• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI KABUPATEN SIGI | Kadoy | Katalogis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI KABUPATEN SIGI | Kadoy | Katalogis 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

154

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN

INFORMASI PUBLIK DI KABUPATEN SIGI

Arif Ainul Kadoy

Abstract

The Purpose of this Study were to Describe and analyze the Implementation of Public Disclosure Policy in Sigi Regency. This study was a ualitative research using descriptive analysis, i.e. to describe a variety conditions, situations, phenomena, and realities of a research object. Inthis study, the researcher would collect data to draw the realities of the implementation of Public Disclosure Policy in Sigi Regency as well as to describe the factors supporting and inhibiting the implementation process. Data collection techniques used were interviews, observation, and documentary study. Based on the analysis of the research results, it could be concluded that the Implementation of Public Disclosure Policy in Sigi Regency had not been maximized. From the

Grindle’s nine indicators influencing policy implementation, there were still four variables that had not been implemented, while the other fife variables had been implemented. On the variable o policy contents, from the six indicators, there were still three variables that had not been implemented, namely (1) target group interest; (2) benefit types; and (3) decision making location. While the three other indicators that had been implemented were (1) desired change degree; (2) program implementation; and (3) resource involved. Furthermore, in the variable of policy contents consisting of three indicators, there was still one indicator that had not been implemented, namely the power, interests, and strategies of the actors involved. Meanwhile, two other indicators had been implemented, namely (1) institutions and authorities characteristics; and (2) compliance and responsiveness.

Keywords: Implementation, Public Disclosure, Sigi Regency.

Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah yang wajib mengimplementasikan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Kewajiban ini menuntut tanggung jawab serta kerjasama yang baik dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kabupaten Sigi. PPID yang merupakan pilar utama Kabupaten Sigi dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik adalah Humas Sekretariat Daerah Sigi, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sigi dan DPRD Kabupaten Sigi. Ketiga lembaga pemerintahan tersebut berperan penting dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di kabupaten.

Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan keterbukaan informasi tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi meluncurkan website www.sigikab.go.id pada tahun 2011 yang merupakan website resmi

Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi. Tanggal 1 April 2013 Bupati Sigi mengeluarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 14 Tahun 2013 tentang Pembentukan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Daerah Kabupaten Sigi dan pada tanggal 11 Agustus 2015 Pemerintah Daerah meresmikan Tim Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Daerah (PPID) Kabupaten Sigi. Beberapa hal tersebut adalah bentuk dari upaya pemerintah Kabupaten Sigi untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

(2)

155 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161 ISSN: 2302-2019

implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik di daerah kabupaten Sigi. Pemerintah melalui PPID telah berupaya menyalurkan informasi kepada pengguna dan pemohon informasi, namun memang pada kenyataannya masih menemui kendala di lapangan. Kondisi ini menghadirkan situasi problematik bagi pemerintah yang merupakan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Kantor Sekertariat Daerah Kabupaten Sigi, khususnya di Bagian Administrasi Humas, peneliti menemukan beberapa masalah faktual dalam implementasi Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi yaitu: (1) keterbatasan Sumber Daya Manusia yang bertugas menjadi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di setiap badan publik; (2) kesiapan alat penunjang teknologi seperti software,

hardware, dan fasilitas pendukung lainnya yang masih kurang. Wawancara awal dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi juga menunjukkan bahwa masih terdapat banyak kendala yang ditemui dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di daerah Kabupaten Sigi.

Selanjutnya masih berkaitan dengan keterbukaan informasi publik, untuk mengukur keberhasilan suatu proses implementasi kabijakan, maka Grindle (2014) mengemukakan 2 dua variabel besar yang dapat dijadikan alat ukur, yakni isi kebijakan dan lingkungan implementasi. Isi kebijakan mencakup: (1) sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan; (2) jenis manfaat yang diterima oleh kelompok sasaran; (3) sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan; (4) apakah letak pengambilan keputusan sudah tepat; (5) apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementatornya dengan rinci, dan (6) apakah sebuah kebijakan didukung oleh sumber daya yang memadai. Sedangkan lingkungan implementasi mencakup: (1)

seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan; (2) karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa; (3) tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

Berdasarkan teori Grindle tersebut, dan melihat hasil observasi serta wawancara awal peneliti terhadap proses implementasi maka ditemukan bahwa proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di kabupaten Sigi belum efektif. Ketidak efektifan proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu masih banyak masyarakat yang mengeluh tentang hak mereka untuk memperoleh informasi, diantaranya keterlambatan informasi yang mereka terima, ketidakjelasan informasi yang diterima, bahkan transparansi terhadap prosedur penerimaannya juga yang kurang jelas. Di satu pihak, masyarakat sebagai penerima informasi yang mengharapkan informasi diterima dengan jelas dan tepat waktu akan melihat sisi kelemahan pemerintah daerah sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, namun di sisi lain hal tersebut tidak terjadi dengan sengaja, karena penyaluran informasi juga membutuhkan banyak faktor pendukung agar berhasil. Hal ini berkaitan dengan poin 1 dan 3 pada variabel isi kebijakan yaitu kepentingan kelompok sasaran dan derajat perubahan yang diinginkan.

