• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PENGGUNAAN REKAM MEDIS UNTUK KLAIM BPJS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN PENGGUNAAN REKAM MEDIS UNTUK KLAIM BPJS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD BANYUMAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PENGGUNAAN REKAM MEDIS UNTUK KLAIM BPJS

PASIEN RAWAT INAP

DI RSUD BANYUMAS

Alifia Rahmika Handayani¹, Rano Indradi Sudra² STIKes Mitra Husada Karanganyar 1,2

Alifiarahmika@yahoo.co.id¹, ranoindradi@gmail.com²

ABSTRACT

Based on a survey in RSUD Banyumas, from 5 medical record files found 2 medical record files that still have problems when the process of using records for claims BPJS. Purpose of research Knowing Medical Record Use for Claim BPJS Patient Inpatient at Banyumas Hospital.

Type of research used descriptive with coss sectional approach. Subjects in this study are Assembling officer, Head of Medical Record Installation, and data entry officer, while the object used is the process of using medical records for claims BPJS inpatients. The research instruments are interview and observation guidelines, data collection using structured interview and observation. This processing technique uses collecting, editing, classification, data presentation, data analysis using descriptive analysis.

The results of the study show that the process of using medical records for BPJS claims can be obtained from the completed medical record file consisting of Participant Eligibility Letter (SEP), medical resume, investigation re- sult, payment billing, and prescription. However, there are still obstacles to the completeness and non-conformity of forms in the use of medical records for BPJS claims. The form generates data in the form of the print out of INA CBG’s input into INA CBG’s software.

The conclusions of the research are the process of using medical records for BPJS claims from inpatient medical records file one of them on medical resume, investigation result, payment billing, and prescription. It is expected that all officers are more careful in preparing the file or form that will be used to claim BPJS in order to avoid incompatibility of the form when it will be submitted to the entry of data.

Keywords : Medical Record Inpatient Patient, Claim BPJS

Literature : 17 (2003-2014)

ABSTRAK

Berdasarkan survey pada RSUD Banyumas, dari 5 berkas rekam medis ditemukan 2 berkas rekam medis yang masih mengalami masalah ketika proses penggunaan rekam untuk klaim BPJS. Tujuan penelitian Mengetahui Penggunaan Rekam Medis untuk Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RSUD Banyumas.

Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan coss sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah petugas Assembling, Kepala Instalasi Rekam Medis, dan petugas entry data, sedangkan obyek yang digunakan adalah proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap. Instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara dan observasi, pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur dan observasi. Teknik pengola- han ini menggunakan collecting, editing, klasifikasi, penyajian data, analisis data menggunakan analisis Deskriptif.

(2)

Simpulan penelitian yaitu proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS dari berkas rekam medis rawat inap salah satunya pada resume medis, hasil pemeriksaan penunjang, billing pembayaran, dan resep obat. Diharapkan semua petugas lebih teliti dalam mempersiapkan berkas atau formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS agar tidak terjadi ketidaksesuaian formulir ketika akan diajukan ke pihak entry data.

Kata Kunci : Rekam Medis Pasien Rawat Inap, Klaim BPJS

Kepustakaan : 17 (2003-2014)

PENDAHULUAN

Penggunaan rekam medis kepada pihak lain (sec- ondary release) menjadi tanggung jawab Sarana Pelayanan Kesehatan untuk melindungi informasi kesehatan yang terdapat di dalam rekam medis ter- hadap kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah. Rekam medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan otoritas Rumah Sakit yang berwenang dan kerahasiaan isinya dikeluarkan ber- dasarkan izin dari pasien yang bersangkutan, sehing- ga informasi yang terdapat di dalamnya dapat diper- tanggungjawabkan (Hatta, 2013).

Menurut PerMenKes RI No. 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bahwa”Pengajuan klaim di Rumah Sakit, diawali pasien harus melengkapi persyaratan yang telah diatur oleh Kebijakan Rumah Sakit setempat yang telah bekerja sama denngan BPJS Kesehatan. Kelengkapan persyaratan yang wajib dibawa yaitu Kartu BPJS yang masih aktif dan Surat Rujukan asli dari Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) pertama”.

