• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Layanan Referensi Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Layanan Referensi Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LAYANAN REFERENSI

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH : SUHAIMI LUBIS

080723019

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pemanfaatan Layanan Referensi Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan

Oleh : Suhaimi Lubis

NIM : 080723019

Pembimbing I : Hotlan Siahaan, S.Sos

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Drs. Syakirin Pangaribuan, SH

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pemanfaatan Layanan Referensi Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan

Oleh : Suhaimi Lubis

NIM : 080723019

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan Penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari Penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2010

(5)

ABSTRAK

Lubis, Suhaimi. 2010. Pemanfaatan Layanan Referensi dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan. Medan: Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan koleksi referensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan serta mengetahui apakah koleksi referensi sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang memanfaatkan koleksi referensi pada Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan sampai akhir Desember 2009 sebanyak 4.680 orang, terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegawai/karyawan dan umum. Penentuan sampel dilakukan dengan berpedoman pada tabel penentuan sampel Slovin, sehingga diketahui banyaknya sampel sebanyak 98 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode proportionate stratified random sampling dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan, kuesioner dan studi kepustakaan.

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa layanan koleksi referensi yang tersedia di Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan sudah memadai untuk kebutuhan pengguna yang ingin memanfaatkan koleksi referensi dan pelayanan yang diberikan Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan sudah memuaskan sehingga pengguna merasa nyaman berada di perpustakaan dan merasa kebutuhannya terpenuhi.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Layanan Referensi dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan”.

Secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayah (Hasan Lubis) dan Mama (Siti Rohani) yang telah membesarkan, mendidik dan melimpahkan segala kasih sayang kepada Penulis, serta do’a yang tak pernah putus sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara. Terima kasih juga kepada adinda tercinta (Hijrah Yani Lubis) dan seluruh keluarga besar yang tak pernah bosan memberikan semangat kepada Penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, bahasa maupun cara penulisan. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar Penulis dapat meningkatkan kemampuan menulis pada masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, sebagai Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu dan pikirannya untuk membimbing Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Penulis.

5. Bapak Ishak, SS, M.Hum, selaku sekretaris serta seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada Penulis.

(7)

Semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis baik berupa bimbingan, bantuan maupun pengorbanan dalam rangka menyelesaikan studi dalam penulisan skripsi ini mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembacanya. Amin.

Medan, Juni 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..……. i

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………..………... 4

1.3 Tujuan Penelitian ……..………... 4

1.4 Manfaat Penelitian …..………... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ….………... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ………...…….. 5

2.1 Perpustakaan Umum ……..………... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ..…………... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ….…………... 5

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ..………... 7

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum ..………... 8

2.1.5 Sistem Layanan Perpustakaan ………... 9

2.1.5.1 Sistem Layanan Terbuka ………. 9

2.1.5.2 Sistem Layanan Tertutup ………...…… 10

2.2 Koleksi Perpustakaan …..……….………... 12

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan…………... 12

2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan………... 12

2.2.3 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan ..…..…... 13

2.3 Koleksi Referensi ……….………... 14

(9)

2.3.2 Ciri-Ciri Koleksi Referensi …..…………... 14

2.3.3 Jenis-Jenis Koleksi Referensi ..…………... 15

2.3.4 Pelayanan Referensi ……….………... 16

2.3.4.1 Pengertian Pelayanan Referensi …………... 16

2.3.4.2 Fungsi Pelayanan Referensi ……….... 18

2.4 Pemanfaatan Koleksi Referensi …..………... 19

2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Koleksi Referensi ... 19

2.4.2 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Referensi ... 21

2.4.3 Cara Pemanfaatan Koleksi Referensi …... 21

2.5 Kebutuhan Informasi ………... 23

2.5.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ……... 23

2.5.2 Jenis Kebutuhan Informasi …………..…... 23

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 24

2.5.4 Sumber Informasi ………... 25

2.5.5 Pengguna Informasi ………... 26

2.6 Peran Pustakawan ………... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….……… 29

3.1 Metode Penelitian ………... 29

3.2 Lokasi Penelitian .………... 29

3.3 Populasi dan Sampel ………... 29

3.3.1 Populasi ………... 29

3.3.2 Sampel ………... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….…... 31

3.5 Jenis Data dan Sumber Data ……... 31

3.6 Instrumen Penelitian ………... 31

3.7 Kisi-Kisi Kuesioner………...……..…………... 31

3.8 Analisa Data ………... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….……… 33

(10)

4.1.1 Asal Status Responden ………... 33

4.2 Tanggapan Responden Terhadap Pemanfaatan Layanan Referensi dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan ………..………... 34

4.2.1 Frekuensi Pemanfaatan Layanan Perpustakaan …….…. 34

4.2.1.1 Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan ….….…. 34 4.2.1.2 Frekuensi Lama Kunjungan ke Perpustakaan.... 35