Selain itu sumber daya dan fasilitas yang kurang memadai merupakan masalah yang di kemukakan Grindle pada bagian isi kebijakan yang akan menunjang proses implementasi kebijakan. Namun pada kenyataannya, masih terdapat keterbatasan fasilitas dan sumber daya pada bagian Humas Sekda Kabupaten Sigi yang menjadi salah satu pilar utama implementator kebijakan.

(3)
(4)

Arif Ainul Kadoy, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Kabupaten Sigi...156

terlihat jelas terjadi antara kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang kemudian menjadi masalah proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di kabupaten Sigi. Dan bagi peneliti sangatlah penting melakukan penelitian terhadap masalah ini agar dapat mengetahui secara jelas proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di Kabupaten Sigi yang kemudian hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pembenahan sistem serta faktor lainnya yang dianggap urgen demi percepatan pengembangan daerah Kabupaten Sigi menuju good governance.

Oleh sebab itu untuk memperoleh informasi yang akurat lebih mendalam tentang proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di Kabupaten Sigi dan untuk menemukan penyebab atau pendukung terjadinya situasi tersebut serta menghasilkan suatu rekomendasi atau saran demi keefektifan proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di Kabupaten Sigi maka peneliti tertarik melakukan penelitian ini dengan judul

“Implementasi Kebijakan Keterbukaan

Informasi Publik Di Kabupaten Sigi.”

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) secara akademik diharapkan dapat dijadikan referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu adminsitrasi publik serta memperkaya wawasan implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik; (2) Kegunaan praktis diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan evaluasi di Daerah Kabupaten Sigi dalam mewujudkan keterbukaan

informasi publik dan hal lain yang terkait dengan implementasi kebijakan pemerintah.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu menggambarkan berbagai kondisi, situasi, fenomena dan realitas suatu objek penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti akan mengumpulkan data untuk menarik realitas-realitas mengenai implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik pada daerah Kabupaten Sigi serta mendeskrispsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat proses implementasinya.

Data dalam penelitian ini diambil dan dikumpulkan melalui tiga cara yaitu wawancara, observasi dan studi dokumen. Wawancara dilakukan untuk menggali data langsung dari informan melalui proses tanya jawab tentang implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di daerah Kabupaten Sigi. Wawancara dilakukan terhadap informan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan data penelitian. Observasi dilakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proses implementasi kebijakan keterbukaan informasi di daerah Kabupaten Sigi. Studi Dokumen dilakukan untuk menunjang keabsahan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Studi dokumen merupakan proses pengumpulan data melalui pengkajian dokumen terkait dengan implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di daerah Kabupaten Sigi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

157 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161 ISSN: 2302-2019

implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi.

Berdasarkan variabel dan indikator yang dikamsud maka diuraikan hasil penelitian sebagai berikut. Variabel isi kebijakan yaitu: (1) indikator kepentingan kelompok sasaran menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompok tetapi sudah sesuai dengan prosedur UU No. 14 Tahun 2008; (2) indikator tipe manfaat menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik memberikan sangat bermanfaat baik bagi Pemerintah maupun anggota masyarakat di Kabupaten Sigi; (3) indikator derajat perubahan yang diinginkan menunjukkan bahwa implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di Kabupaten Sigi telah membawa perubahan baik terhadap keterbukaan informasi publik tetapi belum sesuai dengan harapan; (4) indikator letak pengambilan keputusan menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam implementasi keterbukaan informasi publik di Kabupaten Sigi sudah tepatt; (5) indikator pelaksanaan program menunjukkan bahwa proses implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi sudah berjalan namun belum sesuai harapan. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya faktor penghambat implementasi kebijakan yang dimaksud; (6) indikator sumber daya yang dilibatkan menunjukkan bahwa Implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi belum didukung oleh sumber daya yang memadai.

