• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. yang akan dianalisis. Berikut adalah teori yang digunakan:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. yang akan dianalisis. Berikut adalah teori yang digunakan:"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

12 A. Deskripsi Teoretis

Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba memasukan beberapa teori yang relevan dengan tema yang diangkat demi terhindarnya kesalahan interpretasi makna dari hal-hal yang akan dianalisis. Berikut adalah teori yang digunakan:

1. Analisis

Teori di bawah ini dipakai agar peneliti memahami arti dari analisis sendiri, hal tersebut dimaksudkan agar peneliti tidak salah menafsirkan arti analisis dalam jalannya penelitian. Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2002:52) kata analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atau berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungannya antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sementara itu, menurut KBBI (1998:35) Analisis adalah:

1. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb);

2. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan;

(2)

4. Pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. Menurut Wiradi (2006) Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya.

Menurut Komaruddin (2001:53) Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

Menurut Syahrul dan Mohammad Afdi Nizar (2000:48) pengertian analisis berarti melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.

Melalu definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa analisis adalah suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu hal, yang akan dikelompokkan kembali berdasarkan suatu kategori tertentu demi menemukan perbedaan yang ada. 2. Perbedaan

Perbedaan menurut KBBI (1998) adalah sebagai berikut: 1. Beda;

(3)

Sementara itu, menurut The American Heritage® Dictionary of the English Language, cetakan keempat oleh Houghton Mifflin Company, perbedaan (difference) berarti:

1. The quality or condition of being unlike or dissimilar. 2. a. An instance of disparity or unlikeness.

b. A degree or amount by which things differ.

c. A specific point or element that distinguishes one thing from another. 3. A noticeable change or effect.

4. a. A disagreement or controversy.

b. A cause of a disagreement or controversy. 5. Discrimination in taste or choice; distinction. Terjemahan:

1. Keadaan dimana suatu kondisi menjadi berbeda.

2. a. Sebuah hal yang membuat berbeda, atau suatu hal yang tidak sama. b. Suatu titik dimana hal tersebut membuat hal menjadi berbeda.

c. Sebuah poin spesifik atau elemen yang membedakan satu hal dengan hal lain.

3. Perubahan atau efek yang terlihat. 4. a. Ketidaksepakatan atau kontroversi.

b. Penyebab dari suatu ketidaksepakatan atau kontroversi. 5. Diskriminasi dalam selera atau pilihan; ketidak samaan.

Berdasarkan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa perbedaan adalah suatu titik atau hal dimana hal tersebut menjelaskan bahwa dua hal dirujuk adalah sesuatu yang berbeda.

3. Makna

Teori di bawah ini dipakai agar penulis mengerti arti dasar dari kata makna sendiri. Hal ini tentunya sangat penting karena dasar dari penelitian ini adalah untuk mengupas makna dari kata omoi. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang

(4)

membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat.

Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Sedangkan menurut Ferdinand De Saussure (dalam buku Abdul Chaer,1994:286) mengungkapkan bahwa pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.

Berdasarkan teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa makna adalah istilah atau kata-kata yang menyatu dalam tuturan suatu kata maupun kalimat.

Kajian makna yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah lingkup makna leksikal dan makna gramatikal, serta makna konseptual dan makna asosiatif.

1. Makna Leksikal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 510), Leksikal adalah bersangkutan dengan kata atau kosakata. Leksikon adalah kosakata; kamus sederhana; daftar istilah dalam suatu bidang yang disusun berdasarkan abjad, dilengkapi dengan keterangan. Leksikografi adalah ilmu bahasa berkaitan dengan penyusunan kamus. Berdasarkan rujukan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa makna leksikal adalah makna kata sesuai dengan yang tertera di dalam kamus atau makna kamus.

(5)

Menurut Wijana dan Rosmadi (2008: 13), makna leksikal adalah makna laksem yang terbentuk tanpa menggabungkan leksem tersebut dengan unsur lain.

