• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir

KecamatanMedan MarelanTahun 2016

1. Apakah adik selalu mencuci tangan pada saat sebelum makan? a. Ya

b. Tidak

2. Bagaimana adik mencuci tangan pada saat sebelum makan? a. Dengan air saja

b. Dengan air dan sabun

3. Apakah adik selalu mencuci tangan pada saat sesudah buang air besar? a. Ya

b. Tidak

4. Bagaimana adik mencuci tangan pada saat sesudah buang air besar? a. Dengan air saja

b. Dengan air dan sabun

5. Apakah adik selalu mencuci tangan dan kaki setelah bermain? a. Ya

b. Tidak

6. Bagaimana adik mencuci tangan dan kaki setelah bermain? a. Dengan air saja

b. Dengan air dan sabun

7. Apakah adik selalu mencuci tangan dan kaki sebelum tidur? a. Ya

(2)

8. Bagaimana adik mencuci tangan dan kaki sebelum tidur? a. Dengan air saja

b. Dengan air dan sabun

Kebiasaan kontak dengan tanah

1. Apakah adik suka bermain di tanah? a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, dimana tempatnya?

a. Di halaman rumah

b. Di lingkungan sekolah

3. Apakah adik membuka sepatu saat bermain di tanah? a. Ya

b. Tidak

4. Apakah adik pernah makan sambil bermain dengan tanah? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah adik pernah memakan makanan yang jatuh di tanah?

a. Ya

b. Tidak

Kebersihan kuku

1. Apakah kuku adik bersih?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah adik selalu memotong kuku tangan dan kaki secara teratur 1x dalam seminggu?

a. Ya b. Tidak

3. Jika adik memotong kuku, apakah adik selalu memotong kuku tangan dan kaki sampai pendek dan membersihkannya?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah adik sering menggigiti kuku? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah adik sering memasukkan jari ke dalam mulut? a. Ya

(3)

Penggunaan alas kaki

1. Apakah adik selalu memakai sendal/sepatu jika keluar rumah? a. Ya

b. Tidak

2. Apakah adik selalu memakai sendal/sepatu jika bermain-main diluar rumah? a. Ya

b. Tidak

3. Pada waktu istirahat sekolah apakah adik bermain sambil membuka sepatu? a. Ya

b. Tidak

B. Sanitasi Dasar

I. Sanitasi Air Bersih

JUMLAH:

No Objek Pengamatan Risiko

Ya Tidak 1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?

2 Apakah ada sumber pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ?

3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur ?

4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? 5 Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai

radius kurang dari 1 (satu) meter ?

6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ?

7 Apakah ada keretakan pada lantai sekitar sumur yang memungkinkan air merembes kedalam sumur ?

8. Apakah ember dan tali timba sewaktu-waktu diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkan pencemaran ? 9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga

memungkinkan air merembes kedalam sumur ?

(4)

II. Pembuangan tinja (Jamban)

JUMLAH :

III. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

JUMLAH :

No Objek Pengamatan Risiko

Ya Tidak

3. Lantai jamban tidak rapat, sehingga menungkinkan serangga dan binatang penular penyakit dapat masuk ke dalam cubluk/ resapan sehingga menimbulkan bau 4. Lubang masuk kotoran terbuka / tidak ditutup

5. Jamban belum dilengkapi dengan rumah jamban

6. Lantai licin dan tidak mudah dibersihkan

7. Apakah di dalam/sekitar jamban ada kecoa/lalat?

8. Apakah lantai jamban kotor?

9. Apakah saluran jamban tidak mudah digelontor?

10. Apakah tidak tersedia sabun di jamban?

No Objek Pengamatan Risiko

Ya Tidak

1. Apakah air buangan dari septiktank/lubang penampungan kotoran dialirkan ke pekarangan rumah?

2. Apakah air buangan yang di resapkan mencemari sumber air? (dengn jarak <10 m)

3. Apakah air buangan menimbulkan genangan?

4. Apakah saluran air buangan dalam keadaan terbuka?

(5)

IV. Pengelolaan Sampah

JUMLAH :

No Objek Pengamatan Risiko

Ya Tidak

1. Apakah tempat sampah tidak terbuat dari bahan kedap air?

2. Apakah tempat sampah tidak dalam kondisi tertutup?

3. Apakah tempat sampah tidak mudah dibuka? (mengotori tangan)

4. Apakah tempat sampah tidak dibersihkan setiap hari?

5. Apakah tempat sampah diletakkan di dalam rumah?

6. Apakah jumlah tempat sampah tidak cukup menampung seluruh sampah?

7. Apakah tempat sampah tidak mudah diangkat?

8. Apakah TPS berjarak kurang dari 10 m dari sumber air?

9. Apakah TPS menjadi sarang perkembangbiakan binatang?

(6)

Lampiran 2. Laporan

Laporan Hasil Pemeriksaan Tinja (faeces)

No

Kelamin Positif Negatif

(7)

33 Nawatita Lorena P 8 Negatif

34 Aulidiana L 11 Negatif

35 Adji Suwandana L 9 Negatif

36 Pauji Imbran L 8 Negatif

37 Desi Lestari P 8 Negatif

38 Dila Para Dila P 11 Negatif

39 Adib Fajar Limb L 12 Trichuris

40 Yoki Suyado L 8 Negatif

41 Niko Fadelli L 12 Trichuris

42 M.Zulpazli Sapu L 12 Negatif

43 Nuri Adelia P 8 Negatif

44 Rahayen Sipan L 10 Ascaris

45 Dian Sahfitri P 9 Negatif

46 Nurbaiti P 9 Negatif

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Lampiran 4.

Hasil Pengolahan Statistik

Usia siswa (tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Baik 38 80,9 80,9 80,9

(14)

Kebiasaan Kontak dengan Tanah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 18 38,3 38,3 38,3

Kurang Baik 29 61,7 61,7 100,0 Total 47 100,0 100,0

Kebersihan Kuku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 26 55,3 55,3 55,3

Kurang Baik 21 44,7 44,7 100,0 Total 47 100,0 100,0

Penggunaan Alas Kaki

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 37 78,7 78,7 78,7

Kurang Baik 10 21,3 21,3 100,0 Total 47 100,0 100,0

Sarana Air Bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(15)

Pengelolaan Sampah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Jenis Kelamin * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Jenis Kelamin Laki-laki Count 20 6 26

(16)

Usia siswa (tahun) * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Usia siswa

(17)

Crosstabs

Kebiasaan Mencuci Tangan * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Kebiasaan Mencuci

b 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,34. c The standardized statistic is 2,740.

Kebiasaan Kontak dengan Tanah * Infeksi Kecacingan

Crosstab

(18)

Chi-Square Tests

b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,68. c The standardized statistic is 2,235.

Kebersihan Kuku * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Kebersihan

(19)

Penggunaan Alas Kaki * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Penggunaan

b 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,49. c The standardized statistic is 2,486.