Selanjutnya, hasil penelitian pada variabel lingkungan implementasi adalah sebagai berikut. (1) indikator kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi publik di Kabupaten Sigi belum berhasil karena fungsi control dari Pemerintah belum berjalan dengan baik; (2) indikator Karakteristik lembaga dan

penguasa serta indikator kepatuhan dan daya tanggap menunjukkan keberhasilan implementasi karena unsur lembaga serta PPID sangat mendukung implementasi kebijakan yang dimaksud.

Pada variabel isi kebijakan yang terdiri dari enam indikator, ada tiga indikator yang sudah menunjukkan berhasil implementasi yaitu (1) kepentingan kelompok sasaran; (2) tipe manfaat; dan (3) letak pengambilan keputusan sedangkan ada empat indikator yang belum belum berhasil yaitu (1) derajat perubahan yang diinginkan; (2) pelaksanaan program; (3) sumber daya yang dilibatkan. Ini berarti bahwa pada variabel isi kebijakan proses implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik belum menunjukkan keberhasilan. Karena hanya dua indikator yang tercapai sedangkan empat indikator lainnya bahkan yang dianggap paling urgen dalam implementasi kebijakan belum tercapai.

Selanjutnya pada variabel lingkungan implementasi yang terdiri dari tiga indikator, ada dua indikator yang sudah berhasil yaitu: (1) karakteristik lembaga dan penguasa; (2) kepatuhan dan daya tanggap. Sedangkan indikator yang belum berhasil adalah kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat. Ini berarti bahwa pada variabel lingkungan proses implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik juga belum menunjukkan keberhasilan implementasi.

(6)

Arif Ainul Kadoy, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Kabupaten Sigi...158

menunjukkan dampak positif yang dihasilkan oleh pengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan. Pada indikator berikutnya yang telah berhasil diterapkan adalah letak pengambilan keputusan yang sudah tepat oleh pejabat berwenang sesuai jenis informasi atau jenis pengaduan yang disampaikan kepada PPID. Hal ini terjadi oleh karena adanya kerjasama yang baik serta koordinasi antara pegawai atau pejabat yang berwenang dalam jalur koordinasi pada lembaga pemerintahan.

Sedangkan tiga indikator yang belum berhasil pada variabel isi kebijakan justru merupakan hal yangdianggap paling urgen dalam proses implementasi suatu kebijakan. Derajat perubahan yang diinginkan memang sudah mulai berubah atau bergerak ke arah positif namun perubahan tersebut belum sesuai harapan Pemerintah dan masyarakat serta belum sesuai tuntutan UU no. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Indikator selanjutnya adalah pelaksanaan program ternyata belum dapat dikategorikan berhasil atau terlaksana dengan maksimal karena ternyata upaya Pemerintah belum maksimal dalam implementasi kebijakan yang dimaksud sehingga mengakibatkan banyaknya faktor penghambat dalam proses implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi. Beberapa faktor penghambat yang ditemukan peneliti tersebut adalah (1) belum adanya perda dan juknis terkait implementasi Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi; (2) sarana dan prasarana pendukung (ruangan, komputer, koneksi internet, website) yang belum memadai; (3) sumber daya manusia yang belum disiapkan oleh pihak pemerintah; (4) PPID yang belum aktif melaksanakan tugasnya; (4) belum adanya sosialisasi dari pihak pemerintah kepada publik; (5) Bimtek untuk PPID yang belum pernah dilaksanakan di kabupaten Sigi; (6) persepsi akan pentingnya Implementasi Kebijakan KIP yang masih kurang; (7) komunikasi antara PPID Utama

dan PPID Pembantu yang masih kurang; (8) fungsi kontrol pemerintah daerah terhadap keaktifan PPID Pembantu juga masih kurang; (9) pemahaman akan UU no. 14 Tahun 2008 masih kurang; (10) pemahaman masyarakat tentang prosedur permohonan informasi juga masih kurang. Indikator yang belum berhasil berikutnya pada variabel isi kebijakan adalah sumber daya yang dilibatkan. Ketidakmaksimalan implementasi pada indikator ini ditunjukkan dengan adanya ketidakaktifan PPID Pembantu yang telah dibentuk Pemerintah sesuai dengan SOP PPID. Penyebab PPID Pembantu belum aktif menjalankan tugas adalah karena sarana dan prasaran yang belum memadai serta pemahaman akan tugas pokok dan fungsinya masing-masing masih kurang. Pemahaman kurang akan tupoksi disebabkan karena belum adanya Bimtek atau pelatihan persiapan kepada PPID Pembantu serta sosialisasi tentang UU No. 14 Tahun 2008 Tetang Keterbukaan Informasi Publik.

Variabel besar kedua yang mempengaruhi implementasi suatu kebijakan adalah lingkungan implementasi. Pada variabel ini dari tiga indikator ada dua indikator yang sudah berhasil yaitu karakteristrik lembaga dan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap. Keberhasilan implementasi kebijakan pada kedua indikator ini didukung oleh motivasi serta loyalitas pegawai atau unsur lembaga yang terlibat dalam implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi.

(7)

159 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161 ISSN: 2302-2019

Pemerintah sebagai pejabat yang berwenang belum menjalankan fungsi kontrol dengan baik, akibatnya segala kekurangan belum dapat dibenahi sampai sekarang dan tantangan dalam proses implementasi kebijakan yang dimaksud belum dapat diatasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi belum maksimal karena dari sembilan indikator masih terdapat empat indikator yang belum tercapai sementara menurut Merilee. S. Grindle keberhasilan implementasi suatu kebijakan dipengaruhi oleh kesembilan indikator tersebut.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi belum maksimal. Dari sembilan indikator yang mempengaruhi implementasi kebijakan menurut Grindle, masih ada empat variabel yang belum terlaksana. Sedangkan lima variabel lain sudah terlaksana. Pada variabel isi kebijakan, dari enam indikator masih ada tiga variabel yang belum terlaksana yaitu 1) kepentingan kelompok sasaran; dan (2) tipe manfaat; dan (3) letak pengambilan keputusan. Sedangka tiga indikator lainnya sudah terlaksana yaitu (1) derajat perubahan yang diinginkan; (2) pelaksanaan program; dan (3) sumber daya yang dilibatkan. Selanjutnya pada variabel isi kebijakan yang terdiri atas tiga indikator masih ada satu indikator yang belum terlaksana yaitu kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat. Sedangkan dua indikator lainnya sudah terlaksana yaitu 1) karakteristik lembaga dan penguasa; dan (2) kepatuhan dan daya tanggap.

Rekomendasi

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi seperti yang telah diuraikan, maka dikemukakan beberapa saran untuk Pemerintah Kabupaten Sigi agar implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi tercapai maksimal, yaitu sebagai berikut.

1. Pada indikator derajat perubahan yang diinginkan, peneliti menyarankan agar pihak PPID perlu memahami Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi yang didalamnya tertuang tujuan implementasi kebijakan sehingga pemerintah memiliki target yang jelas untuk dicapai dan derajat perubahan bergerak sesuai harapan.

2. Pada indikator pelaksanan program ada beberapa hal yang disarankan peneliti agar implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di Kabupaten Sigi berjalan dengan baik dan memperoleh hasil maksimal yaitu: (a) Pemerintah perlu membuat Perda dan Juknis terkait implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi; (b) Pemerintah perlu melakukan sosialisasi tentang implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik kepada pihak PPID utama, PPID pembantu dan masyarakat agar setiap PPID mengerti tupoksinya serta masyarakat mendapatkan informasi yang selayaknya diterima dengan cepat dan mudah; (c) Pemerintah perlu melengkapi sarana dan prasarana pendukung seperti ruangan, komputer, koneksi internet, pembuatan websiteuntuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi;

(8)

Arif Ainul Kadoy, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Kabupaten Sigi...160

menyiapkan SDM yang kompeten untuk mengaktifkan PPID utama dan pembantu melalui bimtek khusus PPID. Dengan Bimtek tersebut diharapakan setiap PPID memperoleh pemahaman yaang benar tentang keterbukaan informasi publik serta paham akan tupoksinya masing-masing. Hasilnya juga diharapkan berimplikasi pada kinerja yang baik dari PPID.

4. Pada indikator Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, peneliti menyarankan kepada Pemerintah agar menjalankan fungsi kontrol dengan baik

terhadap implementasi

kebijakanimplementasi kebijakan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Sigi. Dengan aktif dan teraturnya kontrol Pemerintah akan membantu kemaksimalan implementasi kebijakan yang dimaksud.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini. Ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan artikel ini, terutama diucapkan terima kasih kepada Ketua dan Anggota Tim Pembimbing, Dr. H. Slamet Riyadi, M.Si. dan Dr. Sitti Chaeriah Aksan, M.Si, Penyunting, Penyunting Ahli dan Ketua Penyunting dengan penuh ketelitian memberikan bimbingan dan arahan yang menyempurnakan artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Akib, Haedar dan Tarigan, Antonius. 2008.

Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan: Perspektif, Model Dan Kriteria Pengukurannya, Jurnal Kebijakan Publik.

AtKisson, Alan. Beyond Bureaucracy: The Development Agenda an Interview with

David C. Korten. (Online) http// www.context.org/ICLIB/IC28.html diakses tanggal 7 Maret 2016 Pukul 14.05 WITA.

Budiardjo, Miriam. 1972. Dasar- Dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka: Jakarta Davis, Gordon B. 1995. Sistem Informa si

Manajemen. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. (terjemahan). Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Ekowati & Lilik, Mas Roro. 2005.

Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan atau Program. Surakarta: Pustaka Cakra.

Fadila, Dewi. 2012. Sistem Informasi Manajemen. (Online) http://dewi- fadila.blogspot.co.id/2012/05/sistem-informasi-manajemen.html diakses Tanggal 2 Maret 2016 Pukul 21.00 WITA.

Farlinawati. 2010. Konsep Dasar dan Pengertian Dasar Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. (Online)

http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2 010/04/tes.html diakses Tanggal 3 Maret 2016 Pukul 20.00 WITA.

Gernandes, Heru. Implementasi Kebijakan Merilee. S. Grindlee. (Online). http://heru2273.blogspot.co.id/2014/04/ implementasi-kebijakan-merilee-s-grindle.html Diakses Tanggal 5 Maret 2016 Pukul 15.23 WITA.

KBBI (Online). 2012. http://kbbi.web.id/. Kemdikbud

Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2010. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Jakarta.

Korten, David C dan Syahrir. 1980.

(9)

161 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161 ISSN: 2302-2019

Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Grava Media.

Kusumastuti, Frida. 2004. Dasar-Dasar Humas. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Liliweri, Alo. 2010. Strategi Komunikasi Masyarakat. Yogyakarta: Lkis.

Loly. 2009. UU No. 14 tahun 2008 (UU KIP): Dampaknya terhadap Informasi Medical Record. (Online).

http://leuwiliang- bogor.blogspot.co.id/2009/12/undang-undang-republik-indonesia-no-14.html/ Diakses Tanggal 14 Februari 2016 Pukul 22.40 WITA.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2011. Panduan Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan Instansi Pemerintah. Jakarta.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (terjemahan). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Misroji. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Penyebaran Informasi Publik Mengenai Depok Cyber City pada Diskominfo Kota Depok. Tesis. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Nesia, Andin. 2014. Dasa r-Dasa r Humas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho, Riant, 2009. Public Policy, Dinamika Kebijakan - Analisis Kebijakan - Manajemen Kebijakan.

Jakarta: Elex Media Komputindo - Kelompok Gramedia.

Purnawansyah, Dini & Lestari, Yuni. 2014.

Implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPRD Kabupaten Sidoarjo. Jurnal KMP, 2(1), 1 - 102.

Riezlioko. 2012. Implementasi Kebijakan (Teori Sebatier & Mazmanian)

(Online).https://riezlioko.wordpress.co m/2012/01/27/implementasi-kebijakan-teori-sebatier-mazmanian/ Diakses Tanggal 4 Maret 2016 Pukul 17.00 WITA.

Riyanto, Eko Slamet. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Penyebaran Informasi Publik Melalui Forum Tatap Muka di Badan Informasi Publik Kominfo. Tesis. Jakarta: UI

Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Pandji. (2008). Administrasi Publik (Teori dan Aplikasi Good governance). Bandung: PT. Refika Aditama.

Suaedi, Falih, Wardiyanto, Bintoro. 2010.

Revitalisasi Administrasi Negara (Reformasi Birokasi dan

e-Governance). Yogyakarta: Graha Ilmu. Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis

Kebijakan, dari Formulasi ke Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.

Witaradya, Kertya. 2010. Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter Van Horn. (Online).

Referensi

Dokumen terkait

Figur tersebut dihadirkan sebagai objek utama dalam lukisan, dengan menggunakan teknik pewarnaan dan tekstur yang persis pada jajan sarad , semua melalui pengulangan

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan simulasi PhET untuk meremediasi miskonsepsi siswa

Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa 1). rata-rata keuntungan yang diperoleh petani yang menggunakan sistem tanam tugal sebesar Rp. 1.364.869/Ha,

kan dia pergi, maka kami tidak akan pergi ke sana, sebab orang itu telah berkata kepada kami: Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama dengan

Pemberian berbagai konsentrasi ZPT alami yang berasal dari bawang merah memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat basah dan berat kering bibit gaharu tetapi

◦ Jika Anda menggunakan kabel jaringan untuk menghubung ke jaringan, pastikan nama printer yang terdaftar pada tab Ports [Port] cocok dengan nama produk di halaman

Hari wafatnya Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan hari duka tidak hanya bagi Warga Nahdlatul Wathan tetapi menjadi duka juga bagi ummat