• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

SISTEM PENGAWASAN KREDIT MITRA BINAAN PADA BAGIAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR Diajukan oleh : DICKY FRANS DINI

092101083

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DICKY FRANS DINI

NIM : 092101083

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN KREDIT MITRA BINAAN PADA

BAGIAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Tanggal : Januari 2013 Dosen Pembimbing

(Drs. Hotmal Ja’far, MM) NIP. 19510425 198203 1 002

Tanggal : Januari 2013 Ketua Program Studi

(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak) NIP. 19600302 198601 1 001

Tanggal : Januari 2013 Plt. Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan ridhaNya kepada penulis sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan pada Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan” dapat terselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi Pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Saya juga mohon ampun kepada Allah SWT karena telah menulis Tugas Akhir yang berkaitan dengan Riba. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan

Pada proses pengerjaan tugas akhir ini penulis telah menerima bimbingan, bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itui penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak, selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Drs. Hotmal Ja’far, MM, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Ibu DR. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Wali dan Penasehat Akademik

(4)

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pengajar Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Teristimewa kepada keluarga penulis yang sangat penulis sayangi, kepada Ayahanda Juspriadi dan Ibunda Sariani serta Adik penulis Rio Nafa Dini yang telah banyak memberikan kasih sayang, semangat, dan do’a baik moril maupun materil.

8. Bapak R. Sinulingga beserta staff dan pegawai lainnya yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan saat penulis melakukan riset di bagian KBL PTPN III Medan

9. Kak Nur yang sudah banyak memberikan bantuan dan arahan selama saya berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

10. Buat teman-teman terbaik penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Cannigia, Ijen, Emir, Fitra, Kartika, Abduh, Lyza, Prilly, Ali, Oji, Ajeng, Ila, Tya, Danny, Iboenk, Ayunda, Ayug Febrina, dan semua teman-teman D-III Keuangan Angkatan 2009 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu terima kasih atas semua yang telah kita lalui bersama-sama, #keuangan2009elite.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas Akhir ini jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun bahan yang digunakan. Maka penulis dengan senang hati dan ikhlas untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis menyerahkan kepada Allah SWT atas kebaikan, bantuan dan bimbinga serta pengorbanan yang diberikan kepada penulis. Penulis berharap, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2013 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

2.2. Rumusan Masalah ...5

3.3. Tujuan Penelitian ...5

4.4. Manfaat Penelitian ...5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ...7

2.2. Jenis Usaha / Kegiatan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ...10

2.3. Struktur Organisai Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ..12

2.4. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ...14

2.5. Uraian Tugas pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ...16

2.6. Kinerja Usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ...34

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Kredit ...38

3.2.Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan ...42

3.3. Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan ...44

(6)

3.5.Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan

Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah ...50 3.6. Masalah Sistem Pengawasan Kredit yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya ...52 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Realisasi Anggaran Mitra Binaan Tahun 2012 ...36 Tabel 2.2 : Realisaai Penyaluran Dana Per Provinsi s/d

Triwulan III Tahun 2012 ...37 Tabel 3.1 : Tingkat Bunga Pinjaman Yang Dikenakan Kepada

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terpadat di dunia. Hal ini tentunya akan menimbulkan banyak masalah. Salah satu masalah yang ditimbulkan akibat tingginya jumlah penduduk ialah tingginya tingkat pengangguran, tentunya masalah ini akanI menimbulkan masalah baru apabila tidak segera ditangani.

Salah satu cara untuk menangani masalah ini ialah dengan mengoptimalkan sektor usaha kecil, karena sektor usaha kecil tersebut mampu menyerap banyak tenaga kerja. Menurut Nasution, dkk (1997:5) usaha kecil berwirausaha) adalah salah satu solusi terbaik dalam pemecahan masalah pengangguran, karena menciptakan lapangan kerja yang akhirnya dapat mengatasi masalah pengangguran. Usaha kecil dapat dibentuk di daerah mana saja, baik di kota maupun di pedesaan.

Usaha kecil mampu bertahan disaat krisis, dimana selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa yang dihasilkannya. Usah kecil merupakan penghasil barang dan jasa dengan harga yang terjangkau bagi hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat bawah sampai dengan masyarakat atas.

(10)

banyaknya persyaratan-persyaratan dalam meminjam kredit yang sulit dipenuhi oleh pengusaha.

Ada dua masalah utama dalam aspek finansial para usaha kecil yaitu mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja dan finansial jangka panjang (Tambunan, 2002 : 74). Modal awal biasanya bersumber dari tabungan pribadi para pengusaha, sedangkan modal kerja dan finansial jangka panjang diperoleh dari peminjaman kredit.

Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap perekonomian Indonesia sangatlah besar. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan berbagai undang-undang dan keputusan-keputusan yang mengatur tentang pengembangan usaha kecil, diantaranya keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 316/KMK.016/1994 Tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk memperjelas keputusan sebelumnya maka dikeluarkan lagi keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 60/KMK.016/1996 Tentang Pedoman Pembinaan Usah kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari Bagian laba badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana perlu penyesuaian terhadap besarnya bagian pemerintah atas Laba BUMN untuk Pembinaan Usaha Kecil dan koperasi.

(11)

Program-program PKBL terdiri dari Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kemitraan adalah untuk meningkaykan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari 2% laba perusahaan, sedangkan Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari perusahaan setelah pajak maksimal sebesar 2% sesuai dengan peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007.

Program kemitraan memiliki sasaran yaitu usaha kecil dan koperasi disekitar lokasi perusahaan, yang telah melakukan kegiatan usaha dan mempumyai prospek untuk di kembangkan. Dengan prioritas utamanya adalah usaha kecil perorangan/ badan usaha dan koperasi yang belum bankable atau tidak mempunyai jaminan yang cukup untuk memperoleh kredit bank dan memiliki omset di bawah 200 juta rupiah.

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang selanjutnya disingkat dengan PTPN III bergerak dalam bidang perkebunan mempunyai komitmen untuk mengembangkan usahanya dengan maksimal. PTPN III (Persero) Medan mendirikan PKBL (Program kemitraan dan Bina Lingkungan). PKBL ini membina usaha-usaha kecil yang ada di Sumatera Utara. PKBL ini menyalurkan kredit kepada usaha kecil dengan harapan dapat mengembangkan usaha kecil yang menjadi mitrabinaannya. Selain memberikan kredit, PTPN III juga memberikan pembinaan seperti pelatihan, monitoring dan lain-lain.

