• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI KKNI LEVEL VI BIDANG PELATIHAN SUB BIDANG METODOLOGI PELATIHAN Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Bidang Pendidikan dan Pelatihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI KKNI LEVEL VI BIDANG PELATIHAN SUB BIDANG METODOLOGI PELATIHAN Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Bidang Pendidikan dan Pelatihan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Disahkan tanggal: Juli 2018

Oleh: Dudung Irawan

__________________

Ketua Komite Skema

Nomor Dokumen : 04-SS-DIKLAT-2018

2018

SKEMA SERTIFIKASI

KKNI LEVEL VI

BIDANG PELATIHAN

SUB BIDANG METODOLOGI PELATIHAN

Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Bidang Pendidikan dan Pelatihan atas dasar permintaan PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan untuk memelihara dan memastikan kompetensi instruktur yang ditugaskan sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan tuntutan industri, tuntutan profesi serta tuntutan pasar / konsumen. Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia bidang Pelatihan Sub Bidang Metodologi Pelatihan dan dapat digunakan dalam sertifikasi profesi bagi instruktur dengan kualifikasi level 6

Disahkan Oleh: Wahyudi

(2)

LSP USER PLN 2018

2

SKEMA SERTIFIKASI KKNI LEVEL VI

BIDANG PELATIHAN SUB BIDANG METODOLOGI PELATIHAN

1. LATAR BELAKANG

1.1 Dalam rangka masyarakat ekonomi ASEAN pada Desember 2015 bahwa tenaga kerja memerlukan rekognisi kompetensi melalui sertifikat kompetensi.

1.2 Tuntutan perseroan untuk memastikan tidak ada gap kompetensi antara kebutuhan kompetensi jabatan dengan kompetensi pegawai melalui sertifikat kompetensi.

1.3 ”Kemampuan yang harus dimiliki seorang instruktur salah satunya adalah memiliki sertifikat mengajar dari lembaga dalam/luar negeri”.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

2.1 Ruang lingkup : Kompetensi bidang Pendidikan dan Pelatihan Level Utama

2.2 Lingkup penggunaan : Mensertifikasi instruktur yang ditugaskan sebagai fasilitator pembelajaran. 3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi instruktur yang ditugaskan sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan tuntutan industri, tuntutan profesi serta tuntutan pasar/konsumen.

3.2 Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP dan asesor. 4. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi

4.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Ketenagakerjaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.6 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 286 Tahun 2011 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Jasa Konsultasi Perencanaan Destinasi Pariwisata menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(3)

LSP USER PLN 2018

3

4.7 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi

4.8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional

4.9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 2016 tentang Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

4.10 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

4.11 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia bidang Pelatihan Sub Bidang Metodologi Pelatihan.

4.12 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2016 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan Dan Penunjang Usaha Lainnya Golongan Pokok Aktivitas Administrasi Kantor, Aktivitas Penunjang Kantor Dan Aktivitas Penunjang Usaha Lainnya Bidang Administrasi Profesional

4.13 Surat Keputusan Kapusdiklat Nomor. 682.K/KAPUSDIKLAT/2011 tentang Pengembangan Instruktur. 4.14 Surat Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nomor

0070.K/GM-PUSDIKLAT/2020 tentang Penetapan Paket Skema Sertifikasi Unit Pelaksana Sertifikasi PT PLN (Persero)

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI 5.1 Jenis Kemasan : KKNI

5.2 Nama Skema : KKNI Level VI Bidang Pelatihan Subbidang Metodologi Pelatihan 5.3 Rincian Unit Kompetensi

NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1. KKK.00.02.012.01 Menerapkan Prinsip Kesehatan Kerja untuk Mengendalikan Risiko K3 2. N.821100.028.02 Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi

3. PAR.JK02.009.01 Melakukan presentasi

4. P.854900.001.01 Membuat peta kompetensi

(4)

LSP USER PLN 2018

4

NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi 6. P.854900.004.01 Melakukan pengemasan unit-unit kompetensi 7. P.854900.008.01 Menentukan kebutuhan pelatihan makro 8. P.854900.011.01 Menyusun program pelatihan

9. P.854900.016.01 Merencanakan penyajian materi pelatihan 10. P.854900.017.01 Melaksanakan pelatihan tatap muka

11. P.854900.026.01 Mengevaluasi biaya suatu program pelatihan 12. P.854900.043.01 Memimpin sistem dan pelayanan asesmen

13. P.854900.044.01 Mengembangkan kebijakan dan prosedur organisasi asesmen 14. P.854900.045.01 Melaksanakan evaluasi asesmen

15. P.854900.046.01 Memberikan kontribusi dalam validasi asesmen 6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1 Memiliki pendidikan terakhir minimal D3/S1 atau memiliki masa kerja minimal 20 tahun.

