• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. REPEX PERDANA

INTERNATIONAL (License of Federal Express) MEDAN

OLEH:

ADIGUNA DWI RUSANDI 110521073

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHASDAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT REPEX PERDANA

INTERNATIONAL (License of Federal Expres) MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kerja motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian kurir dengan jumlah 31 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 31 orang.

Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Repex Perdana International (License of Federal Express), dengan kontribusi R Square sebesar 0,451 artinya bahwa 45,1% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel kerja motivasi dan disiplin kerja , sedangkan sisanya sebesar 54,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK DICIPLINE TO EMPLOYEES PERFORMANCE AT PT REPEX PERDANA

INTERNATIONAL (License of Federal Express) MEDAN

The purpose of this research is to know and analyze the influence of motivation and work dicipline variables to employees performance of PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan. This research is quantitative research using the survey method of Causal Associative which looks for the relation between one variable with another variable The population in this research were all courier as many 31 people. The sampling method using a sample that is saturated sampling technique when all employees of the population used as sample as many 31 employess. The collecting of primary data by using questionnaire and interview, secondary data with literature documentation and Data analysis method was descriptive and quantitative analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis.

The hypothesis results showed that motivation and work dicipline as simultaneously and partial give a positive and significant influence to employees performance. with contribution of R Square is 0.451 means that 45.1% employees performance is affected by the motivation and work dicipline and remaining 54,9% can be explained by other variables which are not examined in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat

dan karuniaNYA Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini

berjudul “ Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pada PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan”.

Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan

do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Eka Priari dan Ibunda Wita Ramadhani, dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun

materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan

baik. Selanjutnya Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Friska Sipayung, M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univeristas Sumatera Utara.

6. Ibu Magdalena Linda Leonita, SE, MSi. selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing, serta memotivasi Penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Komaria Pandia, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan koreksi dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

Saudara-saudaraku terkasih Bang Wendi, dan adikku Ari yang mendukung

penulis dalam penulisan skripsi ini, serta special one Kinanti Mayang Sari yang

senantiasa memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan penyususnan

skripsi ini.

Kepada seluruh teman dan sahabat Penulis khususnya Mutia, Arda, Devi,

Noor, Roy, Irfan, Sukma, Nurul, serta teman-teman lain yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)
(7)
(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Target Pengiriman Barang PT Repex Perdana International Medan

Tahun 2010-2013 ... 4

Tabel 1.2 Ketidakhadiran Karyawan Kantor PT Repex Perdana International Medan Perioden Januari-Desember 2013 ... 6

Tabel 2.1 Teori Motivasi “Dua Faktor Fredrick Herzberg” ... 17

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel... 34

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 35

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ... 39

Tabel 3.4 Reliabilitas Variabel ... 41

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 56

Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Motivasi (X1) ... 57

Tabel 4.6 Deskripsi Jawaba Responden Tentang Variabel Disiplin Kerja (X2) ... 63

Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 68

Tabel 4.8 Uji Multikolonearitas ... 76

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda ... 77

Tabel 4.10 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 78

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 79

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 90

2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 95

3 Tabulasi Jawaban Responden ... 97

4 Deskirpsi Jawaban Responden ... 99

5 Uji Asumsi Klasik ... 105

(12)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHASDAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT REPEX PERDANA

INTERNATIONAL (License of Federal Expres) MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kerja motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian kurir dengan jumlah 31 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 31 orang.

Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Repex Perdana International (License of Federal Express), dengan kontribusi R Square sebesar 0,451 artinya bahwa 45,1% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel kerja motivasi dan disiplin kerja , sedangkan sisanya sebesar 54,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK DICIPLINE TO EMPLOYEES PERFORMANCE AT PT REPEX PERDANA

INTERNATIONAL (License of Federal Express) MEDAN

The purpose of this research is to know and analyze the influence of motivation and work dicipline variables to employees performance of PT Repex Perdana International (License of Federal Express) Medan. This research is quantitative research using the survey method of Causal Associative which looks for the relation between one variable with another variable The population in this research were all courier as many 31 people. The sampling method using a sample that is saturated sampling technique when all employees of the population used as sample as many 31 employess. The collecting of primary data by using questionnaire and interview, secondary data with literature documentation and Data analysis method was descriptive and quantitative analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis.

The hypothesis results showed that motivation and work dicipline as simultaneously and partial give a positive and significant influence to employees performance. with contribution of R Square is 0.451 means that 45.1% employees performance is affected by the motivation and work dicipline and remaining 54,9% can be explained by other variables which are not examined in this research.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, dunia kerja sangat membutuhkan orang yang bisa

berfikir maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi dalam

menghadapi kemajuan zaman. Setiap organisasi, berusaha meningkatkan kinerja

dari seluruh elemen yang ada didalamnya agar dapat mencapai tujuan organisasi.

Sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah para karyawan pada suatu

organisasi, tentunya berusaha bekerja dengan kemampuan yang mereka miliki

agar dapat mencapai kinerja yang diinginkan organisasi. Rasa aman dan

kenyamanan akan suasana kerja mampu mendorong karyawan untuk lebih

berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan, dan akan membantu karyawan

mencapai kinerja yang terbaik. Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh

pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan, (Robbins 2001:184). Menurut Suradinata (2002:150) ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi, antara lain: satuan

waktu mulai proses masukan sampai tercapainya hasil dan evaluasi, teknologi,

motivasi, disiplin kerja, lingkungan fisik dan non fisik, kemampuan dan

keterampilan.