(12)

Kinerja perekonomian Indonesia masih menunjukkan kemunduran hampir disemua sektor. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi. Faktor dominan yang mempengaruhi kondisi ini adalah masih melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Runtuhnya perekonomian Indonesia juga akibat krisis kepercayaan dari investor terhadap kestabilan pemerintahan.

(13)

1.2. Rumusan Masalah

Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan dari kemitraan,yang diberikan pada masyarakat atau usaha kecil untuk menjadi tangguh dan mandiri

Untuk itu setiap badan usaha mempunyai metode tertentu agar kredit yang diberikan dapt diterima masyarakat dan juga pihak perusahaan itu sendiri.Kebijaksanaan pengawasan kredit haruslah diperhatikan dengan seksama agar terciptanya suatu keseimbangan antara kepentingan masyarakat dengan perusahaan sendiri. Adapun perumusan masalah yang hendak penulis kemukakan adalah “Bagaimana pelaksanaan sistem pengawasan kredit terhadap mitra binaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan program Studi Diploma III pada Universitas Sumatra Utara.

2. penulis ingin mengetahui pengawasan kredit yang dilaksanakan oleh mitra binaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan.

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1.Bagi pihak perusahaan

(14)

2.Bagi Pembaca

Bagi pembaca, penulisan tugas akhir ini juga diharapkan bermanfaat menambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang perkreditan khususnya mitra binaan.

3.Bagi Penulis

(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Perkebunan Nusantara III disingakat PTPN III ( Persero ), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah Minyak Sawit (CPO ) dan inti Sawit ( Kernel ) dan produk hilir karet.

Sejarah pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan Perkebunan Asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN), embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij`de Oekust (CMO) merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda. Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentuk/status hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia.

(16)

program restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN Perkebunan, yaitu PT. Perkebunan I sampai PT. Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT. Bina Mulia Ternak menjadi 14 BUMN Perkebunan baru yang bernama PT. Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT. Perkebunan Nusantara XIV. Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen.

Tiga BUMN perkebunan terdiri dari PT. Perkebunan terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero), dan PT. 1996 tanggal 14 Februari 1996. Ketiga perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya di Propinsi Sumatera Utara dilebur menjadi satu yang diberi nama “PT. Perkebunan III (Persero)” yang berkedudukan di medan, Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-8333.HT.01.01 TH.96 Tanggal 08 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.82 tahun 1996 dan tambahan Berita Negara No.8674 tahun 1996.

(17)

pelatihan terhadap sejumlah karyawan pimpinan yang telah ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang memberikan komprehensif sebelum melakukan assesment terhadap jalannya proses program strategic initiative (CBHRM,OPEX,TQM,CRM,dan QFI) Sebagai upaya dalam meningkatkan “kinerja” perusahaan.

Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perkebunan Nusantara III yang bergerak pada Core Business tanaman perkebunan di wilayah Sumatera Utara juga bertugas sebagai pelaksana Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL) sebagaimana yang diamanatkan pemerintah selaku Pemegang Saham melalui Kementrian BUMN. Pembinaan usaha kecil oleh BUMN dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan

Perseroan (Persero).

Keputusan Menteri Keuangan No.:316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasimelalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara. Maka PT. Perkebunan Nusantara III membentuk PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2%(dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.

(18)

dilakukan oleh PKBL terhadap mitra binaan bersifat pembinaan yang dilakukan di sekitar wilayah kerja PT. Perkebunan Nusantara III.

A. Dasar Hukum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Program Kemitraan serta Program Bina Lingkungan dilaksanakan berdasarkan:

- Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal 4 Juni 2002

- Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003

- Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE.433/MBU/2003 Tanggal 16 September 2003

- Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007

2.2. Jenis Usaha / kegiatan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

(19)

barang jadi. Perseroan juga melakukan pemasaran komoditi dan produk yang dihasilkannya di dalam dan di luar negeri berupa:

Uraian Jenis Produk

Komoditi Kelapa Sawit

Minyak sawit (CPO) dan Inti Sawit

Komoditi Karet Lateks Pusingan,Crumb rubber dan Sheet Komoditi Kakao Biji Kakao Kering

Produk Industri Hilir Karet

Rubber Threads, Rubber Gloves, Rubber Articles, Rubber Commats, Rubber band, Conveyor Belt, dan Resin.

Selain kegiatan utama di bidang Perkebunan, Perseroan juga memiliki 5 (lima) unit usaha lainnya yaitu 1 (satu) unit instalasi pemompaan di Belawan dan 4 (empat) unit Rumah Sakit. Selain itu, Perseroan juga memiliki 9 (sembilan) anak perusahaan di dalam dan di luar negeri untuk mendukung pemasaran, komoditi dan produk Perseroan dan untuk memperoleh tambahan pendapatan Perseroan melalui deviden.

(20)

benang karet. Pabrik Resiprene menghasilkan resin yang berasal dari olahan karet alam berkedudukan di Kebun Rambutan, Tebing Tinggi, Sumatera Utara dengan kapasitas produksi 2 ton per hari.

2.3. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Struktur Organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik yang memperlihatkan hubungan antara unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Penggambaran organisasi dalam suatu bagan, merupakan suatu hasil keputusan yang telah tercapai struktur organisasi yang bersangkutan. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan badan organisasi yaitu :

1) Dapat memperlihatkan karakteristik utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2) Dapat memperlihatkan gambaran perkerjaan dan hubungan-hubungan yang ada didalam perusahaan.

3) Dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan dalam suatu perusahaan.

(21)
(22)

2.4. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara III memiliki visi dan misi dalam mencapai tujuan yang ditargetkan perusahaan. Visi dan misi antara lain :

Visi

Menjadi perusahaan agribisni kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

Misi

a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan. b. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

c. Memperlakukan karyawan sebagai asset yang strategis san mengembangkan secara optimal.

d. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberi imbal hasil terbaik bagi investor. e. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk menjadi mitra bisnis.

f. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan komunitas. g. Melaksanakan seluruh ektifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

Gambar 1.2

Logo PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ) Medan

(23)

Makna yang terkandung dalam logo terdapat pada setiap warna yangmembentuk logo tersebut :

1) Dua belas (12) Helai daun kelapa sawit di sebelah kiri dunia dan tujuh (7) urat pada daun karet yang berwarna hijau disebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki paradigma baru dan tujuh (7) strategi bisnis, yang saling mendukung tercapai tujuan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dalam tim work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan Green Bussines dan Ramah Lingkungan.

2) Lima (5) garis lintang horizontal dan vertikal berwarna biru melingkari bola dunia. Melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki

lima (5) tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.

