ANALISA KORELASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
RENI MARSINTA NABABAN 082407048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : ANALISA KORELASI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RENI MARSINTA NABABAN
Nomor Induk Mahasiswa : 082407048
Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
Prof. Drs. Tulus, vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Djakaria Sebayang M.Si
PERNYATAAN
ANALISA KORELASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih anugerah-Nya, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini sampai akhirnya bisa diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas MIPA USU.
2. Bapak Prof. Drs. Tulus, vordipl, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU
3. Bapak Drs. Faigiziduhu Bulölö M.Si selaku Ketua Program Studi Statistika DIII FMIPA USU.
4. Bapak Drs. Djakaria Sebayang M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh polisi dan staff pegawai Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas (Bang Jeston dan Bang Marinduk terima kasih atas bantuannya).
6. Keluarga tercinta (mama, bang Nando, kak Risvay, dan kak Dame ) yang selalu memberikan dukungan spiritual dan material. Tuhan memberkati keluarga kita.
7. Teristimewa Dolmar Tobing yang selalu membantu dan mendukung serta memberikan semangat selama kegiatan riset hingga Tugas Akhir ini selesai. Kasih Tuhan besertamu.
8. Sahabat-sahabat penulis (etha, edag Enny, Sri, Wida, Claudya) terima kasih atas dukungannya. Kiranya Tuhan yang membalasnya.
DAFTAR ISI
Daftar Gambar viii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan 3
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metode Penelitian 4
1.7 Sistem Penulisan 6
Bab 2 Tinjauan Teoritis
2.1 Klasifikasi Kendaraan 8
2.2 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas 9
2.3 Jenis dan Bentuk kecelakaan 10
2.4 Faktor Penyebab kecelakaan Lalu Lintas 11 2.5 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor 12
Bab 3 Landasan Teori
3.1 Koefisien Korelasi 13
3.2 Uji Keberartian Koefisien Korelasi 16
Bab 4 Analisis Data dan Pembahasan
4.1 Data yang Diperoleh 18
4.2 Perhitungan Korelasi antara variabel Y dan X 20 4.3 Uji Keberartian Koefisien Korelasi 25
Bab 5 Implementasi Sistem
5.1 Pengertian 30
5.2 Statistik dan Komputer 30
5.3 SPSS dan Komputer Statistik 31
Halaman
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan 37
8.2 Saran 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ( r ) 16 Tabel 4.1 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor-Faktor
Kecelakaan Lalu-Lintas 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Tampilan pada monitor untuk membuka SPSS 33
Gambar 5.2 Lingkungan Kerja SPSS data Editor 33
Gambar 5.3 Tampilan proses memasukan data pada variabel view 34 Gambar 5.4 Tampilan pemasukan data pada icon data view 34
Gambar 5.5 Tampilan menu analyze 35
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan dalam transportasi adalah kecelakaan lalu lintas.
Permasalahan ini pada umumnya terjadi ketika sarana transportasi, baik dari segi
jalan, kendaraan, dan sarana pendukung lainnya belum mampu mengimbangi
perkembangan yang ada di masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk
yang besar menyebabkan meningkatnya aktivitas pemenuhan kebutuhan yang
tentunya meningkatkan pula kebutuhan akan alat trasnportasi, baik itu yang pribadi
maupun yang umum. Dengan kondisi angkutan umum yang kurang memadai,
masyarakat mengatasinya dengan menggunakan kendaraan pribadi. Pemakaian
kendaraan pribadi ini di satu pihak akan menguntungkan, akan tetapi di pihak lain
akan menimbulkan masalah lalu lintas. Permasalahan lalu lintas yang dihadapi salah
satunya adalah kecelakaan lalu lintas.
