• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT

GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana

Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

FERAWATI

20120340005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN

KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT

GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana

Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

FERAWATI

20120340005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN KELULUSAN

MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

FERAWATI

20120340005

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 30 Juni 2016

Dosen Pembimbing

Dosen Penguji

drg. Sri Utami, MPH.

drg. Iwan Dewanto, MMR.

NIK : 19790612200910 173 110

NIK : 19721106200410173070

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama

:

Ferawati

NIM

:

200120340005

Program Studi

:

Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas

:

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir

Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 30 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

(5)

iv

HALAMAN MOTTO

Berusahalah kamu jika ingin mencapai kesuksesan karena kesuksesan hanya

akan menghampiri orang yang berusaha, berusaha dan terus berusaha”

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua

peneliti yaitu Ibunda Hj. Sumarni, Ayahanda H. Andi Masjihad, abang kandung

peneliti Andi Maswadhi, kakak kandung peneliti Andi Juniati serta adik kandung

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “

Faktor-faktor yang Menghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa

Profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

”.

Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi

sebagian syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 (S1) Kedokteran Gigi pada

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tak

lepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya serta

memberikan kesehatan dan kemampuan kepada penulis sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

2.

Prof. DR. Bambang Cipto M.A., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

3.

dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4.

drg. Hastoro Pintadi., Sp.Pros, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

5.

Drg. Sri Utami, MPH., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar

memberi arahan, membagi ilmu dan waktu serta memberikan bimbingan

dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

(8)

vii

7.

drg. Dwi Aji Nugroho, MDSc., selaku Penanggung Jawab blok 17 yang

selalu memberikan semangat dan dorongan kepada seluruh mahasiswa untuk

menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8.

Seluruh dosen-dosen dan instruktur Program Studi Pendidikan Dokter Gigi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang telah memberi dan berbagi ilmu pengetahuan.

9.

Seluruh pihak RSGM UMY yang telah membantu penulis dalam proses

penelitian.

10.

Kedua orang tua yang saya sayangi dan saya cintai Hj. Sumarni karim dan H.

Andi masjihad yang selalu tulus memberi doa, kasih sayang serta

pengorbanan waktu dan materi yang tak terhingga semoga Allah selalu dalam

lindungan kedua orang tua ku amin.

11.

Abangku tersayang tercinta Andi Maswadhi, kakakku tersayang tercinta Andi

Juniati dan Adik kecil ku yang sangat aku banggakan Feni Andriani

terimakasih kalian selalu memberi doa, dukungan serta selalu mendengarkan

curhatanku.

12.

Keponakan antila Andi Raeflie, Finzha ramadhani, Afdhal wijaya, Firzham

aulia putra, Alya sabilla dan Fiya syakilla semuanya kesayangan antila

terimakasih dengan adanya kalian selalu membuat antila semangat.

13.

Vendre Dergistopher Riyadi yang selalu membantu saya dalam mengetik

naskah FGD.

14.

Untuk sahabat saya bu dokter yang selalu menasehati memberi masukan

serta selalu menyemangati saya selama ini Juwita Nur Lastry

15.

Teman seperjuangan KTI Arina Ismah Afiati yang selalu membantu dan

menyemangati saya dalam segala sesuatu didalam KTI ini.

16.

Terima kasih sahabat geng M3NGGAL3 Meiti azmi efenly, Vitriani, Fenny

dan Athary yang selalu support dan mendoakan.

(9)

viii

18.

Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman Osce holic Ulya, Dicky,

Azmi, Dian, Amijuvika, Sofia, Arina, Cynintya, Lutfi, Fina, Gufa, Adither,

Rahmad dan Memed yang selalu membantu saya dalam segala hal semoga

kita sukses bersama amin

19.

Terimakasih juga yang sangat besar kepada sahabat saya geng montok Sofia

basalamah, Dian misbahi khafia dan Arina Ismah Afiati yang membantu saya

dalam merekam FGD dipenelitian saya.

20.

Sahabat dan teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter Gigi angkatan

2012.

21.

Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang turut membantu

penulis dalam menyelesaikan KTI ini.

Semoga seluruh dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan belum

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir

kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kemajuan di bidang ilmu

kedokteran gigi pada dan bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum, Wr.

Wb.

Yogyakarta, 30 Juni 2016

(10)

ix

DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH

...

i

HALAMAN PENGESAHAN...

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...

HALAMAN MOTTO...

iii

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR...

vi

DAFTAR ISI...

ix

DAFTAR TABEL...

xi

DAFTAR GAMBAR...

xii

ABSTRACT

... xiii

INTISARI...

xiv

BAB I. PENDAHULUAN...

1

A. Latar Belakang Masalah...

1

B. Rumusan Masalah...

6

C. Keaslian Penelitian...

7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian...

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...

9

A.Tinjauan Pustaka...

9

1.

Metode Pembelajaran ...

9

2. Ketepatan Kelulusan... 12

3. Modul Pembelajaran Terintegrasi... 13

4. Faktor-faktor Penghambat Kelulusan... 14

5. Metode Penelitian dengan FGD...

16

B. Landasan Teori... 17

C.Kerangka Konsep... 20

D. Pertanyaan Penelitian ...

20

BAB III. METODE PENELITIAN...

21

A. Jenis dan Desain Penelitian... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 21

C. Populasi dan Subjek Penelitian... 21

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi...

22

E. Variabel Penelitian... 22

F. Definisi Operasional... 22

G. Instrumen Penelitian... 22

H. Jalannya Penelitian...

23

I.

Keabsahan Data Penelitian Kualitatif... 25

J. Alur Penelitian... 26

(11)

x

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

27

A.

Hasil Penelitian ... 27

1.

Karakteristik Responden...

a.

Karakteristik responden berdasarkan

tahun angkatan...

27

28

b.

Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin...

28

2.

Faktor-Faktor

yang

Menghambat

Ketepatan

Kelulusan Mahasiswa Profes... 28

a.

Distribusi

frekuensi

faktor-faktor

yang

menghambat ketepatan kelulusan...

29

b.

Distribusi

frekuensi

faktor

pasien

sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

29

c.

Distribusi

frekuensi

faktor

dosen

sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

30

d.

Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

31

e.

Distribusi frekuensi faktor

requirement sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

32

f.

Distribusi

frekuensi

faktor

SIM

sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

33

g.

Distribusi

frekuensi

faktor

biaya

sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

34

h.

Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai

penghambat

ketepatan

kelulusan

mahasiswa

profesi di RSGM UMY...

35

B.

Pembahasan ... 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...

46

A.Kesimpulan ...

46

B. Saran ... 49

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat

Ketepatan kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY...

27

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Pasien Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY...

28

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Dosen Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY...

29

Tabel 4. Distribusi

Frekuensi

Faktor

Fasilitas

Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY...

30

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Requirement Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY...

30

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor SIM Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Kelulusan Mahasiswa

Profesi di RSGM UMY...

31

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Biaya Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY...

33

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor Masalah Pribadi Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY...

34

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiii

ABSTRACT

Background :

There were 58 clinical students in dental hospital of

muhammadiyah university of yogyakarta who did not graduate yet. The amount of

clinical students that did not graduate yet was causing quality decrease for

university. An inexact graduation time give bad impact for the university and the

students.

Objective :

The objective of this research was to find out the resisting factors that

affecting the exactness graduation time of clinical student in dental hospital

university of yogyakarta.

Methods :

This research was a qualitative study using Focus Group Discussion

(FGD) method. The subjects were 33 clinical students ranged from 2004 until

2008 year of study. One group consist of 6 until 7 clinical students, which

discussion time was about 45-60 minutes. In a month period, there was one

discussion session per day. The sampling technique was using a total sampling.

Data presented in the form of frequency distribution and qualitative analysis.

Result :

The result of this reaserch showed that factors resisting the exact of

graduation time were personal matters (100%) and expenses (57%) while the

external factors were patient factors (100%), supervisor factors (87%),

information management system (SIM) factors (84%), requirement factors (69%)

and facility factors (51%).

Conclusion :

The internal factors that played an important role in resisting the

graduation time were personal matter and expenses while the external factors

were patient factors, supervisor factors, information management system (SIM)

factors, requirement factors and facility factors.

(15)

xiv

INTISARI

Latar Belakang : Mahasiswa profesi di RSGM UMY yang belum lulus dari

angkatan 2004 sampai 2008 berjumlah 58 mahasiswa. Jumlah mahasiswa profesi

yang tidak lulus tepat waktu menyebabkan menurunnya kualitas mutu universitas.

Ketidaktepatan kelulusan memberikan dampak merugikan bagi pihak universitas

dan juga mahasiswa.

Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan

metode Focus Group Discussion (FGD). Subjek pada penelitian ini berjumlah 33

mahasiswa profesi yang belum lulus tepat waktu dari angkatan 2004 sampai 2008.

Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 mahasiswa profesi dengan waktu diskusi

sekitar 45 menit sampai 1 jam. Satu hari terdiri dari 1 sesi selama 1 bulan. Teknik

pengambilan sample menggunakan total sampling. Data yang disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi dan analisa secara kulitatif.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah pribadi (100%) dan biaya

(57%) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pasien (100%), dosen (87%),

fasilitas (51%), SIM (84%) dan requirement (69%).

(16)
(17)

muhammadiyah university of yogyakarta who did not graduate yet. The amount of

clinical students that did not graduate yet was causing quality decrease for

university. An inexact graduation time give bad impact for the university and the

students.

Objective :

The objective of this research was to find out the resisting factors that

affecting the exactness graduation time of clinical student in dental hospital

university of yogyakarta.

Methods :

This research was a qualitative study using Focus Group Discussion

(FGD) method. The subjects were 33 clinical students ranged from 2004 until

2008 year of study. One group consist of 6 until 7 clinical students, which

discussion time was about 45-60 minutes. In a month period, there was one

discussion session per day. The sampling technique was using a total sampling.

Data presented in the form of frequency distribution and qualitative analysis.

Result :

The result of this reaserch showed that factors resisting the exact of

graduation time were personal matters (100%) and expenses (57%) while the

external factors were patient factors (100%), supervisor factors (87%),

information management system (SIM) factors (84%), requirement factors (69%)

and facility factors (51%).

Conclusion :

The internal factors that played an important role in resisting the

graduation time were personal matter and expenses while the external factors

were patient factors, supervisor factors, information management system (SIM)

factors, requirement factors and facility factors.

(18)

angkatan 2004 sampai 2008 berjumlah 58 mahasiswa. Jumlah mahasiswa profesi

yang tidak lulus tepat waktu menyebabkan menurunnya kualitas mutu universitas.

Ketidaktepatan kelulusan memberikan dampak merugikan bagi pihak universitas

dan juga mahasiswa.

Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan

metode

Focus Group Discussion (FGD). Subjek pada penelitian ini berjumlah 33

mahasiswa profesi yang belum lulus tepat waktu dari angkatan 2004 sampai 2008.

Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 mahasiswa profesi dengan waktu diskusi

sekitar 45 menit sampai 1 jam. Satu hari terdiri dari 1 sesi selama 1 bulan. Teknik

pengambilan sample menggunakan total sampling. Data yang disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi dan analisa secara kulitatif.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah pribadi (100%) dan biaya

(57%) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pasien (100%), dosen (87%),

fasilitas (51%), SIM (84%) dan requirement (69%).

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan

yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi.

Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang

mempunyai profesionalisme dalam melakukan pelayanan kesehatan pada

masyarakat. Proses pembelajaran pada program pendidikan sarjana

kedokteran gigi menggunakan metode pembelajaran yang berfokus pada

mahasiswa (student centered learning) dengan kurikulum berbasis

kompetensi yang dapat mendorong mahasiswa belajar aktif dan mandiri

sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

Indonesia, 2012).

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), (2011)

mendefinisikan bahwa pendidikan kedokteran gigi adalah pendidikan

akademik profesional. Pendidikan akademik profesional tersebut

mencakup pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh ilmu pengetahuan

bidang kedokteran gigi, keterampilan klinik sekaligus sikap sebagai

seorang dokter gigi yang profesional.

Pendidikan kedokteran gigi di Indonesia terdiri atas dua tahap,

yaitu pendidikan sarjana kedokteran gigi yang berlangsung selama kurang

(20)

lebih empat tahun untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi

(S.KG) dan melanjutkan lagi pendidikan klinik atau pendidikan profesi

untuk mendapatkan gelar dokter gigi (drg) selama kurang lebih dua tahun.

Kedua tahapan ini berdasarkan ketentuan yang diatur oleh Konsil

Kedokteran Indonesia (KKI) dengan menggunakan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) (KKI, 2012).