3) Gambar meteor yang mengelilingi sehingga membentuk angka tiga (3) melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar modal. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan turunnya sedangkan yang berwarna orange adalah produksi CPO berserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan makna logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi

(24)

2.4. Uraian Tugas pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Didalam Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber wewenang berasal dari RUPS dan kemudian didelegasikan kepada Dewan Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu : Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM. Berikut ini adalah uraian tugas direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang dapat dilihat sebagai berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )

RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur, serta setingkat dibawahnya.

Tugas dan wewenang RUPS adalah :

a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanan dan penggunaan modal/asset perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari 1 Komisaris Utama dan 4 Komisaris anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama.

Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.

b. Membantu pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan. c. Mengawasi jalannya perusahaan.

(25)

3. Direktur Utama

Berfungsi untuk mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah dan terpadu.

Tugas dan Wewenang Direktur Utama :

a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Mentri Pertanian selaku kuasa pemegang saham dan Dewan Komisaris.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum.

c. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili prusahaan didalam dan diluar pengadilan.

d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan pemerintah. 4. Direktur Produksi

Berfungsi dalam mengelola bidang tanaman, produksi, teknik, pengolahan dan lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut diatas.

Tugas dan wewenang Direktur Produksi :

a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencakup tanaman.

(26)

d. Melaksanakan rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.

Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

5. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan khusus mengelola bagian keuangan perusahaan. Tugas dan wewenang Direktur Keuangan :

a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.

b. Menetapkan Administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan.

c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.

d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya.

Direktur keuangan brtanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

6. Direktur Sumber Daya Manusia

Berfungsi dalam mengelola bidang ketenaga kerjaan dan umum serta pembinaan usaha kecil dan koperasi.

Tugas dan wewenang Direktur SDM :

a. Menyusun perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya. c. Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum.

(27)

7. Direktur Pemasaran

Berfungsi dalam mengelola bidang pemasaran perusahaan yang mencakup pengadaan dan penjualan barang.

Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran :

a. Menyusun perencanaan dibidang Pemasaran.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang tersebut diatas.

Direktur Pemasaran bertanggung jawab terhadap Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

8. Biro Direksi

Tugas dan wewenang Biro Direksi :

a. Melaksanakan / menyelenggarakan pelaksanaan Direksi dalam tata usaha surat menyurat ( administrasi ) sirkulasi / pengiriman atau penyimpanan surat-surat dan dokumentasi perusahaan.

b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor Direksi yang meliputi pemeliharaan bangunan perusahaan.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi sipil maupun ABRI.

d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan acara-acara protokoler yang dibutuhkan.

(28)

Selain itu, bagian-bagian yang mendukung berjalannya perusahaan antara lain : 1. Bagian Tanaman

Tugas dan wewenang bagian Tanaman adalah :

a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman. Bagian Tanaman bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 2. Bagian Keuangan

Tugas dan wewenang bagian Keuangan adalah :

a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan masyarakat. b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.

c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan pengendalian/pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.

Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. 3. Bagian Akuntansi

Tugas dan wewenang Bagian Akuntansi adalah :

a. Menyelenggarakan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya serta membuat laporan keuangan.

b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, penyusunan laporan keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya.

Bagian Akuntansi bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

4. Bagian Teknik

(29)

a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesin, sipi / bangunan baik dari kebun sendiri ( inti ) maupun dikebun pelasura ( pir ) dan daerah pengembangan.

b. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan bangunan sipil. 5. Bagian Pengadaan

Tugas dan wewenang bagian Pengadaan adalah :

a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaannya harus melalui kantor Direksi serta merumuskan kebijakan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang pengadaan barang dan jasa.

Bagian Pengadaan bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. 6. Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas dan wewenang bagian sekretariat perusahaan adalah :

a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat Direksi serta menerbitkan notulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun kepentingan dokumentasi.

b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas mess, kantor Direksi, Transformasi kantor Direksi.

7. Bagian Urusan Humas (Public Relation). Tugas kepala Urusan adalah :

a. Menyusun dan mengevaluasi RKAP / RKO Urusan Humas (Public Relation ). b. Menyusun RKAP / RKO Urusan Humas (Public Relation).

(30)

d. Melaksanakan prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasakan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

e. Mengidentifikasi pemasaran perusahaan dan memberi masukkan kepada manajemen. f. Melakukan koordinasi dengan agent of communication dalam melaksanakan program

komunikasi Internal dan eksternal atas kebijakan, kegiatan dan citra perusahaan. g. Mewakili perusahaan dan membangun Networking dalam pertemuan-pertemuan

asosiasi, baik asosiasi profesi maupun asosiasi industri.

h. Mengelola, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan komunikasi perusahaan serta memberi pengarahan kepada setiap

fungsi yang dibawahi dalam menjalankan program kerja sehingga tercapai tujuan dan sasaran.

i. Menciptakan sistem koordinasi kerja antar fungsi dan membantu jadwal kegiatan harian.

j. Mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan pameran dan kegiatan yang diadakan oleh perusahaan maupun anak perusahaan atau mitra binaan baik tingkat lokal, nasional maupun Internasional.

k. Menyusun, mengkoordinir dan mengevaluasi pembuatan leaflet, brosur, agenda, kalender, dan majalah media Nusatiga.

l. Mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan protokoler, ticketing, upacara bendera, senam kesegaran jasmani.

m. Menyusun dan mengkoordinir pelayanan kepada DPR dan DPRD serta tamu-tamu perusahaan.

(31)

Wewenang

a. Menjalankan program kerja dalam rangka kewenangan organisasi dilingkup urusan Humas (Public Relations).

b. Memberikan penilaian dan pembinaan karyawan dilingkup urusan Humas (Public Relations).

c. Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas bawahannya. Tanggung jawab

Kepada Urusan Humas (Public Relations) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala Bagian Corporate Secretary.

Kepala Umum Humas (Public Relations) dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Asisten Urusan yaitu :

a. Asisten Kehumasan Tugas :

• Menyusun RKAP / RKO Urusan Humas (Public Relations).

• Melaksanakan SMK3 dan ISO 9000 / 14000.

• Melaksanakan Prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

• Membangun terbentuknya citra positif perusahaan (Corporate Image) dan terjalinnya hubungan baik dengan stakeholders.

• Menyusun rencana isi dalam media komunikasi internal seperti majalah, dan menyiapkan Pers Release, Pers Conference dan Pers Gathering.

