KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT
GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
FERAWATI
20120340005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
i
KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN
KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT
GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
FERAWATI
20120340005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN KELULUSAN
MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
FERAWATI
20120340005
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 30 Juni 2016
Dosen Pembimbing
Dosen Penguji
drg. Sri Utami, MPH.
drg. Iwan Dewanto, MMR.
NIK : 19790612200910 173 110
NIK : 19721106200410173070
Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
:
Ferawati
NIM
:
200120340005
Program Studi
:
Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas
:
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 30 Juni 2016
Yang membuat pernyataan,
iv
HALAMAN MOTTO
“
Berusahalah kamu jika ingin mencapai kesuksesan karena kesuksesan hanya
akan menghampiri orang yang berusaha, berusaha dan terus berusaha”
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua
peneliti yaitu Ibunda Hj. Sumarni, Ayahanda H. Andi Masjihad, abang kandung
peneliti Andi Maswadhi, kakak kandung peneliti Andi Juniati serta adik kandung
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “
Faktor-faktor yang Menghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa
Profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
”.
Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi
sebagian syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 (S1) Kedokteran Gigi pada
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tak
lepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya serta
memberikan kesehatan dan kemampuan kepada penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.
2.
Prof. DR. Bambang Cipto M.A., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
3.
dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4.
drg. Hastoro Pintadi., Sp.Pros, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
5.
Drg. Sri Utami, MPH., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
memberi arahan, membagi ilmu dan waktu serta memberikan bimbingan
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
vii
7.
drg. Dwi Aji Nugroho, MDSc., selaku Penanggung Jawab blok 17 yang
selalu memberikan semangat dan dorongan kepada seluruh mahasiswa untuk
menyelesaikan karya tulis ilmiah.
8.
Seluruh dosen-dosen dan instruktur Program Studi Pendidikan Dokter Gigi,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang telah memberi dan berbagi ilmu pengetahuan.
9.
Seluruh pihak RSGM UMY yang telah membantu penulis dalam proses
penelitian.
10.
Kedua orang tua yang saya sayangi dan saya cintai Hj. Sumarni karim dan H.
Andi masjihad yang selalu tulus memberi doa, kasih sayang serta
pengorbanan waktu dan materi yang tak terhingga semoga Allah selalu dalam
lindungan kedua orang tua ku amin.
11.
Abangku tersayang tercinta Andi Maswadhi, kakakku tersayang tercinta Andi
Juniati dan Adik kecil ku yang sangat aku banggakan Feni Andriani
terimakasih kalian selalu memberi doa, dukungan serta selalu mendengarkan
curhatanku.
12.
Keponakan antila Andi Raeflie, Finzha ramadhani, Afdhal wijaya, Firzham
aulia putra, Alya sabilla dan Fiya syakilla semuanya kesayangan antila
terimakasih dengan adanya kalian selalu membuat antila semangat.
13.
Vendre Dergistopher Riyadi yang selalu membantu saya dalam mengetik
naskah FGD.
14.
Untuk sahabat saya bu dokter yang selalu menasehati memberi masukan
serta selalu menyemangati saya selama ini Juwita Nur Lastry
15.
Teman seperjuangan KTI Arina Ismah Afiati yang selalu membantu dan
menyemangati saya dalam segala sesuatu didalam KTI ini.
16.
Terima kasih sahabat geng M3NGGAL3 Meiti azmi efenly, Vitriani, Fenny
dan Athary yang selalu support dan mendoakan.
viii
18.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman Osce holic Ulya, Dicky,
Azmi, Dian, Amijuvika, Sofia, Arina, Cynintya, Lutfi, Fina, Gufa, Adither,
Rahmad dan Memed yang selalu membantu saya dalam segala hal semoga
kita sukses bersama amin
19.
Terimakasih juga yang sangat besar kepada sahabat saya geng montok Sofia
basalamah, Dian misbahi khafia dan Arina Ismah Afiati yang membantu saya
dalam merekam FGD dipenelitian saya.
20.
Sahabat dan teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter Gigi angkatan
2012.
21.
Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang turut membantu
penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
Semoga seluruh dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan dan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir
kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kemajuan di bidang ilmu
kedokteran gigi pada dan bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum, Wr.
Wb.
Yogyakarta, 30 Juni 2016
ix
DAFTAR ISI
KARYA TULIS ILMIAH
…
...
i
HALAMAN PENGESAHAN...
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...
HALAMAN MOTTO...
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR...
vi
DAFTAR ISI...
ix
DAFTAR TABEL...
xi
DAFTAR GAMBAR...
xii
ABSTRACT
... xiii
INTISARI...
xiv
BAB I. PENDAHULUAN...
1
A. Latar Belakang Masalah...
1
B. Rumusan Masalah...
6
C. Keaslian Penelitian...
7
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian...
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...
9
A.Tinjauan Pustaka...
9
1.
Metode Pembelajaran ...
9
2. Ketepatan Kelulusan... 12
3. Modul Pembelajaran Terintegrasi... 13
4. Faktor-faktor Penghambat Kelulusan... 14
5. Metode Penelitian dengan FGD...
16
B. Landasan Teori... 17
C.Kerangka Konsep... 20
D. Pertanyaan Penelitian ...
20
BAB III. METODE PENELITIAN...
21
A. Jenis dan Desain Penelitian... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 21
C. Populasi dan Subjek Penelitian... 21
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...
22
E. Variabel Penelitian... 22
F. Definisi Operasional... 22
G. Instrumen Penelitian... 22
H. Jalannya Penelitian...
23
I.
Keabsahan Data Penelitian Kualitatif... 25
J. Alur Penelitian... 26
x
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...
27
A.
Hasil Penelitian ... 27
1.
Karakteristik Responden...
a.
Karakteristik responden berdasarkan
tahun angkatan...
27
28
b.
Karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin...
28
2.
Faktor-Faktor
yang
Menghambat
Ketepatan
Kelulusan Mahasiswa Profes... 28
a.
Distribusi
frekuensi
faktor-faktor
yang
menghambat ketepatan kelulusan...
29
b.
Distribusi
frekuensi
faktor
pasien
sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
29
c.
Distribusi
frekuensi
faktor
dosen
sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
30
d.
Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
31
e.
Distribusi frekuensi faktor
requirement sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
32
f.
Distribusi
frekuensi
faktor
SIM
sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
33
g.
Distribusi
frekuensi
faktor
biaya
sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
34
h.
Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai
penghambat
ketepatan
kelulusan
mahasiswa
profesi di RSGM UMY...
35
B.
Pembahasan ... 37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...
46
A.Kesimpulan ...
46
B. Saran ... 49
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat
Ketepatan kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM
UMY...
27
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Pasien Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM
UMY...
28
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Dosen Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM
UMY...
29
Tabel 4. Distribusi
Frekuensi
Faktor
Fasilitas
Sebagai
Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di
RSGM UMY...
30
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Requirement Sebagai
Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di
RSGM UMY...
30
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor SIM Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Kelulusan Mahasiswa
Profesi di RSGM UMY...
31
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Biaya Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM
UMY...
33
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor Masalah Pribadi Sebagai
Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di
RSGM UMY...
34
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
ABSTRACT
Background :
There were 58 clinical students in dental hospital of
muhammadiyah university of yogyakarta who did not graduate yet. The amount of
clinical students that did not graduate yet was causing quality decrease for
university. An inexact graduation time give bad impact for the university and the
students.
Objective :
The objective of this research was to find out the resisting factors that
affecting the exactness graduation time of clinical student in dental hospital
university of yogyakarta.
Methods :
This research was a qualitative study using Focus Group Discussion
(FGD) method. The subjects were 33 clinical students ranged from 2004 until
2008 year of study. One group consist of 6 until 7 clinical students, which
discussion time was about 45-60 minutes. In a month period, there was one
discussion session per day. The sampling technique was using a total sampling.
Data presented in the form of frequency distribution and qualitative analysis.
Result :
The result of this reaserch showed that factors resisting the exact of
graduation time were personal matters (100%) and expenses (57%) while the
external factors were patient factors (100%), supervisor factors (87%),
information management system (SIM) factors (84%), requirement factors (69%)
and facility factors (51%).
Conclusion :
The internal factors that played an important role in resisting the
graduation time were personal matter and expenses while the external factors
were patient factors, supervisor factors, information management system (SIM)
factors, requirement factors and facility factors.
xiv
INTISARI
Latar Belakang : Mahasiswa profesi di RSGM UMY yang belum lulus dari
angkatan 2004 sampai 2008 berjumlah 58 mahasiswa. Jumlah mahasiswa profesi
yang tidak lulus tepat waktu menyebabkan menurunnya kualitas mutu universitas.
Ketidaktepatan kelulusan memberikan dampak merugikan bagi pihak universitas
dan juga mahasiswa.
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan
metode Focus Group Discussion (FGD). Subjek pada penelitian ini berjumlah 33
mahasiswa profesi yang belum lulus tepat waktu dari angkatan 2004 sampai 2008.
Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 mahasiswa profesi dengan waktu diskusi
sekitar 45 menit sampai 1 jam. Satu hari terdiri dari 1 sesi selama 1 bulan. Teknik
pengambilan sample menggunakan total sampling. Data yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan analisa secara kulitatif.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah pribadi (100%) dan biaya
(57%) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pasien (100%), dosen (87%),
fasilitas (51%), SIM (84%) dan requirement (69%).
muhammadiyah university of yogyakarta who did not graduate yet. The amount of
clinical students that did not graduate yet was causing quality decrease for
university. An inexact graduation time give bad impact for the university and the
students.
Objective :
The objective of this research was to find out the resisting factors that
affecting the exactness graduation time of clinical student in dental hospital
university of yogyakarta.
Methods :
This research was a qualitative study using Focus Group Discussion
(FGD) method. The subjects were 33 clinical students ranged from 2004 until
2008 year of study. One group consist of 6 until 7 clinical students, which
discussion time was about 45-60 minutes. In a month period, there was one
discussion session per day. The sampling technique was using a total sampling.
Data presented in the form of frequency distribution and qualitative analysis.
Result :
The result of this reaserch showed that factors resisting the exact of
graduation time were personal matters (100%) and expenses (57%) while the
external factors were patient factors (100%), supervisor factors (87%),
information management system (SIM) factors (84%), requirement factors (69%)
and facility factors (51%).
Conclusion :
The internal factors that played an important role in resisting the
graduation time were personal matter and expenses while the external factors
were patient factors, supervisor factors, information management system (SIM)
factors, requirement factors and facility factors.
angkatan 2004 sampai 2008 berjumlah 58 mahasiswa. Jumlah mahasiswa profesi
yang tidak lulus tepat waktu menyebabkan menurunnya kualitas mutu universitas.
Ketidaktepatan kelulusan memberikan dampak merugikan bagi pihak universitas
dan juga mahasiswa.
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan
metode
Focus Group Discussion (FGD). Subjek pada penelitian ini berjumlah 33
mahasiswa profesi yang belum lulus tepat waktu dari angkatan 2004 sampai 2008.
Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 mahasiswa profesi dengan waktu diskusi
sekitar 45 menit sampai 1 jam. Satu hari terdiri dari 1 sesi selama 1 bulan. Teknik
pengambilan sample menggunakan total sampling. Data yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan analisa secara kulitatif.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah pribadi (100%) dan biaya
(57%) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pasien (100%), dosen (87%),
fasilitas (51%), SIM (84%) dan requirement (69%).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan
yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi.
Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang
mempunyai profesionalisme dalam melakukan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Proses pembelajaran pada program pendidikan sarjana
kedokteran gigi menggunakan metode pembelajaran yang berfokus pada
mahasiswa (student centered learning) dengan kurikulum berbasis
kompetensi yang dapat mendorong mahasiswa belajar aktif dan mandiri
sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
Indonesia, 2012).
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), (2011)
mendefinisikan bahwa pendidikan kedokteran gigi adalah pendidikan
akademik profesional. Pendidikan akademik profesional tersebut
mencakup pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh ilmu pengetahuan
bidang kedokteran gigi, keterampilan klinik sekaligus sikap sebagai
seorang dokter gigi yang profesional.