Pembelajaran pada masa pendidikan profesi merupakan masa yang

penting bagi mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi untuk

mengembangkan diri dari mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi

menjadi dokter dan dokter gigi (Cooke, 2010). Berdasarkan kebijakan

pemerintah, institusi pendidikan kedokteran gigi harus menerapkan metode

pembelajaran berfokus pada mahasiswa

(student centered learning).

Metode pembelajaran tersebut mencakup small group discussion, role play

and simulation,

discovery learning,

self directed learning,

cooperative

learning,

collaborative learning,

contextual instruction,

problem based

learning,

case study and case report,

skill lab,

scientific session.

Metode

pembelajaran

semacam

ini

akan

membantu

mahasiswa

dalam

mengembang kualitas belajar mandiri, belajar sepanjang hayat, berfikir

kritis dan analisis (Dikti, 2011).

(21)

serta kemampuan manajemen klinik dan komunikasi dasar dalam situasi

yang sesuai dengan keadaan dimasa mendatang ketika sudah menjadi

seorang dokter gigi (PSPDG UMY, 2011). Metode pembelajaran didalam

dunia kedokteran gigi terdiri dari

outcome-based curriculum, independent

learning,

problem-based learning,

integrated learning,

interprofessional

education dan core curriculum and student-selected components (Dent dan

Harden, 2006).

Hadist yang berisi tentang penguasaan ilmu telah dijelaskan

:

“Dari

Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa

derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat.

Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun

dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa

amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa

amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal

adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu

adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah

sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”

(Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad).

(22)

kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan

yaitu dokter gigi muda mengikuti progress test yang ditandai dengan surat

keterangan hasil

progress test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus

ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila

dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester (18

bulan) (PSPDG UMY, 2011).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 37 tahun

2013 tentang pendidikan kedokteran menyebutkan bahwa mahasiswa yang

telah lulus program profesi dokter atau profesi dokter gigi wajib

mengangkat sumpah sebagai pertanggungjawaban moral kepada Tuhan

Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. Sumpah

sebagai dokter atau dokter gigi didasarkan pada etika profesi kedokteran

dan ditetapkan dengan keputusan presiden.

Sistem

integrasiyang

diterapkan

pada

mahasiswa

profesi

pendidikan dokter gigi di RSGM UMY mempunyai kegiatan belajar

mengajar dalam metode integrasi. Tahap profesi dari sistem integrasi

meliputi

Bed Site Teaching-Modifikasi KG (BST), Direct Observation

Procedural Skills (DOPS), Community Scientific Session (CSS), Resources

Person Session (RPS), Case Reflectio,

pengabdian masyarakat, progress

test tahap profesi,e-case dan mentoring (PSPDG UMY, 2011).

(23)

pendidikan profesi prodi kedokteran gigi FKIK UMY terdapat 12 modul

terintegrasi yang terdiri atas 9 modul klinik dan 3 modul berbasis

kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan

yaitu dokter gigi muda mengikuti

progress test yang ditandai dengan

suratketerangan hasil

progress test dan yang terakhir dokter gigi muda

lulus ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu

apabila dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga

semester (18 bulan) (PSPDG UMY, 2011).

Berdasarkan survei penelitian Bulan April sampai Mei 2016

Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi

dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

meliputi masalah pribadi dan biaya sedangkan faktor eksternal meliputi

faktor pasien, requirement, sistem informasi manajemen (SIM), dosen dan

fasilitas. Faktor- faktor ini merupakan hambatan yang dialami oleh

mahasiswa profesi yang belum lulus.

(24)

dari perawatan yang diberikan terutama apabila pasien tersebut merupakan

pasien dari requirement yang dibutuhkan.

Faktor eksternal dari faktor-faktor yang menghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi yaitu faktor pasien karena tidak

kooperatifnya pasien maka membuat mahasiswa profesi harus mencari

cara agar pasien bisa datang kembali untuk kontrol karena apabila pasien

tidak datang untuk kontrol maka tidak bisa dikategorikan sebagai satu

requirement. Faktor

requirement yaitu apabila mahasiswa profesi tidak

(25)

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan : apa saja faktor-faktor yang menghambat

ketepatankelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Muhammadiyah yogyakarta.

C.

Keaslian Penelitian

Siswanto dan Sampurno. (2015) “

Faktor-faktor penghambat pengerjaan

tugas akhir skripsi mahasiswa pendidikan teknik otomotif FT UNY”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Persamaan nya yaitu

sama-sama meneliti tentang faktor apa saja yang menghambat dan untuk

perbedaan nya yaitu faktor yang menghambat pengerjaan tugas akhir dan

faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.

D.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

menghambat ketepatankelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

E.

Manfaat Penelitian

(26)

1.

Bagi peneliti:

Sebagai informasi terkait kesiapan peneliti untuk menempuh

pendidikan profesi

2.

Bagi dokter gigi muda:

Sebagai informasi terkait hambatan ketepatan kelulusan mahasiswa

profesi di RSGM UMY sehingga mahasiswa mengetahui apa hambatan

yang terjadi .

3.

Bagi RSGM UMY :

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Pustaka

1.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari :

a.

Outcome-based curriculum

Pembelajaran metode

outcome-based curriculum ini

merupakan metode pembelajaran yang dimulai dari menentukan

outcome dari lulusan yang sudah sukses menjadi seorang dokter.

Hasil baik seperti yang dicapai oleh dokter tersebut perlu ditelusuri

secara lanjut bagaimana cara mereka mendapatkan hasil yang baik

serta memuaskan dan dilanjutkan membuat kesempatan belajar

kepada mahasiswa kedokteran (Smith, 2006).

Metode

pembelajaran

outcome-based

curriculum

mengadopsi dari hasil (outcome) yang telah ditetapkan. Hasil dari

outcome terdiri dari komunikasi yang efektif keterampilan klinis

dasar, menggunakan ilmu pengetahuan dasar dalam praktek ilmu,

diagnosis, manajemen dan pencegahan, belajar sepanjang hayat,

pengembangan profesional dan pertumbuhan pribadi, konteks

sosial dan komunitas kesehatan, penalaran moral dan etika klinis,

dan pemecahan masalah (Smith, 2003).

(28)

b.