Contoh: kata membaca, bacakan, membacakan dan dibacakan dibentuk dari leksem baca, yang mendapatkan atau digabungkan dengan imbuhan seperti mem-, -kan, mem- + -kan, dan di- + -kan. Adapan yang dimaksud leksem baca adalah suatu proses melihat atau memahami isi tulisan (KBBI, 1990: 62).

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna kata yang timbul setelah kata tersebut digunakan di dalam kalimat. Karena itulah makna gramatikal dapat disebut juga dengan makna kalimat.

Wijana dan Rosmadi (2008: 14) mendefinisikan, “Makna gramatikal adalah makna leksem setelah leksem tersebut bergabung dengan unsur lain/”

Dapat juga dikatakan bahwa makna gramatikal adalah dimana sebuah lekem mendapatkan imbuhan.

Contoh: Ali memiliki sebuah pena.

Kata sebuah dalam kalimat tersebut merupakan kata yang terdiri dari leksem buah yang diberi imbuhan se-. Hal tersebut membuat kata sebuah memiliki arti yang sama dengan satu buah.

(6)

3. Makna Asosiatif

Menurut Chaer (1994: 60), makna asosiatif adalah makna yang berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar kebahasaan.

Contoh: kata putih yang diasosiasikan dengan kesucian atau suci. 4. Makna Afektif

Menurut Geoffrey Leech (1974:19), makna afektif adalah makna yang mencerminkan perasaan pribadi penutur, termasuk sikapnya terhadap pendengar, atau sikapnya terhadap sesuatu yang dikatakannya.

4. Nomina

Teori ini diambil karena kata omoi sendiri berada dalam padanan kata benda atau yang biasa disebut nomina. Nomina (KBBI; 1998) adalah kelas kata yg dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misalnya rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.

Sementara itu, nomina, atau meishi dalam bahasa Jepang adalah kata-kata yang menyatakan orang, bendam peristiwa, dan sebagainya, tidak mengalami konjugasi, dan dapat dilanjutkan dengan kakujoshi (partikel). (Matsuoka, 2000:324)

Murakami Motojiro (1986:25-26) menyimpulkan bahwa meishi: 1. Merupakan jiritsugo (kata yang dapat berdiri sendiri). 2. Tidak mengalami perubahan bentuk (konjugasi).

(7)

3. Dapat membentuk bunsetsu (frase) dengan ditambah partikel ga, wa, o, no, ni, dan sebagainya.

4. Dapat menjadi subjek.

5. Disebut juga taigen (substantive) sebagai lawan yougen (inflectable words).

6. Dilihat dari sudut pandang artinya dapat dibagi menjadi empat macam, yakni futsuu meishi (umum), koyuu meishi (khusus), daimeishi (kata yang menunjukkan sesuatu secara langsung tanpa menyebutkan nama orang, benda, dan sebagainya), dan sushi (bilangan/jumlah).

Nomina disebut juga kata benda salam bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris disebut noun. Nomina (noun) ialah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak; yang dalam bahasa Inggris ditandai dengan kemungkinannya bergabung dengan sufiks plural; misalnya rumah adalah nomina karena tidak rumah adalah tidak mungkin; book dalam bahasa Inggris adalah nomina karena books adalah mungkin. Kelas ini biasanya dapat berfungsi sebagai subjek, atau objek dari klausa; kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda, atau hal lain yang dibendakan dalam alam di luar bahasa (Kridalaksana, 1983: 113).

Dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern karya Sudjianto, terbit pada tahun 2004, dituliskan bahwa nomina atau kata benda dalam gramatika bahasa Jepang disebut meishi. Meishi ialah kata yang menyatakan benda atau perkara,

(8)

tidak mengalami konjugasi atau deklinasi, dapat menjadi subjek, objek, predikat, atau adverbial. Meishi disebut juga taigen. (Masao, 1982:148)

Di dalam Gaikokujin no Tame no Kihongo Yorei Jiten diterangkan bahwa meishi ialah kata yang menyatakan (nama-nama) benda, tempat, atau orang, misalnya hana (bunga), hon (buku), gakkô (sekolahan), Tokyo (nama kota), Tanaka (nama orang), dan sebagainya.