4.2.2 Tujuan Pemanfaatan Koleksi 4.2.2.1 Tujuan Memanfaatkan Koleksi Referensi …... 36

4.2.2.2 Alasan Memanfaatkan Koleksi Referensi ...… 37

4.2.3 Koleksi Referensi ... 37

4.2.3.1 Koleksi Referensi Sesuai dengan Kebutuhan Pengguna Informasi ... 37

4.2.3.2 Jenis Koleksi Referensi yang Sering Digunakan. 39 4.2.4 Cara Pemanfaatan Koleksi ……….. 40

4.2.4.1 Cara Memanfaatkan Koleksi Referensi ……….. 40

4.2.4.2 Menemukan Informasi dari Koleksi Referensi … 41 4.2.5 Fasilitas Layanan Referensi ………. 42

4.2.5.1 Jam Layanan Perpustakaan Memadai …………. 42

4.2.5.2 Batas Koleksi Referensi yang Boleh Dibawa ke Meja Baca ……... 43

4.2.6 Peran Pustakawan ... 44

4.2.6.1 Meminta Bantuan Pustakawan ………... 44

4.2.6.2 Sikap Pustakawan ……… 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...……….……… 46

5.1 Kesimpulan ………..………... 46

5.2 Saran ………... 46

DAFTAR PUSTAKA ………..… 47

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ………... 30

Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner ………. 32

Tabel 3 : Komposisi Responden Berdasarkan Status ……….….... 33

Tabel 4 : Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan ……..………...… 34

Tabel 5 : Frekuensi Lama Kunjungan ke Perpustakaan ………. 35

Tabel 6 : Tujuan Memanfaatkan Koleksi Referensi ………... 36

Tabel 7 : Alasan Memanfaatkan Koleksi Referensi ………...… 37

Tabel 8 : Koleksi Referensi Sesuai dengan Kebutuhan Pengguna Informasi ……… 38

Tabel 9 : Jenis Koleksi Referensi yang Sering Digunakan ……… 39

Tabel 10 : Cara Memanfaatkan Koleksi Referensi ……….. 40

Tabel 11 : Menemukan Informasi dari Koleksi Referensi ………..…… 41

Tabel 12 : Jam Layanan Perpustakaan Sudah Memadai ………. 42

Tabel 13 : Batas Koleksi Referensi yang Boleh dibawa ke Meja Baca ……….. 43

Tabel 14 : Meminta Bantuan Pustakawan ……… 44

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini telah membawa dunia memasuki era baru yaitu era informasi. Berbagai macam kebutuhan manusia kian meningkat dalam bermacam bidang, salah satu kondisi yang perlu dicermati adalah bertambahnya kebutuhan individu dalam bidang pemenuhan kebutuhan informasi seiring perkembangan teknologi yang semakin mutakhir termasuk di dalamnya teknologi komunikasi dan informasi. Maka informasi menjadi salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia.

Dalam usaha pemenuhan kebutuhan informasi tersebut manusia terus berusaha menciptakan media-media baru penyedia informasi yang akan memberikan kepuasan kepada penggunanya. Dewasa ini berbagai lembaga atau institusi terus berusaha untuk meningkatkan penyediaan informasi yang lengkap dan berkualitas, salah satunya dengan mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan untuk mencapai tujuan dan fungsi dari perpustakaan tersebut.

Suatu perpustakaan dapat dikatakan mampu mencapai tujuan dan menjalankan fungsinya dengan baik apabila perpustakaan tersebut mempunyai banyak pengguna dan koleksi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan suatu perpustakaan memberi peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan berbagai informasi dan pengetahuan yang tersimpan dalam berbagai macam koleksi pada perpustakaan, baik informasi yang terdahulu maupun terbaru akan sangat dibutuhkan oleh pengguna.

Salah satu jenis perpustakaan yang memiliki pengguna yang konsisten akan kebutuhan informasi adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum sebagai institusi pemerintah yang harus dapat terus mengikuti dan menyediakan akses setiap perkembangan informasi agar seluruh masyarakat dapat memperoleh informasi yang mutakhir dan relevan dalam pekerjaannya.

(15)

informasi seiring perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi yang kian mutakhir. Dengan adanya perpustakaan umum akan memicu masyarakat untuk lebih menggali informasi sebanyak-banyaknya. Untuk menyelesaikan pekerjaan rutinitas, masyarakat harus banyak membaca bahan-bahan rujukan dan referensi yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis. Dengan membaca, masyarakat akan terlatih untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Perpustakaan umum terus berusaha menyediakan berbagai informasi terbaru dengan memperbanyak dan meningkatkan mutu koleksi di perpustakaan, tidak hanya koleksi umum saja, namun juga ada koleksi referensi atau bahan rujukan. Bagi orang awam pengertian koleksi referensi dapat berupa buku/artikel yang dipakai sebagai sumber materi dari objek pengkajian atau studinya. Ada juga yang beranggapan bahwa koleksi referensi merupakan buku-buku yang harus dibaca di perpustakaan dan tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang.

Koleksi referensi adalah salah satu koleksi perpustakaan yang memiliki bobot ilmiah dengan informasi yang digunakan untuk kepentingan studi dan riset dan disajikan dengan pelayanan referensi. Adapun jenis koleksi referensi meliputi kamus, ensiklopedia, bibliografi, indeks, abstrak, almanak, direktori, buku tahunan, terbitan berkala, terbitan pemerintah dan lainnya. Layanan referensi yang ada harus selalu dievaluasi sehingga senantiasa mutakhir digunakan sebagai bahan rujukan oleh pengguna. Di unit layanan referensi, ragam koleksi yang disajikan sangat bervariasi dengan ciri khas yang berbeda.

Arti pentingnya pelayanan koleksi referensi bagi pengguna sangat beragam dan bervariasi, tergantung dari kebutuhan informasi masing-masing individu. Layanan koleksi referensi memiliki peranan sebagai sumber rujukan, tepatnya untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu, memberi pengarahan kepada pengguna informasi, untuk memperluas wawasan, pengembangan ilmu pengetahuan serta tercapainya sumber-sumber informasi yang efisien namun berdaya guna maksimal. Hal inilah yang menjadi daya tarik koleksi referensi hingga mendorong pengguna informasi memanfaatkan layanan koleksi referensi.

(16)

unit layanan rujukan, dimana petugas bagian referensi harus memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang cukup agar mampu menjawab berbagai ragam pertanyaan pengguna sebagai bentuk kegiatan pelayanan terhadap koleksi referensi. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna terhadap layanan referensi yang sudah ada pada ruangan referensi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan dengan tujuan utama demi meningkatkan kualitas penggunaan layanan referensi oleh masyarakat Kota Medan.

Penetapan Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan yang berada di Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan sebagai obyek penelitian didasarkan atas pengamatan awal yang penulis lakukan bahwa masyarakat dari tiap-tiap kecamatan Kota Medan menjadi anggota Perpustakaan Umum Kota Medan memiliki minat baca yang cukup variatif terhadap koleksi referensi.

