Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 Mei 1994 Jenis Kelamin : Perempuan
Status : menikah
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Panyawangan Raya No.5 RT 06 RW 08, Bandung (40614)
Email : kerici.bdg@gmail.com
Telepon (HP) : +62812 2478 7144
PENDIDIKAN FORMAL
2012 – Present …. Indonesian Computer University (Still studying). 2009 – 2012 SMKN 3 Bandung
2006 – 2009 SMPN 49 Bandung
2000 – 2006 SDN Sukarela 03 Bandung
PENDIDIKAN NON FORMAL
2013 Latihan Dasar Kepemimpinan / UNIKOM Bandung
2012 Seminar Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT/UNIKOM Bandung 2012 General English Class / English Course LIA , Bandung
2011 Table Manner / Savoy Homann Hotel Bandung
2011 Pengembangan Diri & Beauty Class / Sariayu Martha Tilaar and MUA VIZZLY 2007 General English class / HARVARD English Course, Bandung
KEMAMPUAN PENUNJANG
Dapat mengoperasikan MS Office (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint) dan internet dengan baik.
KEMAMPUAN PRIBADI
(Survey Pada Konsumen di DSVN Bandung)
THE INFLUENCE OF BRAND AWARENESS AND PERCEIVED RISK TOWARD CONSUMER PURCHASE INTENTION ON ONLINE STORE
(Survey Of The Customer At DSVN Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam menempuh Jenjang S1
Program Studi Manajemen Pemasaran
MARSHA PRIMASHELA 21212226
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
vi
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian yang berjudul Pengaruh Kesadaran Merek Dan Persepsi Resiko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Online Store (Survey Pada Konsumen Di Dsvn Bandung)
Dalam penyusunan laporan ini pembahasan yang disajikan merupakan hasil usaha yang maksimal dari penulis. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun yang dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan penulis dalam penulisan laporan ini dimasa yang akan datang.
Selama disusunnya usulan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara moril, maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Allah SWT yang memberikan kesabaran dan kemudahan kepada penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini.
2. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto., selaku Rektor di Universitas Komputer Indonesia.
3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
vii
5. Bpk. Rizki Zulfikar,SE.,M.Si selaku dosen penguji I dan Bpk. Dr.Ir.H.Iman Santoso,SE.,MM.,MBA selaku Dosen penguji penguji II.
6. DSVN online store Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Penelitan.
7. Seluruh Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan guna memperbiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi pembaca umumnya, bagi penulis khususnya.
Bandung, Agustus 2016
viii
PERNYATAAN KEASLIAN…...………iii
ABSTRAK……….iv
ABSTRACT………v
MOTTO………... KATA PENGANTAR ... ...vii
DAFTAR ISI………viii
DAFTAR GAMBAR………xii
DAFTAR TABEL………xiii DAFTAR LAMPIRAN………...xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….1
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah……….9
1.2.1 Identifikasi Masalah……….9
1.2.2 Rumusan Masalah……….9
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian………..10
1.3.1 Maksud Penelitian………..10
ix
1.4.1 Kegunaan Praktis………...11
1.4.2 Kegunaan Akademis………..11
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian………....12
1.5.1 Lokasi Penelitian………12
1.5.2 Waktu Penelitian………...12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka………14
2.1.1 Brand Awareness….………14
2.1.1.1 Pengertian Brand Awareness………15
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Brand Awareness………..16
2.1.1.3 Indikator Kesadaran Merek(Brand Awareness)……….…………..17
2.1.2 Persepsi Resiko...………..18
2.1.2.1 Pengertian Persepsi Resiko..………..18
2.1.2.2 Indikator Persepsi Resiko….………..19
2.1.3 Minat Beli………...………...20
2.1.3.1 Pengertian Minat Beli……….23
2.1.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli……….21
2.1.3.3 Indikator Minat Beli………. ………..21
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu………...23
x
2.2.3 Pengaruh Kesadaran Merek dan Persepsi Resiko
Terhadap Minat beli Konsumen………..………...32
2.3 Hipotesis………34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….35
3.2 Metode Penelitian………...35
3.2.1 Desain Penelitian………...37
3.2.2 Operasionalisasi Variabel………...40
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data………..44
3.2.3.1 Sumber Data………44
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data………45
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………....….47
3.2.4.1 Uji MSI………48
3.2.4.2 Uji Validitas………..50
3.2.4.3 Uji Reliabilitas……….53
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis………57
3.2.5.1 Rancangan Analisis……….57
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif………..57
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan………66
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...……….66
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan…..………67
4.1.2.1Job Desciption………….……….………..68
4.1.3 Karakteristik Responden………...………..69
4.2.1 Data Responden…..………....70
4.3 Analisis Deskriptif……..……….71
4.3.1 Kesadaran Merek konsumen pada online store DSVN Bandung……....72
4.3.2 Persepsi Risiko Konsumen pada Online Store DSVN Bandung……...77
4.3.3 Minat Beli Konsumen pada Online Store DSVN Bandung…………...81
4.4 Analisis Verifikatif……….………..90
4.4.1 Regresi Linier Berganda.……….………91
4.4.2 Koefisien Korelasi…..….………92
4.4.3 Pengujian Hipotesis……….95
4.4.4 Koefisien Determinasi………103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………105
5.2 Saran………...……….106
DAFTAR PUSTAKA
xii
2.1 Skema Paradigma Penelitian 33
3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Dalam
