• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Akuntansi

Oleh :

JHONATAN TRAFALGAR PURBA NIM : 2014310553

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A

(2)

i

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Jhonatan Trafalgar Purba

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Nopember 1995

N.I.M : 2014310553

Program Studi : Akuntansi

Program Pendidikan : Sarjana

Konsentrasi : Keuangan

Judul : Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Manufaktur.

Disetujui dan diterima baik oleh: Dosen Pembimbing,

Tanggal:

(Laely Aghe Africa, SE., MM) Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi,

Tanggal:

(3)

1 PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Jhonatan Trafalgar Purba STIE Perbanas Surabaya

Email: 2014310553@students.perbanas.ac.id Jl. Wonorejo Timur 16 Surabaya 60296, Indonesia

ABSTRACT

This study aims to exemine the effect of capital structure, institutional ownership, managerial ownership and profitability on firm value. In this study using independent variables used in this study are Debt to Equity Ratio (DER), institutional ownership, managerial ownership, and Return On Equity (ROE). While the dependent variable used in this study is the firm value of secondary company data from Indonesia Stock Exchange (BEI) period 2014-2017. The population used is all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2014-2017 with sample manufacturing sector multifarious industry. Sampling method used is purposive sampling where in determining the sample has been determined criteria made by the researcher, so that the research will be done must meet the criteria that have been determined. Sampling technique in this research is multiple liniear regression analysis technique using SPSS 23. Based on the result of the research, the result shows that Debt to Equity Ratio (DER), institutional ownership, managerial ownership have no significant influence on the firm value. While the Return On Equity (ROE) has a significant influence on the value of company. So that corporate goals can be achieved if the company’s performance is able to optimize the value of the company.

Keywords: debt to equity ratio, institutional ownership, managerial ownership, return on equity, firm value.

PENDAHULUAN

Sebuah perusahaan tentunya memiliki tujuan utama perusahaan yaitu untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan karena memiliki peranan yang sangat besar dalam operasional suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan suatu alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Informasi dalam laporan keuangan sangat penting untuk berbagai pihak, misalnya untuk dasar dalam membuat keputusan mengenai aktivitas investasi maupun keputusan aktivitas pendanaan dalam perusahaan. Oleh sebab itu laporan keuangan harus di buat dengan benar dan akurat agar keputusan yang

diambil tidak salah dan mendapat kepercayaan dari pengguna laporan keuangan. Pengguna dari laporan keuangan tersebut adalah para pemegang saham, investor dan kreditor.

(4)

2 Badan Pusat Statistik (BPS). Periode

tersebut menarik untuk dipilih sebagai periode penelitian karena dengan perekonomian yang fluktuatif apakah nilai perusahaan memiliki nilai yang konsisten pada periode penelitian.

Banyak penelitian yang menggunakan variabel nilai perusahaan sebagai variabel yang dipengaruhi, seperti penelitian yang dilakukan oleh Kadek Apriada dan Made Sadha Suardhika (2016) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham, nilai yang dimiliki para pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat. Hal tersebut ditandai dengan tingkat pengembalian terhadap investor yang tinggi kepada pemegang saham. Menurut Alfinur (2015) menyatakan bahwa nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang mengalami kenaikan, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Sehingga nilai perusahaan sangat penting dalam menggambarkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi para calon investor. Mengingat pentingnya nilai perusahaan sebagai salah satu dasar pengembalian keputusan investasi. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan melalui pencapaian kinerja yang lebih baik, yang menuntut para manajer keuangan harus mampu menjalankan fungsinya didalam mengelolah keuangan dengan benar dan seefisien mungkin.

Nilai perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investasi pada investor, investor akan menanamkan modalnya pada suatu perusahaan dengan nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi dapat mencerminkan perusahaan yang sehat dan baik dalam menjalankan usahanya. Sehingga penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur”.