Sarana Air Bersih * Infeksi Kecacingan

Crosstab

(20)

Chi-Square Tests

b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,60. c The standardized statistic is -3,492.

Sarana Pembuangan Tinja * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Sarana

(21)

Sarana Pembuangan Limbah * Infeksi Kecacingan

Crosstab

Infeksi Kecacingan Total Negatif Positif Negatif Sarana

b 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,19. c The standardized statistic is -,872.

Pengelolaan Sampah * Infeksi Kecacingan

Crosstab

(22)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson Chi-Square 18,711(b) 1 ,000 ,001 ,001

Continuity

Correction(a) 13,405 1 ,000

Likelihood Ratio 12,942 1 ,000 ,001 ,001

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear

Association 18,313(c) 1 ,000 ,001 ,001 ,001 N of Valid Cases 47

a Computed only for a 2x2 table

(23)

Lampiran 5.

Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Gambar 1. Keadaan SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir

(24)

Gambar 3. Pengumpulan Tinja

(25)

Gambar 5. Kondisi Sarana Air Bersih Siswa

(26)

Gambar 7. Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Siswa

(27)

Gambar 9. Sediaan tinja di atas kaca objek yang telah diberi kode

(28)

Gambar 11. Telur Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)

(29)

Lampiran 6. Formulir Inspeksi Sanitasi Puskesmas

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH

5 Apakah telah diambil sampel airnya ? 6 Nomor kode sampel air

7 Koliform per 100 ml sampel

8 Koli tinja per 100 ml sampel

:

1. Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?

2. Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ?

3. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur ?

4. Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada?

5. Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ?

6. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ?

7. Apakah didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat limpahan air dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah, ayam, dan lain-lain) ? 8. Apakah ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa sehingga

memungkan pencemaran ?

9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes kedalam sumur ?

10. Apakah dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna ?

(30)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH

FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Pompa Tangan Dalam/Dangkal

I. Keterangan Umum 1 Lokasi

2 Kode sarana 3 Pemilik sarana 4 Tanggal kunjungan

5 Apakah telah diambil sampel airnya ? 6 Nomor kode sampel air

7 Koliform per 100 ml sampel

8 Koli tinja per 100 ml sampel

:

1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?

2 Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar SPT, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ?

3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur pompa tangan?

4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada?

5 Apakah lantai semen yang mengitari SPT mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ?

6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ?

7 Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa tangan? 8 Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang

rapat/lepas, yang memungkinkan air merembas masuk kedalam sumur pompa tangan ?

III. Hasil dan saran-saran

Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

(31)

JENIS SARANA : PERPIPAAN

5 Apakah telah diambil sampel airnya ? 6 Nomor kode sampel air

7 Koliform per 100 ml sampel 8 Koli tinja per 100 ml sampel

: 1 Apakah air yang dipergunakan berasal bukan dari sambungan rumah

sendiri ?

2 Bila air yang dipergunakan dari sambungan rumah sendiri, adakah kemungkinan terjadi cross-connection pada jaringan perpipaan disekitar rumah ?

3 Bila air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari kran umum, adakah kemungkinan terjadi pencemaran pada kran umum tersebut ?

4 Bilamana air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari diperoleh tanpa melalui sarana penyaluran apakah pencemaran berasal dari alat pengangkutan ?

5 Apakah air yang diambil dari tendon yang mudah terkena pencemaran ? 6 Apakah tempat pencemaran air (tandon) dalam keadaan tidak

memenuhi syarat ? Nomor-nomor penting dari resiko ditemukan :

Konsumen telah diberikan petunjuk untuk tindakan perbaikan :

(32)

I. DATA UMUM

II. JENIS JAMBAN YANG DIMILIKI

1. Tidak ada

2. Cemplung tanpa tutup 3. Cemplung dengan tutup 4. Plengsengan

5. Leher Angsa tanpa septiktank

6. Leher Angsa dengan septiktank dan resesapan

III.URAIAN DIAGNOSA TINGKAT RISIKO PENCEMARAN

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Jarak cubluk / resapan kurang dari 10 meter dari sumur 2. Lantai jamban tidak rapat, sehingga memungkinkan serangga

dan binatang penular penyakit dapat masuk ke dalam cubluk / resapan serta menibulkan bau

3. Lubang masuk kotoran terbuka / bukan closet 4. Jamban belum dilengkapi dengan rumah jamban 5. Lantai licin dan tidak mudah dibersihkan

6. Panjang / lebar lantai < 1 meter 7. Rumah Jamban tanpa atap

Jumlah jawaban ya

PENILAIAN FAKTOR RESIKO :

Tingkat resiko Tinggi(T)= Bila jumlah jawaban Ya : 5 – 7; atau

Bila jumlah jawaban Ya: 1 – 4, tapi terdapat pada nomor 1 dan 2

Tingkat resiko Sedang (S)= Bila jumlah jawaban Ya: 1–4, tapi tidak terdapat pada nomor 1& 2

Tingkat resiko Rendah (R)= Bila jumlah jawaban Ya: 0

... Petugas Inspeksi Sanitasi

(33)

I. DATA UMUM

III. URAIAN DIAGNOSA TINGKAT RISIKO PENCEMARANYA TIDAK

1. Apakah kontruksi bangunan masih memungkinkan air hujan masuk ke dalam ?

2. Apakah terdapat retak-retak pada bangunan ?

3. Apakah tidak tersedia pipa penguras ?

4. Apakah tidak tersedia pipa peluap apada bangunan ?

5. Apakah bangunan tersebut tidak dilengkapi dengan lubang pemeriksaan (menhole) ?

6. Apakah menhole tidak dilengkapi dengan penutup ?

7. Apakah penututp menhole tidak dikunci (digembok) dengan baik ?

8. Apakah semua bagian yang terbuka (ventilasi) tidak terlindung terhadap masuknya serangga/binatang ?

Jumlah skor resiko : ...

Tingkat Resiko sarana : ... Penggolongan tingkat resiko sarana : ...

Keterangan skor resiko 0 - 2 = Tingkat resiko rendah (R) 3 - 5 = Tingkat resiko sendang (S) 6 - 7 = Tingkat resiko tinggi (T) 8 - = Tingkat resiko amat tinggi (AT)

IV. HASIL INSPEKSI SANITASI

Nomor-nomor penting dari resiko pencemaran dari pemilik telah diberi petunjuk untuk tindakan perbaikan

Daftar nomor 1 s/d 8

Petugas Inspeksi Sanitasi

(34)

I. DATA UMUM

II. URAIAN DIAGNOSA TINGKAT RISIKO PENCEMARAN

Jumlah skor resiko : ...

Tingkat Resiko sarana : ...

Penggolongan tingkat resiko sarana : ...