Berdasarkan data akhir Desember 2009 koleksi referensi yang dimiliki Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan sebanyak 1.165 judul dan 3.355 eksemplar. Adapun jenis koleksi referensi yang sering digunakan oleh pengguna perpustakaan adalah kamus, ensiklopedia, atlas, abstrak dan bibliografi.

Jumlah pengunjung Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan yang memanfaatkan layanan referensi berdasarkan data akhir Desember 2009 sebanyak 4.680 orang dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, pegawai/karyawan dan umum. Pengunjung perpustakaan yang datang untuk memanfaatkan layanan referensi sebanyak 20 orang per harinya, hal ini dikarenakan adanya kebutuhan informasi pengguna untuk memanfaatkanlayanan referensi yang ada di perpustakaan.

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang penulis bahas pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah pemanfaatan layanan referensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan.

2. Apakah layanan referensi yang disediakan Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan layanan referensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan.

2. Untuk mengetahui apakah layanan referensi sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis mengenai layanan referensi pada perpustakaan.

2. Peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian lanjutan yang memfokuskan pada penelitian yang sama.

3. Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan, sebagai salah satu bahan masukan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan layanan referensi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pemanfaatan layanan referensi yang mencakup :

(18)

2. Kebutuhan informasi, yaitu jenis kebutuhan informasi, faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, sumber informasi dan pengguna informasi.

(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, agama, ras dan status sosial-ekonomi. Menurut Sjahrial (2000:3), “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakkan serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Sedangkan menurut Sudarsono (2006:301), Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan beragam pengetahuan dan informasi bagi penggunanya. Layanan diberikan dengan dasar kesamaan akses bagi setiap orang tanpa membedakan umur, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun status sosial.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memberikan kesempatan dan kebebasan kepada seluruh lapisan masyarakat, baik tua, muda, pria maupun wanita untuk mencari dan memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan informasi serta mengikuti apa yang terjadi di dunia.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya dengan perpustakaan lainnya. Berikut ini ada beberapa tujuan perpustakaan umum menurut para ahli, antara lain :

Manifesto perpustakaan Umum dalam Sulistyo-Basuki (1993:46), menyatakan

bahwa perpustakaan umum mempunyai empat tujuan utama yaitu :

1 Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi

masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

(20)

perpustakaan umum, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum.

4. Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Menurut Yusuf (1996:18) secara umum disebutkan tujuan perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan umum.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien.

4. meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.

6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah, bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat menggunakan sumber-sumber informasi yang cepat, tepat dan mudah dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan sebuah perpustakaan umum tentunya ingin mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat umum. Selain mempunyai tujuan dan tugas perpustakaan tentunya memiliki fungsi yang harus dilaksanakan. Dalam buku panduan penyelenggaraan perpustakaan umum (1992:5) dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk :

1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).

2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi ( informative).

3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif). 4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota

(21)

5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif, konservatif).

6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

Sedangkan dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan umum (2000:6) fungsi perpustakaan umum adalah :

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacan.

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke pepustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximile, dan lain-lain. 7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainya.

10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.

11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Kedua uraian di atas mengemukakan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai sarana edukasi, informasi, rekreasi, referensi, pelestarian bahan-bahan dan hasil budaya bangsa cultural dan sebagai sarana penelitian. Selain fungsi tersebut, perpustakaan juga berfungsi menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dan pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan mempunyai tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya, begitu juga dengan perpustakaan umum. Di dalam buku pedoman perlengkapan perpustakaan umum (1992:2) tugas perpustakaan umum adalah “mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat”.

(22)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan umum adalah mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian dan pelestarian serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

2.1.5 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan maka perlu ditentukan sistem layanan sirkulasi. Pelayanan sirkulasi dapat dilaksankan dengan dua sistem layanan yaitu pelayanan sirkulasi dengan sistem terbuka dan sistem tertutup

2.1.5.1 Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya. Pengguna diijinkan masuk ke ruang koleksi perpustakaan, memilih, dan mengambil bahan pustaka yang dibuthkan. Pengguna perpustakaan bebas membaca di tempat, kalau merasa tertarik dapat meminjamnya dibagian layanan perpustakaan. Dengan sistem ini pengguna perpustakaan dapat melihat langsung koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Darmono (2001:139) bahwa ”sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”.

Sedangkan sistem layanan terbuka menurut Lasa (1994:5) adalah ”suatu layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”.

(23)

Ada beberapa keunggulan yang dapat diambil apabila perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka, antara lain:

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberikan tanggung jawab dibagian lain (Darmono, 2001:140)

Selain keunggulan tersebut di atas sistem layanan terbuka ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. 2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan

dengan sistem yang bersifat tertutup.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.

4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berabagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. (Darmono, 2001:140)

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari, memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi, untuk itu pengguna harus mengenal sistem pengelompokan buku yang dipakai oleh perpustakaan itu. Tanpa mengerti sistem ini mereka akan sulit menemukan bahan pustaka yang akan dicari. Sistem layanan terbuka juga membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar.

2.1.5.2 Sistem Layanan Tertutup

(24)

Menurut Soeatminah (1992:131) bahwa :

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin dipinjam melalui katalog perpustakaan dan setalah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya. Sedangkan Lasa (1994:5) menyatakan bahwa:

Sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam melalui daftar/katalog yang tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas.

Pendapat di atas dinyatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri informasi yang dibutuhkan pada ruang koleksi. Koleksi yang dibutuhkan harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang dibutuhkan dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi.

Ada beberapa keuntungan sistem layanan tertutup, antara lain:

1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat.

2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.