Independent learning

Metode pembelajaran

independent learning

yang berbasis

pada mahasiswa sendiri dengan cara mahasiswa menguasai topik

dari pelajaran kemudian mempersiapkan diri untuk belajar secara

kelompok untuk menindaklanjuti pelajaran yang dibahas pada sesi

tersebut. Mahasiswa juga perlu mengetahui lebih banyak mengenai

hal-hal yang mendasari pasien dari buku-buku yang menunjang

pembelajaran. Intensitas belajar secara mandiri akan lebih banyak

saat akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pasien

(Harden dan Laidlaw, 1992).

Pembelajaran mandiri yang tidak didampingi oleh dosen

atau guru harus lebih mengandalkan diri sendiri dan juga harus

menguasai materi pembelajaran. Pendidikan profesi akan membuat

belajar lebih efektif dan juga akan lebih mengenali potensi

keuntungan yang tersirat dalam belajar mandiri (Harden dan

Laidlaw, 1992).

c.

Problem-based learning (PBL)

Problem-based learning adalah metode pembelajaran yang

(29)

d.

Integrated learning

Integrasi di dalam pendidikan kesehatan, terbagi menjadi 2

macam yakni integrasi secara vertikal dan integrasi secara

horizontal.Integrasi secara horizontal yaitu integrasi pada

pendidikan kesehatan, macam-macam bidang disiplin ilmu

dikombinasikan disetiap masing-masing tahun ajaran. Integrasi

secara vertikal yaitu integrasi pada berbagai macam bidang disiplin

ilmu disusun dalam suatu tema yang besar kemudian dilaksanakan

pada seluruh tahun ajaran pendidikan (Prideaux, 2009).

e.

Interprofessional Education (IPE)

Interprofessional education (IPE) dianggap WHO sebagai

suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan

kemampuan untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan secara

kolaboratif dan membantu mahasiswa menjadi lebih kompeten

untuk bekerja dalam suatu kelompok (Barr, 2009).

f.

Core curriculum and student-selected components

(30)

terintegrasi dalam kaitannya dengan peta hasil belajar (Cholerton,

2005).

2.

Ketepatan Kelulusan

Ketepatan kelulusan menurut :

a.

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Struktur kurikulum harus meliputi tahap akademik dan

tahap profesi. Kurikulum pendidikan dokter harus terdiri atas

muatan yang disusun berdasarkan standar kompetensi dokter

indonesia yang disahkan oleh KKI sebesar 80% isi kurikulum serta

20% muatan unggulan lokal. Durasi kurikulum tahap akademik

dilaksanakan minimal 7 (tujuh) semester, dan tahap profesi 4

(empat) semester.

b.

Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(Permendikbud)

Pasal 17 bagian ketiga dalam permendikbud menyebutkan

bahwa masa studi yang dibebankan kepada mahasiswa profesi

untuk mempelajari semua kegiatan dan pengetahuan yaitu selama 1

sampai 2 tahun setelah menyelesaikan program sarjana.

c.

Panduan kepaniteraan klinik

(31)

UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9 modul

klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat. Syarat kedua

dari kelulusan yang diberlakukan yaitu dokter gigi muda mengikuti

progress test yang ditandai dengan surat keterangan hasil

progress

test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus ujian komprehensif.

Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila dapat

menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester atau

18 bulan (PSPDG UMY, 2011).

3.

Modul Pembelajaran Terintegrasi

Panduan kepaniteraan klinik, 2011 menyebutkan modul adalah

kumpulan materi yang menjadi pedoman selama melaksanakan

pendidikan profesi. Kurikulum tahap pendidikan profesi yang ada di

KG FKIK UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9

modul klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat yaitu:

a.

Modul maloklusi

b.

Modul penyakit periodontal

c.

Modul operatifdentistry

d.

Modul penyakit endodontik

e.

Modul protesa

f.

Modul rampant karies

g.

Modul trauma

(32)

i.

Modul lesi oral

j.

Modul rujukan

k.

Modul managemen praktek

l.

Modul kedokteran gigi keluarga

4.

Faktor-Faktor Penghambat Kelulusan

Berdasarkan survei pendahuluan pada Bulan April sampai Mei

2016 oleh peneliti mendapatkan bahwa faktor-faktor yang

menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi terbagi dalam 7

faktor yaitu:

a.

Faktor pasien

Faktor pasien yang menjadi salah satu faktor yang

menghambat dikarenakan kurangnya kooperatif dari pasien serta

pasien sulit untuk didatangkan apabila waktunya untuk kontrol

setelah perawatan. Berdasarkan survei pendahuluan pasien yang

seharusnya kontrol satu minggu setelah tindakan tetapi tidak datang

untuk kontrol maka tidak disebut sebagai

requirement, hal ini

merugikan mahasiswa profesi dari segi biaya, tenaga dan waktu.

b.

Faktor requirement

Requirement yang ada di RSGM UMY tidaklah sama dengan

(33)

dalam mencari pasien yang akan sering datang untuk kontrol.

Pasien yang tidak kontrol setelah dilakukan tindakan tidaklah

disebut sebagai requirement sehingga mahasiswa profesi merasa

rugi.

c.

Faktor Sistem Informasi Manajemen ( SIM )

Mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan harus

melakukan beberapa tahapan sesuai dengan ketentuan dari sistem

yang diterapkan oleh RSGM. Tahapan yang dilakukan mahasiswa

profesi dianggap terlalu panjang sehingga pasien akan menunggu

lama sebelum dilakukan perawatan. Mahasiswa profesi sebelum

melakukan perawatan harus terlebih dahulu melengkapi data-data

pasien serta keadaan pasien secara umum. Berkaitan dengan SIM,

mahasiswa profesi melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, setelah

itu melakukan indikasi dengan persetujuan dari dosen dan apabila

telah disetujui barulah dilakukan tindakan. Mahasiswa profesi

harus membayar terlebih dahulu setelah dilakukan tindakan untuk

mendapatkan nilai.

d.

Faktor masalah pribadi

(34)

malas yang juga menjadi masalah pribadi sehingga tertundanya

kelulusan.

e.

Faktor dosen

Berbagai macam perawatan yang dilakukan mahasiswa

profesi harus dengan persetujuan dari dosen, tetapi dosen sering

tidak ditempat dan mengakibatkan tertundanya pengerjaan pasien.

Mahasiswa profesi tidak dapat melakukan tindakan pada pasien

tanpa persetujuan dari dosen.

f.