Motivasi kerja menjadi hal yang penting bagi setiap perusahaaan terutama

manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Motivasi akan mendorong karyawan

untuk lebih berprestasi dan produktif. Menurut Suradinata (2002:151) motivasi

(15)

dasar kesadaran sehingga senang melakukan tugasnya. Motivasi adalah sebagai

gaya dorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan

kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya (Siagian, 2004:138).

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan, organisasi

dapat memberikan audit sumber daya manusia terhadap semua kegiatan

perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki

motivasi kerja yang tinggi.

Organisasi memiliki peranan penting dalam mengelola karyawan agar

mematuhi segala peraturan, norma yang telah ditetapkan oleh organisasi sehingga

para karyawan bekerja dengan disiplin dan efektif. Berbagai aturan/norma yang

ditetapkan oleh suatu organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam

menciptakan kedisiplinan agar para pegawai dapat mematuhi dan melaksanakan

peraturan tersebut. Aturan atau norma tersebut biasanya diikuti oleh sanksi yang

diberikan apabila adanya palanggaran. Sanksi tersebut bisa berupa teguran baik

lisan maupun tulisan, skorsing, penurunan pangkat bahkan sampai pemecatan

tergatung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan.

Musanef (2002:116) berpendapat bahwa : Disiplin juga tidak kalah

pentingnya dengan prinsip-prinsip yang lainnya, artinya disiplin setiap pegawai

selalu mempengaruhi hasil prestasi kerja. Hasibuan (2006:193), memberikan

definisi disiplin sebagai kesadaran sikap seseorang yang secara sukarela menaati

(16)

Federal Express adalah perusahaan pengiriman barang cepat yang berasal

dari Amerika Serikat dan dapat diandalkan di lebih dari 220 negara dan wilayah di

seluruh dunia. Federal Express menggunakan jaringan udara dan darat untuk

mempercepat pengirimannya.

PT. Repex Perdana International merupakan perusahaan pemegang lisensi

atas Federal Express untuk Indonesia. PT. Repex Perdana International memiliki

beberapa kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya berada

di kota Medan. Kinerja kerja karyawan pada PT. Repex Perdana International

dapat diketahui dari hasil evaluasi kinerja karyawan.

Kinerja karyawan yang ada pada PT.Repex Perdana International (License

of Federal Express) Medan dalam kurun waktu 2010-2013 tidak dapat mencapai

target pengiriman barang. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang

merupakan tabel target pengiriman barang PT. Repex Perdana International

(License of Federal Express) di Medan. Pada tabel dapat dilihat bahwa terjadinya

penurunan kinerja karyawan yang mengakibatkan tidak tercapainya target

PT.Repex Perdana International (License of Federal Express) di Medan tahun

(17)

Tabel 1.1

Target Pengiriman Barang PT. Repex Perdana International di Medan Tahun 2010 – 2013

Sumber : Bagian Administrasi Operasional PT. Repex Perdana International (Licensee Of Federal Express) di Medan, data diolah

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari kepala cabang PT.Repex

Perdana International cabang Medan, yang tertuang di dalam Tabel 1.1

menunjukkan bahwa pada tahun 2010 tidak tercapainya target dikarenakan

banyaknya terjadi turnover, karena pada umumnya alasan para karyawan tersebut

adalah mereka merasa tidak puas dengan jumlah insentif yang dibayarkan

dibandingkan target yang harus dicapai mereka, sehingga untuk mengantisipasi

jumlah barang sebesar 560 unit yang tidak dapat dikirim oleh kurir tetap, pihak

PT.Repex Perdana International menggunakan kurir harian yang di bayarkan

sesuai dengan jumlah barang yang dapat mereka antarkan kepada konsumen hal

ini dilakukan PT.Repex Perdana International untuk menjaga kualitas perusahaan

agar setiap barang yang masuk dapat diterima oleh konsumen tepat waktu. Lalu

pada tahun 2011 PT.Repex Perdana International mengadakan penerimaan

karyawan dan menaikkan insentif dari tahun sebelumnya dan hal itu memotivasi

(18)

jenuh dan tidak termotivasi di karenakan target meningkat dari tahun ke tahun dan

mereka dapat mencapainya namun di 2013 insentif karyawan tidak meningkat.

Kompensasi yang diberikan pada karyawan PT. Repex Perdana

International terdiri dari gaji/bulan sejumlah Rp 2.000.000,00- dan insentif

sebesar Rp. 2000,- untuk setiap paket yang mereka antarkan kepada konsumen.

Jumlah gaji/bulan dan insentif tersebut dirasakan kurang memuaskan, karena gaji

pokok yang mereka terima jumlahnya hampir sama dengan upah minimum

regional (UMR) Sumatera Utara yakni Rp 1.850.000,00-, dan karyawan merasa

jumlah insentif terlalu kecil sehingga hal tersebut dapat menurunkan motivasi

kerja mereka. Karyawan merasa jumlah gaji/bulan dan insentif tidak sesuai

dengan yang mereka harapkan, karena semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi

yang tidak sebanding dengan gaji/bulan dan insentif yang mereka terima saat ini.

Kurangnya motivasi kerja yang terlihat didalam diri karyawan PT.Repex

Perdana International juga bersumber dari penetapan target pengiriman barang

yang harus dicapai setiap tahunnya. Karyawan merasa target yang ditetapkan

terlalu tinggi, karena jumlah yang diraih setiap tahunnya bersumber dari keinginan

konsumen sendiri apakah mereka merasa puas dengan pelayanan PT.Repex

Perdana International dan apakah mereka memutuskan untuk selalu menjadi

pelanggan setia gaji/bulan dan insentif.

Selain motivasi, faktor lain yang menentukan kinerja suatu perusahaan

adalah disiplin kerja. Masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai

dengan idealisme. Masih ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukan oleh

(19)

membuat mereka tidak menjadi pribadi yang disiplin. Ada yang datang tidak tepat

waktu saat masuk kantor, menunda tugas kantor, kurang disiplin, tidak bisa

memanfaatkan sarana kantor dengan baik dan masih adanya sebagian karyawan

yang meninggalkan tugas pada jam kerja tanpa keterangan yang sah. Disiplin

kerja dapat dilihat dari tingkat absensi karyawan pada suatu perusahaan. Berikut

data absensi karyawan PT.Repex Perdana International umtuk tahun 2013. Data

tersebut dapat dilihat dari Tabel 1.2 yang merupakan tabel absensi pegawai kantor

yang diperoleh penulis dari bagian Personalia.

Tabel 1.2

Ketidakhadiran Karyawan kantor PT.Repex Perdana Internasional Medan Periode Januari – Desember 2013

Bulan Alasan Ketidakhadiran

Standar

Sumber: Bagian Personalia kantor PT.Repex Perdana Internasional Medan (2013), data diolah

Tabel 1.2 menunjukkan tingkat kehadiran karyawan PT.Repex Perdana

International periode Januari-Desember 2013 dengan keterangan (sakit) adalah

(20)

yang telah ditetapkan perusahaan 7%. Dari data tersebut terlihat tingginya angka

ketidakhadiran dengan alasan izin. Ketidakhadiran karyawan karena izin ini

menunjukkan kurangnya kesadaran akan disiplin kerja. Berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, hal tersebut diduga terjadi

karena karyawan sulit mendapatkan cuti.

Akibatnya banyak diantara mereka memakai alasan izin ataupun sakit agar

tidak dikenakan potongan langsung gaji yang besar karena alpha (tanpa

keterangan). Jika hal ini terus berkelanjutan akan berdampak pada kinerja

perusahaan secara keseluruhan, karena kehadiran karyawan berkaitan dengan

produktivitas yang dicapai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor PT. Repex Perdana International (Licensee Of Federal Express) di Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap

kinerja pegawai pada kantor PT.Repex Perdana International (License of

Federal Express) di Medan.

2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin kerja

terhadap kinerja pegawai pada kantor PT.Repex Perdana International

(21)

3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dan

disiplin kerja terhadap kinerja pada kantor PT.Repex Perdana

International (License of Federal Express) di Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan yang terjadi di PT. Repex Perdana Internasional.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan yang terjadi di PT. Repex Perdana Internasional.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh motivasi kerja dan

disiplin kerja terhadap kinerja karyawan yang terjadi di PT. Repex

Perdana Internasional.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi PT.Repex Perdana Internasional.

Memberikan masukan untuk kantor PT.Repex Perdana Internasional

Medan tentang pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan.

2. Bagi Penulis.

Penulis mendapatkan kesempatan untuk menerapkan teori – teori yang

diperoleh diperkuliahan, dan mencoba membandingkannya dengan praktik

(22)

penulis dalam bidang manajemen khusunya dibidang sumber daya

manusia.

3. Bagi Pihak Lain.

Sebagai bahan masukan serta sumbangan pemikiran kepada peneliti

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Pegawai

2.1.1 Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Bastian (2001:329) kinerja adalah

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi,

dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut.

Sedangkan menurut Robbins (2001:184) kinerja adalah suatu hasil yang dicapai

oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk

suatu pekerjaan.

Menurut Bangun (2012:231) kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai

karyawan berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Pegawai adalah orang

yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan

tunjangan dari pemerintah. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan

atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Maka pengertian kinerja

pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Kinerja

organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. kinerja

pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya

(24)

Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki

oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai yang

berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

Kusriyanto, dalam Mangkunegara (2005: 9), mendefinisikan kinerja

sebagai perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja

persatuan waktu (lazimnya per jam), Sedangkan menurut Wibowo (2007:7)

kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Menurut Suradinata (2002:150) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

dalam suatu organisasi, antara lain: satuan waktu mulai proses masukan sampai

tercapainya hasil dan evaluasi, teknologi, motivasi, disiplin kerja, lingkungan fisik

dan non fisik, kemampuan dan keterampilan.

2.1.2 Dimensi Kinerja

Sehubungan dengan ukuran penilaian prestasi kerja maka kinerja pegawai,

menurut Robbins (2002:155), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

sebagai berikut:

1. Kuantitas hasil kerja, yaitu jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan atau

diselesaikan. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari

proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang

dihasilkan. Kuantitas hasil kerja dapat dilihat dari prestasi kerja yang dicapai

karyawan dan pencapaian target pekerjaan karyawan.

2. Kualitas hasil kerja, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

(25)

yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran

seperti keterampilan, kepuasan pelanggan, ataupun inisiatif.

3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran

kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Hal

ini dapat kita lihat dari tingkat kehadiran karyawan, ketaatan karyawan dalam

bekerja.

2.1.3 Indikator-indikator kinerja

Menurut robbins (2005:156) yang menjadi indikator-indikator dalam

penilaian kinerja karyawan, yaitu:

1. Prestasi kerja

Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, perusahaan dapat

mengevaluasi dari prilaku (hasil kerja) karyawan tersebut yang

berhubungan dengan tugas.

2. Pencapaian target

Pencapaian target menjadi faktor yang tepat untuk di evaluasi, dari

hasil pencapaian target dapat dilihat keampuan karyawan dalam

menyelesaikan beban pekerjaannya.

