DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 1
1.3. Ruang Lingkup ... 1
1.4. Istilah dan Definisi ... 1
1.5. Acuan Normatif ... 3
1.6. Kedudukan Pedoman ... 3
1.7. Fungsi dan Manfaat Pedoman ... 3
1.8. Pengguna Pedoman ... 4
BAB II KETENTUAN UMUM 2.1. Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang ... 5
2.1.1. Lingkup Wilayah ... 5
2.1.2. Lingkup Kegiatan ... 5
2.1.3. Objek monitoring dan evaluasi ... 5
2.2. Kriteria dan Indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang ... 5
2.3. Waktu ... 6
BAB II KETENTUAN TEKNIS 3.1. Monitoring ... 7
3.1.1. Pengumpulan Data dan Peta terkait Struktur dan Pola Ruang ... 7
3.1.2. Pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang; ... 8
3.2. Evaluasi ... 9
3.2.1. Pengumpulan data ... 9
3.2.2. Analisis ... 9
3.2.3. Pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang... 12
3.2.4. Perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang ... 12
3.2.5. Perumusan kesimpulan dan rekomendasi ... 12
3.3. Pelaporan ... 12
3.3.1. Tahapan Pelaporan ... 13
3.3.2. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang ... 13
BAB IV PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN MONITORING DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
4.1. Proses Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang ... 15
4.1.1. Proses Monitoring ... 15
4.1.2. Proses Evaluasi ... 16
4.2. Prosedur ... 17
4.2.1. Tahap Persiapan ... 17
4.2.2. Tahap Pelaksanaan ... 17
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang ... 6
Tabel 3.1 Kebutuhan data monitoring pemanfaatan ruang ... 7
Tabel 3.2 Kebutuhan peta ... 8
Tabel 3.3 Ketentuan pemetaan peta hasil proses monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang ... 9
Tabel 3.4 Ukuran kuantitatif untuk pola ruang ... 11
Tabel 3.5 Aspek pengukuran per periodisasi ... 11
Tabel 3.6 Pembobotan kriteria dan indikator ... 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundang-Undangan ... 3
Gambar 2.1 Timeline Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang ... 6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan ruang tujuan penyelenggaraan penataan ruang adalah untuk mencapai kondisi ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Untuk dapat menjaga konsistensi dari pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang wilayah, setiap pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten memerlukan upaya monitoring terhadap pemanfaatan ruang yang berjalan serta mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang yang ada terhadap rencana tata ruang wilayahnya.
Pemerintah daerah saat ini diberi kewenangan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah, di samping kewenangan tersebut, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kemampuan memantau dan mengevaluasi pemanfaatan ruang yang berjalan untuk menilai kesesuaiannya terhadap rencana tata ruang wilayah yang telah diperdakan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, perlu adanya pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah sebagai panduan bagi pemerintah daerah dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan ruang yang berlangsung di wilayah administratifnya.
1.2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah dalam rangka memberi masukan/rekomendasi untuk mewujudkan kesesuaian pemanfaatan ruang aktual terhadap rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan.
b. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk membantu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang di wilayahnya.
1.3. Ruang Lingkup
Pedoman ini memuat ketentuan umum, ketentuan teknis, serta proses dan prosedur monitoring dan evaluasi RTRW, yang meliputi:
1) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP); dan
2) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK).
1.4. Istilah dan Definisi
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
a. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
d. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
e. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang merupakan pelaksanaan pembangunan sektoral dan pengembangan wilayah, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupunoleh masyarakat, yangharus mengacu pada rencana tata ruang.
f. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Monitoring pemanfaatan ruang adalah kegiatan pengamatan secara langsung, tidak langsung, dan/atau melalui laporan masyarakat terhadap struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya
h. Evaluasi pemanfaatan ruang adalah kegiatan penilaian terhadap tingkat pencapaian struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya secara terukur dan objektif.
i. Pelaporan pemanfaatan ruang adalah kegiatan penyampaian hasil evaluasi pemanfaatan ruang.
j. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
k. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
l. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
m. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
n. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
o. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disebut RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
p. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional, adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
q. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah, adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
s. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
t. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang.
1.5. Acuan Normatif
Pedoman ini disusun dengan memperhatikan antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; dan
2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
1.6. Kedudukan Pedoman
Pedoman ini merupakan pelengkap dari Rapermen PU tentang Peninjauan Kembali RTRW, Permen PU 15/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi dan Permen PU 16/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Secara diagramatis diperlihatkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Bidang Penataan Ruang
1.7. Fungsi dan Manfaat Pedoman
a. Fungsi Pedoman
Fungsi dari pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang adalah:
1) sebagai acuan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang; dan
b. Manfaat Pedoman
Manfaat dari pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang adalah:
1) Terwujudnya kesesuaian implementasi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;
2) Terumuskanya rekomendasi tindak lanjut upaya perwujudan rencana tata ruang.
1.8. Pengguna Pedoman
BAB II
KETENTUAN UMUM
2. Ketentuan Umum
2.1. Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang terdiri atas lingkup wilayah, lingkup kegiatan, serta objek monitoring dan evaluasi :
2.1.1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah mencakup wilayah provinsi dan kabupaten.
2.1.2. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan meliputi :
a. monitoring;
1) pengumpulan data dan peta terkait struktur dan pola ruang; dan
2) pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang; b. evaluasi;
1) pengumpulan data hasil monitoring; 2) analisis (metode, pendekatan, rumusan);
3) pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang;
4) perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang; dan
5) perumusan kesimpulan dan rekomendasi c. pelaporan.
1) tahapan pelaporan; dan 2) Outline laporan
2.1.3. Objek monitoring dan evaluasi
a. Objek monitoring :
1) rencana struktur ruang 2) rencana pola ruang; 3) indikasi program utama;
4) pelaksanaan program pemanfaatan ruang yang merupakan kegiatan pelaksanaan rencana pembangunan;
5) kondisi aktual di lapangan; dan 6) pelaporan masyarakat.
b. Objek evaluasi :
1) perbandingan kondisi aktual dengan rencana tata ruang; 2) tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang;
3) permasalahan rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang; dan 4) kesimpulan dan rekomendasi.
2.2. Kriteria dan Indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang diarahkan pada dua kriteria berikut:
1) Konsistensi struktur ruang, yakni tingkat kesesuaian struktur ruang aktual terhadap rencana tata ruang;
Kriteria dan indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang disajikan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Kriteria Indikator
Konsistensi Struktur Ruang
Tingkat kesesuaian struktur ruang aktual (sistem pusat pelayanan, sistem prasarana utama, dan sistem prasarana pendukung) terhadap rencana tata ruang.
1) Ketersediaan program perwujudan sistem pusat pelayanan;
2) Ketersediaan program perwujudan sistem prasarana utama;
3) Ketersediaan program perwujudan sistem prasarana pendukung;
4) Kesesuaian lokasi program sistem pusat pelayanan;
5) Kesesuaian lokasi program sistem prasarana utama;
6) Kesesuaian lokasi program sistem prasarana pendukung.