Permasalahan terhadap meningkatnya tingkat kecelakaan semakin bertambah
rumit melihat kenyataan bahwa meskipun sistem prasarana transportasi sudah sangat
terbatas, akan tetapi banyak dari sistem prasarana tersebut yang berfungsi secara tidak
efisien. Sebagai contoh adalah keberadaan kegiatan informal seperti pedagang kaki
lima yang menempati jalur pejalan kaki yang menyebabkan pejalan kaki terpaksa
Contoh lain adalah kegiatan parkir pada badan jalan yang berakibat pada
berkurangnya kapasitas jalan dan menyebabkan penurunan kecepatan bagi kendaraan
yang melalui jalan tersebut. Kondisi ini berakibat pada sering terjadinya kemacetan
dan meningkatnya angka kecelakaan.
Dari tahun ke tahun, permasalahan transportasi diringi dengan tingkat
kepadatan lalu lintas yang selalu meningkat. Hal ini dikarenakan bertambahnya
intensitas kendaraan yang ada pada setiap tahunnya. Selain itu, pembangunan
pusat-pusat keramaian seperti tempat wisata dan pendidikan menyebabkan tingkat tarikan
frekuensi kendaraan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan intensitas kecelakaan
lalu lintas yang terjadi pada setiap tahunnya juga ikut mengalami peningkatan, karena
bisa dikatakan bahwa intensitas kecelakaan berbanding lurus dengan intensitas
kendaraan yang lewat, dengan mengasumsikan faktor kecelakaan yang lainnya dalam
tingkat pengaruh yang sama seperti, mengantuk saat berkendara dan kurang baiknya
kendaraan yang dikemudikan.. Akhirnya persoalan lintas yaitu kecelakaan
lalu-lintas ini berhubungan langsung dengan keselamatan nyawa seseorang yang
merupakan korban dari kecelakaan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisa hubungan
faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka penulis memilih judul Tugas
Akhir ini : ”ANALISA KORELASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.2 Perumusan Masalah
Data jumlah kecelakaan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Angka peningkatan
ini tentunya tidak terlepas dari peranan faktor kecelakaan seperti kecepatan tinggi,
kurang hati-hati, mengantuk, tidak menjaga jarak, terpengaruh alkohol, pecah ban dan
tanpa lampu penerangan pada kendaraan. Masalah yang timbul adalah apakah tedapat
hubungan yang signifikan antara ketujuh faktor kecelakaan dengan jumlah kecelakaan
lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu ?
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Untuk mengarahkan penelitian ini agara tidak menyimpang dari maksud dan tujuan
penelitian serta tepat kepada sasaran yang dituju, maka perlu diadakan pembatasan
ruang lingkup permasalahan yaitu pada data kecelakaan tahun 2010 di Kabupaten
Labuhan Batu.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
terutama Statistika yang telah dipelajari selama perkuliahaan dengan cara
pengumpulan, mengamati dan memberikan penyajian data yang diharapkan dapat
dipergunakan seefisien mungkin agar pihak yang membutuhkannya dapat mengambil
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan yang signifikan antara ketujuh faktor kecelakaan dengan jumlah
kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu.
1.5 Manfaat Penelitian
Selain untuk tambahan literatur dan pengetahuan pembaca yang sedang mempelajari
Analisis data yang menggunakan Analisis Korelasi, semoga penelitian ini bermanfaat
bagi pembaca dan peneliti lain yang ingin meneliti masalah yang menggunakan
konsep yang sama dan secara umum dapat memberikan konstribusi bagi Lembaga/
Instansi dan masyarakat umum untuk dapat mengetahui jumlah kecelakaan dengan
faktor-faktor kecelakaan lalu lintas agar kecelakaan dapat dihindari. Dan sebagai
bahan evaluasi kegiatan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu di masa yang akan
datang.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Metode Penelitian Kepustakaan
Metode penelitian kepustakaan (Study Literature) yaitu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari
perpustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis melakukannya dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara
Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas yang
terletak di Jl.Putri Hijau No.14 Medan. Data tersebut adalah data jumlah
kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu tahun 2010.
3. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan Analisis Korelasi serta pengolahan
data menggunakan program komputer SPSS. Korelasi digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara variabel-variabel. Rumus yang
digunakan adalah :
Keterangan :
n = banyak data atau anggota
X = anggota pada variabel bebas
Y = anggota pada variabel terikat
ryx = koefisien korelasi
1.7 Sistem Penulisan
Untuk mempermudah penulisan Tugas Ahir ini, penulis membuat suatu sistematika
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, ruang lingkup permasalahan, maksud dan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisannya.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini dijelaskan mengenai klasifikasi kendaraan, pengertian
kecelakaan lalu-lintas, jenis dan bentuk kecelakaan, faktor penyebab
kecelakaan dan kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi
kendaraan bermotor.
BAB 3 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan
dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan
metode Analisis Korelasi.
BAB 4 : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode Analisis
Korelasi.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode Analisis
BAB 6 : PENUTUP
Pada bab penutup penulis memberikan beberapa kesimpulan dan
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,
yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis
kendaraan dapat dilihat sebagai berikut :
1. Mobil Penumpang (Passenger Car)
Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang,
termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.
2. Mobil Bus (Bus)
Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12
orang, termasuk di dalamnya Pick Up.
3. Mobil Gerobak (Truk Wagon)
Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 ke atas, termasuk mobil tangki.
4. Sepeda Motor (Motor Cycle)
Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki,
2.2 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42,
43 dan 44 Tahun 1993 (dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tentang Prasarana Lalu Lintas), kecelakaan lalu lintas adalah :
suatu peristiwa di jalan yang tidak ada disangka-sangka dan tidak disengaja
melibatkan kendaraaan atau pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau
kerugian lainnya.
Di dalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
1. Korban meninggal
Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai
akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah
kecelakaan tersebut.
2. Korban luka berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat
tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak
terjadinya kecelakaan.
3. Korban luka ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian
2.3 Jenis dan Bentuk Kecelakaan
Kecelakaan Lalu lintas dapat digolongkan atas tiga jenis menurut akibat dari
kecelakaan tersebut, yaitu :
1. Kecelakaan dengan korban meninggal
2. Kecelakaan dengan korban luka-luka
3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan
Sedangkan pelanggaran antara kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan
menurut bentuk kejadian kecelakaannya, yaitu :
1. Tabrakan depan yaitu dua kendaraan yang tabrakan dengan berlawanan arah. 2. Tabrakan sudut atau samping yaitu tabrakan antara dua kendaraan yang
bergerak dalam dua arah yang berbeda dan bukan berlawanan.
3. Tabrakan depan belakang yaitu tabrakan yang terjadi pada dua buah kendaraan yang sedang berjalan pada arah yang sama.
4. Tabrakan sisi yaitu sebuah kendaraan yang dilanggar oleh kendaraan lain dari samping pada waktu bejalan di jalan yang sama atau berlawanan, biasanya
terjadi pada jalur yang berbeda.
2.4 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Pada umumnya kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor
pendukung antara lain, yaitu :
1. Faktor Manusia
Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti
ugal-ugalan, pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena
pejalan kaki, seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.
2. Faktor Kendaraan
Kendaraan yang digunakan tidak memenuhi standar kendaraan yang baik
seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan
tanda berbahaya.
3. Faktor Jalan
Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan
sehingga kendaraan melewati jalur lawan, jalan licin.
4. Faktor cuaca
Cuaca yang buruk seperti hujan, kabut dan angin kencang.
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas merupakan
wujud kegagalan dalam interaksi perjalanan dari pengemudi, pejalan kaki, kendaraan,
2.5 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Kewjiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor antara lain :
1. Penggemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas
wajib :
a. Menghentikan kendaraannya,
b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan
c. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia terdekat.
2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no.1
oleh karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksudkan pada no.1 huruf a dan b, kepadanya tetap
diwajibkan segera melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Republik Indonesia
terdekat.
3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena
kelalaian atas kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan
bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahu
1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Koefisien Korelasi
Dalam kehidupan, kadang kita dihadapkan pada situasi dimana harus mencari
hubungan antara dua variabel yang kita amati. Misalkan bagaimana hubungan
faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas. Untuk melihat hubungan tersebut
kita dapat menggunakan analisis korelasi.
