• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka (Studi: PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka (Studi: PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM

MELAKUKAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

( Study : PT. Inter Pan Pasifik Futures)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum

OLEH

PRITHA ZULYANIE

060200034

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM

MELAKUKAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

(Study : PT. Inter Pan Pasifik Futures)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjan Hukum

OLEH

PRITHA ZULYANIE

060200034

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

KETUA DEPARTEMEN

Prof. Dr. Bismar Nst, SH, MH NIP. 195603291986011001

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Bismar Nst, SH, MH Dr. T. Keizerina Devi, SH, MHum, CN, MS NIP. 195603291986011001 NIP. 197002102002122001

FAKULTAS HUKUM

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamin, segala Puji dan Syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, sang khalik, sang maha pemberi jalan kepada umat, yang telah mencurahkan Rahmat dan Karunia yang begitu besar kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Begitu pula Shalawat beriring salam penulis haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, emoga kita mendapat syafaatnya di akhir kelak.

Adalah menjadi kewajiban bagi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuat suatu karya ilmiah dalam rangka menyelesaikan masa kuliahnya. Untuk mencapai gelar Sarjana Hukum itulah penulis juga membuat suatu karya ilmiah yang berjudul “Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka (Studi: PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan)”.

Kesadaran penulis akan tidak sempurnanya hasil penulisan skripsi ini membawa harapan yang besar pada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif guna menghasilkana suatu karya ilmiah yang lebih baik dan lebih sempurn lagi, baik dari segi materi maupun cara penulisannya di masa yang akan datang.

Terlepas dari kekurangan yang ada pada skripsi ini, penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

Yang selalu mencintai dan menyayangi sepanjang hayat, memberi curahan cinta dan kasih saying tanpa pamrih, melahirkan pengorbanan dengan penuh keikhlasan.

Papakoe Ishak Gunawan (pengorbanan dan dukungan yang telah papa berikan merupakan bukti bahwa untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik memang harus diperjuangkan).

(4)

pendewasaan diri, bahwa hidup memang sangat berat jika tidak dijalani denagn kesbaran, kesabaran mama mengajarkan kami arti sebuah kasih sayang).

Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.MH selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Dr. T. Keizerina Devi, SH.MHum, CN, MS selaku Dosen Pembimbing II yang berkenan menyiapkan segenap waktu, tenaga, pikiran dan membagi wawasan serta pengetahuan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM, K, Sp.A(K), sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan yang berharga mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan dalam kampus Universitas Sumatera Utara, semoga ada kemajuan yang lebih baik dalam mendukung proses belajar mengajar.

2. Bapak Prof. DR. Runtung, SH, MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas dukungan yang besar terhadap seluruh mahasiswa/ida dalam lingkungan kampus Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara kami menyadari telah banyak sekali kemajuan pada fakultas sejak kepemimpinan Bapak.

3. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.MH, selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing kami, semoga dengan dukungan dan semangat yang Bapak berikan selama ini dapat kami bawa ke dunia kerja dan kehidupan sesungguhnya.

4. Ibu Dr. Sunarmi, SH. MHum, selaku sekretaris Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas support yang telah ibu berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Zakiah, MPd, selaku Dosen Wali penulis, terima kasih atas

(5)

6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dalam proses pembelajaran selama masa perkuliahan.

7. Bapak Benni Susanto selaku wakil Pialang Berjangka PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan, yang telah memberikan dukungan dan kemudahan dalam melakukan penelitian pada perusahaan yang Bapak pimpin.

8. Seluruh pihak/karyawan PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melakukan penelitian yang lebih baik dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Henri Sianturi dan Mei Hartini Zebua, yang telah membuka jalan dalam penulisan skripsi ini.

10.Kakak koe Profi Kaswanty Suryaningsih, SPsi, yang slalu ngeselin, teman bercanda maupun bertengkar, thanks atas doa dan sarannya.

11.Terima Kasih yang tak terhingga buat Pakdekoe Drg. Urip Heriyanto, MKes/Keluarga dan Pak Alit Ir. Rudy Sugiarto, MM/Keluarga yang selalu memberikan dukungan serta doanya dan menjadi pendorong bagi penulis agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Apapun yang diberikan Pakde dan Pak Alit sangat berharga bagi penulis.

12.Sepupu2koe tercinta, Mbak Indy, Mbak Fedy, Ryan, Yuri, Fenny, Andry, Vira, dan Fadel, terima kasih atas supportnya.

13.Keluarga besar Slamet di Tebing Tinggi, makasih atas support dan doanya. 14.Seluruh Bapak dan Ibu guru yang telah berjasa memberikan pelajaran dan

pengetahuan yang bermanfaat dalam hidup penulis mulai dari tingkat TK (Aisiyah Busthanul Atfhal Medan), SD (Ikal Medan), SMP (Kartika I-2 Medan), SMA (Kartika I-2 Medan).

15.Teman2 terbaikkoe, Ani (Thanks atas saran dan motivasinya), Meci, Fira, Jessika, Ririe, dan Tiwi, banyak pengalaman yang udah Qt lalui menjadikan hidup ini lebih bermakna.

(6)

Retno, dan Fitri, Sorry dirikoe udah jarang ngumpul semenjak menyelesaikan sripsi ini. Miss U All…

17.Para Penghuni kampus. All of Stb 06…. Keep Fight!!!

Serta semua yang pernah hadir dalm hidupkoe, yang benar2 tak terlupakan untuk waktu bersama dikala senang, sedih, dikala semua masalah ada dalam pikiran, yang mengharukan disekian kehadian dalam hidupkoe…. Thanks 4 All of U…

Medan, Februari 2010 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Kata Pangantar……… i

Daftar Isi………. v

Abstraksi………... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Perumusan Masalah……….. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 4

D. Keaslian Penulisan………. 5

E. Tinjauan Kepustakaan………... 6

F. Metode Penelitian……….. 7

G. Sistematika Penulisan……….. 11

BAB II PIALANG BERJANGKA DAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DI INDONESIA A. Pengertian Perusahaan Pialang Berjangka……….. 13

B. Dasar Hukum Perusahaan Pialang Berjangka………. 15

C. Kegiatan Usaha Yang Dilakukan Perusahaan Pialang Berjangka………... 20

D. Hak dan Kewajiban Perusahaan Pialang Berjangka……… 27

E. Pengaturan Mengenai Wakil Pialang Berjangka di Indonesia……… 30

(8)

BAB III PENGATURAN HUKUM MENGENAI KONTRAK BERJANGKA

A. Pengertian Kontrak Berjangka……… 34 B. Pengaturan Hukum Kontrak Berjangka di Indonesia……… 37 C. Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka di Indonesia………. 38

BAB IV PERANAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM

MELAKUKAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DI PT.

INTER PAN PASIFIK FUTURES MEDAN

A. Gambaran Umum PT. Inter Pan Pasifik futures Medan……….. 52 B. Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik futures

Medan……….. 55 C. Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak

Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik futures Medan………... 67 D. Hambatan yang Dihadapi Wakil Pialang Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik

futures Medan………... 75 E. Penyelesaian Hambatan yang Dihadapi Wakil Pialang Berjangka di PT. Inter

Pan Pasifik futures Medan……… 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………... 78 B. Saran……….. 80

(9)

PERANAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

(Study : PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan)

ABSTRAKSI

Pritha zulyanie *)

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH,MH **) Dr. T. Keizerina Devi, SH,MHum,CN,MS ***)

Wakil Pialang Berjangka merupakan orang perseorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Pialanng Berjangka, melaksanakan sebagian fungsi Pialang Berjanngka. Wakil Pialang Berjangka, atas nama Perusahaan, berwenang berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah dalam rangka menyalurkan amanat Nasabah untuk transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka. Untuk melindungai masyarakat dari perbuatan yang merugikan, Wakil Pialang Berjangka harus memenuhi syarat-syarat antara lain, harus memiliki keahlian di Bidang Perdagangan Berjangka dan kepribadian yang baik seperti tidak pernah melakukan perbuatan tercela atau tundakan criminal. Oleh karena itu, hanya boleh melakukan kegiatannya setelah memperoleh izin dari Bappepti.