Konsistensi Pola Ruang
Tingkat kesesuaian pola ruang aktual terhadap rencana tata ruang.
1) Ketersediaan program perwujudan kawasan lindung;
2) Ketersediaan program perwujudan kawasan budidaya;
3) Kesesuaian lokasi program kawasan lindung; 4) Kesesuaian lokasi program kawasan budidaya; 5) Tingkat simpangan luasan kawasan aktual
dibanding kawasan yang direncanakan; dan 6) Tingkat simpangan batas kawasan aktual
dibanding batas kawasan yang direncanakan.
2.3. Waktu
Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang adalah: a. tahunan;
b. 5 (lima) tahunan.
BAB III
KETENTUAN TEKNIS
3. Ketentuan teknis
3.1. Monitoring
Monitoring pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan:
1) pengumpulan data dan peta terkait struktur dan pola ruang; dan
2) pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang;
3.1.1. Pengumpulan Data dan Peta terkait Struktur dan Pola Ruang
Sesuai dengan penetapan kriteria dan indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang, maka kebutuhan data adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kebutuhan data monitoring pemanfaatan ruang
Kriteria Data Provinsi Data Kabupaten
Konsistensi
6) List program aktual SKPD; 7) List pelaporan masyarakat.
1) Indikasi program utama Perda RTRW Kabupaten;
2) Peta rencana struktur ruang
Perda RTRW Kabupaten; 3) Peta sarana aktual;
4) Peta jaringan prasarana utama aktual;
5) Peta jaringan prasarana lainnya aktual;
6) List program aktual SKPD; 7) List pelaporan masyarakat. Konsistensi Pola
3) Ketentuan umum peraturan zonasi;
4) Peta penggunaan lahan skala
1:250.000;
5) List pelaporan masyarakat.
1) Indikasi program utama Perda RTRW Provinsi;
2) Peta rencana pola ruang Perda RTRW Provinsi;
3) Indikasi arahan peraturan zonasi; 4) Peta penggunaan lahan skala
1:50.000;
5) List pelaporan masyarakat.
a. Data Dokumen
Untuk dapat melakukan kegiatan monitoring pemanfaatan ruang diperlukan adanya kelengkapan dokumen, antara lain:
1) Dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten yang sudah berkekuatan hukum;
2) Daftar inventarisasi objek monitoring berdasarkan kriteria dan indikator yang sesuai dengan muatan RTRW;
b. Data Peta
Untuk dapat melakukan kegiatan monitoring pemanfaatan ruang diperlukan adanya kelengkapan peta berbasis SIG, antara lain:
2) Peta kerja untuk melakukan monitoring yang berbasis peta rencana struktur ruang dan pola ruang menggunakan perangkat lunak SIG dengan skala yang disesuaikan dengan skala RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten yang berlaku;
3) Peta hasil monitoring lapangan.
Peta masukan merupakan data atau peta yang digunakan untuk proses monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang dengan metode proses tertentu. Peta masukan harus memiliki ketelitian yang pasti, sesuai karakteristiknya.
Tingkat ketelitian geometri peta masukan meliputi:
1) sistem referensi geometri minimal yang harus dimiliki; dan
2) skala peta minimal, akurasi pengukuran minimal, dan kerincian data minimal yang digunakan untuk merekonstruksi informasi di muka bumi dengan benar.
Pengelolaan peta dan data adalah cara penyimpanan peta yang digunakan, dokumentasi proses spasial maupun peta penyajiannya kedalam suatu struktur, format, dan kodefikasi.
Tabel 3.2 Kebutuhan peta
Jenis Peta Muatan peta
Peta ketersediaan prasarana utama
peta aktual untuk jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, sarana dan prasarana pendidikan, peta sarana dan prasarana kesehatan, peta jaringan energi minyak dan gas, yang dirinci sesuai level perencanaan
Peta ketersediaan prasarana lainnya
peta aktual untuk jaringan transportasi yang dirinci sesuai level perencanaan tersebut dapat berupa node atau polygon
Peta penggunaan lahan
Peta penggunaan lahan disesuaikan dengan klasifikasi penggunaan tanah dari BPN RI atau SIN klasifikasi penutupan lahan. Peta penggunaan lahan tersebut perlu diklasifikasikan dengan mempertimbangkan aspek kesesuaian dengan pola ruang
Peta program Peta yang memuat pelaksanaan program yang telah dilaksanakan oleh tiap SKPD dengan menggunakan notasi tertentu
3.1.2. Pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang;
Kegiatan pengumpulan data dan informasi merupakan pengamatan dan pencatatan terhadap kondisi obyek monitoring, dilakukan melalui:
(1). Pencatatan pelaksanaan program perwujudan struktur dan pola ruang;
(2). Pencatatan laporan penyimpangan pemanfaatan ruang;
(3). Pencatatan kesesuaian penggunaan lahan dengan alokasi pola ruang; dan
3.2. Evaluasi
Evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan:
1) pengumpulan data hasil monitoring; 2) analisis (metode, pendekatan, rumusan);
3) pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang;
4) perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang; dan 5) kesimpulan dan rekomendasi
3.2.1. Pengumpulan data
Untuk dapat mengevaluasi hasil dari kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang diperlukan adanya kelengkapan berikut:
1) Data dan informasi hasil pemantauan sesuai dengan matriks hasil pemantauan;
2) Peta rencana tata ruang wilayah yang meliputi peta rencana struktur wilayah dan peta rencana pola wilayah dengan skala sesuai dengan ketentuan; 3) Peta hasil pemantauan lapangan;
4) Daftar inventarisasi indikator evaluasi baik tahunan maupun lima tahunan sesuai dengan lingkup dan kedalaman muatan rencana tata ruang wilayah.
3.2.2. Analisis
Kegiatan analisis dilakukan melalui metode analisis kuantitatif dengan cara melakukan perhitungan berdasarkan skala nilai. Kegiatan analisis dilakukan melalui tahapan analisis overlay dan Perbandingan data dan informasi
a. Analisis overlay peta rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dengan peta kondisi aktual
Analisis overlay peta rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dengan peta kondisi aktual digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan kesesuaian, dan tingkat simpangan.