3. Keterampilan

Meliputi sekumpulan kemampuan yang bersifat teknis, antar pribadi

(26)

4. Kepuasan

Yaitu kualitas kerja yang dicapai bedasarkan syarat-syarat kesesuaian

dan kesiapan karyawan.

5. Inisiatif

Yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

6. Tingkat Kehadiran

Tingkat kehadiran menjadi salah satu tolak ukur untuk mengetahui

tingkat kedisiplinan karyawan semakin tinggi kehadirannya atau

rendahnya kemangkiran maka karyawan tersebut telah memiliki

disiplin kerja yang tinggi yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

tersebut.

7. Ketaatan

Ketaatan yaitu kesadaran dan kesediaan dalam hal penyelesaian kerja.

8. On time

Ontime yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu periode

waktu yang ditentukan.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum

dalam hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep pembelajaran

yang penting tentang kinerja individual. Dengan demikian motivasi berarti

(27)

atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa motivasi

adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2007:73), menyebutkan bahwa

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting yaitu: Bahwa motivasi itu

mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia

(walaupun motivasiitu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia, Motivasi di tandai dengan munculnya,

rasa/”feeling” yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan

emosi serta dapat menentukan tinggkah-laku manusia.

Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan

menyangkut soal kebutuhan. Motivasi adalah sebagai gaya dorong yang

mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga

dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

(Siagian, 2004:138).

Menurut Hasibuan (2000 : 92) motivasi berasal dari kata lain movere yang

berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada

manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting karena

dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan

antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Sedangkan pendapat lain

mengatakan motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang

(28)

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul

dari dalam diri setiap indidvidu, tanpa ada paksaan dari siapapun untuk

melakukan sutau pekerjaan.

2.2.2 Tujuan Motivasi

Adapun tujuan motivasi menurut Hasibuan (2000 : 145) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

4. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

5. Mengefektifitaskan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasan dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kretivitas dan partisipasi karyawan

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas – tugasnya

10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat bahan baku

2.2.3 Prinsip – prinsip Dalam Motivasi

Didalam bukunya Mangkunegara (2011:100) memaparkan satu persatu

prinsip – prinsip dalam memotivasi pegawai, yaitu :

1. Prinsip Partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut

(29)

2. Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan

usaha pencapian tujuan, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih

mudah dimotivasikan kerjanya.

3. Prinsip Mengakui Andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam

usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut pegawai akan

termotivasi untuk berdedikasi lebih tinggi dalam pekerjaannya.

4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai untuk

sewaktu - waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang

dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi

dalam bekerja.

5. Prinsip Memberi Perhatian

Pemimpin memberikan perhatian kepada pegawai bawahan dalam bekerja

dengan memberikan apa yang diinginkan pegawai tersebut untuk menunjang

pekerjaanya. Hal tersebut akan memotivasi pegawai tersebut dalam bekerja.

2.2.4 Teori Motivasi “Dua Faktor Fredrick Herzberg”

Di dalam bukunya Ivancevich (2007:148-151) menjelaskan teori

dua-faktor Herzberg. Herzberg mengembangkan teori isi yang dikenal sebagai teori

motivasi dua-faktor yang dikembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut

Maslow. Kedua faktor tersebut adalah faktor ekstrinsik dan intrinsik, dimana pada

(30)

diri masing - masing orang sedangkan faktor ekstrinsik adalah daya dorong yang

datang dari luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja.

Menurut Herzberg di dalam Siagian (2004:164) mengatakan perbedaaan

kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Teori Motivasi “Dua Faktor Fredrick Herzberg”

Faktor Ekstrinsik Faktor Intrinsik

1. Kebijaksanaan dan Administrasi

1.Keberhasilan

2. Keamanan 2.Pengakuan / Penghargaan

3. Gaji / Upah 3.Pekerjaan itu sendiri

4. Hubungan antar Pribadi 4.Tanggung jawab

5. Kondisi Kerja 5.Penegembangan

Sumber : Siagian (2004 : 164)

Menurut Herzberg, kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator

intrinsik dan ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan fakto-faktor

ekstrinsik. Dengan demikian seseorang yang terdorong secara intrinsik akan

menyenangi pekerjaannya, memungkinkan menggunakan kreatifitas dan inovasi

dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak dikaitkan dengan

perolehan hal – hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang terdorong oleh

faktor – faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh

organisasi kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal – hal

yang diinginkan dari organisasi. Faktor ekstrinsik tidak akan mendorong para

pegawai untuk bekerja lebih baik, akan tetapi jika faktor – faktor ini dianggap

tidak memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja

tidak menyenangkan, hal tersebut dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial.

(31)

pada para bawahannya yang perlu ditekankan adalah faktor – faktor yang

menimbulkan rasa puas yaitu dengan mengutamakan faktor – faktor motivasional

yang sifatnya intrinsik yaitu :

1. Keberhasilan

Agar seorang bawahan dapat berhasil melaksanakan pekerjaannya, maka

pimpinan harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai

hasil. Pimpinan juga harus memberi semnagat kepada bawahan agar bawahan

dapat mengerjakan sesuatu yang dianggapnya tidak dikuasainya. Apabila dia

berhasil melakukan hal tersebut, maka pimpinan harus menyatakan

keberhasilannya. Hal ini akan menimbulkan sikap positif dan keinginan selalu

ingin melakukan pekerjaan yang penuh tantangan.

2. Pengakuan

Adanya pengakuan dari pimpinan atas keberhasilan bawahan. Pengakuan

dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan menyatakan

keberhasilannya langsung ditempat kerja, memberikan surat penghargaan,

hadiah berupa uang tunai, medali, kenaikan pangkat atau promosi.

3. Pekerjaan itu sendiri

Pimpinan membuat usaha – usaha yang nyata dan meyakinkan sehingga

bawahan menegrti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya, harus

menciptakan onside untuk menghindari kebosanan yang mungkin muncul

(32)

4. Tanggung Jawab

Untuk dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap bawahan, maka

pimpinan harus menghindari pengawasan yang ketat, dengan memberikan

kesempatan kepada bawahan untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu

memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi akan membuat bawahan terlibat

dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.

5. Pengembangan

Pengembangan dapat menjadi motivator yang kuat bagi bawahan. Pimpinan

dapat memulainya dengan member bawhaan suatu pekerjaan yang lebih

menantang, tidak hanya jenis pekerjaan yang berbeda tetapi juga posisi yang

lebih baik. Apabila sudah berhasil dilakukan, pimpinan dapat memberikan

rekomendasi tentang bawahan yang akan mendapatkan promosi / menaikan

pangkatnya atau yag memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan lebih lanjut.

2.3 Disiplin Kerja

2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong

gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dan

masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar bawahannya

mempunyai kedisiplinan yang baik. Hasibuan (2006:193), memberikan definisi

disiplin sebagai kesadaran sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua

(33)

mematuhi / mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan dan

kesedihan. Seseorang menaati peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang

berlaku.

2.3.2 Tujuan Disiplin Kerja

Tujuan utama disiplin kerja adalah demi keberlangsungan organisasi atau

perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan

baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sastrohadiwiryo (2002:292) secara

khusus tujuan disiplin kerja para karyawan, antara lain :

1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan

maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun

tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.

2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan

dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang

dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.

4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma

yang berlaku pada organisasi.

5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan

(34)

2.3.3 Dimensi-Dimensi Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2006:194) kedisiplinan diartikan jika pegawai selalu

datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik,

mematuhi semua peraturan organisasi dan norma – norma yang berlaku. Maka

dapat disimpulkan bahwa dimensi – dimensi dalam disiplin kerja dapat

dikelompokkan menjadi tiga diantaranya :

1. Selalu datang dan pulang tepat pada waktunya

Ketepatan pegawai datang dan pulang sesuai dengan aturan dapat dijadikan

ukuran disiplin kerja. Dengan selalu datang dan pulang tepat dengan

waktunya, atau sudah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan maka dapat

mengindikasikan baik tidaknya kedisiplinan dalam organisasi tersebut.

Dimensi ini berhubungan dengan pengawasan melekat karena dengan

pengawasan berarti atasan aktif dan langsung untuk mengawasi perilaku,

moral, gairah kerja, prestasi kerja bawahan, dan sikap karyawan untuk datang

dan pulang tepat pada waktunya.

2. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik

Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik merupakan salah satu dimensi

kedisiplinan, karena dengan hasil pekerjaan yang baik dapat menunjukkan

kedisiplinan pegawai suatu organisasi dalam mengerjakan tugas yang

diberikan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan karyawan, balas jasa dan

hubungan kemanusiaan.

(35)

Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma – norma yang berlaku

merupakan salah satu sikap disiplin pegawai sehingga apabila pegawai

tersebut tidak mematuhi aturan dan melanggar norma – norma yang berlaku

maka itu menunjukkan sikap tidak disiplin. Merupakan dimensi yang

berhubungan dengan teladan pimpinan, keadilan, sanksi hukuman dan

ketegasan pimpinan agar pegawainya dapat mematuhi peraturan organisasi

dan norma – norma yang berlaku.

2.3.4 Indikator Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2006:194) ada 8 indikator kedisiplinan antara lain

adalah :

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan

(pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan

disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan pimpinan

Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan

harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata

dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan

pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin),

(36)

3. Balas jasa

Balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap

perusahaan/pekerjaannya. Semakin besar balas jasa semakin baik kedisiplinan

karyawan. Karyawan sulit berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan

primernya tidak terpenuhi dengan baik.

4. Keadilan

Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa

(pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan

karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha

bersikap adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan

menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan

dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan

baik pula.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) berarti atasan harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja

bawahannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja

karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk,

pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.

6. Sanksi hukuman

Berat/ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi

baik/buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan

(37)

kepada semua karyawan. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk

setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat

motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan.

7. Ketegasan

Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap

karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi yang telah ditetapkan.

Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan

yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari

direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship

hendaknya harmonis. Terciptanya human relationship yang serasi akan

mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan

memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi, kedisiplinan

karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi

tersebut baik.

2.4 Penelitian Terdahulu

Ginting (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin

Kerja terhadap prestasi kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

Cabang Medan Putri Hijau”. Berdasarkan uji signifikan individual (Uji t) dapat

dilihat bahwa variabel yang secara parsial berpengaruh secara positif dan tidak

signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cab.

(38)

variabel disiplin kerja mampu menjelaskan prestasi kerja karyawan sebesar 50,5

% dan sisanya sebesar 49,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.