Meishi (nomina) dapat menyatakan benda abstrak atau benda yang tidak dapat diraba, dirasakan, atau dilihat dengan jelas/nyata seperti kata-kata heiwa (perdamaian), kekkon (pernikahan), nyûgaku (masuk sekolah atau perguruan tinggi), kangae (pikiran), yorokobi (kegembiraan), dan sebagainya. (Bunkachô, 1981:10)

Berdasarkan teori-teori di atas, kata benda anatu nomina/meishi, adalah suatu kata dimana dalam bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat digabungkan dengan kata tidak. Sementara dalam bahasa Jepang, meishi dapat digabungkan dengan partikel seperti ga, wo, dan sebagainya. Kata benda sendiri tidak harus menggambarkan benda-benda yang konkrit seperti rumah atau sepatu, namun bisa juga menggambarkan benda yang abstrak seperti perdamaian (heiwa).

Contoh dari nomina atau meisi adalah: rumah, pesawat, sepatu. 5. Omoi

Teori di bawah ini tentunya diambil karena penulis akan meneliti perbedaan dari dua kanji yang dapat dibaca omoi. Berikut adalah teori yang digunakan:

(9)

a. 思い. Dalam 外国人のための漢字辞典, 思い memiliki arti sebagai berikut: 1. 心をはたらかせて考える。おもう。 2. 人のことをおもいやり、いとしくおもう。 3. 心に感じること 4. 気持ち、感 5. 願い、愛情、希望 6. 心にうかべる 7. 愛する、いつくしむ Terjemahan:

1. Memikirkan dengan hati. Befikir.

2. Memikirkan seseorang sepenuhnya, memikirkan dengan cinta. 3. Hal yang dirasakan dengan hati.

4. Perasaan.

5. Permohonan. Perasaan cinta. Harapan. 6. Muncul di dalam hati.

7. Mencintai, mengasihani.

 想い. Dalam 外国人のための漢字辞典, 想い memiliki arti sebagai

berikut:

1. 心の中におもいうかべる

2. 思い出すこと

Terjemahan:

1. Memikirkan dalam hati. 2. Mengingat suatu hal. 6. Polisemi

Teori ini diambil karena kedua kanji yang berbunyi omoi dapat dimasukan dalam padanan polisemi. Dalam buku Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang, polisemi atau tagigo merupakan salah satu objek kajian semantik.

(10)

Ada yang berpendapat bahwa polisemi adalah dalam suatu bunyi atau kata terdapat makna lebih dari satu. Tetapi, batasan seperti ini masih belum cukup, sebab dalam bahasa Jepang kata yang memiliki satu bunyi dan memiliki makna lebih dari satu banyak sekali, serta di dalamnya ada yang termasuk ke dalam polisemi atau tagigo, dan ada juga yang termasuk dalam homonim atau dou-on-igigo. Disini dituliskan bahwa polisemi atau tagigo adalah dalam satu bunyi terdapat beberapa makna, setiap makna tersebut ada keterkaitannya. Tetapi dalam tagigo, penggunaan huruf kanji yang berbeda, tidak menjamin dapat membedakan arti (Kunihiro, 1996:94; Machida & Momiyama, 1997:108).

Sementara itu, dalam pengetian bahasa Indonesia, Polisemi (KBBI:1998) adalah bentuk bahasa (kata, frasa, dsb) yang mempunyai makna lebih dari satu.

7. Pembelajaran

Pembelajaran (KBBI:1998) adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Terulis dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Corey (1986:195) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Sementara itu, menurut Dimyati dan Mudjiono

(11)

(2002:157) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Menurut Trianto (2010:16) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Warsita (2008:85) pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Serta menurut Sudjana (2007:80) pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Berdasarkan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

8. Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. (Keraf, 1980:1) Dalam buku Gramatika

(12)

Bahasa Jepang Modern yang ditulis oleh Sudjianto, tertulis bahwa bahasa adalah simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang mengandung arti tertentu sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat untuk menyampaikan ide, fikiran atau perasaan.