Pengujian Secara Parsial
61
3.2 Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0
Dalam Pengujian Secara Simultan
63
4.1 Struktur Organisasi DSVN onlinestore Bandung
65
4.2 Garis Kontinum Persepsi Mengenai Kesadaran Merk Konsumen pada Online Store DSVN Bandung
76
4.3 Garis Kontinum Persepsi Risiko Konsumen pada Online Store DSVN Bandung
81
4.4 Garis Kontinum Mengenai Minat Beli Konsumen pada Online Store DSVN Bandung
89
4.5 Kurva Hipotesis Simultan Pengaruh Kesadaran Merk dan Persepsi Risiko
Terhadap Minat Beli Konsumen pada Online Store Bandung
97
4.6 Kurva Hipotesis Parsial Pengaruh Kesadaran Merk Terhadap Minat Beli Konsumen
99
4.7 Kurva Hipotesis Parsial Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap Minat Beli Konsumen
xiii
No Nama Tabel Halaman
1.1 Gambaran Rata-rata pengunjung website 6 bulan terakhir 3
1.2 Hasil Survey awal pada konsumen yang pernah berbelanja secara online
4
1.3 Pelaksanaan Penelitian 12
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 27
3.1 Desain Penelitian 40
3.2 Operasionalisasi Variabel 42
3.3 Skala Likert 48
3.4 Standar Penilaian Untuk Validitas 51
3.5 Standar Penilaian Untuk Reliabilitas 54
3.6 Kriteria Pengklasifikasian Presentase Skor Tanggapan Responden
57
xiv
4.2 Profil Responden Berdasrkan Usia 69
4.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas 70
4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner 71
4.5 Tanggapan Responden Tentang Pilihan Utama 72
4.6 Tanggapan Responden Tentang Pengingatan Kembali 73
4.7 Tanggapan Responden Tentang Pengenalan Merek 74
4.8 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Merk Konsumen pada Online Store DSVN Bandung
75
4.9 Tanggapan Responden Tentang Risiko Produk 77
4.10 Tanggapan Responden Tentang Risiko Transaksi 78
xv
No Nama Tabel Halaman
4.12 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Risiko Konsumen pada Online Store DSVN Bandung
80
4.13 Tanggapan Responden Tentang Minat Transaksional 82
4.14 Tanggapan Responden Tentang Minat Referensial 83
4.15 Tanggapan Responden Tentang Minat Preferensial-P1 84
4.16 Tanggapan Responden Tentang Minat Preferensial-P2 85
4.17 Tanggapan Responden Tentang Minat Eksploratif-P1 86
4.18 Tanggapan Responden Tentang Minat Eksploratif-P2 87
4.19 Tanggapan Responden Tentang Minat Eksploratif-P3 88
4.20 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Minat Beli Konsumen pada Online Store DSVN Bandung
89
4.21 Hasil Regresi Linier Berganda 91
xvi
4.25 Uji t (Parsial) Pengaruh Kesadaran Merk Terhadap Minat Beli Konsumen
99
4.26 Uji t (Parsial) Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap Minat Beli Konsumen
101
4.27 Koefisien Determinasi Simultan 103
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Lampiran Halaman
1. Surat Permohonan Penelitian
2. Surat Balasan dari Perusahaan
3. Lembar Kuesioner
4. Biodata
108
Assael, Henry. 2002. Consumer Behavior and Marketing Action. Fifth Edition. Cincinnati Ohio: South-Western College Publishing.
Ariyan, Hendi. (2010). Pengaruh Brand Awareness dan Kepercayaan Konsumen Atas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Minuman Aqua Di Kota Padang. Program Strata (S1). Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang.
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.
Buchari Alma, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,, Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
Darwin waizly. Potret Pengguna Internet Indonesia Tahun 2012.Majalah Marketeers, edisi November 2012, h.60-64
Dr. Nur Indriantoro, M.Sc., Akuntan, Drs. Bambang Supomo, M.Si. Akuntan, 2002. Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Edisi Pertama, Penerbit BPFE.
Durianto, Darmadi, Sugiarto, & Lie Joko Budiman. (2004). Brand Equity Ten,Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hawkins, Del I. dan David L. Mothersbaugh. Consumer behavior: Builsing Marketing Strategy. Elevent Edition 2010 New York: McGraw-Hill.
Husein Umar, 2005, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Huang, X., dan Su, D. 2011. Research on Online Shopping Intention of Undergraduate Consumer in China-Based on the Theory of Planned Behavior. International Business Research, 4(1), 86-92.
Kotler, P.&Keller, K.L.(2009). Marketing Management(13th ed). New Jersey. Prentice Hall. Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hlm. 151
Rangkuti, Freddy. 2001.Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004. The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy. 2004.Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004. The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Schiffman dan Kanuk. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. INDEK.
Schiffman, Leon G., and Leslie, Lazar Kanuk., 2004, Consumer Behavior, 5th Edition, Prentice Hall & Co, New Jersey.
Suresh, A.M., dan Shashikala R., 2011, “Identifying Factors of Consumer Perceived Risk towards Online Shopping in India”, IPEDR, 12, hal.336-341.
Suhir, M.,Suyadi,I., dan Riyadi, 2014, “Pengaruh Persepsi Resiko, Kemudahan dan Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online.” Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.8 No.1.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan( Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D);Alfabeta, Bandung.
Thamizhvanan, Arun dan Xavier. M.J. 2012. Determinants of Customers’ Online Purchase Intention: an Empirical Study in India. Journal of Indian Business Research Vol. 5 No. 1, 2013 pp. 17-32 Emerald Group Publishing Limited.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media
Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis.
