• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE (2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE (2011-2013)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

STRUKTUR MODAL

(Studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode (2011-2013) THE EFFECTS OF PROFITABILITY, FIRM SIZE, BUSINESS RISK, ASSET STRUCTURE AND GROWTH COMPANIES TOWARD THE CAPITAL STRUCTURE

(A Study on the Manufacturing Companies Listed BEI during the Period of (2011-2013)

SKRIPSI

Oleh :

Anggaria Calista Husent 20120410309

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

TERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode (2011-2013) THE EFFECTS OF PROFITABILITY, FIRM SIZE, BUSINESS RISK, ASSET

STRUCTURE AND GROWTH COMPANIES TOWARD THE CAPITAL STRUCTURE

(A Study on the Manufacturing Companies Listed BEI during the Period of 2011-2013)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Anggaria Calista Husent 20120410309

FAKULTAS EKONOMI

(3)
(4)

MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah:6)

“You don’t have to be great to start, but you have to start to be great”

(Anonym)

(5)

PERSEMBAHAN

Yang Utama Dari Segalanya...

Puji syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya karya yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada orang yang kusayangi dan kukasihi, orang yang ada saat suka dan duka.

1. Ayah dan Ibu Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua ku Ayah Sentot Setio Kartono dan Ibu Huzaifah yang telah memberikan dukungan, semangat, dan kasih sayangnya selama ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ayah dan Ibu Bahagia.

2. Adik-adik dan Keluarga Besar

(6)

3. Bu Lela Hindasah, SE.,M.Si dan Staf Akademik

Terimakasih saya ucapkan untuk segala bantuan, nasihat, dukungan dan pengalaman yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.

4. Suryo Nugroho

Terimakasih atas kasih sayang, perhatian serta kesabarannya. Terimakasih sudah memberikan dukungan dan setia menemani dalam menyelesaikan karya ini. Semoga kamu lekas menyelesaikan skripsimu dan dapat meraih kesusksesan bersama-sama

5. Sahabat Tercinta

Terimakasih untuk sahabat-sahabatku Kobek dan Sweet Heart di seberang pulau sana yang tidak mungkin aku sebutkan satu-persatu nama kalian. Terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik dalam suka dan duka, yang selalu memberikan dukungan dan nasihatnya selama aku kuliah d Yogyakarta. Semoga persahabatan kita terjalin sampai punya anak-cucuk.

6. Sahabat Kuliah

Terimakasih atas waktu, dukungan dan perhatianya selama 4 tahun terakhir ini teruntuk Neli, Bintang, Dadika, Elis, Intan, David dan Dindin. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, semangat untuk kalian yang belum menyelesaikan skripsi semoga kalian lekas menyusul dapat gelar S.E.

7. KKN 95

Terimakasih atas pengalaman dan kerjasamanya selama masa KKN, terutama untuk ayam-ayamku Asya, Kikin, Nisa dan Meisya semoga pertemanan kita

(7)

8. Manajemen H “ MAKALAH’

Terimakasih tak terhingga untuk kalian semua penghuni kelas H, yang selalu bersama dari maba sampai skripsi. Semoga seusai lulus ini silaturahim kita tetap berjalan.

9. Anak-anak Kost Orange

Terimakasih anak-anak Kost Orange atas kebersamaan, suka-duka selama ini yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu namanya. Teruntuk Mbak Wastiah dan Eny yang selalu menemani dan menghiburku dan Aliana serta Fitri yang selalu mengurusku ketika aku sakit. Terimakasih banyak untuk bantuan kalian selama ini.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A.Landasan Teori ... 7

B. Hubungan Antar Variabel & Penurunan Hipotesis ... 17

C.Model Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A.Objek/Subjek Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

C.Teknik Penganbilan Sampel ... 24

D.Teknik Pengumpulan Data ... 25

(9)

F. Metode Analisis Data ... 27

G.Uji Asumsi Klasik ... 28

H.Uji Hipotesis ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta ... 34

B. Uji Analisis Data ... 35

C.Uji Asumsi Klasik ... 40

D.Hasil Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data ... 46

E. Uji Hipotesis ... 50

F. Pembahasan (Interprestasi) ... 54

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 60

A.Simpulan ... 60

B. Saran ... 61

C.Keterbatasan Penelitian ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

3.1. Ketentuan Nilai DW-Test ... 29

4.1. Proses Pengambilan Sampel ... 35

4.2. Statistic Deskriptif ... 36

4.3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sebelum Transformasi Data ... 38

4.4. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Sminov ... 41

4.5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 42

4.6. Nilai DW-Test ... 43

4.7. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 44

4.8. Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Data ... 45

4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data ... 47

4.11. Hasil Uji t Setelah Transformasi Data ... 49

4.12. Hasil Uji F ... 52

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)
(13)
(14)

ABSTRACT

This research aims to determine whether the independent variables profitability, firm size, business risk, asset structure, and growth companies to the dependent variable, capital structure. This study using secondary data, that was the annual financial report of manufacture companies listed on the Bursa Efek Indonesia (BEI) during the period 2011-2013. This study uses purposive sampling method and data analysis used are multiple regression analysis.