Pialang Perdagangan Berjangka atau Pialang Berjangka merupakan Badan Usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka atas Amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai Margin untuk menjamin transaksi tersebut. Kontrak Berjangka merupakan suatu bentuk Kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan dikemudian hari yang telah ditetapkan. Transaksi Kontrak Berjangka ini hanya dapat dilakukan oleh Wakil Pialang Berjangka.

(10)

Di dalam pembahasan permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian dengan metode penelitian normative deskriptif, dimana tahap awal penulis melakukan penelitian terhadap data sekunder yaitu melalui Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Perusahaan Pialang Berjangka ddan Wakil Pialang Berjangka tersebut kemudian tahap selanjutnya penulis melakukan penelitian dengan melakukan teknik wawancara dan mengumpulkan bahan dari narasumber yaitu Wakil Pialang Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan untuk mengetahui bagaimana Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka.

Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka sangatlah penting, baik dalam hal berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah maupun dalam hal mengatur Perusahaan Pialang Berjangka. Wakil Pialang Berjangka dalam melakukan kegiatannya harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Seluruh kegiatan yag dilakukan Perusahaan Pialang Berjangka dan Wakil Pialang Berjangka dibawah pengawasan Bappepti.

Kata Kunci : Wakil Pialang Berjangka, Perusahaan Pialang Berjangka, Transaksi Kontrak Berjangka

_______________________________

*) Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2006 **) Dosen Pembimbing I

(11)

PERANAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

(Study : PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan)

ABSTRAKSI

Pritha zulyanie *)

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH,MH **) Dr. T. Keizerina Devi, SH,MHum,CN,MS ***)

Wakil Pialang Berjangka merupakan orang perseorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Pialanng Berjangka, melaksanakan sebagian fungsi Pialang Berjanngka. Wakil Pialang Berjangka, atas nama Perusahaan, berwenang berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah dalam rangka menyalurkan amanat Nasabah untuk transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka. Untuk melindungai masyarakat dari perbuatan yang merugikan, Wakil Pialang Berjangka harus memenuhi syarat-syarat antara lain, harus memiliki keahlian di Bidang Perdagangan Berjangka dan kepribadian yang baik seperti tidak pernah melakukan perbuatan tercela atau tundakan criminal. Oleh karena itu, hanya boleh melakukan kegiatannya setelah memperoleh izin dari Bappepti.

Pialang Perdagangan Berjangka atau Pialang Berjangka merupakan Badan Usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka atas Amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai Margin untuk menjamin transaksi tersebut. Kontrak Berjangka merupakan suatu bentuk Kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan dikemudian hari yang telah ditetapkan. Transaksi Kontrak Berjangka ini hanya dapat dilakukan oleh Wakil Pialang Berjangka.

(12)

Di dalam pembahasan permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian dengan metode penelitian normative deskriptif, dimana tahap awal penulis melakukan penelitian terhadap data sekunder yaitu melalui Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Perusahaan Pialang Berjangka ddan Wakil Pialang Berjangka tersebut kemudian tahap selanjutnya penulis melakukan penelitian dengan melakukan teknik wawancara dan mengumpulkan bahan dari narasumber yaitu Wakil Pialang Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan untuk mengetahui bagaimana Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka.

Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka sangatlah penting, baik dalam hal berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah maupun dalam hal mengatur Perusahaan Pialang Berjangka. Wakil Pialang Berjangka dalam melakukan kegiatannya harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Seluruh kegiatan yag dilakukan Perusahaan Pialang Berjangka dan Wakil Pialang Berjangka dibawah pengawasan Bappepti.

Kata Kunci : Wakil Pialang Berjangka, Perusahaan Pialang Berjangka, Transaksi Kontrak Berjangka

_______________________________

*) Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2006 **) Dosen Pembimbing I

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang digunakan oleh berbagai pihak untuk mengelola resiko. Di Indonesia pasar ini sudah lama dirasakan kebutuhannya, tetapi realisasinya sangat lambat. Berbagai kendala seperti sedikitnya yang berminat jadi promotor, kesan bahwa perdagangan berjangka sama dengan judi dan sebagainya, belum lagi masalah persaingan dan perselisihan antara pemerintah dengan pialang tidak resmi. Krisis ekonomi dan keuangan mereposisikan urgensi akan bursa berjangka di Indonesia yang sudah sangat telat dibanding negara lain yang telah memulai perdagangan sejak abad yang lalu. Akibat kendala diatas maka sosialisasi akan perlunya pasar berjangka menjadi terabaikan.1

Bursa berjangka di Indonesia sangat potensial untuk memperdagangkan kontrak-kontrak komoditi yang banyak di hasilkan Indonesia seperti berjangka kayu lapis, minyak mentah (jenis minas), termasuk juga kontrak keuangan seperti Indeks Saham dan Obligasi sangat potensial untuk diperdagangkan. Selain itu terbuka juga potensial bagi kontrak berjangka lada, cokelat, dan Rupiah/Dolar sebaiknya dikaji lebih dalam karena kekuatan pasar Indonesia tidak cukup signifikan untuk membentuk harga yang wajar.2

1

DR. Hanafi Sofyan, Perdagangan Berjangka dan Ekonomi Indonesia ( Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000 ) hal. vii

2

(14)

Prospek perdagangan berjangka di Indonesia cukup menjanjikan karena selain produsen beberapa komoditi pertanian, pertambangan, Indonesia juga membutuhkan komoditi energi dan finansial dari luar negeri. Hingga saat ini diperkirakan sudah 2500 orang lebih yang telah bertransaksi dalam perdagangan berjangka dan beberapa yang bekerja sebagai tenaga analis, marketing pada perusahaan perdagangan berjangka. Berdasarkan data tersebut sebetulnya sudah cukup tersedia tenaga kerja dan pemain, tetapi mereka belum terbiasa dengan mekanisme transaksi lewat bursa. Selama ini transaksi diamanatkan melalui perusahaan yang beroperasi sebagai

commission house tersebut. Akhir-akhir ini juga bermunculan agen pemasaran kontrak berjangka komoditi di bursa berjangka melalui Pialang Berjangka.3

Pialang berjangka menawarkan banyak kesempatan bagi investor dengan modal dan adanya risiko. Spekulator berjangka sama halnya dengan mereka yang berinvestasi pada saham, obligasi, dan properti yaitu mencari keuntungan dengan mengambil risiko tentunya dengan ekspektasi mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga.4

Kegunaan utama pasar berjangka sama seperti seabad yang lalu yaitu menyediakan mekanisme yang efisien dan efektif untuk manajement risiko harga bagi produsen dan konsumen komoditi dengan melindungi risikonya yang diambil alih oleh spekulan . Jelas tanpa adanya spekulan pasar akan kurang bergairah, dan bursa akan hidup jika banyak locals, yaitu pedagang berjangka yang mengambil risiko dari produsen dan pengguna komoditi dengan maksud mendapatkan keuntungan yang

3

DR. Hanafi sofyan, Op. cit., hal. xi

4

(15)

berarti. Dengan menganalisa pasar dengan cermat, spekulator menginvestasikan modalnya atas risiko yang ada untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga.5

Kontrak berjangka komoditi adalah suatu komitmen tetap untuk menyerahkan atau menerima sejumlah komoditi tertentu dengan kualitas yang telah ditetapkan sepanjang masa sebelum jatuh tempo dan dengan harga dibentuk melalui lelang terbuka terus menerus di bursa berjangka.6

Dalam bertransaksi pada perusahaan pialang berjangka seluruh kegiatan dan sebagian dari fungsi perusahaan tersebut dilakukan oleh seorang wakil pialang. Wakil pialang merupakan orang perorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Pialang Berjangka, melaksanakan sebagian fungsi pialang berjangka. Untuk itu dalam melakukan transaksi kontrak berjangka pada perusahaan pialang berjangka diperlukan peran serta wakil pialang berjangka tersebut.7

Disahkannya dan diberlakukannya UU No.32 Tahun 1997 tentang perdagangan berjangka komoditi maka diharapkan transaksi ini dapat dilakukan secara legal dan perusahaan yang bergerak di sektor ini harus memiliki izin dari Bappepti. Begitu juga Untuk mempermudah transaksi kontrak berjangka di butuhkan peran serta wakil pialang berjangka agar para Nasabah mengetahui dengan jelas mengenai produk yang akan di perdagangkan di perusahaan tersebut, mengatahui tentang perusahaan tersebut dan legal atau tidaknya perusahaan pialang tersebut, mekanisme bertransaksi dan apa saja keuntungan dan kerugian apabila menjadi Nasabah di perusahaan tersebut.