Faktor biaya

Biaya yang dikenakan dalam setiap perawatan berbeda-beda

tetapi sebagai mahasiswa profesi akan lebih sering membiayai

pasien

yang

dilakukan

perawatan

karena

alasan

untuk

mempercepata penyelesaian

requirement. Pasien yang menolak

untuk membayar akan menjadi kewajiban mahasiswa profesi untuk

membayari pasien.

g.

Faktor fasilitas

(35)

gigi sehingga mahasiswa profesi harus menunggu dan bergantian

kursi gigi apabila mempunyai pasien.

5.

Metode Penelitian dengan Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus

merupakan suatu metodepengumpulan data yang lazim digunakan

padapenelitian kualitatif sosial, tidak terkecuali padapenelitian

keperawatan. Metode ini mengandalkanperolehan data atau informasi

dari suatu interaksi informan atau responden berdasarkan hasil

diskusidalam suatu kelompok yang berfokus untukmelakukan bahasan

dalam menyelesaikanpermasalahan tertentu. Data atau informasi

yangdiperoleh melalui teknik ini, selain merupakaninformasi

kelompok, juga merupakan suatupendapat dan keputusan kelompok

tersebut.

Keunggulan penggunaan metode FGD adalah memberikan data

yang lebih kaya dan memberikan nilai tambah pada data yang tidak

diperoleh ketika menggunakan metode pengumpulan data lainnya,

terutama dalam penelitian kuantitatif (Lehoux dkk., 2006).

B.

Landasan Teori

(36)

dalam mengidentifikasi atau mendiagnosis pasien dan selanjutnya

menentukan perawatan yang tepat untuk pasien. Proses menentukan

diagnosis dan perawatan dalam praktek kedokteran gigi sebaiknya juga

didasari oleh beberapa disiplin ilmu seperti ilmu kedokteran umum,

sehingga seorang dokter gigi tidak hanya melihat pasien berdasarkan ilmu

kedokteran gigi saja melainkan dari kesehatan secara umum pasien.

Sistem pembelajaran terintegrasi membantu dalam proses ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi sebagimana yang diterapkan di RSGM UMY.

Bermacam metode pembelajaran di kedokteran gigi yang terdiri dari

outcome-based

curriculum,

independent

learning,

problem-based

learning,

integrated learningdan core curriculum and student-selected

components. Berdasarkan beberapa metode tersebut sebagai pacuan

pembelajaran yang bertujuaan sebagai dasar dalam pembentukan belajar

mandiri seorang mahasiswa profesi.

Penerapan dari

bermacam

-macam metode pembelajaran pada tiap

universitas khususnya pendidikan kedokteran berbeda-beda, tergantung

kepada tujuan dari setiap institusi tersebut serta banyaknya manfaat dari

metode pembelajaran yang diterapkan.Tujuan dari metode-metode tersebut

yakni sebagai suatu alasan untuk mencapai ketepatan kelulusan.

(37)

kelulusan dari DIKTI menyebutkan durasi kurikulum tahap akademik

dilaksanakan minimal 7 (tujuh) semester, dan tahap profesi 4 (empat)

semester. Peraturan Mentreri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia menyebutkan mahasiswa profesi mempelajari semua kegiatan

dan pengetahuan yaitu selama 1 sampai 2 tahun setelah menyelesaikan

program sarjana.

Kelulusan tepat waktu merupakan isu penting yang perlu disikapi

bijak oleh institusi pendidikan.Tingkat kelulusan dianggap sebagai salah

satu parameter efektifitas dalam institusi pendidikan, sehingga saat ini

memperhatikan tingkat kelulusan tepat waktu suatu perguruan menjadi hal

penting. Penurunan tingkat kelulusan akan berpengaruh terhadap akreditasi

suatu perguruan. Monitoring dan evaluasi diperlukan terhadap

kecenderungan kelulusan tepat waktu atau tidak.

Hambatan menjadi salah satu hal yang membuat banyak orang

khususnya mahasiswa dalam menjalankan sesuatu hal. Khusunya dalam

pendidikan profesi hambatan yang membuat mahasiswa lulus tidak tepat

sangatlah banyak sehingga mahasiswa harus bisa lebih mengetahui

bagaimana cara nya agar menghindari hambatan.

(38)

profesi sebagai faktor yang memperpanjang waktu kerja, faktor pribadi

juga merupakan salah satu faktor yang menghambat ketepatan kelulusan

karena adanya rasa malas serta alasan pribadi lainnya, faktor dosen yang

jarang ditempat membuat mahasiswa profesi merasa kesulitan, faktor

biaya yang cukup banyak untuk membiayai pasien agar supaya pasien mau

untuk dilakukan perawatan dan faktor fasilitas yang sedikit menghambat

jalannya aktifitas.

[image:38.595.149.562.309.645.2]

C.

Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

1. Pasien

2. Requirment

3. Sistem Informasi

Manajement (SIM)

4. Dosen

5. Fasilitas

Faktor-faktor yang

menghambat ketepatan

kelulusan

Mahasiswa profesi di

RSGM UMY

Proses pembelajaran

Internal

1. Masalah pribadi

2. Biaya

(39)

D.

Pertanyaan Penelitian

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif menggunakan metode

Focus Group Discussion (FGD).

B.

Lokasi dan Waktu Penelitian

1.

Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2.

Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016

C.

Populasi dan Subyek Penelitian

1.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi di RSGM

angkatan 2004-2008 yang belum lulus dan masih aktif yang berjumlah

58 mahasiswa.

2.

Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa profesi angkatan 2004-2008

yang berjumlah 58 mahasiswa.

(41)

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

non probability

sampling yaitu total sampling.

D.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1.

Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa profesi yang

belum lulus dan masih aktif.

2.

Kriteria Eksklusi

a.

Mahasiswa profesi yang tidak bersedia menjadi responden

penelitian.

b.

Mahasiswa profesi yang sedang cuti.

c.

Mahasiswa profesi yang tidak bisa dihubungi dan jarang masuk.

E.

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menghambat

ketepatan kelulusan

F.

Definisi Operasional

1.

Ketepatan kelulusan

(42)

2.

Mahasiswa profesi

Mahasiswa profesi pada penelitian ini adalah dokter gigi muda

angkatan 2004-2008 yang belum lulus dan masih aktif.

G.

Instrumen Penelitian

1.

Alat penelitian

a.

Alat tulis

b.

Recorder

c.

Camera

d.

Ruangan untuk FGD

2.