The result of this research that variables profitability, business size, business risk, asset structure, and growth companies have significant effect on the dependent variable simultaneously. Partially, it can be seen that the variables firm size and asset structure have a positive and significant effect on the capital structure, profitability and business risk have a negative and significant effect on the capital structure, and the growth companies has positive and not significant on the capital structure.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(16)

akan menentukan sejauh mana, bagaimana nilai diciptakan yang akan tercermin dari laba dan harga saham perusahaan (Nanok, 2008).

Pengertian struktur modal menurut Bambang Riyanto (2001) adalah perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal di proxy dengan Debt to Equity Ratio (DER), yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Pemakaian proxy dimaksudkan untuk mempermudah pengukuran karena faktor tersebut tidak dapat diukur secara langsung (R.Agus Sartono dan Ragil Sriharto, 1999).

Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Perbansari dan Kusuma (2005) mengatakan bahwa keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya resiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian keuntungan yang diharapkan. Keputusan struktur modal yang di ambil oleh manajer tidak hanya berpengaruh kepada profitabilitas, tetapi juga berpengaruh terhadap resiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Resiko keuangam tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban dan tidak tercapainya laba yang diharapkan oleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup sebuah perusahaan.

(17)

merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal; khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Secara lebih umum, faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal adalah : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

Penelitian Prabansari dan Kusuma (2005), dengan judul penelitian “Analisis ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profitabilitas, dan

struktur kepemilikan terhadap struktur modal”. Hasil penelitian tersebut adalah

bahwa secara simultan ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial hanya dari resiko bisnis dan profitabilitas terhadap struktur modal yang tidak signifikan.

Penelitian Kartika (2009), hasil pengujian variabel independen risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modalnya, sedangkan variabel independen yang lain yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(18)

persial ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.

Penelitian Seftianne dan Handayani (2011), hasil penelitaian tersebut adalah bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, growth opportunity, kepemilikan managerial, dan struktur aktiva secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial hanya dari growth opportunity, kepemilikan managerial, dan struktur aktiva terhadap struktur modal yang tidak signifikan. .

Penelitian Sumani (2012) hasil penelitian secara parsial dari kelima variabel independen yang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal adalah kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,dan leverage operasi, sedangkan yang tidak berpengaruh signifikan adalah ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan

Berdasarkan pada penelitian-penelitian tersebut, menunjukan hasil yang berbeda bahkan bertentangan antara penelitian yang satu dengan lainnya. Selain itu juga terdapat perbedaan hasil penelitian dengan variabl yang berbeda-beda dan juga menggunakan proksi yang berbeda.

(19)

Berdasarkan pernyatan diatas maka peneliti akan menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aktiva dan pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal? 3. Apakah risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal? 4. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal?

5. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal 2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal 3. Menganalisis pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal 4. Menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

(20)

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Kegunaan Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen keuangan serta menjadi referensi untuk mengembangkan atau memperbaharui literatur-literatur yang telah terpapar di masa lalu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.

2. Kegunaan Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang berguna terutama dalam hal publikasi laporan keuangan perusahaan dan pengaruhnya terhadap sumber pendanaan yang penting untuk perusahaan serta membantu para manajer keuangans dalam membuat keputusan pendanaan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Struktur Modal

Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.

(22)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan bauran atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

a. Teori Struktur Modal

Teori struktur modal berkembang terus dan mengalami kemajuan dan sampai saat ini ada beberapa teori yang telah dikemukakan , dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Teori Modigliani dan Miller (MM)

Teori Struktur Modal. Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal moderen pada tahun 1958. Teori yang telah dicetuskan MM adalah sebagai berikut:

a) Teori MM Tanpa Pajak

Stuktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Tingkat keuntungan dan resiko usahan (keputusan investasi) yang akan mempengaruhi nilai perusahaan bukan keputusan pendanaan.

Proporsi MM tanpa pajak. a) tidak ada pajak.

b) tidak ada biaya transaksi

c) individu dan perusahaan meminjam pada tingkat yang sama

(23)

Preposisi II: biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya utang. Tetatpi penghematan dari pajak akan lebih besar

dibandingkan dengan penurunan nilai karena biaya modal saham.

b) Teori MM dengan pajak.

Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dankemudian MM memasukkan factor pajak kedalam teorinya. Pajak dibayar kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua proporsi yaitu :

Preposisi I: nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah seratus persen utang.

(24)

dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya (meski biaya modal saham meningkat).

2) Pecking Order Theory

Pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan

tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan dana. Menurut pecking order theory dalam memilih sumber pendanaan, yaitu :

a) Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan

b) Perusahaan menghitung target rasio pembayaran di dasarkan pada perkiraan kesempatan investasi perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yg tiba-tiba dengan kata lain pembayaran dividen diusahakan konstan

(25)

d) Jika pendanaan eksternal di perlukan, perusahaan akan memulai dengan utang kemudian dengan surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi komvortibe dan kemudian saham sebagai pilihan terakhir.