6.2 Memiliki pengalaman mengajar minimal 48 jam dalam 1 tahun dibuktikan dengan surat tugas dan daftar hadir.

6.3 Memiliki sertifikat pelatihan mengajar.

6.4 Memiliki sertifikat kompetensi Keinstrukturan KKNI Level V Bidang Pelatihan Subbidang Metodologi Pelatihan

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT

7.1 Hak Pemohon

7.1.1 Mendapatkan informasi mengenai gambaran proses sertifikasi sesuai skema sertifikasi; 7.1.2 Keluhan dan banding kepada LSP USER PLN;

7.1.3 Mendapatkan informasi setiap perubahan persyaratan sertifikasi;

7.1.4 Mendapatkan penjelasan LSP USER PLN ketika memerlukan informasi tambahan tentang program-program sertifikasi;

7.1.5 Pemegang sertifikat dapat menggunakan kemanfaatan sertifikat dalam dokumen, brosur, atau iklan, misalnya dengan kalimat sebagai berikut: “bersertifikat kompetensi personel dari LSP USER PLN dengan nomor sertifikat yang terdaftar”.

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1 Sertifikasi oleh LSP USER PLN tidak dapat menambah atau mengurangi tanggungjawab pemegang sertifikat dalam menjalankan perundangan yang berlaku;

(5)

LSP USER PLN 2018

5

7.2.2 Pemegang sertifikat harus:

a. Mematuhi semua persyaratan sertifikasi dari LSP USER PLN.

b. Menyampaikankan dan menjamin bahwa semua informasi yang diberikan kepada LSP USER PLN adalah yang terbaru.

c. Memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan persyaratan LSP USER PLN, aturan dan kriteria sertifikasi, pemeliharaan serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi. d. Bertanggungjawab terhadap semua keluhan terkait sertifikat yang dimiliki.

e. Menjamin tidak menggunakan sertifikat kompetensi yang dimiliki untuk kepentingan diluar lingkup sertifikat.

7.2.3 Pemegang sertifikat harus memberikan pelayanan yang sesuai dan kerjasama yang memungkinkan LSP USER PLN dapat memonitor kegiatan yang sesuai dengan standar, regulasi dan Pedoman LSP USER PLN yang mencakup:

a. Mengijinkan LSP USER PLN dan penguji untuk melakukan pengujian, survailen, verifikasi terhadap aktivitas pemegang sertifikat.

b. Membantu LSP USER PLN atau personilnya dalam melakukan investigasi dan penyelesaian keluhan pelanggan yang diajukan pihak ketiga tentang kegiatan pemegang sertifikat.

7.2.4 Jika diminta oleh LSP USER PLN, pemegang sertifikat harus memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.

8. BIAYA SERTIFIKASI

8.1 Biaya sertifikasi kompetensi bagi pegawai PLN menjadi beban perusahaan 8.2 Biaya sertifikasi kompetensi bagi pegawai outsorcing/pihak eksternal adalah :

Regional Jumlah Peserta Tarif *

Jawa Bali Maksimal 15 orang peserta Rp. 35.500.000,-

Indonesia Barat Maksimal 15 orang peserta Rp. 40.500.000,-

Indonesia Timur Maksimal 15 orang peserta Rp. 44.500.000,-

*) Tarif belum termasuk PPN 9. PROSES SERTIFIKASI

9.1 Persyaratan Pendaftaran

9.1.1 Unit Operasional/Perusahaan/Individu memahami proses asesmen yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses asesmen, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat;

9.1.2 Unit Operasional/perusahaan/individu mengajukan permohonan uji kompetensi dan daftar calon peserta uji kompetensi ke LSP USER PLN; calon peserta uji mengisi formulir

(6)