KERANGKA TEORITIS HIPOTESIS Agency Theory

Teori keagenan (agency theory) mendeskripsikan tentang hubungan yang terjadi antara pemilik perusahaan dan para pemegang saham (principals) dengan pihak manajemen (agents). Menurut Jansen dan Meckling (1976) teori keagenan berkaitan dengan hubungan prinsipal dan agen dengan adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Hubungan keagenan merupakan kontrak kerjasama antara prinsipal dan agen, dimana agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan prinsipal dan memiliki wewenang untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Dan atas tindakannya tersebut, agen mendapatkan imbalan tertentu.

Signalling Theory

(5)

3 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat dikatakan sebagai nilai pasar, dimana sangat erat hubungannya dengan harga saham dengan memberikan pandangan kepada investor mengenai resiko dan prospek perusahaan di masa depan (Brigham & Houston 2012 : 150). Menurut Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015) Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham dan semakin tinggi pula nilai perusahaan yang menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang, serta mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Struktur Modal

Struktur modal adalah belanja perusahaan yang dilakukan untuk kebutuhan jangka panjang yang dihitung dengan perbandingsn antara liabilitas jangka panjang dengan modal (I Made Sudana 2015 : 164). Menurut Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha (2016) Bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam mencerminkan keseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri sehingga sering diistilahkan dengan struktur modal. Struktur modal merupakan suatu ukuran keuangan antara hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri dalam melakukan kegiatan perusahaan. Manajer harus berhati-hati mengambil keputusan pendanaan bagi perusahaan yang berkaitan dengan penentuan struktur modal, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Kepemilikan Institusional

Struktur kepemilikan adalah pemisah antara pemilik dengan manajer

perusahaan, dimana pemilik adalah pihak yang menanamkan modalnya pada perusahaan sedangkan manajer adalah orang yang ditugaskan untuk mengelolah perusahaan (I Made Sudana 2011 : 11). Menurut Alfinur (2015) Kepemilikan Instutisional merupakan pendiri atau pemegang saham mayoritas dalam suatu perusahaan. Kepemilikan saham oleh pihak berbentuk institusi, seperti bank, perusahaan ansuransi, perusahaan inventasi, dan institusi lain dapat mengurangi pengaruh dari kepentingan lain dalam perusahaan seperti kepentingan peribadi manajer dan debtholders. Kepemilikan saham oleh investor institusional dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aset perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.

Kepemilikan Manajerial

(6)

4 kepemilikan manajerial (Diyah dan

Widanar, 2009).

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur perusahaan untuk memperoleh keuntungan (Kasmir 2013 : 196). Menurut Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015) Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan dan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan profitabilitas adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Apabila investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang mereka tanamkan, yang akan di lihat pertama kali adalah profitabilitas, terutama ROE karena mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungannya yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya.

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai perusahaan yang baik jika memiliki hutang yang lebih kecil dari pada ekuitas. Ekuitas dapat meningkat dengan meningkatkan modal saham yang dimiliki perusahaan dengan cara memberikan sinyal atau informasi kepada investor bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga investor tertarik

menanamkan modalnya pada perusahaan. Investor cenderung akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kualitas yang baik, jika investor menanamkan modalnya kepada perusahaan maka ekuitas perusahaan akan meningkat dan akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Dan dapat disimpulkan bahwa apabila struktur modal memiliki nilai yang tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Signalling Theory, suatu perusahaan harus menyajikan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat tentang struktur modal perusahaan karena informasi tersebut diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

(7)

5 pengambilan keputusan perusahaan yang

dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Kepemilikan saham oleh pihak manajerial menjadi salah satu faktor yang dapat diperhatikan untuk berinvestasi karena dengan adanya kepemilikan institusional maka suatu perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik. Citra perusahaan merupakan pandangan investor mengenai kualitas dan kinerja suatu perusahaan. Dengan citra yang baik maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik dan akan berdampak pada kualitas perusahaan serta dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat mengawasi segala kegiatan internal perusahaan secara langsung sehingga perusahaan memiliki kualitas dan kinerja yang baik. Dan dapat disimpulkan bahwa jika kepemilikan manajerial tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Agency Theory, tentang hubungan yang terjadi antara pihak pemegang saham (principals) dengan Kepemilikan manajerial (agents) dalam pengambilan keputusan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas menjadi salah satu alat ukur yang digunakan oleh investor untuk

