• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketidakmampuan (Disability) Pasien Pria Dan Wanita Yang Mengalami Nyeri Osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketidakmampuan (Disability) Pasien Pria Dan Wanita Yang Mengalami Nyeri Osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Judul Penelitian : Ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Peneliti : Mahraniy

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Responden akan diberikan beberapa pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Responden dapat memilih nilai 0 = tidak ada, 1= sedikit, 2= sedang, 3= berat, 4= sangat berat pada setiap pertanyaan. Jika pasien bersedia menjadi responden penelitian ini, maka akan diminta untuk menandatangani Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Pasien bebas menolak ataupun mengakhiri keterlibatan dalam penelitian tanpa ada sanksi apapun. Kerahasiaan informasi yang disampaikan akan dijaga dan tidak akan digunakan untuk hal diluar kepentingan penelitian.

Medan, April 2015

(2)
(3)

Lampiran 3

DATA DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian :

1. Semua pertanyaan harus diberi jawaban 2. Beri tanda ( √ ) pada kotak yang disediakan

3. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan 1 jawaban yang sesuai menurut Responden

No. responden : 1. Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

2. Umur :

3. Pendidikan terakhir

Tidak Sekolah SMP Perguruan Tinggi

SD SMA

4. Pekerjaan

PNS BUMN Petani

Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Lain-lain Berdagang

5. Lama Penyakit :

(4)

Skala Pengukuran Intensitas Nyeri

Lingkarilah nomor/ skala yang sesuai dengan nyeri yang dirasakan dengan patokan 0 = tidak ada nyeri, 1-4 = nyeri ringan, 5-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri berat, dan 10 = nyeri sangat berat.

SKALA PENGUKURAN INTENSITAS NYERI NUMERIK (PNRS)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri nyeri nyeri nyeri

Ada ringan sedang berat sangat

(5)

LEMBAR KUESIONER THE WESTERN ONTARIO AND McMASTER UNIVERSITIES OSTEOARTHRITIS INDEX (WOMAC)

Instruksi:

1. Berilah jawaban Anda sesuai dengan tanda dan gejala yang Bapak/Ibu rasakan dalam 48 jam terakhir

2. Beri tanda (V) pada tempat yang telah disediakan

nilai 0 = tidak ada, 1= sedikit, 2= sedang, 3= berat, 4= sangat berat

No Ketidakmampuan

(disability) Kegiatan

Nilai

0 1 2 3 4

1

Bagaimanakah derajat nyeri yang Bapak/Ibu/Saudara

rasakan pada

Saat berjalan di atas permukaan yang datar

2 Saat Menaiki dan menuruni tangga

3 Saat tidur di malam hari

4 Saat duduk atau berbaring

5 Saat berdiri

6 Bagaimanakah derajat kekakuan yang Bapak/Ibu/Saudara

rasakan pada

Saat bangun pagi

7

Setelah duduk, berbaring atau istirahat

8 Bagaimanakah tingkat kesulitan yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan untuk melakukan aktivitas pada

Saat menuruni tangga

9 Saat menaiki tangga

10 Saat bangun dari posisi duduk

11 Saat berdiri

12 Saat membungkuk ke lantai

13 Saat berjalan di atas permukaan datar

14 Masuk/keluar mobil, naik turun dari

kendaraan

15 Saat pergi berbelanja

16 Saat mengenakan kaos kaki

17 Saat bangun dari tempat tidur

18 Saat melepas kaos kaki

19 Saat berbaring di tempat tidur

20 Saat masuk dan keluar kamar mandi

21 Saat duduk

22 Saat duduk/jongkok dan bangun dari toilet (buang air besar)

23 Melakukan pekerjaan rumah yang berat

(6)
(7)
(8)

Lampiran 6

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

usia pertengahan 18 47,4 47,4 47,4

usia lansia 19 50,0 50,0 97,4

lanjut tua 1 2,6 2,6 100,0

Total 38 100,0 100,0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pria 12 31,6 31,6 31,6

Wanita 26 68,4 68,4 100,0

Total 38 100,0 100,0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pergurua 7 18,4 18,4 18,4

Sd 4 10,5 10,5 28,9

Sma 13 34,2 34,2 63,2

Smp 14 36,8 36,8 100,0

(9)

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

berdagan 5 13,2 13,2 13,2

BUMN 4 10,5 10,5 23,7

Petani 17 44,7 44,7 68,4

PNS 1 2,6 2,6 71,1

Swasta 11 28,9 28,9 100,0

Total 38 100,0 100,0

lama penyakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 tahun 7 18,4 18,4 18,4

2 tahun 31 81,6 81,6 100,0

Total 38 100,0 100,0

skala nyeri PNRS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

nyeri ringan 12 31,6 31,6 31,6

nyeri sedang 26 68,4 68,4 100,0

Total 38 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Total score pria 12 25,00 30,21 27,5174 1,68891

Total score wanita 26 41,67 69,79 57,6923 7,32479

(10)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

total score nyeri pria 12 25,00 40,00 30,8333 6,68558

total score kekakuan pria 12 25,00 37,50 31,2500 6,52791

total score gangguan fungsi

pria 12 35,29 44,12 39,5833 2,54392

Valid N (listwise) 12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Q1 nyeri pria 12 1 2 1,33 ,492

Q2 nyeri pria 12 1 2 1,42 ,515

Q3 nyeri pria 12 1 2 1,25 ,452

Q4 nyeri pria 12 1 2 1,17 ,389

Q5 nyeri pria 12 1 1 1,00 ,000

Valid N (listwise) 12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Q6 kekakuan pria 12 1 2 1,50 ,522

Q7 kekakuan pria 12 1 1 1,00 ,000

Valid N (listwise) 12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Q8 gfp 12 0 2 1,17 ,577

Q9 gfp 12 0 1 ,92 ,289

Q10 gfp 12 1 2 1,08 ,289

(11)

Q13 gfp 12 1 1 1,00 ,000

Q14 gfp 12 1 2 1,17 ,389

Q15 gfp 12 1 1 1,00 ,000

Q16 gfp 12 1 2 1,17 ,389

Q17 gfp 12 1 1 1,00 ,000

Q18 gfp 12 1 2 1,17 ,389

Q19 gfp 12 1 1 1,00 ,000

Q20 gfp 12 1 2 1,08 ,289

Q21 gfp 12 1 1 1,00 ,000

Q22 gfp 12 1 1 1,00 ,000

Q23 gfp 12 1 2 1,17 ,389

Q24 gfp 12 1 2 1,17 ,389

Valid N (listwise) 12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

total score nyeri wanita 26 25,00 75,00 55,7692 10,83442

total score kekakuan wanita 26 50,00 75,00 60,5769 12,59579

total score gangguan fungsi

wanita 26 41,18 72,06 57,9186 8,21507

Valid N (listwise) 26

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Q1 nyeri wanita 26 1 3 2,42 ,643

Q2 nyeri wanita 26 1 3 2,35 ,689

Q3 nyeri wanita 26 1 3 2,23 ,587

Q4 nyeri wanita 26 1 3 2,04 ,528

Q5 nyeri wanita 26 1 3 2,12 ,431

(12)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Q6 kekakuan wanita 26 2 3 2,42 ,504

Q7 kekakuaan wanita 26 2 3 2,42 ,504

Valid N (listwise) 26

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Q8 gfw 26 2 3 2,54 ,508

Q9 gfw 26 2 3 2,54 ,508

Q10 gfw 26 1 3 2,27 ,533

Q11 gfw 26 2 3 2,15 ,368

Q12 gfw 26 1 3 2,46 ,582

Q13 gfw 26 2 3 2,27 ,452

Q14 gfw 26 1 3 2,35 ,562

Q15 gfw 26 2 3 2,19 ,402

Q16 gfw 26 1 3 2,23 ,514

Q17 gfw 26 2 3 2,31 ,471

Q18 gfw 26 1 3 2,27 ,533

Q19 gfw 26 1 3 2,08 ,392

Q20 gfw 26 1 3 2,27 ,533

Q21 gfw 26 1 3 2,12 ,516

Q22 gfw 26 1 3 2,19 ,491

Q23 gfw 26 2 3 2,58 ,504

Q24 gfw 26 2 3 2,58 ,504

(13)