5

The Fei Ming, Day Trading Valuta Asing (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000 ) hal. 3

6

DR. Hanafi Sofyan, Op.Cit., hal. 179

7

(16)

dengan wakil pialang berjangka yang mempunyai peranan penting pada perusahaan pialang berjangka juga harus memiliki izin dari Bappepti. Di samping itu Peraturan Pelaksanaan (PP) yang dikeluarkan pemerintah sebaiknya menetapkan kontrak apa saja yang boleh diperdagangkan, khususnya yang berkaitan dengan bursa luar negeri.8

2. Bagaimana Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Berjangka ?

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Mengenai Perusahaan Pialang Berjangka di Indonesia ?

3. Bagaimana Peranan Wakil Pialang Berjangka dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perusahaan pialang berjangka dan pengaturannya dalam berbagai peraturan di Indonesia.

b. Untuk mengetahui sistem transaksi kontrak berjangka yang ada pada perusahaan pialang berjangka

c. Untuk mengetahui peranan wakil pialang berjangka dalam melakukan transaksi kontrak berjangka di PT. Inter Pan Pasifik futures Medan.

8

(17)

2. Manfaat Penelitian

Melalui penulisan skripsi ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, pembahasan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini tentu saja akan memberikan kontribusi pemahaman, pemikiran dan pandangan baru terhadap Wakil Pialang Berjangka. Di dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi masukan bagi para pelaku dunia bisnis dan dapat benar-benar mengetahui pengaturan hukum mengenai wakil pialang berjangka.

Selain itu tulisan ini juga bermanfaat sebagai referensi dan perbandingan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam lingkup Hukum Ekonomi, khususnya dalam kegiatan usaha di Pasar Modal.

b. Manfaat Praktis

Pembahasan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai Pasar Modal khususnya mengenai Wakil Pialang Berjangka.

Selain dari pada itu, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat yang berupa pengetahuan melalui tulisan bagi perkembangan dan kemajuan Pasar Modal di Indonesia.

D. Keaslian Penulisan

(18)

judu l skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Jika memang terdapat judul yang hampir sama dengan ini, akan tetapi substantif pembahasannya berbeda. Penulis menyusun melalui referensi buku-buku serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Perdagangan Berjangka Komoditi, yang selanjutnya disebut Perdagangan Berjangka, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka.9

Kontrak Berjangka adalah suatu bentuk kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan dikemudian hari yang telah ditetapkan, dan termasuk dalam pengertian Kontrak Berjangka ini Opsi atas Kontrak Berjangka.

Komoditi adalah barang dagangan yang menjadi subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka.

10

Opsi atas Kontrak Berjangka, yang selanjutnya disebut opsi, adalah suatu kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual Kontrak

9

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

10

(19)

Berjangka atas Komoditi tertentu pada tingkat harga, jumlah, dan jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan membayar sejumlah premi.11

Pialang Perdagangan Berjangka, yang selanjutnya disebut Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang/atau surat berharga tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi tersebut.12

Margin adalah sejumlah uang atau surat berharga yang harus ditempatkan oleh Nasabah pada Pialang Berjangka, Pialang Berjangka pada Anggota Kliring Berjangka, atau Anggota Kliring Berjangka pada Lembaga Kliring Berjangka untuk menjamin pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka.

Nasabah adalah Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka melalui rekening yang dikelola oleh Pialang Berjangka.

13

Wakil Pialang Berjangka adalah orang perseorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Pialang Berjangka, melaksanakan sebagian fungsi Pialang Berjangka.14

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang digunakan antara lain :

F. Metode Penelitian

11

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

12

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

13

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

14

(20)

1. Jenis Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, digunakan Metode Penelitiann Hukum Normatif. Penelitian Hukum Normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder. Sedangkan bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadang kala dilakukan dengan melakukan suatu survey ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung teori yang ada. 2. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer dapat diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan informan yang berasal dari PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan dan pihak-pihak yang terkait dan memenuhi karakteristik untuk mendapat gambaran mengenai masalah yang akan di teliti.

b. Data Sekunder

Data-data sekunder tersebut sebagai berikut :

1. Bahan-bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan Hukum yang mengikat dan terdiri dari :

a. Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

(21)

c. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi No. 57 / Bappepti / KP / 9 / 2005 tentang Izin Wakil Pialang Berjangka

d. Surat Keputusan BAPPEPTI No. 64/BAPPEPTI/Per/1/2009 tentang Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka

e. Keputusan Kepala BAPPEPTI No. 07/Bappepti/KP/X/1999 tentang Perizinan Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Pengelola Sentra Dana Berjangka, dan Pedagang Berjangka pada Pasal Dana Berjangka, Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Pedagang Berjangka.

2. Bahan-bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti RUU, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.

3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

(22)

sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun dari perpustakaan, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui study pustaka adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventarisasi Hukum Positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek penelitian.

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui perpustakaan, artikel-artikel, media cetak maupun media elektroni, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan perundang-undangan.

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan permasalahan.

d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian.

(23)

memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang independen.

4. Analisis Data

Data Primer dan Data Sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan metode induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menterjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, pembahasannya harus diuraikan secara sistamatis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab perbab yang saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini antara lain :

(24)

BAB II : Berisikan Hal-hal yang mengenai Perusahaan Pialang Berjangka di Indonesia , dimulai dari Pengertian Perusahaan Pialang Berjangka, Dasar Hukum Perusahaan Pialang Berjangka, kemudian dilanjutin dengan Kegiatan Usaha Yang Dilakukan Perusahaan Pialang Berjangka, Hak dan Kewajiban Perusahaan Pialang Berjangka, Pengaturan Mengenai Wakil Pialang Berjangka di Indonesia kemudian mengenai Izin Wakil Pialang Berjangka Yang Diberikan Oleh BAPPEPTI.

BAB III : Merupakan bab yang berisikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Berjangka, yang dimulai dengan Pengertian Kontrak Berjanngka, Pengaturan Hukum Kontrak Berjangka di Indonesia, Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka di Indonesia.

BAB IV : Merupakan bab yang berisikan pembahasan mengenai Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan, Gambaran umum PT. Inter Pan Pasifik Futurres Medan, Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka, Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka, Hambatan yang Diahadapi Wakil Pialang Berjangka, dan Penyelesaian Hambatan yang Dihadapi Wakil Pialang Berjanngka di PT. Inter Pan Pasifik Futurres Medan.

(25)

berguna bagi perkembangan Pasar Modal di Indonesi khususnya bagi yang ingi berinvestasi di perusahaan Pialang Berjangka.

BAB II

PIALANG BERJANGKA DAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

DI INDONESIA

A. Pengertian Perusahaan Pialang Berjangka

Pada Pasal 1 butir 12 undang-undang No. 32 Tahun 1997 menyebutkan bahwa Pialang Perdagangan Berjangka, yang selanjutnya disebut Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi tersebut.15

Pialang berjangka merupakan hukum utama dan berada di garis terdepan dalam kegiatan perdagangan berjangka. Kegiatan utamanya adalah sebagai perantara bahasa sehari-harinya disebut makelar antara investor jual dan investor beli yang melakukan transaksi di perdagangan berjangka. Tindakan pialang berjangka ini untuk dan atas perintah/amanat dari pihak investor.16

15

Penjelasan Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

Jadi jelasnya, jika kita ingin membeli atau menjual forex di BBJ, kita tidak boleh

16

(26)

langsung ke BBJ, melainkan harus meminta jasa pialang berjangka. Untuk perdagangan forex yang menganut Hukum margin, pialang berjangka berhak menarik margin (uang jaminan) atas setiap transaksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pialang berjangka adalah satu-satunya badan usaha yang boleh menerima amanat (order) dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan di bursa. Urusan nasabah dalam hubungannya dengan bursa dan lembaga kliring diwakili Pialang Berjangka ini. Oleh karena itu, syarat untuk menjadi pialang berjangka tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan modal yang cukup dan keahlian yang memadai. Dan yang terpenting, memiliki integritas pribadi dan reputasi bisnis yang baik. Pialang berjangka harus berbadan hukum perseroan terbatas (PT). Selain itu supaya legal, pialang berjangka harus mejadi anggota bursa dan mendapatkan izin usaha terlebih dahulu dari Bapebti sebelum beroperasi. Untuk melindungi investor, pialang berjangka diwajibkan memiliki pedoman perilaku sebagaimana yang tertulis didalam pasal 49 s/d 56 dari UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.17

17

Sawidji Widoatmodjo, dkk, Forex Trading Online (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2009) hal. 50

Dalam hubungannya dengan lembaga kliring, pialang berjangka terbagi dalam dua kategori keanggotaan yaitu pialang berjangka yang merangkap sebagai anggota kliring dan pialang berjangka non anggota kliring.