4. Tidak memerlukan meja baca (Lasa, 1995:4)

Selain keuntungan di atas sistem layanan ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

1. Banyak energi yang tersedia di bagian sirkulasi

2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam

3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam

4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku dibagian ini sering berjubel, keadaan ini berarti membuang waktu. (Lasa, 1995:5)

(25)

2.2 Koleksi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan adalah salah satu unsur pokok suatu perpustakaan. Koleksi yang dimiliki perpustakaan akan dilayankan kepada penggunanya sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Penyediaan koleksi disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Koleksi menjadi daya tarik suatu perpustakaan agar selalu dimanfaatkan secara maksimal.

Koleksi merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan kriteria dan jenis perpustakaan. Penyediaan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan informasi pengguna. Menurut Siregar (1998:2) “Koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Sedangkan menurut Yulia (1993:3) “Koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan”.

Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah kumpulan buku dan bahan pustaka lainnya yang dihimpun, diolah dan disimpan dengan menggunakan suatu sistem yang memudahkan pengguna untuk memanfaatkannya dalam memenuhi kebutuhan informasi.

2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Siregar (1998:2) “Tujuan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Selain tujuan penyediaan koleksi perpustakaan, fungsi koleksi perpustakaan juga harus benar-benar diperhatikan. Adapun fungsi koleksi perpustakaan adalah :

1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok dan lembaga yang membutuhkan.

2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.

3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan rujukan bagi masyarakat/pengguna perpustakaan.

(26)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang harus dibina secara teratur dan terencana.

2.2.3 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja, tetapi juga meliputi segala macam bentuk baik tercetak maupun terekam. Menurut Sumardji (1992:13) koleksi dapat dikelompokkan dalam dua pengertian, yaitu :

1. Berdasarkan cara menghasilkannya :

Koleksi naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, seperti manuskrip. Koleksi karya cetakan, seperti buku, majalah dan surat kabar. Koleksi karya alihan, seperti fotografi, film, skripsi, tesis dan disertasi.

2. Berdasarkan bentuknya :

Buku, seperti buku fiksi maupun non fiksi, buku referensi dan sebagainya. Terbitan pemerintah, seperti lembaran negara dan peraturan perundang-undangan. Laporan penelitian, seperti majalah dan surat kabar. Manuskrip atau cetakan dari karya yang bernaung dan memiliki koleksi khusus.

Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1997:33-39) dikemukakan bahwa yang termasuk ke dalam komponen koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.

2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedi, katalog dan lainnya.

3. Pengembangan ilmu, diperlukan dalam melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

4. Penerbitan berkala, termasuk majalah, surat kabar dan lainnya.

5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung maupun penerbitan perguruan tinggi lainnya.

6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.

7. Koleksi khusus, berhubungan dengan minat khusus perpustakaan seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan lainnya. 8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual, seperti film, tape,

cassette, video tape, piringan hitam dan lainnya.

(27)

2.3 Koleksi Referensi

2.3.1 Pengertian Koleksi Referensi

Koleksi referensi atau disebut juga dengan koleksi rujukan atau koleksi acuan karena koleksi referensi merupakan buku yang diisi maupun panyajiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik atau khusus. Koleksi referensi merupakan kumpulan bahan pustaka berupa karya-karya referensial, yaitu karya-karya yang disusun sebagai alat komunikasi ataupun petunjuk mengenai informasi-informasi tertentu. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:87), bahwa ”koleksi referensi adalah kumpulan bahan perpustakaan jenis sekunder dan tertier yang biasanya ditempatkan secara khusus di bagian rujukan, yang terdiri atas bahan perpustakaan yang diolah sebagai sumber informasi khusus dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan”.

Sedangkan menurut Sumardji (1992:28) menyatakan bahwa :

Koleksi referensi adalah kumpulan atau kelompok koleksi pustaka yang terdiri dari bahan-bahan pustaka berisi karya-karya yang bersifat memberikan/menunjukkan (informasi/referensial) mengenai informasi-informasi tertentu yang disusun secara sistematis (biasanya alfabetis) untuk digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi.

Dari beberapa pengertian koleksi referensi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa koleksi referensi adalah bahan sumber sekunder dan tertier pada perpustakaan yang khusus digunakan sebagai rujukan, disusun secara sistematis dan juga digunakan sebagai alat petunjuk dan konsultasi oleh pengguna.

2.3.2 Ciri-Ciri Koleksi Referensi

Koleksi referensi merupakan koleksi khusus yang dibedakan dengan koleksi-koleksi umum yang dimiliki suatu perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:437), ciri-ciri dari koleksi referensi adalah :

a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan.

b. Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa.

c. Buku referensi sering kali terdiri dari entri yang terpotong-potong. Masing-masing entri tidak sama panjangnya. Dengan kata lain buku referensi biasanya ditandai dengan pemaparan buku referensi yang tidak berkesinambungan.

(28)

menduga bilamana sebuah buku referensi diperlukan sehingga penggunaannya terbatas pada ruang referensi saja.

e. Informasi disusun untuk memudahkan penelusuran secara cepat dan menyeluruh. Susunan ini dapat menurut abjad, judul, subjek atau kronologis disertai indeks untuk keperluan temu balik.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri informasi yang dimiliki koleksi referensi yaitu buku referensi ditujukan bukan untuk dibaca seperti buku biasa, digunakan untuk keperluan konsultasi, memiliki tipe perolehan informasi dari tipe sumber, pengarahan dan penerbitan pemerintah yang secara keseluruhannya disusun secara sistematis dengan ruang lingkup informasi secara umum dan khusus serta dengan harga koleksi yang lebih tinggi dari koleksi biasa. Koleksi referensi tidak dapat dimanfaatkan pengguna diluar perpustakaan.