Berdasarkan survei pendahuluan di RSUD Banyu- mas, dari 5 berkas rekam medis ditemukan 2 berkas rekam medis yang masih mengalami masalah ketika proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS digunakan. Hal ini menyebabkan proses klaim men- jadi terhambat, dikarenakan kelengkapan dan for- mulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data. Seperti contoh, formulir hasil laboratorium yang seharusnya dilampirkan pada saat akan diajukan ke pihak entry data tidak dilampirkan. Oleh karrena itu, penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS salah satunya menja- di tanggung jawab Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), dimana dokter bertanggung jawab melaku- kan pengisian diagnosa, riwayat penyalit, tindakan, serta resume medis hal tersebut hanya dilakukan oleh seorang dokter. Berdasarkan hal tersebut maka

pe-neliti ingin mepe-neliti “Tinjauan Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim BPJS Pasien Rawat Inap”.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif adalah penelitian yang dilaku- kan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap di RSUD Banyumas. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan cross sectional adalah suatu rancangan penelitian observa- sional yang mengumpulkan data berdasarkan waktu tertentu secara bersamaan terkait dengan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap.

Lokasi pelaksanaan penelitian di RSUD Banyumas dan waktu penelitian tanggal 05 April- 17 Juni 2017.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pene- litian pedomana wawancara adalah alat yang di- gunakan untuk pengambilan data dimana peneliti mendapatkan data secara lisan dari seseorang (sasa- ran penelitian) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face), pedoman observasi adalah berisi daftar kegiatan yang diamati oleh peneliti terkait proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap di RSUD Banyu- mas. Cara pengumpulan data yang digunakan waw- ancara terstruktur dan observasi.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam pene- litian ini yaitu pengumpulan (Collecting), edit (edit- ing), dan memaparkan (narasi) atau penyajian data. Analisis Data yang digunakan yaitu deskriptif.

HASIL

1. Proses Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim

(3)

Proses penggunaan rekam medis di RSUD Banyumas di dapat dari bagian Assembling yang bertanggung jawab terhadap penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS.

Tugas dari masing-masing staf unit rekam me- dis terkait penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu :

a. Tugas Assembling berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS :

1) Meneliti kelengkapan formulir yang digu- nakan untuk proses klaim

2) Menyiapkan formulir yang akan digu- nakan sebagai proses klaim yang terdiri dari :

a) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

b) Resume Medis

c) Formulir hasil pemeriksaan penunjang

yang terdiri dari hasil laboratorium, hasil rontgen, CT-Scan, dan lain-lain

d) Billing pembayaran

e) Resep obat

a. Tugas Koding berdasarkan penggunaan rekam

medis untuk klaim BPJS :

1) Menerima berkas rekam medis dari As- sembling

2) Memberikan kode diagnosis dan tindakan pada lembar resume medis

b. Tugas entry data terkait penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS :

c. Mencocokan Nomor Kepesertaan dengan

Nomor yang terdapat pada kartu BPJS

1) Membuat Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ke bagian Kantor BPJS Pusat selama 15 hari dari hari pengajuan klaim

2) Melakukan entry data ke dalam software aplikasi

INA CBG’s yang berasal dari BPJS Kesehatan

2. Informasi Yang Dihasilkan Untuk Klaim BPJS

Informasi yang dihasilkan untuk klaim BPJS di RSUD Banyumas di dapat dari berkas rekam me- dis rawat inap yang terdapat pada :

a. Resume medis

Data yang dihasilkan pada resume medis terdiri dari Nomor RM, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, jenis dan kelas perawatan,tanggal masuk dan tanggal keluar, serta kode diagnosa dan tindakan

b. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

Data yang dihasilkan pada Surat Eligibili- tas Peserta (SEP) terdiri dari Nomor Peserta, Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP), poli tujuan, dan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)

c. Billing Pembayaran

Data yang dihasilkan pada Billing Pemba- yaran berupa tarif rumah sakit. Informasi me- dis tersebut menjadi salah satu bukti informasi yang akan dijadikan untuk pengajuan klaim ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) tingkat lanjutan ke Kantor Kabupaten/Kota BPJS Kes- ehatan.

Berikut jenis formulir yang digunakan dalam klaim BPJS Kesehatan pasien rawat inap di RSUD Banyumas :

a. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

Berisi informasi tentang Nomor SEP, Tang- gal SEP, Nomor kartu, Nama peserta, Tanggal lahir, Jenis kelamin, Poli tujuan, Jenis rawat, Kelas rawat, Tanda tangan pasien/ Keluarga pasien dan Tanda tangan petugas BPJS Kese- hatan. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) di dapat pada saat pasien mendaftar di bagian pendaft- aran rawat jalan.

