• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

pada Klien Diabetes Melitus

di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh:

ELSA RIZKY SAFITRI MATONDANG

102500081

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas“ ini tepat waktu, guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar AMK pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah bersedia menyediakan waktu dan masukan yang berharga dalam menyelesaiakan Karya Tulis Ilmiah ini, dan juga kepada dosen penguji Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS, dan kepada Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep, selaku koordinator Program Studi DIII Keperawatan, dan terima kasih juga kepada dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan seluruh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(4)

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan Karya Tulis Ilmiah ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan untuk pebaikan penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi yang membaca terutama bagi mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang merupakan generasi penerus profesi perawat. Demikianlah Karya Tulis Ilmiah ini disusun. Atas perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih.

Penulis, Medan, Juli 2013

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS 1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 4

2. Tujuan Puskesmas ... 4

3. Fungsi Puskesmas ... 5

4. Kegiatan Pokok Puskesmas ... 5

5. Program Pokok Puskesmas dalam Penanggulangan Diabetes Melitus ... 7

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Komunitas 1. Konsep Dasar Nutrisi...8

2. Konsep Diabetes Melitus...11

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawata Kasus 1. Pengkajian ... 15

2. Analisa Data ... 15

3. Rumusan Masalah...16

(6)

C. Asuhan Keperawatan Kasus Diabetes Melitus di Komunitas

1. Pengkajian...18

2. Analisa Data...23

3. Rumusan Masalah...24

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional...25

5. Implementasi Keperawatan ...27

6. Evaluasi Hasil...28

BAB III KESIMPULAN SARAN A. Kesimpulan...29

B. Saran...29

DAFTAR PUSTAKA...30

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu tubuh, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Untuk memenuhi energi dalam tubuh maka diperlukan nutrisi. Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ, baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. (Rock CL, 2004)

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi. Dalam penanganan penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Karena itu nutrisi atau gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup.

(8)

juta atau 6% dari populasi yang ada dan Diabetes Melitus menduduki peringkat ketiga setelah jantung dan kanker. Sedangkan di Indonesia penderita Diabetes Melitus ada 1,2 % sampai 2,3% dari penduduk berusia 15 tahun. Sehingga Diabetes Melitus tercantum dalam urutan nomor empat, prioritas pertama adalah penyakit kardiovaskuler kemudian disusul penyakit serebrovaskuler, geriatrik, diabetes melitus, reumatik dan katarak. (Donna,1993)

Di Kelurahan Harjosari penyakit Diabetes Melitus menduduki urutan ke 9 dari 10 urutan penyakit-penyakit lain, dimana data ini didapatkan dari hasil survei di Puskesmas Kelurahan Harjosari. Ketika dilakukan pengkajian tentang penyakit yang dialami masyarakat di lingkungan tersebut, ditemukan beberapa penduduk yang menderita Diabetes Melitus. Berkaitan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang Diabetes Melitus dan membuat Karya Tulis Ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada Klien Diabetes Melitus”.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Dapat melakukan asuhan keperawatan, pendidikan kesehatan, pengelolaan asuhan keperawatan, dan mengidentifikasi kasus dengan tepat pada klien Diabetes Melitus di komunitas.

2. Tujuan Khusus

 Mampu melakukan pengkajian pada kasus Diabetes Melitus dengan tepat

 Mampu melakukan analisa data pada kasus Diabetes Melitus dengan tepat

(9)

 Mampu melakukan intervensi keperawatan pada kasus Diabetes Melitus dengan tepat

 Mampu mengevaluasi keberhasilan askep yang telah dilaksanakan atau dilakukan

 Mampu melakukan dokumentasi keperawatan dengan tepat

C. MANFAAT

1. Manfaat bagi pendidikan

Dapat memperkaya konsep atau teori dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan pada klien Diabetes Melitus di komunitas.