Pendidikan kedokteran gigi di Indonesia terdiri atas dua tahap,
yaitu pendidikan sarjana kedokteran gigi yang berlangsung selama kurang
lebih empat tahun untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi
(S.KG) dan melanjutkan lagi pendidikan klinik atau pendidikan profesi
untuk mendapatkan gelar dokter gigi (drg) selama kurang lebih dua tahun.
Kedua tahapan ini berdasarkan ketentuan yang diatur oleh Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) dengan menggunakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) (KKI, 2012).
Pembelajaran pada masa pendidikan profesi merupakan masa yang
penting bagi mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi untuk
mengembangkan diri dari mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi
menjadi dokter dan dokter gigi (Cooke, 2010). Berdasarkan kebijakan
pemerintah, institusi pendidikan kedokteran gigi harus menerapkan metode
pembelajaran berfokus pada mahasiswa
(student centered learning).
Metode pembelajaran tersebut mencakup small group discussion, role play
and simulation,
discovery learning,
self directed learning,
cooperative
learning,
collaborative learning,
contextual instruction,
problem based
learning,
case study and case report,
skill lab,
scientific session.
Metode
pembelajaran
semacam
ini
akan
membantu
mahasiswa
dalam
mengembang kualitas belajar mandiri, belajar sepanjang hayat, berfikir
kritis dan analisis (Dikti, 2011).
serta kemampuan manajemen klinik dan komunikasi dasar dalam situasi
yang sesuai dengan keadaan dimasa mendatang ketika sudah menjadi
seorang dokter gigi (PSPDG UMY, 2011). Metode pembelajaran didalam
dunia kedokteran gigi terdiri dari
outcome-based curriculum, independent
learning,
problem-based learning,
integrated learning,
interprofessional
education dan core curriculum and student-selected components (Dent dan
Harden, 2006).
Hadist yang berisi tentang penguasaan ilmu telah dijelaskan
:
“Dari
Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa
derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat.
Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun
dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa
amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa
amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal
adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu
adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah
sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”
(Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad).
kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan
yaitu dokter gigi muda mengikuti progress test yang ditandai dengan surat
keterangan hasil
progress test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus
ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila
dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester (18
bulan) (PSPDG UMY, 2011).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 37 tahun
2013 tentang pendidikan kedokteran menyebutkan bahwa mahasiswa yang
telah lulus program profesi dokter atau profesi dokter gigi wajib
mengangkat sumpah sebagai pertanggungjawaban moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. Sumpah
sebagai dokter atau dokter gigi didasarkan pada etika profesi kedokteran
dan ditetapkan dengan keputusan presiden.
Sistem
integrasiyang
diterapkan
pada
mahasiswa
profesi
pendidikan dokter gigi di RSGM UMY mempunyai kegiatan belajar
mengajar dalam metode integrasi. Tahap profesi dari sistem integrasi
meliputi
Bed Site Teaching-Modifikasi KG (BST), Direct Observation
Procedural Skills (DOPS), Community Scientific Session (CSS), Resources
Person Session (RPS), Case Reflectio,
pengabdian masyarakat, progress
test tahap profesi,e-case dan mentoring (PSPDG UMY, 2011).
pendidikan profesi prodi kedokteran gigi FKIK UMY terdapat 12 modul
terintegrasi yang terdiri atas 9 modul klinik dan 3 modul berbasis
kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan
yaitu dokter gigi muda mengikuti
progress test yang ditandai dengan
suratketerangan hasil
progress test dan yang terakhir dokter gigi muda
lulus ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu
apabila dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga
semester (18 bulan) (PSPDG UMY, 2011).
Berdasarkan survei penelitian Bulan April sampai Mei 2016
Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi
dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi masalah pribadi dan biaya sedangkan faktor eksternal meliputi
faktor pasien, requirement, sistem informasi manajemen (SIM), dosen dan
fasilitas. Faktor- faktor ini merupakan hambatan yang dialami oleh
mahasiswa profesi yang belum lulus.
dari perawatan yang diberikan terutama apabila pasien tersebut merupakan
pasien dari requirement yang dibutuhkan.
Faktor eksternal dari faktor-faktor yang menghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi yaitu faktor pasien karena tidak
kooperatifnya pasien maka membuat mahasiswa profesi harus mencari
cara agar pasien bisa datang kembali untuk kontrol karena apabila pasien
tidak datang untuk kontrol maka tidak bisa dikategorikan sebagai satu
requirement. Faktor
requirement yaitu apabila mahasiswa profesi tidak
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan : apa saja faktor-faktor yang menghambat
ketepatankelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Muhammadiyah yogyakarta.
C.
Keaslian Penelitian
Siswanto dan Sampurno. (2015) “
Faktor-faktor penghambat pengerjaan
tugas akhir skripsi mahasiswa pendidikan teknik otomotif FT UNY”.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Persamaan nya yaitu
sama-sama meneliti tentang faktor apa saja yang menghambat dan untuk
perbedaan nya yaitu faktor yang menghambat pengerjaan tugas akhir dan
faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
menghambat ketepatankelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi peneliti:
Sebagai informasi terkait kesiapan peneliti untuk menempuh
pendidikan profesi
2.
Bagi dokter gigi muda:
Sebagai informasi terkait hambatan ketepatan kelulusan mahasiswa
profesi di RSGM UMY sehingga mahasiswa mengetahui apa hambatan
yang terjadi .
3.
Bagi RSGM UMY :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari :
a.
Outcome-based curriculum
Pembelajaran metode
outcome-based curriculum ini
merupakan metode pembelajaran yang dimulai dari menentukan
outcome dari lulusan yang sudah sukses menjadi seorang dokter.
Hasil baik seperti yang dicapai oleh dokter tersebut perlu ditelusuri
secara lanjut bagaimana cara mereka mendapatkan hasil yang baik
serta memuaskan dan dilanjutkan membuat kesempatan belajar
kepada mahasiswa kedokteran (Smith, 2006).
Metode
pembelajaran
outcome-based
curriculum
mengadopsi dari hasil (outcome) yang telah ditetapkan. Hasil dari
outcome terdiri dari komunikasi yang efektif keterampilan klinis
dasar, menggunakan ilmu pengetahuan dasar dalam praktek ilmu,
diagnosis, manajemen dan pencegahan, belajar sepanjang hayat,
pengembangan profesional dan pertumbuhan pribadi, konteks
sosial dan komunitas kesehatan, penalaran moral dan etika klinis,
dan pemecahan masalah (Smith, 2003).
b.