LSP USER PLN 2018

6

permohonan sertifikasi kompetensi (FM.BST/01/01.00); dengan melampiri fotocopy ijazah pendidikan terakhir, fotocopy diklat terkait dengan bidang yang akan disertifikasi, fotocopy bukti pengalaman seperti surat penugasan terkait dengan bidang yang akan disertifikasi,

melampirkan

curiculum vitae,

melampirkan foto 3x4 5 lembar, serta mengisi formulir

pernyataan memegang kode etik profesi (FM.BST/01/02.00) ;

9.1.3 Calon peserta uji mengisi formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00) ;

9.1.4 Unit operasional/Perusahaan/Individu mengirimkan formulir permohonan sertifikasi kompetensi (FM.BST/01/01.00) dan formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00) yang telah diisi calon peserta uji beserta bukti-bukti pendukungnya, serta formulir pernyataan memegang kode etik profesi (FM.BST/01/02.00).

9.2 Proses Asesmen

9.2.1 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas;

9.2.2 Bukti yang merupakan lampiran formulir permohonan sertifikasi kompetensi (FM.BST/01/01.00) dan formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00) diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah mememuhi aturan bukti (V,A,T,M), serta formulir pernyataan memegang kode etik profesi yang telah diisi oleh calon peserta uji (FM.BST/01/02.00) ;

9.2.3 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti (V,A,T,M) direkomendasikan kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi;

9.2.4 LSP USER PLN menyampaikan undangan tertulis mengikuti uji kompetensi kepada calon peserta uji kompetensi yang telah memenuhi ketentuan pada point 9.2.2 dan memenuhi persyaratan pada point 9.2.3;

9.2.5 Konfirmasi tertulis LSP USER PLN kepada unit pengirim meliputi daftar peserta uji yang memenuhi persyaratan administrasi, waktu pelaksanaan uji kompetensi, tempat uji kompetensi, asesor yang akan menguji dan administrator yang melaksanakan administrasi uji kompetensi. 9.3 Proses Uji Kompetensi

9.3.1 Proses sertifikasi dilaksanakan dengan tahapan proses konsultasi pra asesmen, proses asesmen kompetensi dan proses rekomendasi hasil asesmen kompetensi;

9.3.2 Proses uji kompetensi dilakukan untuk menilai kompetensi peserta yang sesuai dengan persyaratan pada point 6, melalui metode uji Portofolio, Observasi Demonstrasi, Uji Lisan; 9.3.3 Bukti yang dikumpulkan melalui asesmen kompetensi baik melalui metode uji Portofolio,

(7)

LSP USER PLN 2018

7

bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (V,A,T,M) ;

9.3.4 Hasil proses asesmen kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti (V,A,T,M) direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti (V,A,T,M) direkomendasikan “Belum Kompeten” ;

9.3.5 Asesmen kompetensi dilakukan oleh tim asesor kompetensi (minimal 2 orang) yang ditugaskan oleh LSP USER PLN melalui surat penugasan.

9.4 Keputusan Sertifikasi

9.4.1 LSP USER PLN menetapkan keputusan sertifikasi asesi berdasarkan informasi dan bukti selama proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan asesmen kompetensi calon, yaitu komite teknis;

9.4.2 Rekomendasi hasil uji kompetensi dari tim asesor kompetensi yang disampaikan kepada LSP USER PLN, selanjutnya divalidasi oleh komite teknis LSP USER PLN;

9.4.3 Hasil pembahasan komite teknis dituangkan dalam berita acara keputusan hasil uji kompetensi, untuk selanjutnya disampaikan kepada kepala LSP USER PLN untuk ditetapkan;

9.4.4 Kepala LSP USER PLN mengeluarkan persetujuan penerbitan sertifikat yang berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun setelah tanggal penerbitannya, dan setelah itu dapat diperpanjang kembali.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan sertifikat

9.5.1 Pembekuan dan pencabutan sertifikat jika :

a. Pelanggaran terhadap kode etik pemegang sertifikat b. Gagal memenuhi persyaratan sertifikasi

c. Pemegang sertifikat mengalami kecelakaan kerja yang berdampak pada pengurangan kinerja perusahaan

d. Gagal memenuhi persyaratan administrasi

e. Jika sertifikat akan dibekukan dan dicabut, maka LSP USER PLN akan memberitahukan dan memberikan alasan pembekuan sertifikat

9.5.2 Pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikat yang dibekukan atau dicabut.

9.5.3 Pemegang sertifikat kompetensi tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya setelah pencabutan sertifikat