2. Manfaat bagi praktik keperawatan

Dapat menjadi referensi dan informasi berdasarkan evidence base practise tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan pada klien Diabetes Melitus di komunitas. 3. Manfaat bagi klien

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Salah satu unit pelayanan kesehatan di masyarakat adalah Puskesmas. Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. (Muninjaya, 1999)

Puskesmas adalah sebagai garda terdepan untuk meningkatkan upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotive, preventif, curative, rehabilitatif). Puskesmas juga merupakan pelayanan kesehatan dasar atau Basic Health Care Services. (Depkes RI, 1991)

2. Tujuan Puskesmas

(11)

3. Fungsi Puskesmas

Menurut Azwar (1999) ada 3 fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Fungsi pokok Puskesmas sesuai Kep. Menkes RI No. 128 / MENKES / SK/ II / 2004 adalah sebagai berikut :

Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, dimana Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Sebagai pusat pemberdayaan kesehatan, dimana Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau program pelaksanaan kesehatan. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, dimana pelayanan kesehatan perorangan merupakan pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta pelayanan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

4. Kegiatan Pokok Puskesmas

(12)

wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki 7 program pokok, yang mana program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Muninjaya, 1999). Program pokok Puskesmas antara lain :

1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seorang klien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.

2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit menular/infeksi (misalnya TBC, DBD, Kusta dan sebagainya).

5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

(13)

Kurang Vitamin A, keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat. 7. Pencatatan dan pelaporan yaitu Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Adapun program tambahan Puskesmas adalah kesehatan mata, kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan reproduksi remaja, kesehatan sekolah dan kesehatan olahraga.

5. Program Pokok Puskesmas dalam Penanggulangan Diabetes

Melitus

(14)

A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalaah Kebutuhan

Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di

Komunitas

1. Konsep Dasar Nutrisi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gizawi yang berarti nutrisi. Oleh para ahli istilah tersebut diubah menjadi gizi. Gizi adalah substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004). Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan, dan sebagainya (BKKBN, 1988).

Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi tersebut. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (Suitor & Hunter, 1980) adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.

(15)

Energi yang dihasilkan oleh nutrien atau makanan disebut sebagai “nilai kalori”. Kalori = energi yang digunakan untuk pembakaran.

 Jumlah kalori yang dihasilkan nutrien (Suitor & Hunter, 1980) : 1 gram karbohidrat dan protein : 4 kkal

1 gram lemak : 9 kkal  Rata-rata pemasukan energi (Guyton, 1986)

45% energi dari karbohodrat 40% energi dari lemak 15% energi dari protein 1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan. Fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Fungsi karbohidrat dalam susunan makanan yaitu, sebagai sumber energi, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.

Adapun sumber karbohidrat dalam makanan antara lain :

• Serelia dan makanan yang terbuat dari serelia. Contohnya, gandum, beras, jagung.

• Gula murni

• Sayuran (mis. kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan sayuran akar lain). Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam panganan tersebut lebih rendah.

• Buah-buahan. Buah mengandung 5% - 10% gula. Makin manis rasa buah, makin tinggi kandungan gulanya.

• Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa. Akan tetapi, keju dan mentega yang terbuat dari susu justru tidak mengandung karbohidrat.

2. Protein

(16)

penting untuk pembentukan enzim, antibodi dan beberapa hormon, sebagai sumber energi. Kebutuhan protein setiap orang bervariasi berdasarkan laju pertumbuhan dan berat badannya. Individu dewasa memerlukan asupan protein ± 1 gram untuk tiap kg berat badan. Kebutuhan protein ini meningkat selama periode pertumbuhan.

Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan hewani dan nabati. Biasanya kandungan protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan nabati. Akan tetapi, beberapa sayuran dan kacang-kacangan seperti kedelai justru mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi. Sumber protein ini dapat diperoleh dari daging, ikan, roti, serelia, susu, keju, telur, dan sayuran. Jumlah protein dalam sel ubi dan sayuran hijau sedikit, kentang menyumbang 3% dari keseluruhan kandungan protein makanan. Sedangkan kacang-kacangan, seperti kacang kapri, buncis, dan miju-miju memiliki kandungan protein yang cukup. Kandungan protein kedelai sangat tinggi dan menjadi sumber protein penting dalam susunan makanan.