• Mengkoordinir penyaluran surat kabar, majalah, buletin dan majalah, Media Nusatiga kebagian / unit / kebun dan stakeholders terkait.

(32)

• Melaksanakan sistem koordinasi, konfirmasi dan hak tanggung jawab perusahaan kepada pihak massa, LSM dan masyarakat.

• Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pameran perusahaan, anak perusahaan dan mitra binaan yang bekerja sama dengan bagian / kebun / unit dan pihak terkait lainnya.

• Mengkoordinir pembuatan laporan bulanan analisis kepentingan stakeholders dan analisis berita media cetak.

• Mengkoordinir pembuatan kliping berita harian dan mendistribusikan ke Direksi dan bagian.

• Mengkoordinir pelaksanaan pengumuman stop Pers

b. Asisten Sistem dan Prosedur Tugas :

• Menyusun RKAP / RKO Urusan Humas (Public Relations).

• Melaksanakan SMK3 dan ISO 9000 / 14000.

• Melaksanakan Prinsip-prinsip kerja komunikasi perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

• Membangun terbentuknya citra positif perusahaan (Corporate Image) dan terjadinya

hubungan baik dengan stakeholders.

• Menyiapkan data-data untuk kegiatan Pers Conference, website, Pers Release, Majalah Media Nusatiga, laporan Manajemen (LM) Humas.

• Menyusun dan membangun data base kehumasan dan data informasi untuk kepentingan stakeholders.

• Membuat Company Profile, Annual Report, kalender, leaflet, agenda, brosur dan advertorial / iklan.

(33)

• Menyusun dan mengkoordinir proses penilaian karyawan.

• Melaksanakan dan menyusun kegiatan upacara bendera dan senam kesegaran jasmani

(SKJ).

8. Bagian Umum

Tugas dan Wewenang Bagian Umum adalah :

a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan staf dan non staf.

b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi pendokumentasian.

c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja.

d. Merumuskan kerja sam dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan/pemerintah.

Bagian Umum bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya Manusia.

9. Bagian Sumber Daya Manusia

Tugas dan Wewenang bagian Sumber Daya Manusia adalah :

a. Menyusun rencana Jangka panjang dan jangka pendek pendidikan keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.

b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia (pendidikan dan pelatihan).

Bagian Sumber Daya Manusia bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

10. Bagian Pemasaran

(34)

a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjualan serta menyiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Menentukan Monitoring persediaan komoditi dan produk baik digudang / kebun, pabrik industri hilir atau tangki penyimpanan kebun atau instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodik sesuai kebutuhan.

11. Bagian Teknologi Informasi (TI)

Tugas dan wewenang bagian Teknologi Informasi adalah :

a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi perusahaan.

b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam terbentuk basis Internet sesuai tugas pokok manajemen produk, Operasi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

c. Memberi masukan kepada Direksi dalam bentuk kerangka sistem informasi Eksekutif dan sistem pendukung keputusan.

d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro ditingkat kebun / unit dan Rumah Sakit dalam rangka membangun jaringan komunikasi data berbasis computer.

Bagian Teknologi Informasi bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.

12. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)

Tugas dan wewenang bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) adalah :

(35)

b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi yang dibina dan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

13. Bagian Sistem Pengendalian Intren

Tugas dan wewenang bagian Sistem Pengendalian Intren adalah :

a. Mengelola bagian pengawasan Intren dan membantu Direktur Utama dalam pengawasan Intren serta memberikan saran dan tidak lanjut mencapai sasaran perusahaan secara efisien, efektif dan ekonomis.

b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan.

c. Dalam melaksanakan tugasnya kepada BPI memperhatikan pedoman BPI BUMN dan ketentuan lainnya serta di bantu oleh kepala seksi bawahan.

Bagian Sistem Pengendalian Intren Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

14. Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan

1. Kepala Bagian Wewenang:

1) Menetapkan draf RKAP dan RKA untuk disetujui Direksi

2) Menetapakan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan untuk disetujui Direksi dan disampaikan ke Kementerian BUMN

3) Menetapkan rencana alokasi dana perwilayah kerja PTPN III

4) Menetpakan Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang akan dibantu melalui dana PKBL

5) Menetapkan draf persetujuan penggunaan dana PKBL kepada Direksi

(36)

7) Menetapkan teguran I, II, III kepada Mitra Binaan yang tidak memenuhi ketentuan yang diatur dalam surat prrjanjian pinjaman

Tugas pokok:

1) Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKU dan RKA bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan Kebun/Unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali

2) Mengevaluasi laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan dengan cara mempedomani Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja

3) Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan cara mempedomani Peraturan Menteri Nomor : PER-05/MBU/2007 agar tepat sasaran

4) Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang

5) Mengawasi penyusunan Standard Operating Procedur (SOP) dengan cara melakukan koordianasi dengan bagian dan Kebun/Unit untuk mendapat persetujuan dari Direksi 6) Berupaya mengurangi resiko kemacetan dengan cara menyerahkan agunan dan

mengasuransikan Mitra Binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu

7) Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan terhadap Mitra Binaan dengan cara memberikan surat teguran kepada Mitra Binaan agar dapat dilakukan rescheduling/reconditioning.

2. Kaur Administrasi Keuangan dan Umum Wewenang :

(37)

2) Menetapkan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan untuk diteruskan ke Kepala Bagian

3) Menetapkan draf jumlah alokasi dana per wilayah kerja PTPN 3 untuk diteruskan ke Kepala Bagian

4) Menetapkan draf besaran bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan untuk diteruskan ke Kepala Bagian

Tugas Pokok :

1) Mengkordinir pembuatan draf RKAP dan RKA tahunan dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan

2) Mengkordinir dan memeriksa pembuatan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan dengan cara memenuhi Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003

3) Mengkordinir pembuatan draf alokasi dana per wilayah kerja PTPN III dengan cara berkoordinasi dengan Kebun/Unit dan bagian terkait untuk menetapkan besaran alokasi dana per wilayah kerja

4) Melakukan analisa keuangan terhadap proposal CMB dengan cara membobot agar dapat menentukan besar pinjaman yang layak.