Pecking order theory bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target utang yang kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasinya.

3) Trade-off Theory

(26)

pendanaan ekuitas baru apabila rasio hutang perusahaan tersebut di bawah target. Perusahaan tidak akan mencapai nilai optimal apabila semua pendanan adalah hutang atau jika tidak ada hutang sama sekali. Hutang menyebabkan perusahaan memperoleh manfaat pajak, sedangkan biaya kebangkrutan merupakan biaya administrasi, biaya hukum, biaya keagenan, dan biaya pengawasan untuk mencegah perusahaan mengalami kebangkrutan (Siregar,2005).

4) Signaling (Ros, 1977)

Ros (1977) dalam Hanafi (2004) mengembangkan model dimana struktur modal merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin harga saham meningkat,ia inginmengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung “perusahaan kami memiliki prospek yang baik”. Tentu saja investor

tidak akan percaya begitu saja. Disamping itu, manajer ingin memberikan signal yang lebih dipercaya (credible). Manajer bias menggunakan utang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible.

(27)

perusahaan di masa mendatang. Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian utang merupakan tanda atau signal positif.

5) Asymmetric Theory

Menurut Myers dan Majluf (1977) dalam Mamduh Hanafi (2004), ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar: manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Pada harga saham yang menunjukan nilai terlalu tinggi manajer akan cenderung mengeluarkan saham. Tentunya pihak luar tidak mau ditipu. Karena pada saat penerbitan saham baru diumumkan, harga akan jatuh karena pasar menginterprestasikan bahwa harga saham sudah overvalue. Teori tersebut bias menjelaskan fenomena jatuhnya harga saham pada saat terjadi pengumuman penerbitan saham baru, yang sering dijumpai.

(28)

saham.biaya tersebut akan semakin besar jika harga saham jatuh cukup signifikan.

Karena biaya asimetri saham cenderung paling besar, manajer akan enggan untuk menerbitkan saham. Saham menjadi alternative paling akhir dalam upaya mencari dana. Dana internal bebas dari biaya asimetri informasi karena itu dana internal akan dipilih pertama kali jika perusahaan membutuhkan dana.

Dalam konteks asimetri informas, preferensi penerbitan saham yang paling kecil, disebabkan karena biaya asimetri saham adalah yang paling besar. Utang mempunyai biaya asimetri yang lebih rendah dibandingkan saham. Ada dua alasan mengapa pendanaan eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri. Yang pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya asimetri informasi antara pihak manajer dengan pihak modal.

6) Agency theory

(29)

Biaya agensi atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditur. Biaya keagenan ini muncul dari problem keagenan atau agency problem. Jika perusahaan menggunakan hutang ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditur, misalnya perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko tinggi (Atmaja, 2008).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal menurut Hanafi (2004:320), yaitu :

1. NDT (Non-Debt Tax Shield)

Manfaat utang adalah bunga utang bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Tetapi untuk mengurangi pajak, perusahaan bisa menggunakan cara lain, seperti depresiasi (biaya tetap nonbunga), dana pensiun. Dengan demikian bisa dibuat prediksi bahwa perusahaan dengan NDT tinggi maka perusahaan tidak perlu menggunakan utang tinggi. Ada hubungan negatif antar keduanya. NDT menggunakan rasio depresiasi terhadap total aset sebagai proksinya.

2. Tangibility

(30)

investasi yang banyak (mempunyai tangible asset yang kecil) akan menggunakan utang yang lebih sedikit. Dengan kata lain ada hubungan negatif antara tangibility dengan utang. Tangibility diukur dengan market to book value, penelitian ini juga menggunakan rasio aktiva tetap. Model pajak dan keagenan memperkirakan ada hubungan positif antara rasio aktiva tetap dengan utang. Aktiva tetap bisandipakai sebagai jaminan pinjaman.

3. Profitabilitas

Menurut model Packing Order Theory, ada hubungan negatif antara profitabilitas dengan utang. Alternatif penjelasan lain adalah kreditor cenderung memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan laba/aliran kas tinggi. Profitabilitas diukur dengan Return On Asset.

4. Risiko Bisnis

Perusahaan yang mempunyai risiko default (bangkrut) tinggi sebaiknya menggunakan utang yang lebih kecil. Fluktuasi (standar deviasi) pendapatan operasional dibagi dengan total aset digunakan sebagai proksi risiko bisnis.

5. Ukuran

(31)

antarainsider dengan investor luar. Asimetri yang semakin kecil tersebut mendorong perrusahaan menggunakan saham, sehingga bisa diperkirakan adanya hubungan negatif antara ukuran dengan utang.

6. Reputasi

Perusahaan dengan reputasi baik bisa memperoleh utang lebih besar karena kreditor percaya bahwa reputasi tersebut akan terus dipertahankan. Ada hubungan positif antara reputasi dengan utang. Umur perusahaan dipakai sebagai proksi reputasi.