3. Lemak

Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Adapun fungsi lemak dalam susunan makanan adalah sebagai sumber energi, pembentukan jaringan adiposa, sebagai sumber asam lemak esensial, penyerapan vitamin larut lemak.

(17)

2. Konsep Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Kadar gula normal dalam darah : kadar glukosa sewaktu : 110 – 200 mg/dL, kadar glukosa darah saat puasa : 110 – 126 mg/dL, kadar glukosa 2 jam setelah makan (75 gram glukosa) : 140-200 mg/dL.

Adapun penyebab dari Diabetes Melitus ini sebenarnya terdapat 2 macam kategori diabetes ditinjau dari efek yang ditimbulkan oleh berlebihnya glukosa terhadap kadar hormon insulin, yaitu Diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2.

Diabetes Melitus tipe 1, disebabkan oleh destruksi sel β umumnya menjurus ke arah defisiensi insulin absolut (melalui proes imunologik (Otoimunologik) dan Idiopatik) sehingga kadar insulin dalam tubuh terganggu. Untuk itu diberikan penambahan insulin melalui suntikan dan biasanaya penderita akan tergantung pada pemberian insulin tersebut seumur hidupnya. Diabetes Melitus tipe 2, disebabkan oleh resistensi disertai defisiensi insulin relatif yaitu kadar hormon insulin dalam tubuh normal namun pada proses transport glukosa dan penangkapannya di organ mengalami penurunan sehingga glukosa akan menumpuk dalam darah.

Adapun kelompok dengan resiko tinggi untuk menderita diabetes antara lain:

1. Usia > 40 tahun 2. Obesitas (kegemukan)

(18)

4. Riwayat kelurga dengan Diabetes Melitus

5. Riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gram 6. Riwayat Diabetes Melitus dalam kehamilan

7. Adanya displidemia (kadar HDL rendah < 35 mg/dL dan kadar lipid darah tinggi > 250 mg/dL).

Tanda dan gejala Diabetes Melitus ini adalah awalnya penderita akan mengeluhkan gejala yang cukup khas seperti, poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan atau mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritas) dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Adapun cara pengobatan Diabetes Melitus dilakukan dengan tujuan untuk megurangi gejala, menurunkan berat badan bagi yang kegemukan dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua pendekatan dengan obat.

Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diit dan olahraga. Apabila dengan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dalam langkah farmakologi berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya. a. Terapi tanpa obat, yaitu berupa :

1) Pengaturan diit

(19)

program diet diabetes adalah penghitungan jumlah kalori perhari sesuai kebutuhan setiap penderita, mengarah ke berat badan normal, menunjang pertumbuhan, mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal, mencegah atau memperlambat berkembangnya komplikasi vesikuler, sesuai dengan kemampuan daya beli setiap penderita, komposisi sesuai dengan pola makan penderita sehari-hari. Standar komposisi makanan yang dianjurkan adalah karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), lemak (20-25%), jumlah kandungan serat ± 25 gram/hari. Penentuan jumlah kalori berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang ditentukan dengan rumusan IMT = Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m2), dimana IMT < 18,5 (kurus) : BB x 40-60 kalori, IMT = 18,5-22,9 (normal) = BB x 30 kalori, IMT ≥ 23 (lebih/gemuk) = BB x 20 kalori, IMT > 25 (sangat gemuk) = BB x 10-15 kalori.

2) Latihan fisik

Prinsip yang disarankan latihan fisik yang dilakukan tidak perlu olahraga berat, olahraga ringan yang disesuaiakan dengan kemampuan klien asal dilakukan secara teratur sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Edurance Training).

Contoh olahraga yang disarankan antara lain jalan pagi, bersepeda dan berenang dan lain sebagainya. Dengan olahraga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun relatif kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Penderita DM dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur 3-4 kali/minggu, setidaknya 20-30 menit.