5) Mengkoordinir pembuatan draf surat perjanjian dengan cara melegalisasikan ke Notaris untuk terjaminnya aspek hukum

6) Mengusulkan surat teguran I, II, III dengan cara menganalisis pembayaran angasuran agar angsuran tertagih lancar

(38)

8) Mengevaluasi calon peserta pameran dengan cara menseleksi Mitra Binaan untuk mendapatkan produk yang layak untuk dipamerkan

3. Kaur Perencanaan dan Pembinaan Wewenang :

1) Mengusulkan kepada Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang layak mendapat bantuan sesuai hasil analisa Distrik Manager/General Manager

2) Menentukan tim analisa yang turun ke lapangan untuk melakukan survey terhadap usaha Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan

3) Menetapkan jumlah bantuan Fisik Objek Bina Lingkungan sesuai kondisi di lapangan dan mengusulkannya kepada Kepala Bagian

4) Melakukan monitoring terhadap Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan tentang perkembangan kemajuan pelaksanaan program

5) Mengusulkan kepada Kepala Bagian segala sesuatu yang dipandang perlu demi kemajuan Usaha Kecil dan Koperasi yang menjadi Mitra Binaan PTPN III

6) Memberikan tugas-tugas kepada Staf Urusan Perencanaan dan Pembinaan Tugas Pokok :

1) Menerima dan menindaklanjuti proposal Kemitraan dan Bina Lingkungan setelah didisposisi oleh Kepala Bagian dan meneruskannya ke masing-masing Staf Urusan 2) Melakukan analisa terhadap proposal Calon Mitra Binaan yang memenuhi kriteria dan

mempunyai prospek untuk menjadi Mitra Binaan

3) Menyusun laporan hasil analisa kelayakan usaha Calon Mitra Binaan dan mempersiakan daftar usulan untuk menjadi Mitra Binaan PTPN III

(39)

5) Melaksanakan analisa pasar terhadap peluang usaha dari Mitra Binaan dan melakukan upaya demi terciptanya hubungan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara Mitra Binaan dengan Mitra Binaan, Usaha Menengah, Usaha Besar (termasuk PTPN III)

6) Merencanakan pembinaan terhadap Mitra Binaan baik melalui pelaksanaan pelatihan, pemagangan, pameran dan promosi yang bersumber dari dana hibah yang telah dianggarkan

4. Staf Administrasi Keuangan dan Umum Wewenang :

1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan

2) Mempersiapkan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semster dan tahuan untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan

3) Mempersiapkan draf jumlah alokasi dan per wilayah kerja PTPN III untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan

4) Mempersiapkan draf bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan untuk diteruskan ke Kaur Adm Keuangan

5) Mempersiapkan draf surat perjanjian pinjaman, validasi jaminan, asuransi jiwa dan meneruskannya ke Kaur Administrasi Keuangan

6) Mempersiapkn draf surat teguran I, II, III untuk diteruskan ke Administrasi Keuangan 7) Mempersiapkan Mitra Binaan yang akan diusulkan untuk rescheduling/reconditioning

dan diajukan ke Kepala Bagian

(40)

1) Mengerjakan draf RKA dan RKAP tahunan dengan cara melakukan koordinasi antara urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan

2) Mengerjakan draf laporan pelaksnaan PKBL triwulan, semester, dan tahunan dengan cara berkoordinasi antar urusan untuk memenuhi Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003

3) Mengerjakan alokasi dana per wilayah kerja PTPN III dengan cara berkoordinasi dengan Kebun/Unit

4) Mengerjakan draf usulan besarnya bantuan yang diberikan kpd Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan dengan cara membandingkan hasil analisis dengan pengajuan proposal untuk kewajaran pemberian bantuan

5) Mengerjakan draf surat perjanjian dengan cara melegalisasikan ke Notaris untuk terjaminnya aspek hukum

6) Membuat surat teguran I, II, III dengan cara menganalisis pembayaran angsuran agar angsuran tertagih lancar

7) Membuat surat usulan Mitra Binaan yang akan di rescheduling/reconditioning dengan cara menganalisis kemampuan membayar angsuran agar piutang tertagih

4. Staf Urusan Perencanaan Wewenang :

1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA urusan perencanaan untuk diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

2) Mempersiapkan draf wilayah penyaluran PKBL dan meneruskannya ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

(41)

4) Mempersiapkan draf Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang layak untuk dianalisa dan diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

Tugas Pokok :

1) Mengerjakan draf RKAP, RKA dan RKU dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP, RKA dan RKU yang dibuat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan perusahaan

2) Mengerjakan draf wilayah kerja Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan cara melakuknn koordinsi antar Bagian Kebun/Unit agar bantuan yang disalurkan tepat guna

3) Mengerjakan draf Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang akan dianalisis dengan cara mengevaluasi hasil analisis Distrik Manager/General Manager agar pelaksanaan analisa tepat waktu dan tepat sasaran

5. Staf Urusan Pembinaan Wewenang :

1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA urusan pembinaan untuk diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

2) Mempersiapkan draf wilayah pembinaan Mitra Binaan dan meneruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

3) Menetapkan draf pembinaan terhadap Mitra Binaan dan meneruskan ke Kepala Bagian

Tugas Pokok :

(42)

2) Mengerjakan jadwal pelaksanaan pembinaan terhadap Mitra Binaan dengan cara mengadakan pelatihan, pemagangan, pameran agar SDM Mitra Binaan meningkat 3) Melaksanakan Monitoring kepada Mitra Binaan dengan menyusun beberapa draf

pertanyaan agar dapat diketahui kendala yang dihadapi Mitra Binaan agar diketahui solusinya

Bagian Kemitraan dan Biba Lingkungan bertanggung jawab kepada Direktur SDM

2.6. Kinerja Usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Kinerja usaha PT Perkebunan Nusantara III menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003 meliputi:

1) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) yang juga merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), PT Perkebunan Nusantara III juga mengembangkan program yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilingkungan sekitar Kebun. Program ini mencakup:

a) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(43)

b) Program Sosial Lainnya

Selain program diatas, perusahaan juga mengembangkan program sosial lainnya berupa pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat sekitar di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan diluar perusahaan untuk karyawan yang membutuhkan penanganan khusus dan pengembangan rumah ibadah di Kebun/Unit

2) Kebijakan Lingkungan

Disamping program tanggung jawab sosial diatas, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbasis perkebunan memiliki komoditi tanaman kelapa sawit, karet, industri hilir dan sarana penunjang rumah sakit, Perseroan menempuh kebijakan yang berwawasan lingkungan dimana perlindungan lingkungan adalah sebagai bagian dari setiap langkah kegiatan perusahaan. Kebijakan lingkungan ini meliputi penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efisien, pencegahan pencemaran lingkungan, pengolahan limbah pabrik dan limbah klinis rumah sakit secara optimal, pemanfaatan limbah kegiatan pabrik dan tanaman secara optimal, pemeliharaan estetika, pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan lingkungan yang berlaku. Kebijakan lingkungan Perseroan ini didukung dengan inisiatif penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.

