PROSIDING
Vol. 1
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI
DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21:
INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21
Bandung, 3 Desember 2016
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina
Anggia N. Ariawan, S.Pd.
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas,
Komunikasi, dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21:
Inovasi Pembelajaran Abad 21
Vol. 1
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina
Anggia N. Ariawan, S.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI
DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21: INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21
ISBN 978-602-98647-5-5
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D. Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina Anggia N. Ariawan, S.Pd.
Cetakan I Desember 2016
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
PENGANTAR
EDITOR SEMINAR NASIONAL PRODI PENDAS SPS UPI Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan
Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi Pembelajaran Abad 21
Abad 21 merupakan abad yang sarat akan teknologi serta daya saing yang kompetitif.
Pada abad 21 diharapkan generasi masa depan memiliki pola pikir kritis serta kreatif untuk
membangun bangsa Indonesia. Selain itu, kemampuan komunikasi juga menjadi kunci bagi
generasi masa depan agar mampu menjalin suatu kolaborasi. Salah satu upaya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi dapat
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Seorang pendidik wajib memiliki pola pikir
inovatif yang mampu dituangkan dalam pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik
yang mampu berdaya saing di masa depan.
Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi,dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi
Pembelajaran Abad 21. Penyelenggaraan seminar nasional didasari keinginan untuk
menampung ide-ide dari pendidik dan calon pendidik tentang inovasi pembelajaran abad 21.
Melalui kegiatan ini diharapkan partisipan memperoleh pengalaman serta inspirasi sehingga
dapat mengembangkan kualitas peserta didik sebagai generasi masa depan yang unggul dan
mampu berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Bumi Siliwangi, 3 Desember 2016
DAFTAR ISI
Pengantar Editor Seminar Nasional Pendas SPs UPI ... iii
BAGIAN I
Penggunaan Model Metode dan Pendekatan Pembelajaran dalam
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunikasi dan Kolaborasi
Membangun Kemampuan Kolaborasi dan Komunikasi Matematis melalui
Cooperative Learning Tipe Student Team AchievementDivision (STAD)
Aa Wawan dan Hadi Gumilar ...1
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Picture and Picture pada Pembelajaran IPS SD Kelas V
Abdul Mumin Saud ...8
Desain Managemen BerbasisScientific Learning Programssebagai Pembaharuan Keterampilan Siswa Sekolah Dasar Abad 21
Acep Saepul Rahmat ...15
Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar
Adi Dewi Sartika ...23
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model PembelajaranPicture and Picture
Alpha Ariani, Faridah Karyati ...29
Penerapan Model PembelajaranPredict-Observe-Explain (POE)dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD
Ami Roni Fahmy Ramdhany, Lukmanudin ...35
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui ModelQuantum Learningpada Mata Pelajaran IPS
Ani Rosidah ...41
STEM: Science, Technology, Engineering and MathInovasi Pembelajaran Abad 21 Anugrah Ramadhan Firdaus ...47
Bahan Ajar Berbicara Tingkat Lanjut pada Tema Tempat Tinggalku Berbasis Masalah Bagi Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar
Arum Ratnaningsih ...52
Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pada Pelajaran Sosiologi Melalui Pembelajaran Dialektika
Penerapan PAIKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (Pokok Bahasan Bangun Ruang di Kelas V Sekolah Dasar)
Dian Anggraeni Maharbid, Fariz Rizal Abdul Gani ...64
Penerapan ModelProblem Based Learninguntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Dian Widiani ...70
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis danSelf ConfidenceSiswa melalui Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigationdi Sekolah Dasar
Edison ...76
Penggunaan Metode Inkuiri Sosial Berbasis Masalah Sosial pada Jenjang Sekolah Dasar
Eliana Yunitha Seran ...83
Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Penggunaan MediaLiquid Crystal Displaydan Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTeams Game
Tournament
Elly Sukmanasa ...89
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TipeSTADdanGIterhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar
Fadhilaturrahmi ...95
Efektivitas Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas Lokal Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa
Fani Julia Putri ...102
Pembelajaran Multikultural dalam PeningkatanCritical Thinking, Creativity, Communication, and Collaboration.
H.A.R Tilaar ...108
Pengembangan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink-Pair-Share(TPS) Pada Mata Pelajaran IPS
Hendri Mahardi, Erlisnawati ...118
Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis MelaluiValue Clarification Technique (VCT)untuk Menghadapi Tantangan Abad 21
Ian Fitriliani ...125
Penerapan StrategiJoyful Learningdengan Metode PermainanTreasure Cluedalam Peningkatan Membaca Pemahaman di Kelas IV Sekolah Dasar
Efektivitas MetodeSteinbergdengan MediaBig BookTerhadap Keterampilan Membaca Pemahaman
Krisna Anggraeni ...137
Pembelajaran Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Laely Farokhah ...143
Pengembangan Kreativitas Melalui Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan ModelConcept Sentence
Lolita Kurnia Febriasari ...148
BAGIAN II
Penggunaan Media dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi dan Kolaborasi
Pengembangan MediaPop Up Bookpada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Ahmad Valinsky Jalius ...153
Prezi Presentationsebagai Media Pembelajaran
Benny Hidayat, Khaerullah Syafaruddin ...158
Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sekolah Dasar Menggunakan Media Kertas Karton dan Sterefoam
Dede Tri Guntoro ...164
Penerapan Media Komik Matematika Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di Sekolah Dasar
Dedi Kurniawan ...167
Penerapan Metode Permainan dengan Media Kartu Domino dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Erika Nur Amalina ...171
BAGIAN III
Pembelajaran Literasi dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi
Sustained Silent ReadingModifikasi untuk Meningkatkan Literasi Membaca dan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar di Indonesia
Ayundha Nabilah ...177
Menumbuhkan Literasi Media Sejak Dini, Itu Penting!
Membangun Budaya Literasi Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Feby Inggriyani ...189
Paradigma Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Isah Cahyani, Dewi Fauziah ...194
Pentingnya Perpustakaan Kelas dalam Meningkatkan Keterampilan dan Minat Membaca Siswa
Laila Mega Wardhani ...199
BAGIAN IV
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi
Pengembangan Permainan“Galah Asin”sebagai Fasilitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar
Desiani Natalina M, Seni Apriliya, Anggi Lestari ...203
Pengembangan Bahan Ajar Mulok Berwawasan Kearifan Lokal Indramayu untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Devi Afriyuni Yolanda ...210
Implementasi Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal Melalui Eksplorasi Batik Nusantara
Intan Kusmayanti, Epon Nuraeni L ...216
BAGIAN V
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Abad 21
Teknik Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Abdul Talib T.S. Mamu ...222
Laboratorium Demokrasi sebagai Payung Pembentuk Karakter Peserta Didik pada Abad 21
Anis Fuadah Z ...228
Pembinaan Bahasa Indonesia dan Pembentuk Karakter Bangsa (Tantangan Abad 21) Ari Wirahadi ...232
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Abad 21 di Jenjang Pendidikan Dasar
Asep Ediana Latip ...237
Pembelajaran Sastra sebagai Pembentuk Karakter Anak
Peran Orang Dewasa dalam Pendidikan Karakter Anak di Era Globalisasi
Chindy Siti Nur Annisa, Dita Hardiyanti, Ummu Fauzi Saja’ah ...249
Pendidikan Karakter dan Pengajaran Sastra
Elnida Saldaria, Caroline Enita Ginting ...253
Peran Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar
Kuswara, Yena Sumayana ...258
Analisis Prososial Siswa Cerdas Istimewa Ditinjau dari Segi Kognisi pada Usia Remaja Awal di Yogyakarta
Lucky Nindi Riandika Marfu’I ...262
Integrasi Nilai Jujur dalam Bacaan Melalui MetodeGuide Reading
Nady Febri Ariffiando ...266
BAGIAN VI
Kurikulum dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi dan Kolaborasi
Pembelajaran Elektronik (E-Learning) Abad 21
Fauzan, Fatkhul Arifin ...272
Rancang Bangun Aplikasi Perangkat PembelajaranOnline
Isma Nastiti Maharani, Dendy Ramdani, Ana Setiani ...278
Kemampuan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Abad 21 di Sekolah Dasar
Nurul Fazriyah ...285
BAGIAN VII
Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Tuntutan Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Bagi Guru di Abad 21
Abdul Wahab, Usman ...291
Membangun Kompetensi Guru melalui Praktik Pembelajaran yang Baik (PAKEM) dalam menghadapi Abad 21
Ali Nurdin ...297
Pengembangan Karakter Guru Pembelajar melalui Tindakan Reflektif dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Alpin Herman Saputra ...304
Pendidik dan Pendidikan Di Abad 21
Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru
Hadijah Lelasari ...318
BAGIAN VIII
Permasalahan di Sekolah Dasar pada Pembelajaran Abad 21
Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Sekolah Dasar pada Materi Nilai Tempat
Dessi Selvianiresa, Lies Kusmini, Errie Subhekti Setyati ...324
Hypothetical Learning TrajectoryPerkalian Bilangan Cacah di Kelas 2 Sekolah Dasar Ejen Jenal Mutaqin ...328
Identifikasi Miskonsepsi Materi Listrik Statis pada Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar
Neni Hermita, Andi Suhandi, Ernawulan Syaodih ...335
Kesulitan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Sekolah Dasar Dalam Soal Cerita Aritmetika
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK BERWAWASAN KEARIFAN LOKAL INDRAMAYU UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Devi Afriyuni Yonanda
deviyonanda1990@gmail.com Universitas Majalengka
ABSTRAK
Berdasarkan hasil studi pendahuluan awal adalah: tidak adanya buku pada kelas IV untuk mengenalkan kearifan lokal Indaramayu,, siswa cepat bosan karena tidak adanya kegiatan praktik, guru kurang maksimal dalam memanfaatkan bahan ajar yang menghubungkan dengan lingkungan alam siswa. Penelitian ini adalah sebuah penelitian dan pengembangan dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall. Pengmbangan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu ini diuji cobakan paada 18 siswa kelas IV sekolah dasar di Indramayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa adalah materi yang dikembangkan dalam bentuk buku dan materi tidak hanya bersifat hafalanmelainkan materi praktis. Hasil uji validasi sangat valid dengan kriteria keterbacaan mudah dipahamani. Bahan ajar tersebut juga sangat praktis digunakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil uji keefektifan bahan ajar tersebut adalah efektif. Berdasarkan paparan penelitian yang dilakukan, maka pengambangan bahas ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan valid, praktis dan efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu.
Kata kunci: bahan ajar, kearifan lokal Indramayu, muatan lokal
PENDAHULUAN
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari bahan ajar. Oleh karena itu, bahan ajar mempunyai peran sebagai media dan sumber pembelajaran sehinggga mampu mentransformasikan ilmu pengetahuandan nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang diajarkan kepasa siswa. Dengan demikian, pemilihan bahan ajar yang tepat dalam pembelajaran sangatlah penting dilakukan yaitu dengan memerhatikan kualitas bahan ajar dengan kompetensi yang akan dicapai. Sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 pasal 1 tentang Buku Teks Pelajaran menyatakan bahwa ”buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan”.
yang aktif hanya sebagian kecil saja, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam sebagai pendengar dan mencatat.
Analisis kebutuhan guru yang didapatkan dari wawancara dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan pengembangan bahan ajar muatan lokal yang dapat membantu siswa mempelajari kearifan lokal yang ada di Indramayu, sehingga pembelajaran tidak hanya terpaku di dalam kelas sehingga tidak adanya suasana menyenangkan di kelas. Hasil wawancara juga menegaskan bahwa perlu adanya materi lain selain hanya pengenalan bahasa Indramayu saja yang dipelajari di kelas sehingga pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.
Prastowo (2014 hlm.17) menyimpulkan bahwa,”bahan ajar adalah segala bahan baik informasi, alat, ataupun teks yang disusun secara sistematis dan menampilkan secara utuh untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Soegiranto (2010) menyimpulkan bahwa bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan siswa dalam pembelajaran. Bahan dapat dikemas dalam bentuk cetakan dan bersifat visual. Bahan ajar disusun dalam bentuk buku dan sebagainya. Bahan ajar adalah seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sungkono, dkk, 2008). Suatu pembelajaran memuat materi, pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang mencakup dalam mata pelajaran sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam pembelajaran. Atas dasar batasan tersebut, dapat diketahui bahwa pengertian bahan pembelajaran adalah desain suatu materi atau isi pelajaran yang diwujudkan dalam bentuk benda yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berbentuk alat peraga, media pembelajaran, dan sumber belajaran yang membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, serta dalam bentuk pembelajaran untuk belajar mandiri dalam pembelajaran jarak jauh.
Bahan ajar menurut Dick & Carey (1996 hlm.229) merupakan “seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran”. Bahan pembelajaran perlu dikembangkan dan diorganisasikan secara mantap dan matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai. Mengembangkan bahan pembelajaran adalah suatu aktivitas mendessain materi pelajaran menjadi bahan yang siap disampaikan/digunakan dalam proses pembelajaran. dengan bahan pembelajaran yang didesain baik akan mempermudah siswa dalam belajar. Pengembangan bahan pembelajaran dimaksudkan agar aktivitas pembelajaran lebuh meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. Efektivitas suatu pembelajaran akan terlihat pada hasil pembelajaran yang dicapai.
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan menganalisis kebutuhan bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar menurut guru dan siswa; (2) mendeskripsikan hasil uji validasi pengembangan bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar; (3) mendeskripsikan kepraktisan pengembangan bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar, dan ;(4) mendeskripsikan keefektifan pengembangan bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
bahan ajar yang bermuatan lokal memeksimalkan daya serap siswa pada materi pembelajaran. Teori belajar kognitif menyatakan proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pembelajaran yang baru beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Sejalan dengan teori belajar kognitif yang dikemukakan di atas adalah teori belajar konstektualyang menyatakan bahwa belajar itu terjadi hanya ketika siswa memproses pengetahuan dan informasi baru sedemikian rupa, sehingga dapat dipertimbangkannya dalam kerangka acuan mereka sendiri (memori mereka sendiri, pengalaman, dan tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada berbagai aspek yang ada di lingkungan belajar (Soekamto dan Udin, 1997).
Penjelasan teori-teori belajar di atas menjelaskan bahwa belajar akan lebih bermakna ketika contoh yang diberikan dari kehidupan nyata siswa yang bersifat kontekstual. Pembelajaran yang dilakukan bersifat kontekstual pada kehidupan sehari-hari siswa. Muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekalpengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada siswa agarmereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dankebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah sertapembangunan nasional. Berdasarkan penjelasan kajian penelitian yang relevan maupun teori-teori belajar, maka peneliti mengembangkan bahan ajar berwawasan kearifan lokal Indramayu sebagai salah satu upaya pengenalan dan pelestarian budaya lokal sejak dini.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan, yang merupakan salah satu model penelitian dapat digunakan peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall pada dasarnya merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang dikembangkan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian pengembangan dapat dimaknai sebagai penelitian yang di dalamnya terdapat proses mengembangkan dan menguji keefektifan suatu produk dengan kreteria validasi tertentu.
Rancangan uji coba menggunakan Pre-experimental design dipilih bentuk One–
Shoot Case Study. Desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah dasar di Indramayu.Waktu pelaksanaan uji coba bahan ajar berwawasan kearifan lokal Indramayu dilaksanakan pada semester genap tahun 2014/2015.Data penelitian dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari skor tiap analisis data seperti, uji validasi dan kepraktisan bahan ajar, dan uji reliabilitas dan validitas angket. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, dokumentasi, dan tes.
ahli dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif statistik dengan persentase. Analisis kepraktisan angket respon guru dan siswa yang diberikan setelah pembelajaran dengan ketentuan kategori praktis. Keefektifan bahan yaitu nilai rata-rata hasil tes kemampuan siswa ≥KKM (75), dan ketintasan klasikal 75% dari jumlah keseluruhan siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam bab ini meliputi (1) deskripsi kebutuhan pengembangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu menurut persepsi guru dan siswa; (2) hasil uji validari pengembangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu; (3) hasil uji kepraktisanpengembangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu menurut persepsi guru dan siswa kelas IV SD. Secara keseluruhan bagian-bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut:
Hasil dari angket analisis kebutuhan guru dan siswa dapat disimpulkan menjadi prinsip-prinsip bahan ajar berwawasan kearifan lokal Indramayu dirumuskan sesuai hasil analisis kebutuhan pendidik dan peserta didik yang telah diuraikan sebelumnya. Berikut ini penjelasan dari masing-masing aspek yang mencakup aspek dilihat dari kebutuhan guru dan siswa: (1) materi yang dikembangkan dalam bentuk buku; (2) materi tidak hanya bersifat hafalanmelainkan materi praktis; (3) sampul buku terdapat gambar tugu manga; (4) judul buku adalah Mari Belajar Mengenal Indramayu; (5) terdapat glosarium untu menjelaskan istilah yang sulit dipahami.