Tabel 3.3 Ketentuan pemetaan peta hasil proses monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Muatan Provinsi Kabupaten
Skala 1:250.000 1:50.000
sistem perkotaan 1) Ketersediaan program perwujudan sistem pusat pelayanan (PKN, PKW, PKL, PKSN)
2) Kesesuaian lokasi program sistem pusat pelayanan (PKN, PKW, PKL, PKSN)
1) Ketersediaan program perwujudan sistem pusat pelayanan (PKL, PPK, PPL) 2) Kesesuaian lokasi program
sistem pusat pelayanan (PKL, PPK, PPL)
sistem prasarana utama 1) Ketersediaan program perwujudan sistem prasarana utama sistem provinsi
2) Kesesuaian lokasi program sistem prasarana utama sistem
1) Ketersediaan program perwujudan sistem prasarana utama sistem kabupaten 2) Kesesuaian lokasi program
Muatan Provinsi Kabupaten wilayah lainnya perwujudan sistem
prasarana wilayah lainnya sistem provinsi
2) Kesesuaian lokasi program perwujudan sistem prasarana wilayah lainnya sistem provinsi
perwujudan sistem prasarana wilayah lainnya sistem kabupaten
2) Kesesuaian lokasi program perwujudan sistem prasarana wilayah lainnya sistem kabupaten
Kawasan lindung 1) Ketersediaan program perwujudan kawasan lindung sistem provinsi 2) Kesesuaian lokasi
program kawasan lindung sistem provinsi
3) Tingkat simpangan kawasan lindung sistem provinsi
1) Ketersediaan program perwujudan kawasan lindung sistem kabupaten
2) Kesesuaian lokasi program kawasan lindung sistem kabupaten
3) Tingkat simpangan kawasan lindung sistem kabupaten
Kawasan budidaya 1) Ketersediaan program perwujudan kawasan budidaya sistem provinsi 2) Kesesuaian lokasi
program kawasan budidaya sistem provinsi 3) Tingkat simpangan
kawasan budidaya sistem provinsi
1) Ketersediaan program perwujudan kawasan budidaya sistem kabupaten 2) Kesesuaian lokasi program
kawasan budidaya sistem kabupaten
3) Tingkat simpangan kawasan budidaya sistem kabupaten
b. Perbandingan data dan informasi
Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berasal dari muatan Perda RTRW dan dokumen yang diserahkan oleh SKPD terkait. Metode ini dilakukan dengan melakukan perhitungan berdasarkan skala nilai yang telah ditetapkan pada setiap jawaban tersebut serta bobot pada setiap aspek penyelenggaraan penataan ruang
Ukuran kualitatif untuk struktur ruang dan pola ruang dibagi ke dalam dua tahap penilaian, yaitu:
a) Ketersediaan (ada/tidak ada), pada tahap awal ini kegiatan-kegiatan pemanfaatan ruang yang dijalankan pada lokasi (kawasan) tertentu dibandingkan dengan kondisi yang ingin dicapai dalam rencana tata ruang.
b) Kesesuaian (sesuai/tidak sesuai), yaitu mengamati kesesuaian delineasi lokasi maupun skala kegiatan yang diharapkan.
Evaluasi deviasi struktur ruang dan pola ruang, hasil dari pantauan pemanfaatan ruang diterjemahkan ke dalam ukuran kuantitatif dengan menggunakan sistem bilangan biner (0 atau 1).
a) Pada penilaian aspek ketersediaan, angka 0 untuk indikator yang “tidak
ada” dan angka 1 untuk indikator yang “ada”.
b) Pada penilaian berikutnya, yaitu aspek kesesuaian, angka 0 bagi indikator
disesuaikan dulu dengan kriteria fungsi dan peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya yang dimaksud.
Tabel 3.4 Ukuran kuantitatif untuk pola ruang
Kategori Keterangan
Kategori pertama
simpangan ditampilkan dalam informasi:
1) Luas simpangan (Ha), yaitu luas kawasan pemanfaatan ruang RTRW dikurangi luas kawasan aktual.
2) Prosentase simpangan,
yaitu hasil
pengurangan luas kawasan pada RTRW dengan luas aktual dibagi luas kawasn RTRW (konstanta)
Untuk kategori pertama ini dilakukan terhadap indikator-indikator berikut:
1) Proporsi inkonsistensi kawasan lindung, yang terdiri dari semua rincian kawasan lindung pola ruang kawasan;
2) Tingkat perwujudan ruang terbuka hijau; dan
3) Tingkat perwujudan kawasan budidaya, yang terdiri dari sebagian kawasan budidaya yaitu:
a) Kawasan pertanian; b) Kawasan perkebunan c) Kawasan perikanan d) Kawasan pertambangan e) Kawasan permukiman; f) Kawasan industri;
g) Kawasan pariwisata; dan
h) Kawasan lainya sesuai yang terdapat pada RTRW yang bersangkutan.
Kategori kedua
simpangan yang berupa informasi ketersediaan dan kesesuaian
Kategori ini ditujukan bagi objek dalam pola ruang yang tidak memerlukan kawasan khusus (tersendiri) dalam arti dapat menggunakan ruang/kawasan pemanfaatan ruang lainnya.
Tabel 3.5 Aspek pengukuran per periodisasi
Periodisasi Aspek pengukuran
Tahunan Ukuran yang dipergunakan adalah lokasi/ruas dan waktu yang dicantumkan pada indikasi program utama tersebut. Evaluasi tahunan untuk tahun-tahun antara dapat menggunakan periode indikasi program yang sesuai, sebagai berikut :
(1). Evaluasi Tahunan 1-4 menggunakan rujukan indikasi program utama 5 tahun I (T 5).
(2). Evaluasi Tahunan 6-9 menggunakan rujukan indikasi program utama 5 tahun II (T 10).
(3). Evaluasi Tahunan 11-14 menggunakan rujukan indikasi program utama 5 tahun III (T 15).
(4). Evaluasi Tahunan 16-19 menggunakan rujukan indikasi program utama 5 tahun IV (T 20).
5 Tahunan Pada setiap akhir periode indikasi program utama 5 tahunan perlu dilakukan evaluasi untuk menilai ketercapaian dari sasaran dan target yang termuat dalam indikasi program utama tersebut. Evaluasi 5 tahunan ini berasal dari menganalisa trend perubahan simpangan selama 5 tahun ke belakang serta kondisi akhir pemanfaatan ruang diperbandingkan dengan rujukan indikasi program utama.
3.2.3. Pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang
Pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dilakukan melalui pembobotan. Pembobotan ditujukan untuk merumuskan nilai objektif dari hasil evaluasi sebagai dasar perumusan rekomendasi tindak lanjut.
Tabel 3.6 Pembobotan kriteria dan indikator
No. ASPEK BOBOT (%)
PROVINSI KABUPATEN A Konsistensi Struktur Ruang 60 40
1 Sistem Pusat Pelayanan 20 20 2 Sistem Jaringan Prasarana 40 20
B Konsistensi Pola Ruang 40 60
1 Kawasan Lindung 20 30
2 Kawasan Budidaya 20 30
Klasifikasi kesesuaian dari hasil pembobotan kriteria dan indikator terdiri dari:
a. Tingkat kesesuaian tinggi, (>50%-100%), artinya pelaksanaan pemanfaatan ruang telah sesuai dengan rujukan rencana tata ruang; atau
b. Tingkat kesesuaian sedang (>25%-50%), artinya pemanfaatan ruang masih belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tata ruang; atau
c. Tingkat kesesuaian rendah (0%-25%), artinya pemanfaatan ruang belum sesuai dengan rencana tata ruang.