Tests of Normality

jenis kelamin Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

total score

ketidakmampua

n

pria ,186 12 ,200* ,965 12 ,853

wanita ,145 26 ,169 ,951 26 ,244

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Group Statistics

jenis kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

total score ketidakmampuan Pria 12 28,0382 1,80194 ,52018

Wanita 26 57,6923 7,32479 1,43651

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for

Equality of

Means

F Sig. t

total score ketidakmampuan

Equal variances assumed 16,102 ,000 -13,739

Equal variances not

(14)

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

total score ketidakmampuan

Equal variances assumed 36 ,000 -29,65411

Equal variances not assumed 30,783 ,000 -29,65411

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

total score ketidakmampuan

Equal variances assumed 2,15841 -34,03158 -25,27665

Equal variances not

(15)

Lampiran 7 JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Septemb

er

Oktober Novemb er

Desembe r

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Mengajukan judul 2. Menetepkan judul

penelitian

3. Menyusun BAB 1,2,3,4 4. Menyerahkan proposal

penelitian

5. Mengajukan sidang

proposal

6. Sidang proposal 7. Revisi proposal

penelitian

8. Mengajukan izin

penelitian

9. Pengumpulan data 10. Analisa data 11. Penyusunan skripsi 12. Pengajuan sidang

skripsi

(16)

Lampiran 8 TAKSASI DANA PENELITIAN

1. Proposal

Penelusuran literatur dari internet Rp. 100.000,- Pencetakan literatur dari internet Rp. 100.000,-

Fotokopi literatur dari buku Rp. 30.000,-

Pencetakan Proposal Rp. 50.000,-

Penggandaan dan penjilidan proposal Rp. 50.000,- 2. Pengumpulan data

Administrasi surat izin pengumpulan data Rp. 50.000,-

Transportasi Rp. 200.000,-

Penggandaan kuisioner dan lembar persetujuan

Responden Rp. 60.000,-

3. Analisa data dan penyusunan laporan

Pencetakan skripsi Rp. 50.000,-

Penggandaan dan penjilidan skripsi Rp. 150.000,-

CD Rp. 10.000,-

Jumlah Rp. 850.000,-

Biaya tidak terduga 10% Rp. 85.000,-

(17)
(18)
(19)

Lampiran 11

The Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC)

Name:__________________________________________Date:________________ Instructions: Please rate the activities in each category according to the following scale of difficulty: 0 = None, 1 = Slight, 2 = Moderate, 3 = Very, 4 = Extremely Circle one number for each activity

No Disability Activity Value

0 1 2 3 4

1

Pain

Walking

2 Stair climbing

3 Nocturnal

4 Rest

5 Weight bearing

6

Stiffness Morning stiffness

7 Stiffness occurring later in the day

8

Physical Function

Descending stairs

9 Ascending stairs

10 Rising from sitting

11 Standing

12 Bending to floor

13 Walking on flat surface

14 Getting in/out of car

15 Going shopping

16 Putting on socks

17 Lying in bed

18 Taking off socks

19 Rising from bed

20 Getting in/out of bath

21 Sitting

22 Getting on/off toilet

23 Heavy domestic duties

24 Light domestics duties

Total Score: ______ / 96 = _______%

(20)
(21)

Lampiran 13

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Mahraniy

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Medan/14 Oktober 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bunga Mawar Komplek Citra sembada no. 9d Pasar 5 padang bulan medan

No. HP : 081375158450

Nama Ayah : Drs. Herman (alm)

Nama Ibu : Harum

Pendidikan : TK Almuntazhar Medan (1998-1999) SD Muhammadiyah 03 Medan (1999-2005) SMP Harapan 3 Deli serdang (2005-2008) SMA Negeri 2 Medan (2008-2011)

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arthritis Foundation. (2008). Research update. Diakses

dari

Arthritis Care. (2004). Oa nation: the most comprehensive uk report of people with osteoarthritis. London: Arthritis Care.

Bachtiar, A. (2010). Pengaruh ekstrak jahe (zigiber officibale) terhadap tanda dan gejala osteoartritis pada pasien rawat jalan di puskesmas pandawangi kota malang. Diambil pada tanggal 05 Mei 2015 dari

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. (2008). Riset kesehatan dasar (riskesdas) 20007, Laporan Nasional 2007.

Bambang, Setiyohadi. (2003). Osteoartritis selayang pandang. Temu Ilmiah Reumatologi 2003.

Bellamy, N, Griffiths, G., McLaren, A.C., Surge, B.I., dan Walter, B.H. (1995). Comparative study of the relative efficiency of the womac, aims and haq instruments in evaluating the outcome of total knee arthroplasty.Department of Medicine, Orthopaedic Surgery, University of Western Ontario, London, Ontario, Canada. Diambil pada tanggal 5 Mei 2015 da

Brannon & Feist. (2007). Health Psycology. USA: Thomson Wadsworth

Bellamy, N. (2004). Womac osteoarthritis index, University of Queensland. Didapat dari

Brunner & Suddart. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1.Jakarta: EGC

(23)

Cibulka et al,. (2009). Hip pain and mobility deficits – hip osteoarthritis. Journal of orthopaedic & sports physical therapy. Diakses dari www.jospt.org/members/getfile.asp?id=4393 tanggal 02 Oktober 2014.

Davis, EM Badly, DE Beaton, J Kopec, JG Wright, NL Young, JI Williams. (2003). Rasch analysis of the western ontario mcmaster (womac) ostearthritis index: results from community and arthroplasty samples. Elsevier : Canada.

Debi R, Amit Mor, Ofer Segal, Ganit Segal, Eytan D, Gbriel A, Nahum H, Amir H, Avi E. (2009). Differences in gait patterns, pain, function and quality of life between males and females with knee osteoarthritis: clinical trial. Didapat dari : juni 2015].

Dellhag B, Hosseini N, Bramell T, Ingvarsson PE. (2001). Disturbed grip function in women with rheumatoid arthritis.rheumatol.

Dimatteo, RM. (1991). The psychology of health, ilness and medical care. USA: Brooks/Cole Publishing Company

Eustice, C. (2007). Arthritis affects daily living activities. Available

from: [

Accessed 1 October 2014]

Faik A, Benbouazza K, amine B, Maaroufi H, Bahiri R, Lazrak N, et al. (2008). Translation and validation of moroccan western ontario and mcmaster universities (womac) osteoarthritis index in knee osteoarthritis. Rheumatology international. Diakses pada tanggal 2 oktober 2014 dari PuMed Database.

Felson, D.T. (2006). Osteoarthritis of the knee. Massachusetts Medical Society.

Didapat dari : http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/841. [diakses pada tanggal 12 Maret 2010].

Felson, D.T. (2008). Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L.,

Ed. HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New

(24)

Gabyzon, M.E., N. Rozen., Y. Laufer. (2012). Gender differences in pain perception and functional ability in subject with osteoarthritis. Diakses pada tanggal 25 juni 2015 dari

Gaines, E. J. Metter, and L. A. Talbot. (2004). The effect of neuromuscular electrical stimulation on arthritis knee pain in older adults with osteoarthritis of the knee,

Applied NursingResearch.

Gooberman-Hill, R., Woolhead, G., MacKichan, F., Ayis, S., Williams, S., & Dieppe, S. (2007). Assessing chronic joint pain: lessons from a focus group study.

Arthritis & Rheumatism-Arthritis Care & Research, 57, 666-671.

Grotle, M., Hagen, K.B., Natvig, B., Dahl, F.A., Kvien, T.K. (2008). Obesity and osteoarthritis in knee, hip and/or hand: an epidemiological study in the general population with 10 years follow-up. National resource centre for rehabilitation in rheumatology, dept. Of rheumatology, diakonhjemmet hospital, oslo, norway. Didapat dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18831740. [diakses pada tanggal 25 juni 2015].

Guyton A. C., Hall J. E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:

EGC.