Independent learning
Metode pembelajaran
independent learning
yang berbasis
pada mahasiswa sendiri dengan cara mahasiswa menguasai topik
dari pelajaran kemudian mempersiapkan diri untuk belajar secara
kelompok untuk menindaklanjuti pelajaran yang dibahas pada sesi
tersebut. Mahasiswa juga perlu mengetahui lebih banyak mengenai
hal-hal yang mendasari pasien dari buku-buku yang menunjang
pembelajaran. Intensitas belajar secara mandiri akan lebih banyak
saat akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pasien
(Harden dan Laidlaw, 1992).
Pembelajaran mandiri yang tidak didampingi oleh dosen
atau guru harus lebih mengandalkan diri sendiri dan juga harus
menguasai materi pembelajaran. Pendidikan profesi akan membuat
belajar lebih efektif dan juga akan lebih mengenali potensi
keuntungan yang tersirat dalam belajar mandiri (Harden dan
Laidlaw, 1992).
c.
Problem-based learning (PBL)
Problem-based learning adalah metode pembelajaran yang
d.
Integrated learning
Integrasi di dalam pendidikan kesehatan, terbagi menjadi 2
macam yakni integrasi secara vertikal dan integrasi secara
horizontal.Integrasi secara horizontal yaitu integrasi pada
pendidikan kesehatan, macam-macam bidang disiplin ilmu
dikombinasikan disetiap masing-masing tahun ajaran. Integrasi
secara vertikal yaitu integrasi pada berbagai macam bidang disiplin
ilmu disusun dalam suatu tema yang besar kemudian dilaksanakan
pada seluruh tahun ajaran pendidikan (Prideaux, 2009).
e.
Interprofessional Education (IPE)
Interprofessional education (IPE) dianggap WHO sebagai
suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan
kemampuan untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan secara
kolaboratif dan membantu mahasiswa menjadi lebih kompeten
untuk bekerja dalam suatu kelompok (Barr, 2009).
f.
Core curriculum and student-selected components
terintegrasi dalam kaitannya dengan peta hasil belajar (Cholerton,
2005).
2.
Ketepatan Kelulusan
Ketepatan kelulusan menurut :
a.
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
Struktur kurikulum harus meliputi tahap akademik dan
tahap profesi. Kurikulum pendidikan dokter harus terdiri atas
muatan yang disusun berdasarkan standar kompetensi dokter
indonesia yang disahkan oleh KKI sebesar 80% isi kurikulum serta
20% muatan unggulan lokal. Durasi kurikulum tahap akademik
dilaksanakan minimal 7 (tujuh) semester, dan tahap profesi 4
(empat) semester.
b.
Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Permendikbud)
Pasal 17 bagian ketiga dalam permendikbud menyebutkan
bahwa masa studi yang dibebankan kepada mahasiswa profesi
untuk mempelajari semua kegiatan dan pengetahuan yaitu selama 1
sampai 2 tahun setelah menyelesaikan program sarjana.
c.
Panduan kepaniteraan klinik
UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9 modul
klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat. Syarat kedua
dari kelulusan yang diberlakukan yaitu dokter gigi muda mengikuti
progress test yang ditandai dengan surat keterangan hasil
progress
test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus ujian komprehensif.
Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila dapat
menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester atau
18 bulan (PSPDG UMY, 2011).
3.
Modul Pembelajaran Terintegrasi
Panduan kepaniteraan klinik, 2011 menyebutkan modul adalah
kumpulan materi yang menjadi pedoman selama melaksanakan
pendidikan profesi. Kurikulum tahap pendidikan profesi yang ada di
KG FKIK UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9
modul klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat yaitu:
a.
Modul maloklusi
b.
Modul penyakit periodontal
c.
Modul operatifdentistry
d.
Modul penyakit endodontik
e.
Modul protesa
f.
Modul rampant karies
g.
Modul trauma
i.
Modul lesi oral
j.
Modul rujukan
k.
Modul managemen praktek
l.
Modul kedokteran gigi keluarga
4.
Faktor-Faktor Penghambat Kelulusan
Berdasarkan survei pendahuluan pada Bulan April sampai Mei
2016 oleh peneliti mendapatkan bahwa faktor-faktor yang
menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi terbagi dalam 7
faktor yaitu:
a.
Faktor pasien
Faktor pasien yang menjadi salah satu faktor yang
menghambat dikarenakan kurangnya kooperatif dari pasien serta
pasien sulit untuk didatangkan apabila waktunya untuk kontrol
setelah perawatan. Berdasarkan survei pendahuluan pasien yang
seharusnya kontrol satu minggu setelah tindakan tetapi tidak datang
untuk kontrol maka tidak disebut sebagai
requirement, hal ini
merugikan mahasiswa profesi dari segi biaya, tenaga dan waktu.
b.
Faktor requirement
Requirement yang ada di RSGM UMY tidaklah sama dengan
dalam mencari pasien yang akan sering datang untuk kontrol.
Pasien yang tidak kontrol setelah dilakukan tindakan tidaklah
disebut sebagai requirement sehingga mahasiswa profesi merasa
rugi.
c.
Faktor Sistem Informasi Manajemen ( SIM )
Mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan harus
melakukan beberapa tahapan sesuai dengan ketentuan dari sistem
yang diterapkan oleh RSGM. Tahapan yang dilakukan mahasiswa
profesi dianggap terlalu panjang sehingga pasien akan menunggu
lama sebelum dilakukan perawatan. Mahasiswa profesi sebelum
melakukan perawatan harus terlebih dahulu melengkapi data-data
pasien serta keadaan pasien secara umum. Berkaitan dengan SIM,
mahasiswa profesi melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, setelah
itu melakukan indikasi dengan persetujuan dari dosen dan apabila
telah disetujui barulah dilakukan tindakan. Mahasiswa profesi
harus membayar terlebih dahulu setelah dilakukan tindakan untuk
mendapatkan nilai.
d.