3.2.4. Perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang
Perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang dilakukan melalui metode analisis deskriptif. Analisis permasalahan ini ditujukan untuk menganalisis data yang berasal dari hasil wawancara dan pengecekan dokumen. Metode analisis deskriptif ini juga memanfaatkan hasil penilaian kuantitatif yang sudah dilaksanakan pada metode analisis kuantitatif sebelumnya. Analisis permasalahan ini ditujukan pada sumber permasalahan utama, yaitu yang memiliki tingkat kesesuaian terendah dan objek-objek pada sub indikator yang memiliki tingkat kesesuaian rendah.
Permasalahan yang dimaksud dapat berupa:
(1). Belum adanya perizinan pemanfaatan ruang baik izin prinsip, izin lokasi, IPPT, maupun IMB;
(2). Belum adanya program prioritas pembangunan struktur dan pola ruang sesuai dengan indikasi program RTRW
(3). Belum adanya kegiatan sinkronisasi program dalam perwujudan struktur dan pola ruang; dan
(4). Belum adanya pembiayaan pemanfaatan ruang dalam RPJMD dan/atau RKPD
3.2.5. Perumusan kesimpulan dan rekomendasi
Tabel 3.7 Rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Kriteria Rekomendasi
Konsistensi Struktur Ruang 1) Pemantapan program;
2) Prioritaskan sektor yang penting tetapi lambat pertumbuhannya;
3) Sinkronisasi program. Konsistensi Pola Ruang 1) Pemantapan program;
2) Prioritaskan sektor yang penting tetapi lambat pertumbuhannya;
3) Sinkronisasi program.
Tindaklanjut dari hasil evaluasi adalah:
a. Jika tingkat kesesuaiannya tinggi, maka kegiatan selanjutnya adalah memantapkan program-program pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang;
b. Jika tingkat kesesuaiannya sedang, perlu kebijakan atau strategi baru untuk memperkuat terwujudnya kesesuaian; dan/atau pemantapan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang;
c. Jika tingkat kesesuaiannya rendah, (dan temuan faktor lain yang signifikan) diperlukan adanya peninjauan kembali terhadap rencana tata ruang yang sedang diterapkan, termasuk peninjauan kembali terhadap perangkat peraturan pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan.
3.3. Pelaporan
Tindakan pelaporan merupakan penyampaian hasil monitoring dan evaluasi secara terbuka, baik kepada pemerintah, masyarakat, dan atau pemangku kepentingan lainnya.
3.3.1. Tahapan Pelaporan
Tahapan pelaporan kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang dirumuskan sebagai berikut:
a) Pembahasan tim teknis
b) Kompilasi data dari SKPD/dinas
c) Pengamatan oleh tim teknis
d) Pelaporan tim teknis
e) Analisis data oleh tim teknis
f) Pelaporan ke pemerintah provinsi
g) Pelaporan ke pemerintah pusat
3.3.2. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
Laporan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang disusun dengan format sebagai berikut:
a) Bab Pendahuluan; Bab ini berisi muatan
1) latar belakang kegiatan monev pemanfaatan ruang;
2) tujuan dan sasaran yang diharapkan dari kegiatan monev pemanfaatan ruang; dan
b) Bab Tinjauan RTRW pada kerangka perencanaan tahun ...; ditujukan untuk melihat arahan indikasi program RTRW pada tahun tersebut. Bab ini berisi muatan:
1) tujuan, kebijakan, dan strategi RTRW
2) indikasi program RTRW pada tahun pelaksanaan
c) Bab Monitoring Pemanfaatan Ruang; Bab ini berisi muatan:
1) proses dan hasil dari kegiatan pengumpulan data dan peta terkait struktur dan pola ruang
2) proses dan hasil dari Pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang
d) Bab Evaluasi Pemanfaatan Ruang; Bab ini berisi muatan:
1) tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang
2) rumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang 3) kesimpulan dan rekomendasi
e) Bab Penutup
3.4. Peran Masyarakat
Masyarakat dapat memberikan laporan terkait permasalahan pemanfaatan ruang wilayah kepada pelaksana kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah dalam bentuk pengaduan.
Pengaduan adalah pemberitahuan dari penerima pelayanan yang berisi informasi tentang ketidaksesuaian antara kondisi aktual pemanfaatan ruang di lapangan dengan rencana tata ruang yang telah diperdakan. Pelaporan harus disertai alasan dan identitas pelapor yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sarana penyampaian hasil pengawasan masyarakat antara lain kotak pos, website, layanan pesan singkat.
Penyelesaian pengaduan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pemohon menyampaikan pengaduan baik secara langsung maupun melalui media informasi layanan dan pengaduan yang telah disediakan secara online, dalam hal penyelenggaraan monitoring dan evaluasi oleh Badan/Dinas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Badan/Dinas memilah dan menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan oleh pelapor;
3) Badan/Dinas mengklarifikasi pengaduan kepada SKPD terkait untuk dilakukan pengkajian;
4) Badan/Dinas menyampaikan hasil tindaklanjut dan klarifikasi pengaduan kepada pelapor.
BAB IV
PROSES DAN PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI
PEMANFAATAN RUANG
4. Proses dan Prosedur Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkelanjutan. Data dan informasi dari kegiatan monitoring digunakan sebagai data masukan dalam proses kegiatan evaluasi. Di dalam kegiatan evaluasi, hasil monitoring dianalisis dan diolah sehingga menghasilkan informasi bagi penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang wilayah.
4.1. Proses Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
4.1.1. Proses Monitoring
Monitoring pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: tahap persiapan; tahap pengumpulan data dan informasi; dan tahap pelaporan.
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
1) Penyiapan dokumen rencana tata ruang wilayah;
2) Penyiapan list data, angket, dan lain-lain;
3) Penyusunan format data dan informasi yang akan dikumpulkan dalam bentuk matriks. Matriks ini memuat informasi tentang:
- aspek monitoring, meliputi: struktur ruang dan pola ruang; - deliniasi lokasi monitoring;
- ukuran kualitatif untuk struktur ruang (berupa: checklist ketersediaan dan kesesuaian); dan
- ukuran kuantitatif untuk pola ruang (berupa: luasan, persentase).
4) Penyiapan peta peruntukan ruang berbasis sistem informasi geografis dengan skala sesuai ketentuan;
5) Penyusunan jadwal kegiatan pengamatan serta penyiapan tim petugas surveyor lapangan.
b. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh petugas surveyor yang ditunjuk oleh instansi/unit kerja yang berwenang melakukan monitoring. Kegiatan pengumpulan data dan informasi, paling sedikit meliputi:
1) Data dan informasi pengamatan lapangan berupa kondisi aktual dari struktur ruang dan pola ruang;
2) Data dan informasi, baik berupa ukuran luas maupun ukuran kualitatif lainnya, harus dapat diterjemahkan ke dalam matriks/tabel monitoring;
3) Data dan informasi spasial disajikan dalam format yang kompatibel dengan sistem informasi geografis.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh petugas surveyor yang ditunjuk oleh instansi/unit kerja yang berwenang melakukan pemantauan;
c. Tahap Pelaporan
4.1.2. Proses Evaluasi
Evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: tahap kompilasi data dan informasi, tahap analisis data dan informasi, dan tahap perumusan hasil evaluasi.
a. Tahap kompilasi data dan informasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap kompilasi data dan informasi ini meliputi:
1) Mengumpulkan data dan informasi hasil monitoring berupa laporan hasil monitoring;
2) Mengelompokkan data tersebut ke dalam kategori indikator-indikator.