b. Resume medis berisi informasi tentang Nomor Rekam Medis, Nama, Alamat, Tanggal masuk, Tanggal keluar, Jenis kelamin, Diagnosis, Tin- dakan/ operasi, Ringkasan riwayat dan Pemer- iksaan

fisik, Hasil pemeriksaaan penunjang, dan

(4)

c. Formulir hasil laboratorium

Berisi informasi tentang Nama, Umur, Tanggal

pemeriksaan, Dokter pengirim, Alamat, He-

matologi, Kimia darah/ immuno serologi. For- mulir hasil pemeriksaan penunjang diisi oleh petugas laboratorium rumah sakit pada saat pa- sien melakukan pemeriksaan di laboratorium.

c. Billing pembayaran

Berisi informasi tentang Nama, Alamat, Ru- ang, Umur, Nomor Rekam Medis, Nomor BPJS dan Total biaya. Billing pembayaran diii- si oleh petugas bendahara Rumah Sakit.

d. Resep obat

Berisi informasi tentang Nama, Umur, Alamat, Nomor Rekam Medis, Ruang, Tanggal Rawat, Resep Dokter, Tanda tangan dokter, dan Jum- lah obat yang diberikan. Resep obat diisi oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) pada saat pasien mendapatkan

3. Kendala Dalam Penggunaan Rekam Medis Untuk

Klaim BPJS

Kendala yang dihadapi dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu:

a. Berkas rekam medis yang belum lengkap pada

formulir Ringkasan Masuk dan Keluar serta Resume Medis yang tidak di isi lengkap dan tidak ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien(DPJP)

b. Lamanya proses kelengkapan formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS terlam- bat karena Dokter Penanggung Jawab Pasien

(DPJP) sedang tidak berada di Rumah Sakit maka formulir yang akan diajukan ke pihak en- try data menjadi terlambat

c. Formulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data , seperti contoh apabila tidak ditemukan lembar hasil pemeriksaan penunjang/ labora- torium pada folder

maka petugas Assembling menghubungi petugas

laboratorium untuk me- lengkapi formulir yang tidak sesuai.

PEMBAHASAN

1. Proses Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim BPJS melalui Instalasi Rekam Medis salah satun- ya

bagian Assembling dimana petugas Assembling

meneliti kelengkapan berkas rekam medis setelah pasien pulang dari ruang perawatan/ bangsal su- dah terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai SK Direktur No. 445/01. 13. 001/2015 yang menangani tentang prosedur di bagian As- sembling, meneliti kelengkapan data yang tercatat pada formulir rekam medis terkait klaim BPJS menjadi tanggung

jawab petugas Assembling da- lam mengendalikan

formulir.

Tugas dari masing-masing staf unit rekam medis ter- kait penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu :

a. Tugas Assembling berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS :

1) Meneliti kelengkapan formulir-formulir yang akan digunakan untuk proses klaim, hal ini sesuai

dengan Hatta (2013), standar pengungkapan

informasi dan petugas rekam medis memeriksa legitimasinya dengan cara meneliti informasi apakah yang diminta dan apakah peminta memang berwenang me- minta informasi tersebut.

2) Menyiapkan formulir yang akan digunakan

sebagai proses klaim yang terdiri dari :

a) Surat Eligibilitas Peserta (SEP) b) Resume Medis

(5)

rontgen, CT-Scan, dan lain-lain d) Billing pembayaran

e) Resep obat, Hal ini sesuai dengan Pe- tunjuk Teknis Verifikasi (2014), Berkas klaim yang akan diverifikasi meliputi : (1) Surat perintah rawat inap

(2) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

(3) Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta tandatan- gan Dokter Penanggung Jawab Pa- sien (DPJP)

(4) Pada kasus tertentu bila ada pemba- yaran klaim

diluar INA CBG’s diper- lukan tambahan bukti

pendukung :

(a) Protokol terapi dan regimen (jad- ual pemberian) obat khusus untuk oncology

(b) Resep alat bantu kesehatan (alat bantu gerak, collar neck, corset, dll)

(c) Tanda terima alat bantu kesehatan

b. Tugas Koding berdasarkan penggunaan rekam

medis untuk klaim BPJS :

1) Menerima berkas rekam medis dari Assem-

bling

2) Memberikan kode diagnosis dan tindakan pada lembar resume medis, hal ini sesuai DepKes, (2006) penetapan diagnosis mer- upakan kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh karena itu kode diagno- sis yang ada dalam rekam medis diisi den- gan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD-10. Menurut Hat- ta (2013) kualitas pengodean dan ketepa- tan data diagnosis sangat krusial dibidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan. Kecepatan dan ketepatan pemberian kode dari suatu diagnosis sangat tergantung ke- pada pelaksana yang menangani berkas rekam medis tersebut yaitu :

a) Tenaga Medis dalam menetapkan diag- nosis

b) Tenaga Rekam Medis sebagai pemberi kode

c) Tenaga Kesehatan lainnya

c. Tugas Entry data terkait penggunaan rekam medis untuk klim BPJS :

