• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penambahan Sabut Kelapa Pada Media Tanam Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pre Nursery

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penambahan Sabut Kelapa Pada Media Tanam Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Kecambah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pre Nursery"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq.)

Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani.

Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika), Jacq berasal dari nama Botanist

Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah: Divisi : Tracheophyta, Subdivisi : Pteropsida, Kelas : Angiospermae, Subkelas :

Monocotyledoneae, Ordo : Cocoideae, Famili : Palmae, Subfamili : Cocoideae,

Genus : Elaeis, Spesies : Elaeis guineensisJacq. ( Lubis, 2008).

Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk

selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan luar

sebagai berikut : 1) kulit buah yang licin dan keras (epicarp), 2) daging buah

(mesocarp) terdiri atas susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, 3) kulit biji

(cangkang/tempurung), berwarna hitam dan keras (endocarp), 4) daging biji

(mesoperm), berwarna putih dan mengandung minyak 5) lembaga (embrio).

Lembaga yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah : (1) arah tegak

lurus ke atas (fototrophy), disebut plumula yang selanjutnya akan menjadi batang

dan daun kelapa sawit, (2) Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy), disebut radikula

yang selanjutnya akan menjadi akar (Sunarko, 2009).

Cangkang dan inti merupakan biji kelapa sawit. Di dalam biji terdapat embrio

yang panjangnya 3 mm dan berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris. Inti merupakan

cadangan makanan bagi pertumbuhan embrio. Pada pertumbuhan atau

(2)

Calon akar muncul dari biji kelapa sawit yang dikecambahkan disebut

radikula, panjangnya dapat mencapai 15 cm dan mampu bertahan sampai 6 bulan.

Akar primer yang tumbuh dari pangkal batang (bole) ribuan jumlahnya, diameternya

berkisar antara 8 dan 10 mm panjangnya dapat mencapai 18 cm. Akar sekunder

tumbuh dari akar primer, diameternya 2-4 mm. Dari akar sekunder tumbuh akar

tersier berdiameter 0.7-1.5 mm dan panjangnya dapat mencapai 15 cm (Lubis, 2008).

Daun kelapa sawit membentuk susunan majemuk, bersirip genap, dan

bertulang sejajar. Daun sebagai tempat fotosintesis dan sebagai alat respirasi.

Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang

dibentuk sehingga produksi meningkat. Luas permukaan daun juga mempengaruhi

proses fotosintesis, semakin luas permukaan daun maka proses fotosintesis akan

semakin baik ( Fauzi, 2004).

Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pangkal

pelepah daun (frond base). Batang ini berbentuk silindris berdiameter 0,5 m pada

tanaman dewasa, tidak memiliki kambium, dan umumnya tidak bercabang. Pada

ujung batang terdapat titik tumbuh membentuk daun- daun dan batang dengan bagian

bawah umumnya berukuran lebih besar (Lubis, 2008).

Pembibitan Pre Nursery

Pembibitan adalah serangkaian kegiatan mempersiapkan bahan tanaman yang

meliputi persiapan medium, pemeliharaan, seleksi bibit sehingga di peroleh bibit

tanaman kelapa sawit yang baik untuk dilakukan pertanaman di lapangan. Bibit

kelapa sawit memerlukan air untuk keperluan fotosintesis, memelihara protoplasma

(3)

Ada dua sistem pembibitan kecambah kelapa sawit, yaitu (1) sistem dua

tahap dan (2) sistem satu tahap. Pembibitan dua tahap terdiri atas pembibitan

pendahuluan (pre-nursery) dalam kantong plastik kecil hingga bibit berumur 3 – 4

bulan baru dilanjutkan dalam pembibitan utama (mainnursery) menggunakan

kantong plastik besar hingga bibit berumur 10 – 14 bulan. Sedangkan pembibitan

satu tahap, kecambah langsung ditanam dalam kantong plastik besar hingga umur

siap dipindahkan ke lapang (Allorerung et al, 2010).

Pembibitan pendahuluan dapat dilakukan menanam kecambah di atas

bedengan atau di dalam kantong plastik kecil. Penggunaan bedengan tidak

dianjurkan karena pemeliharaan lebih sulit dan seleksi bibit tidak bisa intensif serta

banyak bibit yang rusak pada saat pemindahan ke kantong plastik besar. Persiapan

untuk pembibitan pendahuluan bedengan dibuat dengan cara meninggikan

permukaan tanah atau membuat parit drainase pembatas selebar 50 cm dan dalam 15

– 20 cm sedemikian rupa sehingga terbentuk bedengan berukuran lebar yang dapat

memuat 12 kantong plastik dan panjang 10 - 12 m. Selanjutnya, diberi naungan

dengan tiang 2 m dan atap dari pelepah daun kelapa atau kelapa sawit sedemikian

rupa hingga intensitas cahaya sekitar 40%. Dapat juga menggunakan paranet yang

meloloskan cahaya 40 % tetapi biayanya menjadi mahal. Siapkan kantong plastik

berukuran 15 x 20 cm dengan lobang di bidang alas dan keliling sisi bagian bawah,

lalu isi dengan tanah lapisan atas (top soil), kemudian susun rapat di bedengan. Agar

kantong plastik tidak rebah, diberi penahan dari papan atau belahan bambu. Siram

tanah dalam kantong palstik setiap hari selama 2 – 3 hari sebelum penanaman

(4)

Penanaman yaitu kedalaman lubang kecambah 2-3 cm, kecambah

dimasukkan kedalam lubang. Bagian bakal akar yang agak berbentuk tumpul harus

mengarah ke bawah dan bakal daun yang bentuknya agak tajam mengarah keatas.