(27)

anggota kliring harus memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan pialang non-anggota kliring.

Perusahaan Pialang atau juga disebut Broker Anggota Bursa (AB), adalah pihak yang membantu investor untuk melakukan pembelian atau penjualan efek di bursa.

Yang dikerjakan Perusahaan Pialang ialah membeli dan menjual (menawarkan) efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Dengan demikian, Perusahaan Pialang hanya akan melakukan pembelian atau penjualan jika sudah mnendapat perintah dari Investor.

Harga dan besarnya volume juga ditentukan oleh Investor. Jadi perusahaan pialang tidak bisa menetapkan harga atau jumlah yang akan dibeli / jual sekehendak hatinya. Namun ada juga perusahaan pialang yang melakukan pembelian atau penjualan atas nama perusahaan pialang itu sendiri.18

B. Dasar Hukum Perusahaan Pialang Berjangka

Semua operasi yang berhubungan dengan industri berjangka dan pegawainya secara ketat diatur dan dilisensi oleh Bappebti, lembaga pemerintah yang berada di bawah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Badan ini sama dengan Bapepam yang mengawai pasar modal. Bappebti dapar berbagi kekuasaannya dengan asosiasi berjangka. Fungsi utama asosiasi berjangka adalah untuk memastikan melalui self-regulation standar perilaku yang tinggi dan profesionalisme serta tanggungjawab keuangan atas nama individu dan organisasi yang menjadi anggotanya seperti :

18

(28)

pialang, IB, CTA, pool operator, AP, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tanggungjawab keuangan, asosiasi melakukan audit berkala dari catatan keuangan dan lainnya dari anggotanya, memonitori praktek penjualan, dan menyediakan mekanisme arbitrasi bagi sengketa yang berhubungan dengan transaksi berjangka antar anggota asosiasi dengan publik yang berinvestasi.19

Perusahaan PT. Interpan Pasifik Futures misalnya, dalam hal ini terdaftar dan penasihat memiliki lisensi dari Bappebti, serta anggota Bursa dan lembaga kliring. Setiap orang yang mengirimkan dananya untuk berinvestasi di perusahaan pialang harus tahu status perusahaan yang akan lakukan untuk investasi/bisnis. Apakah perusahaan tersebut memiliki legitimasi dan terdaftar sebagai pialang dan memiliki lisensi Bappebti. Untuk mencek apakah perusahaan pialang dan individu yang bekerja perusahaan tersebut dapat dipercaya, maka dapat langsung menayakan ke Bappebti, bursa, dan asosiasi.

DR. Hanafi Sofyan, Op. Cit., hal.185

Di jakarta hampir disetiap gedung di segitiga emas terdapat minimal satu perusahaan futures. Perusahaan tersebut ada yang resmi dan ada yang tidak resmi.perusahaan yang resmi akan selalu tercatat dalam pengawasan Bappebti. Kita harus berhati-hati jika mendapatkan penawaran untuk melakukan forex trading dari perusahaan futures namun perusahaan tidak terdaftar Bappebti.

(29)

1. siapa pemegang saham utama perusahaan pialang tersebut 2. berapa lama perusahaan pialang tersebut telah beroperasi

3. berapa banyak tenaga profesional yang telah memiliki ijin dari Bapepam 4. berapa besar komisi yang dibebankan kepada anda

5. apakah perusahaan pialang itu memiliki bagian riset? Mintalah contoh laporan risetnya.

6. Bagaimanakah format laporan bulanan kepada Investor? mintalah contohnya. 7. Berapa besar asuransi yang ditutup oleh perusahaan pialang tersbut untuk

melindungi rekening investor, jika terjadi kebankrutan

8. Apakah perusahaan pialang itu anggota KPEI (Kliring Penjamin Efek Indonesia)

9. Apakah perusahaan Pialang itu anggota bursa? Kalau tidak, pada perusahaan pialang manakah ordernya diteruskan

10.Apakah perusahaan pialang tersebut menyimpan saham anda dalam bentuk rekening di KSEI (Kastodian Sentral Efek Indonesia)

11.Dapatlah ditunjukan kepada Anda, contoh order yang sudah dikonfirmasi yang menjamin order telah dilaksanakanb sesuai prioritas harga dan waktu.21 Di dalam Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi juga dapat dilihat pengeturan mengenai Perusahaan Pialang Berjangka, yaitu antara lain :22

21

Sawidji Widoatmodjo, Cara Cepat Memulai Investasi Saham, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo,2004) hal 7-8

22

(30)

Pasal 37 menyatakan bahwa Pelaksanaan kegiatan sebagai Pialang Berjangka hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin usha oleh Bappepti.

Pasal 38 berisikan bahwa Pialang Berjangka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 wajib berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan dan berkedudukan di wilayah Repubil Indonesia.

Pasal 40 menyatakan antara lain sebagai berikut :23

(1) Permohanan untuk memperoleh izin usaha Pialang Berjangka diajukan kepada Bapppepti desertai dengan dokumen dan/atau keterangan sebagai berikut ;

a. Akta pendirian Perseroan Terbatas yangtelah disahkan oleh Menteri Kehakiman ;

b. Daftar nama pemegang saham ; c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ;

d. Rencana kegiatan usaha yang meliputi organisasi, sistem penerimaan dan pendidikan serta pelatihan pegawai, penyiapan sarana telekomunikasi dan sistem informasi, sistem pengawasan dan pelaksanaan peraturan rencana pengaturan dan pengelolaan transaksi, serta proyeksi keuangan untuk 3 (tiga) tahun ;

e. Neraca pembukuan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik ; f. Daftar nama komisaris dan direksi ;

g. Tanda bukti pembukaan rekening terpisah untuk dana Nasabah;

23

(31)

h. Bukti keanggotaan pada Bursa Berjangka dan Setoran Dana Kompensasi;

i. Daftar nama supervisor ; atau

j. Daftar nama tenaga ahli yang memiliki izin sebagai Wakil Pialang Berjangka dari Bappepti.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksu pada ayat (1), diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya ditetapkan oleh Bapppepti; (3) Izin usaha Pialang Berjangka diberikan setelah memperhatikan semua

persyaratan dan berita acara pemeriksaan sarana fisik yang dilakukan oleh Bapppepti.

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi juga mengatur mengenai perusahaan Pialang Berjangka, antara lain :24

(1) Kegiatan usaha sebagai Pialang Berjangka hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Berjangka yang berbentuk perseroan terbatas yang telah memperoleh izin usahaPialang Berjangka oleh Bapppepti ;

Pasal 31 menyatakan bahwa :

(2) Izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya diberikan kepada Anggota Bursa Berjangka yang memiliki integritas keuangan, reputasi bisnis yang baik, dan kecakapan profesi ;

(3) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perseorangan yang telah memperoleh izi Wakil Pialang Berjangka dari Bappepti.25

24

(32)

Di dalam Keputusan Kepala Bappepti No. 07/ Bappepti / KP / X /1999 tentang Perizinan Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Pengelola Sentra Dana Berjangka, dan Pedagang Berjangka pada Pasal Dana Berjangka, Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Pedagang Berjangka pada Pasal 2 disebutkan bahwa ”Setiap perusahaan Pialang Berjangka, wajib mencantumkan kata BERJANGKA atau FUTURES pada nama perusahaannya dan dicantumkan dalam akta pendirian perusahaan”. 26

C. Kegiatan Usaha Perusahaan Pialang Berjangka

Pasar Berjangka (Futures Market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang digunakan oleh berbagai pihak untuk mengelola risiko. Di Indonesia pasar ini sudah lama dirasakan kebutuhannya, tetapi realisasinya sangat lambat. Berbagai kendala seperti sedikitnya yang berminnat jadi promotor kesan bahwa perdagangan berjangka sama dengan judi dan sebagainya, belum lagi maslah persaingan dan perselisihan antara pemerintah dengan pialang tidak resmi.27

25

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

26

Keputusan Kepala BAPPEPTI No. 07/Bappepti/KP/X/1999 tentang Perizinan Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Pengelola Sentra Dana Berjangka, dan Pedagang Berjangka pada Pasal Dana Berjangka, Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Pedagang Berjangka

27

DR. Hanafi Sofyan, Log. cit., hal. vii

(33)

Pentingnya bursa ini tidak disanksikan. Pengalaman pahit krisi ekonomi mengajarkan bahwa betapa mahalnya ongkos yang harus di bayar jika kita mengabaikan pentingnya manajemen risiko.