1
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Penggunaan internet untuk belanja online telah berkembang sangat dalam beberapa tahun terakhir dan telah memiliki pengaruh besar pada proses belanja bagi banyak konsumen. Potensi internet sebagai media pemasaran dan perdagangan telah banyak dibicarakan akhir-akhir ini, pembicaraan tersebut menghasilkan suatu pandangan mengenai e-commerce, yaitu perdagangan melalui internet, penggunaan internet telah merubah cara orang dalam melakukan transaksi. E-commerce menawarkan sejumlah karateristik nilai tambah baru. Dimasa depan e-commerce akan mengantikan cara melakukan bisnis konvensional secara keseluruhan. Harga yang lebih murah merupakan salah satu keuntungan dari e-commerce, alasannya adalah meminimalkan penggunaan tempat yang lebih karena tidak membutuhkan tempat yang khusus dan tersentralisasi, serta tidak membutuhkan tempat untuk mendisplay barang secara fisik.
tidak hanya mengurangi ketidakpastian transaksi tetapi juga menghilangkan persepsi terhadap risiko (percieved risk) dalam transaksi online. Selain itu, semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen, semakin tinggi niat pembelian konsumen, dan semakin mudah bagi perusahaan untuk mempertahankan konsumen.
Tabel 1.1
Rata-Rata Jumlah Pengunjung Website www.Dsvnshop.Com 6 Bulan Terakhir Terhitung Bulan November-April 2016
Data diolah : 2016
DSVN atau www.DSVNshop.com adalah salah satu ecommerce digunakan onlineshop yang sedang berkembang di Indonesia pada tahun 2013. DSVN Menswear Indonesia beroperasi sebagai baris online pasar nasional untuk barang Fashion Pria Seperti Tops(keatasan), Bottoms(kebawahan),Accessories. Dalam usaha distro berbasis online produk mensware, DSVN merupakan salah satu merek yang mudah di ingat dan di kenali oleh konsumen. Kesadaran masyarakat
Bulan Tahun Jumlah Pengunjung website(orang)
November 2015 812
Desember 2015 850
Januari 2016 909
Februari 2016 1028
Maret 2016 1050
April 2016 1088
Jumlah 5737
Rata-Rata 5737 = 956,17
akan penampilannya saat ini cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya Pengunjung website pada online store. Dalam penelitian kali ini penulis mengadakan kuisioner awal, yang dimana penyebaran kuisionernya ini hanya ke 30 responden pada konsumen yang pernah berbelanja secara online. Berikut hasil Survey pada tabel 1.2 :
Tabel 1.2
Data Survey Awal Konsumen Yang Pernah Berbelanja Secara Online
No. Pertanyaan Jawaban Ket.
Ya Tidak
Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada 30 konsumen yang pernah berbelanja secara online diperoleh hasil 70% konsumen yang menjawab bahwa mereka tidak mengetahui merek DSVN, Hal tersebut menunjukan bahwa merek DSVN masih belum dikenal dan disadari oleh banyak konsumen online. Hal tersebut dibenarkan dengan hasil wawancara kepada salah satu karyawan Bagian Marketing Online shop di DSVN yaitu lizzy, yang mana hasil dari wawancara adalah sebagai berikut :
“iya , benar sekali bahwa merek dsvn masih belum familiar di mata konsumen mungkin dikarenakan masih lemahnya suatu merek dsvn yang belum lama ini didirikan.”
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen yang pernah berbelanja secara online secara online diperoleh hasil 94% konsumen yang menjawab bahwa merek DSVN men’swear tidak diingat saat ingin online shopping masih Banyak konsumen belum sadar akan merek DSVN pada saat ingin berbelanja secara online hasil tersebut dibenarkan dengan hasil wawancara Bagian Marketing Online shop di DSVN yaitu lizzy , yang menyebutkan bahwa :
“Emang benar, bahwa merek dsvn belum diingat pada saat ingin berbelanja online karena Banyaknya pesaing yang lebih dulu membuka online store dan merek dsvn belum menjadi top brand atau Top of mind(pilihan utama) sehingga masih lemahnya pengingatan kembali terhadap merek dsvn”
salah satu karyawan di DSVN Bandung Bagian Marketing Online shop di DSVN yaitu indra , yang menyebutkan bahwa :
“Meningkatkan kualitas suatu produk merupakan salah satu strategi perusahaan dalam menarik perhatian para konsumen. Konsumen akan menggunakan penilaian mereka dalam menentukan dan membuat keputusan mereka, terutama saat membeli produk yang berkualitas”
Persepsi risiko merupakan salah satu hal yang sangat awam dipikirkan oleh para konsumen ketika ingin melakukan belanja online. Presepsi risiko sendiri memiliki konotasi yang negative karena berasal dari ketidakpastian dan ketidaktahuan mengenai suatu barang. Shu-Xian et al. 2012 adalah peneliti pertama yang mengusung dirasakan risiko ke dalam bidang perilaku konsumen. Ia percaya bahwa setiap perilaku pembelian akan menghadapi ketidakpastian, itu akan mengakibatkan beberapa buruk konsekuensi dan akan merugikan pelanggan. Setiap pembelian melakukan risiko dan risiko adalah persepsi subjektif konsumen. Presepsi risiko dianggap sebagai keraguan dari konsumen untuk memilih apakah berani membeli atau tidak, dimana risiko sendiri memiliki lima jenis yaitu, risiko keuangan, risiko sosial, risiko fisik, risiko fungsional dan risiko psikologi (Arslan et al., 2013
konsumen belum pernah membeli produk dsvn. Hal tersebut dibenarkan Bagian Marketing Online shop di DSVN yaitu gungun, yang menyebutkan bahwa :
“Menurut saya, Konsumen ingin melakukan pembelian jika konsumen merasakan perbedaan yang antara kondisi yang mereka rasakan dan kondisi yang diharapkan maksudnya sebelum melakukan pembelian konsumen akan mencari informasi tentang produknya sehingga konsumen dapat memperoleh suatu produk yang dibutuhkan sesuai harapan.”