3) Membandingkan data dan informasi pada setiap indikator dengan muatan Rencana Tata Ruang Wilayah bersangkutan dengan menyiapkan kriteria penilaian.
b. Tahap analisis data
Kegiatan analisis data paling sedikit meliputi:
1) Analisis data hasil pengamatan lapangan berupa kondisi aktual dari struktur ruang dan pola ruang;
2) Analisis transformasi data dan informasi, berupa ukuran luas maupun ukuran kualitatif lainnya, ke dalam matriks/tabel monitoring;
3) Analisis data spasial dalam format yang kompatibel dengan sistem informasi geografis.
Hasil kegiatan pengumpulan data dan informasi dihimpun dalam buku data dan analisis.
c. Tahap perumusan evaluasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perumusan evaluasi ini meliputi:
1) menilai tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang didapat dari perhitungan besaran kesesuaian total (jumlah struktur ruang dan pola ruang) antara pemanfaatan aktual dengan indikasi program dan/atau dengan rencana tata ruang wilayah.
2) analisis sub indikator yang menjadi sumber permasalahan utama yaitu yang memiliki tingkat kesesuaian terendah. Analisa ini dapat juga ditelusuri sampai dengan objek-objek pada sub indikator yang memiliki tingkat kesesuaian terendah.
3) Untuk menghitung nilai total evaluasi, masing-masing indikator dianggap mempunyai bobot yang sama, dengan nilai total dianggap sama dengan 100%, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
4) Merumuskan rekomendasi berdasarkan prosentase tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang secara umum
d. Tahap Pelaporan
4.2. Prosedur
Kegiatan monev dilaksanakan oleh unit khusus yang dapat dilakukan oleh lembaga yang sudah ada, misalnya BAPPEDA atau dinas tata ruang atau BKPRD (dengan membentuk bidang baru di dalamnya), atau pembentukan unit lembaga baru sepenuhnya dengan otoritas pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang (bisa berupa unit ad-hoc atau badan khusus).
Unit pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
a) Mengelola database yang berkaitan dengan penataan ruang, khususnya yang mendukung aktivitas pemantauan dan evaluasi RTRW termasuk dalam hal penyajian, penyebarluasan, updating, dan lain-lain;
b) Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi untuk pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang berbasis GIS dengan standar ketentuan, arahan pengembangan dan teknis yang sudah dijelaskan;
c)
Melakukan aktivitas pemantauan dan evaluasi secara terjadwal berdasarkan ketentuan dan tahapan yang sudah dijelaskan.Prosedur monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang meliputi (1) persiapan dan (2) pelaksanaan.
4.2.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang meliputi:
a) pembentukan tim teknis provinsi untuk RTRWP dan tim teknis kabupaten untuk RTRWK;
b) pembentukan tim teknis ditetapkan oleh Surat Keputusan Gubernur atau Sekretaris Daerah Provinsi/Daerah Istimewa atau Kepala Bappeda Provinsi/Daerah Istimewa atau Kepala Dinas Provinsi/Daerah Istimewa yang membidangi penataan ruang untuk monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang RTRWP;
c) pembentukan tim teknis ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati atau Sekretaris Daerah Kabupaten atau Kepala Bappeda Kabupaten atau Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi penataan ruang untuk monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang RTRWK;
d) Pembentukan tim teknis dapat terdiri dari unsur dinas yang membidangi tata ruang Provinsi atau Bappeda Provinsi dan/atau lintas instansi/lembaga ditingkat provinsi/daerah istimewa;
e) Pembentukan tim teknis dapat terdiri dari unsur dinas yang membidangi tata ruang kabupaten atau Bappeda kabupaten dan/atau lintas instansi/lembaga di tingkat kabupaten; dan
f) Penyusunan rencana kerja untuk monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang.
4.2.2. Tahap Pelaksanaan
BAB V
PENUTUP
5. Penutup
LAMPIRAN
1. KETERSEDIAAN DATA
Data yang digunakan dalam proses monitoring danevaluasi pemanfaatan ruang dirumuskan dalam tabel berikut ini:
TABEL KEBUTUHAN DATA MONITORING DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
No. Sumber Data Jenis Informasi Kategori Data Metoda
Inventarisasi
Perda RTRW Data rujukan
monev struktur dan pola
ruang 3) laporan hasil survey
kepuasan masyarakat struktur dan pola
ruang
2) Lokasi Genangan/Banjir 3) Jumlah Lokasi Kejadian Longsor Tebing Sungai dan Banjir
4) Permasalahan Drainase
5) Tingkat kerusakan dan Target Perbaikan Jalan 6) Permasalahan Jaringan
Jalan 4) Peta rencana sebaran
rumah susun
TABEL JENIS DAN MUATAN PETA
No. Nama Peta Muatan Peta
Provinsi Kabupaten
A. Peta Profil
Wilayah
1 Peta Batas
Administrasi
Deliniasi wilayah kabupaten dan kota yang ada di dalam wilayah provinsi: a. Skala peta mengikuti ukuran kertas; b. Setiap kabupaten dan kota diberi
warna berbeda;
c. Setiap deliniasi kabupaten/kota diberi nama kabupaten/kota bersangkutan; dan
d. Setiap deliniasi kabupaten diberi titik pusat kabupaten.
Deliniasi wilayah kecamatan yang ada di dalam wilayah kabupaten:
a. Skala peta mengikuti ukuran kertas;
b. Setiap kabupaten dan kota diberi warna berbeda;
c. Setiap deliniasi kecamatan diberi nama kecamatan bersangkutan; dan
d. Setiap deliniasi kecamatan diberi titik pusat kabupaten.
2 Peta Penggunaan Lahan
Delineasi jenis penggunaan lahan yang ada di seluruh wilayah provinsi:
a. Skala peta mengikuti ukuran kertas; dan
b. Klasifikasi pemanfaatan ruangnya bebas sesuai dengan apa yang ada di kenyataan (tidak harus mengikuti klasifikasi untuk rencana pola ruang).
Deliniasi jenis penggunaan lahan
yang ada di seluruh wilayah
kabupaten:
a. Skala peta mengikuti ukuran kertas; dan
b. Klasifikasi pemanfaatan ruangnya bebas sesuai dengan kondisi aktual (tidak harus mengikuti klasifikasi untuk rencana pola ruang).