menentukan apakah suatu perusahaan sehat atau tidak, sehingga profitabilitas merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Jika profitabilitas tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi, sebaliknya jika profitabilitas rendah maka nilai perusahaan juga akan rendah. Profitabilitas sangat erat hubungannya dengan penjualan perusahaan. Konsumen cenderung akan menggunakan suatu produk atau jasa dari perusahaan yang mereka kenal dengan kualitas yang baik dan benar-benar telah memiliki nama yang telah terpercaya sehingga nilai perusahaan sangat penting dalam hal ini. Jika suatu perusahaan memiliki citra yang baik maka dapat menghasilkan penjualan yang tinggi dan akan berdampak pada tingginya profitabilitas serta diikuti dengan tingginya nilai perusahaan. Sesuai dengan Signalling Theory, suatu perusahaan harus menyajikan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat tentang profitabilitas perusahaan karena informasi tersebut sangat diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat digambarkan alur pemikiran penelitian dalam kerangka teoritis yang disusun sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Debt to Equity Ratio

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Manajerial

Return On Equity

(8)

6 Hipotesis Penelitian

H1 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Nilai Perusahan.

H2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

H4 : Return On Equity berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010 : 100). Pengertian riset pengujian hipotesis adalah pengujian yang memberi penjelasan atau hasil dari pernyataan yang perlu dibuktikan. Pengujian hipotesis peneliti yang akan dilakukan menggunakan riset yang bersifat kausal. Riset yang bersifat kausal merupakan riset yang menyatakan suatu variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Dimensi waktu riset yang digunakan yaitu melibatkan waktu yang telah di tentukan. Hal ini dapat dilihat dari data yang saya gunakan merupakan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2017.

Ditinjau melalui kedalaman risetnya, penelitian yang akan dilakukan menguji dengan melibatkan satu objek saja yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian yang akan datang adalah teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Kemudian dilakukan penelitian meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

Metode pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah

Data sekunder dimana sumber data tidak langsung memberikan datanya. Data sekunder untuk penelitian ini di peroleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Variabel yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM), dan Return On Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Identifikasi Variabel

Variabel penelitian yang digunakan terdiri atas variabel dependen dan independen dengan rincian sebagai berikut:

1. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu Nilai Perusahaan.

2. Variabel independen (X) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan perusahaan, yang meliputi :

X1 : Debt to Equity Ratio X2 : Kepemilikan Institusional X3 : Kepemilikan Manajerial X4 : Return On Equity

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Nilai Perusahaan

Price to Book Value (PBV) adalah salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan. Perhitungan ini dapat digunakan oleh investor untuk mengetahui nilai pasar saham sebuah perusahaan (Brigham & Houston, 2012 : 151). Price to Book Value (PBV) yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut Mustanda (2017) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

(9)

7 Struktur Modal

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar dana perusahaan yang digunakan untuk dijadikan jaminan liabilitas (Kasmir, 2013 : 158). Debt to Equity Ratio (DER) yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut Mustanda (2017) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

DER = Total Hutang X 100% Total Modal

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Instutisional merupakan pendiri atau pemegang saham mayoritas dalam suatu perusahaan (Alfinur, 2015). Kepemilikan institusional yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ni Putu Wida P. D dan I Wayan Suartana (2014) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kep.Ins = Saham Institusi X 100% Saham Beredar

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Alfinur, 2015). Kepemilikan manajerial yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ni Putu Wida P. D dan I Wayan Suartana (2014) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kep.Man = Saham Manajer X 100% Saham Beredar

Profitabilitas

Return on Equity (ROE) adalah salah satu ratio yang dapat menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian investasi dengan penggunaan modal perusahaan (Brigham & Houston, 2012 : 149). Return on Equity (ROE) yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Zuhria Hasania, Sri Murni, dan Yunita Mandagie (2016) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Ekuitas Perusahaan

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah kumpulan data yang menjadi objek penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017. Teknik atau metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Sampel yang akan digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2014-2017 yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan lengkap yang telah di audit dan berakhir pada tanggal 31 desember (akhir periode).

b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan satuan mata uang Rupiah (Rp).

c. Perusahaan tidak mengalami deslisting selama periode pengamatan.