2.3.3 Jenis-Jenis Koleksi Referensi

Koleksi referensi yang tersedia pada perpustakaan sebisa mungkin harus lengkap serta sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Adapun jenis-jenis koleksi referensi adalah :

a. Kamus

Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaanya dalam kalimat dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata-kata.

b. Ensiklopedia

Ensiklopedia sering disebut orang dengan nama kamus ilmu pengetahuan manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah-istilah. Tujuan umum diterbitkannya ensiklopedia adalah untuk mengorganisasikan akumulasi ilmu pengetahuan atau setidaknya sebagian darinya yang menarik pembaca. c. Buku Tahunan

Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir (yang sudah lewat). Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah-masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

d. Buku Pedoman/Buku Petunjuk

Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar sebab dengan membuka buku sejenis ini orang menjadi seolah menjadi pintar dan bisa mengetahui akan sesuatu yang samar-samar sebelumnya serta dapat mempelancar kegiatan yang dijalaninya.

e. Direktori

(29)

f. Almanak

Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu termasuk informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.

g. Bibliografi

Blibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat. Disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek atau keterangan lain tentang buku.

h. Indeks

Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah berbeda.

i. Abstrak

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasannya bersifat ilmiah.

j. Atlas

Bentuknya seperti buku berisi kumpulan peta dan keterangan lain yang ada hubungannya dengan peta.

k. Dokumen Pemerintah

Dokumen pemerintah atau sering juga disebut dengan penerbitan pemerintah adalah suatu penerbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah. (Yusuf, 2005 : 10).

Dari pengertian koleksi referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku referensi merupakan buku yang memuat keterangan topik perkataan, tempat peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya yang tidak bisa dipinjam oleh pengguna.

2.3.4 Pelayanan Referensi

2.3.4.1 Pengertian Pelayanan Referensi

Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini lebih menitikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memanfaatkan sumber-sumber rujukan tersebut.

(30)

Sedangkan Sumardji (1992: 29) menyatakan bahwa :

Pelayanan referensi adalah kegiatan melayankan koleksi perpustakaan terutama koleksi pustaka acuan (referens book) atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang oleh pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan pula, antara lain meliputi :

1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan (referens book).

2. Melayani permintaan foto kopi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakaian koleksi referensi tersebut karena tidak boleh dibawa keluar perpustakaan oleh anggota perpustakaan. 3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota

perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan, dengan syarat-syarat tertentu.

4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan.

5. Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi. Sementara Soejono Trimo (1997:12) ”Pelayanan referensi yakni pemberian bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu”.

Secara ringkas Mudge dan Winchell dalam Soejono Trimo (1997:15), menggambarkan perkembangan definisi pelayanan referensi itu sebagai berikut :

PELAYANAN PE- PELAYANAN BAN- PELAYANAN IN-

NUNJUKAN/RU- TUAN SECARA FORMASI

JUKAN PERSONAL DAN (Katz)

[image:30.595.120.490.490.620.2]

(etimologis) AKTIF

Gambar 1. Uraian tugas (Sumber: Soejono Trimo 1997)

(31)

kepada pengguna, layanan referensi juga membuat laporan tertulis tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan referensi tersebut.

2.3.4.2 Fungsi Pelayanan Referensi

Tujuan dan fungsi pelayanan referensi harus diperhatikan oleh pustakawan yang bertugas di perpustakaan. Hal ini sangat diperlukan mengingat kebutuhan pengguna yang beragam dan bervariasi menuntut kebutuhan yang maksimal dari pustakawan, sehingga pelayanan yang dirasakan pengguna sesuai dengan yang diinginkan.

Adapun tujuan layanan referensi adalah sebagai berikut :

1. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber-sumber tersebut.

2. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu

3. Memberi pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik, subjek karena penjelasan suatu masalah diberikan beberapa sumber dengan gaya yang berbeda.

4. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

5. Tercapinya efisiensi tenaga, biaya dan waktu (Lasa, 1995:34).

Sedangkan fungsi layanan referensi menurut Sumardji (1992:12), yaitu : a. Informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai perpustakaan.

b. Bimbingan

Memberikan bimbingan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat dan bagaimana pula cara menggunakannya untuk mencari informasi yang dikehendaki. c. Pemilihan/Penilaian

Memberikan petunjuk/pengertian tentang bagaimana cara memilih/menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal.

(32)

a. Bimbingan langsung, yang diberikan secara langsung kepada pemakai perpustakaan oleh petugas/pustakawan unit referensi, baik secara individual-formal maupun klasikal-formal

b. Bimbingan tak langsung, yang diberikan kepada siapa pun melalui media tertentu, seperti misalnya dengan menerbitkan buku informasi/petunjuk, buku pegangan dan terbitan-terbitan lainnya (Sumardji, 1992:69).

Pelayanan rujukan atau referensi merupakan kegiatan yang cukup penting dalam sistem perpustakaan. Melalui pelayanan referensi dapat diukur kinerja suatu perpustakaan.

2.4 Pemanfaatan Koleksi Referensi

2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Koleksi Referensi

Pemanfaatan koleksi referensi merupakan bagian dari kebutuhan pengguna berupa layanan rujukan. Banyak ragam cara yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan koleksi referensi di perpustakaan, tergantung dari pengguna yang membutuhkannya.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan diambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah, kemudian mendapat imbuhan pe-an yang berati proses, cara dan perbuatan memanfaatkan”. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu proses atau cara dalam memanfaatkan berbagai jenis pelayanan perpustakaan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pemanfaatan layanan perpustakaan dapat dilakukan oleh pengguna apabila pengguna tersebut mengetahui cara memanfaatkan setiap layanan yang tersedia serta mengetahui manfaat dari setiap layanan tersebut.

(33)

Darmono (2001:32) menjelaskan bahwa “pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan”. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah.

Bimbingan pemanfaatan perpustakaan biasanya diberikan berkenaan dengan adanya alasan bahwa setiap jenis layanan yang ada di perpustakaan memiliki prosedur dan model pemanfaatan yang berbeda. Oleh karena itu semakin banyak koleksi sebuah perpustakaan dan semakin kompleks layanan yang disediakan maka semakin dibutuhkan bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bentuk atau jenis pemanfaatan perpustakaan meliputi frekuensi kunjungan ke perpustakaan, pengetahuan dan pengenalan terhadap jenis layanan serta tingkat penggunaan jenis layanan yang tersedia di perpustakaan tersebut. Bila pemanfaatan perpustakaan dilakukan secara optimal maka kesuksesan studi juga akan lebih mudah tercapai.