PENILAIAN FAKTOR RESIKO :

Tingkat resiko Tinggi(T)= Bila jumlah jawaban Ya : 3 – 5

Tingkat resiko Sedang (S)= Bila jumlah jawaban Ya: 1–2

Tingkat resiko Rendah (R)= Bila jumlah jawaban Ya: 0

III.HASIL INSPEKSI SANITASI

Nomor-nomor penting dari resiko pencemaran dari pemilik telah diberi petunjuk untuk tindakan perbaikan

Daftar nomor 1 s/d 8

... Petugas Inspeksi Sanitasi

No Pertanyaan Risiko

Ya Tidak 1. Apakah air buangan dari septiktank/lubang penampungan kotoran

dialirkan ke pekarangan rumah?

2. Apakah air buangan yang di resapkan mencemari sumber air? (dengn jarak <10 m)

3. Apakah air buangan menimbulkan genangan?

(35)

I. DATA UMUM

II. URAIAN DIAGNOSA TINGKAT RISIKO PENCEMARAN

Jumlah skor resiko : ...

Tingkat Resiko sarana : ...

Penggolongan tingkat resiko sarana : ...

Keterangan skor resiko 0 - 2 = Tingkat resiko rendah (R) 3 - 5 = Tingkat resiko sendang (S) 6 - 7 = Tingkat resiko tinggi (T)

8 - 10 = Tingkat resiko amat tinggi (AT)

III. HASIL INSPEKSI SANITASI

Nomor-nomor penting dari resiko pencemaran dari pemilik telah diberi petunjuk untuk tindakan perbaikan

Daftar nomor 1 s/d 8

... Petugas Inspeksi Sanitasi

No Objek Pengamatan Risiko

Ya Tidak 1. Apakah tempat sampah tidak terbuat dari bahan kedap air?

2. Apakah tempat sampah tidak dalam kondisi tertutup?

3. Apakah tempat sampah tidak mudah dibuka? (mengotori tangan) 4. Apakah tempat sampah tidak dibersihkan setiap hari?

5. Apakah tempat sampah diletakkan di dalam rumah?

6. Apakah jumlah tempat sampah tidak cukup menampung seluruh sampah?

7. Apakah tempat sampah tidak mudah diangkat?

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

DAFTAR PUSTAKA

Altiara, Silvia. 2010, Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan KejadianCacingan pada Balita di RW 03 Kelurahan Panggung Kota TegalTahun 2010, Skripsi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Semarang.\

Ariffin, A.H. 2011. Hubungan Infeksi Ascaris lumbricoides dengan Status Gizi pada Siswa-Siswi SD Negeri No.101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Keempat. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara sumber Widya, Jakarta.

Brown, Harold W. 1983. Basic Clinical Parasitology Fifth Edition. Appleton Century Crofts. Connecticut.

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Daim, M. 2011. Hubungan Antara Higiene Dengan Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Medan

Depkes RI. 2002. Higiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan. Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Jakarta.

---, 2004. Pedoman Umum Program Nasional

Permberantasancacingan di Era Desentralisasi. Depkes RI, Jakarta. ---. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta. ---. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta.

Ditjen P2M & PL. 1998. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Kecacingan. Depkes RI. Jakarta.

Ditjend PP & PL, 2013. Profil PPM-PL Tahun 2012. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

(41)

Gandahusada, S., Herry D.I, Wita Pribadi. 2003. Parasitologi KedokteranEdisi Kedua. FKUI. Jakarta.

Gandahusada, S., Herry D.I, Wita Pribadi. 2006. Parasitologi KedokteranEdisi Ketiga. FKUI. Jakarta.

Hadiwartomo. 1994. Masalah Penyakit Cacing di Indonesia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Hidayat, 2002. Kesehatan Lingkungan Higiene Perorangan dan Intensitas Penyakit kecacingan dengan status gizi pada anak sekolah dasar di kota mataram. Pasca sarjana UGM. Yogyakarta.

Ideham, Bahriam, 2007. Helmintologi Kedokteran. Airlangga University Press. Surabaya.

Ismid, IS., Sutanto, Inge., Sjarifuddin, PK., Sungkar, Saleha. 2008. Parasitologi KedokteranEdisi Keempat. FKUI. Jakarta.

Jalaluddin, 2008. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Higiene dan Karakteristik anak terhadap Infejsi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang mangat Kota Lhokseumawe. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Medan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2013. Kemenkes

BerkomitkmenEleminasi filariasis dan kecacingan. http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2382. Diakses tangal 15September 2015.

Kepmenkes No. 424/MENKES/SK/VI/2006. Pedoman Pengendalian Cacingan.

Jakarta

Kusnoputranto, Haryoto. 1986. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Majid. 2001. Mencegah Jangkitan cacing. http://prn.usm.mv/buletin/kosmik Diakses pada tanggal 20 April 2016.

Mardiana, Djarismawati. 2008. Prevalensi Cacing Usus pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan

Kemiskinan Daerah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal

EkologiKesehatan. Volume 7, 769-774.

Merriam,W.2009. Hygiene. http://www.merriamwebster.com/dictionary/hygiene. Diakses pada tanggal 15 September 2015.

Mudmainah. 2003. Hubungan Antara Penyediaan Air Bersih Dan Sarana Pembuangan Tinja Dengan Kejadian Kecacingan Pada Siswa SDN.

(42)

Murti, Bhisma. 1996. Penerapan Metode Statistik Non-parametrik dalam Ilmu-ilmu Kesehatan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Muslim. 2009. Parasitologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.

Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta.

---. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Onggowaluyo, SJ. 2002. Parasitologi Medik I (Helminthologi)Pendekatan Aspek Identifikasi Diagnosis dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Pasaribu, Syahraeni Ayu. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada Siswa Sdn 101200 Desa Perkebunan Hapesong Dan Sdn 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan

Prasetyo, Heru R. 1996. Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran.

Airlangga University Press. Surabaya.

Permenkes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990. Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.

Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi Ketujuh. Salemba Medika. Jakarta.

Pratomo, H. 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Prianto, J Tjahaya., Darwanto. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Proverawati, Atikah., Rahmawati, Eni. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Nuha Medika. Yogyakarta.

Rampengan, T.H., Laurentz, I.R. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

(43)

Sandjaja, B. 2007. Helminthologi Kedokteran. Editor Pedo Herri. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Satari, HI. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua. IDAI.

Jakarta.

Simarmata, N. 2013. Perbandingan Status Nutrisi Antara Anak dengan dan tanpa Infeksi Soil Transmitted Helminths. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Simbolon, Christiani. 2014. Hubungan Infeksi Cacing Ascaris Lumbricoides Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Siswa Perempuan SD Salsabila Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2014. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Slamet, Juli Soemirat. 2000. Epidemiologi Lingkungan. GadjahMada University Press, Yogyakarta.

---. 2009. Kesehatan Lingkungan. Cetakan VIII. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soedarmo S, Poorwo, Herry G, Sri Rezeki S, Hindra I. 2008. Buku Ajaran :Infeksi dan Pediatri TropisEdisi Kedua. IDAI. Jakarta.