(10)

8 diukur dan dihitung secara langsung, yang

berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010). Data sekunder untuk penelitian ini di peroleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Variabel yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM), dan Return On Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Teknik Analisis Data

Data yang telah siap diolah dalam penelitian ini akan diuji dengan beberapa alat uji statistik yaitu:

Metode Analisis Deskriptif

Pengukuran analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel independen dan dependen dalam penelitian ini. Deskripsi atau gambaran tersebut dapat dilihat dari kategori nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari data yang dapat diukur dengan alat bantu berupa software komputer program SPSS.

Metode Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel yang peneliti gunakan menggunakan distribusi yang normal atau tidak normal. Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal atau tidak (Imam, 2016 : 154). Dalam pengujian penelitian yang akan dilakukan menggunakan analisis statistic non-parametrik yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov. Pengukuran yang digunakan adalah bila hasil yang ditunjukkan oleh uji

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai signifikan 0,05, maka setiap variabel yang digunakan memilki distribusi yang normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam, 2016 :134). Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya penyimpangan asumsi. Pada penelitian yang akan dilakukan untuk menguji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser. Dasar pengukuran yaitu nilai yang ditunjukan diatas tingkat yang ditentukan yaitu 0,05 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan residual dalam model regresi pada periode t dengan periode t-1 atau periode sebelumnya (Imam, 2016 : 107). Uji Autokorelasi mempunyai tujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kesalahan pengujian pada periode peneliti yang akan dilakukan dengan kesalahan pengujian penelitian yang terdahulu. Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah Durbin Watson. Dimana kriteria pengukurannya bila Durbin Watson berada diantara hasil yang ditunjukkan oleh penelitian ini dan empat dikurangi hasil yang di tunjukan oleh Durbin Watson, maka artinya peneliti tersebut tidak terkena masalah autokorelasi

4. Uji Multikolinieritas

(11)

9 dengan menggunakan nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Dengan ketentuan apabila nilai tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, maka terdapat multikolinieritas antara variabel independen, sebaliknya apabila nilai tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas antara variabel independen.

Metode Uji Regresi Linear Berganda Model regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan terpisah antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen tanpa ada pengaruh unsur lain di dalam peneltian ini.

Metode Uji Kelayakan Model (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji persamaan model apakah variabel independen memiliki pengaruh secara bersamaan atau tidak terhadap variabel dependen (Imam, 2016 : 96). Tujuan dari dilakukannya uji F ini adalah untuk mengetahui fit atau tidaknya suatu variable dengan tingkat signifikan ɑ = 0,05.

Metode Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen (Imam, 2016 : 95). Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R). Nilai R mempunyai interval antara 0

sampai 1 (0 ≤ R ≥ 1). Semakin besar R (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen. Jika (R) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R) makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variable dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi semakin baik.

Metode Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Imam, 2016 : 99). Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis yang ada menggunakan uji signifikan parameter individual atau Uji t. Pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut :

1. H0 = µ < 0,05, maka H0 ditolak

Artinya variabel independen memiliki pengaruh signifikan dengan variabel dependen dalam penelitian tersebut.

2. H0 = µ > 0,05, maka H0 diterima

(12)

10 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation DER 48 0,13512 1,22968 0,6294548 0,28488910 KEP_INST 48 0,29399 0,88108 0,6603963 0,15131331 KEP_MANJ 48 0,00000 1,69533 0,0427542 0,02517551 ROE 48 0,00063 0,27908 0,0898495 0,07326270 Sumber: SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan jumlah pengukuran (N), nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi untuk masing-masing variabel independen. Tabel tersebut menunjukkan deskripsi dari masing-masing variabel independen yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. Jumlah keseluruhan data dalam penelitian ini ada 48 data perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Berikut pembahasan analisis deskriptif mengenai masing-masing variabel dalam penelitian antara variabel independen.

A. Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,13512 dimiliki oleh PT. Indospring Tbk pada tahun 2017, kemudian untuk nilai maximum sebesar 1,22968 dimiliki oleh PT. Kabelindo Murni Tbk pada tahun 2014. Nilai minimum terjadi karena nilai total liabilitas yang dimiliki PT. Indospring Tbk lebih rendah dari pada nilai total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Struktur modal (DER) pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,6294548, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,28488910. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata-rata lebih tinggi dari pada nilai standar

deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa struktur modal (DER) memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

B. Kepemilikan Institusional

Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,29399 dimiliki oleh PT. Nusantara Inti Corpora Tbk pada tahun 2017, kemudian untuk nilai maximum sebesar 0,88108 dimiliki oleh PT. Indospring Tbk pada tahun 2017. Nilai minimum terjadi karena jumlah saham institusional yang dimiliki PT. Nusantara Inti Corpora Tbk lebih rendah dari pada jumlah saham institusional yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang lain.

(13)

11 C. Kepemilikan Manajerial

Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT. Nusantara Inti Corpora Tbk selama empat tahun penelitian, kemudian untuk nilai maximum sebesar 1,69533 dimiliki oleh PT. Nippres Tbk pada tahun 2016. Nilai minimum terjadi karena jumlah saham manajerial yang dimiliki PT. Nusantara Inti Corpora Tbk lebih rendah dari pada jumlah saham manajerial yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang lain.

Kepemilikan manajerial pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0427542, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,02517551. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata-rata lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

D. Return On Equity (ROE)

Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,00063 dimiliki oleh PT. Star Petrochem Tbk pada tahun 2015, kemudian untuk nilai maximum sebesar 0,27908 dimiliki oleh PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk pada tahun 2016. Nilai minimum terjadi karena tingkat ROE yang dimiliki PT. Star Petrochem Tbk lebih rendah dari pada tingkat ROE yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang lain.

Profitabilitas (ROE) pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0898495, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,07326270. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata-rata lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas (ROE) memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tabel 4.2

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N

Asymp. Sig. (2-failed)

48 0,060 Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil uji normalitas setelah melakukan pengeluaran data outlier menunjukkan bahwa sampel yang di uji (N) sebanyak 48 sampel dengan nilai Asymp. Sig. (2-failed) atau

(14)

12 2. Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.3

Uji Heterokedastisitas

Variabel Signifikansi

DER 0,330

Kepemilikan Institusional 0,304 Kepemilikan Manajerial 0,205

ROE 0,302

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji glejser menunjukkan bahwa tidak terdapat satu variabel yang memiliki nilai

signifikansi < 0,05. Dengan tingkat signifikansi sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terindikasi heterokedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model Durbin Watsom

1 2,321

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,231. Berdasarkan ketentuan yang berlaku tentang deteksi autokorelasi positif : jika

DW > DU, maka tidak terdapat autokorelasi. Dan nilai yang diperoleh pada penelitian adalah sebesar 2,321 > 1,7206 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.

4. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF

DER 0,648 1,543

Kepemilikan Institusional 0,974 1,027 Kepemilikan Manajerial 0,683 1,465

ROE 0,946 1,058

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai

(15)

13 Berdasarkan ketentuan yang berlaku

bahwa apabila nilai tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas antara variabel independen. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi terbebas dari multikolinieritas dan tidak ada hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi.

Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 4.6 Koefisien Regresi

Variabel B Std. Error

(Constant) 0,645 0,486

DER 0,091 0,401

Kepemilikan Institusional 0,032 0,616 Kepemilikan Manajerial -0,316 0,202

ROE 6,183 1,290

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 persamaan regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) sebesar 0,645 menunjukkan bahwa apabila variabel independen dianggap konstan (tetap), maka nilai perusahaan sebesar 0,645. 2. Koefisien regresi DER (X1) sebesar

0,091 menunjukkan apabila variabel lainnya dianggap konstan (tetap), maka setiap penambahan satuan DER akan menambah nilai perusahaan sebesar 0,091.