Kebijakan lingkungan ini mencakup ketentuan mengenai pengendalian limbah padat, pengelolaan limbah B3, penggunaan pupuk dan bahan kimia tanaman, pengelolaan dan penggunaan BBM dan pelumas, penggunaan bahan kimia pengolahan, pengelolaan dan pengendalian air limbah, pengelolaan dan penggunaan air, pengelolaan barang/bahan produk, engelolaan limbah klinis.

(44)

prosedur dan instruksi kerja. Audit sistem manajemen lingkungan (SML) untuk tahun 2008 juga telah dilaksanakan diseluruh PTPN III dan telah ditindak lanjuti.

3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Implementasi prosedur pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja telah dilaksanakan dengan baik dan setiap terjadinya kecelakaan kerja dibuat laporan. Pada setiap kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya, penyakit dan kecelakaan kerja telah dipasang rambu-rambu serta tanda peringatan. Dan pekerja yang melakukan kegitan yang berpotensi menimbulkan bahaya , penyakit dan kecelakaan kerja telah menggunakan alat pelindung diri sesuai prosedur. Setiap periode tertentu telah dilakukan pengujian dan pemeriksaan hyperkes dan keselamatan kerja.

Realisasi terhadap Anggaran Mitra Binaan

Realisasi penyaluran dana kemitraan bulan Januari s/d September tahun 2011 berjumlah Rp. 6.610.000.000 bila dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp. 6.700.000.000 berarti dibawah anggaran sebesar Rp. 90.000.000 (1,2%).

Total dana yang disalurkan sejak digulirkan Program Kemitraan berjumlah Rp. 126.475.319.238,-

Tabel 2.1

Realisasi Anggaran Mirta Binaan tahun 2012 (dalam ribuan) Bentuk

Usaha

Anggaran Triw. III 2011 Realisasi Triw. III 2011

%tase

(45)

Realisasi Penyaluran Dana per Provinsi

Tabel 2.2

Realisasi Penyaluran Dana per Provinsi s/d Triwulan III tahun 2012 (dalam ribuan) Wilayah

Provinsi

s/d Tahun 2010 Realisasi Triw. III 2011 s/d Triw. III 2011 Mitra

Binaan Rp. MB Rp. MB Rp.

Sumatera Utara 4493 125,176,318 176 6,610,000 4,669

131,786,318

Sumatera Barat 16 170,000 - - 16

170,000

NAD 47 1,129,001 - - 47

1,129,001

Jumlah 4556 126,475,319 176 6,610,000 2342 133,085,318

Sumber :laporan Penyaluran Dana Kemitraan Triwulan 1 tahun 2012 PTPN III

(46)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Kredit

Kata ” kredit ” berasal dari bahasa latin yaitu Credere yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan yang diberikan seseorang (kreditor) kepada orang lain dan percaya bahwa si penerima kredittersebut (debitur) akan melunasi segala sesuatu yang telah disepakati bersama. Undang – Undang Perbankan Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan kredit adalah ” Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk lebih melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga ”

Menurut Carolina M. Lasambouw (1996) yang dimaksud dengan kredit adalah ”Penyerahan sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis yang sepadan dengan yang diharapkan dikemudian hari”. Menurut Tjoekam (1999), kata ” kredit” berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti percaya atau to believe atau to trust.

Sedangkan menurut Suyatno (1993), istilah "kredit" berasal dari bahasa Yunani yaitu Credere juga yang berarti kepercayaan (truth atau faith).

(47)

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. "(Undang-undang Perbankan No. 7 / 1992) "Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. "(Undang-undang Perbankan No. 10 / 1998)

Selain itu bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur dan debitur. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatulembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan. Seseorang atau suatu badan atau lembaga keuangan yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik berupa barang, uang ataupun jasa

Tujuan Pemberian Kredit

(48)

a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang

1. Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya.

2. Para pemilik uang/modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lambaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan- perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu, kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalulintas uang akan berkembang pula.

c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi,sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat, apabila para pengusaha tersebut mendapatkan kredit. Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun membeli barang- barang dari satu tempat dan menjualnya ketempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.

d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan pada usaha-usaha antara lain :

1. Pengendalian inflasi 2. Peningkatan ekspor, dan

(49)

Arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan kualitatif dan kuntitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor, kebijakan tersebut telah berhasil dengan baik.

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha

Setiap orang yang berusah selalu ingin meningkatkan usaha tersebut,namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

f. Kredit dapat meningkatkan penerimaan pendapatan

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai, maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

(50)

3.2. Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan

Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan menurut Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007 adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

3) Milik Warga Negara Indonesia

4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Besar

5) Membentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan.

7) Usaha Kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.

8) Usaha Kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan ke arah terwujudnya keterkaitan usaha.

(51)

1.1. Pinjaman untuk modal Kerja atau pembelian barang-barang modal (Aktiva Tetap produktif) seperti: mesin dan alat bantu produksi, dan lain sebagaimana yang dapat meningkatkan produksi dan penjualan produk Mitra Binaan.

1.2. Pinjaman khusus

a. Untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimal 1 tahun dengan nilai pinjaman yang cukup material dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan Mitra Binaan.

b. Perjanjian pinjaman dilaksanakan antara 3 pihak yaitu; PTPN 3, Mitra Binaan dan rekanan usaha Mitra Binaan dengan komisi yang ditetapkan oleh PTPN 3

1.3. Tingkat bunga pinjaman dikenakan kepada Mitra Binaan bersifat tetap dengan bunga 18% pertahun.

Tabel 3.1

Tingkat Bunga Pinjaman yang dikenakan kepada Mitra Binaan

No Jumlah Pinjaman yang diberikan Tingkat Bunga

1 10.000.000,- Rp 60.000.000 18%

Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKBL PTPN III

.1.4. Penetapan bungan pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif atau dapat juga dihitung dengan system flat atau system bagi hasil sepanjang nilainya setara dengan bunga efektif.

1.5. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk Mitra Binaan adalah selama 36 bulan atau dapat dilakukan terus menerus atau sampai Mitra Binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, Bankable sepanjang tetap memenuhi ketentuan dan persyaratan.

2. Hibah

1.1. Pengertian Hibah

(52)

pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta pengkajian/penelitian dengan biaya dari dana kemitraan yang tidak dikembalikan namun berupa hibah.