Bermanfaat atau tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan erat dengan adanya pembinaan layanan yang diberikan oleh pihak perpustakaan, yaitu untuk mendayagunakan semua koleksi dan sarana prasarana perpustakaan yang tersedia untuk dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna perpustakaan. Selain itu, perpustakaan akan bermanfaat bila perpustakaan atau pustakawan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna perpustakaan.

Pengguna mengunjungi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhannya akan berbagai informasi yang beraneka ragam. Perpustakaaan menyediakan koleksi-koleksi yang terpilih dan tepat guna untuk mendapatkan informasi khusus dan mutakhir.

Menurut Handoko dalam Handayani (2007:28), bahwa dari segi pengguna pemanfaatan perpustakaan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor Internal, meliputi : 1. Kebutuhan

Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi. 2. Motif

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat

(34)

Faktor eksternal, meliputi : 1. Kelengkapan koleksi

Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

2. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna.

Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali.

Dalam penelitian ini yang menjadi fasilitas informasi adalah koleksi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dua faktor yang mempengaruhi pengguna dalam pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah faktor internal yang meliputi kebutuhan, motif, dan minat sedangkan faktor eksternal yang meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan ketersediaan fasilitas dalam pencarian informasi.

2.4.2 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Referensi

Setiap pengguna akan memenuhi kebutuhan informasinya, salah satunya dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan, waktu dan kesempatan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu frekuensi pemanfaatan merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengukur dan mengetahui bagaimana pengguna perpustakaan memanfaatkan koleksi perpustakaan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:322), frekuensi didefenisikan sebagai ”kekerapan”. Sedangkan pengertian frekuensi dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer (2002:425), dijelaskan bahwa frekuensi adalah “sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.

Berdasarkan kedua defenisi frekuensi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi merupakan kekerapan atas sejumlah pengulangan dari kejadian tertentu yang terjadi dengan teratur.

2.4.3 Cara Pemanfaatan Koleksi Referensi

(35)

di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cara adalah aturan atau jalan untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan menurut Zulkarnaen (1997:45), cara pemanfaatan koleksi pada umumnya dikategorikan sebagai berikut :

a. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

b. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan. Pada perpustakaan yang memilki ruang baca yang nyaman, akan menambah pengguna yang akan membaca di perpustakaan tanpa harus meminjam. Cara seperti ini dibatasi oleh jam layanan perpustakaan.

c. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari beberapa buku berbeda.

d. Memperbanyak (menggunakan jasa foto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan. Sedangkan perpustakaan sering menyediakan layanan foto copy untuk koleksi yang tidak bisa dipinjam oleh pengguna seperti koleksi referensi. Bagi perpustakaan dan pengguna terkadang seringkali melanggar hak cipta dengan cara seperti ini.

(36)

2.5 Kebutuhan Informasi

2.5.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dari tingkat kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang dibutuhkannya. Berikut ini beberapa pengertian tentang kebutuhan informasi dari para ahli.

Menurut Hartono (2000:692) “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.

Dari uraian di atas dikemukakan bahwa kebutuhan informasi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata dan yang samar digunakan untuk pengambilan keputusan.

Menurut Taylor dalam Putubuku (2008 : 2), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia dalam sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti :

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang sering kali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya

yang dibutuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.

4. Compromised need, yaitu ketika mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam mencari kebutuhan akan informasi dan berusaha untuk mencari kekurangan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut.

2.5.2 Jenis Kebutuhan Informasi

(37)

Menurut Yusuf (1995:10) bahwa “jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.

2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi dan bergaul sesama anggota masyarakat pada umumnya terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri ke arah yang lebih baik.

Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin dalam Ishak (2003:4) memberikan klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi, bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencanaan akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada beberapa jenis diantaraya informasi lisan, informasi terekam, informasi yang berkaitan dengan masalah, informasi yang berkaitan dengan wilayah dan informasi sebagai pemecahan masalah.

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

(38)

Pannen dalam Ishak (1990:93 ) menyatakan bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan lingkungan pekerjaan”.

Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu :

a. Jenis pekerjaan.

b. Personalitas, yaitu aspek psikologis dari pencari informasi, meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan. c. Waktu.

d. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi).

e. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas yaitu aspek psikologis pencari informasi, waktu menelusur secara internal, sumber daya teknologi, disiplin ilmu, kebiasaan dan faktor lingkungan pekerjaan.

2.5.4 Sumber Informasi

Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan umum, maka segala sumber informasi dalam koleksi yang dimilikinya pun bersifat umum.

Menurut Yusup (1995:14) bahwa :

Memfokuskan sumber informasi, yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus biasa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang biasa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (biasa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat nonilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian dan iklan komersial.

(39)

2.5.5 Pengguna Informasi

Pengguna perpustakaan berperan sebagai alat dalam menjalankan fungsi perpustakaan itu sendiri di dalam lingkungan masyarakat. Menurut Siregar (1999:9) bahwa ”pengguna perpustakaan adalah orang-orang yang memanfaatkan bahan pustaka”. Oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca pengguna.

Sedangkan menurut Yusuf (1996:156), “pengguna atau pemakai jasa perpustakaan adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan menggunakan fasilitas perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka memperoleh bahan pustaka atau pengetahuan”.

Selain itu menurut Djatin (1996:8), karakteristik jenis pengguna informasi adalah :

a. Mahasiswa

Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu.

b. Mahasiswa Pascasarjana

Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang mereka.

c. Para Dokter

Tenaga medis yang bekerja di rumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya.

d. Dosen dan Peneliti

Para dosen yang memerlukan informasi untuk kepentingan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauh mana telah menggunakan informasi dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.

e. Pengamat

Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang. f. Bidang-Bidang Khusus

Orang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi atau sasaran seumur hidup.

g. Masyarakat Umum

Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan. h. Industri dan Pemasarannya

Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri.

(40)

2.6 Peran Pustakawan

Pengguna sering kali masih memerlukan bantuan untuk memanfaatkan layanan koleksi termasuk referensi. Hal ini dikarenakan pengguna kurang memahami sistem yang ada pada perpustakaan. Oleh karena itu, pustakawan diharapkan dapat memberikan bantuan kepada pengguna untuk memanfaatkan koleksi. Menurut Sulistyo-basuki (1993:8), pustakawan adalah :

Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.

Sedangkan Muntashir (2005:17 ), menyimpulkan :

Peranan pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan informasi, bimbingan dan bekerjasama dengan pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

Sementara I.G Mudge dalam Soejono Trimo (1997:27) memakai pendekatan yang sifatnya job-oriented kepada pelayanan referensi sehingga akan tampak bahwa seorang pustakawan minimal memiliki dua kualifikasi, yaitu :

a. Library know how

b. Pengetahuan tentang buku-buku sumber/informasi

Peran pustakawan referensi menurut pendekatan ini hanya membantu para pemakai jasa layanan informasi dengan jalan menunjukkan sumber-sumber informasinya atau mengajarkan bagaimana cara menelusuri informasi di perpustakaan. Dengan kata lain pustakawan referensi menjadi mediator diantara keduanya, sehingga dapat dilihat gambarannya sebagai berikut :

Meminta in- Mencairkan

Formasi atau

PEMAKAI JASA KHASANAH

LAYANAN IN– PUSTAKAWAN PENGETAHU-

FORMASI Memenuhi REFERENSI menelusuri AN

Permintaan informasi

informasi

[image:40.595.100.534.599.712.2]

Sebagai mediator

(41)
(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi (Nawawi, 1990:64). Sehingga penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan objek penelitian sesuai kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan, yang beralamat di Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2003:90).

Berdasarkan data pengunjung pada akhir Desember 2009 sebanyak 4.680 orang yang datang memanfaatkan koleksi referensi pada Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegawai/karyawan dan umum yang kemudian dijadikan sebagai populasi penelitian.

3.3.2 Sampel

(43)

Untuk menentukan sampel, penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel sebab jumlah populasi penelitian yang besar. Untuk menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian ini, penulis menggunakan rumus Slovin, yaitu :

² 1 Ne

N n

+ =

dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran Populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10%, (Umar, 2008 : 78)

)² 1 , 0 ( 680 . 4 1

680 . 4 + = n

= 98 orang

Karena populasi penelitian beraneka ragam dan berstrata, maka dalam menentukan besarnya sampel penelitian digunakan teknik proportionate stratified random sampling, sehingga dapat diketahui jumlah sampel strata adalah sebagai

[image:43.595.83.497.471.600.2]

berikut :

Tabel –1 : Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

No. Pengguna Sub Sampel Sampel

1 Pelajar 1.858 1.858 : 4.680 x 98 = 39 2 Mahasiswa 1.126 1.126 : 4.680 x 98 = 24 3 Pegawai/Karyawan 914 914 : 4.680 x 98 = 19

4 Umum 782 782 : 4.680 x 98 = 16

(44)

3.4 Teknik Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan.

b. Kuesioner diberikan kepada responden yang sedang memanfaatkan layanan referensi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan.

c. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian adalah :

a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. b. Data sekunder, data yang mendukung data primer yang bersumber dari

jurnal, buku, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data, setiap peneliti menggunakan alat bantu yang disebut instrumen penelitian. Arikunto (2005 :101), menyatakan “Instrumen pengumpulan data adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh penulis dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang mewakili aspek-aspek yang akan diteliti.

3.7 Kisi-Kisi Kuesioner

(45)
[image:45.595.85.468.93.302.2]

Tabel – 2 : Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator Jumlah

Item Jumlah

Pemanfaataan layanan referensi

Frekuensi pemanfaatan 1,2 2 Tujuan pemanfaatan koleksi 3,4 2

Koleksi referensi 5,6 2

Cara pemanfaatan koleksi 7,8 2 Fasilitas layanan referensi 9,10 2

Peran pustakawan 11,12 2

Jumlah 12 12

3.8 Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, dimana data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun ke dalam tabel-tabel kemudian dihitung persentasenya dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, digunakan rumus persentase :

% 100 Nx

f P=

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah jawaban sementara

N = Jumlah responden (Hadi, 1981 : 421)

Dalam menafsirkan persentase dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran dari Supardi (1972 : 20) dengan rincian sebagai berikut :

1 – 24% : Sebahagian kecil 25 – 49% : Hampir setengah

50% : Setengah

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner. Adapun jumlah pertanyaan seluruhnya sebanyak 12 butir. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, kuesioner disebar kepada responden yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pemanfaatan layanan referensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan.

4.1.1 Asal Status Responden

[image:46.595.83.512.386.518.2]

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan status yang ada di Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan, dapat dilihat pada tabel - 3 berikut ini :

Tabel – 3 : Komposisi Responden Berdasarkan Status

No. Populasi Jumlah Persentase

1 Pelajar 39 39,8

2 Mahasiswa 24 24,5

3 Pegawai/Karyawan 19 19,4

4 Umum 16 16,3

Jumlah 98 100

Dari tabel - 3 di atas dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak jumlah dan persentasenya adalah berstatus pelajar yaitu 39 responden (39,8 %), sedangkan yang paling sedikit jumlah dan persentasenya adalah berstatus umum yaitu sebanyak 16 responden (16,3 %).

(47)

tidak ada tugas atau pekerjaan yang mengharuskan pemanfaatan layanan koleksi referensi.

