin saja

3. Bagaimana cara Anda dalam menangani pasien jiwa pada kunjungan pertama?

Kalau dia bagus, komunikatif ya biasa-biasa saja, kalau dia gundah gelisah meribut kita intervensi dia dengan obat-obatan, suntikan

4. Bagaimana cara Anda menghadapi pasien jiwa yang tidak mau berbicara ketika diajak berkomunikasi?

Banyak caranya bisa dengan obat-obatan, injeksi bisa dengan menggunakan alat-alat yang lain

5. Apa yang Anda lakukan pada tahap kerja untuk penyembuhan pasien jiwa tersebut?

Kita adakan psikoterapi, kita kasih penguatan sama dia biar kalau dia pulang ke masyarakat jadi bagus

6. Bagaimana cara perawat menghadapi penolakan dari pasien jiwa terhadap tindakan pengobatan yang akan dilakukan?

(32)

7. Komunikasi yang seperti apakah yang membuat pasien merasa tidak senang?

Komunikasi yang terlampau kasar, pasien jiwa itu orang yang butuh kasih sayang. Kalau kita kasar sama dia akan nolak kita

8. Apakah perawat selalu melaksanakan komunikasi terapeutik secara berurutan?

Ya ada asistenlah bukan saya sendiri. Tapi tetap harus dilakukan secara berurutan

9. Berapa lama frekuensi dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien?

Paling lama 15 menit

10.Cukupkah komunikasi terapeutik saja dalam kesembuhan pasien? Kalau tidak, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mendukung kesembuhan pasien?

Gak cukup, ngomong-gomong aja sama pasien jiwa itu gak cukup harus dibantu dengan obat-obatan

11.Apa manfaat pelaksanaan komunikasi terapeutik yang Anda dapatkan? Manfaat buat saya biasa saja, buat pasiennya banyak mereka merasa dihargai dan mereka merasa diperhatikan

12.Apa beda perawat jiwa dan perawat umum menurut anda?

Perawat jiwa itu harus tau tentang semua aspek-aspek kejiwaan kalau perawat umum tidak perlu dia tau itu. Sekolahnya lebih lanjut daripada perawat biasa. Untuk perawat jiwa tambah setahun lagi

13.Pada saat kapankah dokter turun tangan dalam menangani pasien? Terus

(33)

15.Pasien yang bagaimanakah bisa dikatakan pulih atau sudah bisa pulang?

(34)

BIODATA PENELITI

Nama : Rusna Falentina Simangunsong

Tempat/Tanggal Lahir : Balige/10 Maret 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat: : Jln. Berdikari No. 2, Pasar 1, Padang Bulan

Medan

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Toba

Riwayat Pendidikan : SD Negeri No.174550

SMP Negeri 2 Balige

SMA Swasta RK Bintang Timur Rantauprapat

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu

Komunikasi (Imajinasi) FISIP USU (2012-saat ini)

2. Pernah mengikuti organisasi Fotografi Komunikasi USU

( FOKUS)

3.Pernah mengikuti UKM KMK USU

Nama Orangtua : 1. Ayah : H. Simangunsong

2. Ibu : T. Panjaitan

Pekerjaan Orang tua : 1. Ayah : Petani

(35)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1. Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Rusna Falentina Simangunsong

NIM :120904131

PEMBIMBING :Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si

No TGL.

PERTEMUAN

PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING

1. 8 April 2016 ACC Seminar Proposal

2. 11 April 2016 Seminar Proposal

3. 18 April 2016 Revisi Bab I-III

4. 26 April 2016 Revisi beberapa bagian dari Bab II

mengenai kajian pustaka dan

Model Teoritik

5. 5 Mei 2016 Menyusun daftar pertanyaan

6. 13 Mei 2016 Revisi daftar pertanyaan dan revisi

beberapa bagian Bab II-III

7. 11 Mei 2016 Revisi urutan teori, revisi Bab III

mengenai metode penelitian dan

teknik pengumpulan data

(36)

wawancara dan diijinkan turun

kelapangan

9 1 Juni 2016 Diskusi persiapan wawancara

lapangan

10 21 Juni 2016 Diskusi hasil wawancara dan

ditugaskan untuk melanjutkan ke

bab IV

11 26 Juli 2016 Revisi Bab IV dan ditugaskan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal pelaku usaha atau penjual ternyata menggunakan identitas palsu atau melakukan tipu muslihat dalam jual beli online tersebut, maka pelaku usaha dapat

Menimbang : bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna pengelolaan dana bergulir, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Penunjukan Pengelola dan

Berbeda dengan interaksi antara ketidakpuasan kerja dan anchor materials diketahui tidak signifikan (p>0,01) atau dapat diartikan anchor berupa self dalam

Adalah cara pengambilan sampel dengan semua objek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel..

Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

Sehingga kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami financial distress adalah dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya

Kurva Respon Pengaruh Lama Inokulasi Ampas Sagu (Metroxylon sagu) dengan Menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) “Ginta” Terhadap Kandungan Protein kasar. Kandungan protein kasar

Guru dengan kualifikasi pendidikan S - 1 pendidikan akuntansi dengan pengalaman mengajar 3 - 9 tahun cenderung memiliki kompetensi pengetahuan yang lebih baik; (2)