1) Mencocokan Nomor Kepesertaan dengan Nomor yang terdapat pada kartu BPJS, hal ini sesuai Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim (2014), purifikasi berfungsi untuk melaku- kan validasi output data INA CBG’s yang ditagihkan Rumah

2) Membuat Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ke bagian Kantor BPJS Pusat selama 15 hari dari hari pengajuan klaim, hal ini sesuai dengan BPJS (2014), klaim diajukan kepada Kantor Kabupaten/

Kota BPJS Kesehatan dengan Formulir

Pengajuan Klaim (FPK)

15 hari dari hari pengajuan klaim maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (iuran aplikasi INA CBG’s Kemen- trian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy (berkas pendukng klaim)

3) Melakukan entry data ke dalam software aplikasi INA CBG’s yang berasal dari BPJS Kesehatan, hal ini sesuai Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim (2014), yaitu :

a) Verifikasi Administrasi Kepesertaan Verifikasi administrasi kepesertaan ada- lah meneliti kesesuaian berkas klaim yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dengan data kepesertaan yang di- input dalam aplikasi INA CBG’s.

b) Verifikasi Administrasi Pelayanan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam verifikasi administrasi pelayanan ada- lah:

(6)

dipers-yaratkan sebagaimana tersebut poin

1a diatas (diuraikan termasuk men- jelaskan tentang kelengkapan dan keabsahan berkas)

(2) Apabila terjadi ketidaksesuaian an- tara

kelengkapan dan keabsahan berkas maka berkas dikembalikan ke Rumah Sakit untuk dilengkapi

(3) Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi operator diten- tukan oleh kewenangan medis yang diberikan Direktur Rumah Sakit se- cara tertulis. Perlu dilakukan konfir- masi lebih lanjut.

2. Informasi Yang Dihasilkan Untuk Klaim BPJS merupakan terdiri dari data isi rekam medis pa- sien rawat inap meliputi Nomor Rekam medis, Nomor Kepesertaan, Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Jenis dan Kelas Perawatan, Tang- gal Masuk dan Kelur, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Tarif RS, Diagnosa, dan Tinda- kan. Hal ini sesuai Hatta (2013), informasi yang mengandung nilai kerahasiaan yaitu laporan atau catatan yang terdapat didalam berkas rekam me- dis sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, obser- vasi, atau wawancara dengan pasien. Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang karena menyangkut infor- masi pribadi individu pasien.

Informasi medis yang dihasilkan dan jenis for- mulir yang digunakan untuk klaim BPJS Kes- ehatan di RSUD Banyumas sudah sesuai BPJS (2014), klaim diajukan kepada Kantor Kabupat- en/ Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum dan kelengkapan lain sebagai berikut :

a. Rekapitulasi pelayanan

b. Berkas pendukung masing-masing pasien yang

terdiri dari :

1) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

2) Resume medis/ laporan status pasien/ ket- erangan diagnosa dari dokter yang merawat

bila diperlukan

3) Bukti pelayanan lainnya misalnya, protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian obat) pemberian obat khusus, pencarian tagi- han Rumah Sakit

(manual atau automatic billing), serta berkas

pendukung lain yang diperlukan.

Adapun hasil print out Grouper INA CBG’s, ber- isi Kode Rumah Sakit, Nama Rumah Sakit, jenis tarif Rumah Sakit, Nomor Peserta, Nomor RM, Tanggal lahir, Jenis kelamin, Kelas perawatan, Nomor SEP, Jenis tarif perawatan, Cara pulang, LOS (length of stay), Diagnosa utama dan diag- nosa sekunder. Hal ini sesuai BPJS (2014), Tarif paket INA CBG’s sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang

diberikan kepada peserta BPJS, baik biaya

administrasi, jasa pelayanan, sarana / alat bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lain- lain. Tagihan klaim menjadi sah setelah mendapat persetujuan dan ditandatangani Direktur/ Kepala Fasilitas Kesehatan lanjutan dan petugas Verifika- tor BPJS Kesehatan.

3. Kendala Dalam penggunaan Rekam Medis Untuk

Klaim BPJS

Kualitas rekam medis yang optimal perlu dilaku- kan audit dan analisis rekam medis dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan oleh staf medis dan para medis serta hasil-hasil pemerik- saan dari unit-unit penunjang medis sehingga ke- benaran diagnosa

dari kelengkapan rekam medis dapat

dipertanggungjawabkan.