9.6 Pemeliharaan Sertifikasi

9.6.1 Pelaksanaan survailen oleh LSP USER PLN dimaksud untuk memastikan terpeliharanya kompetensi kerja pemegang sertifikat;

(8)

LSP USER PLN 2018

8

9.6.2 Survailen dilakukan setiap 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku sertifikat; 9.6.3 Survailen dilakukan bersama dengan pemberitahuan perpanjangan sertifikat kompetensi; 9.6.4 Bagi pemegang sertifikat yang ingin melakukan permohonan perluasan atau pengurangan

ruang lingkup sertifikasi, maka harus mengikuti permohonan asesmen seperti pada point 9.1. 9.7 Proses Sertifikasi Ulang

9.7.1 Pemegang sertifikat wajib mengajukan permohonan sertifikasi ulang untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat kompetensi yang dimilikinya minimal 6 bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat;

9.7.2 Persyaratan permohonan sertifikasi ulang untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat sebagai berikut :

a. Mengajukan permohonan sertifikasi ulang dengan melampirkan dokumen portofolio kompetensi yang bisa membuktikan masih aktif dibidangnya minimal 1 (satu) tahun terakhir, seperti Log book/ log sheet / worksheet / laporan hasil kerja pemegang sertifikat; b. Asesmen kompetensi untuk sertifikasi ulang dilakukan dengan metode cek verifikasi bukti

portofolio;

c. Pemegang sertifikat harus mengikuti asesmen penuh jika terjadi perubahan standar kompetensi dalam skema sertifikasi;

d. Pemegang sertifikat harus melaksanakan proses mengajar minimal 24 jam dalam 1 tahun terakhir dibuktikan dengan surat tugas dan daftar hadir.

9.8 Penggunaan Sertifikat

9.8.1 Penggunaan sertifikat kompetensi keinstrukturan kualifikasi 3 harus sesuai dengan kode etik yang telah ditandatangani oleh pemegang sertifikat, yang meliputi :

a. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang diikuti;

b. Sertifikasi hanya berkenaan dengan ruang lingkup sertifikasi yang diberikan sehingga melakukan pekerjaan sesuai kompetensi;

c. Bersedia tidak bekerja pada ruang lingkup sertifikasi jika mendapatkan 3 (tiga) kali pernyataan tidak puas dari pengguna jasa, dan sanggup dicabut hak-haknya yang berhubungan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi yang masih berlaku;

d. Bertindak dengan cara yang dapat dipercaya dan tidak terpengaruh oleh hambatan keuangan dan hal lain yang tidak sepatutnya;

e. Tidak memberikan informasi yang bersifat rahasia kepada pihak lain tanpa seizin pengguna jasa;

f. Tidak menggunakan sertifikat sedemikian rupa sehingga dapat merugikan pengguna jasa dan LSP dan tidak memberikan pernyataan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;

(9)

LSP USER PLN 2018

9

g. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP; h. Tidak bertindak dengan cara apapun yang merugikan reputasi atau kepentingan

pengguna jasa dan LSP. 9.9 Banding

9.9.1 LSP USER PLN memperhatikan, merekam, menindaklanjuti dan menangani semua keluhan, perselisihan, dan keberatan yang disampaikan secara tertulis dalam kegiatan sertifikasi; 9.9.2 Pemegang sertifikat dapat mengajukan banding secara tertulis yang menyanggah keputusan

LSP USER PLN tidak lebih dari 1 (satu) bulan dari tanggal keputusan yang dibuat LSP USER PLN;

9.9.3

Apabila dokumen banding sudah sesuai dengan prosedur maka LSP USER PLN akan

memproses tidak lebih dari 14 (empat belas) setelah dokumen banding diterima.

9.9.4 LSP USER PLN akan melakukan evaluasi dokumen banding, penelusuran banding, serta

memutuskan tindakan untuk menanggapi banding denngan memastikan perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan sehingga semua banding dapat ditangani secara konstruktir, tidak berpihak dan tepat waktu.