Sebagai penghasil komoditi yang besar didunia, indonesia berkepentingan untuk memiliki bursa sendiri, sehingga dapat membentuk harga lokal yang jadi acuan global dan bukan ditentukan oleh negara lain, sehingga memudahkan pemasaran komoditi tersebut dan penyebarluasan informasi keprodusen prosesor dan konsumen memberi nilai tambah bagi petani kita dan membuka lapangan kerja baru.

Bursa berjangka berjangka di indonesia sangat potensial untuk memperdagangkan kontrak-kontrak komoditi yang banyak dihasilkan di indonesia seperti berjangka kayu lapis, minyak mentah (jenis minas), termasuk jugakontrak keuangan seperti indeks saham dan obligasi sangat potensialmuntuk di perdagangkan.

Selain itu terbuka juga potensi bagi kontrak berjangkakedu lada, coklat, dan rupiah / dollar sebaiknya dikaji lebih dalam karena kekutan indonesia tidak cukup signifikan untuk membentuk harga yang wajar. Kemungkinan untuk mengeluarkan kontrak opsi berjangka untuk kopi robusta dan olein merupakan hal yang wajar setelah adanya kontrak berjangka kedua komoditi tersebut.

(34)

pemain, tetapi mereka belum terbiasa dengan mekanisme transaksi lewar bursa. Selam ini transaksi diamanatkan melalui perusahaan yang beroperasi sebagai Commis-sion house tersebut.28

Kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sebenarnya cukup unik, karena ada tahapan yang harus dimengerti oleh seorang calon investor. Untuk terjun didalam kegiatan PBK, ia dituntut untuk mengerti tentang margin dan pengelolaannya, bagaimana pembukaan rekening, dan lain sebagainya. Tapi, yang terpenting, bila tertarik berinvestasi didalam PBK, maka ia perlu memilih Perusahaan Pialang dan mengetahui jenis-jenisnya. Sebagai perbandingan kita mengambil contoh Bursa-bursa di AS. Ada tiga kriteria umum yang mengkatagorikan baik tidaknya sebuah perusahaan pialang, yaitu Legalitas, semua perizinan atas keterlibatannya didalam kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi lengkap, domisili dan alamat perushaannya jelas, dalam artian di bursa berjangka mana sajakah mereka melakukan kegiatannya selama itu. Kemudian, transparan, terpercaya dan jujur dalam mengemban amanat nasabahnya terutama menyangkut penempatan, pengelolaan dan penggunaan dana nasabah dalam suatu rekening yang terpisah (segragated account). Dan yang terakhir adalah piawai. Di dalam setiap perusahaan pialang yang bonafide, biasanya dilengkapi dengan divisi “Research & Development” yang ditempati oleh orang-orang yang rajin, tekun dan cermat dalam mengamati perkembangan pasar. Mereka selalu membuat berbagai analisis tentang kondisi pasar terakhir. Disini, kedua belah pihak harus melakukan komunikasi yang harmonis dan terbuka. Karena

28

(35)

setiap saat nasabah akan bertanya dan pialang pun akan memberikan berbagai analisisnya untuk mempermudah nasabah dalam membuat suatu keputusan.

Di lapangan, investor dihadapkan pada dua jenis kelompok Pialang yang akan dihubungi. Mereka harus menyeleksi daftar nama perusahaan pialang yang ada. Secara umum, pialang berjangka di AS dikatagorikan menjadi dua kelompok, yaitu : Perusahaan Pialang Berjangka yang menyediakan “palayanan jasa penuh” (Full Service Brokerage). Di kelompok perusahaan pialang ini, berbagai macam pelayanan jasa akan diberikan, seperti layaknya melakukan riset sendiri, dapat mengamati pasar satu per satu, chart analysis, berita-berita surat kabar, macam-macam rekomendasi sampai pada portofolio komplit dengan risk managementnya. Jenis perusahaan pialang ini memang memberikan pelayanan jasa di bidang keuangan seperti stock, bonds, reseach publication, termasuk perdagangan berjangka dan option. Berarti, jenis pialang ini biasa menangani transaksi derivative saham maupun komoditi berjangka. Selain itu, perusahaan pialang ini menyediakan hasil riset, kuotasi harga

(36)
(37)

wakil dan pihak-pihak terkait lainnya bernaung dibawah organisasi Indonesian Futures Association (IFA) Di kalangan masyarakat awam, berbagai istilah itupun masih cukup membingungkan.29

Di AS, ada bermacam perusahaan pialang dengan berbagai sebutan. Misalnya,

Futures Commission Merchant (FCM), di Indonesia mungkin identik dengan Perusahaan Pialang Berjangka. Kemudian, ada Introducing Broker (IB) yang bisa dipersamakan dengan Wakil Pialang Berjangka. Baik FCM maupun IB sama-sama mengumpulkan dan menerima order (jual-beli) untuk kontrak-kontrak berjangka dan option. Akan tetapi, ada satu hal yang membedakan antara keduanya. FCM merupakan perusahaan pialang yang menangani sendiri semua kebutuhan client nya, termasuk dalam hal penarikan, penempatan dan pengelolaan uang nasabah (margin). Karena ditempat inilah semua dana ditransaksikan Sedangkan IB, tidak memegang dan mengelola uang-uang nasabah tersebut, tetapi mereka mempercayakan pengelolaannya kepada FCM. IB hanya mengharapkan komisi dari FCM. IB bisa merupakan perorangan atau perusahaan, sementara FCM bisa memiliki sendiri beberapa IB. Oleh karena itu, FCM terkadang bisa disebut juga sebagai Commodity Pool Operators (CPO) yang bisa langsung mengeksekusi order-order dari nasabahnya. CPO pun boleh berdiri sendiri sebagaimana halnya IB. Dalam kinerjanya, seorang IB atau CPO selalu menyerahkan penuntasan pekerjaan mereka kepada FCM. Jadi, IB barangkali bisa dianalogikan sebagai “penjaga toko” (frontstore) sedangkan FCM merupakan “kasir” sekaligus pemilik toko itu. Di AS,

29

(38)

ada UU yang mengatur bahwa FCM boleh mempunyai IB sendiri. Didalam FCM juga dilengkapi dengan Commodity Trading Advisor (CTA) yang berfungsi memberikan nasihat bagi client nya.30

Perusahaan Pialang tersebut juga terdaftar pada National Futures Association

(NFA), Asosiasi Bursa Berjangka AS. Tetapi, khusus bagi IB, ia punya asosiasi sendiri yaitu National Introducing Broker Association (NIBA) yang telah terdaftar. Perusahaan FCM yang lebih besar dan bermodal kuat berpeluang menjadi “Broker Dealer” yaitu sebagai perusahaan Pialang Penyalur Amanat ke bursa-bursa lain. Kemudahan yang diberikan kepada FCM tersebut, agar dapat mengakses jasa pelayanan di dua bursa yang berbeda. Sebagai contoh, jika ada client yang berminat untuk berinvestasi di Bursa Saham sekaligus Bursa Berjangka dan Option, maka

Broker Dealer lah yang harus menjadi pilihan utamanya. Sebab, penanganan rekening di dua bursa yang berbeda oleh perusahaan pialang yang sama menjadi mudah. Selain itu, ada satu istilah lain sebagai akibat kemajuan teknologi, yaitu “Online Broker”. Pialang yang menawarkan jasa pelayanannya melalui jaringan internet.

CTA pun bisa merupakan perusahaan jasa yang berdiri sendiri, tetapi tetap tidak mengelola uang nasabah. Namun demikian, semua perusahaan pialang tersebut baik FCM, IB, CPO, CTA, Full Service Brokerage maupun Discount Brokerage, harus terdaftar pada Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai otorita pengawas perdagangan berjangka di AS (Bappebti-Ind).