Tanah diratakan kembali hingga menutup kecambah. Pemeliharaan bibit yaitu

penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit tanaman, dan

seleksi bibit. Di pembibitan biasanya penyiraman dilakukan sebanyak dua kali

sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Penyiraman pagi yaitu dimulai jam 07.00 WIB

sampai jam 11.00 WIB sedangkan penyiraman sore hari dimulai jam 16.00 WIB

(Dwiyana, 2015).

Media Tanam Sabut Kelapa

Komposisi media mempengaruhi kualitas bibit. Pada umumnya, media untuk

bibit tanaman buah tersusun oleh tanah, bahan organik, dan pasir. Tanah biasanya

digunakan sebagai medium dasar karena lebih murah dan mudah didapatkan.

Penambahan pasir bertujuan untuk membuat media bahan organik menjadi lebih

berpori untuk pembibitan (Indriyani et al, 2011).

Ketebalan serabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar

(exocarpium) dan lapisan dalam (edokarpium). Endokarpium mengandung

serat-serat halus. Satu butir kelapa menghasilkan 0.4 kg serabut yang mengandung 30%

serat. Komposisi kimia serabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, gas, tanin, dan

potasium (Lisan, 2015).

Salah satu bahan yang mengandung lignoselulosa adalah buah kelapa,

terutama bagian sabut kelapa. Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari

(5)

(Anggorowati et al, 2015). Serat lignoselulosa adalah hidrofil dan menyerap kelembaban (Dixit and Preeti, 2012).

Serabut kelapa merupakan limbah dari perkebunan dan perdagangan buah

kelapa yang diketahui mengandung senyawa lignin sebesar 40%, selulosa sebesar

44,4% dan hemiselulosa 15% (Wildan, 2010).

Selulosa merupakan substansi organik yang paling melimpah di alam.

Selulosa tidak larut di dalam air dan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.

Selulosa mendominasi karbohidrat yang berasal dari tumbuh tumbuhan hampir

mencapai 50% karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel

tumbuh-tumbuhan. Selulosa ditemukan dalam tanaman yang dikenal sebagai

microfibril dengan diameter 2-20 nm dam panjang 100-40000 nm (Wiratmaja, 2011).

Selulosa merupakan polimer dengan rumus kimia (C

6H10O5)n

Hemiselulosa merupakan polisakarida yang mempunyai berat molekul lebih

kecil daripada selulosa. Molekul hemiselulosa lebih mudah menyerap air, bersifat

plastis, dan mempunyai permukaan kontak antar molekul yang lebih luas dari

selulosa (Oshima, 1965).

. Dalam hal ini

n adalah jumlah pengulangan unit gula atau derajat polimerisasi yang harganya

bervariasi berdasarkan sumber selulosa dan perlakukan yang diterimanya. Molekul

selulosa seluruhnya berbentuk linier dan mempunyai kecenderungan kuat

membentuk ikatan-ikatan hidrogen, baik dalam satu rantai polimer selulosa maupun

antar rantai polimer yang berdampingan. Ikatan hidrogen ini menyebabkan selulosa

bisa terdapat dalam ukuran besar, dan memiliki sifat kekuatan tarik yang tinggi

(6)

Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.

Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin merupakan

zat organik polimer yang banyak dan yang penting dalam dunia tumbuhan. Lignin

tersusun atas jaringan polimer fenolik yang berfungsi merekatkan serat selulosa dan

hemiselulosa sehingga menjadi sangat kuat (Sun dan Cheng, 2002).

Penyiraman di Pre Nursery

Penyiraman merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman.

Ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman sangat

penting. Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul

organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman, transportasi fotosintat dari

sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel diantaranya dalam

pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai penyusun utama dari protoplasma

serta pengatur suhu bagi tanaman. Apabila ketersediaan air tanah kurang bagi

tanaman maka akibatnya air sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi unsur hara

ke daun akan terhambat sehingga akan berdampak pada produksi yang dihasilkan

(Salisbury dan Ross, 1997). Pada umumnya, penangkar benih di pembibitan

cenderung menggunakan air secara berlebihan dalam melakukan penyiraman.

Penggunaan air yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman mengalami

kekurangan unsur hara karena terjadinya pencucian (Haryati, 2003).

Menurut Jumin (2002) air berfungsi dalam pengangkutan unsur hara dari akar

ke jaringan tanaman, yang digunakan sebagai pelarut garam-garaman, mineral serta

penyusun jaringan tanaman.

(7)

(Haryati 2003). Ketahanan tanaman terhadap cekaman air dilapangan dapat dinilai

dari ketahanan cekaman di pembibitan. Pangaribuan (2001) menyatakan cekaman air

pada tanaman kelapa sawit ditunjukkan oleh terhambatnya daun-daun membuka,

terjadinya pengeringan daun muda, rusaknya hijau daun, dan mempercepat kematian

Referensi

Dokumen terkait

Tesis Pondok pesantren dan perubahan ..... ADLN -

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul ‘‘Struktur

Ikut  serta  dalam  transaksi  bisnis  pribadi  atas  perusahaan  swasta  untuk   keuntungan  pribadi  dengan  mengatasnamakan  jabatan  kedinasan  ...

Penelitian lain yang dilakukan oleh Eva M dan Harin Sundari (2012), yang berjudul “ Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E berbasis eksperimen terhadap hasil

Employee relations dilakukan antara lain untuk menciptakan bentuk hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannyadalam

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ketujuh informan tersebut ditemukan bahwa negosiasi “harga kawan” yang terjadi pada jasa fotografi di Kota Medan merupakan hal yang

Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa Fotografi di Kota Medan, menggunakan.

1) Stok pengetahuan pada pokoknya merupakan realitas sosial – realitas subjektif. Realitas ini bisa dibedakan dari realitas objektif yang memuat stok pengetahuan