(10)

LSP USER PLN 2018

10

LAMPIRAN

SKEMA SERTIFIKASI KKNI LEVEL VI

BIDANG PELATIHAN SUB BIDANG METODOLOGI PELATIHAN

1. PERSYARATAN PENGUJI

1.1 Memiliki pengalaman mengajar minimal 56 jam dalam 1 tahun. 1.2 Memiliki sertifikat pelatihan mengajar.

1.3 Memiliki kualifikasi 6 dalam jenjang instruktur.

1.4 Memiliki sertifikasi kompetensi tentang tata cara menguji berupa sertifikat asesor kompetensi. 2. PENYUSUNAN MATERI UJI

2.1 Setiap standar Kompetensi memiliki elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja (KUK) yang kemudian dari keduanya diturunkan menjadi kumpulan soal/materi uji yang akan digunakan dalam uji tertulis, uji wawancara maupun observasi/studi kasus

2.2 Untuk menyusun materi uji, LSP menetapkan tim penyusun materi uji

2.3 Setiap materi uji (soal uji) harus dapat diidentifikasi bahwa soal tersebut diperuntukkan untuk menjawab salah satu KUK yang ada di standar kompetensi

2.4 LSP akan melaksanakan validasi soal/materi uji yang telah disusun tim penyusun materi uji dengan menunjuk tim validasi

2.5 Soal-soal yang telah divalidasi menjadi bank soal.

3. KERAHASIAAN MATERI UJI

3.1 Bank soal harus dipelihara dan dijaga kerahasiaannya dalam ruang arsip yang tertutup dan terkunci dan pihak-pihak yang dapat mengakses terhadap materi uji ditetapkan oleh kepala LSP USER PLN 3.2 Pada saat melakukan validasi materi uji, tim validator tidak diperkenankan memiliki copy dari materi uji 3.3 Tim penyusun materi uji wajib menandatangani pakta integritas/kode etik untuk menjamin kerahasiaan

materi uji

3.4 Soal yang akan diujikan dipilih oleh pengelola LSP untuk menjaga kerahasiaan soal uji 3.5 Para penguji menandatangani kode etik penguji untuk menjamin integritasnya

3.6 Administrator melakukan penggandaan materi uji sesuai dengan jumlah peserta, dan materi uji dibagikan pada saat pelaksanaan uji

3.7 Pada saat selesai pelaksanaan ujian, maka materi uji yang terisi maupun tidak harus diserahkan dan dilaporkan ke LSP USER PLN

4. TEMPAT UJI KOMPETENSI

4.1 Tempat uji kompetensi (TUK) yang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan uji kompetensi supervisi konstruksi adalah tempat uji kompetensi yang telah diverifikasi oleh LSP USER PLN

(11)

LSP USER PLN 2018

11

4.2 TUK dalam melaksanakan uji kompetensi sesuai jadwal, tim asesor, administrator, serta daftar peserta uji kompetensi yang ditetapkan oleh LSP USER PLN

5. PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

5.1 Penerbitan sertifikat kompetensi batubara didasarkan kepada persetujuan penerbitan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh kepala LSP USER PLN

5.2 Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan LSP USER PLN memiliki nomor registrasi

(12)

LSP USER PLN 2018

12

PENGESAHAN KOMITE SKEMA

Jakarta, Mei 2018

Komite Skema Bidang Pendidikan dan Pelatihan

NO. NAMA WAKIL UNSUR JABATAN TANDA TANGAN

1. Dudung Irawan PLN Pusdiklat Ketua

2. Baskoro Fajar Nugroho LSP USER PLN Sekretaris

3. Tri Sakti Adiwibowo PLN Pusdiklat Anggota

4. Ahmad Paruhuman PLN Pusdiklat Anggota

Referensi

Dokumen terkait

(2014) juga telah melakukan penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma heuristik Pour pada industri manufaktur konveksi dimana hasil makespan dari algoritma

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang turut mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anaknya menurut Hurlock adalah bagaimana

Penelitian merupakan penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu. Sampel dalam penelitian ini yaitu

Metode: subyek penelitian ini adalah pasien penderita kanker area kepala dan leher yang menjalani perawatan radioterapi di RSUP Universitas Hasanuddin, subyek kemudian

41 Skop perbincangan dalam penulisan beliau ini lebih menjurus kepada zaman yang dilalui oleh Ibn Qayyim meliputi aspek pergolakan politik dan usaha kebangkitan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sentimen investor berpengaruh negatif terhadap return industri terutama pada sektor properti, real estate, dan konstruksi

Penelitian dengan judul “Implementasi Pasal 9 Huruf (A) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum Terkait Peran Paralegal Dalam Memberikan Bantuan Hukum

Teknik Analisis Data, Peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang berhubungan dengan data piutang tak tertagih pada perusahaan yang akan diteliti yaitu