• Tidak ada hasil yang ditemukan

NGIBING Sebuah Laporan Penelitian Sejara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NGIBING Sebuah Laporan Penelitian Sejara"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

NGIBING

Sebuah Laporan Penelitian Sejarah Sastra dan Budaya Sunda Oleh: Jawad Mughofar KH

Depan rektorat menjadi titik kumpul bagiku dan kawan satu kelas. 30 puluh menit berselang semua sudah siap sedia dengan “wahana”nya masing-masing. Sebuah benda bermesin dengan di topang dua roda yang berbentuk bulat. Setiap wahana, dapat di isi oleh dua orang.

Selepas matahari terbenam, kami melaksanakan ibadah shalat terlebih dahulu. Berharap agar segala persoalan yang akan datang nanti di beri kemudahan, terlebih dalam pengerjaan laporannya di akhir nanti.

Bertolaknya kami dari kampus menuju tempat yang di tuju memerlukan waktu yang cukup lama. Jalan yang berkelok liku, mobil besar pembawa beban, gelap malap disertai rintik hujan menjadi pelengkap perjalanan kami dari Bandung menuju Rancakalong di Kabupaten Sumedang.

Setibanya disana, kami disuguhi pelbagai pemandangan yang sudah menjadi asing bagi kami, terutama bagiku. Kehidupan metropolitan Bandung membuatku lupa akan keadaan yang penuh adat di pedesaan.

Rumah adat dengan jalan tak beraspal. Gelap jalan tak berlampu serta pohon-pohon rindang begitu memanjakan. Seakan ruhku kembali terisi. Entah, aku selalu nyaman dengan suasana seperti ini. Tanpa adanya suara bising kendaraan pun ilusi cahaya yang menyilaukan.

Suatu ritual akan dilaksanakan malam ini, sebuah kegiatan tahunan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta atas segala nikmat yang telah di berikan. Di kemas dalam bentuk ritual kebudayaan Tarawangsa.

(2)

Alunan musik sederhana menjadi pengiring ritual adat, semalam suntuk musik itu tak pernah berhenti. Seakan menjadi petugas ronda yang sedia berjaga. Bising terdengar namun nikmat di dengar. Begitu yang aku rasakan.

Dalam setiap ritme yang di alunkan, terdapat berbagai kegiatan yang di lakukan. Dari mulai pembukaan, sampai ritual sesembahan yang di sajikan.

Semua warga di kampung Cijere memiliki peranannya tersendiri, hampir semua peran ritual di lakukan oleh kaum adam. Pemain alat musik, pembaca tawasul, sampai perantara penghubung dengan (sebut saja) dunia lain. Sedangkan kaum hawa mempunyai peranan lain dan terkhusus. Mereka tak dapat di ganggu gugat peranannya sebagai penanggung jawab urusan dapur. Mereka pula berperan sebagai pembawa beras, warga disana menyebutnya dengan istilah nurunkeun. Kami para mahasiswa yang dari awal memperhatikan ritual hanya dapat bergelut dengan berbagai tanya di dalam otak. Keanehan itu tentunya membuat kami bertanya-tanya. Setelah berbagai ritual di laksanakan. Tibalah pada acara yang di sebut dengan ngibing.

Ngibing merupakan suatu ritual dimana setiap orang menari mengikuti alunan musik dari Tarawangsa, setahuku tak ada persyaratan khusus. Kita hanya tinggal mendekati ketua adat disana, meminta izin. Lantas ketua adat akan memberi kita slendang sebagai pelengkap. Setelah itu kita bebas menari dengan gaya apapun. Masyarakat Cijere yang sudah berlanjut usia terlihat menarik ketika menari. Seakan mereka lupa dengan sakit pinggang yang biasa di derita. Konon, kalau kita menari lantas tak dapat mengontrolnya. Kita akan masuk ke zona trance. Mungkin sederhananya si penari akan mabuk atau bahkan kerasukan. Hal itu yang menjadi sebab si penari tak boleh menutup mata ketika menari dan ketika sudah merasa terlalu enak dan atau si tarian sudah tak berpola bahkan seakan bergerak sendiri agar segera berhenti.

(3)

berkomuniakasi dengan Sri Pohaci sang Dewi Padi. Namun, sebagian penari lain kebanyakan memilih untuk berhenti.

Semua ritual ini di tujukan untuk dewi padi. Sesajen yang di sajikan, tarian juga musik yang alunkan semua merupakan persembahan untuk Sang Dewi atas panen yang melimpah. Sekilas memang seperti kemusyrikan. Tapi saya ingin mengatakan bahwa inilah keunikan Islam di Indonesia dengan pelbagai singkritis yang telah di tempa selama ratusan tahun. Semua masih tertuju kepada Allah SWT. Namun terdapat peranan Dewi Sri di sana sebagai perantara.

Jikalau di runtut lebih jauh, Hindu masuk ke Indonesia dengan berbagai pertimbangan yang di terima oleh masyarakat pribumi yang dulunya berkepercayaan animisme dan dinamisme pun itu yang menajadi alasan kenapa Hindu di Indonesia berbeda dengan yang ada di India. Senada dengan Islam yang dalam Muktamar NU Ke-33 dinamakan dengan Islam Nusantara.

Referensi

Dokumen terkait

Ada 62 jenisproses Diperoleh dari pidato pengukuhan jokowi ini, Mereka adalah proses material memiliki 44 kejadian, proses mental yang memiliki 7 kejadian,

T-tes dilakukan untuk melihat adakah pengaruh metode yang digunakan terhadap hasil belajar peserta didik dengan menggunkan nilai dari post test dari kelas eksperimen dan

secara berkelompok untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian, jenis, karakteristik, lingkup usaha jasa wisata; serta hubungan antara berbagai usaha jasa wisata guna

Untuk nilai COP tertinggi pada heat pump tanpa mengunakan heat exchanger ini dikarenakan tekanan suction sebesar 35 Psi dan tekanan discharge sebesar 160 psi,

Jadi fcalau oleh Bank peX&k&ana atau $eaa Pea!)alias Kredit- dinilai bahwa uaaha atau proyek itu Xayafc (feasible) dan* tseaberikan harapan yang balk untuk &aa&

Dalam RPP siklus 1 dan siklus 2 memiliki kesamaan komponen dengan RPP pada umumnya yang terdiri dari (identitas sekolah, kelas, semester, tema/subtema dan

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN SUMBER DAYA AIR 1 03 1.03.02 28 18 Pembangunan Pengaman Tebing Sungai. Indragiri di Pasar

secundatum dapat direkomendasikan sebagai tanaman pakan unggul mendukung ketersediaan pakan diareal perkebunan sawit karena memiliki karakter penting untuk