3. Koefisien regresi kepemilikan institusional (X2) sebesar 0,032 menunjukkan apabila variabel lainnya dianggap konstan (tetap), maka setiap penambahan satuan kepemilikan

institusional akan menambah nilai perusahaan sebesar 0,032.

4. Koefisien regresi kepemilikan manajerial (X3) sebesar -0,316 menunjukkan apabila variabel lainnya dianggap konstan (tetap), maka setiap penambahan satuan kepemilikan manajerial akan mengurangi nilai perusahaan sebesar 0,316.

5. Koefisien regresi ROE (X4) sebesar 6,183 menunjukkan apabila variabel lainnya dianggap konstan (tetap), maka setiap penambahan satuan ROE akan menambah nilai perusahaan sebesar 6,183.

6. “e” merupakan variabel penggangu

(16)

14 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Tabel 4.7 Uji F

Model Sum of Squares dF Mean Squares F Signifikansi Regression 10,695 4 2,674 6,734 0,000 Residual 17,073 44 0,397

Total 27,768 48

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan pada Tabel 4.7 hasil uji F menunjukkan bahwa hasil signifikansi pada penelitian adalah 0,000. Berdasarkan ketentuan apabila model persamaan memiliki tingkat signifikan < 0,05 maka model regresi fit. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa DER, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ROE secara bersamaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.8

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,621 0,385 0,328 0,63010739

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hasil koefisien determinasi (R2) memiliki nilai sebesar 0,328 atau setara dengan 32,8%. Berdasarkan ketentuan apabila nilai koefisien determinasi mendekati angka satu maka variabel independen dapat menerangkan variabel

(17)

15 Uji Hipotesis (Uji t)

Tabel 4.9 Uji t

Variabel B T Signifikansi

DER 0,091 0,227 0,822

Kepemilikan Institusional 0,032 0,052 0,959 Kepemilikan Manajerial -0,316 -1,565 0,125

ROE 6,183 4,793 0,000

Sumber : SPSS 23 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Variabel DER memiliki nilai t sebesar 0,227 dengan nilai signifikansi sebesar 0,822 dan nilai B dengan nilai positif sebesar 0,091. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan ketentuan maka H0 diterima dan H1 ditolak.

H0 : Tidak ada pengaruh DER terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan Institusional

Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai t sebesar 0,052 dengan nilai signifikansi sebesar 0,959 dan nilai B dengan nilai positif sebesar 0,032. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan ketentuan maka H0 diterima dan H2 ditolak.

H0 : Tidak ada pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

3. Kepemilikan Manajerial

Variabel manajerial memiliki nilai t sebesar -1,565 dengan nilai signifikansi sebesar 0,125 dan nilai B dengan nilai negatif sebesar 0,316. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan ketentuan maka H0 diterima dan H3 ditolak.

H0 : Tidak ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

4. Return On Equity (ROE)

Variabel ROE memiliki nilai t sebesar 4,793 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai B dengan nilai positif sebesar 6,183. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan ketentuan maka H0 ditolak dan H4 diterima.

H4 : Ada pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan.

Pembahasan

(18)

16 1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap Nilai Perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan total liabilitas dan total ekuitas untuk mengetahui total dana yang disediakan oleh kreditor untuk perusahaan. Dari sudut pandang kreditor, jika suatu perusahaan memiliki liabilitas yang tinggi maka dianggap tidak menguntungkan karena risiko yang tinggi atas kegagalan. Sebaliknya jika dari sudut pandang perusahaan maka semakin tinggi tingkat liabilitas maka semakin baik (Kasmir, 2013 : 158). Risiko yang di dapat dari tingginya tingkat kegagalan tersebut yaitu dapat berakibat pada kurangnya minat investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan dan hal ini dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh karena tidak dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagian kecil dari perusahaan sehingga tidak memiliki efek yang begitu besar bagi investor. Nilai perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Debt to Equity Ratio (DER) salah satunya adalah banyak perusahaan yang memiliki liabilitas tinggi dan berakibat pada nilai perusahaan yang rendah, tetapi ada beberapa perusahaan yang memiliki liabilitas rendah dengan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil yang tidak konsisten tersebut dapat diakibatkan karena adanya pergerakan ekonomi yang tidak stabil yang terjadi di indonesia.