Semebtara itu, bahasa menurut KBBI (1998) adalah sebagai berikut:

1. Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

2. Percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun: baik budi -- nya;-- menunjukkan bangsa, budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).

Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols.

(13)

Bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol-simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.

Sementara itu, Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.

Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (language may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu simbol atau lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh suatu kelompok untuk berkomunikasi.

9. Bahasa Jepang

Sakakura Atsuyoshi menerangkan bahwa bahasa Jepang adalah satu-satunya bahasa pengantar yang umum dipakai oleh orang Jepang di Jepang, karena itulah bahasa Jepang dapat dikatakan sebagai bahasa tunggal, sebagai bahasa yang tersendiri. (Atsuyoshi, 1987:9-10)

(14)

Dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern yang ditulis oleh Sudjianto, tertulis bahwa bahasa Jepang disebut nihongo di dalam bahasa Jepang. Namun ada pula yang menyebutnya nippongo. Sebutan dua istilah (nihongo dan nippongo) ini berdasarkan sebutan nama Negara Jepang yaitu nihon atau nippon. Kata nippon mempunyai makna yang lebih kuat atau lebih tegas daripada nihon. Sehingga orang jepang sering menyebut nippon untuk sebutan nama negaranya.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan definisi bahasa, bahasa Jepang adalah suatu simbol bunyi yang digunakan masyarakat di Jepang untuk berkomunikasi antara satu sama lain.

10. Semantik

Teori ini diambil karena nantinya dalam mengupas makna kata omoi yang akan digunakan adalah kajian semantik. Telah dikemukakan bahwa kata atau bentuk bahasa mempunyai relasi dengan dunia nyata. Sehingga istilah referensi dipakai untuk menyatakan relasi antara bahasa dengan sesuatu yang bukan bahasa. Bidang yang mempelajari hubungan itu biasanya disebut semantik.” (Keraf,2002;31-32).

Di pihak lain terdapat juga relasi antara unsur-unsur bahasa sendiri yang dikaitkan dengan dunia pengalaman seseorang. Relasi semacam ini dinamakan pengertian (sense). Jadi di dalam bahasa terdapat dua relasi, yaitu relasi bahasa dengan dunia pengalaman yang disebut dengan referensi atau makna. Relasi yang kedua adalah relasi antar unsur-unsur bahasa sendiri yang disebut pengertian (Keraf,2002;32).

(15)

Ada juga definisi berbahasa Jepang yang berkaitan dengan semantik, yaitu: 言語における意味の問題は、本然言語学の一部門として意味論の対 象になる。意味論は、持に区別されるときは「言語学的な意味論」 (linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、「一

般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くは

いずれの場合に対しても「意味論」(semantics)という名称が使われる

(Ikegami,1991; hal. 19). Terjemahan :

Masalah makna dalam bahasa menjadi objek semantik yang merupakan salah satu bagian dalam linguistik. Semantik yang jika secara khusus dibedakan sesuai dengan sebutannya menjadi semantik linguistik, semantik filosofi, dan semantik umum, tetapi sering digunakan nama yang sama yaitu “semantik” dalam berbagai macam masalah makna lainnya.

B. Penelitian yang Relevan

Pada saat ini, belumlah ada penelitian yang membahas mengenai kanji 思い・ 想い, sehingga penulis tidak menemukan adanya penelitian yang relevan. Namun, penulis menemukan penelitian yang mirip dengan pembahasan dalam penelitian ini, penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut;

(16)

会うvs逢う:Analisis nuansa yang diterima berdasarkan Kanji  Penulis : 加藤 千佳, Katou Chika

 Latar Belakang

Hal yang melatar belakangi Katou Chika untuk memulai penelitiannya adalah keingintahuannya akan perbedaan makna yang terdapat dalam dua kanji yang berbeda, namun memiliki arti yang mirip, atau bahkan hampir sama.  Langkah Penelitian

Langkah penelitian yang dilakukan Katou adalah dengan studi semantik dengan mencari makna dari kanji 会う dan 逢う, kemudian membandingkannya dengan contoh lirik, serta menggunakan angket yang disebarkan kepada mahasiswa.