Hadi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh

Motivasi Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut

Medan”. Dalam penelitian ini sampel yang digunanakan adalah 70 orang. Hasil

analisis menunjukkan bahwa motivasi dan pelatihan secara serempak mempunyai

pengaruh yan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut

Medan dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai dari R Square sebesar

73,0% menunjukkan bahwa variasi dari variabel dependen (kinerja) dapat

diterangkan oleh kedua variabel independen (motivasi dan pelatihan) dan sisanya

27% dipengaruhi variabel independen lainnya seperti pendidikan, disiplin dll yang

tidak diikutkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian dengan uji t (secara parsial)

menunjukkan bahwa motivasi dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan. Hasil uji parsial

menunjukkan bahwa variabel motivasi yang dominan pengaruhnya terhadap

variabel kinerja pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan.

Muchliyanty (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Reza Fiska Pratama

Medan. Motivasi yang dipakai adalah Metode Motivasi Dua Faktor Herzberg.

Populasi penelitian ini adalah pembaca meter di PT Reza Friska Pratama dengan

jumlah 200 orang, dengan menggunkan rumus slovin, jumlah sampel yang

digunakan adalah 67 responden. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi

(39)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Reza

Fiska Pratama Medan. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan

bahwa hubungan antara motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

sebesar 65,4%. Artinya hubungannya erat.

Susan Cadwallader conducting research entitled “THE INFLUENCE OF

MOTIVATION THE ADOPTION OF NEW TECHNOLOGIES BY CUSTOMERS

AND EMPLOYEES”. Motivation, in the context of strategic implementation and

customer adoption of service technologies, is explored in this dissertation in three

stages. Deepening the theoretical and practical understanding of what influences

motivation can be valuable to the marketing discipline. In order to be able to

influence customer and employee behavior, academics and marketers need to be

able to understand the chain of causality that results in positive consumer or

employee-consumer motivation and the desired behavioral outcomes. An overview

of all three stages of the dissertation is illustrated below:

The model is grounded in the concept of self-determined motivation and

cognitive evaluation theory. The model suggests that three hierarchical levels of

motivation—global, life context, and situational—are theoretically represented

within each individual. It also suggests that three types of motivation—extrinsic,

intrinsic and amotivation—exist within an individual at all three levels, differ in

the degree to which each type of motivation is deemed to be selfiii

Reproduced with permission of the copyright owner. Further reproduction

prohibited without permission. Determined by the individual, and influence

(40)

(Chapter 3) was conducted with employees of a manufacturers’ dealership

network who were expected to play a role in introducing their customers to a new

Internet self-service technology. Hypotheses were built around a subset of the

propositions offered in Chapter 2. Results indicate that situational social factors

may play a more important role in influencing employee desired behavior than

global or personality levels of employee motivation.

Prashant Singh (2009) write a journal entitled “INCREASING

PRODUCTIVITY WITH MOTIVATION IN THE WORKPLACE” The success of

every organization is dependent upon the employee’s work performance, loyalty,

commitment etc. The best way to ensure employees commitment & loyalty is

motivation. If employees are fully satisfied with their job and highly motivated

then work performance efficiency & productivity level increase. According to

Karen Oman, “Human beings are reciprocal. If you treat them well, they’ll treat

you well, and if you treat them bad, they’ll treat you bad.” The objective of this

study is to understand the importance of motivation in increasing personnel

productivity, and shed light on factors of motivation which affected employees

work performance, loyalty & commitment. The study concludes that the employees

were highly motivated due to Intrinsic Motivation (Psychological Rewards). But

Extrinsic Motivation (Tangible Reward) is also very important. Suggestions to

increasing productivity and managing quality through effective motivation are

(41)

2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Robbins (2001:184) kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh

pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan perwujutan dari seberapa banyak mereka

memberi kontribusi kepada organisasi. Oleh karena itu, penilaian kinerja sangat

perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui sejauh mana karyawan mampu

berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.

Motivasi dan disiplin kerja yang sangat menentukan terhadap kinerja

sebuah organisasi. Menurut Suradinata (2002:149) secara eksplisit dalam wacana

bahasan kepemimpinan pemerintah telah mengaitkan konse motivasi kerja dan

disiplin kerja berposisi dan bersifat anteseden (mendahului) yang dapat diduduki

sebagai variabel penyebab yang mempengaruhi produktivitas/kinerja aparat.

Suradinata (2002:150) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

dalam suatu organisasi yaitu :

1. Satuan waktu

2. Teknologi

3. Motivasi

4. Disiplin kerja

5. Lingkungan fisik dan non fisik

(42)

2.5.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi adalah sebagai gaya dorong yang mengakibatkan seseorang mau

dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2004:138).

Sedangkan menurut Suradinata (2002:151) Motivasi adalah dorongan dalam diri

setiap manusia yang melakukan proses produksi atas dasar kesadaran sehingga

senang melakukan tugasnya.

Motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap

karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai kinerja yang maksimal.

Organisasi menaruh harapan yang besar kepada pegawai untuk mendapatkan hasil

kerja yang memuaskan, sehingga target terealisasi. Tinggi rendahnya kinerja para

pegawai dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain : kemampuan dan kemauan

kerja, fasilitas kerja yang digunakan, disamping itu juga tepat tidaknya cara yang

dipilih perusahaan/instansi dalam memberikan motivasi kepada karyawan, dengan

cara yang tepat dalam memotivasi karyawan untuk bekerja, semakin terlihat

peningkatan produktivitas/kinerja sesuai yang diharapkan oleh perusahaan

(Handoko, Hani, 2002:78).

2.5.3 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Hasibuan (2006:193), memberikan definisi disiplin sebagai kesadaran

sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan

tugas dan tanggung jawabnya. Musanef (2002:116) berpendapat bahwa : Disiplin

juga tidak kalah pentingnya dengan prinsip-prinsip yang lainnya, artinya disiplin

(43)

setiap organisasi perlu ditegaskan disiplin pegawai-pegawainya. Melalui disiplin

yang tinggi produktivitas kerja pegawai pada pokoknya dapat ditingkatkan. Oleh

sebab itu perlu ditanamkan kepada setiap pegawai disiplin yang sebaik – baiknya.

