• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Toksisitas Ekstrak Benalu Kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Toksisitas Ekstrak Benalu Kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker adalah penyakit yang disebabkan terjadinya berkembangan sel – sel tubuh yang tidak normal, diluar kewajaran. Penyakit kanker merupakan penyakit penyebab kematian terbesar kedua setelah kardiovaskular. Selain itu angka peningkatan penderita yang mengidap penyakit kanker berkembang sangat pesat, yaitu mencapai angka 347.792 orang pada tahun 2013 dan terus bertambah setiap tahunnya (Riset kesehatan Dasar, 2013). Belum adanya terapi dan pengobatan yang dianggap tepat untuk mengatasinya memicu masyarakat pada umumnya dan peneliti pada khususnya untuk mengeksplorasi bahan – bahan alam yang dianggap potensial sebagai alternatif agen antikanker. Benalu kopi (Loranthus Ferrugineus Roxb.) merupakan salah satu dari daftar tanaman yang telah digunakan masyarakat sebagai tanaman obat yang berpotensi sebagai antikanker (Santoso,1993).

Benalu merupakan tanaman yang unik, satu sisi benalu merupakan parasit bagi inang tempat tumbuhnya tetapi benalu dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat (Soejono,1995). Berdasarkan pengalaman,benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu telah digunakan dalam pengobatan tradisional. Benalu pada umumnya digunakan sebagai obat campak, sedangkan benalu pada jeruk nipis

dimanfaatkan sebagai ramuan obat untuk penyakit amandel. Benalu teh sendiri digunakan sebagai obat kanker (Purnomo, 2000).

Kandungan kimia yang terdapat dalam benalu adalah flavonoid, tannin, asam amino, karbohidrat, alkaloid, dan saponin (Anonim,1996). Berdasarkan berbagai penelitian, senyawa dalam benalu yang diduga memiliki aktivitas antikanker adalah flavonoid, yaitu kuersetin yang bersifat inhibitor terhadap enzim DNA topoisomerase sel kanker (Anonim, 1996).

(2)

masyarakat (Ikawati, 2008).

Obat tradisional merupakan obat-obatan yang berasal dari alam dan telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Selain digunakan secara

turun menurun dimasyarakat, obat ini lebih murah dan mudah didapat. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional, karena masih banyak yang belum diketahui bagaimana sifat toksisitas dari tanaman obat tersebut (Hyeronimus, 2008)

Senyawa toksik adalah suatu senyawa atau zat yang dapat merusak sel normal dan juga sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor maligan (Siregar dan Amalia, 2004). Untuk mengetahui suatu tanaman memiliki potensi sebagai antitumor dan antikanker perlu dilakukan penelitian awal, salah satunya melalui uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

Pada penggunaan bahan baku obat baik terbuat secara alami maupun sintetis, bahan baku tersebut harus dilakukan uji toksisitasnya terlebih dahulu, sehingga dalam penerapan bisa dinyatakan aman dan diketahui seberapa besar jumlah senyawa toksik yang terkandung didalam bahan obat tersebut. Uji toksisitas merupakan salah satu aktivitas biologi terhadap ekstrak atau fraksi isolate tanaman dengan mengamati respon kematian pada hewan percobaan. Hewan percobaan untuk uji toksisitas biasanya menggunakan ikan, larva nyamuk dan larva udang. Kematian dari hewan percobaan dianggap sebagai respon

terhadap pengaruh senyawa tertentu. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Meyer, senyawa kimia yang mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000 ppm

(3)

Jika hasil uji BSLT menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan bersifat toksik

maka dapat dikembangkan ke penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi senyawa sitotoksik tumbuhan sebagai usaha pengembangan obat alternatif antikanker. Jika

hasil uji BSLT menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan tidak bersifat toksik maka dapat dikembangkan ke penelitian lebih lanjut untuk meneliti khasiat-khasiat lain dari ekstrak tersebut.

Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ikawati, (2008) yang berjudul “Pemanfaatan Benalu Sebagai Agen Antikanker”, menyatakan benalu yang mengandung senyawa flavonoid yaitu kuersetin mempunyai potensi untuk menjadi agen antikanker salah satu contohnya adalah benalu teh dan membuka kemungkinan benalu lain yang masih dalam satu famili juga bersifat sebagai agen antikanker.