4.2 Tanggapan Responden Terhadap Pemanfaatan Layanan Referensi dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan

4.2.1 Frekuensi Pemanfaatan Layanan Referensi 4.2.1.1 Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan

[image:47.595.83.512.366.527.2]

Tanggapan responden mengenai frekuensi kunjungan ke Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan untuk memanfaatkan layanan referensi selama seminggu dapat dilihat pada tabel – 4 berikut ini :

Tabel - 4 : Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1

a. > 6 kali b. 5-6 kali c. 3-4 kali d. 1-2 kali

5 29 58 6

5,1 29,6 59,2 6,1

Jumlah 98 100%

(48)

Berdasarkan data di atas, dapat diinterpretasikan bahwa sebahagian besar responden menjawab frekuensi kunjungan ke perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi referensi adalah 3-4 kali dalam seminggu. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pengguna untuk memanfaatkan pelayanan koleksi referensi yang ada di perpustakaan.

4.2.1.2 Frekuensi Lama Kunjungan ke Perpustakaan

[image:48.595.84.512.292.453.2]

Tanggapan responden mengenai frekuensi lama kunjungan ke Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan untuk memanfaatkan layanan referensi selama seminggu dapat dilihat pada tabel – 5 berikut ini :

Tabel - 5 : Frekuensi Lama Kunjungan ke Perpustakaan Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

2

a. < 1 jam b. 1-2 jam c. 2-3 jam d. > 3 jam

2 74 11 11

2,0 75,6 11,2 11,2

Jumlah 98 100%

Dari pertanyaan berapa lama waktu yang Saudara gunakan untuk memanfaatkan layanan referensi dapat diketahui bahwa 2 responden (2,0 %) menyatakan lama kunjungan ke perpustakaan < 1 jam, 74 responden (75,6 %) menyatakan lama kunjungan ke perpustakaan 1-2 jam, 11 responden (11,2 %) menyatakan lama kunjungan ke perpustakaan 2-3 jam, dan 11 responden (11,2 %) menyatakan lama kunjungan ke perpustakaan > 3 jam untuk memanfaatkan koleksi referensi.

(49)

4.2.2 Tujuan Pemanfaatan Koleksi

4.2.2.1Tujuan Memanfaatkan Koleksi Referensi

[image:49.595.83.518.219.379.2]

Tanggapan responden mengenai tujuan memanfaatkan koleksi referensi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan selama seminggu dapat dilihat pada tabel – 6 berikut ini :

Tabel - 6 : Tujuan Memanfaatkan Koleksi Referensi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

3

a. Memperoleh informasi

b. Menyelesaikan tugas sekolah/kuliah c. Menunjang tugas pekerjaan

d. Menambah wawasan pengetahuan

27 38 2 31

27,6 38,8 2,0 31,6

Jumlah 98 100%

Dari pertanyaan apakah tujuan Saudara memanfaatkan koleksi referensi dapat diketahui bahwa 27 responden (27,6 %) menyatakan tujuan memanfaatkan koleksi referensi adalah untuk memperoleh informasi, 38 responden (38,8 %) menyatakan tujuan memanfaatkan koleksi referensi adalah untuk menyelesaikan tugas sekolah/kuliah, 2 responden (2,0 %) menyatakan tujuan memanfaatkan koleksi referensi adalah untuk menunjang tugas pekerjaan dan 31 responden (31,6 %) menyatakan tujuan memanfaatkan koleksi referensi adalah untuk menambah wawasan pengetahuan.

(50)

4.2.2.2Alasan Memanfaatkan Koleksi Referensi

[image:50.595.84.522.191.359.2]

Tanggapan responden mengenai alasan memanfaatkan koleksi referensi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan selama seminggu dapat dilihat pada tabel – 7 berikut ini :

Tabel - 7 : Alasan Memanfaatkan Koleksi Referensi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

4

a. Informasi yang tersedia beragam b. Sebagai bahan rujukan

c. Mudah digunakan

d. Langsung keinformasi yang dituju

39 26 23 10

39,8 26,5 23,5 10,2

Jumlah 98 100%

Dari pertanyaan apa alasan Saudara memanfaatkan koleksi referensi dapat diketahui bahwa 39 responden (39,8 %) menyatakan alasan memanfaatkan koleksi referensi karena informasi yang tersedia beragam, 26 responden (26,5 %) menyatakan alasan memanfaatkan koleksi referensi digunakan sebagai bahan rujukan, 23 responden (23,5 %) menyatakan alasan memanfaatkan koleksi referensi karena mudah digunakan, dan 10 responden (10,2 %) menyatakan alasan memanfaatkan koleksi referensi karena langsung ke tujuan informasi yang dituju.

Berdasarkan data di atas, dapat diinterpre

Gambar

Gambar 1. Uraian tugas  (Sumber: Soejono Trimo 1997)
Gambar 2. Peran pustakawan referensi sebagai mediator (Sumber: Soejono Trimo 1997)
Tabel –1 : Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata
Tabel – 2 : Kisi-Kisi Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut M.Ali (2006 : 108 ) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk

Dan sebagian besar (61,2%) responden menjawab koleksi yang tersedia di Perpustakaan UMTS kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna9. Kata kunci:

Berdasarkan persentase tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa sebagian responden menyatakan kurang setuju bahwa koleksi buku yang tersedia di Kantor Perpustakaan, Arsip

P erpustakaan sekolah dapat diartikan sebagai tempat kumpulan koleksi bahan pustaka buku- buku atau tempat buku yang dihimpun dan di organisasikan sebagai media belajar

Ali (2006, 108), “Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya

Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk keperluan pendidikan,penelitian,ilmu

Pada perpustakaan UMTS pemanfaatan perpustakaan berhubungan dengan proses yang dilakukan pengguna perpustakaan dalam menggunakan koleksi dan layanan yang ada pada perpustakaan

Dari ketiga pendapat di atas, dapat dipahami bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka berupa buku, non buku ataupun manuskrip yang dihimpun, karya-karya