Faktor masalah pribadi
malas yang juga menjadi masalah pribadi sehingga tertundanya
kelulusan.
e.
Faktor dosen
Berbagai macam perawatan yang dilakukan mahasiswa
profesi harus dengan persetujuan dari dosen, tetapi dosen sering
tidak ditempat dan mengakibatkan tertundanya pengerjaan pasien.
Mahasiswa profesi tidak dapat melakukan tindakan pada pasien
tanpa persetujuan dari dosen.
f.
Faktor biaya
Biaya yang dikenakan dalam setiap perawatan berbeda-beda
tetapi sebagai mahasiswa profesi akan lebih sering membiayai
pasien
yang
dilakukan
perawatan
karena
alasan
untuk
mempercepata penyelesaian
requirement. Pasien yang menolak
untuk membayar akan menjadi kewajiban mahasiswa profesi untuk
membayari pasien.
g.
Faktor fasilitas
gigi sehingga mahasiswa profesi harus menunggu dan bergantian
kursi gigi apabila mempunyai pasien.
5.
Metode Penelitian dengan Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus
merupakan suatu metodepengumpulan data yang lazim digunakan
padapenelitian kualitatif sosial, tidak terkecuali padapenelitian
keperawatan. Metode ini mengandalkanperolehan data atau informasi
dari suatu interaksi informan atau responden berdasarkan hasil
diskusidalam suatu kelompok yang berfokus untukmelakukan bahasan
dalam menyelesaikanpermasalahan tertentu. Data atau informasi
yangdiperoleh melalui teknik ini, selain merupakaninformasi
kelompok, juga merupakan suatupendapat dan keputusan kelompok
tersebut.
Keunggulan penggunaan metode FGD adalah memberikan data
yang lebih kaya dan memberikan nilai tambah pada data yang tidak
diperoleh ketika menggunakan metode pengumpulan data lainnya,
terutama dalam penelitian kuantitatif (Lehoux dkk., 2006).
B.
Landasan Teori
dalam mengidentifikasi atau mendiagnosis pasien dan selanjutnya
menentukan perawatan yang tepat untuk pasien. Proses menentukan
diagnosis dan perawatan dalam praktek kedokteran gigi sebaiknya juga
didasari oleh beberapa disiplin ilmu seperti ilmu kedokteran umum,
sehingga seorang dokter gigi tidak hanya melihat pasien berdasarkan ilmu
kedokteran gigi saja melainkan dari kesehatan secara umum pasien.
Sistem pembelajaran terintegrasi membantu dalam proses ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi sebagimana yang diterapkan di RSGM UMY.
Bermacam metode pembelajaran di kedokteran gigi yang terdiri dari
outcome-based
curriculum,
independent
learning,
problem-based
learning,
integrated learningdan core curriculum and student-selected
components. Berdasarkan beberapa metode tersebut sebagai pacuan
pembelajaran yang bertujuaan sebagai dasar dalam pembentukan belajar
mandiri seorang mahasiswa profesi.
Penerapan dari
bermacam
-macam metode pembelajaran pada tiap
universitas khususnya pendidikan kedokteran berbeda-beda, tergantung
kepada tujuan dari setiap institusi tersebut serta banyaknya manfaat dari
metode pembelajaran yang diterapkan.Tujuan dari metode-metode tersebut
yakni sebagai suatu alasan untuk mencapai ketepatan kelulusan.
kelulusan dari DIKTI menyebutkan durasi kurikulum tahap akademik
dilaksanakan minimal 7 (tujuh) semester, dan tahap profesi 4 (empat)
semester. Peraturan Mentreri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia menyebutkan mahasiswa profesi mempelajari semua kegiatan
dan pengetahuan yaitu selama 1 sampai 2 tahun setelah menyelesaikan
program sarjana.
Kelulusan tepat waktu merupakan isu penting yang perlu disikapi
bijak oleh institusi pendidikan.Tingkat kelulusan dianggap sebagai salah
satu parameter efektifitas dalam institusi pendidikan, sehingga saat ini
memperhatikan tingkat kelulusan tepat waktu suatu perguruan menjadi hal
penting. Penurunan tingkat kelulusan akan berpengaruh terhadap akreditasi
suatu perguruan. Monitoring dan evaluasi diperlukan terhadap
kecenderungan kelulusan tepat waktu atau tidak.
Hambatan menjadi salah satu hal yang membuat banyak orang
khususnya mahasiswa dalam menjalankan sesuatu hal. Khusunya dalam
pendidikan profesi hambatan yang membuat mahasiswa lulus tidak tepat
sangatlah banyak sehingga mahasiswa harus bisa lebih mengetahui
bagaimana cara nya agar menghindari hambatan.
profesi sebagai faktor yang memperpanjang waktu kerja, faktor pribadi
juga merupakan salah satu faktor yang menghambat ketepatan kelulusan
karena adanya rasa malas serta alasan pribadi lainnya, faktor dosen yang
jarang ditempat membuat mahasiswa profesi merasa kesulitan, faktor
biaya yang cukup banyak untuk membiayai pasien agar supaya pasien mau
untuk dilakukan perawatan dan faktor fasilitas yang sedikit menghambat
jalannya aktifitas.
[image:38.595.149.562.309.645.2]C.
Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
1. Pasien
2. Requirment
3. Sistem Informasi
Manajement (SIM)
4. Dosen
5. Fasilitas
Faktor-faktor yang
menghambat ketepatan
kelulusan
Mahasiswa profesi di
RSGM UMY
Proses pembelajaran
Internal
1. Masalah pribadi
2. Biaya
D.
Pertanyaan Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif menggunakan metode
Focus Group Discussion (FGD).
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016
C.
Populasi dan Subyek Penelitian
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi di RSGM
angkatan 2004-2008 yang belum lulus dan masih aktif yang berjumlah
58 mahasiswa.
2.
Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa profesi angkatan 2004-2008
yang berjumlah 58 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
non probability
sampling yaitu total sampling.
D.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1.
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa profesi yang
belum lulus dan masih aktif.
2.
Kriteria Eksklusi
a.
Mahasiswa profesi yang tidak bersedia menjadi responden
penelitian.
b.
Mahasiswa profesi yang sedang cuti.
c.
Mahasiswa profesi yang tidak bisa dihubungi dan jarang masuk.
E.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menghambat
ketepatan kelulusan
F.
Definisi Operasional
1.
Ketepatan kelulusan
2.
Mahasiswa profesi
Mahasiswa profesi pada penelitian ini adalah dokter gigi muda
angkatan 2004-2008 yang belum lulus dan masih aktif.
G.
Instrumen Penelitian
1.
Alat penelitian
a.
Alat tulis
b.
Recorder
c.
Camera
d.
Ruangan untuk FGD
2.
Bahan penelitian
a.
Data mahasiswa profesi yang belum lulus
H.
Jalannya Penelitian
1.
Tahap persiapan penelitian
a.
Menyusun proposal penelitian
b.
Membuat data mahasiswa profesi yang belum lulus
2.
Tahap-tahap penelitian
d.
Mengumpulkan mahasiswa profesi 2004-2008 yang belum lulus
untuk melakukan FGD yang dibagi dalam beberapa kelompok.
Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 orang dengan waktu diskusi
sekitar 45 menit sampai satu jam. Satu hari terdiri dari satu sesi.
Setiap kelompok FGD terdapat 1 orang moderator dan 1 orang
notulen.
e.
Jumlah sampel sebanyak 58 responden berkurang menjadi 33
responden dikarenakan 25 responden lainnya masuk dalam kriteria
eksklusi karena jarang masuk, sedang cuti dan tidak aktif.
f.
Membuat hasil rekaman ke dalam bentuk narasi tertulis
g.
Melakukan koding data dari hasil FGD
h.
Analisis data
i.
Membuat kesimpulan
I.
Keabsahan Data Penelitian Kualitatif
Transferability / keteralihan,
Dependability / kebergantungan dan
Confirmability / kepastian ( Djaelani, 2013 cit. Moeleong, 2015)
1.
Credibility atau derajat kepercayaan
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan
pada penelitian ini adalah pengecekan data, penafsiran dan kesimpulan
dengan sesama anggota penelitian.
2.
Dependibility atau keteralihan
Peneliti dalam mengambil data mengacu pada kekonsistenan dalam
mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep
ketika membuat interpretasi untuk mengambil kesimpulan.
3.
Konfirmability atau kepastian
J.
Alur Penelitian
Ethical Clearance
Pengurusan surat ijin penelitian di RSGM
UMY
Focus Group discussion (FGD)
( 33 mahasiswa profesi)
Melakukan coding data
Kesimpulan
Dibagi dalam 5 kelompok
1 kelompok (6-7
mahasiswa) selama 30 hari
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
K.
Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Karakteristik Responden Penelitian
Responden pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa profesi
laki-laki dan perempuan angkatan 2004 sampai 2008 yang belum lulus
dengan jumlah 33 mahasiswa serta memiliki karakteristik yang
beragam. Hasil penelitian ini didapatkan dari transfer record yang
berisi rekaman suara dari responden dengan menyebutkan
hambatan-hambatan yang menjadi faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.
Dilakukan coding terlebih dahulu sehingga hambatan tersebut bisa
disimpulkan.
a.
Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan
[image:47.595.221.469.571.671.2]Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian berdasarkan angkatan
Angkatan
Frekuensi
Prosentase (%)
2004
2
6.06 %
2005
1
3.03 %
2006
5
15.15 %
2007
9
27.27 %
2008
13
39.39 %
Jumlah
33
100 %
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
berdasarkan tahun angkatan dengan responden terbanyak yaitu
pada angkatan 2008 dengan jumlah responden 13 (39.39%).
Responden pada penelitian ini dengan jumlah responden paling
sedikit yaitu pada angkatan 2005 dengan jumlah responden 1
(3.03%). Jenis kelamin perempuan dengan tahun angkatan 2008
adalah responden yang terbanyak.
b.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
[image:48.595.210.454.404.463.2]Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis
kelamin kelamin
Angkatan
Frekuensi
Prosentase (%)
Laki-laki
Perempuan
10
23
30.30 %
69.69 %
Jumlah
33
100 %
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
berdasarkan jenis kelamin dengan responden terbanyak adalah
perempuan yaitu sebanyak 23 (69.69%).
2.
Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa
profesi di RSGM UMY
ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY. Faktor-faktor
tersebut dapat dilihat dari tabel 3 sampai 10 berikut :
a.
Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
[image:49.595.201.468.347.483.2]Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat
ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor Penghambat
n (%)
Pasien
33 (100)
Dosen
29 (87)
Fasilitas
17 (51)
Requirement
23 (69)
SIM
28 (84)
Biaya
19 (57)
Masalah Pribadi
33 (100)
Jumlah
33 (100)
Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor yang menghambat
ketepatan kelulusan mahasiswa profesi terbanyak yaitu faktor
pasien sebanyak 33 (100%) dan faktor masalah pribadi sebanyak
33 (100%).
b.
Distribusi frekuensi faktor pasien sebagai penghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Faktor Pasien Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor Penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
Pasien
Pasien tidak datang kontrol
Kesulitan mencari pasien
Pasien tidak kooperatif
Pasien ingin datang jika
dibayari
29 (87)
25 (75)
14 (45)
12 (36)
Jumlah
33 (100)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa faktor pasien yang
tidak datang kontrol sebanyak 29 (87 %) dan kesulitan dalam mencari
pasien sebanyak 25 (75%) merupakan faktor yang paling terbanyak
sedangkan faktor yang paling sedikit adalah pasien tidak kooperatif
sebanyak 14 (45 %) .
c.
Distribusi frekuensi faktor dosen sebagai penghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Dosen Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor Penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
Dosen
Dosen jarang ditempat
Dosen datang terlambat
Dosen terlalu galak
Dosen sangat idealis
Dosen sibuk
30 (90)
32 (96)
10 (30)
8 (24)
22 (66)
Jumlah
33(100)
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor dosen datang
terlambat sebanyak 32 (96 %) dan dosen jarang ditempat sebanyak 32
(96%) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang
paling sedikit adalah dosen sangat idealis 8 (24%).
d.
Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai penghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
Fasilitas
1 kursi gigi untuk 12 mahasiswa
Sering kehabisan bahan
Server untuk mengancel pasien
hanya 1
28 (84)
17 (51)
5 (15)
Jumlah
33 (100)
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa faktor 1 kursi gigi
untuk 12 mahasiswa sebanyak 28 (84 %) merupakan faktor yang
paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah server
untuk mengancel pasien hanya 1 sebanyak 5 (15%).
e.
Distribusi frekuensi faktor
requirement sebagai penghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Requirement Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
Requirement
Scalling harus kontrol
Orthodontia terlalu banyak
PSA terlalu banyak
Follow up membuang waktu
23 (69)
19 (57)
11 (33)
21 (63)
Jumlah
33 (100)
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa faktor scalling harus
kontrol sebanyak 23 (69 %) dan
follow up membuang waktu sebanyak
21 (63 %) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor
yang paling sedikit adalah PSA terlalu banyak sebanyak 11 (33 %).
f.
Distribusi frekuensi faktor SIM sebagai penghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor SIM Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
SIM
SIM dilogsehingga tidak bisa kerja
pasien
Sistem terlalu panjang
28 (84)
20 (60)
Jumlah
33 (100)
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa faktor SIM di
log
tidak bisa kerja pasien sebanyak 28 (84 %) merupakan faktor yang
paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah sistem
yang terlalu panjang sebanyak 20 (60 %).
g.
Distribusi frekuensi faktor biaya sebagai penghambat ketepatan
kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor Biaya Sebagai Penghambat
Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
Faktor penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
Biaya
Harga perawatan mahal
SPP mahal
17 (51)
8 (24)
Jumlah
33 (100)
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa faktor harga
perawatan mahal sebanyak 17 (51 %) merupakan faktor yang paling
terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah SPP mahal
sebanyak 8 (24 %).
h.
Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai penghambat
ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor masalah pribadi Sebagai
Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di
RSGM UMY
Faktor penghambat
umum
Faktor penghambat khusus
Jumlah
n (%)
Masalah pribadi
Sudah menikah
Adanya rasa malas
6 (18)
33 (100)
Jumlah
33 (100)
B.
PEMBAHASAN
Responden pada penelitian ini berjumlah 33 orang terdiri dari
mahasiswa profesi angkatan 2004 sampai 2008 yang belum lulus.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat
ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY antara lain faktor
pasien, faktor masalah pribadi, faktor dosen, faktor biaya, faktor SIM,
faktor fasilitas dan faktor requirement.
1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan dan Jenis
Kelamin
Karakteristik
responden
berdasarkan
tahun
angkatan
menunjukkan bahwa responden yang paling terbanyak adalah angkatan
2008 sebanyak 13 (39.39%), berjenis kelamin perempuan 23 (69,69 %)
serta yang sudah menikah 7 (21,21%).
2.
Faktor-faktor yang Menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi
di RSGM UMY
a.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari mahasiswa
profesi itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kategori
faktor internal adalah faktor masalah pribadi dan faktor biaya.
Masalah pribadi dari masing-masing mahasiswa profesi
berbeda-beda misalnya mahasiswa profesi yang sudah menikah sehingga
akan lebih sibuk untuk mengurusi keluarganya dan pada akhirnya
kegiatan profesi tertunda kemudian mahasiswa profesi yang hamil
serta melahirkan juga menjadi faktor masalah pribadi yang
menghambat kelulusan. Rasa malas juga menjadi faktor internal dari
masalah pribadi dikarenakan kurangnya motivasi dari seorang
mahasiswa profesi.
Mahasiswa profesi yang sudah menikah tidak dipungkiri akan
sedikit kesulitan dalam hal keuangan dimana saat menjadi
mahasiswa profesi akan senantiasa membayari perawatan pasien
untuk memenuhi
requirement yang telah ditentukan oleh RSGM.
Masalah biaya termasuk dalam faktor internal yang berkaitan erat
dengan masalah pribadi, ketika seorang mahasiswa profesi yang
sudah menikah sulit mengatur keuangan untuk membayar SPP,
perawatan pasien dan kebutuhan rumah tangga.
b.
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pribadi
mahasiswa profesi. Faktor-faktor eksternal yaitu faktor pasien,
dosen, fasilitas,
requirement dan SIM. Faktor internal dan eksternal
merupakan faktor yang saling berhubungan dan tidak bisa
dipisahkan.
1). Faktor Pasien
kelamin perempuan menyebutkan faktor pasien dan 10 laki-laki
menyebutkan faktor pasien dari 28 responden.
Ketidakcocokan antara pasien dengan operator terkadang
yang membuat pasien tidak ingin datang lagi atau karena pasien
menunggu lama untuk dilakukan tindakan. Kesulitan dalam
mencari pasien sebanyak 25 (75 %) juga menjadi salah satu faktor
penghambat khusus yang banyak sehingga membuat mahasiswa
profesi tidak bisa bekerja untuk memenuhi
requirement sehingga
tertundalah kelulusan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan
cepat.
2). Faktor Dosen
profesi yang sudah membawa pasien untuk indikasi merasa
kecewa karena sudah mengatur jadwal pasien dengan dosen.
Keterlambatan
kedatangan
dosen
menjadi
faktor
penghambat sebanyak 32 (96 %) dikarenakan selain dosen
mendapatkan tugas jaga di RSGM, sebagian dosen juga
mempunyai tanggung jawab di terpadu. Kegiatan dosen diterpadu
misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial ataupun
mengerjakan tugas lainnya sehingga terkadang kedatangan dosen
ke RSGM sering terlambat dan menyebabkan mahasiswa merasa
tidak nyaman.
3). Faktor SIM
Sebanyak 28 (84 %) responden setuju dengan faktor SIM
sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Faktor
penghambat khusus yaitu SIM di log sehingga mahasiswa profesi
tidak bisa kerja pasien menjadi faktor penghambat yang tertinggi
dikarenakan pada saat mahasiswa profesi mempunyai hutang di
Front Office (FO) maka secara otomatis SIM mahasiswa tersebt
Beberapa dosen terkadang tidak tahu dengan adanya sistem
yang mengharuskan mahasiswa profesi bolak-balik untuk
mendapatkan persetujuan serta nilai. Sistem yang selalu
diperbaharui tetapi tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada
dosen sehingga beberapa dosen tidak tahu dengan adanya aturan
baru
yang mengharuskan mahasiswa
bolak-balik untuk
menyelesaikan perawatan.