30

(39)

Online Broker bisa merupakan FCM, IB, Full Service Brokerage atau Discount Brokerage, yang memberi jasa pelayanan dengan sistem elektronik yang disebut “online trading system” (OTS). Belakangan ini, OTS lebih disukai oleh hampir semua perusahaan pialang di AS, karena sistem ini dapat menghemat waktu kerja mereka. Tak terkecuali pula, sebagian besar industri berjangka di AS kini cenderung menggunakan OTS, meski masih ada beberapa bursa yang tetap mengguna-kan sistem “open outcry” (berteriak) dalam melaksanakan perdagangan kontrak berjangka. Khusus bagi Discount Brokerage atau Introducing Broker yang berciri

hybrid service sepenuh-nya sudah mengganti sistem pelayanan mereka dengan menggunakan “online internet order entry system”. Tujuan mereka adalah untuk mengumpulkan order dari nasabah sebanyak mungkin dalam tempo relatif singkat. Dengan fasilitas ini, , nasabah pun mudah menyeleksi pilihannya. Nasabah tinggal meng”klik” situs resmi mereka untuk memperoleh berbagai “customer support”.

D. Hak dan Kewajiban Perusahaan Pialang Berjangka

Dalam melaksanakan kegiatan Perdagangan Berjangka, Perusahaan Pialang Berjangka wajib :31

1. membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar (POS) tentang tata cara penerimaan Nasabah yang distujui oleh Bappepti ;

31

(40)

2. membentuk unit yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan mengenai Perdagangan Berjangka kepada calon Nasabah ;

3. membuat materi pelatihan mengenai Perdagangan Berjangka yang paling sedikit meliput i :

a. peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka ; b. pengetahuan tentang komoditi dan Kontrak Berjangka ;

c. pengetahuan tentang mekanisme transakasi dan risiko di bidang Perdagangan Berjangka ;

d. hak-hak dan kewajiban Nasabah ;

e. sarana penyelesaian perselisihan perdata ;

4. menjelskan mengenai pengertian dan fungsi Rekening Terpisah

(Segregated Account) ;

5. menjelaskan bahwa dana Nasabah harus ditransfer atau disetetorkan ke Rekening Terpisah (Segregated Account) ;

6. menjelaskan biaya-biaya yang akan dikenakan kepada Nasabah ;

7. menyediakan sarana simulasi transakasi Perdagangan Berjangka bagi calon Nasabah ;

8. membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar (POS) tentang pelaksanaan transaksi yang ditetapkan oleh Pialang Berjangka dan telah disetujui oleh Bappepti ;

(41)

10. menyediakan sarana untuk transaksi secara langsung maupun tidak langsung ;

11. merekam dan mencatat penerimaan amanat dari Nasabah dalam Kartu Amanat;

12. mengkonfirmasikan kepada Nasabah tentang transaksi yang telah dilaksanakan, dalam hal penyampaian transaksi dilakukan secara tidak langsung oleh Nasabah ;

13. menyampaikan Laporan Transaksi Harian (Daily Statement) kepada Nasabah ;

14. menjelaskan alternatif penyelesaian perselisihan perdata khususnya mengenai sengketa keuangan ;

15. membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar (POS) tentang penanganan pengaduan Nasabah oleh Pialang Berjangka dan telah disetujui oleh Bappepti ; dan

16. membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan Nasabah dan mengawasi kepatuhan terhadap peraturan.

Dalam melaksanakan kegiatan Perdagangan Berjangka, Pialang Berjangka dilarang :32

1. mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (bukan Warga Negara Indonesia) untuk berhubungan langsung dengan calon Nasabah dalam rangka pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka ;

32

(42)

2. mencari calon Nasabah dengan dalih iklan lowongan pekerjaan ; 3. menerima setoran dana Margin awal Nasabah secara tunai ;

4. menerima setoran Margin untuk suatu rekening Nasabah yang pengirimnya tidak sama identitasnya dengan identitas Nasabah tersebut yang tertera dalam dokumen Perjanjian Pembeiran Amanat ;

5. memberipinjaman dana untuk Margin Nasabah ;

6. menyerahkan kode akses transaksi Nasabah (Personal Acces Pasword) kepada pihak lain selain Nasabah ;

7. menugaskan tenaga penyelesaian transaksi (settlement) merangkap sebagai tenaga pelaksana transaksi (dealing) dan/atau sebaliknya ;

8. melakukan pembayaran secara tunai dalam hal Nasabah menarik dananya (withdrawal) ;

9. memindah bukukan dana Nasabah dari Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka ke Rekening yang nama dan nomornya tidak sesuai dengan nama dan nomor Rekening Bank Nasabah untuk penarikan sebagaimana tercantum dalam dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi ;

10. menggunakan dana Nasabah yang terdapat di dalam Rekening Terpisah

(Segregated Account) untuk kepentingan lain kecuali untuk membayar komisi dan biaya lain sehubungan dengan Transaksi Kontrak Berjangka ; atau

(43)

E. Pengaturan Mengenai Wakil Pialang Berjangka di Indonesia

Pengaturan mengenai Wakil Pialang Berjangka ini diatur dalam berbagai peraturan Perundang-undangan antara lain, yaitu sebagai berikut :

1. Undang-undang No.32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Pasal 31 ayat (3) yang menyatakan bahwa ”Pelaksanaan kegiatan sebaimanan dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang perorangan yang telah memperoleh izin Wakil Pialang Berjangka dari Bappepti”.33

2. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Komoditi juga mengatur mengenai Wakil Pialang Berjangka, yaitu antara lain : Pasal 41 menyatakan bahwa”Pialang Berjangka wajib sekurang-kurangnya memiliki 3 (tiga) orang Wakil Pialang Berjangka yang berkedudukan sebagai salah seorang direktur dan 2 (dua) orang pegawai Pialang Berjangka yang bersangkutan”. Pasal 58 ayat (1) ” Izin Wakil Pialang Berjangka hanya diberikan kepada orang perorangan yang memiliki keahlian di bidang keperantaraan Perdagangan Kontrak Berjangka ”. Pasal 59 ayat (1) ”Permohonan izin sebagai Wakil Pialang Berjangka diajukan kepada Bappepti disertai dokumen dan/atau keterangan sebagai berikut :34

a. sertifikat pendidikan formal;

b. tanda lulus ujian yang diselenggarakan oleh Bappepti sesuai dengan bidangnya masing-masing; dan

33

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

34

(44)

c. rekomendasi dari Pialang Berjangka atau Penasihat Berjangka Pengelola Sentra Dana Berjangka yang bersangkutan.35

F. Izin Wakil Pialang Berjangka Yang Diberikan Oleh Bappepti

Dapat dilihat dari Peraturan Bappepti No. 57 / Bappepti / KP / 9 / 2005 : Pasal 1 ”Izin untuk melakukan kegiatan sebagai Wakil Pialang Berjangka wajib memenuhi ketentuan undang-undang No. 32 Tahun 1997 tenteng Perdagangan Berjangka Komoditi, Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi”. Pasal 2 ayat (1) Kegiatan Wakil Pialang Berjangka hanya dapat dilakukan oleh orang perorangan setelah mendapat izin dari Bappepti, dan ayat (2) Izin Wakil Pialang Berjangka hanya dapat diberikan oleh orang perorangan yang memiliki keahlian di bidang Perdagangan Berjangka dan telah lulus ujian profesi Wakil Pialang Berjangka yang diselenggarakan oleh Bappepti. Pasal 5 ”Persetujuan Izin Wakil Pialang Berjangka yang diberikan hanya berlaku selama Wakil Pialang Berjangkatersebut bekerja pada perusahaan Pialang Berjangka yang bersangkutan”. Pasal 6 ”Izin Wakil Pialang Berjangka berakhir apabila yang bersangkutan” :

a. meninggal dunia ;

b. dicabut izinnya oleh Bappepti.36

35

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 tentang Penyelanggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi

36

(45)

Ketentuan teknis Perilaku Wakil Pialang Berjangka dapat dilihat dalam SK Bappepti No.64/Bappepti/Per/1/2009 yaitu , antara lain :

1. Hanya Wakil Pialamg Berjangka yang berwenang berhubungan langsung dengan calon Nasabah dalam rangka pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka.