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen yang pernah berbelanja secara online secara online diperoleh hasil 30% yang menjawab ya, sudah mempercayai produk yang dijual DSVN namun 70% konsumen yang menjawab bahwa belum mempercayai produk yang dijual DSVN dikarenakan konsumen belum pernah membeli produk dsvn.
Melihat data yang ada maka komponen yang harus diperhatikan dalam melakukan keputusan belanja melalui internet adalah kepercayaan (trust). Dalam komunitas maya ataupun hal yang berhubungan dengan komunikasi elektronik, kepercayaan disinyalir dapat menyajikan resiko pada konsumen (Grabner dkk, 2003). Kepercayaan dalam pembelian melalui internet muncul dengan mensyaratkan adanya faktor persepsi resiko yang muncul pada saat proses pembelian. Kepercayaan merupakan aspek yang harus dibangun terlebih dahulu ketika seseorang memutuskan untuk membeli melalui internet. Dikarenkan konsumen akan merasakan adanya suatu resiko yang akan ditanggungnya ketika ia memutuskan membeli melalui internet. Hal tersebut dibenarkan dengan hasil wawancara kepada salah satu Bagian Promo Online shop di DSVN yaitu fitrah yang menyebutkan bahwa :
“Suatu kepercayaan yang dibangun konsumen dalam melakukan keputusan pembelian akan didahului oleh adanya persepsi tentang adanya resiko yang akan didapat ketika konsumen melakukan pembelian melalui internet.”
menjawab ya, akan merekomendasikan ke orang terdekat anda untuk membeli produk di DSVN namun 70% konsumen yang menjawab bahwa Belum akan merekomendasikan ke orang terdekat anda untuk membeli produk di DSVN dikarenakan konsumen belum pernah membeli produk dsvn. Hal tersebut dibenarkan dengan hasil wawancara kepada salah satu karyawan di DSVN Bandung karyawan Bagian Marketing Online shop di DSVN yaitu indra yang menyebutkan bahwa :
“Bila konsumen merasakan produk dsvn layak untuk dibeli, dan berkualitas maka dengan sendirinya konsumen tersebut akan merekomendasikan kepada orang terdekatnya.”
Tingkat rata-rata yang paling rendah ditunjukkan pada Brand recall(peringatan kembali terhadap merek) menunjukan tingkat rendahnya kesadaran/kesulitan dalam mengartikan sebuah merek. Posisi Kedua terendah ditujukan pada Top of mind (pilihan Utama) menunjukan merek distro online store yang paling di ingat. Dengan nilai yang cukup rendah maka dari variabel brand awareness produk dsvn masih banyak yang harus dibenahi, dan beberapa harus ditingkatkan lagi.
Berdasarkan fenomena-fenomena latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “PENGARUH KESADARAN
1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan sebelunya, maka identifikasi masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Masih lemahnya suatu Merek DSVN untuk dapat menyaingi ecommers-ecommers lainnya yang lebih dulu mengeluti bisnis distro online.
2. Presepsi Risiko dianggap sebagai keraguan dari konsumen untuk memilih apakah berani membeli atau tidak. konsumen akan merasakan adanya suatu resiko yang akan ditanggungnya ketika ia memutuskan membeli melalui internet.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah didefinisikan di atas, maka penjabaran rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kesadaran Merk Konsumen Pada Online Store DSVN Bandung,
2. Bagaimana Presepsi Resiko Konsumen Pada Online Store DSVN Bandung,
3. Bagaimana Minat Beli Konsumen Pada Online Store DSVN Bandung, 4. Apakah Terdapat Pengaruh Kesadaran Merek Dan Persepsi Resiko
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah membangun sebuah Hubungan dasar-dasar pemasaran. yaitu komunikasi, kepercayaan, konflik penanganan bersama dengan komitmen dalam konteks Kesadaran merek dan risiko yang dirasakan terhadap minat beli konsumen pada toko online di DSVN Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan dari penelitian ini diantaranya :
1. Untuk Mengetahui Kesadaran Merek Konsumen pada online store DSVN Bandung,
2. Untuk Mengetahui Presepsi Resiko konsumen pada online store DSVN Bandung,
3. Untuk Mengetahui Minat Beli Konsumen pada online store DSVN Bandung,
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
1.4.1 KEGUNAAN PRAKTIS
a. Bagi online store DSVN
Kegunaan Praktis Penelitian ini bagi pihak DSVN adalah untuk memudakan dalam melayani dan mengawasi kebutuhan yang berbeda-beda sehingga Kesadaran merek dan risiko yang dirasakan konsumen.
b. Bagi Konsumen di DSVN
Untuk Memudahkan Segala Kebutuhan konsumen dalam bidang fashion dan konsumen memiliki peluang yang luas untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya .
1.4.2 KEGUNAAN AKADEMIS
a. Bagi Pengembangan Ilmu
Kegunaan Penelitian ini dalam bidang Pengembangan Ilmu adalah dapat mengimplementasikan ilmu baru dalam bidang Pemasaran dan Informasi yang berguna dalam meningkatkan Kesadaran merek dan risiko yang dirasakan terhadap minat beli konsumen.
b. Bagi Peneliti
c. Bagi Peneliti Lain
Kegunaan penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah satu sumber referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti bahas.
1.5 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan penulis bertempat di DSVN Menswear Indonesia yang bertempat di Taman Kopo Indah I Blok O No.27 Bandung yang merupakan Fashion Proud Indonesia Menswear. CS Order & Pertanyaan SMS/WA 081809401068/081910354728 line:@dsvnshop & dsvncs2. Website: www.dsvnshop.com .
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Mei 2016.
