BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Polimer sangat berperan bagi kehidupan, yang tanpa disadari pengunaannya telah meluas di berbagai bidang. Misalnya, dibidang pertanian, farmasi dan biomedis merupakan bidang lain yang juga memanfaatkan polimer. Sebagian besar polimer, berasal dari bahan sintetik yang kurang ramah lingkungan karena nonbiodegradabel, sehingga kurang akrab dengan lingkungan atau beracun bila digunakan manusia.Berbagai penelitian telah dikembangkan untuk memodifikasi polimer tersebut agar tidak menimbulkan dampak negatif dan ramah lingkungan.Penelitian yang dilakukan yaitu dengan memodifikasi polimer alam yang bersifat mudah terdegradasi dan tidak beracun.Penggunaan dari hasil modifikasi polimer alam telah meluas di berbagai bidang, salah satunya bidang medis dan farmasi.Polimer alam merupakan sumber bioteknologi dan biomedis telah diteliti secara luas karena sifatnya yang unik, yaitu tidak beracun, mudah didegradasi dan kompatibilitas biomedisnya (Peesan et al., 2003).Selain itu keberadaan polimer alam melimpah serta harganya relative terjangkau.Pati adalah salah satu polimer alam yang banyak dikembangkan pada aplikasi medis dan farmasi.
Salah satu sumber pati yang mudah tumbuh di daerah tropis dan tahan terhadap perubahan lingkungan adalah umbi talas atau sukat (Colocassia esculenta). Tanaman ini tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 0 m hinggan 2740 m diatas permukaan laut, dengan suhu antara 21-27oC, dan curah hujan sebesar 1750 mm per tahun (Koswara, 2010). Oleh karena itu talas termasuk tumbuhan yang mudah ditemukan di daerah Sumatera Utara.Talas juga banyak dikonsumsi masyarakat lokal sebagai salah satu pangan bagi orang-orang pengidap diabetes, karena dipercayai dapat mengurangi resiko diabetes.
stabilitas air dan mengurangi retrogradasi (Yu et al., 2005). Reddy dan Yang (2010) telah melakukan pengujian terhadap penggunaan asam sitrat sebagai agen cross-link dengan pati lain yang komposisi amilopektinnya lebih sedikit dan hasilnya menunjukkan kenaikan kuat tarik ikatan meningkat sebesar 150%. Xie dan Liu (2004) telah melakukan pengujian terhadap pati sitrat dengan variasi sampel jenis pati dari variasi beberapa varietas jagung. Kemudian mereaksikannya dengan asam sitrat dengan variasi suhu dan waktu menghasilkan pati sitrat dengan derajaat substitusi (DS) sebesar 0,16 di semua jenis pati sampel. Chowdary dan Enturi (2011) telah melakukan pengujian terhadap pati sitrat sebagai carrier dalam dispersi untuk meningkatkan laju kelarutan dari Efavirenz, salah satu inhibitor spesifik HIV-1 yang kelarutannya dalam air yang sangat sedikit. Hasilnya terjadi peningkatan kelarutan yang diobservasi dari dispersi yang terjadi yaitu dari 10,66% menjadi 60,93% dan 74,23% pada masing-masing perbandingan 1:3 dan 1:9 antara pati sitrat dengan Evavirenz. Veerreddy dkk (2012) juga telah melakukan penelitian tentang pati sitrat sebagai carrier bahan-bahan aktif obat-obatan yaitu parasetamol, natrium diclofenac, dan cetirizine.Dengan membandingkan hasil uji dengan natrium pati glikolat sehingga diperoleh hasil yang mirip.
1.2. Permasalahan
1. Bagaimana pengaruh pH pada sintesis pati sitrat melalui reaksi esterifikasi dari pati talas dengan asam sitrat ?
2. Bagaimana karakteristik dari pati sitrat pada pH pada Derajat Substitusi tertinggi?
1.3.Pembatasan Masalah
1. Pati yang digunakan adalah hasil dari isolasi pati umbi talas (Colocasia esculenta) yang diperoleh dari Pusat Pasar Kabanjahe.
2. Senyawa pati sitrat yang diperoleh dari hasil esterifikasi pati talas dengan asam sitrat.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk pengaruh pH pada sintesis pati sitrat melalui reaksi esterifikasi dari pati talas dengan asam sitrat.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari pati sitrat pada pH dengan Derajat Substitusi tertinggi.
1.5. Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi dalam pembuatan pati sitrat beserta karakteristiknya dari bahan baku pati talas.
1.6. Lokasi Penelitian
permukaan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) dilakukan di pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri Jakarta.
1.7. Metodologi Penelitian