3 Peta Perijinan Alokasi ruang untuk perijinan sesuai
kewenangan provinsi pada tahun ke n-1
Alokasi ruang untuk perijinan pada tahun ke n-1
4 Peta Program
Perwujudan Struktur Ruang
Plotting program pada tahun ke n-1 Plotting program pada tahun ke n-1
5 Peta Program
Perwujudan Pola Ruang
Plotting program pada tahun ke n-1 Plotting program pada tahun ke n-1
B. Peta Rencana
Sistem permukiman (PKW, PKL, PPK, dan PPL)
b. Rencana sistem jaringan energi; c. Rencana sistem jaringan sumber
daya air;
d. Rencana sistem jaringan prasarana lainnya; dan
e. Nama-nama tempat
a. Rencana sistem jaringan
telekomunikasi;
b. Rencana sistem jaringan energi; c. Rencana sistem jaringan sumber
daya air;
d. Rencana sistem jaringan
prasarana lainnya; dan e. Nama-nama tempat
3 Peta Rencana
Pola Ruang Wilayah
Kabupaten
Delineasi rencana peruntukan
pemanfaatan ruang sesuai dengan klasifikasi pola ruang wilayah
provinsi
Delineasi rencana peruntukan
pemanfaatan ruang sesuai dengan klasifikasi pola ruang wilayah
kabupaten C. Peta Pelaporan
Monev
1 Peta kesesuaian
struktur ruang
Plotting kesesuaian program pada peta a. Sistem Permukiman
b. Rencana Jaringan Prasarana
Plotting kesesuaian program pada peta
a. Sistem Permukiman
No. Nama Peta Muatan Peta
Provinsi Kabupaten
b. Kawasan budidaya a. Kawasan lindung
b. Kawasan budidaya
3 Peta simpangan Plotting simpangan pada peta
a. Kawasan lindung b. Kawasan budidaya
Plotting simpangan pada peta a. Kawasan lindung
TABEL FORM KOMPILASI DATA DAN INFORMASI
No. Form Data dan informasi
Waktu Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data dan informasi Klasifikasi
indikator Sub Indikator Rincian Instansi Waktu
Pemasukan
2) Jalan strategis
nasional …
3) Jalan arteri primer
……
1) Pelabuhan Sungai
…
1) Pelabuhan Utama ...
2) Pelabuhan
Pengumpul ……
No. Form Data dan informasi Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data dan informasi Klasifikasi
indikator Sub Indikator Rincian Instansi Waktu
Pemasukan
Jaringan pipa
minyak dan
1) Pembangkit Listrik ...
Prasarana air 1) Sistem Jaringan
Irigasi ...
2) Sistem Jaringan Air Baku ...
3) Sistem Pengendalian Banjir ...
4) Sistem Pengaman
Pantai ….
Sistem Penyediaan Air
Minum ...
1) Sistem Penyediaan Air Minum ...
1) Sistem Drainase ...
Kolom (1) : indikator yang digunakan
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh Perda RTRW
Kolom (4) : diisikan dengan instansi penyedia data (Nama instansi, nama orang, jabatan) Kolom (5) : diisikan dengan waktu pemasukan data dan informasi oleh penyedia data Kolom (6) : diisikan dengan jenis data yang digunakan:
1) dokumen (naskah, tabel) 2) peta (jpg, shp)
2. PENGUMPULAN DATA & INFORMASI
TABEL FORM KOMPILASI DATA STRUKTUR RUANG
No. Form Kompilasi data struktur ruang
Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data struktur ruang Klasifikasi Struktur Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Status
(aktual/rencana)
2) Jalan strategis
nasional …
10) Jaringan LLAJ
…..
No. Form Kompilasi data struktur ruang Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data struktur ruang Klasifikasi Struktur Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Status
(aktual/rencana)
Jaringan pipa
No. Form Kompilasi data struktur ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data struktur ruang Klasifikasi Struktur Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Status
(aktual/rencana)
2) Sistem Jaringan Air Baku ...
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh Perda RTRW
Kolom (4) : diisikan dengan lokasi/ruas yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW Kolom (5) : diisikan dengan kondisi objek yang dipantau pada tahun pelaksanaan monev
apakah lokasi yang tercantum dalam RTRW merupakan aktual atau masih berupa rencana
TABEL FORM KOMPILASI DATA POLA RUANG
No. Form Kompilasi data pola ruang
Waktu Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator
Rincian Data Status (aktual
/rencana)
Monitoring Tahun Ke-X
Lokasi Luas (km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2.1 Fungsi Kawasan
Lindung
Hutan Lindung
Kawasan perlidungan
setempat
Kawasan yang memberi
perlindungan terhadap
kawasan di bawahnya
kawasan suaka alam,
pelestarian alam dan cagar budaya
kawasan suaka alam
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
suaka margasatwa dan suaka
margasatwa laut
cagar alam dan cagar alam laut kawasan pantai berhutan bakau taman nasional dan taman nasional laut
taman hutan raya
taman wisata alam dan taman wisata alam laut
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
kawasan rawan bencana
alam
kawasan rawan tanah longsor kawasan rawan gelombang pasang kawasan rawan banjir
kawasan lindung geologi kawasan cagar alam geologi
kawasan rawan bencana alam geologi
No. Form Kompilasi data pola ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Kompilasi data pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator
Rincian Data Status (aktual
/rencana)
Monitoring Tahun Ke-X
Lokasi Luas (km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kawasan Lindung Lainnya
2.2 Fungsi Kawasan
Budidaya
kawasan peruntukan hutan produksi
hutan produksi terbatas hutan produksi tetap
hutan produksi yang dapat dikonversi kawasan hutan rakyat
kawasan peruntukan
pertanian
Pertanian tanaman pangan Hortikultura
Peternakan
kawasan peruntukan
perkebunan
kawasan peruntukan
perikanan
perikanan tangkap budi daya perikanan pengolahan ikan
kawasan peruntukan
pertambangan
kawasan peruntukan industri
kawasan peruntukan
pariwisata
pariwisata budaya pariwisata alam Pariwisata buatan
kawasan peruntukan
permukiman
Peruntukan permukiman perkotaan Peruntukan permukiman perdesaan
Keterangan:
Kolom (1) : indikator yang digunakan
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
3. PENGAMATAN & PENCATATAN
TABEL FORM PENINJAUAN LAPANGAN
Form : Peninjauan Lapangan
Tanggal Peninjauan :
Identitas Pemilik :
Nama Perusahaan :
Pemilik :
Alamat :
Jenis Kegiatan :
Ijin Lokasi :
Luas Ijin Lokasi :
Nomor UPL/UKL :
Luas IMB :
Pemilik Ijin :
Status dan Luas
tanah
:
Status dan Luas SHM :
Status dan Luas AJB :
Rencana Tapak :
Hasil Peninjauan : Sudah terbangun 50%
Sudah sesuai dengan rencana tapak/siteplan Jalan dan drainase sudah berfungsi baik
Lampiran : Surat Tugas
TABEL FORM MONITORING KONSISTENSI STRUKTUR RUANG
No. Form Monitoring Konsistensi Struktur Ruang
Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Monitoring Konsistensi Struktur Ruang Klasifikasi Struktur
Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Waktu
pelaksanaan
1) Jaringan Jalan Bebas Hambatan ….
2) Jalan strategis nasional …
3) Jalan arteri primer ……
4) Jalan arteri sekunder……
5) Jalan kolektor primer ……
6) Jalan kolektor sekunder ……
7) Terminal Tipe A ……..
1) Pelabuhan Sungai …
2) Pelabuhan Penyeberangan …
3) Lintas penyeberangan lintas provinsi …..