Hasset, G., & Spector, TD. (2003). Rheumatology: osteoarthritis. The complete textbook of medcine on cd-rom. The medicine Publishing Company Ltd.

Hastono, SP. (2007). Analisa Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Indonesia, Depok. Naskah tidak dipublikasikan.

Hawker, G. A., Stewart, L., French, M. R., Cibere, J., Jordan, J. M., March, L. et al. (2008). Understanding the pain experience in hip and knee osteoarthritis- an oarsi/omeract initiative. Osteoarthritis and Cartilage, 16, 415-422.

(25)

Hobbs, N. (2010). Disability and physical behaviours: an application of theoritical frameworks. Diambil pada tanggal 5 juni 2015 da

Ikhsanuddin, H. (2007). The relationships among pain intensity, pain acceptance, and pain behaviors in patients with chronic cancer pain in medan, indonesia. Songkala University: Master of Nursing Siciene

Isbagio, H. (1995). Asalah nyeri kejang otot pada penderita penyakit reumatik. Diambil pada tanggal 5 Oktober 2013 dari http://www.kalbe.co.idfilescdkfiles09Masalah NyeriKejan.pdf html.

Isbagio, H. (2006). Osteoartritis dan osteoporosis sebagai masalah muskuloskletal utama warga usia lanjut di abad 21. Majalah Farmacia, 5(6). Diambil pada

tanggal 2 oktober 2014 dari

Isselbacher, KJ, Eugene Braunwald, Jean DW, Joseph BM, Anthony S. (2000).

Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Junaidi, I. (2006). Ramatik dan Asam Urat.Jakarta: Salemba Medika.

Keefe FJ, Lefebvre JC, Egert JR, Affleck G, Sullivan MJ, Caldwell DS. (2000). The Relationship of gender to pain, pain behavior, and disability in osteoarthritis patients: the role of catastrophizing pain. Diambil pada tanggal 6 juni 2015 dari

PubMed Database.

Külcü, Duygu Geler Burcu Yan, Hakan Atalar, Gülçin. (2010). Associated factors with pain and disability in patients with knee osteoarthritis. Yeditepe

Üniversitesi Hastanesi, Fizik Tedavi ve Rehabilitasyon Anabilim Dal.istanbul, Turkey.

Lawrence, RC et al. (2008). Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the united states. Arthritis & rheumatism. Diakses dari

(26)

Linley, HS, Elizabeth AS, Elsie GC, Kevin JD. (2010). A biomechanicalaanalysis of trunk and pelvis motion during gait in subject with knee osteoarthritis compared to control subject. Diambil pada tanggal 25 juni 2015 da

Lumbantoruan, SM. (2012). Hubungan intensitas nyeri dengan stres pasien osteoartritis di rsup h. Adam malik medan. Diambil pada tanggal 2 oktober 2014 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39782/7/.pdf.

Maly, P. A. Costigan, and S. J. Olney. (2006). Determinants of self-report outcome measures in people with knee osteoarthritis archives of physical medicine and rehabilitation. Diambil pada tanggal 6 juni 2015 dari PubMed Database.

Nevitt, et al. (2011). The osteoarthritis initiative.oai protocol .Diambil pada tanggal

30 September 2014 da

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Osteoarthritis Risk Factors; Data risk factors published by researchers at Harvard University. (2010). Clinical Trials Week. Diakses pada tanggal 2 okober dari

PubMed Database.

Paradowski, Bergman S, Sunden-Lundius A, Lohmander LS, Roos EM. (2006). Knee complaints vary with age and gender in the adult population. Diambil pada tanggal 25 juni 2015 dari

Pollit, D.F.,& Hungler, B.P. (2002). Nursing Research: Principles and Methods.Philadelphia: J.B. Lippincott Company.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Of Nursing Nursing Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta: EGC.

Price, S & Wilson, M. (2002). Patofisiologi, Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC.

Rekomendasi IRA. (2014). Diagnosis dan penatalaksanaan osteoartritis. Dimbil pada

(27)

da

Roos, EM., Klässbo, M., & Lohmander, LS. (1999). Womac osteoarthritis index. Reliability, validity, and responsiveness in patients with arthroscopically assessed osteoarthritis. Western Ontario and McMaster Universities.

Scandinavian Journal of Rheumatology. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2014

dari PubMed Database.

Salaffi, F., Leardini, G., Canesi, B., Mannoni, A., Caporali, R., et al. (2003). Reliability and validity of the western ontario and mcmaster universities (womac) osteoarthritis index in italian patients with osteoarthritis of the knee. Osteoarthritis cartilage. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2014 dari PubMed.

Salaffi,F. (2012). Classical test theory and rasch analysis validation of the recent-onset arthritis disability questionnaire in rheumatoid arthritis patients.Journal of the International League of Association for Rheumatology,31.

Sarafino, EP. (2006). Health Psychology Biopsychosocial Interactions (Fifth Edition). John Wiley & Sons, Inc: USA.

Sarzi-Puttini, P., Cimmino, MA., Scarpa, R., Caporali., Parazzini F., Zaninelli A., et all. (2005). Osteoathritis: an overview of the disease and its treatment strategies. Semin arthritis rheum. Diambil pada tanggal 2 oktober 2014 dari

PubMed Database.

Sellam J, Beaumont GH, and Berenbaum F. (2009). Osteoarthritis : pathogenesis, clinical aspects and diagnosis. In EULARCompendium in Rheumatic disease

Slemenda C, Heilman DK, Brandt KD, Katz BP, Mazzuca SA, Braunstein EM et al. (1998). Reduced quadriceps strength relative to body weight: a risk factor for knee osteoarthritis in women? Arthritis Rheum.

Smeltzer, SC., O’Connell, & Bare, BG. (2003). Brunner and Suddarth’s textbook of Medical Surgical Nursing (10th ed), Pennsylvania: Lippincott Wiiliam &

(28)

Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. (2006) Osteoartritis. In:

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Indonesia.

Stucki, G., Meier, D., Stucki, S., Michel, BA., Tyndall, AG., Dick, W., et al. (1996). Evaluation of a german version of WOMAC(Western Ontario mcmaster Universities) arthrosis index. Zeitscrhift fur Rheumatologie. Diakses pada

tanggal 14 oktober 2014 dari PubMed Database.

Sudo, A., et.all. (2008). Prevalence and risk factor for knee osteoarthritis in elderly japanese men and women. Journal of Orthopaedic Science. Diambil pada

tangal 2 oktober 2014 dari Proquest Database.

Tonelli, S.M, Barbara A, Nicholas A, Whitney L, Kathleen A. (2011). Women with knee osteoarthritis have more pain and poorer function than men, but similar physical activity prior to total knee replacement. Diambil pada tanggal 25 juni 2015 dari

Tseng BS, Marsh DR, Hamilton MT, Booth FW. (1995). Strength and aerobic training attenuate muscle wasting and improve resistance to the development of disability with aging. Canada:J Gerontol A Biol Sci Med.

Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisa Data dengan SPSS. Edisi 3. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

WHO. (2001). International Classification of Functioning, Disability And Health

(ICF).Geneva: WHO.

World Health Organization (WHO). (2003). The burden of muskuloskletal conditions

at the start of the new millenium. Diakses dari

http://whqlibdoc.who.int/trs/WHO_TRS_919.pdf pada tanggal 11 Oktober 2014.

World Health Organization. (2004). The global burden of disease: 2004 update.

(29)

World Health Organization. (2004). Bmi classification. Direktorat world health organization. Diambil pada tanggal 2 Oktober 2014 da

Wigler, I., Neumann, L., & Yaron, M. (1999). Validation study of a Hebrew version of WOMAC in patient with osteoarthritis of the knee. Clinical Rheumatology.diakses pada tanggal 2 Oktober 2014 dari PubMed Database.