Tabel 1.4 Pelaksanaan Penelitian
No Uraian
Waktu Penelitian
Okt. Nov. Des. Jan. Feb. Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Survey Tempat Penelitian
2. Melakukan
Penelitian 3. Mencari
Data 4. Membuat
Proposal 5. Seminar
6. Revisi
7. Penelitian
14
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTENSIS
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Brand awareness (kesadaran merek) 2.1.1.1 Definisi
Brand
Merek menurut Buchari Alma (2004:147) adalah suatu tanda atau symbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa symbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa katakata, gambar atau kombinasi keduanya.
(Kotler & Keller, 2009:258) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.
Jadi penulis menyimpulkan brand merupakan sebuah simbol, tanda yang memberikan identitas suatu barang ataupun jasa untuk memberikan perbedaan antara satu yang lainnya sehingga menimbulkan persepsi unik oleh masyarakat.
A. Peran Merek
Menurut Kotler & Keller (2009:259), merek memiliki fungsi bagi perusahaan sebagai berikut:
2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi konsumen, dapat dibeli dan dijual, serta memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng.
B. Ruang Lingkup Penetapan Merek (Branding)
Penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah menciptakan perbedaan antarproduk (Kotler & Keller, 2009:260). Pemasar dapat menetapkan merek pada seluruh jenis produk, baik berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, ide, ataupun organisasi.
Penetapan merek dapat membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya, memberikan nilai bagi perusahaan. Agar strategi penetapan merek berhasil dan nilai merek dapat tercipta, maka pemasar harus dapat meyakinkan konsumen bahwa terdapat perbedaan berarti di antara merek dalam kategori produk ataupun jasa.
Brand Awareness
Brand awareness adalah dimensi pertama dan prasyarat dari seluruh sistem pengetahuan merek di konsumen keberatan, mencerminkan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi merek di bawah kondisi yang berbeda: kemungkinan bahwa nama merek akan datang ke pikiran dan kemudahan yang ia melakukannya Menurut Durianto et al (2004:54) Brand awareness atau kesadaran merek menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu brand sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Pada umumnya konsumen cenderung membeli produk dengan brand yang sudah dikenalnya atas dasar pertimbangan kenyamanan, keamanan dan lain-lain. Bagaimanapun juga, brand yang sudah dikenal menghindarkan konsumen dari risiko pemakaian dengan asumsi bahwa brand yang sudah dikenal dapat diandalkan.
Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu brand.
ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal dan menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakaan satu-satunya dalam kelas produk yang berada pada kategorinya.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Brand Awareness
Ada beberapa faktor-faktor dan fungsi yang mempengaruhi timbulnya brand awareness yang akan kita bahas sesaat lagi. Kesadaran merk (brand awareness) yang merupakan salah satu unsur penting dalam pencapaian ekuitas merk suatu produk, sudah barang tentu mendapatkan perhatian dari perusahaan dalam upaya memasarkan produknya. Perhatian perusahaan yang tinggi atas kesadaran konsumen terhadap merk produk mereka ini, di dasarkan atas berbagai faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Aaker menjabarkan bahwa “ Kesadaran merk tersebut bisa menjadi suatu
signal dari kehadiran, komitmen dan substansi. Ketiga hal tersebut secara tidak langsung merupakan peryataan perusahaan kepada publik mengenai keberadaan produk mereka di pasaran. Pernyataan keberadaan produk mereka merupakan salah satu faktor dari dalam diri perusahaan, faktor-faktor dari dalam perusahaan yang mempengaruhi timbulnya brand awareness adalah :
1. Perusahaan tetap menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama.
2. Perusahaan telah mengiklankan produknya secara luas
Dari luar perusahaan terdapat beberapa hal yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya brand awareness adalah :
a. Konsumen melakukan pembelian ulang atas merk produk perusahaan.
b. Merk tersebut berhasil, merk lain menggunakannya
Selain dari faktor-faktor tersebut, brand awareness juga mempunyai fungsi-fungsi yang mendukung tercapainya suatu ekuitas merk. Fungsi-fungsi tersebut adalah :
a) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan merk di pasaran.
b) Menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembeliaan serta melakukan pengulangan-pengulangan pembelian kembali.
c) Mempermudah menguasai pangsa pasar apabila produk perusahaan tersebut merupakan produk perintis di pasaran.
2.1.1.3 Indikator Kesadaran Merek(Brand Awareness)
Berikut adalah tingkatan dari brand awareness Menurut Kotler & Keller (2009:269), elemen merek (brand element) adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Dapat diingat. Seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali.
1) Top Of mind
konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen. Top Of Mind adalah single respons question artinya satu responden hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini.
2) Brand recall
Brand Recall (pengingatan kembali) terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall), atau pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek-merek yang pertama kali disebut.
3) Brand recognition
2.1.2 Persepsi Resiko
2.1.2.1 Definisi
Persepsi Resiko
Menurut Schiffman & Kanuk (2007:136) persepsi adalah suatu proses seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjamahkan stimulus- stimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga.
Secara teori menurut Peter dan Olson (2012:74) risiko terduga (perceived risk) merupakan konsekuensi yang tidak diharapkan yang ingin dihindari konsumen saat membeli dan menggunakan produk. Schiffman dan Kanuk (2007:170) mendefinikan risiko sebagai suatu situasi dimana pembuat keputusan memiliki pengetauan apriori konsekuensi yang merugikan dan kemungkinan terjadinya.
risiko bahwa waktu yang digunakan untuk mencari produk atau jasa akan sia-sia jika produk tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan.
Schiffman et al. dalam Suresh.A.M (2011:337) mengatakan bahwa persepsi akan resiko adalah sebuah ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika mereka tidak dapat meramalkan konsekuensi dimasa yang akan datang atas keputusan pembelian yang mereka lakukan.
Dari berbagai pengertian persepsi risiko menurut para ahli, maka menurut pendapat saya bahwa persepsi risiko sebagai ketidakpastian konsumen mengacu pada kemungkinan bahwa seseorang percaya peristiwa yang tidak diketahui mungkin terjadi. Dimana dari keadaan ketidakpastian inilah yang menjadikan berbedanya jenis dari konsekuensi yang dapat dikaitkan dengan pembelian dan konsumsi produk atau jasa.
2.1.2.2 Indikator Persepsi Risiko
Perceived Risk adalah penyebab utama mengapa orang enggan berbelanja
online. Karena sifatnya yang tidak bertemu secara langsung antara pembeli dan
penjual, e-commerce memunculkan persepsi risiko yang berbeda beda. Ada yang
menghawatirkan kehilangan uang, ada yang menghawatirkan faktor waktu
pengiriman, ada juga yang mempertimbangkan Faktor security dan privacy (penulis :
meisia Chandra-Detiknet,2012 selasa, 04-09-2012 09:10 WIB).
Risiko produk mengacu pada ketidakpastian bahwa produk yang dibeli
akan sesuai dengan yang diharap-kan,
Risiko transaksi adalah ketidak-pastian yang akan berakibat merugikan
konsumen dalam proses transaksi,
Risiko psikologis adalah ketakutan-ketakutan, yang mungkin terjadi
selama pembelian atau setelah pembelian.
2.1.3 Minat Beli
2.1.3.1. Pengertian Minat Beli Konsumen Minat Beli
Pengertian minat menurut Muhibbin Syah (2003 : 151) yaitu minat beli adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Sedangkan menurut sondang Ferdinand (2006 : 92) manusia sebagai pembeli produk pasti menggunakan berbagai pertimbangan dalam membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu. Misalnya manfaat barang atau jasa yang dibeli, jangka waktu manfaat tersebut,pemuasan kebutuhan mana yang ingin dipuaskan, apakah yang bersifat primer, sekunder atau bahkan tersier.
keinginan yang besar pada seseorang untuk membeli suatu produk, dimana factor-faktor yang mempengaruhinya berasal dari dalam dan luar dirinya yaitu dimana individu berada.
2.1.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Menurut Asseal (2002 : 72) faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen diantaranya.
A. lingkungan
Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi minat beli konsumen dalam pemilihan suatu produk tertentu.
B. Stimuli pemasaran.
Pemasaran berupaya menstimulus konsumen sehingga dapat menarik minat beli, diantaranya dengan iklan yang menarik.
2.1.3.3. Indikator Minat Beli
Adapun Indikator-indikator minat beli menurut Menurut Ferdinand (2006 : 92 ), sebagai berikut: (1) minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk, (2) minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain, (3) minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya, (4) minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk menjaga
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian Judul Referensi
Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1. PENGARUH
¹Ivana Livia Petahiang, ²Peggy Mekel, ³Frederik G Worang mspenelitiansini Penulis Secara spesifik, karakteristik Demografi konsumennya pada Konsumen yang pernah berbelanja secara online di DSVN Bandung sedangkan Penelitian terdahulu
ISSN 1829 – 9857 Pembelian Online.
pembelian melalui internet,
3. Integrating Trust and Risk Perceptions in
Business-mengunakan 2 variabel dari Brand awareness dan persepsi resiko terhadap minat beli konsumen online sedangkan penelitian Hung Kit Lui dan Rodger Jamieson yaitu: kepercayaan (Trust) dan Produk Fashion Secara Online analysis technique that used is the analysis of the Structural Equation Model (SEM) with
ON CONSUMER Putu Surya dan kawannya ini menggunakan 3variabel X dan
Data diolah:2016
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Minat pembelian menurut Irawan, Pane (2011: 66-79) adalah keinginan yang kuat dan gairah kecenderungan hati yang sangat tinggi untuk mendapatkan sesuatu dengan cara pengorbanan, mendapatkan sesuatu dengan membayarkan Customers
Pada penelitian Ni Made Putri Variable Y yang di gunakan yaitu Niat Beli sedangkan pada penelitian ini
uang. Dalam hal ini banyak cara agar para konsumen dapat melakukan sebuah pembelian, diantaranya dengan cara offline dan online.
Minat pembelian secara online dipengaruhi oleh perubahan teknologi. Penggunaan Internet saat ini merubah cara berpikir orang untuk berbelanja suatu produk. Dengan sentuhan teknologi, orang-orang tidak harus repot-repot untuk melihat visualisasi sebuah produk. Pavlou (2003) dalam Thamizhvanan dan Xavier (2012:20) menyatakan bahwa pengamatan mengenaik niat membeli secara online sesuai dengan ukuran mengunakan situs ketika penilaian perilaku konsumen. Transaksi online melibatkan berbagai informasi dan tindakan pembelian, dan niat pembelian akan tergantung kepada banyak faktor
2.2.1 Pengaruh Brand Awareness Terhadap Minat Beli Konsumen
Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan bisaanya mempunyai peranan kunci dalam pembentukan brand equity (Aaker, 1997 dalam Durianto, 2004:54 ). Brand equity merupakan sekumpulan aset yang terkait dengan nama merek dan simbol sehingga dapat menambah nilai yang ada dalam produk atau jasa tersebut (Rangkuti, 2004). Kesadaran merek dapat mempengaruhi persepsi dan tingkah laku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Jika kesadaran merek sangat rendah, maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah. Peran brand awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung sejauh mana tingkat kesadaran yang dicapai oleh sebuah merek.
Karena konsumen tidak dapat membeli sebuah merek kecuali mereka tahu akan merek tersebut, kesadaran merek adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan kesadaran merek, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan akan suatu kategori produk muncul, merek tersebut akan diaktifkan dari ingatan untuk kemudian dimasukkan ke dalam pertimbangan pilihan alternatif dalam pengambilan keputusan. Mungkin iklanlah yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kesadaran merek. Walaupun publisitas, penjualan personal, dan promosi penjualan juga dapat memberikan dampak (Peter et al, 2000).