Analisis Korelasi yang sangat populer dan sangat sering digunakan oleh
peneliti adalah korelasi Pearson Product Moment, korelasi ini sendiri diperkenalkan
oleh Karl Pearson sekitar tahun 1990
Korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antar variabel. Analisa korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antar variabel misalnya hubungan dua variabel. Apabila terdapat
hubungan antara variabel maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu
variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya. Jadi dari
analisis korelasi dapat diketahui hubungan antar variabel tersebut.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif, korelasi
1. Korelasi Positif
Korelasi Positif adalah Korelasi dua variabel, dimana harga variabel bebas X
meningkat maka harga variabel tak bebas Y cenderung meningkat pula. Hasil
perhitungan korelasinya mendekati +1 atau .
2. Korelasi Negatif
Korelasi Negatif adalah Korelasi dua variabel, dimana harga variabel bebas X
meningkat maka harga variabel tak bebas Y cenderung menurun. Hasil
perhitungan korelasi mendekati -1 atau .
3. Tidak Ada Korelasi
Tidak adanya korelasi terjadi apabila variabel bebas X dan variabel tak bebas
Y tidak menunjukkan adanya hubungan. Hasil perhitungan korelasi sama
dengan nol atau
4. Korelasi Sempurna
Korelasi Sempurna adalah korelasi dua variabel dimana kenaikan atau atau
penurunan harga variabel X berbanding lurus dengan kenaikan atau penurunan
harga variabel tak bebas Y dengan hasil perhitungan korelasi sama dengan +1
Jika yang diukur korelasi antara variabel X dengan variabel Y dinotasikan
maka yang rumus digunakan adalah :
Keterangan :
: Nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y
: Banyak data
: Jumlah nilai - nilai dari variabel X
: Jumlah nilai - nilai dari variabel Y
: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel X
: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Y
: Jumlah dari hasil perkalian antara nilai–nilai variabel X dan variabel Y
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel
atau lebih terutama untuk data kuantitatif disebut koefisien korelasi. Besar kecilnya
hubungan antara dua variabel dinyatakan dengan bilangan. Koefisien Korelasi ini
bergerak antara 0,0001 sampai 1,000 atau antara -0.0001 sampai -1,000 tergantung
kepada arah korelasi. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang
positif, koefisien korelasi yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang
negatif, sedang koefisien yang bernilai 0,000 menunjukkan tidak adanya hubungan.
Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya keeratan hubungan
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ( r )
Interval Koefisien Nilai r Tingkat Hubungan
0,800 1,000 Sangat Kuat
0,600 0,799 Kuat
0,400 0,599 Cukup Kuat
0,200 0.399 Lemah
0,001 0,199 Sangat Lemah
3.2 Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Setelah harga koefisien korelasi rxy diperoleh maka langkah selanjutnya adalah
melakukan uji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
Pemeriksaan ini dilakukan melalui pengujian antara hipotesis nol (H0) bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y dan hipotesis
alternatif (Ha) bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y.
Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis nol (H0) adalah sebagai berikut:
Dimana :
r : Koefisien Korelasi
dengan kriteria Pengujian :
Tolak H0 jika thitung > ttabel dan terima H0 jika thitung < ttabel
BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data yang Diperoleh
Pada dasarnya data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan
suatu persoalan. Keputusan yang baik jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan
atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memberikan
informasi mengenai gambaran tentang suatu keadaan permasalahan.
Untuk membahas dan memecahkan permasalahan mengenai kecelakaan lalu
lintas seperti di uraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Kantor
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas
adalah data kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Labuhan Batu untuk tahun 2010. Adapun
Tabel 4.1 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor-Faktor Kecelakaan Lalu Lintas
FAKTOR – FAKTOR KECELAKAAN
4.2 Perhitungan Korelasi antara variabel Y dan X
Untuk mengetahui berapa besar korelasi atau hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
: Nilai korelasi antara variabel Xi dengan variabel Y
: Banyak data
: Jumlah nilai - nilai dari variabel Xi
: Jumlah nilai - nilai dari variabel Y
: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Xi
: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Y
: Jumlah dari hasil perkalian antara nilai–nilai variabel Xi dan variabel Y
Berdasarkan perhitungan pada tabel lampiran diperoleh nilai- nilai berikut :
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan
–
–
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan
–
–
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan
–
–
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan
–
–
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan
–
–
Perhitungan koefisien korelasi antar variabel dengan –
–
Perhitungan koefisien korelasi antar variabel dengan
–
–
4.3 Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Setelah koefisien korelasi diperoleh, maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesa
mengenai keberartian koefisien dengan kriteria pengujian hipotesis nol (H0) bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y dan hipotesis
alternative (Ha) bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel
Y, yaitu :
Tolak H0 jika t hitung t tabel dan terima H0 jika t hitung t tabel dengan t tabel diperoleh dari tabel t dengan dan dk = n – k – 1.
Untuk melakukan pengujian digunakan rumus :
Nilai untuk dan
Maka yaitu 5,353 > 2,78 H0 ditolak, berarti ada
hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan Variabel Y.
Nilai untuk dan
Maka yaitu 8,336 > 2,78 H0 ditolak, berarti ada
hubungan yang signifikan antara variabel X2 dan Variabel Y.
Nilai untuk dan
Maka yaitu 1,830 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak
ada hubungan yang signifikan antara variabel X3 dan Variabel Y.
Nilai untuk dan
Maka yaitu 2,641 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak
ada hubungan yang signifikan antara variabel X4 dan Variabel Y.
Nilai untuk dan
Maka yaitu 2,815 < 2,78 H0 ditolak, berarti ada
hubungan yang signifikan antara variabel X5 dan Variabel Y.
Nilai untuk dan
Maka yaitu 0,589 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak
ada hubungan yang signifikan antara variabel X6 dan Variabel Y.
Nilai untuk dan
Maka yaitu 1,4 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak ada
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
9.1 Pengertian
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai baru
atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke
dalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis
menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS
16.0 for windows dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.
9.2 Statistik dan Komputer
Komputer berasal dari kata “computare” dalam bahasa Yunani yang berarti
menghitung (bandingkan dengan kata ‘to computer’ dalam bahasa Inggris) dengan
demikian, komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang di
dasarkan pada operasi matematika seperti (x, /, +, -) dan operasi logika (>, <, =).
Perkembangan teknologi komputer pun pada intinya berusaha untuk semakin
komputer atau CPU (Central Processing Unit), dari mulai teknologi XT yang sudah
usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.
Di sisi lain, ilmu statistik, baik itu statistik deskriptif maupun statistik
inferensi, pada dasarnya adalah ilmu yang ‘penuh’ pula dengan operasi perhitungan
matematika. Statistik berasal dari kata ‘statistic’ yang dapat didefenisikan sebagai data
yang telah terolah yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya
proses tersebut dapat berlangsung hanya dengan pengolahan data yang berbasis
perhitungan matematika yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer. Jadi,
statistik menyediakan cara/metode pengolahan data yang ada, maka komputer
menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer, pengolahan data
statistik hingga dihasilkan informasi yang relevan menjadi cepat lebih akurat.
Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama
dibandingkan manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan yang membuat
komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data statistik. Selain mempunyai
kecepatan yang sangat tinggi dalam mengolah data statistik, serta menghasilkan
output yang mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya
tahan kerja yang tinggi.
9.3 SPSS dan Komputer Statistik
Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik, dari yang ‘kuno‘
dan berbasis DOS seperti Microstat sampai yang berbasis Windows seperti SPSS,
sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak digunakan pemakai di
seluruh dunia.
SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga
mahasiswa Stanfort University, yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada
tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk
komputer desktop) dengan nama SPSS/PC + dan sejalan dengan itu, mulai populernya
sistem operasi Windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows.
Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik
untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical package for the
Social Sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user atau
pengguna, seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya.
Sehingga sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and service
Solutions.
9.4 Mengoperasikan SPSS
Secara umum ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan
SPSS agar hasil yang diperoleh berdayaguna, yakni : tahapan penyiapan data yang
mencakup pemasukan (input) data, penyimpanan data, tahap proses analisis data, dan
tahap analisis hasil.
Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program
1. Harus dipastikan bahwa SPSS telah terinstal pada komputer dan kemudian
dibuka dengan Klik tombol start - all program - SPSS for Windows – SPSS
16.0 for Windows
Gambar 5.1 Tampilan pada monitor untuk membuka SPSS
2. masukkan (input)data baru, setelah itu akan muncul lingkungan kerja SPSS
Data Editor
3. Sebelum melakukan proses pemasukan data, data disesuaikan dengan format
atau jenis data pada variabel view
Gambar 5.3 Tampilan proses memasukan data pada variabel view
4. Melakukan pemasukan (entri) data dengan mengklik pada icon data view pada
jendela yang aktif
5. Untuk mengolah data dengan persamaan korelasi, klik analyze pilih correlate
kemudian pilih Bivariate pada menu sehingga kotak dialog Bivariat
Correlations muncul.
Gambar 5.5 Tampilan menu analyze
6. Masukkan variabel jumlah kecelakaan, faktor kecepatan tinggi, faktor kurang
hati-hati, faktor mengantuk, faktor tidak menjaga jarak, faktor terpengaruh
alkohol, faktor pecah ban, faktor tanpa lampu penerangan pada kendaraan pada
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
10.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil bebrapa kesimpulan
yaitu :
1. Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, dan
X7 terhadap variabel Y dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang
berkorelasi kuat terhadap variabel Y adalah variabel X1, X2 X4 dan X5.
Sedangkan variabel-variabel yang berkorelasi lemah terhadap variabel Y
adalah variabel X3, X6 dan X7.
2. Melalui uji keberartian koefisien korelasi dengan disimpulkan bahwa
nilai uji keberartian koefisien korelasi (t0) yang mempunyai hubungan yang
signifikan antara variabel X terhadap Y adalah t1 = 5,353; t2 = 8,336 ; dan t5 =
2,815. Sedangkan nilai uji keberartian koefisien korelasi (t0) yang mempunyai
hubungan yang tidak signifikan antara variabel X terhadap Y adalah t3 = 1,83;
t4 = 2,641; t6 = 0,589 dan t7 = 1,400.
3. Variabel yang berkorelasi paling kuat adalah variabel X2 terhadap Y yaitu
0,935. Hal ini berarti kurang hati-hati adalah faktor yang paling sering
10.2 Saran
1. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, kendaraan bermotor
baik roda empat maupun roda dua agar mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan
lebih berhati-hati saat berkendara. Juga bagi pejalan kaki agar memperhatikan
dan mewaspadai kendaraan yang lewat di sekitarnya. Hal ini dapat tercapai
apabila ada kerja sama yang baik antara polisi lalu-lintas dengan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Labhan Batu Dalam Angka
2010. Medan : BPS Propinsi Sumatera Utara.
Soegondo, Trisno dan Tumewu. 1980. Teknik Lalu Lintas. Bandung : Penerbit ITB
Sudjana, Prof. DR. M.A.,M.Sc. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito
Tabel korelasi menggunakan SPSS
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
REKAPITULASI KECELAKAAN BERDASARKAN
FAKTOR – FAKTOR ATAU PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS
NO BULAN
JUMLAH KECELAKAAN
FAKTOR – FAKTOR KECELAKAAN
Nilai-nilai Koefisien untuk mencari Nilai Korelasi
YX1 YX2 YX3 YX4 YX5 YX6 YX7
105 90 15 15 0 0 0
228 133 0 0 0 0 0
176 242 22 44 0 0 0
704 704 0 440 44 44 0
1495 2080 130 325 130 0 65
680 560 40 120 160 40 0
345 138 0 46 0 0 0
405 297 27 0 0 0 0
48 160 0 32 0 16 0
108 144 18 36 0 0 18
450 300 30 120 0 0 0
364 336 28 28 28 0 0