Soedarto. 1991. Helmintologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

---. 2008. Parasitologi Klinik. Airlangga University Press. Surabaya. ---. 2009. Pengobatan Penyakit Parasit. Sagung Seto. Jakarta

Soeparman, H. M. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Utama, 2009. Parasitologi Kedokteran. Edisi IV. Cetakan II. FKUI, Jakarta. Wachidaniyah. 2002. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak Serta

Lingkungan Rumah dan Sekolah dengan Kejadian Infeksi Cacing anak SD. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wardana, Wisnu Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Widyati, R.,Yuliahsih. 2005. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. PT Gramedia Widiarsana Indonesia. Jakarta.

(44)

World Health Organization. 2011. Intestinal Worms, Soil TransmittedHelminths. http://www.who.int/intestinal_worms/en. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015.

World Health Organization. 2015. Schistosomiasis and Soil-Transmitted Helminths. http://.who.int/tdr/research/ntd/schistohelminth/en/. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015.

World Health Organization. 2015. Soil-Transmitted Helminth Infections.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs366/en/, Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015.

Yudhastuti, R., Lusno. 2012. Kebersihan Diri dan Sanitasi Rumah pada Anak Balitadengan Kecacingan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 4, Surabaya.

Yulianto, Evi. 2007. Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Kejadian Penyakit Cacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rowosari 01 Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Semarang.

ZamanViqar Ng Mah-lee, Hary. 2008. Attlas of Medical Parasitology. Fourth edition. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Zulkoni, 2010. Parasitologi. Cetakan pertama. Nuha Medika, Yogyakarta.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan

study cross sectional untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dan higiene

perorangan terhadap infeksi kecacingan pada murid SD Negeri 067773 di

Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 067773 yang terletak di Kelurahan

Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Tempat penelitian ini dipilih karena

berdasarkan observasi dan survey awal, didapati sekolah tersebut kurang

kebersihannya, lapangan sekolah masih berupa tanah, lokasi sekolah bersebelahan

dengan rumah warga yang berprofesi sebagai pemulung yang sampahnya

berserakan, dan sekolah ini merupakan sekolah terdekat dari TPA yang

merupakan tempat pembuangan akhir sampah Open Dumping. Pemeriksaan

sample berupa tinja dilakukan di Laboratorium Parasitologi USU. Penelitian ini

akan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV, V dan VI

SD Negeri 067773 di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun

(46)

menjawab pertanyaan kuesioner penelitian. Jumlah populasi penelitian ini adalah

109 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sample adalah sebagian dari jumlah populasi siswa Sekolah Dasar Negeri.

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

rumus Lemeshow (1997):

Dimana:

n = Besarnya sampel

Zα = Tingkat kepercayaan yang diinginkan ditetapkan sebesar 95 % (1,96)

Zβ = Kekuatan uji yang diinginkan adalah sebesar 80% (0,842)

P0 = Proporsi infeksi kecacingan anak SD yang ada di kecamatan Medan

Marelan yang diperoleh berdasarkan penelitian terdahulu sebesar 60%

Pa = Proporsi infeksi kecacingan anak SD yang diharapkan yaitu 40%

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

√ √

(47)

Dengan demikian diperoleh sampel sebanyak 47orang dari populasi

sebanyak 109 orang. Untuk menentukan jumlah sample dari masing-masing kelas,

digunakan cara proportional sample(Arikunto, 2006). Sedangkan untuk

menentukan siswa yang akan dijadikan sampel digunakan teknik simple random

sampling yaitu pengambilan sampel secara acak yang dilakukan dengan cara

mengundi (Lottery Tehnique)(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Pada Setiap Kelas Berdasarkan Proporsi

No. Kelas Jumlah Siswa (%) Jumlah Sampel

1. Kelas III 27 25,5 12 orang

2. Kelas IV 31 27,7 13 orang

3. Kelas V 23 21,3 10 orang

4. Kelas VI 28 25,5 12 orang

Jumlah 109 100,0 47 orang

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu data

primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

Data diperoleh dengan cara wawancara melalui observasi dan kuesioner,

serta hasil pemeriksaan fesesyang dilakukan di Laboratorium Parasitologi

(48)

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas

Marelan yang berhubungan dengan penelitian. Data dari Sekolah Dasar Negeri

067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

3.4.3 Metode Pemeriksaan Tinja (faeces)

Sebelum pemerikasaan tinja dilakukan, terlebih dahulu Pot tinja dibagikan

kepada Responden sehari sebelum pemeriksaan laboratorium, kemudian besok

paginya tinja dibawa ke laboratorium. Spesimen harus segera diperiksa pada hari

yang sama, sebab jika tidak telur cacing khususnya telur cacing tambang akan

rusak atau menetas menjadi larva. Jika tidak memungkinkan tinja harus diberi

formalin 5-10% sampai terendam. Pemerikasaan tinja (Depkes RI, 1992) dapat

dilakukan sebagai berikut:

1) Prinsip

Dengan penambahan Zat Eosin/lusol maka mikroorganisme dan

unnsur-unsur lain dalam tinja akan kelihatan lebih jelas

2) Tujuan

Melihat adanya kelainan-kelainan dalam tinja baik secara makroskopis

maupun mikroskopis.

a. Cara Pemeriksaan Tinja

A. Makroskopis

1. Spesimen diperiksa di tempat yang terang

B. Mikroskopis

(49)

a. Masker dan sarung tangan karet

b. Lidi/tusuk gigi

c. Pot plastik ukuran 10-15 cc atau kantong plastik obat

d. Kaca objek dan kaca penutup

e. Spidol

f. Kertas saring/tissue

g. Mikroskop

2) Reagen

a. Larutan Eosin 2%

3) Cara pembuatan

a. Pakailah sarung tangan untuk mencegah kemungkinan infeksi

berbagai penyakit dari tinja

b. Tuliskan nomor kode/nama responden pada pot plastik/ kantong

plastik obat

c. Ambil tinja dengan lidi/tusuk gigi dibagian tengah permukaan tinja

seujung lidi, kemudian letakkan di atas kaca objek

d. Teteskan larun Eosin 2% di atas kaca objek

e. Aduk sampai rata pada masing-masing larutan

f. Tutup dengan kaca penutup

g. Lihat dibawah mikroskop mula-mula dengan pembesaran 10x

kemudian dengan pembesaran 40x

h. Hasil pemeriksaan tinja berupa positif atau negatif tiap jenis telur

(50)

4) Interpretasi

- Positif Infeksi Kecacingan : bila didapatkan dari hasil pemeriksaan

laboratorium ada telur cacing di dalam tinja

- Negatif Infeksi Kecacingan : bila tidak didapatkan dari hasil pemeriksaan

laboratorium ada telur cacing di dalam tinja.