Wolfe, F. (1999). Determinant of womac function, pain, and stiffness score: evidence of the role of low back pain, symptom counts, fatigue and depression in osteoarthritis and fibromyalgia. Rheumatology. Diakses pada tanggal 14

oktober 2014 dari

Wright, NC, Riggs GK, Lisse JR, & Chen Z. (2008). Self-reported osteoarthritis, ethnicity, body mass index, and other associated risk factors in postmenopausal women-results from the women’s health initiative. Journal of the American Geriatrics Society. 56(9): 1736-43. Diambil pada tanggal 2 Oktober 2014 dari

(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Osteoartritis merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat. Osteoartritis dapat terjadi dengan etiologi berbeda-beda, namun mengakibatkan kelainan morfologis dan keluaran klinis yang sama. Proses penyakit osteoartritis ini tidak hanya mengenai tulang rawan sendi namun juga mengenai seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul, dan jaringan sinovial serta jaringan ikat periartikular yang mengganggu gerak sendi, menimbulkan nyeri sehingga menyebabkan ketidakmampuan (disability). Osteoartritis lebih banyak terjadi pada

wanita dibanding pria. Peneliti ingin melihat perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kerangka penelitian yang menjelaskan tentang ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

(31)

Skema 3.1. Kerangka Konseptual Ketidakmampuan (disability) pasien pria dan

wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1. Nyeri 2. Kekakuan sendi

3. Gangguan fungsi fisik

Disability/

Ketidakmampuan

Pria

(32)

2. Definisi operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ketidakma

mpuan (disability)

Suatu kondisi pasien penderita nyeri osteoartritis di Poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mengalami kesulitan ketika mengalami nyeri, kekakuan sendi dan gangguan fungsi fisik selama 48 jam terakhir Wawancara dengan menggunakan indeks WOMAC yang terdiri dari 24 pertanyaan, subskala nyeri 5 pertanyaan, subskala kekakuan sendi 2 pertanyaan, dan subskalan gangguan fungsi fisik 17 pertanyaan

(33)

3. Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

3.1. Ho : Tidak terdapat perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 3.2. Ha : Terdapat perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan

wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Hipotesa penelitian ini adalah terdapat perbedaan Ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di

(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif yang bertujuan untuk menggambarkan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Populasi, sampel, dan tehnik sampling 2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien osteoartritis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2.2. Sampel dan tehnik sampling

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan tehnik consecutive sampling dengan kriteria inklusi seluruh pasien yang menderita osteoartritis yang

(35)

sampel, dengan jumlah minimal sampel adalah 30, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dari bulan September 2014 sampai Juni 2015 pada ruang Poliklinik Penyakit Dalam.

4. Pertimbangan etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara peneliti menanyakan langsung kepada pasien osteoartritis. Sebelum melakukan penelitian, responden diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, manfaat dari penelitian, dan kegiatan dalam penelitian, hak-hak responden dalam penelitian dan kerahasiaan terjaga. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat peneliti. Responden berhak untuk menentukan sendiri kesediaan berpartisipasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam informed consent yang berupa persetujuan partisipasi secara lisan

(36)

menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu hingga benar

paham sepenuhnya atas apa yang akan dijalaninya dalam penelitian. Jika responden tidak bersedia atau menolak untuk berpartisipasi, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak responden. Peneliti menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup memakai kode nomor urut responden. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

5. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi dan kuisioner The Western Ontario And McMaster Universities Osteoarthritis Index

(WOMAC).

5.1. Data demografi

Data demografi yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama menderita penyakit osteoartritis, dan skala nyeri (PNRS).

5.2. Kuisioner The Western Ontario And McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC)

Indeks WOMAC adalah alat yang didesain khusus untuk mengukur ketidakmampuan (disability) dan nyeri yang berhubungan dengan osteoartritis

(37)

secara luas dalam percobaan-percobaan klinis (Wolfe, 1999). Pada subskala gangguan fungsi fisik untuk menghindari biasnya data peneliti tidak hanya mengambildata berdasarkan wawancara saja tetapi mengobservasi langsung dengan menetapkan kriteria 0 untuk tidak ada gangguan fungsi fisik ditandai dengan pasien dapat melakukan aktivitas 17 pertanyaan tersebut secara mandiri, nilai 1 untuk pasien yang memerlukan pengawasan dari orang terdekat, nilai 2 untuk pasien yang menggunakan alat bantu khusus seperti tongkat, nilai 3 untuk pasien dengan menggunakan alat bantu seperti kursi roda, nilai 4 untuk pasien dengan menggunakan alat bantu dan bantuan dari orang terdekat (Bellamy, 2004).

6. Uji validitas dan reliabilitas instrumen

Beberapa negara telah melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ini seperti Swedia, Italia, Spanyol, Israel, Thailand, Maroko, dan Jerman semuanya menyatakan bahwa indeks WOMAC adalah instrumen yang sangat reliabel dan valid untuk mengevaluasi tanda dan gejala osteoartritis (Stucki, et al, 1996; Wigler, Neumann & Yaron, 1999; Roos, Klässbo, & Lohmander, 1999; Wolfe 1999; Escobar, et al, 2002; Salaffi, et al, 2003, Faik, et al, 2008).

(38)

bahwa indeks WOMAC merupakan instrumen yang reliabel dan valid. Dari 24 pertanyaan pada indeks WOMAC didapatkan df= 22. Pada tingkat kemaknaan 5 % didapatkan angka r tabel = 0,404. Sementara itu uji statistik antar skor masing-masing variabel dengn skor total didapatkan nilai r hasil seluruh pertanyaan berkisar antara 0,452- 0,830. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel (0,404). Dengan demikian seluruh pertanyaan dinyatakan valid. Dengan uji Alph Cronbach

terhadap indeks WOMAC didapatkan nilai 0,951. Nilai ini berada di atas batas minimal 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa indeks WOMAC mempunyai reliabilitas yang baik. Hasil ini menunjukkan konsistensi dengan ujicoba-ujicoba yang telah dilakukan dibebarapa negara lain yang telah disebutkan di atas (Bacthiar, 2010). Berdasarkan hal tersebut peneliti memutuskan untuk tidak melakukan uji valid dan reliabilitas dikarenakan indeks WOMAC sudah valid dan reliabel di Indonesia sejak 5 tahun terakhir.

7. Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Mengajukan permohonan izin pelaksaaan penelitian ke bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU.

(39)
(40)

c. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian kepada responden.

d. Setelah responden setuju untuk dijadikan sampel dari penelitian, maka peneliti memberikan surat persetujuan (inform consent) untuk menjadi responden agar

ditandatangani oleh responden. Apabila responden tidak bersedia maka peneliti tidak boleh memaksanya.

e. Menjelaskan cara pengisian kuisioner data demografi kepada responden dan responden diminta untuk mengisi kuisioner data demografi yang telah diberikan peneliti.

f. Mengajukan petanyaan dan responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dan peneliti juga melakukan observasi.

g. Setelah kuisioner data demografi diisi, data dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada kuisioner yang tidak lengkap, maka responden diminta untuk melengkapi disaat itu juga.

8. Analisis data

Setelah semua data terkumpul, data diolah dengan komputerisasi. Metode statistik untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

8.1. Statistik univariat

(41)

2002). Penelitian ini menganalisis data dengan metode statistik univariat digunakan untuk menganalisa data demografi, ketidakmampuan (disability) pasien

pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis. Untuk meganalisis ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan persentase.

8.2. Statistik bivariat

Statistik bivariat digunakan untuk melihat perbedaan antara ketidakmampuan(disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis. Data yang diperoleh diuji normalitasnya menggunakan Shapiro-Wilk

karena responden<50. Data yang diperoleh berdistribusi normal maka akan diuji dengan uji t tidak berpasangan (independent t-test). Apabila nilai p < 0,05 maka

(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dimulai tanggal 24 april 2015 sampai dengan 4 juni 2015 dengan jumlah responden 38 orang pasien osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Devisi Reumatologi RSUP Haji Adam Malik Medan.