1.2. Hibah dalam Bentuk :

a. Bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan Mitra Binaan dalam rangka :

- Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik produksi/pengolahan. - Meningkatkan pengendalian mutu produksi

- Meningkatkan pemenuhan standardisasi teknologi - Meningkatkan rancang bangun dan rekayasa b. Bantuan pemasaran produksi Mitra Binaan dalam bentuk :

- Membantu penjualan produk Mitra Binaan

- Membantu mempromosikan produk Mitra Binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer (showroom)

1.3. Bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk Mitra Binaan dapat dilakukan sendiri oleh PTPN III atau menyediakan tenaga penyuluh yang berasal dari Lembaga Pendidikan/Pelatihan Swasta Profesional maupun Perguruan Tinggi.

3.3. Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan pada PKBL PTPN III (Persero) Medan

Setiap Usaha Kecil dan Koperasi (UKK) yang mengajukan permohonan untuk menjadi Mitra Binaan (MB) mengirimkan proposal kepada Kebun./Unit sesuai dengan wilayah kerjanya masing-masing.

(53)

Nama dan alamat Pemilik/Pengurus unit usaha

Surat Keterangan Kepala Desa tentang keberadaan dan domosili Usaha /Koperasi dan KUD yang bersangkutan.

Surat Izin Tempat Usaha (SITU), jika ada Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), jika ada Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika ada Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) jika ada Tanda Daftr Industri , jika ada

Akta Pendirian Usaha, jika ada

Surat Keterangan dari Kantor Dinas Kesehatan (jika produk usaha ini berbentuk makanan)

Photo Copy rekening/tabungan di Bank Susunan Pengurus (khusus untuk Kopersai) Bidang usaha

Photo lokasi usaha

Pas Photo CMB 4x6 ( suami/istri) Photo Chopy Kartu Keluarga CMB Photo Copy KTP suami/istri

Photo Copy jaminan yang diagunkan

Pas Photo Ketua, Sekretaris dan Bendahara (khusus Koperasi /KUD) 2. Permohonan proposal harus berisikan :

Penjelasan singkat tentang kegiatan usaha yang bersangkutan

(54)

Penjelasan singkat tentang hasil usaha serta penyerapan tenaga kerja di unit usahanya

Penjelasan singkat tentang jumlah anggota (khusus Koperasi/KUD) Besarnya pinjaman yang diinginkan serta rencana penggunaan.

3.4. Monitoring/Pengawasan Kredit Peserta Mitra Binaan pada PKBL PTPN III (Persero) Medan

Tata cara pelaksanaan monitoring / pengawasan terhadap mitra binaan menurut Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007 antara lain:

2. Dilakukan monitoring terhadap realisasi penggunaan pinjaman, perkembangan asset (usaha dan administrasi), pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran angsuran pinjaman.

3. Sebelum monitoring, harus disiapkan dahulu surat tugas yang ditandatangani oleh Kepala PKBL dan menunjuk dua orang petugas dalam satu tim monitoring, serta menyiapkan formulir monitoring dan laporan monitoring dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penilaian yang objektif dan realistis. Waktu pelaksanaan monitoring maksimal dua hari kerja, dimana pada hari pertama untuk wawancara, pemeriksaan administrasi dan kemudian pada hari kedua untuk peninjauan lokasi penyusunan laporan monitoring.

4. Pelaksanaan monotoring dapat dilakukan dengan wawancara, peninjauan lokasi kegiatan usaha dan pemeriksaan administrasi.

5. Petugas yang ditunjuk melaksanakan monitoring, wawancara, peninjauan lapangan dan pemeriksaan administrasi, berkewajiban memberikan pengarahan dan saran perbaikan demi kemajuan usaha kecil dan koperasi yang dimonitorinya.

(55)

kedua belah pihak (pembayar dan penerima), kemudian paling lambat satu hari setelah diterima harus sudah disetor / ditrasfer ke rekening PKBL yang bersangkutan.

7. Untuk mengetahui pengguaan pinjaman yang sesuai dengan perjanjian, petugas PKBL melakukan wawancara secukupnya dan meminta bukti yang dapat mendukung keterangan dari mitra binaan, lalu petugas mencatatnya dalam formulir monitoring.

8. Untuk mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman, petugas menanyakan rata-rata penerimaan dan pengeluaran tunai tiap bulan. Ini dibuktikan dari catatan administrasi keuangan ( buku harian kas ). Kemudian petugas mencatat hasilnya dalam formulir monitoring yang disimpulkan dalam laporan monitoring.

9. Untuk mengetahui perkembangan / pertumbuhan omset penjualan, petugas PKBL menanyakan tentang kapasitas produksi rata-rata perbulan, rata-rata stok barang perbulan dan penjualan rata-rata perbulan. Ini dibuktikan dari catatan administrasi penjualan dan buku persediaannya. Bila perlu mengecek ke lokasi produksi dan penjualannya, kemudian mengevaluasi pertumbuhannya.

10. Untuk mengetahui perkembangan administrasi, petugas menanyakan buku catatan yang digunakan untuk administrasi keuangan maupun administrasi umum lainnya, baik sebelum memperoleh binaan maupun sesudah memperoleh binaan. Kemudian petugas PKBL mengamati perbedaanya dan mencatat hasilnya.

11. Untuk mengetahui perkembangan pemasaran, petugas menanyakan sampai dimana pelaksanaan pemasaran dilakukan ( lokal, luar kota, luar propinsi, luar pulau atau ekspor ). Ini dibuktikan dengan cara mengambil bukti pengiriman produk / barang untuk beberapa bulan sehingga dapat diketahui berkembangannya, kemudian mencatat hasilnya. 12. Untuk mengetahui perkembangn tenaga kerja, petugas pkbl menanyakan berapa jumlah

(56)

PKBL juga mencari informasi dari beberap pekerja mengenai peningkatan keterampilan yang mereka peroleh selamamasa kerja tersebut dan mencatat hasilnya.

13. Untuk mengetahui perkembangan jenis usaha, petugas PKBL menanyakan apakah ada produk-produk baru ( tidak sejenis ) yang dihasilakan sudah dipasarkan, selam telah meneriam bantuan kredit. Kemudian mengecek fisik produk dan mencatat hasilnya.

14. Untuk mengetahu perkembangan asset, petugas menanyakan buku catatan yang digunakan untuk mencatat kekayaan badan usaha, antar lain buku kas/bank, buku piutang, buku persediaan barang, buku aktiva tetap ( peralatan yang dimiliki ). Kemudian mencatat hasilnya.