Pengetahuan terhadap kesadaran merek akan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Kwan, 2001). Konsumen akan cenderung membeli produk dengan merek yang sudah terkenal dibandingkan dengan produk yang mereknya masih asing ditelinga mereka. Minat beli juga didasarkan pada pengetahuan konsumen yang mereka peroleh dari media informasi mengenai merek produk tersebut. Hasil penelitian Setyawan (2010) juga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran merek seseorang, maka minat beli konsumen terhadap produk dengan merek tersebut meningkat karena merek itulah yang pertama diingatnya. Atas dasar pemikiran-pemikiran diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagaiberikut ;
2.2.2 Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap Minat Beli Konsumen
Perceived risk dapat didefinisikan sebagai risiko yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap suatu produk yang berkaitan dengan segala ketidakpastian dan segala konsekuensinya terhadap konsumen. Semakin mampu konsumen mengantisipasi ketidakpastian dan konsekuensi produk tersebut maka akan semakin rendah perceived risk produk tersebut di mata konsumen. Sebaliknya, jika konsumen tidak dapat mengantisipasi ketidakpastian dan konsekuensi produk maka akan semakin tinggi perceived risk produk tersebut di mata konsumen. Harga menjadi sarana untuk mengurangi resiko (Erevelles et al., 1999 dikutip dari Wu, et al. (2011)). Persepsi risiko merupakan salah satu hal yang sangat awam dipikirkan oleh para konsumen ketika ingin melakukan belanja online. Presepsi risiko sendiri memiliki konotasi yang negative karena berasal dari ketidakpastian dan ketidaktahuan mengenai suatu barang.
Shu-Xian et al. 2012 adalah peneliti pertama yang mengusung dirasakan risiko ke dalam bidang perilaku konsumen. Ia percaya bahwa setiap perilaku pembelian akan menghadapi ketidakpastian, itu akan mengakibatkan beberapa buruk konsekuensi dan akan merugikan pelanggan. Setiap pembelian melakukan risiko dan risiko adalah persepsi subjektif konsumen. Presepsi risiko dianggap sebagai keraguan dari konsumen untuk memilih apakah berani membeli atau tidak, dimana risiko sendiri memiliki lima jenis yaitu, risiko keuangan, risiko sosial, risiko fisik, risiko fungsional dan risiko psikologi (Arslan et al., 2013).
pendapat Hawkins dan Mothersbaugh (2010:600), dapat diartikan bahwa persepsi risiko dianggap sebagai karakteristik dari konsumen serta karakteristik produk itu sendiri. Menurut Suhir, suyadi dan riyadi (2014:4), persepsi risiko merupakan sebuah penilaian yang subjektif oleh seseorang terhadap kemungkinan dari sebuah kejadian kecelakaan dan seberapa khawatir individu dengan konsekuensi atau dampak yang ditimbulkan kejadian tersebut. Menurut Arun dan Xavier (2012:20), pembelian online masih dianggap berisiko dibandingkan dengan pembelian eceran. Semakin berisikonya pembelian online maka konsumen akan tidak berminat, tetapi apabila risiko rendah maka konsumen akan lebih berminat membeli secara online.
H2 : Persepsi Risiko berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Beli.
2.2.3 Pengaruh Brand Awareness dan Persepsi Resiko Terhadap Minat Beli Konsumen
karakteristik fisik suatu produk dalam memutuskan pembelian. Hal tersebut menjustifikasi pengaruh Brand Awareness terhadap minat beli. Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut:
H3: Brand Awarenees (Kesadaran merek) dan Persepsi Risiko berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Beli
Berikut ini adalah skema paradigma berpikir dari penelitian ini:
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta –fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka dapat diajukan asumsi atau anggapan bahwa Miat beli konsumen pada toko online dipengaruhi oleh variabel dari kesadaran merek, dan risiko yang dirasakan. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sub Hipotesis:
H1 Ada pengaruh yang signifikan dari kesadaran merek dan risiko yang dirasakan terhadap Minat beli konsumen pada toko online secara bersamaan.
H2 Ada pengaruh yang signifikan dari kesadaran merek terhadap Minat beli konsumen pada toko online sebagian.
H3 Ada pengaruh yang signifikan dari risiko yang dirasakan terhadap Minat beli konsumen pada toko online sebagian.
Hipotesis Utama :
35
3.1 Objek Penelitian
Pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”
Adapun pengertian objek penelitian menurut Umar Husein (2005:303) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Sesuai dengan pengertian diatas bahwa pengertian objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah. Objek dalam Penelitian ini adalah Brand Awareness, Persepsi Risiko dan Minat beli Konsumen. Penelitian ini dilakukan pada para konsumen DSVN Secara Online, Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai lima. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) dalam Narimawati Umi (2010:29) adalah sebagai berikut:
Metode verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Regresi Berganda.
3.2.1 Desain Penelitian
Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.
Desain penelitian menurut Narimawati Umi (2008:21) adalah sebagai berikut:
“Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk
menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas”.
Desain penelitian menurut Indrianto Nur dan Supomo Bambang (2002:249) adalah sebagai berikut :
“Desain Penelitian adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan
metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemiliha, pengumpulan, dan analisis data.”
Dari uraian di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.