1. Hasil penelitian

Hasil penelitian ini dibagi atas 4 bagian yaitu : data demografi responden, ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis, komponen ketidakmampuan (disability) (nyeri, kekakuan, dan gangguan

fungsi fisik) pasien pria dan wanita, subskala nyeri pasien pria dan wanita, subskala kekakuan pasien pria dan wanita, subskala gangguan fungsi fisik pasien pria dan wanita, dan perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.1 Karakteristik data demografi responden

(43)
[image:43.612.150.522.301.647.2]

tertinggi responden adalah SMP 36,8%. Hampir setengah responden bekerja sebagai petani 44,7%. Berdasarkan lama penyakit, mayoritas penderita OA 81,6% menderita penyakit selama 2 tahun dan lebih dari setengah responden mengalami nyeri sedang 68,4%. Data distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Demografi Responden (N=38)

Karakteristik Responden f %

Usia

45-59 tahun (Usia pertengahan) 60-74 tahun (Usia lansia) 75-90 tahun (Usia lanjut tua)

Jenis kelamin Pria Wanita Pendidikan terakhir Perguruan tinggi SMA SMP SD Pekerjaan

Pegawai Negri Sipil (PNS) Pegawai swasta Pegawai BUMN Petani Berdagang Lama penyakit 1 tahun 2 tahun

Skala nyeri (PNRS)

1-4 (nyeri ringan) 5-6 (nyeri sedang)

(44)

1.2. Ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami

nyeri osteoartritis

Penelitian ini menemukan bahwa ketidakmampuan (disability) pasien

pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan memiliki total skor pasien pria (Mean= 27.51, SD=1.68) dan total skor ketidakmampuan

(disability) pasien wanita (Mean= 57.69, SD= 7.32). Distribusi

ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Ketidakmampuan (disability)

Pria Wanita

Mean SD Mean SD

27.51 1.68 57.69 7.32

1.3. Komponen ketidakmampuan (disability) (nyeri, kekakuan sendi, dan gangguan fungsi fisik) pasien pria dan wanita

Penelitian ini menemukan bahwa komponen ketidakmampuan (disability) yang terdiri dari tiga subskala yaitu subskala nyeri, kekakuan

sendi, gangguan fungsi fisik pada pasien pria dan wanita. Subskala nyeri pria (Mean= 30.83, SD= 6.68), kekakuan sendi pria (Mean= 31.25, SD= 6.52), dan

(45)

wanita (Mean= 55.76, SD= 10.83), kekakuan sendi wanita (Mean= 60.57,

SD= 12.59), dan gangguan fungsi fisik wanita (Mean= 57.91, SD= 8.21).

Distribusi komponen ketidakmampuan (disability) nyeri, kekakuan sendi, dan

[image:45.612.151.525.271.374.2]

gangguan fungsi fisik pasien pria dan wanita dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Komponen Ketidakmampuan (disability) (Nyeri, Kekakuan, dan Gangguan Fungsi Fisik) Pasien Pria dan Wanita

Pria Wanita

Mean SD Mean SD

Nyeri 30.83 6.68 55.76 10.83

Kekakuan sendi

31.25 6.52 60.57 12.59

Gangguan fungsi fisik 39.58 2.54 57.91 8.21

1.4. Subskala nyeri pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis Subskala nyeri dibentuk dari 5 item pertanyaan yaitu item 1 saat berjalan di atas permukaan yang datar, item 2 saat menaiki dan menuruni tangga, item 3 saat tidur di malam hari, item 4 saat duduk atau berbaring, dan item 5 saat berdiri. Pada 5 item pembentuk subskala nyeri didapatkan rata-rata pasien pria mengalami nyeri yang lebih buruk ketika menaiki dan menuruni tangga (Mean= 1.42, SD= 0.51) dan rata-rata pasien wanita mengalami nyeri

yang lebih buruk ketika berjalan di atas permukaan yang datar (Mean= 2.42,

(46)
[image:46.612.149.526.152.349.2]

Tabel 4. Subskala Nyeri Pasien Pria dan Wanita yang Mengalami Nyeri Osteoartritis

Pertanyaan subskala nyeri

Pria Wanita

Mean SD Mean SD

Saat berjalan di atas permukaan yang datar

1.33 0.49 2.42 0.64 Saat menaiki dan menuruni tangga 1.42 0.51 2.35 0.68 Saat tidur di malam hari 1.25 0.45 2.23 0.58 Saat duduk atau berbaring 1.17 0.38 2.04 0.52

Saat berdiri 1.00 0.00 2.12 0.43

1.5. Subskala kekakuan sendi pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis

Subskala kekakuan sendi dibentuk dari 2 item pertanyaan yaitu kekakuan sendi saat bangun pagi dan setelah duduk, berbaring atau istirahat. Pada 2 item pembentuk subskala kekakuan sendi didapatkan rata-rata pasien pria mengalami kekakuan sendi yang buruk saat bangun pagi (Mean= 1.50,

(47)

Tabel 5. Distribusi Subskala Kekakuan Sendi Pasien Pria dan Wanita yang Mengalami Nyeri Osteoartritis

Pertanyaan subskala kekakuan sendi

Pria Wanita

Mean SD Mean SD

1. Saat bangun pagi 1.50 0.52 2.42 0.50

2. Setelah duduk, berbaring atau istirahat 1.00 0.00 2.42 0.50 1.6. Subskala gangguan fungsi fisik pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis

Subskala gangguan fungsi fisik dibentuk dari 17 item pertanyaan yaitu gangguan fungsi fisik saat menuruni tangga, menaiki tangga, bangun dari posisi duduk, berdiri, membungkuk ke lantai, berjalan di atas permukaan datar, masuk/keluar mobil, naik turun kendaraan, pergi berbelanja, mengenakan kaos kaki, berbaring di tempat tidur, keluar-masuk kamar mandi, duduk, duduk/jongkok dan bangun dari toilet, melakukan pekerjaan rumah yang berat dan ringan. Pada 17 item pertanyaan pembentuk subskala gangguan fungsi fisik didapatkan rata-rata pasien pria mengalami gangguan fungsi fisik yang buruk ketika menuruni tangga (Mean= 1.17, SD= 0.57),

membungkuk ke lantai, masuk/keluar mobil, naik turun kendaraan, melepaskan kaos kaki, melakukan pekerjaan yang berat, dan melakukan pekerjaan yang ringan (Mean= 1.17, SD= 0.38) dan rata-rata pasien wanita

(48)

fungsi fisik pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Subskala Gangguan Fungsi Fisik Pasien Pria dan Wanita yang Mengalami Nyeri Osteoartritis

Pertanyaan subskala gangguan fungsi fisik

Pria Wanita

Mean SD Mean SD

Saat menuruni tangga 1.17 0.57 2.54 0.50

Saat menaiki tangga 0.92 0.28 2.54 0.50

Saat bangun dari posisi duduk 1.08 0.28 2.27 0.53

Saat berdiri 1,00 0.00 2.15 0.36

Saat membungkuk ke lantai 1.17 0.38 2.46 0.58 Saat berjalan di atas permukaan datar 1.00 0.00 2.27 0.45 Masuk/keluar mobil, naik turun dari

kendaraan 1.17 0.38 2.35 0.56

Saat pergi berbelanja 1.00 0.00 2.19 0.40 Saat mengenakan kaos kaki 1.17 0.38 2.23 0.51 Saat bangun dari tempat tidur 1.00 0.00 2.31 0.47 Saat melepas kaos kaki 1.17 0.38 2.27 0.53 Saat berbaring di tempat tidur 1.00 0.00 2.08 0.39 Saat masuk dan keluar kamar mandi 1.08 0.28 2.27 0.53

Saat duduk 1.00 0.00 2.12 0.51

Saat duduk/jongkok dan bangun dari

toilet 1.00 0.00 2.19 0.49

Melakukan pekerjaan rumah yang berat 1.17 0.38 2.58 0.50 Melakukan pekerjaan rumah yang ringan 1.17 0.38 2.58 0.50 1.7. Perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang

mengalami nyeri osteoartritis

Peneliti menguji normalitas data terlebih dahulu menggunakan

(49)

nilai signifikan untuk ketidakmampuan (disability) pasien wanita yaitu 0.244,

hal ini menunjukkan data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal dengan nilai signifikan adalah diatas 0.05. Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal, peneliti melakukan uji beda menggunakan uji t tidak berpasangan (independent t-test) dan mendapatkan nilai signifikan yaitu 0.00 yang artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara ketidakmampuan (disability) pasien

pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 7. Hasil uji parametrik independent t-test perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang

mengalami nyeri osteoartritis dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Ketidakmampuan (disability) Pasien Pria dan Wanita yang Mengalami Nyeri Osteoartritis

Jenis kelamin Shapiro-Wilk df Sig.