3) Ramuan tradisional untuk pengobatan Diabetes Melitus

(20)

Dalam laporannya, Fujio L, seorang peneliti dan pemerhati tanaman obat, mengatakan bahwa kemampuan lidah buaya tak lain karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia. Menurut Purbaya (2003), di dalam aloe vera terdapat kandungan bahan aktif yang tinggi berupa glukomanan yang berfungsi menormalkan kadar gula darah sehingga baik untuk penderita diabetes. Cara pengolahannya yaitu dengan 2 batang lidah buaya, dicuci, kemudian dikupas dan dipotong-potong dan direbus dengan 3 gelas air sampai tinggal separoh dari semula. Kemudian disaring dan diminum ½ gelas 3 kali sehari. Manfaat dari aloe vera diantaranya membantu menyembuhkan luka, memar dan mencegah kanker.

b) Terapi obat-obatan

Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga) belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah, maka perlu diberikan terapi obat-obatan, baik dalam bentuk terapi Obat Hipoglikemik (OHO), terapi insulin atau kombinasi keduanya.

Untuk mencegah penyakit diabetes yang telah ada menjadi komplikasi yang lebih parah maka penderita diabetes harus melakukan :

a) Merubah pola hidup

b) Pengaturan diet (perencanaan makan)

c) Latihan jasmani : dianjurkan untuk melakukan latihan dengan teratur 3-4 kali seminggu selama ± 20-30 menit. Latihan yang dianjurkan adalah jalan kaki, jogging, lari, senam, renang, bersepeda dan mendayung.

(21)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A–B–C–D. A : Pengukuran antropometrik (antropometric measurement ) B : Data biomedis (biomedical data )

C : Tanda-tanda klinis suatu nutrisi (clinical signs) D : Diet (dietary)

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap klien untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh klien yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dapat ditentukan. (Bambang, 2009)

Pada tahap pengkajian ini dilakukan pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada klien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Adapun data yang harus dikaji meliputi data inti yaitu identitas klien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, alamat), keluhan utama klien yang dirasakan klien saat ini, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan saat ini dan masa lalu, riwayat sehari-hari (persepsi klien terhadap penyakitnya, kebiasaan, pola nutrisi, pola istirahat/tidur, pola eliminasi, kebiasaan olahraga, kemampuan melakukan aktivitas, rekreasi), riwayat sosial, riwayat spiritual dan kultural, pemeriksaan fisik (keadaan umum, tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, TB, BB) dan pemeriksaan head to toe.

2. Analisa Data

(22)

diperoleh melalui data subjek dan data objek. Data subjek bersifat subjektif yaitu data dapat diperoleh dari keluhan yang dirasakan klien, sedangkan data objek bersifat objektif yaitu data diperoleh dengan melakukan pengukuran, misalnya mengukur tanda-tanda vital (TD, RR, HR, suhu, BB, TB) yang hasilnya berbentuk angka. Data objek juga bisa dilihat langsung dengan mata misalnya melihat secara langsung bagaimana kondisi klien.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun, masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu, perawat harus membuat prioritas masalah. Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan dasar manusia. (Bambang, 2009)

4. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Bambang, 2009). Jadi, perencanaan asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup elemen-elemen berikut:

 Perumusan tujuan

Perumusan tujuan asuhan keperawatan dibuat sebagai patokan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan.

 Rencana tindakan keperawatan

(23)

akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan klien, mengarah pada tujuan yang akan dicapai, tindakan harus bersifat realistis.

 Kriteria hasil

(24)

C. Asuhan Keperawatan Kasus Diabetes Melitus di Komunitas

1. PENGKAJIAN

KASUS:

(25)

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Garu II B Kelurahan Harjosari Ling. XII Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2013

II. KELUHAN UTAMA :

Klien mengeluh sering merasa lapar, sering BAK, sering merasakan haus yang berlebihan, mudah capek dan lelah jika melakukan aktivitas dan sering kesemutan.

III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit Diabetes Melitus, dan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga klien.