4). Faktor Fasilitas
Sebanyak 28 (84 %) setuju dengan faktor fasilitas sebagai
faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Kursi gigi
merupakah salah satu fasilitas yang dikeluhkan mahasiswa profesi
sebagai penghambat karena harus bergantian secara
beramai-ramai. Satu kursi gigi untuk 12 orang sangatlah tidak efektif
karena harus mengatur jadwal terlebih dahulu bersama mahasiswa
profesi lainnya dan pada waktu yang sudah ditentukan terkadang
jam tersebut adalah jam dimana pasien berhalangan hadir karena
alasan kuliah kerja serta ada keperluan lain.
profesi beranggapan bahwa ini adalah resiko bagi mereka yang
terlamat lulus sehingga tidak ada masalah apabila harus mengatur
jadwal untuk pembagian jam kursi gigi.
Kehabisan bahan di RSGM juga menjadi faktor
penghambat sebanyak 17 (51 %) dimana pada saat mahasiswa
profesi akan mengambil atau meminta bahan untuk melakukan
suatu tindakan perawatan dan ternyata bahan yang harus
diaplikasikan tidak tersedia maka perawatan yang seharusnya
dilakukan menjadi tertunda karena kesalahan dari RSGM yang
tidak memeriksa perlengkapan yang sudah habis. Kendala seperti
ini sedikit menjadi keluhan beberapa mahasiswa yang mengejar
waktu karena pasien nya yang mempunyai kegiatan lain setelah
dilakukan perawatan.
5). FaktorRequirement
Sebanyak 23 (69 %) setuju dengan
requirementscalling
harus
kontrol
merupakan
faktor
penghambatdikarenakan
perawatan scalling gigi pada pasien yang mengharuskan pasien
kembali untuk kontrol sehingga bisa disebut sebagai 1
requirement. Pasien tidak semua nya akan kembali kontrol setelah
Requirement yang dirasa terlalu banyak adalah
orthodontia karena harus mencari pasien yang ingin selalu datang
kontrol dikarenakan perawatan orthodontia adalah perawatan
yang multi kunjungan untuk mendapatkan pergerakan gigi. Faktor
khusus yang mempunyai prosentase sebanyak 21 (63 %) adalah
follow up yang dirasa oleh mahasiswa profesi sebagai
3.
Diagram Hasil Analisis Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan
Mahasiswa Profesi di RSGM UMY.
[image:65.595.33.553.224.692.2]Diagram hasil analisis faktor penghambat ketepatan kelulusan
mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Diagram Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan
Pasien
Requiremen
SIM
Biaya
Masalah
Pribadi
Fasilitas
Dosen
Tidak bisa
mengerjaka
n pasien
Biaya
Menikah
Malas
Tidak memenuhi
requirement
SIM di
PSA dan Ortho
Lama menunggu
Proses jadi panjang
Datang telat dan sibuk
Manajemen kursi gigi
Perawatan mahal
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Requirement
terlalu
Faktor
penghambat Kasu
s GTC dan PSA
Pasien menunggu
lama, jera dan tidak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang menghambat
ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM
UMY yang paling banyak adalah faktor pasien, dosen, fasilitas,
requirement, SIM, Biaya dan masalah pribadi.
2.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor dosen adalah dosen
datang terlambat dan dosen jarang ditempat. Keterlambatan dosen
terjadi karena banyak hal yaitu dikarenakan selain dosen mendapatkan
tugas jaga di RSGM, sebagian dosen juga mempunyai tanggung jawab
di terpadu misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial
ataupun mengerjakan tugas lainnya diterpadu, serta dosen pergi ke
kantin sebelum waktunya. Keterlambatan kedatangan dosen berakibat
pula pada pasien yang lama menunggu sehingga mahasiswa profesi
tidak bisa mengerjakan perawatan pada pasien.
3.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktorpasien adalah pasien
tidak datang kontrol dan kesulitan mencari pasien. Pasien sering
merasa tidak nyaman karena menunggu lama untuk mendapatkan suatu
tindakan sehingga pasien jera. Menunggu lama yang disebabkan karena
dosen yang datang terlambat atau dosen mempunyai kegiatan lain. SIM
yang menyebabkan pasien menjadi menunggu lama sehingga pasien
pun akan merasa jera dan tidak mau datang lagi ke RSGM.
4.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor fasilitas adalah
Mahasiswa harus bergantian menggunakan kursi gigi dan juga harus
membuat jadwal pemakaian kursi supaya tidak bersamaan dalam
mendatangkan pasien serta mengerjakan pasien. Manajemen dari
mahasiswa yang harus baik untuk pembagian waktu bergantian kursi
gigi.
5.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor requirement adalah
requirement orthodontia dan PSA yang terlalu banyak dan dari
perawatan ortho harus mendatangkan pasien sebanyak 20 kali untuk
kontrol dengan biaya perawatan yang mahal. PSA juga termasuk
perawatan yang mahal dan harus mendatangkan berkali-kali pasien
untuk tahapan perawatannya. Perawatan yang mahal bisa berdampak
juga pada mahasiswa profesi yaitu tidak bisa mengerjakan pasien serta
tidak bisa memenuhi requirement.
6.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor SIM adalah SIM di
log sehingga tidak bisa kerja pasien. Proses yang panjang berakibat
7.
Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor biaya adalah harga
perawatan mahal. Tidak semua harga perawatan mahal tetapi ada
beberapa harga perawatan yang sangat mahal yaitu untuk perawatan
gigi tiruan lepasan dan orthodontia yang menghabiskan banyak biaya.
mahasiswa profesi tidak bisa kerja pasien dikarenakan pada saat
mahasiswa profesi mempunyai hutang di FO maka secara otomatis SIM
mahasiswa tersebut akan di
log sampai mahasiswa profesi bisa
membayar tagihan. Faktor biaya ini sangat berkaitan pada masalah
pribadi yaitu menikah dimana apabila sudah menikah harus mengatur
keangan antara membayar perawatan pasien dengan kebutuhan rumah
tangganya.
B.