Ketidakmampuan (disability) Pria 12 0.85

Wanita 26 0.24

Tabel 8. Hasil Uji Independent t-test Perbedaan

Ketidakmampuan(disability) Pasien Pria dan Wanita yang Mengalami Nyeri Osteoartritis

Variabel T Score Sig.

(50)

2. Pembahasan

2.1. Ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami

nyeri osteoartritis

Berdasarkan data yang diperoleh total skor yang didapatkan pada ketidakmampuan (disability) pasien pria (Mean= 27.51, SD=1.68) dan ketidakmampuan (disability) pasien wanita (Mean= 57.69, SD= 7.32).

Ketidakmampuan (disability) pasien pria berada pada tingkat ringan (21-40)

dengan usia (Mean= 56,15 tahun) sedangkan ketidakmampuan (disability)

pasien wanita berada pada tingkat sedang (41-60) dengan usia (Mean= 59,07

tahun). Hal ini sejalan dengan penelitian Debi dan koleganya (2009) yang mendapatkan data total skor akhir ketidakmampuan (disability) pasien pria

(Mean= 3.98, SD= 2.4) dengan Visual Analoge Scale (VAS) dan

ketidakmampuan (disability) pasien wanita (Mean= 4.78, SD= 2.52).

Penjelasan yang memungkinkan akan hal ini adalah usia dan perjalanan penyakit yang sudah mencapai 2 tahun (Debi, et.,all, 2009).

Berdasarkan usia responden, sebagian besar responden merupakan kelompok usia lansia (mean= 59,63 dan min-max= 45-77). Hal ini

(51)

responden berkisar 50-79 dengan rata-rata usia adalah 63,2 (Osteoartritis Risk Factors, 2010). Hal yang sama didukung juga oleh Cibulka, et

al.,(2009) menyatakan bahwa osteoartritis umumnya terjadi pada dewasa madya dan lansia dan yang paling sering diatas 60 tahun.

Berdasarkan lama penyakit yang dialami responden penelitian ini lebih dari dua pertiga responden (81.6%) menderita osteoartritis. Hal ini berarti selama 2 tahun nyeri sudah dirasakan yang menunjukkan penyakit osteoartritis mempunyai nyeri kronis (Sarafino, 2006).

2.2. Komponen ketidakmampuan (disability) (nyeri, kekakuan sendi, dan gangguan fungsi fisik) pasien pria dan wanita

Pada penelitian ini didapatkan data komponen ketidakmampuan (disability) (nyeri, kekakuan sendi, dan gangguan fungsi fisik) yaitu pada

subskala nyeri pria (Mean= 30.83, SD= 6.68), kekakuan sendi pria (Mean=

31.25, SD= 6.52), dan gangguan fungsi fisik pria (Mean= 39.58, SD= 2.54),

serta subskala nyeri wanita (Mean= 55.76, SD= 10.83), kekakuan sendi

wanita (Mean= 60.57, SD= 12.59), dan gangguan fungsi fisik wanita (Mean=

57.91, SD= 8.21). Hal ini sejalan dengan penelitian Külcü dan koleganya (2010) yang mendapatkan data subskala nyeri pria (Mean= 30), subskala kekakuan sendi pria (Mean= 35), dan gangguan fisik pria (Mean= 40) serta

subskala nyeri pasien wanita (Mean= 60), subskala kekakuan sendi (Mean=

(52)

ketidakmampuan (disability) pasien pria dapat di intepretasikan pada masing

masing komponen rata-rata pasien pria berada pada rentang antara 21-40 (ringan) yang artinya pasien dapat melakukan aktivitas dengan nyeri yang ada tetapi tidak menggaggu aktivitas harian seperti memakai kaos kaki, naik-turun tangga, duduk, berdiri, mandi, memasak tanpa alat bantu danmembutuhkan pengawasan dari orang lain. Pada setiap komponen ketidakmampuan (disability) pasien wanita memiliki rata-rata yang berada pada rentang 41-60

(sedang) yang artinya nyeri yang dirasakan ada pada tingkat sedang dan pasien bermasalah pada saat berjalan, menuruni tangga, merasa tidak nyaman pada periode waktu tertentu membutuhkan obat-obat nyeri dan membutuhkan alat bantu pada saat melakukan aktivitas harian (Bellamy, 2004).

Gabyzon, et all (2012) yang pada penelitiannya mendapatkan data nyeri pada pasien pria mendapatkan rata-rata skor total 38 menggunakan indeks WOMAC yang artinya pasien pria mengalami nyeri ringan. Penelitian sebelumnya yang mengindikasi pengukuran laporan pribadi erat kaitannya dengan faktor psikologi seperti nyeri, efikasi diri, dan depresi (Maly, et al., 2006). Jenis kelamin diprediksi berhubungan dengan nyeri, ketidakmampuan (disability), dan perilaku nyeri (Keefe, et al., 2000).

(53)

WOMAC nilai rata-rata kekakuan sendi adalah 2.0 hal ini terjadi dikaitkan dengan perjalanan alami penyakit osteoartritis yang berjalan selama 2 tahun atau masih dikatakan recent-onset. Sejalan dengan data yang ditemukan

Gabyzon, et al., (2012) kekakuan sendi sedang pada pasien pria dengan nilai rata-rata 4.1 dari 11 pria, hal ini disebabkan perjalanan penyakit secara alamiah selama kurun waktu dua tahun (Grotle, 2008).

Pada penelitian ini didapatkanrata-rata pasien pria mengalami gangguan fungsi fisik ringan. Hal ini sejalan dengan penelitian Gabyzon, et al., (2012) mendapatkan hasil gangguan fungsi fisik dengan rata-rata 20.2 yang artinya gangguan fungsi fisik ringan pada pria yang didapatkan dengan

self-report yang dihubungkan dengan test performa fungsional yang dapat

diamati secara langsung contohnya ketika berjalan, duduk atau beranjak dari duduk, dan menaiki tangga). Gaines, et al., (2004) juga mengatakan gangguan fungsi fisik yang ringan pada pria juga dipengaruhi oleh pengobatan yang diterima dan kepercayaan kognitif individu terhadap kemampuan fisik menjalani aktivitas sehari-hari.

Komponen ketidakmampuan (disability) (nyeri, kekakuan sendi, dan

(54)

terdapat hubungan antara nyeri yang dialami, kekakuan sendi, dan gangguan fungsi fisik, hal ini lah yang menyebabkan nyeri, kekakuan sendi, dan gangguan fungsi fisik berada pada tingkat yang sama.

2.3. Subskala nyeri pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis Nyeri osteoartritis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti adanya inflamasi pada membran sinovium, regangan pada kapsul sendi dan ligamen, iritasi ujung saraf osteum yang mengalami osteofit, dan sebagainya (Smeltzer, O’connell, & Bare, 2003). Namun penyebab yang paling sesuai dengan patogenesis terjadinya osteoartritis adalah karena adanya inflamasi membran sinovium akibat masuknya bahan-bahan matriks ke dalam cairan sinovial akibat destruksi matriks ekstraseluler (“Current Perspective”, n.d.).