2. Berhubungan langsung sebagaimana dimaksud adalah melakukan hubungan dengan calon Nasabah atau Nasabah secara tatap muka langsung ataupun melalui sarana elektronik tanpa melalui pihak lain.

3. Ruang lingkup kewenangan Wakil Pialang Berjangka dalam berhubungan langsung dengan caloan Nasabah meliputi :

a. menjelaskan dan menawarkan Kontrak Berjangka yang akan ditransaksikan;

b. menjelaskan mengenai risisko Perdagangan Berjangka; c. menandatangani dokumen Pernyataan Adanya Risiko;

d. menjelaskan peraturan perdagangan (trading rules) termasuk mekanisme transaksi ;

e. menjelaskan isi dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;37 f. menendatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;

4. Pelaksanaan kewenangan Wakil Pialang Bejangka terhadap seorang calon Nasabah hanya dapat dilakukan oleh Wakil Pialang yang sama.

37

(46)
(47)

BAB III

PENGATURAN HUKUM MENGENAI KONTRAK BERJANGKA

A. Pengertian Kontrak Berjangka

Yang paling mendasar Anda ketahui lebih dulu adalah, pengertian kontrak berjangka. Kontrak berjangka adalah suatu perjanjian yang mengikat secara hukum diantara 2 pihak, untuk membeli atau menjual komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka, dalam jumlah, mutu, jenis dan tempat tertentu yang telah ditetapkan. Transaksi dilakukan di Bursa Berjangka yang telah memperoleh izin usaha dari BAPPEBTI. Pembeli dan penjual Kontrak Berjangka menyetujui harga tertentu untuk komoditi yang bersangkutan, untuk penyerahan dikemudian hari. Meskipun penyerahan komoditi secara fisik dapat terjadi sebagai wujud dari pemenuhan kontrak, namun sebagian besar Kontrak Berjangka umumnya diakhiri dengan cara “off-set” sebelum kontrak jatuh waktu. “Off-set” adalah melakukan transaksi (beli/jual) untuk Kontrak Berjangka yang sama, serta dalam jumlah dan untuk bulan penyerahan yang sama, yang berlawanan dengan posisi “terbuka” Kontrak Berjangka yang dimiliki sebelumnya (kontrak jual/beli).38

Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract dalam dunia standard yang diperdagangkan pada

38

(48)
(49)

transaksi atas semua kontrak yang diperdagangkan, dan menentukan aturan yang dibutuhkan , dll.

Kontrak berjangka adalah kontrak yang memperjanjikan penyerahan suatu dahulu, namun keduanya memiliki perbedaan pada beberapa hal antara lain :

1. Kontrak serah hanya ditransaksikan antara pihak yang saling tahu lawan transaksinya pada waktu tanggal penyelesaian, sedangkan kontrak berjangka ditransaksikan antar pihak yang saling tidak tahu lawan transaksinya sehingga nilainya setiap hari harus diubah atau mengalami penyesuaian (biasa dikenal dengan istilah "marked-to-market"). Nilai penyelesaian aset acuan pada saat tangggal penyerahan akan sama dengan nilai spot aset acuan itu pada saat itu. 2. Kontrak berjangka senantiasa diperdagangkan pada

serah diperdagangkan diluar bursa ( atau dikenal dengan istilah over-the-counter), ataupun dapat berupa kontrak sederhana antara dua pihak yang saling tahu lawan transaksinya.

3. Kontrak berjangka adalah amat terstandarisasi dimana kontrak serah sifatnya khas (unik) sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan para pihak)

(50)

B. Pengaturan Hukum Kontrak Berjangka di Indonesia

Menurut Pasal 1 butir 4 undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Kontrak Berjangka adalah suatu bentuk kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan di kemudian hari yang telah ditetapkan, dan termasuk dalam pengertian Kontrak Berjangka ini adalah Opsi atas Kontrak Berjangka.39 Dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 juga mengatur mengenai Kontrak Berjangka, yaitu dalam Pasal 64 :40

(1) Kontrak Pembentukan Sentra Dana Berjangka antara Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Bank Penitipan Sentra Dana Berjangka wajib mendapat persetujuan dari Bappepti.

(2) Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengikat semua peserta Sentra Dana Berjangka.

Pasal 65 menyatakan bahwa Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, memuat sekurang-kuranngnya hal-hal sebagai berikut :

a. Nama dan alamat Pengelola Sentra Dana Berjangka; b. Nama dan alamat Bank Penititpan Sentra Dana Berjangka;

c. Hak dan kewajiban Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Bank Penititpan Sentra Dana Berjangka;

39

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

40

(51)

d. Kewajiban Pengelola Sentra Dana Berjangka menyertakan sejumlah dananya pada Sentra Dana Berjangka;

e. Hak dan kewajiban dari peserta Sentra Dana Berjangka; f. Rencana usaha termasuk tujuan dan arah kebijakan investasi; g. Jumlah imbalan yang dipungut;

h. Biaya-biaya yang dibebankan;

i. Pernyataan itikad baik dan tanggung jawab Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Bank Penititpan Sentra Dana Berjangka bahwa pelaksanaan tugasnya semata-mata untuk kepentingan peserta Sentra Dana Berjangka;

j. Keadaan-keadaan yang memperbolehkan Pengelola Sentra Dana Berjangka menunda atau menolak pembelian Sertifikat Pennyertaan;

k. Penyelesaian perselisihan yang timbul antara pihak yang terkait dalam kegiatan Sentra Dana Berjangka; dan

l. Keadaan dan persyaratan yang mengharuskan Pengelola Sentra Dana Berjangka menghentikan kegiatan Sentra Dana Berjangka.

C. Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka di Indonesia

(52)

mengenakan biaya/komisi untuk eksekusi perdagangan. Komisi merupakan satu-satunya biaya yang dikenakan atas pembelian atau penjualan Kontrak. Jika rekening Nasabah diserahkan kepada seseorang untuk dikelola, maka akan dikenakan

management fee atau persentase dari keuntungan.41 Biasanya Pialang Berjangka akan menyiapkan daftar komisi untuk berbagai jenis Kontrak. Pada setiap akhir sesi perdagangan, semua pedagang memeriksa dan menyamakan posisinya dengan lembaga kliring yang menjadi penjamin semua perdagangan. Pada dasarnya lembaga kliring berperan menjadi pembeli dari setiap penjualan pada setiap pembelian. Oleh karena itu, lembaga kliring menjamin kedua pihak dalam setiap transaksi berjangka. Adapun transaksi kontrak berjangka yang dilakukan oleh perusahaan pialang berjangka pada umumnya, antar lain :42

1. Standardisasi

Karena transaksi dilakukan antar pihak-pihak yang saling tidak tahu lawan transaksinya, Kontrak berjangka tidak bisa dibuat tertulis. Untuk memberi kepastian untuk semua pihak isi kontrak berjangka harus baku (standard). Kontrak standard itu biasanya memuat spesifikasi :

1. "Aset acuan" ( atau dikenal dengan istilah underlying asset atau instrumen. Bentuknya bisa berupa satuan barel pada jangka pendek.

41

DR. Hanafi Sofyan, Perdagangan Berjangka dan Ekonomi Indonesia ( Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000 ) hal. 180

42

(53)

2. "Jenis penyelesaian", baik dengan cara penyesaian tunai maupun penyelesaian dengan cara penyerahan fisik aset acuan.

3. "Nilai" dan unit dari aset acuan per kontrak. Ini dapat berupa nilai nosional nilai nosional dari pendek, dll.

4. "Mata uang" yang dipergunakan dalam kontrak berjangka.

5. "Peringkat" dari kemampuan penyerahan. Dalam obligasi, peringkat ini menunjukkan kemampuan pembayaran suatu obligasi. Dalam penyerahan serta cara dan lokasi penyerahan.

6. Tanggal dan bulan penyerahan .

7. Tanggal transaksi perdagangan terakhir.

8. Rincian lainnya seperti

diperkenankan.

2. Marjin

(54)

Pada beberapa kasus seperti misalnya unt kepemilikan secara fisik atas aset acuan spread trade) maka keharusan penempatan marjin ini dapat diabaikan atau dikurangi.