7. Kepemilikan Manajerial

Satu sisi argumen mengatakan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi mendorong aliansikepentingan manajer dengan pemegang saham semakin baik sehingga pendisiplinan melalui utang kurang meningkatkan resiko manajer (jika gagal membayar utang dan manajer di pecat). Di lain pihak, manajer barangkali menyukai utang yang tinggi karena akan meningkatkan kekuatan suara mereka (saham lebih sedikit)

B. Hubungan Antar Variabel & Penurunan Hipotesis

(32)

menerima hipotesisnya dapat tercapai dengan kemungkinan yang besar (Jogiyanto, 2004).

a. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang meghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba.

Menurut pecking order theory dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2006), semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin rendah tingkat penggunaan utang dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar.

(33)

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1: Profitabilitas Berpengaruh Negatif terhadap Struktur Modal.

b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004). logaritma dari total aset dijadikan indikator dari ukuran perusahaan karena jika semakin bessar ukuran perusahaan maka asset tetap yang dibutuhkan juga akan semakin besar

Perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuat perusahaan besar memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman atau utang. Sedangkan, Perusahaan kecil akan cenderung untuk membiayai dengan modal sendiri dibandingkan biaya utang jangka panjang yang lebih mahal. Perusahaan kecil akan cenderung menyukai utang jangka pendek dari pada utang jangka panjang karena biayanya lebih rendah. Demikian juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat (Sujoko, 2007).

(34)

eksternal yaitu dengan menggunakan hutang. Semakin besar ukuran perusahaan, kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H2: Ukuran Perusahaan Berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

c. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi juga. Karena dengan utang yang tinggi menimbulkan adanya kewajiban yang harus dibayar perusahaan. Kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajibannya dapat membuat perusahaan tersebut dibangkrutkan oleh pemberi utang.

Hasil penelitian Gitman (2009) menunjukan hasil bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Peningkatan resiko bisnis menyebabkan manajemen akan mempertimbangkan kembali apabila risiko bisnis yang akan ditanggung oleh perusahaan meningkat maka, manajemen perusahaan akan berupaya untuk menurunkan utang. Hal ini terkait dengan ketidak pastian pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan hipotesis untuk risko bisnis adalah

(35)

d. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Menurut Syamsudin (2007) struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva.

Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2008) Kartika (2009) dan Utami (2009) menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang tinggi berarti memiliki aktiva tetap yang besar. Perusahaan dengan aktiva tetap yang besar cenderung menggunakan utang yang lebih besar, dengan kata lain aktiva tetap sebagai jaminan perusahaan untuk meminjam hutang kepada pihak kreditur.

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H4: Struktur Aktiva Berpengaruh Positif terhadap Struktur Modal.

e. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal

(36)

pertumbuhan di masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam industri.

Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012) Utami (2009) Lia dan Joni (2010) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi tingkat keuntungan investasi pada masa yang akan datang. Dalam hal ini perusahaan membutuhkan modal untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari pihak kreditur.

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H5: Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Positif Terhadap Struktur

(37)

C. Model Penelitian

[image:37.595.109.500.197.351.2]

Adapun kerangka pikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penelitian Profitabilitas (X1)

Ukuran Perusahaan (X2)

Resiko Bisnis (X3)

Struktur Aktiva (X4)

Struktur Modal (Y)

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek/ Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs resmi perusahaan.

B. Jenis Data

Dalam penelitian ini adapun jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013. 2. Perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2011-2013

(39)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur sistematikdan standar perolehan data yang diperlukan. Data yang diperlukan adalah data sekunder dimana tehnik pengumpulan data dapat diperoleh di BEI.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Struktur Modal

Menurut Martono dan Harjito (2007), pengertian struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri untuk mendanai investasi-investasi asetnya. Menurut Adi Saputra (2012) Struktur Modal diukur dengan rumus sebagai berikut :

Ekuitas Total

Hutang Total

DER 

a. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghost, et.al., 2000). Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan earning before interest and tax (EBIT) dengan total aktiva. Menurut Seftianne, (2011) profitabilitas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total

Pajak Setelah

Laba

(40)

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. logaritma dari total aset dijadikan indikator dari ukuran perusahaan. Menurut Farah dan Aditya (2010) ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Size = ln (Total Aktiva) c. Risiko Bisnis (RISK)

Risiko bisnis didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Perhitungan variabel risiko bisnis secara umum yang sering digunakan adalah varians dan standar deviasi. Standar deviasi menghitung penyimpangan standar suatu nilai dari mean groupnya. Menurut Alni dkk (2011) rumus standar deviasi sebagai berikut:

Dimana:

Keterangan:

: rata-rata ROA tiap perusahaan X : ROA tiap perusahaan pada kondisi i σ : standar deviasi ROA

n : jumlah dari observasi d. Struktur Aktiva

(41)