Menurut Sugiyono (2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :
1) Sumber masalah 2) Rumusan masalah
3) Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4) Pengajuan hipotesis
5) Metode penelitian
6) Menyusun instrument penelitian 7) Kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sumber Masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
2) Rumusan Masalah
Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :
a. Bagaimana kesadaran merk pada online store DSVN Bandung,
b. Bagaimana presepsi resiko konsumen pada online store DSVN Bandung,
c. Bagaimana minat beli pada online store DSVN Bandung,
d. Berapa besar pengaruh Pengaruh Kesadaran Merek Dan Persepsi Resiko Terhadap Minat Pembelian Konsumen Pada Online Store DSVN Bandung Baik dari segi simultan maupun segi parsial.
Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan masalah maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.
4) Pengajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah Brand Awareness dan Persepsi Risiko berpengaruh terhadap Minat beli Konsumen.
5) Metodologi Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif.
6) Menyusun Instrument Penelitian
7) Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 T-1 Descriptive Descriptive
Survey
DSVN Cross
Sectional T-2 Descriptive Descriptive
Survey
DSVN Cross
Sectional T-3 Descriptive Descriptive
Survey
DSVN Cross
Sectional T-4 Verificative Explanatory
Survey
DSVN Cross
Sectional
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati (2008) pengertian operasional variabel adalah sebagai berikut:
dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.
Menurut Sekaran (2007: 178) dalam Umi Narimawati (2008:30), operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:
“Operationalizing or operationally defining a concept to render it
measurable, is done by looking at the behavioral dimensions, facets or properties denoted by the concepts”.
Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Brand Awareness dan Persepsi Risiko Terhadap Minat beli Konsumen, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel Independen (X1) dan (X2)
Variebel independen yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini Brand Awareness (X1) dan
Persepsi Risiko(X2).
Brand Awareness dan Persepsi Risiko, data-data diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner kepada konsumen DSVN.
2) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Minat beli Konsumen
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Ukuran No.
Ferdinand
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau diagram-diagram”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara langsung, dengan mengadakan penelitian dan kuesioner. Data sekunder yaitu data yang diperoleh setelah diolah oleh pihak lain. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini adalah konsumen di DSVN, Bandung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data konsumen atau pembeli yang Pernah Berbelanja secara Online di DSVN, Bandung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:
1) Populasi
Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2008:72), adalah:
“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu
Berdasarkan penelitian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata pengunjung website online www.DSVNshop.com berjumlah 956 pengguna internet/bulan.
2) Sampel
Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008:77), adalah:
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit
pengamatan dalam penelitian”.
n= N 1+Ne²
Sumber : Umi Narimawati, Sri Dewi Anggradinie dan Linna Ismawati(2010:38)
n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi
e : Tingkat kesalahan dalam penelitian
Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui sampel yang akan diambil pada penelitian ini melalui perhitungan berikut :
n= 956 1+956(0,1)²
= 90.5
sampel menjadi 100 sampel konsumen pengguna internet untuk memperoleh hasil yang signifikan.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder (data yang diambil langsung dari pihak-pihak terkait).
Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
1) Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu untuk memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.
2) Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mencari dan memperoleh data dari perusahaan yang penulis teliti dengan cara :
a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penelitian secara langsung dilapangan.
b) Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab pihak-pihak yang mempunyai kaitan langsung dengan objek yang diteliti.
Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3 Skala Likert
Jawaban Bobot Nilai
Positif Negatif
a. Sangat Setuju (SS) 5 1
b. Setuju (S) 4 2
c. Ragu(R) 3 3
d. Tidak Setuju (TS) 2 4
e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sumber : Sugiyono 2007, 108
Agar peneliti dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti akan menentukan metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.
Untuk menilai kuisioner apakah valid dan realibel maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
3.2.4.1 Uji MSI
interval, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131).
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3) Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban
4) Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban
5) Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:
Umi Narimawati (2010:47)
proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan program software MSI.
3.2.4.2 Uji Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data, menurut Sugiyono (2009:121) menjelaskan mengenai validitas adalah sebagai berikut :
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur”.
Lebih lanjut uji validitas menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah :
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent
that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Tabel 3.4
Standar Penilaian untuk Validitas
Kriteria Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber : Barker et al, 2002:70
Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan dinilai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban responden pada pernyataan lainnya. Nilai jawaban responden diukur menggunakan koefisien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyatan lainnya. Butir pernyataan dinyatakan valid jika memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).
korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment. Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 21.0 for windows dengan metode korelasi untuk mencari koefisien korelasi antar variabel dengan rumus sebagai berikut:
(Sumber: Umi Narimawati 2010: 42)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson
X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.
Berikut Hasil validitas dari setiap variabel :
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas
No. Item Koef. Validitas Nilai Kritis Keterangan Kriteria Kesadaran Merk (X1)
X1.1 0,873 0,3 Valid Good
X1.2 0,756 0,3 Valid Good
X1.3 0,870 0,3 Valid Good
Persepsi Risiko (X2)
X2.4 0,855 0,3 Valid Good
X2.5 0,916 0,3 Valid Good
X2.6 0,727 0,3 Valid Good
Minat Beli (Y)
Y.7 0,451 0,3 Valid Acceptable
Y.8 0,793 0,3 Valid Good
Y.9 0,783 0,3 Valid Good
Y.10 0,617 0,3 Valid Good
Y.11 0,732 0,3 Valid Good
Y.12 0,741 0,3 Valid Good
Y.13 0,707 0,3 Valid Good
Sumber: Hasil olah data kuesioner, 2016
3.2.4.3 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009:3), reliabiltas adalah :
Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki kekonsistenan. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau kekonsistensian alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) Teknik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II.
b. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II.
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II.
Umi Narimawati (2010:44)
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber : Umi Narimawati (2010:44) Dimana:
Г1 = reliabilitas internal seluruh item
Гb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Tabel 3.6
Standar Penilaian Untuk Reliabilitas
Kriteria Reability
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber : Barker et al, 2002:70