4) Lintas penyeberangan antar
kabupaten…..
No. Form Monitoring Konsistensi Struktur Ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Monitoring Konsistensi Struktur Ruang Klasifikasi Struktur
Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Waktu
pelaksanaan
laut 3) Pelabuhan Pengumpan ……
4) Alur pelayaran ... Sistem jaringan
transportasi udara
1) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Primer ...
2) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder ...
3) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Tersier ...
4) Bandar Udara Pengumpan ... 5) Ruang Udara ...
1.3 Sistem jaringan
prasarana pendukung
Jaringan pipa
minyak dan
3) Pembangkit Listrik ...
Jaringan Transmisi tenaga listrik
4) Jaringan Transmisi ...
1) Jaringan ……
2) Menara Telekomunikasi
Sumber air 1) Waduk/ Bendungan/ Embung/ Danau ...
2) Rawa ….
3) Wilayah Sungai ...
Prasarana air 1) Sistem Jaringan Irigasi ...
2) Sistem Jaringan Air Baku ... 3) Sistem Pengendalian Banjir ...
No. Form Monitoring Konsistensi Struktur Ruang Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Monitoring Konsistensi Struktur Ruang Klasifikasi Struktur
Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Waktu
pelaksanaan sesuai Perda
RTRW
Ketersediaan Program (Ada/Tidak)
Kesesuaian Lokasi (Sesuai/Tidak
Sesuai)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Minum ... Sistem Pengelolaan
Limbah ...
2) Sistem Pengelolaan Limbah ...
Sistem Persampahan
...
3) Sistem Persampahan ...
Sistem Drainase ...
4) Sistem Drainase ...
5) Jalur Evakuasi Bencana ...
Kolom (1) : indikator yang digunakan
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh Perda RTRW Kolom (4) : diisikan dengan lokasi/ruas yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (5) : didasarkan pada waktu penetapan dari tabel indikasi program utama (Lampiran Perda RTRW Arahan Pemanfaatan Ruang) Kolom (6) : didasarkan pada hasil inventori pelaksanaan program yang dilakukan oleh SKPD, dengan menggunakan dokumen LAKIP
Kolom (7) : didasarkan pada hasil ploting lokasi/ruas pada peta (harus menggunakan data shp yang sesuai dengan Perda RTRW), antara lain: 1) peta sistem pusat pelayanan
2) peta sistem jaringan prasarana utama 3) peta sistem jaringan prasarana lainnya
Ketersediaan (ada/tidak ada), pada tahap awal ini kegiatan-kegiatan pemanfaatan ruang yang dijalankan pada lokasi (kawasan) tertentu dibandingkan dengan kondisi yang ingin dicapai dalam rencana tata ruang.
TABEL FORM MONITORING KONSISTENSI POLA RUANG
No. Form Monitoring konsistensi pola ruang
Waktu Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Monitoring konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Waktu pelaksanaan
sesuai Perda
Kawasan perlidungan
setempat
Kawasan yang
memberi
perlindungan terhadap kawasan di bawahnya kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
kawasan suaka alam
kawasan suaka alam laut dan
kawasan pantai berhutan
bakau
taman nasional dan taman nasional laut
taman hutan raya
taman wisata alam dan taman wisata alam laut
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
kawasan rawan
bencana alam
No. Form Monitoring konsistensi pola ruang Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Monitoring konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Waktu pelaksanaan
sesuai Perda
geologi kawasan rawan bencana alam
geologi
kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air
tanah
Kawasan Lindung
Lainnya 2.2 Fungsi Kawasan
Budidaya
kawasan peruntukan
hutan produksi
hutan produksi terbatas hutan produksi tetap
hutan produksi yang dapat dikonversi
kawasan hutan rakyat
kawasan peruntukan
pertanian
Pertanian tanaman pangan Hortikultura
Peternakan
kawasan peruntukan
perkebunan
kawasan peruntukan
perikanan
perikanan tangkap budi daya perikanan pengolahan ikan
kawasan peruntukan
pertambangan
kawasan peruntukan
industri
kawasan peruntukan
pariwisata
pariwisata budaya pariwisata alam Pariwisata buatan
kawasan peruntukan
permukiman
Peruntukan permukiman
No. Form Monitoring konsistensi pola ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Monitoring konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Waktu pelaksanaan
sesuai Perda RTRW
Ketersediaan Program (Ada/Tidak)
Kesesuaian Lokasi (Sesuai/Tidak
Sesuai)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Peruntukan permukiman
perdesaan
Keterangan:
Kolom (1) : indikator yang digunakan
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh Perda RTRW Kolom (4) : diisikan dengan lokasi/ruas yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (5) : didasarkan pada waktu penetapan dari tabel indikasi program utama (Lampiran Perda RTRW Arahan Pemanfaatan Ruang) Kolom (6) : didasarkan pada hasil inventori pelaksanaan program yang dilakukan oleh SKPD, dengan menggunakan dokumen LAKIP Kolom (7) : didasarkan pada hasil ploting lokasi pada peta (harus menggunakan data shp yang berasal dari Perda RTRW), antara lain:
1) Kawasan lindung 2) Kawasan budidaya
Ketersediaan (ada/tidak ada), pada tahap awal ini kegiatan-kegiatan pemanfaatan ruang yang dijalankan pada lokasi (kawasan) tertentu dibandingkan dengan kondisi yang ingin dicapai dalam rencana tata ruang.
4. PENGUKURAN
TABEL FORM PENGUKURAN KONSISTENSI STRUKTUR RUANG
Form Pengukuran Konsistensi Struktur Ruang
Waktu Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran Konsistensi Struktur Ruang
Klasifikasi Struktur Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Ketersediaan Program
(Ada/Tidak)
Sistem jaringan
prasarana utama
Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan Jalan Bebas
Hambatan ….
2) Jalan strategis nasional
…
3) Jalan arteri primer ……
4) Jalan arteri
sekunder……
5) Jalan kolektor primer
……
6) Jalan kolektor sekunder
Form Pengukuran Konsistensi Struktur Ruang Waktu Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran Konsistensi Struktur Ruang
Klasifikasi Struktur Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Ketersediaan Program
(Ada/Tidak)
1) Pelabuhan Sungai …
2) Pelabuhan
Penyeberangan …
3) Lintas penyeberangan
lintas provinsi …..
4) Lintas penyeberangan
antar kabupaten…..
Sistem jaringan transportasi laut
5) Pelabuhan Utama ... 6) Pelabuhan Pengumpul
……
7) Pelabuhan Pengumpan
……
8) Alur pelayaran ... Sistem jaringan
transportasi udara
6) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Primer ... 7) Bandar Udara
Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder ... 8) Bandar Udara
Pengumpul Skala Pelayanan Tersier ... 9) Bandar Udara
Pengumpan ...
10) Ruang Udara ...
Form Pengukuran Konsistensi Struktur Ruang Waktu Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran Konsistensi Struktur Ruang
Klasifikasi Struktur Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Lokasi/ruas Ketersediaan Program
(Ada/Tidak)
4) Jaringan Transmisi ...