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan.

Kepemilikan Instutisional merupakan pendiri atau pemegang saham mayoritas dalam suatu perusahaan (Alfinur, 2015). Kepemilikan institusional memiliki peran sebagai pengawas yang dapat memperhatikan pengendalian manajemen berjalan secara efektif atau tidak. Dengan nilai kepemilikan institusional yang tinggi maka dapat

menimbulkan pengawasan yang ketat oleh pihak institusi terhadap segala aktivitas perusahaan sehingga dapat mempekecil terjadinya tindak kecurangan oleh pihak manajemen.

Kepemilikan institusional tidak berpengaruh karena tidak dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kepemilikan institusional salah satunya adalah apabila kepemilikan institusional pada suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut tinggi, tetapi pada penelitian ini perusahaan yang memiliki jumlah saham institusional tinggi memiliki nilai perusahaan rendah, sehingga hal ini dapat bertolak belakang dengan teori dan kepemilikan institusional yang dinilai memiliki pengaruh yang kecil terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan.

Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Alfinur, 2015). Dengan adanya kepemilikan manajerial maka investor dan manajemen memiliki kedudukan yang setara. Karena manajemen selaku pihak internal perusahaan merasa memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang dapat meningkatkan respon investor untuk menanamkan modalnya terhadap perusahaan dan hal tersebut dapat memberikan sinyal yang baik terhadap keputusan investasi.

(19)

17 adalah apabila kepemilikan manajerial

pada suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut tinggi, tetapi pada penelitian ini perusahaan yang memiliki jumlah saham manajerial tinggi memiliki nilai perusahaan rendah, sehingga hal ini dapat bertolak belakang dengan teori dan kepemilikan manajerial yang dinilai memiliki pengaruh yang kecil terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan.

Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Perusahaan dengan laba bersih setelah pajak dan total ekuitas yang tinggi maka akan menghasilkan nilai ROE yang tinggi dan dapat dikatakan sebagai perusahaan yang baik atau sehat. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya kinerja perusahaan dan pengelolaan pihak internal yang baik. Suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan yang baik jika memiliki nama baik atau citra yang baik. Dengan nama baik atau citra yang baik maka pelanggan atau konsumen yakin dan percaya terhadap kualitas yang dimiliki oleh perusahaan dan hal ini dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaaan.

Return On Equity (ROE) berpengaruh karena tingginya penjualan yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Tetapi hal ini tidak terlepas dari adanya nama baik atau citra yang baik perusahaan sehingga konsumen yakin dan percaya terhadap kualitas yang dimiliki oleh perusahaan. Konsumen cenderung akan menggunakan suatu produk atau jasa dari perusahaan yang mereka kenal dengan kualitas yang baik dan yang benar-benar telah memiliki nama baik dan citra yang baik sehingga nilai perusahaan sangat penting dalam hal ini. Jika suatu perusahaan memiliki nama baik atau citra yang baik maka dapat menghasilkan penjualan yang tinggi dan akan berdampak

pada tingginya ROE serta diikuti dengan tingginya nilai perusahaan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN

DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari Debt to Equity Ratio (DER), kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel Debt to Equity Ratio (DER), kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan Return On Equity (ROE). Sedangkan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu nilai perusahaan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 23.

Berdasarkan pengujian terhadap empat hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian 48 sampel, variabel Debt to Equity Ratio (DER) ditolak atau tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Berdasarkan hasil pengujian 48 sampel, variabel kepemilikan institusional ditolak atau tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Berdasarkan hasil pengujian 48 sampel, variabel kepemilikan manajerial ditolak atau tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(20)

18 Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen yang masih kurang dalam menilai perusahaan. 2. Terdapat beberapa perusahaan yang

tidak mencantumkan atau mengungkapkan jumlah saham manajerial dengan lengkap sehingga perusahaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai sampel penelitian.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan keterbatasan penelitian maka terdapat beberapa saran yang diberikan untuk penelitian yang akan datang, antara lain :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memilih variabel lain diluar dari variabel independen yang telah diteliti agar dapat mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memilih sampel penelitian dari sektor lain agar jangkauan penelitian lebih luas dan bervariasi.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi penelitian dengan tidak menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia melainkan dari Bursa Efek Asing.