Diukur dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total

Tetap Aktiva

SA 

e. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan merupakan rasio untuk mengukur sebaik apa perusahaan dapat mempertahankan posisi ekonomi didalam industrinya (Sumani, 2012). Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau waktu ke waktu. Variabel ini merupakan variabel rasio antara penjualan saat ini dengan tahun lalu dibandingkan dengan tahun lalu (Yudhanta Sambharakreshna, 2010). Dalam penelitian (Sumani,2012) pertumbuhan perusahaan dapat diukur sebagai berikut :

GROWTHt = (Salest– Salest-1)/ Salest-1

F. Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, yaitu :

DER = α + � ROA + � SIZE + � SD + � SA + � GROWTH+ � Keterangan:

DER = Struktur modal

α = Konstanta

�1…�5 = Koefesiensi regresi

ROA = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

SD = Risiko Bisnis

SA = Struktur aktiva

GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan

(42)

G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk, (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk, (2011) Jika nilai Kolmogrov-smirnov lebih besar dari α = 0,05, maka data normal.

2. Uji Autokorelasi

(43)
[image:43.595.142.486.114.226.2]

Tabel 3.1

Ketentuan Nilai DW-Test

Ketentuan Nilai Durbin-Watson DW Kesimpulan

0 < DW <dl Ada Autokorelasi

dl < DW <du Tanpa Kesimpulan

du < DW < (4-du) Tidak Ada Autokorelasi

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

3. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk, (2011) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabelbebas.Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas(multiko) pada model regresi tersebut. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009) :

a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah :

Mempunyai angka Tolerance diatas > 0,1 Mempunyai nilai VIF di di bawah < 10

(44)

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2009). Adanya heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya uji Glesjer. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Jika signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 %, maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

H. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

(45)

a. Merumuskan hipotesis

H0 : β1, β2, β3, β4, β5= 0: Tidak ada pengaruh yang signifikan

antara profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR).

H0 : β1, β2, β3, β4,≠0: Ada pengaruh yang signifikan antara

profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR). b. Kesimpulan :

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05

Ha : ditolak bila sig. > α = 0,05

2. Uji Simultan (F hitung)

(46)

Untuk menguji apakah model yang digunakan baik, maka dapat dilihat dari signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa,

dengan cara :

a. Merumuskan hipotesis

H0 : β1, β2, β3, β4, β5= 0: Profitabilitas yang diproksikan dengan

Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR).

H0 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0: Profitabilitas yang diproksikan dengan

Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR).

b. Kesimpulan

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05

(47)

3. Koefisien Determinasi (R Square)

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2011-2013.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal dan juga dari laporan ringkasan kinerja perusahaan tercatat yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2011-2013

2. Perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2011-2013

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada periode 2011-2013.

(49)
[image:49.595.128.496.110.310.2]

Tabel 4.1

Proses Pengambilan Sampel

No Krieria

Jumlah

2011 2012 2013 1 Perusahaan manufaktur yang listed di BEI

dan yang menerbitkan laporan keuangan 133 135 138 2 Perusahaan manufaktur yang tidak

menghasilkan laba (28) (24) (27)

3 Perusahaan yang tidak memiliki data

lengkap (68) (70) (73)

Total perusahaan yang memenuhi Kriteria 65

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 proses pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak semua perusahaan memenuhi kriteria yang telah diuraikan diatas. Perusahaan yang memenuhi kriteria yaitu perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2011-2013 adalah sebanyak 65 perusahaan manufaktur yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

B. Uji Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

(50)
[image:50.595.105.524.221.356.2]

struktur modal dan tiga variabel independen yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, resiko bisnis, struktur aktiva dan pertumbuhan perusahaan.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Minumum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas Ukuran Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan Struktur Modal Valid N (listwise) 195 195 195 195 195 195 195 0.0005120 11.4929166 0.0024255 0.0010365 -0.5765855 -2.7585307 0.7150898 19.1814585 0.6374199 0.9868172 10.2650237 7.3964581 0.106026005 14.350810131 0.058685771 0.346552068 0.224222059 0.960055487 0.1013105737 1.5177542697 0.0923747250 0.2112171647 0.8001745012 1.0162301794

Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel statistik deskripsi di atas dapat diketahui: a. Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah profitabilitas yaitu 0,0005120 dan nilai tertinggi profitabilitas sebesar 0,7150898. dengan nilai rata-rata profitabilitas 0,10606005 dan standar deviasi 0,1013105737. b. Ukuran Perusahaan

(51)

c. Resiko Bisnis

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah resiko bisnis yaitu 0,002455 dan nilai tertinggi resiko bisnis 0,6374199 dengan nilai rata-rata risiko bisnis 0,58685771 dan standar deviasi 0,923747250

d. Struktur Aktiva

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah struktur aktiva yaitu 0,0010365 dan nilai tertinggi struktur aktiva sebesar 0,986817 dengan nilai rata-rata struktur aktiva 0,346552068 dan standar deviasi 0,211171647

e. Pertumbuhan Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah pertumbuhan perusahaan yaitu -0,5765855 dan nilai tertinggi pertumbuhan perusahaan sebesar 10,2650237 dengan nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan 0,224222059 dan standar deviasi 0,8001745012.