Bahan penelitian

a.

Data mahasiswa profesi yang belum lulus

H.

Jalannya Penelitian

1.

Tahap persiapan penelitian

a.

Menyusun proposal penelitian

b.

Membuat data mahasiswa profesi yang belum lulus

2.

Tahap-tahap penelitian

(43)

d.

Mengumpulkan mahasiswa profesi 2004-2008 yang belum lulus

untuk melakukan FGD yang dibagi dalam beberapa kelompok.

Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 orang dengan waktu diskusi

sekitar 45 menit sampai satu jam. Satu hari terdiri dari satu sesi.

Setiap kelompok FGD terdapat 1 orang moderator dan 1 orang

notulen.

e.

Jumlah sampel sebanyak 58 responden berkurang menjadi 33

responden dikarenakan 25 responden lainnya masuk dalam kriteria

eksklusi karena jarang masuk, sedang cuti dan tidak aktif.

f.

Membuat hasil rekaman ke dalam bentuk narasi tertulis

g.

Melakukan koding data dari hasil FGD

h.

Analisis data

i.

Membuat kesimpulan

I.

Keabsahan Data Penelitian Kualitatif

(44)

Transferability / keteralihan,

Dependability / kebergantungan dan

Confirmability / kepastian ( Djaelani, 2013 cit. Moeleong, 2015)

1.

Credibility atau derajat kepercayaan

Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan

pada penelitian ini adalah pengecekan data, penafsiran dan kesimpulan

dengan sesama anggota penelitian.

2.

Dependibility atau keteralihan

Peneliti dalam mengambil data mengacu pada kekonsistenan dalam

mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep

ketika membuat interpretasi untuk mengambil kesimpulan.

3.

Konfirmability atau kepastian

(45)

J.

Alur Penelitian

Ethical Clearance

Pengurusan surat ijin penelitian di RSGM

UMY

Focus Group discussion (FGD)

( 33 mahasiswa profesi)

Melakukan coding data

Kesimpulan

Dibagi dalam 5 kelompok

1 kelompok (6-7

mahasiswa) selama 30 hari

(46)

Gambar 2. Diagram Alur Penelitian

K.

Analisis Data

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

1.

Karakteristik Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa profesi

laki-laki dan perempuan angkatan 2004 sampai 2008 yang belum lulus

dengan jumlah 33 mahasiswa serta memiliki karakteristik yang

beragam. Hasil penelitian ini didapatkan dari transfer record yang

berisi rekaman suara dari responden dengan menyebutkan

hambatan-hambatan yang menjadi faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.

Dilakukan coding terlebih dahulu sehingga hambatan tersebut bisa

disimpulkan.

a.

Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan

[image:47.595.221.469.571.671.2]

Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Karakteristik responden penelitian berdasarkan angkatan

Angkatan

Frekuensi

Prosentase (%)

2004

2

6.06 %

2005

1

3.03 %

2006

5

15.15 %

2007

9

27.27 %

2008

13

39.39 %

Jumlah

33

100 %

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini

berdasarkan tahun angkatan dengan responden terbanyak yaitu

(48)

pada angkatan 2008 dengan jumlah responden 13 (39.39%).

Responden pada penelitian ini dengan jumlah responden paling

sedikit yaitu pada angkatan 2005 dengan jumlah responden 1

(3.03%). Jenis kelamin perempuan dengan tahun angkatan 2008

adalah responden yang terbanyak.

b.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

[image:48.595.210.454.404.463.2]

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis

kelamin kelamin

Angkatan

Frekuensi

Prosentase (%)

Laki-laki

Perempuan

10

23

30.30 %

69.69 %

Jumlah

33

100 %

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini

berdasarkan jenis kelamin dengan responden terbanyak adalah

perempuan yaitu sebanyak 23 (69.69%).

2.

Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa

profesi di RSGM UMY

(49)

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY. Faktor-faktor

tersebut dapat dilihat dari tabel 3 sampai 10 berikut :

a.

Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

[image:49.595.201.468.347.483.2]

Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor Penghambat

n (%)

Pasien

33 (100)

Dosen

29 (87)

Fasilitas

17 (51)

Requirement

23 (69)

SIM

28 (84)

Biaya

19 (57)

Masalah Pribadi

33 (100)

Jumlah

33 (100)

Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor yang menghambat

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi terbanyak yaitu faktor

pasien sebanyak 33 (100%) dan faktor masalah pribadi sebanyak

33 (100%).

b.

Distribusi frekuensi faktor pasien sebagai penghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(50)
[image:50.595.161.499.154.317.2]

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Faktor Pasien Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor Penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

Pasien

Pasien tidak datang kontrol

Kesulitan mencari pasien

Pasien tidak kooperatif

Pasien ingin datang jika

dibayari

29 (87)

25 (75)

14 (45)

12 (36)

Jumlah

33 (100)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa faktor pasien yang

tidak datang kontrol sebanyak 29 (87 %) dan kesulitan dalam mencari

pasien sebanyak 25 (75%) merupakan faktor yang paling terbanyak

sedangkan faktor yang paling sedikit adalah pasien tidak kooperatif

sebanyak 14 (45 %) .

c.

Distribusi frekuensi faktor dosen sebagai penghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(51)
[image:51.595.164.506.155.333.2]

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Dosen Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor Penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

Dosen

Dosen jarang ditempat

Dosen datang terlambat

Dosen terlalu galak

Dosen sangat idealis

Dosen sibuk

30 (90)

32 (96)

10 (30)

8 (24)

22 (66)

Jumlah

33(100)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor dosen datang

terlambat sebanyak 32 (96 %) dan dosen jarang ditempat sebanyak 32

(96%) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang

paling sedikit adalah dosen sangat idealis 8 (24%).

d.

Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai penghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(52)
[image:52.595.164.511.155.291.2]

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

Fasilitas

1 kursi gigi untuk 12 mahasiswa

Sering kehabisan bahan

Server untuk mengancel pasien

hanya 1

28 (84)

17 (51)

5 (15)

Jumlah

33 (100)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa faktor 1 kursi gigi

untuk 12 mahasiswa sebanyak 28 (84 %) merupakan faktor yang

paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah server

untuk mengancel pasien hanya 1 sebanyak 5 (15%).

e.