IV. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

Klien menderita penyakit Diabetes Melitus. V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

(26)

VI. RIWAYAT SEHARI-HARI

a. Persepsi klien terhadap penyakitnya

Klien mengatakan bahwa penyakitnya bisa disembuhkan, karena klien yakin bahwa Tuhan akan menyembuhkannya.

b. Kebiasaan

Klien memiliki kebiasaan makan tidak teratur, jumlah makanan yang dikonsumsi kadang tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter dan kadang makan dengan porsi yang sedikit. Klien juga suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, seperti manisan dan makan gorengan.

c. Pola nutrisi

Pola nutrisi klien tidak teratur, kadang klien makan 3 kali sehari dan lebih sering 2 kali sehari dengan porsi yang sedikit. Klien kehilangan selera makan dan pada waktu makan klien merasa mual dan ingin muntah. Berat Badan biasa 60 kg, klien mengalami penurunan BB 5 kg dan sekarang BB klien 55 kg.

d. Pola istirahat/tidur

Waktu tidur klien teratur, pada malam hari klien tidur 6-7 jam dan jarang terbangun di malam hari, tidak ada hal yang membuat tidur klien terganggu. Dan pada siang hari biasanya klien tidur 1-2 jam. e. Pola eliminasi

Pola eliminasi klien 9-12 kali dalam sehari dan pada malam hari klien lebih sering BAK, dengan karakter urin normal yaitu berwarna kuning. f. Kebiasaan olahraga

Klien jarang sekali berolahraga. g. Kemampuan melakukan aktifitas

Klien bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri (tanpa bantuan orang lain), tetapi klien tidak bisa melakukan pekerjaan yang terlalu berat dengan mandiri karena kondisi fisiknya sudah mulai berkurang. Pada saat melakukan aktivitas klien mudah capek dan lelah. h. Rekreasi

(27)

VII. RIWAYAT SOSIAL

Hubungan klien dengan keluarga, tetangga dan penduduk tempat ia tinggal adalah baik, klien mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkunan tempat tinggalnya.

VIII. RIWAYAT SPIRITUAL & KULTURAL

Klien taat beragama, sekali seminggu klien pergi ke gereja untuk beribadah. Dalam budaya batak toba, klien mengatakan beribadah lebih utama dan orang batak toba sangat taat beragama.

IX. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum

Keadaan umum klien baik, hanya saja klien mudah capek dan lelah saat melakukan aktivitas.

b. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 37 0 C

Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 72x/menit Pernafasan : 20x/menit Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 55 kg c. Pemeriksaan mulut

• Keadaan bibir : simetris dan membran mukosa kering

• Keadaan gusi dan gigi : tidak ada pembengkakan pada gusi dan gigi ada yang berlobang yaitu gigi geraham di sebelah kanan

• Keadaan lidah : normal d. Pemeriksaan abdomen

• Inspeksi : bentuk abdomen simetris dan tidak ada benjolan • Auskultasi : bising usus normal yaitu 15 x/menit

e. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas

(28)

XI. RIWAYAT TERAPI

(29)

2. ANALISA DATA

No. Data Masalah keperawatan

1. DS :

Klien mengatakan pola makannya tidak teratur, kadang makan 3 kali sehari dan lebih sering 2 kali sehari dengan porsi yang sedikit. Klien kehilangan selera makan dan pada waktu makan klien merasa mual dan ingin muntah.

DO :

• Penurunan BB 5 kg

• Porsi diet yang dberikan tidak habis

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

2. DS :

Klien mengatakan sering BAK yaitu sekitar 9-12 kali dalam sehari dan pada malam hari lebih sering dengan karakter urin berwarna kuning. DO :

• Keadaan bibir klien : membran mukosa kering

• Turgor kulit menurun

Kekurangan volume cairan

3. DS :

Klien mengatakan mudah capek dan lelah pada saat melakukan aktivitas dan klien tidak bisa melakukan

(30)

pekerjaan yang terlalu berat dengan mandiri karena kondisi fisiknya sudah mulai berkurang.