DAFTAR RUJUKAN

Alfinur. 2015. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Listing dI Bursa Impact of Corporate Governance and Financial Leverage on the Value of American Firms”. International

Research Journal of Finance and 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.

Brigham, Eugene F, dan Houston, Joel F. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong. 2015. “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di Indonesia, Malaysia, dan Singapura”. Medan : Simposium Nasional Akuntansi XVIII.

Diyah, Pujiati, dan Widanar, Erman. 2009. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel

Intervening.” Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12. No.1, h. Pp 71-86.

Eisenhardt, Kathleem. M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of Management Review, 14. Pp 57-74.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiatuti. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. I Made Sudana. 2011. Manajemen

Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga.

I Made Sudana. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

(21)

19 I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut

Mustanda. 2017. “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti”. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 6 No. 3. Pp 1248-1277. Isnin Hariati dan Yeney Widya

Rihatiningtyas. 2015. “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan”. Medan : Simposium Nasional Akuntansi XVIII.

Jahirul Hosque, Ashraf Hossain, dan Kabir Hossain. 2014. “Impact of Capital Structure Policy on Value of The Firm – A Study on Some Selected Corporate Manufacturing Firms Under Dhaka Stock Exchange”.

Ecoforum Journal. Vol. 3 No. 2. Pp 77-84.

Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling.1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3. Pp 305-360. Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio

dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE.

Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha. 2016. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal dan Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 5 No. 2. Pp 201-218.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. Ni Putu Wida P. D dan I Wayan Suartana.

2014. “Pengaruh Kepemilikan

Manajerial dan Kepemilikan Institusional Pada Nilai Perusahaan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 9 No. 3. Pp 575-590. Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi

Manajerial dalam Perekonomian Global. Jakarta : Salemba Empat.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : BPFE.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE. Selly Anggraeni Haryono, Fitriany, dan

Eliza Fatimah. 2015. “Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan”. Medan : Simposium Nasional Akuntansi XVIII.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-14. Bandung : Alfabeta. William Sucuahi dan Jay Mark

Cambarihan. 2016. “Influence of Profitability to the Firm Value of Diversified Companies in the Philippines”. Internasional Journal of Accounting and Finance Research. Vol 5. No. 2. Pp 149-153. Zuhria Hasania, Sri Murni, dan Yunita

Mandagie. 2016. “Pengaruh Current Ratio, Ukuran Perusahaan Struktur Modal, Dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 1 No. 3. Pp 133-144. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02

/05/113820026/ekonomi-indonesia, diakses 16 Maret 2018.

https://ekonomi.kompas.com/read/2016/10 /03/132317626/jika-emiten-ingin-dapat-predikat-khusus-idx-best-blue, diakses 18 Maret 2018.

https://www.bps.go.id/statictable/2017/12/ 16/461/kurs-tengah-rupiah-beberapa- mata-uang-asing-terhadap-rupiah-di-bank-indonesia, diakses 10 Juni 2018.

https://www.finance.yahoo.com/, diakses 8 Juni 2018.

https://www.idx.go.id/, diakses 5 Juni 2018.

Gambar

Gambar 2.1    Kerangka Pemikiran
Tabel 4.1
Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang

Peneliti terdahulu yang meneliti kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price To Book Value (PBV) antara lain dilakukan oleh Elva

Kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena semakin tinggi presentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional maka

Kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena semakin tinggi presentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional maka

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan struktur modal terhadap

Dalam tabel 4, variabel independen penelitian berupa struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, set kesempatan investasi dan ukuran perusahaan

PEMBAHASAN Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Hubungan antara teori sinyal dengan kepemilikan institusional adalah terdapat pada pemberian sinyal kepada