3) Jaringan ……
4) Menara Telekomunikasi
Sumber air 1) Waduk/ Bendungan/
Embung/ Danau ...
2) Rawa ….
3) Wilayah Sungai ...
Prasarana air 1) Sistem Jaringan Irigasi
...
2) Sistem Jaringan Air Baku ...
3) Sistem Pengendalian Banjir ...
4) Sistem Pengaman
Pantai ….
Sistem Penyediaan Air
Minum ...
1) Sistem Penyediaan Air Minum ...
Sistem Pengelolaan
Limbah ...
2) Sistem Pengelolaan Limbah ...
Sistem Persampahan ...
3) Sistem Persampahan ...
Sistem Drainase ...
4) Sistem Drainase ... 5) Jalur Evakuasi Bencana
...
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh Perda RTRW Kolom (4) : diisikan dengan lokasi/ruas yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (5) : didasarkan pada waktu penetapan dari tabel indikasi program utama (Lampiran Perda RTRW Arahan Pemanfaatan Ruang) Kolom (6) : didasarkan pada hasil inventori pelaksanaan program yang dilakukan oleh SKPD, dengan menggunakan dokumen LAKIP
Kolom (7) : didasarkan pada hasil ploting lokasi/ruas pada peta (harus menggunakan data shp yang sesuai dengan Perda RTRW), antara lain: 1) peta sistem pusat pelayanan
2) peta sistem jaringan prasarana utama 3) peta sistem jaringan prasarana lainnya
Kolom (8) : diisikan dengan penjumlahan kolom (6) dan kolom (7) Kolom (9) : diisikan dengan persentase
TABEL FORM PENGUKURAN KONSISTENSI POLA RUANG
No. Form Pengukuran konsistensi pola ruang
Waktu
Pelaksanaan Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Ketersediaan
Program (Ada/Tidak)
Kesesuaian Lokasi (Sesuai/Tidak Sesuai)
Jumlah (5)+(6)
Prosentase Obyek (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2.1 Fungsi Kawasan Lindung
Hutan Lindung
Kawasan perlidungan setempat
Kawasan yang
memberi
perlindungan terhadap kawasan di bawahnya kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
kawasan suaka
alam
kawasan suaka
alam laut dan
No. Form Pengukuran konsistensi pola ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Ketersediaan
Program cagar alam laut
kawasan pantai
berhutan bakau
taman nasional
dan taman
nasional laut taman hutan raya taman wisata alam dan taman wisata alam laut
kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan
kawasan rawan
bencana alam
kawasan rawan
tanah longsor
kawasan rawan
gelombang pasang
kawasan rawan
banjir
kawasan lindung
geologi
kawasan cagar
alam geologi
kawasan rawan
bencana alam
geologi
kawasan yang
No. Form Pengukuran konsistensi pola ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Ketersediaan
Program
kawasan peruntukan
hutan produksi
hutan produksi
terbatas
hutan produksi
tetap
hutan produksi
yang dapat
dikonversi kawasan hutan rakyat
kawasan peruntukan
pertanian
Pertanian tanaman pangan
Hortikultura Peternakan
kawasan peruntukan
perkebunan
kawasan peruntukan
perikanan
perikanan tangkap
budi daya
perikanan pengolahan ikan
kawasan peruntukan
pertambangan
kawasan peruntukan
industri
kawasan peruntukan
pariwisata
pariwisata budaya pariwisata alam Pariwisata buatan
No. Form Pengukuran konsistensi pola ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Jenis Form Pengukuran konsistensi pola ruang
Klasifikasi Pola Ruang
Indikator Sub Indikator Rincian Data Lokasi Ketersediaan
Program (Ada/Tidak)
Kesesuaian Lokasi (Sesuai/Tidak Sesuai)
Jumlah (5)+(6)
Prosentase Obyek (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
permukiman perdesaan
Total 2.2
Keterangan:
Kolom (1) : indikator yang digunakan
Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh Perda RTRW Kolom (4) : diisikan dengan lokasi yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW
Kolom (5) : didasarkan pada hasil inventori pelaksanaan program yang dilakukan oleh SKPD, dengan menggunakan dokumen LAKIP Kolom (6) : didasarkan pada hasil ploting lokasi pada peta (harus menggunakan data shp yang berasal dari Perda RTRW), antara lain:
1) Kawasan lindung 2) Kawasan budidaya
Kolom (7) : diisikan dengan penjumlahan kolom (6) dan kolom (7) Kolom (8) : diisikan dengan persentase
Pada tahap ini dilakukan teknik penghitungan evaluasi terhadap hasil indikator-indikator pantauan pemanfaatan ruang. Tahap evaluasi struktur ruang dilakukan dengan menghitung deviasi kesesuaian struktur ruang sebagai perwujudan dari aktivitas pemanfaatan ruang.
Evaluasi deviasi struktur ruang, hasil dari pantauan pemanfaatan ruang diterjemahkan ke dalam ukuran kuantitatif dengan menggunakan sistem bilangan
biner (0 atau 1). Pada penilaian aspek ketersediaan, angka 0 untuk indikator yang “tidak ada” dan angka 1 untuk indikator yang “ada”. Pada penilaian
berikutnya, yaitu aspek kesesuaian, angka 0 bagi indikator yang “tidak sesuai” dan 1 untuk yang “sesuai”.
TABEL FORM PENGUKURAN PENGGUNAAN LAHAN PADA RENCANA POLA RUANG
No. Form Pengukuran Penggunaan Lahan Pada Rencana Pola Ruang
Waktu Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Kriteria Pengukuran Pola Ruang
Klasifikasi Pola Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Data Luas Penilaian
Simpangan
Kawasan perlidungan
setempat
Kawasan yang memberi
perlindungan terhadap
kawasan di bawahnya
kawasan suaka alam,
pelestarian alam dan
cagar budaya
kawasan suaka alam kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut cagar alam dan cagar alam laut
kawasan pantai
berhutan bakau
taman nasional dan
taman nasional laut taman hutan raya taman wisata alam dan taman wisata alam laut kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan kawasan rawan bencana
alam
kawasan rawan tanah longsor
No. Form Pengukuran Penggunaan Lahan Pada Rencana Pola Ruang Waktu
Pelaksanaan
Bulan …/Tahun ….
Kriteria Pengukuran Pola Ruang
Klasifikasi Pola Ruang
indikator Sub Indikator Rincian Data Luas Penilaian
Simpangan
kawasan rawan bencana alam geologi
kawasan yang
memberikan
perlindungan terhadap
air tanah Kawasan Lindung Lainnya
2.2 Fungsi Kawasan Budidaya
kawasan peruntukan
hutan produksi
hutan produksi terbatas hutan produksi tetap
hutan produksi yang
dapat dikonversi kawasan hutan rakyat
kawasan peruntukan
pertanian
Pertanian tanaman
pangan Hortikultura Peternakan
kawasan peruntukan
perkebunan
kawasan peruntukan
perikanan
perikanan tangkap budi daya perikanan pengolahan ikan
kawasan peruntukan
pertambangan
kawasan peruntukan
industri
kawasan peruntukan
pariwisata