3. Marjin awal

Marjin awal atau biasa dikenal dengan istilah initial margin adalah kewajiban yang harus dibayar baik oleh pembeli maupun penjual yang merupakan suatu gambaran nilai kerugian dari kontrak yang ditetapkan berdasarkan sejarah perubahan harga yang terjadi pada transaksi harian. Akun kontrak berjangka ini akan dihitung nilai pasarnya secara harian. Apabila marjin jatuh dibawah kebutuhan marjin minimum yang ditetapkan ole diperdagangkan maka akan diterbitkan "marjin call" agar akun dapat kembali berada pada tingkat marjin minimum yang diperlukan. Margin pada bursa berjangka merupakan jaminan, sedangkan pada bursa efek merupakan pinjaman.

4. Marjin rasio ekuiti

(55)

yang lebih tinggi namun tidak boleh lebih rendah dari yang ditetapkan oleh otoritas perdagangan di bursa setempat. Penempatan marjin yang lebih tinggi dari yang ditentukan ini dapat dilakukan oleh pedagang guna menghindari marjin call

5. Imbal hasil marjin

Imbal hasil marjin atau lebih dikenal denagn istilah Return on margin (ROM) ini seringkali digunakan untuk mengukur kinerja sebab merupakan perbandingan laba atau rugi diperbandingkan dengan faktor risiko perdagangan sebagaimana tercermin pada penetapan kebutuhan marjin. Imbal hasil marjin (ROM) ini dapat dihitung dengan rumus :

(realisasi imbal hasil) / (marjin awal).

ROM tahunan adalah setara dengan (ROM+1)(tahun:masa perdagangan)-1. Sebagai contoh misalnya seorang pedagang mendapatkan penghasilan 10% pada marjin dalam waktu 2 bulan, maka apabila disetahunkan ini berarti 77%.

6. Penyelesaian transaksi

Penyelesaian akhir sebagai suatu tindakan penyempurnaan kontrak da[pat dilakukan dengan dua cara sebagaimana spesifikasi dari jenis kontrak berjangka yaitu :

(56)

oleh bursa berjangka kepada pembeli kontrak berjangka. Biasanya dilakukan penyerahan fisik atas cara ini sedikit sekali terjadi pada kontrak berjangka. Kebanyakan kontrak dibatalkan dengan cara membeli posisi untuk menutupi kewajiban yang timbul, yaitu dengan membeli suatu kontrak untuk membatalkan / meniadakan kewajiban yang timbul pada penjualan kontrak terdahulu ( menutup posisi "short"), atau menjual kontrak untuk melikuidasi pembelian kontrak terdahulu ( menutup posisi "long"). Kontrak berjangka menggunakan metode ini dalam penyelesaian transaksi pada saat jatuh tempo. 2. Penyelesaian tunai - pembayaran tunai dilakukan berdasarkan harga referensi

aset acuan misalnya indeks suku bunga pinjaman jangka pendek seperti

(57)

berjangka dan aset acuan berada dalam posisi amat likuid dan setiap perbedaan harga antara indeks dan aset acuan akan sangat cepat diperdagangkan oleh para pemain arbitrasi dan saat ini pula kenaikan volume adalah disebabkan oleh karena para pedagang memutar balik posisinya ke kontrak berikutnya atau atau dalam kasus kontrak berjangka indeks maka mereka akan melakukan pembelian komponen aset acuan dari indeks tersebut sebagai suat

7. Harga

(58)

Untuk mempermudah, dapat dihitung sebagai berikut :

F(t)= aset tanpa pembayaran deviden, nilai dari kontrak berjangka / kontrak serah

S(t)= nilai masa kini (present value) • t = waktu

T = waktu jatuh tempo

r = suku bunga dari imbal hasil tanpa risiko .

atau, dengan rumusan

Rumusan ini dapat dimodifikasi untuk memasukkan komponen biaya penyimpanan, deviden, imbal hasil deviden, imbal hasil yang layak. Hubungan antara kontrak berjangka dan harga spot dalam suatu pasar yang sempurna tergantung pada variabel diatas; dalam prakteknya banyak sekali ketidak sempurnaan pasar (biaya transaksi, perbedaan suku bunga pinjaman dan kurs bunga pinjaman, pembatasan

arbitrasi lengkap. Jadi dengan demikian, harga

(59)

setelah panenan). Namun demikian apabila penyerahan atas komoditi yang suplainya tidak mencukupi ataupun belum ada saat ini, misalnya panenan, aset acuan tersebut masih harus diciptakan pada saat tanggal penyerahan) , maka harga kontrak berjangkanya belum dapat ditetapkan oleh arbitrage. Dalam skenario ini hanya ada satu cara menetapkan harga yaitu dengan menghitung suplai dan permintaan pasar atas aset acuan untuk digunakan sebagai harga kontrak berjangka.

Pada pasar yang likuid, suplai dan permintaan ini dapat diperkirakan untuk menghitung nilai dimana menunjukkan ekspektasi yang adil dari harga aset secara nyata dimasa mendatang, yang menggunakan rumusan sbb :

.

Terdapat banyak macam kontrak berjangka yang mencerminkan jenis yang berbeda-beda dari aset acuan yang digunakan sebagai

1.

2.

3.

4.

5.

(60)
(61)

1. bunga derivatif (termasuk obligasi Amerika); pertanian produk yang berasal dari kedelai, Indeks

2. ICE Futures - International Petroleum Exchange (IPE) memperdagangkan energi termas timbal dan IPE ini melakukan penggabungan usaha dengan IntercontinentalExchange(ICE) untuk membentuk ICE Futures.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Perbedaan Kontrak Berjangka Dengan Saham

(62)

Hal ini dapat dilihat melalui:43

43

http :// management file diakses tanggal 21 januari 2010

Pertama-tama, mari kita melihat terlebih dahulu apa artinya dari kontrak berjangka, dan kemudian membahas perbedaannya dengan saham secara lebih mendalam. Suatu kontrak berjangka pada dasarnya merupakan suatu perjanjian untuk membeli atau menjual suatu produk turunan pada harga tertentu dan pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Kata kuncinya untuk kontrak berjangka merupakan perjanjian.

Pada waktu Anda masuk ke pasar dan membuka suatu posisi baru (apakah itu beli atau jual), Anda pada saat itu juga punya kewajiban untuk melikuidasinya sebelum kontrak jatuh tempo. Kontrak berjangka di indeks saham misalnya jatuh tempo setiap bulan (untuk Hang Seng) atau tiga bulan (untuk Nikkei dan Kospi). Setiap kontrak berjangka juga merinci produk turunannya maupun jumlah atau besarnya dari kontraknya supaya spesifikasi kontrak distandardisasikan untuk semua pelaku pasar. Sebagai contohnya, satu kontrak untuk indeks Nikkei mewakili seluruh 225 saham yang berada dalam indeks tersebut.

Harga kontrak berubah secara terus-menerus dan selama kontrak masih berlaku, dan ditentukan oleh penawaran dan permintaan yang berasal dari pembeli maupun penjual. Kontrak berjangka itu sendiri diperdagangkan di bursa dan sekarang kebanyakan dilakukan secara elektronis.

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan zakat di Indonesia mulai memasuki dimensi baru dalam pengaturannya. Setelah berlaku selama 12 tahun, akhirnya pada tanggal 27 Oktober 2011, melalui Rapat

Dari ke empat literatur penelitian yang di review peneliti didapkan gambaran bahwa gaya kepemimpinan transformasional dari pimpinan atau kepala ruang menjadi pengaruh yang

Dari data hasil penelitiaan untuk uji tarik pada komposit hybrid serat acak dan searah yang divariasikan yaitu untuk komposit serat acak 20%, 30%, dan 40% diperoleh

Para Pihak wajib menerapkan langkah-langkah yang dianggap perlu, termasuk, jika dipandang tepat, perundang-undangan nasional, untuk menjamin bahwa kejahatan-kejahatan yang

 IV adalah IV awal sebelum dilakukan pengacakan dan telah diset sebelumnya pada sisi penerima dan pengirim. IV ini digunakan untuk menghasilkan IV’.  IV’

Proses ini akan dilalui oleh setiap individu, oleh karena itu menurut Bazerman (2002) terdapat enam proses yang dapat membuat suatu keputusan, yaitu (a) mendefinisikan masalah

Berdasarkan hal tersebut di atas, dan mengacu pada kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah Daerah tentang Kebijakan Umum APBD tahun Anggaran 2014, para pihak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa putaran poros maksimal yang dihasilkan oleh turbin angin vertikal darrieus tipe-H yang diteliti berada pada sudut pitch 45° dan