Distribusi frekuensi faktor

requirement sebagai penghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(53)
[image:53.595.158.521.154.315.2]

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Requirement Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

Requirement

Scalling harus kontrol

Orthodontia terlalu banyak

PSA terlalu banyak

Follow up membuang waktu

23 (69)

19 (57)

11 (33)

21 (63)

Jumlah

33 (100)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa faktor scalling harus

kontrol sebanyak 23 (69 %) dan

follow up membuang waktu sebanyak

21 (63 %) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor

yang paling sedikit adalah PSA terlalu banyak sebanyak 11 (33 %).

f.

Distribusi frekuensi faktor SIM sebagai penghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(54)
[image:54.595.162.518.154.265.2]

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor SIM Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

SIM

SIM dilogsehingga tidak bisa kerja

pasien

Sistem terlalu panjang

28 (84)

20 (60)

Jumlah

33 (100)

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa faktor SIM di

log

tidak bisa kerja pasien sebanyak 28 (84 %) merupakan faktor yang

paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah sistem

yang terlalu panjang sebanyak 20 (60 %).

g.

Distribusi frekuensi faktor biaya sebagai penghambat ketepatan

kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(55)
[image:55.595.162.513.155.259.2]

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor Biaya Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

Biaya

Harga perawatan mahal

SPP mahal

17 (51)

8 (24)

Jumlah

33 (100)

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa faktor harga

perawatan mahal sebanyak 17 (51 %) merupakan faktor yang paling

terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah SPP mahal

sebanyak 8 (24 %).

h.

Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai penghambat

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

(56)
[image:56.595.168.510.167.285.2]

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor masalah pribadi Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY

Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus

Jumlah

n (%)

Masalah pribadi

Sudah menikah

Adanya rasa malas

6 (18)

33 (100)

Jumlah

33 (100)

(57)

B.

PEMBAHASAN

Responden pada penelitian ini berjumlah 33 orang terdiri dari

mahasiswa profesi angkatan 2004 sampai 2008 yang belum lulus.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY antara lain faktor

pasien, faktor masalah pribadi, faktor dosen, faktor biaya, faktor SIM,

faktor fasilitas dan faktor requirement.

1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan dan Jenis

Kelamin

Karakteristik

responden

berdasarkan

tahun

angkatan

menunjukkan bahwa responden yang paling terbanyak adalah angkatan

2008 sebanyak 13 (39.39%), berjenis kelamin perempuan 23 (69,69 %)

serta yang sudah menikah 7 (21,21%).

(58)

2.

Faktor-faktor yang Menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi

di RSGM UMY

a.

Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari mahasiswa

profesi itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kategori

faktor internal adalah faktor masalah pribadi dan faktor biaya.

Masalah pribadi dari masing-masing mahasiswa profesi

berbeda-beda misalnya mahasiswa profesi yang sudah menikah sehingga

akan lebih sibuk untuk mengurusi keluarganya dan pada akhirnya

kegiatan profesi tertunda kemudian mahasiswa profesi yang hamil

serta melahirkan juga menjadi faktor masalah pribadi yang

menghambat kelulusan. Rasa malas juga menjadi faktor internal dari

masalah pribadi dikarenakan kurangnya motivasi dari seorang

mahasiswa profesi.

(59)

Mahasiswa profesi yang sudah menikah tidak dipungkiri akan

sedikit kesulitan dalam hal keuangan dimana saat menjadi

mahasiswa profesi akan senantiasa membayari perawatan pasien

untuk memenuhi

requirement yang telah ditentukan oleh RSGM.

Masalah biaya termasuk dalam faktor internal yang berkaitan erat

dengan masalah pribadi, ketika seorang mahasiswa profesi yang

sudah menikah sulit mengatur keuangan untuk membayar SPP,

perawatan pasien dan kebutuhan rumah tangga.

b.

Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pribadi

mahasiswa profesi. Faktor-faktor eksternal yaitu faktor pasien,

dosen, fasilitas,

requirement dan SIM. Faktor internal dan eksternal

merupakan faktor yang saling berhubungan dan tidak bisa

dipisahkan.

1). Faktor Pasien

(60)

kelamin perempuan menyebutkan faktor pasien dan 10 laki-laki

menyebutkan faktor pasien dari 28 responden.

Ketidakcocokan antara pasien dengan operator terkadang

yang membuat pasien tidak ingin datang lagi atau karena pasien

menunggu lama untuk dilakukan tindakan. Kesulitan dalam

mencari pasien sebanyak 25 (75 %) juga menjadi salah satu faktor

penghambat khusus yang banyak sehingga membuat mahasiswa

profesi tidak bisa bekerja untuk memenuhi

requirement sehingga

tertundalah kelulusan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan

cepat.

2). Faktor Dosen

(61)

profesi yang sudah membawa pasien untuk indikasi merasa

kecewa karena sudah mengatur jadwal pasien dengan dosen.

Keterlambatan

kedatangan

dosen

menjadi

faktor

penghambat sebanyak 32 (96 %) dikarenakan selain dosen

mendapatkan tugas jaga di RSGM, sebagian dosen juga

mempunyai tanggung jawab di terpadu. Kegiatan dosen diterpadu

misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial ataupun

mengerjakan tugas lainnya sehingga terkadang kedatangan dosen

ke RSGM sering terlambat dan menyebabkan mahasiswa merasa

tidak nyaman.

3). Faktor SIM

Sebanyak 28 (84 %) responden setuju dengan faktor SIM

sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Faktor

penghambat khusus yaitu SIM di log sehingga mahasiswa profesi

tidak bisa kerja pasien menjadi faktor penghambat yang tertinggi

dikarenakan pada saat mahasiswa profesi mempunyai hutang di

Front Office (FO) maka secara otomatis SIM mahasiswa tersebt

(62)

Beberapa dosen terkadang tidak tahu dengan adanya sistem

yang mengharuskan mahasiswa profesi bolak-balik untuk

mendapatkan persetujuan serta nilai. Sistem yang selalu

diperbaharui tetapi tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada

dosen sehingga beberapa dosen tidak tahu dengan adanya aturan

baru

yang mengharuskan mahasiswa

bolak-balik untuk

menyelesaikan perawatan.

4). Faktor Fasilitas

Sebanyak 28 (84 %) setuju dengan faktor fasilitas sebagai

faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Kursi gigi

merupakah salah satu fasilitas yang dikeluhkan mahasiswa profesi

sebagai penghambat karena harus bergantian secara

beramai-ramai. Satu kursi gigi untuk 12 orang sangatlah tidak efektif

karena harus mengatur jadwal terlebih dahulu bersama mahasiswa

profesi lainnya dan pada waktu yang sudah ditentukan terkadang

jam tersebut adalah jam dimana pasien berhalangan hadir karena

alasan kuliah kerja serta ada keperluan lain.

(63)

profesi beranggapan bahwa ini adalah resiko bagi mereka yang

terlamat lulus sehingga tidak ada masalah apabila harus mengatur

jadwal untuk pembagian jam kursi gigi.

Kehabisan bahan di RSGM juga menjadi faktor

penghambat sebanyak 17 (51 %) dimana pada saat mahasiswa

profesi akan mengambil atau meminta bahan untuk melakukan

suatu tindakan perawatan dan ternyata bahan yang harus

diaplikasikan tidak tersedia maka perawatan yang seharusnya

dilakukan menjadi tertunda karena kesalahan dari RSGM yang

tidak memeriksa perlengkapan yang sudah habis. Kendala seperti

ini sedikit menjadi keluhan beberapa mahasiswa yang mengejar

waktu karena pasien nya yang mempunyai kegiatan lain setelah

dilakukan perawatan.

5). FaktorRequirement

Sebanyak 23 (69 %) setuju dengan

requirementscalling

harus

kontrol

merupakan

faktor

penghambatdikarenakan

perawatan scalling gigi pada pasien yang mengharuskan pasien

kembali untuk kontrol sehingga bisa disebut sebagai 1

requirement. Pasien tidak semua nya akan kembali kontrol setelah

(64)

Requirement yang dirasa terlalu banyak adalah

orthodontia karena harus mencari pasien yang ingin selalu datang

kontrol dikarenakan perawatan orthodontia adalah perawatan

yang multi kunjungan untuk mendapatkan pergerakan gigi. Faktor

khusus yang mempunyai prosentase sebanyak 21 (63 %) adalah

follow up yang dirasa oleh mahasiswa profesi sebagai

(65)

3.

Diagram Hasil Analisis Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan

Mahasiswa Profesi di RSGM UMY.

[image:65.595.33.553.224.692.2]

Diagram hasil analisis faktor penghambat ketepatan kelulusan

mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Diagram Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan

Pasien

Requiremen

SIM

Biaya

Masalah

Pribadi

Fasilitas

Dosen

Tidak bisa

mengerjaka

n pasien

Biaya

Menikah

Malas

Tidak memenuhi

requirement

SIM di

PSA dan Ortho

Lama menunggu

Proses jadi panjang

Datang telat dan sibuk

Manajemen kursi gigi

Perawatan mahal

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Requirement

terlalu

Faktor

penghambat Kasu

s GTC dan PSA

Pasien menunggu

lama, jera dan tidak

(66)
(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang menghambat

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat disimpulkan

bahwa:

1.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

UMY yang paling banyak adalah faktor pasien, dosen, fasilitas,

requirement, SIM, Biaya dan masalah pribadi.

2.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor dosen adalah dosen

datang terlambat dan dosen jarang ditempat. Keterlambatan dosen

terjadi karena banyak hal yaitu dikarenakan selain dosen mendapatkan

tugas jaga di RSGM, sebagian dosen juga mempunyai tanggung jawab

di terpadu misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial

ataupun mengerjakan tugas lainnya diterpadu, serta dosen pergi ke

kantin sebelum waktunya. Keterlambatan kedatangan dosen berakibat

pula pada pasien yang lama menunggu sehingga mahasiswa profesi

tidak bisa mengerjakan perawatan pada pasien.

3.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktorpasien adalah pasien

tidak datang kontrol dan kesulitan mencari pasien. Pasien sering

merasa tidak nyaman karena menunggu lama untuk mendapatkan suatu

tindakan sehingga pasien jera. Menunggu lama yang disebabkan karena

dosen yang datang terlambat atau dosen mempunyai kegiatan lain. SIM

(68)

yang menyebabkan pasien menjadi menunggu lama sehingga pasien

pun akan merasa jera dan tidak mau datang lagi ke RSGM.

4.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor fasilitas adalah

Mahasiswa harus bergantian menggunakan kursi gigi dan juga harus

membuat jadwal pemakaian kursi supaya tidak bersamaan dalam

mendatangkan pasien serta mengerjakan pasien. Manajemen dari

mahasiswa yang harus baik untuk pembagian waktu bergantian kursi

gigi.

5.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor requirement adalah

requirement orthodontia dan PSA yang terlalu banyak dan dari

perawatan ortho harus mendatangkan pasien sebanyak 20 kali untuk

kontrol dengan biaya perawatan yang mahal. PSA juga termasuk

perawatan yang mahal dan harus mendatangkan berkali-kali pasien

untuk tahapan perawatannya. Perawatan yang mahal bisa berdampak

juga pada mahasiswa profesi yaitu tidak bisa mengerjakan pasien serta

tidak bisa memenuhi requirement.

6.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor SIM adalah SIM di

log sehingga tidak bisa kerja pasien. Proses yang panjang berakibat

(69)

7.

Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor biaya adalah harga

perawatan mahal. Tidak semua harga perawatan mahal tetapi ada

beberapa harga perawatan yang sangat mahal yaitu untuk perawatan

gigi tiruan lepasan dan orthodontia yang menghabiskan banyak biaya.

mahasiswa profesi tidak bisa kerja pasien dikarenakan pada saat

mahasiswa profesi mempunyai hutang di FO maka secara otomatis SIM

mahasiswa tersebut akan di

log sampai mahasiswa profesi bisa

membayar tagihan. Faktor biaya ini sangat berkaitan pada masalah

pribadi yaitu menikah dimana apabila sudah menikah harus mengatur

keangan antara membayar perawatan pasien dengan kebutuhan rumah

tangganya.

(70)

B.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian berdasarkan angkatan
Tabel 2. Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin kelamin
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya faktor risiko terhadap penyakit tidak menular, seperti mahasiswa makan tidak tepat waktu, sebagian besar jenis makanan yang

“Pengaturan Rumah S akit pendidikan bertujuan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien/klien, pemberi pelayanan, mahasiswa, dosen, subyek penelitian bidang

sedangkan untuk yang menjawab tidak baik sebanyak 44 responden dengan persentase 18,0%. Dari data tersebut variabel ketepatan waktu lebih tinggi namun pihak rumah sakit tidak