Kedisiplinan adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi.

Dikatakan sebagai faktor yang penting karena disiplin akan mempengaruhi kinerja

karyawan dalam organisasi. Semakin tinggi disiplin karyawan, semakin tinggi

prestasi kerja yang dapat dicapai. Pada umumnya disiplin yang baik apabila

karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua

pekerjaannya dengan baik dan mematuhi semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Maka karyawan tersebut akan menghasilkan jumlah

dan kualitas pekerjaan (kinerja) yang memuaskan. Disiplin adalah kesadaran sikap

seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan

tanggung jawabnya (Hasibuan, 2006:193). Jadi seseorang akan mematuhi/

mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan dan kesedihan.

Secara sederhana bersumber dari Siagian (2004 :138), Hasibuan (2006:

194), dan Robbins (2001:155) kerangka konseptual yang dapat digunakan adalah:

Sumber : Siagian (2004 : 138), Hasibuan (2006:194) dan Robbins (2001:155) data diolah. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Motivasi (X1)

Disiplin Kerja (X2)

(44)

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Adanya pengaruh motivasi (intrinsik dan ekstrinsik) yang positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada kantor PT.Repex Perdana

International (License of Federal Express) di Medan.

2. Adanya pengaruh disiplin kerja yang positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada kantor PT.Repex Perdana International (License of

Federal Express) di Medan.

3. Adanya pengaruh motivasi dan disiplin yang positif dan signifikan

terhadap kinerja pada kantor PT.Repex Perdana International (License of

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survey eksplanasi. Adapun disetiap variabel yang mempengaruhi kinerja

karyawan di perusahaan tersebut dan menjadi permasalahan yang ingin diteliti

adalah motivasi dan disiplin kerja yang ada pada karyawan.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti

melakukan penelitian pada kantor PT.Repex Perdana Internasional. Waktu

penelitian mulai pada April 2014 sampai Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan ini membahas tentang pengaruh motivasi dan disiplin kerja yang

merupakan variabel bebas (independent) terhadap kinerja karyawan sebagai

variabel terikat (dependent) pada pegawai Kantor PT. Repex Perdana

Internasional.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel akan menuntun peneliti untuk memenuhi

unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu

(46)

1. Variabel bebas (X1) yaitu Motivasi.

Gaya dorong yang mengakibatkan karyawan PT. Repex Perdana International

mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga, dan waktunya dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2. Variabel bebas (X2) yaitu Disiplin Kerja

Kesadaran sikap karyawan PT. Repex Perdana International yang secara

sukarela menaati semua peraturan dengan sadar akan tugas dan tanggung

jawab.

3. Variabel terikat (Y) yaitu Kinerja Karyawan.

Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh pekerja PT. Repex Perdana

International dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk

(47)

Berdasarkan definisi operasional yang dikemukakan diatas, maka peneliti

merumuskan mekanisme penganalisasian variabel sebagai Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator

Motivasi mau dan rela untuk

mengerahka

3. Pekerjaan itu sendiri 4. Tanggung Jawab

4. Kebijaksanaan dan Administrasi 5. Kualitas Hubungan

antar rekan kerja, hasil yang dicapai oleh

pekerja dalam 2. Pencapaian Target 2. Kualitas Hasil

Kerja

1. Ketrampilan

2. Kepuasan pelanggan 3. Inisiatif

(48)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert adalah suat

laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert merupakan metode skala

bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu

pernyataan. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan

memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Dalam penelitian ini untuk

keperluan mengolah data kuantitatif maka setiap pertanyaan akan diberi skala

sangat baik sampai buruk sekali. Skala likert menggunakan 5 (lima) tingkatan

jawaban yang dapat dilihatdari tabel 3.2

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No PERNYATAAN SKOR

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(49)

3.6 Populasi Dan Sample Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:115). Jumlah

seluruh karyawan yang ada di PT. Repex Perdana International di Medan

berjumlah 54 orang. Sedangkan yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah

seluruh karyawan yang bekerja sebagai kurir sebanyak 31 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang di miliki oleh

populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh

atau sensus. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah

semua kurir kantor PT.Repex Perdana Internasional (Licensee Of Federal

Express) Medan yang berjumlah 31 orang.

3.7 Jenis Data

Guna mendukung penelitian maka jenis data yang digunakan sebagai

berikut :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan memberikan

kuesioner atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada karyawan

kantor PT. Repex Perdana Internasional (Licensee Of Federal Express)

(50)

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen,

laporan-laporan tertulis, dan literatur-literatur yang ada di kantor PT. Repex

Perdana Internasional (Licensee Of Federal Express) Medan dan tulisan lain

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Field Research, meliputi:

a. Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung

kepada responden (Singarimbun & Effendi, 1995: 192). Dalam hal ini

data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak pimpinan,

kepala bagian, dan beberapa karyawan untuk mendapatkan informasi

yang diinginkan.

b. Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data melalui penyebaran

daftar pertanyaan yang diajukan sehubungn dengan materi penelitian

kepada responden yang telah terpilih.

c. Observasi, merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan

kegiatan sehari-hari karyawan.

2. Library Research Yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan dan

literatur-literatur lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan di

mana akan didapatkan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti guna

melengkapi hasil dari penelitian.

3. Dokumen yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan foto dan penyimpanan

(51)

pengetahuan. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai

asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.

3.9 Uji Validitas Dan Uji Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas

Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel

adalah jika instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama

akan menghasilkan data yang sama, (Sugiyono, 2006:267).

Instrumen penelitian yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak

untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan

reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai

instrumen penelitian atau tidak. Valid artinya data yang diperoleh melalui

kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh

melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan untuk penelitian lain.Sampel

uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini diambil sebanyak 30 orang, yaitu

karyawan pada perusahaan DHL Indonesia Cabang Medan.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.00 for

windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai r hitung > r tabel pernyataan tersebut dinyatakan valid

2. Jika nilai r hitung < r tabel pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

(52)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

No. Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

(53)

Lanjutan Tabel 3.3

Q37 0,698 0,361 Valid

Q38 0,927 0,361 Valid

Q39 0,541 0,361 Valid

Q40 0,559 0,361 Valid

Q41 0,723 0,361 Valid

Q42 0,786 0,361 Valid

Q43 0,850 0,361 Valid

Q44 0,852 0,361 Valid

Q45 0,740 0,361 Valid

Q46 0,401 0,361 Valid

Q47 0,430 0,361 Valid

Q48 0,410 0,361 Valid

Q49 0,447 0,361 Valid

Sumber : Pengolahan SPSS (2014)

Berdasarkan hasil Uji Validitas pada Tabel 3.3, dapat diketahui bahwa hasil

uji menunjukkan semua butir/item pernyataan dinyatakan valid. Hal ini terlihat

dari seluruh item pada kolom nilai rhitung > dari nilai rtabel.

3.9.2 Uji Realibilitas

Uji Reliabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan

reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu

variabel. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan

pertanyaan yang sudah valid. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 15.00 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a) Jika r alpha positif atau > r tabel, maka pertanyaan reliabel

b) Jika r alpha negatif atau < r tabel, maka pertanyaan tidak reliabel

(54)

Tabel 3.4 Relibilitas Variabel

Instrument Conbrach’s Alpha rtabel Keterangan

Motivasi (X1)

0,964 0,80 Reliabel

Disiplin Kerja (X2) Kinerja Karyawan (Y) Sumber: Pengolahan SPSS (2014)

Berdasarkan hasil Uji Reliabilitas tersebut, diketahui nilai r_alpha pada

kolom Cronbach alpha adalah sebesar 0,964 Dengan demikian nilai ralpha dari

seluruh variabel yang diuji menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan

dengan nilai rtabel (0,80) maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan

dinyatakan reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan

data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,

penyusunan, dan penganalisaan data sehingga dapat diketahui gambaran data

penelitian yang sedang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan, dilakukan agar

dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik

atau tidak (Ghozali, 2005: 91). Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang

(55)

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain : analisis grafik

dan analisis statistik. Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau

grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi

asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak. memenuhi asumsi normalitas.

3.10.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode

yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antaralain : metode

grafik, park glejser, rank spearman dan barlett. Dalam penelitian ini metode yang

digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot

antara nilai prediksi varabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada

(56)

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi

– Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized. Jika ada titik-titik yang

membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi

heterokedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas

Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan

persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang

variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel

bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Adanya

Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation

factor (VIF). Batas dari tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10,

maka terjadi problem multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas akan

menimbulkan akibat sebagai berikut :

1. Standard error koefisien regresi yang diperoleh menjadi besar. Semakin

besarnya standard error maka semakin erat kolinearitas antara variabel bebas.

2. Standard error yang besar mengakibatkan confident interval untuk penduga

parameter semakin melebar, dengan demikian terbuka kemungkinan

terjadinya kekeliruan, yakni menerima hipotesis yang salah.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analaisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

berganda yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh beberapa variabel

(57)

dipakai adalah analisis regresi berganda di mana secara umum data hasil

pengamatan Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas X1 dan X2. Dimana :

Y = Variabel dependen, yaitu kinerja karyawan

X1 = Variabel independen, yaitu motivasi

X2 = Variabel independen, yaitu disiplin kerja

Metode regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :

Y = kinerja karyawan

a = konstanta

b1,b2 = koefisien regresi berganda

X1 = motivasi kerja

X2 = disiplin kerja

e = standart error

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. H0 : b1=b2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, dan X2) yaitu berupa

motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan sebagai variabel

Gambar

Ketidakhadiran Karyawan kantor PT.Repex Perdana Tabel 1.2 Internasional Medan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jum’at 10 Januari 2014 Bribtu Nurul Avandi anggota seseksep criminal sector kelapa nunggang, tewas setelah ditembak seseorang yang akan merampok motor miliknya yang terparkir di

Djuaini Mukhtar ketika menyebarkan syariat Islam yang sempurna di Narmada Lombok Barat, NTB yaitu : (1) dari segi Theologis kepercayaan dan keimanan yang belum

Yang mana melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003 atas hak uji materiil Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan terhadap

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak dalam penelitian pengaruh pemberian sari buah labu siam ( Sechium Edule ) terhadap perubahan

Cara membuka Sbobet melalui hp atau handphone berbagai style merk dari hp jadul hingga hp canggih seperti blackberry, android, iphone dan Cara Pasang Taruhan Sbobet Dari

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Aktivitas Antioksidan Dan Kualitas

pada pemancar FM standar buatan pabrik biasanya dilengkapi dengan fasilitas masukan untuk SCA. Spektrum frekuensi Broadcast FM stereo dan pita teledata [1].. SCA

Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian ata (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil yang diperoleh