f. Struktur Modal

(52)

2. Hasil Uji Regresi Linier Sebelum Transformasi Data

[image:52.595.108.515.493.635.2]

Menurut Rahmawati dkk (2011) analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3,

... Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Persamaan regresi dengan menginterpretasikan nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 regresi linear sebagai berikut :

Tabel 4.3

Regresi Linear Sebelum Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -0.192 -4.546 0.114 1.161 -0.460 0.420 0.647 0.735 0.045 0.730 0.327 0.093 -0.453 0.170 0.106 -0.096 0.330 -0.297 -6.182 2.549 1.590 -1.408 4.497 0.767 0.000 0.012 0.113 0.161 0.000 Sumber : Data diolah SPSS,2016

(53)

DER = -0,192 + (-4,546) ROA + 0,144 SIZE + 1,161 SD + (-0,460) SA + 0,420 GROWTH.

Keterangan:

ROA = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

SD = Risiko Bisnis

SA = Struktur aktiva

GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan

Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :

a. Makna koefisien regresi berganda Profitabilitas sebesar -4.546.

Angka koefisien regresi sebesar -4.546 tersebut mempunyai arti bahwa bila Profitabilitas naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan turun sebesar 4.546 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

b. Makna koefisien regresi berganda Ukuran Perusahaan sebesar 0.114. Angka koefisien regresi sebesar 0.114 tersebut mempunyai arti bahwa bila Ukuran Perusahaan naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan naik sebesar 0.114 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

c. Makna koefisien regresi berganda Resiko Bisnis sebesar 1.161

(54)

naik sebesar 1.161 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

d. Makna koefisien regresi berganda Struktur Aktiva sebesar -0.460

Angka koefisien regresi sebesar -0.460 tersebut mempunyai arti bahwa bila Struktur Aktivanaik sebesar 1 poin, maka Struktur Modalakan turun sebesar -0.460 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

e. Makna koefisien regresi berganda Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0.420 Angka koefisien regresi sebesar 0.420 tersebut mempunyai arti bahwa bila Pertumbuhan Perusahaan naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan naik sebesar 0.420 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Profitabilitas) adalah konstan.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Adapun tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi linear yang didapatkan memiliki ketetapan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

(55)

1. Uji Normalitas

Menurut Nazaruddin dan Basuki (2015) uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini peneliti menggunakan Kolmogrov-smirnov dimana jika nilai Kolmogrov-sminov lebih besar dari α = 0,05 maka data normal.

Hasil uji normalitas secara statistik Kolomograv-Smirnov menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-sminov Unstandarlized

Residual N

Mean Normal Parameters a,b Std. Deviation

Absolute Most Extreme Differences Positive Negative

Kolmogrov –Sminov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

195 0.00000000 0.3005727889

0.059 0.054 -0.059 0.819 0.514

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

(56)

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk (2011) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,10 dan mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10.

[image:56.595.100.523.443.591.2]

Hasil uji multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.5berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

(Constant) Profitabilitas Ukuran Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 0.919 0.949 0.971 0.950 0.929 1.089 1.054 1.030 1.053 1.077

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

(57)

regresi tersebut tidak multikolinieritas maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu atau tersusun dalam rangkaian ruang. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi.

[image:57.595.160.471.444.504.2]

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Nilai Durbin-Watson DW

Ketentuan Nilai Durbin-Watson Kesimpulan

0 < DW <dl Ada Autokorelasi

dl < DW <du Tanpa Kesimpulan

du < DW < (4-du) Tidak Ada Autokorelasi

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai Du > DW < (4-du). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala autokorelasi

(58)
[image:58.595.131.490.165.248.2]

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.446a 0.199 0.177 0.9217483327 1.104

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada output tabel 4.6 hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1,104. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) sebesar 195 dan jumlah variabel independen sebesar 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson yaitu dl: 1,7133 dan du : 1,8184.

Dari nilai Durbin Watson 1,104 maka dapat disimpulkan bahwa 1,104 < 1,818 maka ada gejala autokorelasi.

Pengolahan data yang terindikasi bermasalah dapat dilanjutkan dengan tranformasi data yang diperbolehkan dalam ilmu statistika dengan penggunaan trial and error (Nazarudin dan Basuki, 2015) . Tranformasi data ditujukan agar memperoleh kelompok data yang baru sehingga nantinya mampu mendapatkan output yang diinginkan.

(59)
[image:59.595.128.498.167.245.2]

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Setelah Transformasi Data

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.246 0.226 0.3038776012 1.836

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada output tabel 4.7hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat bahwanilai Durbin- Watson sebesar 1,827. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) sebesar 195 dan jumlah variabel independen sebesar 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson yaitu dl: 1,7133 dan du : 1,8184

Dari nillai Durbin-Watson sebesar 1,836 maka dapat disimpulkan bahwa 1,818 < 1,836 < 2,182 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

(60)
[image:60.595.109.515.220.358.2]

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -7.749 0.077 5.321 -0.112 -0.093 0.084 5.064 0.260 3.379 0.263 0.137 0.106 0.022 0.116 -0.031 -0.050 0.060 -1.530 0.294 1.575 -0.427 -0.675 0.795 0.128 0.769 0.117 0.670 0.500 0.428 Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.8 hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal itu berarti bahwa tidak ada gejala heterokedastisitas.

D. Hasil Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data

Setelah estimasi model dilakukan secara sekaligus dengan pengujian asumsi klasik sehingga output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat diketahui bahwa data mengalami masalah pada uji autokorelasi. Oleh karena itu didapatkan hasil output regresi baru setelah transformasi data.

(61)
[image:61.595.127.543.206.362.2]

variabel independen. Persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 regresi linear setelah transformasi sebagai berikut :

Tabel 4.10

Regresi Linear Berganda Setelah Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.10 regresi linear diatas maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

DER = -21,105 + (-1,134) ROA + 14,337 SIZE + (-0,504) SD + 0,368 SA + 0,134 GROWTH.

Keterangan:

ROA = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

SD = Risiko Bisnis

SA = Struktur aktiva

GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan

Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :

a. Makna koefisien regresi berganda Profitabilitas sebesar -1.134.

(62)

sebesar 1.134 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

b. Makna koefisien regresi berganda Ukuran Perusahaan sebesar 14.337.

Angka koefisien regresi sebesar 14.337 tersebut mempunyai arti bahwa bila Ukuran Perusahaannaik sebesar 1 poin, maka Struktur Modalakan naik sebesar 14.337 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

c. Makna koefisien regresi berganda Resiko Bisnis sebesar -0.504.

Angka koefisien regresi sebesar -0.504 tersebut mempunyai arti bahwa bila Resiko Bisnis naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan turun sebesar -0.504 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan. d. Makna koefisien regresi berganda Struktur Aktiva sebesar 0.368.

Angka koefisien regresi sebesar 0.368 tersebut mempunyai arti bahwa bila Struktur Aktiva naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan naik sebesar 0.368 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan. e. Makna koefisien regresi berganda Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0.134

(63)

E. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji t bertujuan untuk menguji masing- masing variabel independen (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan ) secara individu apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Struktur Modal) atau tidak, atau uji t digunakan untuk mengetahui tingginya derajat satu variabel X terhadap variabel Y jika variabel X yang lain dianggap konstan.

[image:63.595.107.518.521.661.2]

Hasil pengujian uji t menggunakan data setelah transformasi karena pada uji asumsi klasik ada pengujian yang tidak lolos yaitu pada uji autokorelasi maka pengujian dapat diteruskan dengan transformasi data. Hasil uji t setelah data di transformasi dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11

Hasil Uji t Setelah Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 Sumber : Data diolah SPSS, 2016

(64)

Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal adalah sebagai berikut :

a. Hasil pengujian pada variabel independen Profitabilitas

Pada hipotesis yang pertama (H1) yang menyatakan bahwa “Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal”

terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,000 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

b. Hasil pengujian pada variabel independen Ukuran Perusahaan

Pada hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa “Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal “terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar

0,000 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

c. Hasil pengujian pada variabel independen Resiko Bisnis

Pada hipotesis yang ketiga (H3) yang menyatakan bahwa “Resiko Bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,038 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

d. Hasil pengujian pada variabel independen Struktur Aktiva

(65)

Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,004 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

e. Hasil pengujian pada variabel independen Pertumbuhan Perusahaan

Pada hipotesis yang ketiga (H5) yang menyatakan bahwa “Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Struktur Modal” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,167 dimana signifikansi ini lebih besar dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

Dari kelima variabel independen yang diteliti tersebut dapat diketahui bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Struktur Aktiva mempunyai pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Sedangkan variable Pertumbuhan Perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

2. Uji Simultan (F hitung)

Uji statistik F atau Analisis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama - sama terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model yang digunakan sudah tepat atau tidak.

(66)
[image:66.595.135.490.123.239.2]

Tabel 4.12 Hasil Uji F

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression 1

Residual Total

5.693 17.453 23.146

5 189 194

1.139 0.092

12.330 0.000b

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.9 hasil uji F bahwa secara bersama- sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,005.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

R Square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi (pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan Uji koefisien determinasi ini dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada Tabel 4.13berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0.496a 0.246 0.226 0.3038776012

[image:66.595.135.487.631.681.2]
(67)

Berdasarkan output tabel 4.10 hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 22,6% menunjukan bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan mampu menjelaskan variabel Struktur Modal. Sedangkan sisanya 77,4% dijelaskan olehvariabel lain diluar penelitian ini.