Pada subskala nyeri didapatkan rata-rata pasien pria mengalami nyeri yang lebih buruk ketika menaiki dan menuruni tangga (Mean= 1.42, SD=

0.51) dan rata-rata pasien wanita mengalami nyeri yang lebih buruk ketika berjalan di atas permukaan yang datar (Mean= 2.42, SD= 0.64).Hal yang

berbeda dengan penelitian Davis dan koleganya (2003) nyeri yang ditimbulkan pada saat aktivitas berjalan di atas permukaan yang datar lebih ringan dibandingkan nyeri pada saat aktivitas berdiri dan nyeri pada saat berdiri lebih buruk dan menjadi masalah utama wanita dibandingkan pada pria (Mean= 1.21 wanita dan Mean= 0.15 pria) namun pada penelitiannya juga

(55)

tangga dan paling menyebabkan masalah pada sampel di komunitas, sampel yang menjalani total hip atau artroplasti lutut dan satu tahun post-operasi. Isselbacher dan koleganya (2000) aktivitas atau pekerjaan erat kaitannya pada ketidakmampuan (disability) dan nyeri yang ditimbulkan pada pasien osteoartritis contohnya pada sendi yang sering digunakan pada pekerja tekstil yang umumnya lebih banyak menggunakan sendi tangan akan kesulitan pada aktivitas yang banyak menggunakan sendi tangan beda halnya dengan petani yang lebih banyak berjalan menggunakan sendi pada ekstremitas bawah akan cendrung bermasalah pada saat berdiri dan berjalan. Pada penelitian ini didapatkan bahwa petani memiliki persentase yang sama yaitu 44,7%. Hal ini membuktikan pekerjaan memiliki pengaruh dalam kejadian osteoartritis.

(56)

2.4. Subskala kekakuan sendi pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis

Kekakuan sendi pada osteoartritis terjadi akibat adanya sinovitis dengan efusi atau akibat terbentuknya osteofit (Hasset & Spector, 2003). Biasanya terjadi pagi hari atau setelah bangun tidur kurang dari 30 menit (Smeltzer, O’Connel, & Bare, 2003).

Pada subskala kekakuan sendi didapatkan rata-rata pasien pria mengalami kekakuan sendi yang buruk saat bangun pagi (Mean= 1.50, SD=

0.52) dan rata-rata pasien wanita mengalami kekakuan sendi yang buruk saat bangun pagi dan setelah duduk, berbaring atau istirahat (Mean= 2.42, SD= 0.50). Hal ini sejalan dengan Bellamy dan koleganya (1995) kekakuan sendi pada saat bangun pagi yang paling berat dirasakan pada pasien osteoartritis baik pria maupun wanita (Mean= 2.52). Wolfe (1999) mengatakan bahwa

(57)

2.5. Subskala gangguan fungsi fisik pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis

Pada subskala gangguan fungsi fisik didapatkan rata-rata pasien pria mengalami gangguan fungsi fisik yang buruk ketika menuruni tangga (Mean=

1.17, SD= 0.57), membungkuk ke lantai, masuk/keluar mobil, naik turun kendaraan, melepaskan kaos kaki, melakukan pekerjaan yang berat, dan melakukan pekerjaan yang ringan (Mean= 1.17, SD= 0.38) dan rata-rata

pasien wanita mengalami gangguan fungsi fisik yang buruk ketika melakukan pekerjaan yang berat dan ringan (Mean=2.58, SD= 0.50). Hal ini sejalan

dengan Davis dan koleganya (2003) yang menemukan data pada dimensi fisik pasien pria osteoartritis pada aktivitas melepaskan kaos kaki (Mean= 1.48)

dan masuk dan keluar kamar mandi (Mean= 1.34) dan gangguan fungsi fisik

pada pasien wanita lebih buruk pada aktivitas melakukan pekerjaan ringan dan berat (Mean= 1.37). Tseng dan koleganya (1995) memaparkan bahwa

penurunan kekuatan otot dan ketahanan tubuh berhubungandengan penuaan yang dapat menyebabkan ketidakmampuan (disability) dalam menjalani

(58)

2.6. Perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang

mengalami nyeri osteoartritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan ketidakmampuan(disability)pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Cho dan koleganya (2010) yang mendapatkan data adanya perbedaan yang signifikan ketidakmampuan(disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis yang melaporkan bahwa pasien wanita lebih parah dibandingkan pasien pria dengan kesamaan gambaran radiografi pada osteoartritis. Namun pada penelitian Debi dan koleganya (2009) menemukan data yang berbeda yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pasien pria dan wanita menggunakan indeks WOMAC yang melaporkan secara konstan level nyeri dan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita berada pada tingkat

yang berat, dikarenakan sampel responden telah memasuki osteoartritis tahap lanjut.

(59)

Perbedaan yang didapatkan dapat dijelaskan dikarenakan faktor risiko pada wanita dan pria berbeda. Pada penelitian Bambang (2003) wanita obesitas memiliki faktro risiko 4-6 kali untuk terserang osteoartritis lutut dibanding dengan wanita kurus. Dijelaskan Linley (2010) secara biomekanika bahwa pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot pada paha bagian lateral sehingga resultannya akan jatuh pada pagian sentral sendi lutut. Sedangkan pada keadaan obesitas resultan tersebut akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima sendi lutut akan tidak seimbang. Hal ini dapat menyebabkan ausnya tulang rawan karena bergesernya titik tumpu badan.

Penelitian-penelitian sebelumnya yang melihat perbedaan jenis kelamin dengan ketidakmampuan (disability) pada pasien osteoartritis banyak

melaporkan tingkat ketidakmampuan(disability)wanita lebih buruk dibandikan

pada pria terutama tingkat nyeri yang dirasakan pasien. Hasil pada penelitian ini yang mendapatkan tingkat nyeri pada pasien pria yang ringan dan nyeri pasien wanita yang sedang dapat dipengaruhi oleh medikasi yang diterima pasien dan tingkat stress yang dialami pasien yang sudah mengalami nyeri kronik selama ini.

(60)

osteoartritis, gambaran radiologi yang beragam, pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tidak dilakukan untuk menyeleksi dan lebih mengontrol data yang dihasilkan, dan dikarenakan kuisioner yang dipakai peneliti adalah kuesioner self-report perlu dikaji juga keadaan faktor psikologi seperti psikosomatik pasien, pain catastrophizing atau perasaan yang berlebih

mengahadapi nyeri, efikasi diri, dan keadaan depresi pasien.

(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien osteoartritis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan yaitu di poliklinik penyakit dalam devisi rheumatologi, dengan jumlah responden 38 orang diantaranya 12 responden pasien pria dan 26 responden pasien wanita didapatkan data rata rata ketidakmampuan (disability) pasien pria (Mean=

27.51, SD= 1.68) dan pasien wanita (Mean= 57.69, SD= 7.32).

Pada subskala nyeri didapatkan rata-rata pasien pria mengalami nyeri yang lebih buruk ketika menaiki dan menuruni tangga danwanita mengalami nyeri yang lebih buruk ketika berjalan di atas permukaan yang datar.

Pada subskala kekakuan sendi didapatkan rata-rata pasien pria mengalami kekakuan sendi yang buruk saat bangun pagi dan wanita mengalami kekakuan sendi yang buruk saat bangun pagi dan setelah duduk, berbaring atau istirahat.

(62)

Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya perbedaan ketidakmampuan (disability) pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri

osteoartritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Saran

2.1. Bagi pendidikan keperawatan

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti kekurangan dalam pengontrolan data, kurangnya kriteria inklusi dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dalam mengembangkan ilmu keperawatan khususnya keperawatan medikal bedah.

2.2. Bagi pelayanan keperawatan

Penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan khususnya perawat spesialis rheumatologi untuk dapat mengaplikasikan alat ukur baku yaitu indeks WOMAC dalam mengakaji ketidakmampuan(disability) pasien. Hasil dari alat ukur tersebut dapat

(63)

2.3. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan penelitian selanjutnya meneliti tentang faktor-faktor yang memepengaruhi ketidakmampuan (disability)pria

dan wanita dan juga meneliti tentang variabel lain seperti pain catastrophizing, stress, grade OA, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

dihubungkan dengan penyakit osteoartritis serta meneliti ketidakmampuan (disability)pasien pria dan wanita yang mengalami nyeri osteoartritis pada

tahap late stage.

(64)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Osteoartritis

1.1. Pengertian osteoartritis

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang terjadi pada keseluruhan dari sendi yang mengalami perubahan secara patologis yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepi sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot-otot yang menghubungkan sendi (Felson, 2008).