 Hasil Penelitian

Melalui penelitian yang dilakukan, Katou menyimpulkan meski tidak ada perbedaan yang terlalu spesifik antara 会う dan 逢う, namun ada beberapa hal yang dapat diungkapkan. Salah satunya adalah dalam makna dasarnya sendiri, di dalam 会う, terdapat juga makna dari kata 逢う yang berarti pertemuan.

Namun di dalam kata 逢う sendiri, terdapat makna yang lebih spesifik, yaitu pertemuan yang berujung dengan hal yang romantis. Hal ini terntu berkaitan dengan perasaan.

(17)

会う digunakan untuk menggambarkan pertemuan secara umum, seperti pertemuan di kantor, dan sebagainya. Sementara itu, 逢う digunakan untuk suatu pertemuan yang lebih romantis.

Dalam penelitian Katou, terdapat beberapa persamaan dengan penelitian ini, diantara lain metode dimana Katou dan penulis mencari dahulu makna dari kata yang akan diteliti, kemudian membandingkannya dengan lirik lagu yang menjadi data penelitian.

Namun di dalam penelitian ini, penulis memiliki keunggulan dimana makna yang didapat tidak hanya sebatas arti, namun juga berkaitan dengan makna lain yang berasosiasi dengan kata yang diteliti.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir dari penelitian ini adalah nantinya penulis akan menganalisis perbedaan makna dari kata omoi dengan menggunakan kajian semantik. Analisis makna yang dimaksud di sini adalah penulis akan mencari penjelasan dari pengertian kata omoi itu sendiri. Dimanakah letak perbedaan dan kesamaan dari kedua kanji yang membentuk kata omoi.

Sedangkan kajian semantik yang digunakan penulis adalah kajian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara bahasa dan sesuatu yang bukan bahasa, dalam hal ini adalah nuansa yang terdapat pada suatu kalimat. Dari nuansa itu penulis akan

(18)

mencoba untuk menemukan persamaan dan perbedaan dari kedua kanji yang membentuk kata omoi.

Untuk mempertegas perbedaan dan persamaan dari kanji yang berbunyi omoi, penulis akan menggunakan metode substitusi. Dimana dalam suatu kalimat, kata 思い akan diganti dengan 想い untuk melihat perbedaannya, begitu pula sebaliknya.

Hasil dari kajian semantik tersebut kemudian akan penulis hubungkan dengan pembelajaran Bahasa Jepang. Dimana pembelajaran itu sendiri dapat diartikan sebagai interaksi antara murid dengan gurunya yang bertujuan untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud di sini adalah pengetahuan akan perbedaan ataupun persamaan antara ketiga kanji yang membentuk kata omoi dan hal tersebut diharapkan dapat memperjelas kebingungan yang dihadapi siswa dalam mempelajari Bahasa Jepang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di SMPN 6 Mataram, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat dan rahmat Allah SWT sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan Hukum

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan metode Posstest-Only Control Design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi dua kelompok

Berdasarkan pemikiran di atas, maka pada tahun 2015 Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usian Dini, Nonformal dan Informal (BP-PAUDNI) Regional IV telah mengalokasikan anggaran

Latihan dasar Ngemat ini juga merupakan salah satu cara untuk peningkatan dari kemampuan SUGESTI BATIN atau SABDA GENDAM yang sudah kita latih dalam Modul 4 Cara Pemancaran

Terjadinya penurunan kualitas air karena adanya kadar minyak yang terkandung pada telur yang telah menetas (larva), sehingga hal ini memberikan pengaruh yang