15. Laporan monitoring harus ditandatangani kedua belah pihak yaitu petugas monitoring dan pimpinan / pengurus / pemilik usaha yang bertalian (mitra binaan). Laporan dibuat rangkap tiga, diman yang asli dan duplikat disimpan dalam PKBL untuk diproses lebih lanjut, sedangkan triplikanya untuk usaha kecil yang bersangkutan.

16. Berdasarkan kesimpulan dari Laporan monitoring serta evaluasi yang mendalam, maka mitra binaan dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi yang ada, yaitu mitra binaan yang berhasil baik dan mitar binaan baru. Untuk mira binaan yang berhasil dan bermasah, baik didasarkan pada kinerja pembayaran angsuran pinjaman, perkembangan aset dan administrasi dalam satu periode pembinaan. Sedangkan untuk mitra binaan baru selain didasarkan pada kinerja pembayaran angsuran pinjaman, perkembangan aset administrasi juga didasarkan pada perkembangan omset penjualannya setelah satu periode pembinaan. 17. Petugas monitoring harus bertindak adil dan objektif dalam memberikan penilaian

(57)

18. Apabila tata cara monitoring tersebut dirasakan hasilnya masih kurang memberikan informasi yang meyaknkan bagi petugas, maka petugas monitoringdapat menambah cara yang lainnya, sehingga tujuan untuk memberikan penilaian objektif dan realistis dapat tercapai.

Kinerja Sistem pengawasan kredit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Piutang Pinjaman Mitra Binaan

Jumlah piutang pinjaman Mitra Binaan per 31 Maret 2012 adalah sebesar RP. 23.671.443.250,- jumlah tersebut merupakan besarnya pokok pinjaman yang belum dilunasi oleh Mitra Binaan tidak termasuk bunga pinjaman.

Tabel 3.2

Jumlah Piutang Pinjaman Mitra Binaan Per 31 Maret 2012 Keterangan Triwulan I 2012

Rp

31/12/2011 Rp Piutang / Tagihan

Lancar

8.761.528.190 9.278.574.000

Kurang Lancar 1.926.320.000 2.471.553.925

Macet 10.479.881.210 10.658.107.524

Piutang Bermasalah 2.503.713.850 2.503.713.850

Total Piutang 23.671.443.250 24.911.949.299

(58)

3.5. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah

1. Penggolongan Kualitas Pinjaman Menurut Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007

a. Lancar ; adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran.

b. Kurang Lancar ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo, pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

c. Ragu-ragu ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari, dan belum melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

d. Macet ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran dan atau bunga yang telah melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

(59)

2. Penanganan Terhadap Mitra Binaan Bermasalah

a. Distrik Manager/General Manager atau Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan agar memberikan surat teguran terhadap Mitra Binaan wilayah binaan yang telah mencapai kualitas ragu-ragu setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan tersebut.

Dan bila surat teguran 1 tidak diindahkan Mitra Binaan, agar dilanjutkan dengan surat teguran 2, surat teguran hanya dapat dikeluarkan 2 kali.

Surat teguran berisikan kondisi usaha Mitra Binaan dan tunggakan terhadap hutang pokok dan bunga Mitra Binaan.

b. Surat Peringatan I, II, dan III

Surat peringatan diberikan oleh Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan yang ditandatangani Direksi kepada Mitra Binaan yang kualitas pengembaliannya telah mencapai tingkat macet dan atau pinjaman telah jatuh tempo tetapi belum melunasi hutang pokok dan atau bunganya..

Surat peringatan berisikan teguran keras yang mengacu kepada surat perjanjian yang telah ditandatangani antara pihak pertama (PTPN III) dan pihak ke dua (Mitra Binaan) dihadapan notaris pada saat pemberian pinjaman.

c. Eksekusi Jaminan

(60)

3.6. Masalah Sistem Pengawasan Kredit yang Dihadapi dan Upaya-Upaya Mengatasinya

1.1. Masalah yang dihadapi

a. Masih terdapatnya itikad yang kurang baik dari para Mitra Binaan untuk membayar cicilan sehingga terjadi tunggakan.

b. Masih belum membudayanya di kalangan Mitra Binaan untuk membayar angsuran melalui transfer Bank.

c. Letak usaha dari Mitra Binaan yang terpencil mengakibatkan tingginya biaya operasional, baik di saat analisa apalagi saat melakukan monitoring/penagihan.

d. Masih ada Mitra Binaan yang bersifat tertutup, sehingga pembinaan sulit dilakukan secara optimal.

e. Mitra Binaan sulit memasarkan produknya.

1.2. Upaya Mengatasi Masalah yang dihadapi

a. Melakukan deregulasi dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan mengikutsertakan Distrik dan kebun/unit-unit usaha yang ada di dalam wilayah binaan PTPN III dalam melaksanakan analisa.

b. Sebelum penyerahan dana kemitraan, Calon Mitra Binaan terlebih dahulu diberikan Pelatihan Management dasar bagi Usaha kecil.

c. Dalam hal penyusunan pembukuan dan pelaporan Usaha Kecil dilakukan monitoring dan pembinaan langsung secara berkala Triwulan dan tahunan baik lintas sektoral maupun BUMN.

(61)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

1. Program-program PKBL pada PTPN III (Persero) medan terdiri dari Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kemitraan adalah untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana 2% dari laba perusahaan. Sedangkan Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi masyarakat yang berada disekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari perusahaan setelah pajak maksimal 2% sesuai dengan keputusan menteri BUMN. 2. Monitoring / pengawasan kredit yang di lakukan PKBL PTPN III (Persero) Medan

sudah cukup baik dimana dalam proses pengawasan kredit bukan saja dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon mitrabinaan tetapi proses pengawasan kredit sudah dilakukan sejak calon mitrabinaan mengajukan permohonan kredit sampai dengan kredit lunas dibayar.

4.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

Gambar

Logo PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ) MedanGambar 1.2
Tabel 2.1 Realisasi Anggaran Mirta Binaan tahun 2012 (dalam ribuan)
Tabel 2.2  Realisasi Penyaluran Dana per  Provinsi s/d Triwulan III tahun 2012 (dalam ribuan)
Tabel 3.1 Tingkat Bunga Pinjaman yang dikenakan kepada Mitra Binaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

BAB III : PENGAWASAN INTERNAL KREDIT MITRA BINAAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. Dalam bab ini penulis menguraikan hasil

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang

Puji serta syukur yang tak terhingga penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta ridho-Nya, sehingga

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Puji serta syukur yang tak terhingga penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta ridho-Nya, sehingga penulis

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya serta memberikan kemudahan,