1.2. Faktor-faktor risiko osteoartritis

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya OA, antara lain :

1. Usia

Usia adalah faktor risiko yang paling penting pada OA. Prevalensi OA akan meningkat seiring bertambahnya usia. Peningkatan OA ini terjadi pada usia lebih dari 65 tahun dengan rata-rata usia pada laki-laki 59,7 tahun dan rata-rata usia pada perempuan 65,3 tahun (Isbagio, 2006).

2. Jenis kelamin

(65)

OA. Pada wanita kulit hitam lebih tinggi untuk terjadinya OA dibanding pada wanita kulit putih, sedangkan pada pria kulit hitam memiliki risiko yang sama dengan pria kulit putih untuk terjadinya OA (Arthritis Foundation, 2008).

3. Ras/warna kulit

OA diduga juga disebabkan oleh faktor ras. OA lebih banyak ditemukan pada ras kulit berwarna dibandingkan kulit putih (Maharani, 2007).

4. Aktivitas fisik

Aktivitas dan latihan yang normal tidak menyebabkan OA, tetapi aktivitas yang dilakukan sangat berat, berulang atau pekerjaan yang menuntut penggunaan fisik akan meningkatkan risiko OA. Pekerja yang sering membebani sendi lutut mempunyai risiko lebih besar dibanding dengan pekerja yang jarang membebani sendi lutut (Arthritis Foundation, 2008).

5. Trauma

(66)

6. Faktor genetik

Faktor genetik berperan utama dalam timbulnya OA. Jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat OA, maka orang tersebut mempunyai kesempatan besar untuk terjadinya OA (Arthritis Foundation, 2008).

7. Nutrisi

Penelitian menunjukkan faktor nutrisi mempengaruhi perjalanan penyakit OA. Asupan makanan yang mengandung banyak mikronutrien, seperti vitamin E, vitamin C, dan buah-buahan yang mengandung karoten yang dapat mencegah terjadinya OA. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ada dampak antioksidan dari vitamin C dan vitamin E. Vitamin C dibutuhkan pada metabolisme kolagen dan vitamin E mempunyai dampak pada inflamasi ringan atau sinovitis yang terjadi pda OA. Kekurangan vitamin D juga berhubungan dengan peningkatan risiko penyempitan ruang sendi dan progresivitas penyakit OA (Arthritis Foundation, 2008).

8. Penyakit sendi lainnya

OA juga dapat terjadi akibat dari kerusakan dari berbagai penyakit sendi yang jarang terjadi, seperti gout atau asam urat yang terjadi selama bertahun-tahun sebelumnya (Eustice, 2007).

9. Obesitas

(67)

berkaitan dengan OA pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan OA sendi lain seperti tangan atas sternoklavikula. Selain faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut. Peran faktor metabolik dan hormonal berhubungan erat antara OA dan kegemukan yang didukung adanya kaitan antara OA dengan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi (Isbagio, 2006).

1.3. Patofisologi osteoartritis

Faktor-faktor risiko di atas selanjutnya menyebabkan kerusakan pada daerah sendi melalui tiga mekanisme yaitu peningkatan Matrix Metalloproteases (MMP),

inflamasi pada membran sinovial, dan stimulasi produksi nitric oxide (Sarzi-Puttini, et all, 2005; Wilke, n.d.).

1. Peningkatan Matrix Metalloproteases (MMP)

Collagenase, sebuah enzim MMP bertanggung jawab atas degradasi kolagen,

begitu juga stromelysin bertanggung jawab atas degradasi proteoglikan. Sebuah

enzim yang disebut Aggrecanase juga bertanggung jawab atas degradasi

(68)

2. Inflamasi membran sinovial

Sintesis mediator-mediator seperti interleukin-1 beta (IL-1) dan TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor) pada membran sinovial menyebabkan degradasi

tulang rawan. Sitokin ini mampu meningkatkan sintesis enzim MMP, menghambat sintesis fisiologis utama inhibitor dan menghambat sintesis bahan-bahan matriks misalnya kolagen dan proteoglikan. Aksi IL-1 dan TNF-alfa pada proses enzim, dikombinasikan dengan penekanan sintesis matriks, menghasilkan degradasi yang parah dalam tulang rawan.

3. Stimulasi Produksi Nitric oxide

Disamping 2 mekanisme di atas, terdapat pula mekanisme lain yaitu IL-1 memunculkan efek yang dapat menyebabkan inflamasi dengan menstimuli produksi Nitric Oxide (NO). NO juga dapat menghambat produksi kolagen dan

(69)

Collagenase Stromelysin Aggrecanase

Inhibit Collagen Inhibit Proteoglycan

Production

Nitric Oxide Production

IL-1 inactive and TNF-alpha

Active IL-1 ICE

(IL-1 ceonverting enzyme)

Diperoleh dari “Current Perspectives”, (hal. 4)

Skema 2.1.Patofisiologi terjadinya osteoartritis ↑MMP

(PROTENASE)

Destruction of Extracellular matrix

Influx of Matrix components into synovial fluid

Inflammation of Synovial Membrane

(70)

1.4. Klasifikasi osteoartritis

Berdasarkan penyebabnya osteoartritis diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu osteoartritis primer dan osteoartritis sekunder. Osteoartritis primer disebut idiopatik karena disebabkan faktor genetik yaitu dengan adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. Sedangkan osteoartritis sekunder adalah penyakit yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan sebagainya (Maharani, 2007).

Tabel 2.1. Klasifikasi Osteoartritis

Metabolik Kelainan

Anatomi/Struktur Sendi

Trauma Inflamasi 1. Artritis Kristal (Gout,Calciu m pyphosphate dehydrate atrhropaty/p seudogout) 2. Akromegali 3. Okronosis (alkaptonuri a) 4. Hemokroma tosis 5. Penyakit Wilson

1. Slipped femoral epiphysis

2. Epiphyseal dysplasias

3. Penyakit Blount’s

4. Penyakit Legg-Perthe

5. Dislokasi koksa congenital

6. Panjang tungkai tidak ama

7. Deformitas valgus/varus 8. Sindroma

hipermobiliti

1. Trauma sendi mayor

2. Fraktur pada sendi atau osteonekrosis

3. Bedah tulang (contoh

menisektomi) 4. Jejas kronik (artropati okupasional/terka it pekerjaan), beban mekanik kronik (obesitas) 1.Semua atropati inflamasi 2.Artritis septic

(71)

1.5. Penatalaksanaan osteoartritis

Penatalaksanaan osteoartritis haruslah bersifat multifokal dan individual. Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mencegah atau menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi tersebut dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas (Price & Wilson, 2002). Ada dua penatalaksanaan pada osteoartritis, yaitu :

1.5.1. Terapi Nonfarmakologis

a. Edukasi

Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya, langkah-langkah agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai (Soeroso, 2006).

b. Terapi fisik atau rehabilitasi

Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit (Soeroso, 2006).

c. Penurunan berat badan

(72)

dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan penurunan berat badan apabila berat badan berlebih (Soeroso, 2006).

1.5.2. Terapi farmakologis

Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi (Felson, 2006).

a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen

(73)<

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Demografi Responden (N=38)
Tabel 3. Distribusi Komponen Ketidakmampuan (disability) (Nyeri, Kekakuan, dan Gangguan Fungsi Fisik) Pasien Pria dan Wanita
Tabel 4. Subskala Nyeri Pasien Pria dan Wanita yang Mengalami Nyeri Osteoartritis

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

[r]

Merely the application of the M4P market system framework (Figure 1) to a typical RAS system, illustrates the usefulness of this framework – but also the importance

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

The survey is designed to measure the strength of buyer–supplier relationships along the supply chain, through an analysis of the perceptions of fairness, with a particular

bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka

Table 4.1 takes one of the key factors from each of the sections in the FGDs – mobile phone: numbers of phones and amount of usage; m-payments: experience and prevalence;

BKSP sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 adalah organisasi non struktural yang bersifat independen yang bertanggungjawab atas koordinasi manajemen dan pelatihan