3.5 Defenisi Operasional

1. Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas

nematoda usus khususnya yang penularannya melalui tanah, diantaranya

adalah cacing gelang (Ascarislumbricoides), cacing tambang

(Ancylostomaduodenale dan Necator americanus), dan cacing

cambukTrichuris trichiura yangdiperoleh dari hasil pemeriksaan tinja siswa

sekolah dasar, dikategorikan menjadi 2 kelompokyaitu :

1. Positif, bila ditemukan satu jenis atau lebih telur cacing dalam tinja

2. Negatif, bila tidak ditemukan telur cacing dalam tinja

2. Jenis kelamin adalah pembagian jenis seksual yang ditentukan secara

biologis dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin laki-laki dan

jenis kelamin perempuan.

3. Umur adalah lama hidup seseorang yang dihitung sejak kelahiran sampai

ulang tahun terakhir pada saat penelitian dilakukan.

4. Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan sehat yang berhubungan dengan penularan

infeksi kecacingan dengan indikator sarana air bersih, pembuangan tinja

(51)

5. Sarana air bersih adalah ketersediaan air bersih yang dapat digunakan

setiap kegiatan di rumah siswa yang meliputi sumber air bersih, jarak

sumber air bersih dengan sumber pencemar dan kondisi fisik sarana

penyediaan air bersih.

6. Pembuangan tinja (jamban) adalah ketersediaan jamban yang digunakan

untuk keperluan membuang hajat/kotoran manusia, meliputi kapasitas

jamban, kondisi jamban, jenis jamban, jarak jamban dengan sumber air

bersih, jamban disertai septik tank, kebersihan jamban.

7. Pengelolaan sampah adalah ketersediaan tempat pembuangan sampah

yang kedap air dan tertutup.

8. Saluran pembuangan air limbah adalah ketersediaan saluran pembuangan

air limbah merupakan saluran yang tertutup, tidak mencemari lingkungan

dan mengalir lancar.

9. Higiene perorangan adalah kegiatan/usaha kebersihan setiap siswa dalam

menjaga kesehatan agar terhindar dari infeksi kecacingan.

10.Kebersihan kuku adalah kebiasaan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa

untuk memelihara kebersihan kuku dengan memotong kuku sampai bersih

secara teratur

11.Kebiasaan cuci tangan adalah cara yang dilakukan oleh siswa untuk

mencuci tangan dengan menggunakan sabun secara teratur baik sebelum

dan setelah makan, setelah buang air besar (BAB), setelah bermain di

tanah

(52)

13.Penggunaan alas kaki adalah kebiasaan siswa memakai sandal/sepatu

ketika bermain di pekarangan rumah/sekolah terutama saat berjalan di

tanah.

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Variabel Independen

1. Sanitasi Dasar

Pengukuran variabel sanitasi dasar menggunakan form Cheklist. Sanitasi

dasar yang dinilai ada 4 komponen yaitu sarana air bersih, pembuangan tinja

(jamban), saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah.

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel ini adalah skala

Guttman. Menurut Sugiyono (2010) skala pengukuran dengan tipe ini akan di

dapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah; pernah-tidak pernah. Selain

dapat digunakan dalam bentuk pilihan ganda, skala ini juga dapat dibuat dalam

bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tinggi satu dan skor rendah nol.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat diberikan penilai sebagai berikut:

a. Jika menjawab Ya = 1

b. Jika menjawab Tidak = 0

Berdasarkan skor yang diperoleh maka pengukuran sanitasi dasar dapat

dikategorikan (Pratomo, 1990):

1. Risiko pencemaran tinggi, apabila responden mendapatkan skor ≥ 75% dari

total skor

2. Risiko pencemaran rendah, apabila responden mendapat skor<75 % dari total

(53)

2. Higiene Perorangan

Pengukuran Higiene perorangan menggunakan kuesioner. Jumlah

pertanyaan untuk kuesioner sebanyak 21 pertanyaan. Pertanyaan terdiri dari

kebersihan kuku, kebiasaan cuci tangan, kebiasaan kontak dengan tanah dan

penggunaan alas kaki.

Skala pengukuran yang digunakan dalam variable ini adalah skala

Guttman. Menurut Sugiyono (2010) skala pengukuran dengan tipe ini akan di

dapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah; pernah-tidak pernah;

positif-negatif. Jawaban dapat dibuat skor tinggi satu dan skor rendah nol.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat diberikan penilai sebagai berikut:

c. Jika menjawab Benar = 1

d. Jika menjawab Salah = 0

Berdasarkan skor yang diperoleh, maka Higiene perorangan yang terdiri dari

kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki, kebiasaan kontak

dengan tanah dan kebersihan kuku dan tangan dapat dikategorikan

berdasarkan(Pratomo, 1990):

1. Baik, apabila responden dapat menjawab dengan benar ≥ 75% dari total skor.

2. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai < 75% dari seluruh skor yang

ada.

3.6.2 Variabel Dependen

Infeksi kecacingan dilakukan dengan pemeriksaan tinja yang dilakukan sehari

setelah pembagian pot tinja pada siswa di Laboratorium Parasitologi Fakultas

(54)

a. Positif Infeksi Kecacingan : bila didapatkan dari hasil pemeriksaan

Laboratorium ada telur cacing di dalam tinja.

b. Negatif Infeksi Kecacingan : bila tidak didapatkan dari hasil pemeriksaan

Laboratorium ada telur cacing di dalam tinja.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulan ditabulasi, diolah dengan sistem

komputerisasi menggunakan SPSS untuk kemudian dilakukan analisa. Data yang

telah masuk diinterpretasikan dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat.

Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada

masing-masing variabel yang terdiri dari Sanitasi dasar dan Higiene perorangan,

kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

Sanitasi dasar dan Higiene perorangan dengan Infeksi Kecacingan. Adapun Uji

statistik yang digunakan adalah Uji Chi-Square (X2) pada α= 0,05 (Murti, 1996)

dikarenakan pada variabel penelitian ini berupa data kategorik seperti skala

pengukuran nominal dan ordinal serta untuk mencari hubungan kedua variabel.

Syarat Chi Square:

1. Tidak terdapat sel dengan nilai observed yang bernilai nol (0). Nilai

observed(0) adalah nilai observasi yang didapatkan dari subyek penelitian.

2. Sel yang memiliki nilai expected < 5, maksimal 20% dari jumlah sel.

3. Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi maka yang digunakan adalah

ujialternatif. Uji alternatif dari uji Chi Square untuk tabel 2x2 adalah uji

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kelurahan Paya Pasir adalah salah satu kelurahan yang terletak

diKecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Kelurahan Paya Pasir memiliki luas

wilayah 509,91 Ha dengan areal pemukiman seluas 403,91 Ha.Kelurahan Paya

Pasir berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan di sebelah utara, Kelurahan

Rengas Pulau di selatan, Kelurahan Terjun di barat, dan Kelurahan Labuhan Deli

di timur. Secara administrasi Kelurahan Paya Pasir terdiri dari 9 lingkungan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemko Medan, jumlah penduduk di

Kelurahan Paya Pasir yaitu sebanyak 11.537 jiwa yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 5.646 jiwa dan perempuan sebanyak 5.841 jiwa.

4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan

Sekolah Dasar Negeri 067773 didirikan pada tahun 1986. Sekolah ini

beralamat di Jalan Paluh Nibung Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan. Sekolah ini merupakan sekolah dasar yang paling dekat jaraknya dengan

Tempat Pembuangan Akhir Sampah se- Kota Medan yaitu TPA Terjun.

Sekolah ini terdiri dari 2 bangunan terpisah yang terdiri dari bangunan untuk

ruang kelas dan bangunan untuk kantor guru. Bangunan ruang kelas terdiri dari 6

ruangan, sedangkan untuk bangunan kantor guru dan kantor kepala sekolah

(56)

Proporsi Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelanberdasarkan jenis kelamindan kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelas Tahun 2016

Jenis Kelamin

No Kelas Laki-Laki Perempuan Total

n % n % n %

1. I 17 70,8 7 29,2 24 14,3

2. II 16 45,7 19 54,3 35 20,8

3. III 14 51,8 13 48,2 27 16,1

4. IV 14 45,2 17 54,8 31 18,4

5. V 15 65,2 8 34,8 23 13,7

6. VI 20 71,4 8 28,6 28 16,7

Total 96 57,1 72 42,9 168 100

Sumber: Data SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Tahun T.A 2015/2015

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah Siswa SD Negeri 067773

Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelansecara keseluruhan sebanyak

168 orang yang menyebar di enam kelas yaitu kelas I sampai kelas VI. Siswa

kelas I berjumlah 24 siswa (14,3%), kelas II berjumlah 35 siswa (20,8%), kelas III

berjumlah 27 siswa (16,1%), kelas IV terdiri dari 31 siswa (18,4%), kelas V terdiri

dari 23 siswa (13,7%), dan kelas VI terdiri dari 28 siswa (16,7%). Dapat juga

dilihat jumlah murid yangberjenis kelamin laki-laki sebanyak 96 siswa (57,1%)

dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 72 siswa (42,9%).

4.2 Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel

independen (Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan) dan pada Variabel Dependen

(57)

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden yang diteliti berasal dari kelas III sampai dengan kelas VI yang

bersekolah di SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan. Responden berjumlah 47 orang, dengan distribusi sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Laki-laki 26 55,3

2. Perempuan 21 44,7

Jumlah 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui distribusi responden menurut jenis

kelamin dimana responden paling banyak dengan jenis kelaminlaki-laki yaitu

sebanyak 26 responden (55,3 %).

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 8-10 tahun 30 63,8

2. 11-14 tahun 17 36,2

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui responden lebih banyak terdapat pada

rentang umur 8-10 tahun dengan jumlah 30 responden (63,8%) dari 47 siswa yang

(58)

4.2.2 Gambaran Kondisi Sanitasi Dasar

Kondisi sanitasi dasar dapat dilihat dari hasil observasisarana air bersih,

sarana pembuangan tinja (jamban), saluran pembuangan air limbah dan

pengelolaan sampah.

4.2.2.1Hasil Observasi Sarana Air Bersih

Hasil observasi sarana air bersih disajikan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Air Bersih pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016 misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ?

17 36,2 30 63,8 47 100,0

3. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur ?

4 8,5 43 91,5 47 100,0 4. Apakah saluran pembuangan air

limbah rusak/tidak ada? 6 12,8 41 87,2 47 100,0 5. Apakah lantai semen yang mengitari

sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ?

21 44,7 26 55,3 47 100,0 6. Apakah ada/sewaktu-waktu ada

genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ?

3 6,4 44 93,6 47 100,0 7. Apakah ada keretakan pada lantai

sekitar sumur yang memungkinkan air merembes kedalam sumur ?

17 36,2 30 63,8 47 100,0 8. Apakah ember dan tali timba

sewaktu-waktu diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkan pencemaran ?

10 21,3 37 78,7 47 100,0

9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes kedalam sumur ?

16 34,0 31 66,0 47 100,0 10. Apakah dinding semen sedalam 3

(tiga) meter dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna ?

(59)

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa kondisi sarana air bersih pada siswa

SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

yang memiliki jamban pada radius 10 m disekitar sumur yaitu sebanyak 14 siswa

(29,8%), ada sumber pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur sebanyak 17

siswa (36,2%), ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter disekitar sumur

sebanyak 4 siswa (8,5%), saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada

sebanyak 6 siswa (12,%), lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius

kurang dari 1 (satu) meter sebanyak 21 siswa (44,7%), ada genangan air diatas

lantai semen sekeliling sumur sebanyak 3 siswa (6,4%), ada keretakan pada lantai

sekitar sumur sehingga air merembes kedalam sumur sebanyak 17 siswa (36,2%),

ember dan tali timba sewaktu-waktu diletakkan sedemikian rupa sehingga

memungkan pencemaransebanyak 10 siswa (21,3%), bibir sumur (cincin) tidak

sempurna sehingga memungkinkan air merembes kedalam sumur sebanyak 16

siswa (34,0%), dan yang memiliki dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas

permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna sebanyak 17 siswa

(36,2%).

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko Pencemaran Sarana Air Bersihpada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016

No Sarana Air Bersih Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Risiko Pencemaran Tinggi 4 8,5

2. Risiko Pencemaran Rendah 43 91,5

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.5diketahui bahwa hampir seluruh siswa memiliki

sarana air bersih dengan tingkat risiko pencemaran yang rendah yaitu sebanyak 43

(60)

4.2.2.2 Hasil Observasi Sarana Pembuangan Tinja (Jamban)

Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi maka

sarana pembuangan tinja (jamban) pada siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya

Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No. Sarana Pembuangan Tinja (Jamban)

Ya Tidak Total

n % n % n %

1. Jarak cubluk/ resapan atau lubang penampungan kurang dari 10 meter dari sumur atau sumber air bersih?

17 36,2 30 63,8 47 100,0 2. Apabila jarak dari penampungan atau

dinding resapan kurang dari 10 m, apakah letak lubang/ resapan tersebut di bagian yang lebih tinggi dari sumber air?

18 38,3 29 61,7 47 100,0

3. Lantai jamban tidak rapat, sehingga menungkinkan serangga dan binatang penular penyakit dapat masuk ke dalam cubluk/ resapan sehingga menimbulkan bau

10 21,3 37 78,7 47 100,0

4. Lubang masuk kotoran terbuka / tidak

ditutup 46 97,9 1 2,1 47 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa kondisi sarana pembuangan tinja

(jamban) pada siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan Tahun 2016 yang memiliki jarak cubluk/ resapan atau lubang

(61)

siswa (36,2%), lubang/ resapan berada di bagian yang lebih tinggi dari sumber air

sebanyak 18 siswa (38,3%), yang memiliki lantai jamban tidak rapat sebanyak 10

siswa (21,3%), lubang masuk kotoran terbuka sebanyak 46 siswa (97,9%), tidak

memiliki rumah jamban sebanyak 2 siswa (4,3%), Lantai licin dan tidak mudah

dibersihkansebanyak 20 siswa (42,6%), di dalam/sekitar jamban terdapat

kecoa/lalatsebanyak 2 siswa (4,3%), yang memiliki lantai jamban kotor sebanyak

20 siswa (42,6%),saluran jamban yang tidak mudah digelontor sebanyak 2 siswa

(4,3%), dan tidak tersedia sabun di jambansebanyak 6 siswa (12,8%).

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko Pencemaran Sarana Pembuangan Tinja (Jamban)pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016

No Sarana Pembuangan Tinja Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Risiko Pencemaran Tinggi 3 6,4

2 Risiko Pencemaran Rendah 44 93,6

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.7diketahui bahwa hampir seluruh siswa memiliki

sarana pembuangan tinja (jamban) dengan tingkat risiko pencemaran yang rendah

yaitu sebanyak 44 siswa (93,6%).

4.2.2.3Hasil Observasi Saluran Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi maka

saluran pembuangan air limbah pada siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya

(62)

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan SaluranPembuangan Air Limbah pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No.

Saluran Pembuangan Air Limbah Ya Tidak Total

n % n % n %

1. Apakah air buangan dari

septiktank/lubang penampungan kotoran dialirkan ke pekarangan rumah?

10 21,3 37 78,7 47 100,0

2. Apakah air buangan yang di resapkan mencemari sumber air? (dengan jarak <10 m)

14 29,8 33 70,2 47 100,0 3. Apakah air buangan menimbulkan

genangan? 12 25,5 35 74,5 47 100,0

4. Apakah saluran air buangan dalam

keadaan terbuka? 34 72,3 13 27,7 47 100,0

5. Apakah menimbulkan bau atau aroma

tidak sedap? 7 14,9 40 85,1 47 100,0

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa kondisi saluran pembuangan air

limbah pada siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan Tahun 2016 yang mengalirkan air buangan dari septiktank/lubang

penampungan kotoran ke pekarangan rumah sebanyak 10 siswa (21,3%), air

buangan yang di resapkan mencemari sumber air yaitu sebanyak 14 siswa

(29,8%), air buangan menimbulkan genangan sebanyak 12 siswa (25,5%), yang

memiliki saluran air buangan dalam keadaan terbuka sebanyak 34 siswa (72,3%),

dan memiliki saluran yang menimbulkan bau atau aroma tidak sedap yaitu

sebanyak 7 siswa (14,9%).

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko Pencemaran Saluran Pembuangan Air Limbah pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016 No Saluran Pembuangan Air

Limbah Jumlah Siswa Persentase (%)

Risiko Pencemaran Tinggi 8 17,0

Risiko Pencemaran Rendah 39 83,0

(63)

Berdasarkan tabel 4.9diketahui bahwa lebih banyak siswa yang memiliki

saluran pembuangan air limbah dengan tingkat risiko pencemaran yang rendah

yaitu sebanyak 39 siswa (83,0%).

4.2.2.4Hasil Observasi Pengelolaan Sampah

Hasil observasi sarana pengelolaan sampah disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No.

Pengelolaan Sampah Ya Tidak Total

n % n % n % 10. Apakah sampah tidak dimusnahkan

selama tiga hari sekali? 26 55,3 21 44,7 47 100,0

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa kondisi sarana pengelolaan

sampah pada siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan Tahun 2016 yang memiliki tempat sampah tidak terbuat dari bahan kedap

air yaitu sebanyak 39 siswa (83,0%), tempat sampah tidak dalam kondisi tertutup

sebanyak 47 siswa (100%), tempat sampah tidak mudah dibuka sebanyak 9 siswa

(64)

tempat sampah diletakkan di dalam rumah sebanyak 6 siswa (12,8%), tempat

sampah tidak cukup menampung seluruh sampahsebanyak 13 siswa (27,7%),

tempat sampah tidak mudah diangkatsebanyak 9 siswa (19,1%), TPS berjarak

kurang dari 10 m dari sumber air sebanyak 9 siswa (19,1%),TPS menjadi sarang

perkembangbiakan binatang sebanyak 9 siswa (19,1%) dan sampah tidak

dimusnahkan selama tiga hari sekali sebanyak 26 siswa (55,3%).

Tabel 4.11Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko Pencemaran Sarana Pengelolaan Sampah pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016 No Pengelolaan Sampah Jumlah Siswa Persentase (%)

Risiko Pencemaran Tinggi 5 10,6

Risiko Pencemaran Rendah 42 89,4

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.11diketahui bahwa lebih banyak siswa yang memiliki

sarana pengelolaan sampah dengan tingkat risiko pencemaran yang rendah yaitu

sebanyak 42 siswa (89,4%).

4.2.3 Gambaran Keadaan Higiene Perorangan

Gambaran keadaan higiene perorangan meliputi kebiasaan mencuci

tangan, kebiasaan kontak dengan tanah, kebersihan kuku dan penggunaan alas

kaki.

4.2.3.1 Kebiasaan Mencuci Tangan

Distribusi kebiasan mencuci tangan pada siswaSD Negeri 067773

Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 disajikan pada

(65)

Tabel 4.12Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mencuci Tanganpada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Kebiasaan Mencuci Tangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Apakah adik selalu mencuci tangan pada saat sebelum makan?

Ya 44 93,6

Tidak 3 6,4

Total 47 100,0

2. Bagaimana adik mencuci tangan pada saat sebelum makan?

Dengan air saja 15 31,9

Dengan air dan sabun 32 68,1

Total 47 100,0

3. Apakah adik selalu mencuci tangan pada saat sesudah buang air besar?

Ya 44 93,6

Tidak 3 6,4

Total 47 100,0

4. Bagaimana adik mencuci tangan pada saat sesudah buang air besar

Dengan air saja 5 10,6

Dengan air dan sabun 42 89,4

Total 47 100,0

5. Apakah adik selalu mencuci tangan dan kaki setelah bermain?

Ya 40 85,1

Tidak 7 14,9

Total 47 100,0

6. Bagaimana adik mencuci tangan dan kaki setelah bermain?

Dengan air saja 15 31,9

Dengan air dan sabun 32 68,1

Total 47 100,0

7. Apakah adik selalu mencuci tangan dan kaki sebelum tidur

Ya 40 85,1

Tidak 7 14,9

Total 47 100,0

8. Bagaimana adik mencuci tangan dan kaki setelah bermain?

Dengan air saja 29 61,7

Dengan air dan sabun 18 38,3

(66)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa kebiasaan mencuci tangan pada

siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun

2016 yang selalu mencuci tangan pada saat sebelum makan sebanyak 44 orang

(93,6%), yang mencuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun sebanyak 32

orang (68,1%), selalu mencuci tangan pada saat sesudah buang air besar sebanyak

44 orang (93,6%), selalu mencuci tangan pada saat sesudah buang air besar

dengan air dan sabun sebanyak 42 orang (89,4%), selalu mencuci tangan dan kaki

setelah bermain sebanyak 40 orang (85,1%), mencuci tangan dan kaki setelah

bermaindengan air dan sabun sebanyak 32 siswa ( 68,1%), selalu mencuci tangan

dan kaki sebelum tidur sebanyak 40 orang (85,1%) dan yang %), selalu mencuci

tangan dan kaki sebelum tidur dengan air dan sabun sebanyak 18 orang (38,3%).

Tabel 4.13Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Mencuci Tanganpada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Kategori Kebiasaan Mencuci

Tangan Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Baik 38 80,9

2. Kurang Baik 9 19,1

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.13diketahui bahwa lebih banyak siswa yang memiliki

kebiasaan mencuci tangan yang baik yaitu sebanyak 38 siswa (80,9%).

4.2.3.2 Kebiasaan Kontak dengan Tanah

Distribusi kebiasan kontak dengan tanah pada siswaSD Negeri 067773

Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 disajikan pada

(67)

Tabel 4.14Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Kontak dengan Tanah pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Kebiasaan Kontak dengan Tanah

Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Apakah adik suka bermain di tanah?

Ya 23 48,9

Tidak 24 51,1

Total 47 100,0

2. Jika ya, dimana tempatnya?

Di halaman rumah 41 87,2

Di lingkungan sekolah 6 12,8

Total 47 100,0

3. Apakah adik membuka sepatu saat bermain di tanah?

Ya 29 61,7

Tidak 18 38,3

Total 47 100,0

4. Apakah adik pernah makan sambil bermain dengan tanah?

Ya 9 19,1

Tidak 38 80,9

Total 47 100,0

5. Apakah adik pernah memakan makanan yang jatuh di tanah?

Ya 4 8,5

Tidak 43 91,5

Total 47 100,0

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa kebiasaan kontak dengan tanah

pada siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan

Tahun 2016 yang suka bermain di tanah sebanyak 23 orang (48,9%), sebanyak 41

siswa (87,2%) yang suka bermain tanah di halaman rumah, suka membuka sepatu

saat bermain di tanah sebanyak 29 orang (61,7%), pernah makan sambil bermain

dengan tanah sebanyak 9 orang (19,1%) dan yang pernah memakan makanan

(68)

Tabel 4.15Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Kontak dengan Tanahpada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Kategori Kontak dengan Tanah Jumlah Siswa (%)

1. Baik 18 38,3

2. Kurang Baik 29 61,7

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.15diketahui bahwa sebagian siswa memiliki kebiasaan

kontak dengan tanah yang kurang baik yaitu sebanyak 29 siswa (61,7%).

4.2.3.3 Kebersihan Kuku

Distribusi kebersihan kuku pada siswaSD Negeri 067773 Kelurahan Paya

Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.16Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No.

Pengelolaan Sampah Ya Tidak Total

n % n % n %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa siswa yang memiliki kuku

bersih sebanyak 18 siswa (38,3%), selalu memotong kuku tangan dan kaki secara

teratur 1x dalam seminggu ada 28 siswa (59,6%), selalu memotong kuku tangan

dan kaki sampai pendek sebanyak 44 siswa (93,6%), sering menggigiti kuku

sebanyak 10 siswa (21,3%) dan yang sering memasukkan jari ke dalam mulut

(69)

Tabel 4.17Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Kebersihan Kukupada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Kebersihan Kuku Jumlah Siswa (%)

1. Baik 26 55,3

2. Kurang Baik 21 44,7

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.17diketahui bahwa sebagian siswa memiliki

kebersihan kuku yang baik yaitu sebanyak 26 siswa (55,3%).

4.2.3.4 Penggunaan Alas Kaki

Distribusi penggunaan alas kaki pada siswaSD Negeri 067773 Kelurahan

Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.18Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Alas Kaki pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No.

Penggunaan Alas Kaki Ya Tidak Total

n % n % N %

1. Apakah adik selalu memakai

sendal/sepatu jika keluar rumah? 42 89,4 5 10,6 47 100,0 2. Apakah adik selalu memakai

sendal/sepatu jika bermain-main diluar

rumah? 43 91,5 4 8,5 47 100,0

3. Pada waktu istirahat sekolah apakah

adik bermain sambil membuka sepatu? 7 14,9 40 85,1 47 100,0

Berdasarkan diatas diketahui bahwa penggunaan alas kaki siswa yang

selalu memakai sendal/sepatu jika keluar rumah sebanyak 42 siswa (89,4%),

selalu memakai sendal/sepatu jika bermain-main diluar rumah sebanyak 43 siswa

(91,5%) dan yang pada waktu istirahat sekolah bermain sambil membuka sepatu

(70)

Tabel 4.19Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Penggunaan Alas Kakipada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016

No Penggunaan Alas Kaki Jumlah Siswa (%)

1. Baik 37 78,7

2. Kurang Baik 10 21,3

Total 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.19diketahui bahwa sebagian siswa memiliki

penggunaan alas kaki yang baik yaitu sebanyak 37 siswa (78,7%).

4.2.4 Infeksi Kecacingan

Infeksi kecacingan pada siswa SD Negeri 067773 di Kelurahan Paya Pasir

Kecamatan Medan Marelan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.20Distribusi Infeksi Kecacingan pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016 No Infeksi Kecacingan Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Positif 7 14,9

2. Negatif 40 85,1

Total 47 100,0

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium mengenai infeksi kecacingan

pada siswa SD Negeri 067773 di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Marelan tahun 2016 menunjukkan bahwa sebanyak 7 siswa (14,9%) positif

menderita infeksi kecacingan.

4.2.5Infeksi Kecacingan Berdasarkan Jenis Cacing

Jenis cacing yang diperiksa adalah cacing gelang (Ascaris

lumbricoides),cacing tambang(Necator americanus/Ancylostoma duodenale) dan

Gambar

Gambar 1. Keadaan SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir
Gambar 3. Pengumpulan Tinja
Gambar 6. Kondisi Sarana Pembuangan Tinja Siswa
Gambar 8. Kondisi Pengelolaan Sampah Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di tiga SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga dengan tujuan untuk mengetahui angka infeksi kecacingan pada anak SD di Kecamatan Sibolga

Gambaran Higiene Perorangan Tabel 4 akan menampilkan gambaran hubungan higiene sanitasi terhadap kejadian cacingan meliputi: Higiene, kebersihan kuku, mencuci tangan,

The result of Fisher Test shows that there is a relationship between clean water sanitation with helminthic infection (p= 0,008), there is a relationship between

Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter.. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel higiene perorangan yang berhubungan dengan kejadian kecacingan meliputi kebiasaan CTPS, kebiasaan memakai alas kaki, dan

Ada hubungan antara kepadatan lalat, personal hygiene dan sanitasi dasar dengan terjadinya diare pada balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan

Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter.. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen

Gambaran Higiene Perorangan Tabel 4 akan menampilkan gambaran hubungan higiene sanitasi terhadap kejadian cacingan meliputi: Higiene, kebersihan kuku, mencuci tangan,