DO :

Klien tampak lelah

3. RUMUSAN MASALAH

MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 2. Kekurangan volume cairan

3. Kelelahan

DIAGNOSA KEPERAWATAN ( PRIORITAS )

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan oral, anoreksia, mual dan muntah d/d penurunan BB 5 kg dan porsi diet yang diberikan tidak habis.

2. Kekurangan volume cairan b/d osmotik diuresis d/d membran mukosa kering dan turgor kulit menurun.

(31)

4.PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

18 Juni 2013

1. Tujuan dan Kriteria Hasil : Tujuan:

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi.

Kriteria Hasil :

• Klien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat.

• Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya.

Rencana Tindakan Rasioanal

1.Timbang BB sesuai indikasi.

2.Tentukan program diet, pola makan dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan klien.

3.Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna dan pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi.

(32)

4.Berikan makanan cair yang mengandung nutrisi dan elektolit. Selanjutnya memberikan makanan yang lebih padat.

5.Identifikasi makanan yang disukai.

6.Libatkan keluarga klien dalam perencanaan makanan.

7.Observasi tanda hipoglikemia (perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing).

8.Lakukan pemeriksaan gula darah dengan finger stick.

9.Kolaborasi pemberian Insulin.

Pemberian makanan melalui oral lebih baik diberikan pada klien sadar dan fungsi gastrointestinal baik. pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi klien.

Pada metabolisme karbohidrat gula darah akan berkurang dan sementara tetap diberikan insulin maka

terjadi hipoglikemia tanpa memperlihatkan tingkat kesadran.

Analisa terhadap gula darah lebih akurat daripada memantau gula dalam urin.

Insulin dengan cepat membantu

(33)

5.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi Keperawatan

No. Dx Hari/ tanggal Pukul Tindakan Keperawatan 1. Rabu/

19 Juni 2013

11.30 WIB

 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang Diabetes Melitus dan diit Diabetes Melitus

 Menentukan program diet dan mengidentifikasi makanan yang disukai pasien

 Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan elektolit  Melibatkan keluarga klien dalam

perencanaan makanan 1. Kamis/

20 Juni 2013

11.30 WIB

 Mengobservasi keadaan klien : auskultasi bising usus, memeriksa ada atau tidaknya nyeri abdomen/perut kembung, mual dan muntah

 Mengobservasi apakah klien menghabiskan diet yang telah dianjurkan

 Menganjurkan klien untuk melakukan olahraga secara teratur  Merencenakan jadwal latihan fisik

klien di rumah 1. Jum’at/

21 Juni 2013

11.30WIB  Mengajarkan latihan fisik yang disesuaikan dengan kemampuan klien.

(34)

teratur

 Menganjurkan klien untuk konsultasi ke dokter tentang pengobatan insulin

6.EVALUASI HASIL

No. Dx. Kep. Hari/tanggal Evaluasi

1. 1. Jum’at/

21 Juni 2013

(35)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, rumusan masalah, perencanaan, dan implementasi pada klien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutirisi dengan Diabetes Melitus di komunitas sudah dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dan setelah dilakukan asuhan keperawatan tersebut serta dilakukannya pendidikan kesehatan pada klien, maka kebutuhan nutrisi klien sudah teratasi sebagian ditandai dengan klien menghabiskan porsi diet yang diberikan, rasa mual dan ingin muntah sudah tidak ada dan bising usus normal yaitu 15x/menit.

Untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan bergizi seimbang. Nutrisi berpengaruh dalam fungsi organ-organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu tubuh, fungsi enzim, pertumbuhan sel yang rusak. Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi, maka akan terhindar dari ancaman penyakit.

B. Saran

1. Sebaiknya dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus memberikan pelayanan dengan tepat sesuai dengan yang telah ditentukan.