Hasil uji validasi terhadap produk pengembangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar memperoleh skor 86,45% dengan kategori sangat valid. Tes keterbacaan bahan ajar dalam penelitian ini dilakukan dilakukan sebelum bahan ajar digunakan.. Hasil analisis bahan ajar pada penelitian menunjukkan bahwa keterbacaan pada buku ajar ini mudah dipahami dengan rata-rata nilai siswa adalah 89 dengen kriteria mudah.
Kepraktisan bahan ajar dilakukan untuk mengetahui respons guru dan siswa sebagai pengguna bahan ajar tersebut. Pemberian angket respon pada guru dan siswa diberikan setelah pembelajaran muatan lokal menggunakan produk pengembangan bahan ajar. Kepraktisan diperlukan agar peneliti mengetahui respons pengembangan bahan ajar tesebut. Hasil respon siswa dan guru dalah sangat praktis. Hasil angket respon yang diberikan kepada guru maka dapat disimpulkan bahawa respons guru sangat praktis dengan persentase 91,67% dan siswa 86,57%. Berdasarkan hasil uji keefektifan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu yang diujikan kepasa siswa kelas IV sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tesebut efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu dengan persentase nilai rata-rata siswa adalah 89,81dengan ketuntasan klasikal siswa 100%. Penelitian Meliono (2011) dengan judulUnderstanding the Nusantara Thought and Local Wisdom as an Aspect of the Indonesia Education menyatakan bahwa pentingnya wawasan tentang Nusantara, kearifan lokal, dan multikultural sebagai materi pelajaran sejak pendidikan anak usia dini yang bertujuan membangun identitas suatu bangsa.
pengalaman, dan tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada berbagai aspek yang ada di lingkungan belajar (Soekamto dan Udin, 1997).
Berdasarkan paparan di atas, menurut peneliti seiring dengan pentingnya pembelajaran yang bermakna dan manfaat muatan lokal dari hasil penelitian sebelumnya maka bahan ajar muatan lokal yang disusun untuk siswa sekolah dasar perlu disusun dengan melibatkan lingkungan sekitar sehingga membangun pengetahuan tentang lingkungan sekitar mereka dan menjadi awal pelestarian kearifan lokal masing-masing daerah.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pengembangan dalam mengimplementasikan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa. Hasil analisis kebutuhan selanjutnya dirumuskan prinsip pengambangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu. Pada prinsip-prinsip pengambangan bahan ajar mulok secara umum yang berisikkan muatan lokal Indramayu dangan gambar yang menarik, bahasa yang mudah dipahami dan memuat materi praktik.
Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli dan diuji keterbacaannya kemudian diuji cobakan pada siswa kelas IV sekolah dasar di Indramayu. Hasil uji validasi ahli adalah 86,45% dengan kategori sangat valid dan keterbacaan dengan hasil 89,00 dengan kategori mudah dipahami. Dari hasil analisis respon guru dapat disimpulkan bahwa bahan ajar memperoleh respon sangat praktis dengan persentase 91,67% sedangkan hasil respons siswa diperoleh persentase rata-rata yaitu 86,57%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa menyatakan bahwa bahan ajar tersebut sangat praktis.
Berdasarkan penjelasan teori kognitif, bahan ajar muatan lokal ini efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu karena pembelajaran melibatkan lingkungan siswa. Berdasarkan hasil uji keefektifan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu yang diujikan kepada siswa kelas IV sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tesebut efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu dengan persentase nilai rata-rata siswa adalah 89,81 dengan ketuntasan klasikal siswa 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Dick, W., & Carey, L. (1996).The Sistematic Design of Instruction. New York: Longman. Meliono, I. (2011). Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom as an Aspect
of the Indonesia Education. International Journal for Hitorical Studies, 2 (3), pp.221-234.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 pasal 1 tentang Buku Teks Pelajaran.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Soekamto & Udin. (1997).Teori Belajar Kognitif. Jakarta: PT Gramedia.
Soegiranto, R,E. (2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. Pokja Kurikulum dan Sprevisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.