Menurut Maukar, (2013) yang berjudul “ Analisis Kandungan Fitokimia dari Uji Toksisitas Ekstrak Metanol Daun Soyogik (Sauraula bracteosa DC)

Dengan menggunakan metode maserasi”, menghasilkan nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) daun soyogik yaitu sebesar 37,30 ppm kandungan fenolik, flavonoid, dan tannin berturut – turut adalah 43,06 ; 6,52 dan 17,91 ppm. Ini menyatakan bahwa ekstrak metanol daun soyogik bersifat toksik

Menurut Wongkar, (2015) yang berjudul “Uji Toksisitas Ekstrak Daun Benalu Langsat (Dendrophthoe petandra (L) Miq) dengan Metode Brine Shrimp

Lethality Test (BSLT) LC50“, menghasilkan nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan uji toksisitas metode BSLT ekstrak daun benalu langsat adalah

sebesar 0,561 ppm ini menyatakan benalu tidak bersifat toksik, dikarenakan tidak ada terjadi kematian 50% pada masing – masing variasi konsentrasi.

Menurut Indiastuti, (2008) yang berjudul “Skrining Pendahuluan Toksisitas Beberapa Tumbuhan Benalu terhadap Larva Udang Artemia Salina

(4)

beberapa tumbuhan yang dapat ditemukan pada pohon kopi yang berada di Desa

Perbaji, Kecamatan Tigandreket, Kabuaten Kabanjahe, Sumatera Utara yang digunakan masyarakat setempat sebagai obat untuk mengatasi sakit perut, sakit

pinggang dan dapat mengobati penyakit kanker. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang menyatakannya secara ilmiah, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti ekstrak benalu kopi dengan uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp LethalityTest (BSLT) sebagai salah satu penelitian awal untuk mengetahui aktivitas senyawa toksik dalam tumbuhan tersebut yang dapat bermanfaat untuk mengobati penyakit kanker.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Apa saja golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalam ekstrak metanol daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) berdasarkan uji skrining fitokimia?

2. Bagaimana hasil dari uji toksisitas ekstrak metanol daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) dan berapa nilai LC50 yang dihasilkan?

1.3. Pembatasan masalah

Dalam penelitian ini objek masalah dibatasi oleh:

1. Sampel benalu kopi yang digunakan berasal dari Desa Perbaji, Kecamatn

Tigandreket, kabupaten Kabanjahe, Sumatera Utara.

2. Ekstraksi daun benalu pohon kopi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut metanol

3. Skrinning fitokimia pada ekstrak metanol daun benalu kopi meliputi kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan terpenoid.

(5)

5. Variasi konsentrsi uji toksisitas ekstrak metanol benalu kopi yang digunakan adalah 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm.

6. Volum ekstrak yang digunakan sebesar 100µl yang dipipet menggunakan mikropipet.

7. Perhitungan nilai LC50 menggunakan analisa Probit.

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung didalam ekstrak metanol daun benalu kopi dengan skrinning fitokimia.

2. Untuk menguji daya toksisitas dari ekstrak metanol daun benalu kopi dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang

Artemia salina Leachdan mengetahui nilai LC50 dengan analisa Probit.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komponen – komponen kimia metabolit sekunder serta memberikan informasi tentang daya toksisitas dari ekstrak metanol daun benalu kopi, dilihat dari nilai LC50 sebagai acuan untuk mengetahui apakah ekstrak metanol daun benalu kopi dapat dijadikan bahan obat herbal yang berpotensi sebagai antikanker.

1.6 Lokasi Penelitian

(6)

Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan sebagai objek

penelitian adalah daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) kering yang diperoleh dari Desa Perbaji, Kabanjahe. Daun benalu kopi dibersihkan dari

Referensi

Dokumen terkait

instalasi, jadi bisa diketahui sejarah penginstalan dan pelepasan aplikasi yang dilakukan oleh pengguna [ 1 ]. Namun dari aplikasi-aplikasi ini tidak ada penelitian di bidang

Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen penelitian (angket)

Damardjati (Istilah-istilah dunia Pariwisata, 2001:101) Seorang yang telah memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi dari instansi atau lembaga resmi pariwisata dan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti

5 Pada Buletin Berita MESO Volume 26, no.2 tahun 2008 telah dimuat informasi terkait Sleep Related Be- havior pada penggunaan zolpidem dan rekomendasi TGA tentang

Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga

Based on the result of the data analysis, it concluded this research has produced a product mathematical creative thinking ability questions in material fractions for 7 th

Dalam membentangkan kertas penyelidikan ini, bagi memenuhi sebahagian syarat untuk ijazah sarjana Pengurusan Sumber Manusia Universiti Utara Malaysia (UUM), saya bersetuju