F. Pembahasan (Interprestasi)

Berdasarkan Uji Asumsi Klasik dapat disimpulkan bahwa kelima variabel memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal dan valid untuk dijadikan variabel. Dari uji hipotesis dapat diketahui bahwa secara simultan (Uji F) dapat diketahui bahwa kelima variabel independen yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal.

Secara parsial (analisis uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal adalah Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Struktur Aktiva. Untuk variabel lain yaitu Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal. Berikut adalah pembahasanya:

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

(68)

didukung oleh Se Tin (2004), Imam Ghozali dan Hendrajaya (2004), Laili Hidayati, et al (2001), Mutaminah (2003) dan Dyah Sih Rahayu (2005) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Adanya hubungan negatif antara profitabilitas dengan struktur modal disebabkan karena profitabilitas merupakan indikator bahwa perusahaan memiliki dana internal untuk pendanaan.

Perusahaan dengan profit yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Dalam hal ini manajer akan lebih senang menggunakan pendanaan internal, laba ditahan dan terakhir penjualan saham baru. Hal ini didukung Packing Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana internal dari pada pendanaan eksternal. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas behubungan negative dan signifikan terhadap struktur modal.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Se Tin (2004), Imam Ghozali dan Hendrajaya (2004), Laili Hidayati, et al (2001), Mutaminah (2003), dan Dyah Sih Rahayu (2005) dan tidak mendukung penelitian Yudhanta Sambharakreshna (2010) dan Sumani (2012)

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

(69)

Herdiawan (2013) bahwa semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar biaya pengawasan yang dibutuhkan untuk mengelola struktur modal perusahaan. Selain itu semakin besar ukuran perusahaan semakin besar modal yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Perusahaan besar cenderung memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu

alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana eksternal.. Sedangkan, Perusahaan kecil akan cenderung untuk membiayai dengan modal sendiri dibandingkan biaya utang jangka panjang yang lebih mahal. Perusahaan kecil akan cenderung menyukai utang jangka pendek dari pada utang jangka panjang karena biayanya lebih rendah. Demikian juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat (Sujoko, 2007). Teori ini juga didukung oleh Hendri dan Sutapa (2006), Yuke dan Hadri (2005), Kartini dan Tulus (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar ukuran perusahaan suatu perusahaan, maka kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga semakin besar.

(70)

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Hendri dan Sutapa (2006), Yuke dan Hadri (2005), Kartini dan Tulus (2008) dan tidak mendukung penelitian Agus Eko Sujianto (2001) dan Mutaminah (2003).

3. Pengaruh Resiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Resiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005) yang menjelaskan bahwa resiko bisnis berpengaruh negative dan signifikan terhadap struktur modal. Resiko bisnis adalah ketidak pastian yang dialami perusahaan dalam menghadapi kondisi bisnisnya. Perusahaan dengan resiko bisnis besar harus menggunakan hutang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang memiliki resiko bisnis rendah. Hal ini didukung Trade-off Theory yang menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan target utang yang optimal. Rasio hutang yang optimal ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki hutang. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel resiko bisnis behubungan negative dan signifikan terhadap struktur modal.

(71)

4. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini konsisten dengan penelitian Putri (2012). Semakin tinggi struktur aktiva menunjukkan bahwa hutang yang diambil oleh perusahaan juga semakin besar. Dengan mengasumsikan hal lain konstan, maka jika aktiva tetap perusahaan meningkat, penggunaan hutang juga akan semakin meningkat. Teori ini juga didukung oleh Fidyati (2003) dan Wahidahwati (2002) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki struktur aktiva dengan proksi aktiva tetap yang tinggi lebih mudah dalam melakukan pinjaman terhadap pihak eksternal karena memiliki aktiva jaminan yang lebih baik. Kreditur akan merasa lebih aman jika memberikan pinjaman kepada per

Gambar

Gambar 1. Kerangka Penelitian
Tabel 3.1 Ketentuan Nilai DW-Test
Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu studi pustaka (literature study), studi lapangan (observasi dan wawancara) dan studi dokumentasi. Teknik analisis

Mucos digunakan sebagai mukolitik (pengencer dahak) karena pasien mempunyai keluhan banyak dahak, Cefotaxime (antibiotik golongan Sefalosporin) digunakan untuk infeksi saluran

Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan dengan. pinggang, kandung kemih, kelangkang, tulang paha,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Hubungan Dimensi Kualitas

Sesuai dengan jenis informasi biologis yang disimpannya, basis data sekuens biologis dapat berupa basis data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat maupun protein, basis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi informasi dan knowledge yang dapat berpengaruh terhadap beban kerja dosen sistem informasi dan untuk

Proses pencapaian tujuan suatu kebijakan akan lebih efektif apabila dalam diri pelaksana kebijakan sudah tertanam kesadaran dan keyakinan bahwa tercapainya tujuan

15 Ketentuan Perpajakan Atas Transaksi E-commerce dan Surat Edaran SE- 62/PJ/2015 tentang pemotongan dan atau Pemenungutan Pajak Penghasilan atas transaksi