Kendala dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu:

(7)

dan dokter gigi yang merawat bertanggung jawab akan kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis.

b. Lamanya proses kelengkapan formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS terlam- bat karena Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sedang tidak berada di Rumah Sakit maka formulir yang akan diajukan ke pihak en- try data menjadi terlambat, hal ini sesuai UU Praktik Kedokteran No. 29 Pasal 49 ayat (1) menyatakan setiap dokter atau dokter gigi da- lam melaksanakan praktik kedokteran atau ke- dokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.

c. Formulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data , seperti contoh apabila tidak ditemukan lembar hasil pemeriksaan penunjang/ labora- torium pada folder

maka petugas Assembling menghubungi petugas

laboratorium untuk me- lengkapi formulir yang tidak sesuai. Hal ini sesuai DepKes (2006), Petugas rekam medis membantu dokter yang merawat dalam mem- pelajari kembali isi rekam medis guna untuk

menganalisa mutu rekam medis yang dalam

pengisiannya memang menjadi tanggung

jawab para tenaga kesehatan, sebab petugas medis tersebut yang melaksanakan perekaman medis.

SIMPULAN

1. Proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS di dapat dari bagian Assembling yang ber- tanggung jawab menyiapkan formulir penggu- naan rekam medis untuk klaim BPJS.

2. Informasi yang dihasilkan untuk klaim BPJS di dapat dari berkas rekam medis rawat inap meli- puti Nomor Rekam medis, Nomor Kepesertaan, Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Jenis dan Kelas Perawatan, Tanggal Masuk dan Kelur, Dok- ter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Tarif RS, Diagnosa, dan Tindakan.

3. Kendala dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS :

a. Berkas rekam medis yang belum lengkap

b. Lamanya proses kelengkapan formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS terlambat

c. Formulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data

DAFTAR PUSTAKA

Arief M. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. Hal :71

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal :198-271

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2014. Buku

Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.Jakarta : Direktorat Pe- layanan 2014

.2014. Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim. Jakarta : Di-

rektorat Pelayanan 2014. www.bpjs-kese-

hatan.go.id. Diunduh tanggal 22 Septem- ber 2016

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi II, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta

2008.Peraturan Menteri Kesehatan Re- publik

Indonesia No. 269/MENKES/PER/ III/2008 tentang Rekam Medis. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta : De- partemen Kesehatan RI.

Departemen Pendidikan Nasional.2013. Kamus Be-

sar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Pustaka. Hal 73 dan

574.

Hatta, G. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kes-

(8)

Normanto, E. 2011. Tinjauan Pelepasan Informasi Rekam Medis Dalam Menjamin Aspek Hu- kum Kerahasiaan Rekam Medis di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. [ Karya Tulis Ilmiah] : Universitas Diswan- toro Semarang

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kese- hatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal :

139-142 dan 172-178

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

28 Tahun 2014.Pedoman Pelaksanaan Pro-

gram Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta : Kemenkes RI. Diunduh tanggal 16 Maret 2016

2013 Standar Tarif Pelayanan

Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Tingkat Lanjutan. Jakarta : Ke- menkes RI. Diunduh tanggal 16 Maret 2016

Ramadhani, E.T. 2015. Tinjauan Pelepasan

Informa- si Medis Kepada Pihak BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Qadr Tangerang. [ Karya Tulis Ilmiah] : Rumah Sakit Qadr Tangerang

Riyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian. Ce- takan Kedua. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal : 28-29

Sudra, RI. 2013. Rekam Medis. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka

Undang-undang RI, 2004. UU No. 29 tahun 2004. Praktek Kedokteran. Jakarta : www.ppjk.de- pkes.go.id. Diunduh tanggal 19 September 2016

2004. UU No 40 tahun 2004. Sistem

Jami- nan Sosial Nasional. Jakarta : www.ppjk.de-

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 kasus dengan metode pengambilan data secara simpel random sampling dari 206 jumlah kasus demam tifoid di

Tugas pokok dan fungsi assembling diantaranya merakit kembali formulir- formulir dalam dokumen rekam medis dari rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap menjadi urut atau

Standar operasional prosedur tentang standar kelengkapan isi dokumen rekam medis rawat inap pasien BPJS ... Alur pengendalian ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat inap

[r]

Penelitian ke-empat oleh Yuliani Tamo Ina dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Penyerahan Dokumen Rekam Medis Dari Rawat Inap ke Bagian Filing di Rumah

rawat inap pasien BPJS belum baik, karena tidak ada standar. operasional prosedur khusus untuk alur

Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 512/menkes/per/IV/2007/tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran bab 1pasal 1 ayat 10 standar

Pedoman Wawancara Pedoman wawancara adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang