44
Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng
45
Tumbuhan ketepeng
Daun ketepeng
Lampiran 3.Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun ketepeng
46
Simplisia daun ketepeng
Serbuk simplisia daun ketepeng
Lampiran 4. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun ketepeng
47 Keterangan:
A = Stomata parasitik B = Kristal bentuk prisma C = Trikoma multiseluler
D = Pembuluh dengan penebalan spiral
48 Serbuk Simplisia
Lampiran 5.Bagan kerja penelitian
Dicuci di air mengali Ditiriskan
Ditimbang berat basahnya Dikeringkan
Ditimbang berat keringnya
Dihaluskan dengan blender Disimpan
Dimaserasi dengan etanol 80%
Difraksinasi Daun Ketepeng
Simplisia
Karakterisasi Skrining Fitokimia Pembuatan ekstrak
•Makroskopik
•Mikroskopik
•Penetapan Kadar Air
•Penetapan Kadar Sari yang Larut Air
•Penetapan Kadar Sari yang Larut Etanol
•Penetapan Kadar Abu Total
•Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam
• Alkaloid
• Glikosida
• Antrakuinon
• Flavonoid
• Steroid
Uji Aktivitas Antibakteri
49
Lampiran 6.Bagan pembuatan ekstrak etanol daun ketepeng (Senna alata
(L.)Roxb.)
Dimasukkan ke dalam bejana
Dimasukkan etanol 80% sampai simplisia terendam sempurna
Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk
Disaring
Dimaserasi kembali dengan etanol 80 %
Di enap tuang
Diuapkan dengan penguap penguap vakum Diuapkan diatas penangas air
Maserat
Ekstrak kental (72,5 g)
500 g serbuk simplisia
Ampas
Ampas Maserat
50
Lampiran 7. Bagan pembuatan fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat daun
ketepeng
Ditambahkan 120 ml etanol dan 300 ml akuades
Dihomogenkan
Dimasukkan dalam corong pisah Diekstraksi dengan 150 ml n-heksana
Dikocok dan didiamkan sampai terbentuk dua lapisan dan dipisahkan
Diekstraksi dengan 150 ml Dikumpulkan etil asetat
Dipekatkan dengan penguap vakum Diuapkan diatas penangas air Dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua lapisan dan dipisahkan
Dikumpulkan
Dipekatkan dengan penguap vakum
Diuapkan diatas penangas air Ekstrak etanol daun ketepeng (30 g)
Fraksi n-heksana Fraksi air
Fraksi n-heksana pekat (3,51 g)
Fraksi etilasetat Fraksi air
Fraksi etilasetat pekat (2,41 g)
51
Lampiran 8. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
← Diambil dengan jarum ose steril
← Ditanam pada media nutrient agar miring
← Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
← Disuspensikan dalam 10 ml media nutrient broth steril
←disesuaikan kekeruhan dengan standar 0,5 Mc. Farland
← Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri
← Ditambahkan 15 ml media nutrient agar ke dalam cawan petri
← Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
← Diletakkan pencadang kertas yang telah direndam ke dalam larutan uji ekstrak /fraksi dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO sebagai blanko
← Diinkubasi pada suhu 37oC selama 18- 24 jam
← Diukur diameter daerah hambatan di sekitar pencadang kertas dengan menggunakan jangka sorong
Biakan murni bakteri
Stok kultur bakteri
Inokulum bakteri
Media Padat
Hasil
52
Lampiran9.Perhitungan Karakterisasi Simplisia Daun Ketepeng
1. Penetapan kadar air
a. Berat sampel = 5,046 g Volume I = 3,5 ml Volume II = 3,8 ml
Kadar air = 3,8-3,5
5,046x 100 % = 5,9453%
b. Berat sampel = 5,064 g Volume I = 3,8 ml Volume II = 4,2 ml
Kadar air = 4,2-3,8
5,064 x 100% = 7,9776%
c. Berat sampel = 5,045 g Volume I = 0,7 ml Volume II = 1,0 ml
Kadar air = 1,0-0,7
5,045x 100% = 5,9464%
Kadar air rata-rata = (5,9453+7,9776+5,9464)%
3
=
6,6231%2. Perhitungan penetapankadar sari larutdalam etanol
a. Berat sampel = 5,0336 g
Kadar air
=
volume II-volume Iberat sampel
�
100 %Kadar sari= berat sari berat sampel x
100
20 ×100%
53
Lampiran 9. (lanjutan)
Berat sari = 0,1565 g
Kadar sari rata-rata = 15,0536+15,0536+15,6271%
3 = 15,4087%
3. Perhitungan penetapankadar sarilarutdalam air
a. Berat sampel = 5,0026 g
Kadar sari = berat sari berat sampel x
100
20 × 100%
54
Lampiran 9. (lanjutan)
Berat sari = 0,1988 g
Kadar sari =0,1988
5,0013
x
10020
x
100% = 19,8748%Kadar sari rata-rata = (20,0995+21,4228+19,8748 )%
3 = 20,4657%
4. Perhitungan penetapankadarabu total simplisia
a. Berat sampel = 2,0160 g
Kadar abu total rata-rata = (4,4543+3,7697+4,2105)%
3 = 4,1448%
5. Perhitungan penetapankadarabu tidaklarutdalamasam
Kadar abu total = berat abu
berat sampel× 100%
Kadar abu yang tidaklarutdalamasam
=
berat abuberat sampel
x
100%55
Lampiran 9.(lanjutan)
Sampel I Berat sampel = 2,0160 g Berat abu = 0,0060 g
Kadar abu = 0,0060
2,0160 x 100% = 0,2976 %
Sampel II Berat sampel = 2,0850 g Berat abu = 0,0080 g
Kadar abu = 0,0080
2,0850 x 100% = 0,3836%
Sampel III Berat sampel = 2,0900 g Berat abu = 0,0090 g
Kadar abu = 0,0090
2,0900x 100%= 0,4306 %
Kadar abu yang tidaklarutasam rata-rata = 0,2976%+0,3836%+0,4306%
3 = 0,3706%
56
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ketepeng
terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa
No
Konsen- trasi (mg/ml)
Diameter Daerah Hambat (mm)
Staphylococcus aureus
Staphylococcus
epidermidis Pseudomonas aeruginosa
D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D*
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Pengulangan
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
57
Lampiran 11. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n- heksanadaun ketepeng
terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa
No
Konsen- trasi (mg/ml)
Diameter Daerah Hambat (mm)
Staphylococcus aureus
Staphylococcus
epidermidis Pseudomonas aeruginosa
D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D*
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Pengulangan
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
58
Lampiran 12. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetatdaun ketepeng
terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa
No
Konsen- trasi (mg/ml)
Diameter Daerah Hambat (mm)
Staphylococcus Aureus
Staphylococcus
epidermidis Pseudomonas aeruginosa
D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D*
D = Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri 1,2,3 = Pengulangan
D* = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri - = Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
59
Lampiran 13. Gambar pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
ketepeng
Pengujian terhadap Pseudomonas aeruginosa A Pengujian terhadap Staphylococcus aureus
A
Pengujian terdahapStaphylococcus epidermidis
60
Lampiran 14. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
ketepeng
Pengujian terhadap Staphylococcus aureus A
Pengujian terhadap Staphylococcus epidermidis A
Pengujian terhadap Pseudomonas aeruginosa A
61
Lampiran 15. Gambar pengujian aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun
ketepeng
Pengujian terhadap Staphylococcus aureus
A
Pengujian terhadap Staphylococcus epidermidis A
Pengujian terhadap Pseudomonas aeruginosa