2. Sebaiknya fasilitas yang ada di pelayanan kesehatan dapat memenuhi kebutuhan klien.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Santoso, Bambang, (2006). Buku Ajar Ilmu Komunitas 2 ; Teori & Aplikasi dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik

dan Keluarga. Jakarta : CV. Sagung Seto

Adi Santoso, Bambang, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas ; Konsep dan Aplikasi. Buku 2.Jakarta : Salemba Medika

Alimul, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia ; Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Asri, (2010). Penatalaksanaan Perawatan Kesehatan di Rumah pada Klien Diabetes Melitus di Lingkungan I Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan

Johor. Medan : Laporan PBLK. PSIK USU

Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta : EGC

Chayatin, (2005). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia ; Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

Depkes Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, (2005). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Depkes RI

Doengoes, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC

(37)

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / tanggal

No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP ) Rabu

19 Juni 2013

1.  Memberikan penyuluhan tentang diet Diabetes Melitus

 Menentukan program diet dan mengidentifikasi makanan yang disukai pasien

 Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan elektolit

 Melibatkan keluarga klien dalam perencanaan makanan

S :

Klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang apa saja diet yang boleh

dikonsumsi oleh penderita Diabetes Melitus

O :

Klien dan keluarga mampu menjelaskan tentang apa saja diet yang boleh dikonsumsi oleh penderita Diabetes Melitus

1.  Mengobservasi keadaan klien : auskultasi bising usus, memeriksa ada atau

tidaknya nyeri abdomen/perut kembung,

mual dan muntah.

 Mengobservasi apakah klien menghabiskan diet yang telah dianjurkan  Menganjurkan klien untuk

melakukan olahraga secara teratur

S : - O :

- Bising usus 15x/menit - Tidak terdapat

nyeri abdomen - Klien

(38)

Jum’at/ 21 Juni 2013

1.  Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (Tekanan Darah, HR, RR, TB, BB)  Menganjurkan klien untuk

mengontrol gula darah secara teratur

 Menganjurkan klien untuk konsultasi ke dokter tentang pengobatan insulin

S : - O :

- TD 110/80 mmHg

- HR 80x/menit - RR 20x/menit - TB 160 cm - BB 55 kg A :

Masalah teratasi sebagian

(39)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diabetes Melitus Sasaran : Ny. A dan keluarga Waktu : (15-20 menit)

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, Ny. A dan keluarga dapat mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan Ny. A dan keluarga akan dapat : a. Menyebutkan defenisi Diabetes Melitus

b. Menyebutkan penyebab Diabetes Melitus

c. Menyebutkan tanda dan gejala serta keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Melitus

d. Melakukan minimal 5 tindakan yang dapat mencegah dan mengatasi Diabetes Melitus

B. Pokok Bahasan

C. Sub Pokok Bahasan

a. Defenisi Diabetes melitus b. Penyebab Diabetes Melitus

c. Tanda dan gejala serta keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Melitus

(40)

D. Kegiatan dan Media Penyuluhan

Tahap Kegiatan

Penyuluhan

Pendahuluan 1.Memberi salam

Isi 1.Menjelaskan defenisi tanda dan gejala serta keluhan

(41)

E. Evaluasi

1. Cara : Lisan 2. Bentuk Pertanyaan :

1) Sebutkan defenisi Diabetes Melitus 2) Sebutkan penyebab Diabetes Melitus

3) Sebutkan tanda dan gejala serta keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Melitus

4) Sebutkan cara mencegah dan mengatasi Diabetes Melitus

Referensi

Dokumen terkait

minor has ability to oxidase and methylate with antioxidant role as defensive activities against iAs, but it also needs more than 14 days to recover in high level

Within the constraints of the production focus of NedCar, the control focus of the commercial partners must be said to be quite broad because MMC and VCC do not con®ne their

It was concluded that both methods of karyotyping are considered as valuable protocol for genetic normal-abnormal base on the number of chromosomes. This study

This paper considers two types of potentially dysfunctional consequences of a rigid budgetary control style: budget slack creation and managerial short-term orientation.. Slack

Figure 4 and 5 show the result of path finding within the Doha WTC building in Qatar. There is a hazard event, e.g. fire, located on the ground floor. A mesh generated in the

b.. pun dibuat dengan diperhalus dan diperindah, baik dari segi penampilannya, ukuran, maupun hiasannya. Pada akhirnya, masyarakat mem- produksi kerajinan perkakas

[r]

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat