• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL

BEBAS TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

Oleh :

INDRI MARIA BENAZIR 070100001

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL

BEBAS TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

INDRI MARIA BENAZIR 070100001

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

Nama : INDRI MARIA BENAZIR Nim : 070100001

Pembimbing Penguji I

(dr. Simon Marpaung M.Kes) (dr. Rina Amelia, M.A.R.S.) NIP. 194512171969021001

Penguji II

NIP. 197604202003122002

(dr. Yunilda Andriyani, MKT) NIP. 197906032003122001

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan molekul lain kehilangan sebuah elektron di lingkaran terluar orbitnya sehingga jumlah eletronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya ganjil, molekul ini menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan elektron baru dengan cara mengambil elektron molekul lain yang berdekatan. Radikal bebas baik yang endogen ataupun eksogen bersifat destruktif dan memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner (aterosklerosis), stroke, diabetes dan kanker.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling menggunakan rumus Vincent Gasperz. Sampel yang diperlukan adalah sebanyak 209 orang dan data responden diambil dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus-September tahun 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang radikal bebas mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 111 orang (53,1%) dan sebagian lagi mempunyai pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 98 orang (46,9%).

Bagi penelitian selanjutkan diharapkan dapat menilai bagaimana sikap dan tindakan mahasiswa mengenai pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit.

(5)

ABSTRACT

Free radical is oxygen molecule which in its interaction with other molecule loss an electron in its outest orbit circle so that its electrons become odd. Because of that, this molecule becomes unstable and always try to find new electron pairs by taking electron from other molecules which next to it. Endogenous or exogenous free radical is destructive and causes many diseases such as heart disease (aterosclerosis), stroke, diabetic and cancer.

The aim of this study is to know medical faculty student’s knowledge in University of North Sumatera about free radical in causing diseases. This cross sectional study was conducted in descriptive method. 209 respondents were taken by using consecutive sampling method with Vincent Gasperz’s formula. Each of them were given a questionnaire with 15 questions in it. It was doing between August-September 2010 in medical faculty of north sumatera.

The result from this study showed that the majority of student’s knowledge level was catagorized as “moderate” from 111 respondents (53,1%) and the other was catagorized as “good” from 98 respondents (46,9%).

It is hoped for the further study to asses the attitude and action of medical faculty student about free radical in causing diseases.

(6)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Adapun karya tulis ilmiah ini

dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di

Fakultas Kedokteran.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat

bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Bapak dr. Simon Marpaung, M.Kes, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam penyelesaian karya

tulis ilmiah ini.

3. Ibu dr. Rina Amelia, M.A.R.S dan dr. Yunilda Andriyani, MKT yang telah

menguji karya tulis ilmiah penulis.

4. Ibu dr. Khairani, selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh staf

pengajar yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan serta

seluruh pegawai civitas akademika di Fakultas Kedokteran USU.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga penulis persembahkan

kepada kedua orang tua, ayahanda Drs. Ihsan Fachri Nst, Ak dan ibunda dr.

Isma Aprita Lubis, SpKK atas doa, perhatian dan dukungan yang tak pernah

putus sebagai bentuk kasih sayang kepada penulis. Serta kepada kakak dan

adik, Iqrina Widya Zahara, S.ked dan Ikram Anggita Nst yang tersayang,

semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita

(7)

6. Anggi, Isti, Eci, Dodo, Rizka, Vella, Andika, Yan, Ira, Suhenda, Josua, Mail,

Eni, Uci, Yasmin dan seluruh teman-teman stambuk 2007 yang tidak bisa

disebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu dan mau bertukar

pikiran dengan penulis, semoga kita bisa menjadi dokter yang berguna di

masa mendatang.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah

ini dapat ikut memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi ilmu kedokteran.

Medan, 23 November 2010

Penulis

Indri Maria Benazir

(8)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.3.1. Tujuan Umum... 4

1.3.2. Tujuan Khusus... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Pengetahuan... 5

2.1.1. Definisi Pengetahuan... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan... 5

2.2. Radikal Bebas... 6

2.2.1. Definisi Radikal Bebas... 6

2.2.2. Pembentukan Radikal Bebas... 6

2.2.3. Tipe Radikal Bebas dalam Tubuh... 10

2.2.4. Sumber Radikal Bebas... 10

2.2.5. Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas... 11

2.2.6. Penyakit Akibat Radikal Bebas... 12

2.3. Aterosklerosis... 12

2.3.1. Definisi Aterosklerosis... 12

2.3.2. Faktor Risiko aterosklerosis... 13

2.3.3. Gambaran Klinik Aterosklerosis... 14

2.3.4. Pembentukan Aterosklerosis... 15

2.3.5. Ateroskelosis dan Radikal Bebas... 16

2.4. Kanker... 16

(9)

2.4.2. Penyebab Kanker... 17

2.4.3. Gambaran Klinik Kanker... 19

2.4.4. Mekanisme Terjadinya Kanker... 19

2.4.5. Kanker dan Radikal Bebas... 20

2.5. Diabetes Melitus... 20

2.5.1. Definisi Diabetes Melitus... 20

2.5.2. Klasifikasi Diabetes Melitus... 21

2.5.3. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus... 21

2.5.4. Patofisiologi Diabetes Melitus... 22

2.5.5. Diabetes Melitus dan Radikal Bebas... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……... 25

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……… 25

3.2. Definisi Operasional……… 25

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 27

4.1. Jenis Penelitian………... 27

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 27

4.4. Tekhnik Pengumpulan Data………. 29

4.5. Pengolahan dan Analisa Data……….. 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 32

5.1. Hasil Penelitian... 32

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 32

5.1.2. Karakteristik Responden... 32

5.1.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit... 34

5.2. Pembahasan... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 38

6.1.Kesimpulan... 38

6.2.Saran... 38

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Hasil uji validitas dan reabilitas 30

5.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin 32

5.2. Distribusi responden berdasarkan umur 33

5.3. Distribusi responden berdasarkan suku bangsa 33

5.4. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan kuesioner 34

(11)

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan

DM Diabetes Melitus

Keterangan

DNA Dioxi Nucleotida Acid

GDM Gestasional Diabetes Mellitus

HCA Heterocyclic Amines

HDL High Density Lipoprotein

IDDM Insulin Dependent Diabetes Mellitus

LDL Low Density Lipoprotein

MDA Malondialdehid

Menkes Menteri Kesehatan

NIDDM Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

PAH Polynuclear Aromatic Hydrocarbons

PERKENI Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PUFA Polyunsaturated Fatty Acid

PJK Penyakit Jantung Koroner

RB Radikal Bebas

RBO Radikal Bebas Oksigen

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

RNA Ribo Nucleat Acid

ROI Reactive Oxygen Intermediate

SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga

TFA Trans Fatty Acid

UK United Kingdom

US United State

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (informed consent)

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Ethical Clearance

(13)

ABSTRAK

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan molekul lain kehilangan sebuah elektron di lingkaran terluar orbitnya sehingga jumlah eletronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya ganjil, molekul ini menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan elektron baru dengan cara mengambil elektron molekul lain yang berdekatan. Radikal bebas baik yang endogen ataupun eksogen bersifat destruktif dan memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner (aterosklerosis), stroke, diabetes dan kanker.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling menggunakan rumus Vincent Gasperz. Sampel yang diperlukan adalah sebanyak 209 orang dan data responden diambil dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus-September tahun 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang radikal bebas mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 111 orang (53,1%) dan sebagian lagi mempunyai pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 98 orang (46,9%).

Bagi penelitian selanjutkan diharapkan dapat menilai bagaimana sikap dan tindakan mahasiswa mengenai pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit.

(14)

ABSTRACT

Free radical is oxygen molecule which in its interaction with other molecule loss an electron in its outest orbit circle so that its electrons become odd. Because of that, this molecule becomes unstable and always try to find new electron pairs by taking electron from other molecules which next to it. Endogenous or exogenous free radical is destructive and causes many diseases such as heart disease (aterosclerosis), stroke, diabetic and cancer.

The aim of this study is to know medical faculty student’s knowledge in University of North Sumatera about free radical in causing diseases. This cross sectional study was conducted in descriptive method. 209 respondents were taken by using consecutive sampling method with Vincent Gasperz’s formula. Each of them were given a questionnaire with 15 questions in it. It was doing between August-September 2010 in medical faculty of north sumatera.

The result from this study showed that the majority of student’s knowledge level was catagorized as “moderate” from 111 respondents (53,1%) and the other was catagorized as “good” from 98 respondents (46,9%).

It is hoped for the further study to asses the attitude and action of medical faculty student about free radical in causing diseases.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di era industri seperti saat ini meningkatnya pencemaran lingkungan

berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh banyaknya radikal bebas.

Sebenarnya tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas namun bila jumlahnya

terlalu berlebihan, maka kemampuan tubuh untuk menetralisirnya akan semakin

berkurang. Saat ini ditemukan bahwa ternyata radikal bebas berperan dalam

terjadinya berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan

mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, DNA dan RNA. Reaksi antara

radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit.

Gitawati (1995) dalam Pribadi (2009) menyebutkan bahwa radikal bebas

adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron

yang tidak berpasangan pada orbital paling luar, termasuk di antaranya adalah atom

hidrogen, logam-logam transisi dan molekul oksigen. Radikal bebas bersifat

destruktif dan memicu berbagai penyakit. Hernani dan Raharjo (2006) dalam Sa’ad

(2009) menyatakan bahwa senyawa radikal akan merusak sel sehingga menyebabkan

suatu penyakit seperti penyakit liver, kanker, dan kondisi yang berhubungan dengan

umur seperti alzheimer. Rohman dan Rianto (2006) dalam Pribadi (2009)

menyebutkan juga bahwa radikal bebas baik yang bersifat endogen ataupun eksogen

merupakan etiologi penyakit degeneratif seperti jantung koroner (aterosklerosis),

stroke, diabetes dan kanker. Pada penelitian ini akan dibahas 3 penyakit utama yang

disebabkan oleh radikal bebas, yaitu aterosklerosis, kanker dan diabetes melitus.

Pertama akan dibahas mengenai ateroskerosis di mana sekitar 39% kematian

penduduk di UK dan 12 juta di US disebabkan oleh penyakit yang ada hubungannya

(16)

kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit yang didasari oleh aterosklerosis

seperti stroke, infark miokard dan penyakit jantung koroner (Atinia, 2006). WHO

mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun

2002 dan angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020 (Nenk,

2009). Budiana (2007) menyebutkan data SKRT tahun 2001 menunjukkan penyakit

jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia (26,4 %), meningkat tajam

dari 9,9% (1992) menjadi 19 % (1995). Selain itu, menurut SKRT yang dilakukan

secara berkala oleh Departemen Kesehatan menunjukkan penyakit jantung

memberikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian di Indonesia

tahun 1993 dan meningkat sebesar 24,4% tahun 1998 (Lestari, 2007).

Penyakit yang terakhir yang akan dibahas adalah kanker. LHS (2009) dalam

data WHO (2008) menyebutkan bahwa kanker merupakan penyebab utama mortalitas

di dunia (sekitar 13% dari seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angkanya

sekitar 7,9 juta kematian pada tahun 2007. Kanker telah menyebabkan kematian 7,1

juta orang pada tahun 2003 dan diperkirakan jumlah kasusnya akan meningkat 50% Penyakit selanjutnya adalah diabetes melitus. Di antara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu di antara penyakit tidak menular yang akan meningkat

jumlahnya di masa datang. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah

pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun

waktu 25 tahun kemudian (2025) jumlah ini akan bertambah menjadi 300 juta orang

(Suyono, 2006). Aditama (2009) menyebutkan berdasarkan data Diabetes Care tahun

2004 bahwa secara epidemiologi, diperkirakan tahun 2030 prevalensi DM di

Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM

pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu

14,7% dan di daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Di Provinsi

Sumatera Utara kunjungan rawat jalan diabetes melitus tipe 2 tahun 2000 berada pada

urutan kelima dan proporsi kunjungan ini neningkat dari tahun 2002 ke 2003 sebesar

(17)

dalam 20 tahun mendatang pada data WHO tahun 2004, sedangkan data WHO yang

diterbitkan pada 2007 menyebutkan, sebanyak 7,6 juta jiwa meninggal pada 2005 dan

84 juta orang lainnya akan mati dalam jangka waktu 10 tahun ke depan jika tidak ada

tindakan nyata untuk menanggulangi penyakit ini (Suara Pembaruan Daily, 2007).

Sumber-sumber radikal bebas semakin sering dijumpai di masyarakat

sekarang ini seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya semakin

banyaknya kendaraan baru yang beredar di pasaran dan digunakan oleh masyarakat

yang nantinya semakin memperbanyak polusi udara akibat penggunaannya, dimana

polusi udara merupakan salah satu sumber radikal bebas. Selain itu, menurut peneliti

gaya hidup yang semakin berkembang juga dapat berpengaruh terutama di daerah

perkotaan. Banyak masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji,

banyak mengandung lemak serta zat-zat kimia berbahaya dan penggunaan rokok,

dimana bahan-bahan tersebut merupakan sumber radikal bebas juga. Dengan

demikian, semakin meningkatnya sumber radikal bebas yang terpapar pada

masyarakat, maka resiko untuk menderita penyakit-penyakit yang telah disebutkan

sebelumnya akan meningkat pula. Maka dari itu, berdasarkan data-data di atas

peneliti ingin membuat penelitian mengenai pengetahuan tentang pengaruh radikal

bebas terhadap timbulnya penyakit pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU

dimana mahasiswa sebagai calon dokter sangat perlu mengetahui bahaya radikal

bebas, sehingga dapat memberitahukannya kepada pasien di kemudian hari dan agar

pada nantinya dapat dilakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut.

Menkes (2009) menyebutkan bahwa berdasarkan SKRT tahun 2001 penyakit kanker

merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler,

infeksi pernafasan dan pencernaan dengan peningkatan kasus kematian penyakit

kanker dari 3,4 % pada tahun 1980 menjadi 6% pada tahun 2001 dan data Riskesdas

tahun 2007 menunjukkan prevalensi tumor di Indonesia dalah 4,3 per 1000 penduduk

dimana kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke,

(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ringkas dari latar belakang di atas, memberi dasar bagi

peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian berikut :

Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran USU tentang

pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran USU tentang

pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang radikal bebas.

2. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang jenis-jenis radikal bebas yang

berbahaya bagi kehidupan.

3. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang jenis-jenis penyakit yang dapat

ditimbulkan akibat terpapar radikal bebas.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa fakultas kedokteran USU pada

khususnya tentang bahaya yang dapat ditimbulkan radikal bebas sehingga dapat

dilakukan pencegahan untuk timbulnya penyakit di kemudian hari.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘tahu’ dan terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2003). Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003),

mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru, maka terlebih dahulu akan terjadi beberapa proses, yaitu awareness (menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus), interest (merasa tertarik terhadap stimulus),

evaluation (mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus), trial (mencoba

melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan oleh stimulus) dan adoption (berperilaku

baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus).

2.2.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup di dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni know (mengingat suatu materi yang telah

dicapai sebelumnya), comprehension (memahami dan mampu menjelaskan serta

dapat menginterpretasikan secara benar tentang materi yang diketahui), application

(mampu menggunakan materi yang telah dipelajari), analysis (mampu menjabarkan

materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

dan berhubungan satu sama lain), synthesis (mampu menghubungkan bagian-bagian

ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru) dan evaluation (mampu melakukan

(20)

2.2. Radikal bebas

2.2.1. Definisi Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan

molekul lain kehilangan sebuah elektron di lingkaran terluar orbitnya sehingga

jumlah eletronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya ganjil, molekul ini menjadi

tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan elektron baru dengan cara

mengambil elektron molekul lain yang berdekatan (Kusumadewi, 2002). Radikal

bebas adalah bahan kimia bereaksi tinggi yang masuk ke aliran darah melalui polusi

udara, cahaya matahari dan proses normal metabolisme (Thomas, 2006).

Radikal bebas mencari reaksi-reaksi agar dapat memperoleh kembali elektron

berpasangannya. Droge (2002) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa dalam rangka mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan

bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal

bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat

yang terambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai

suatu reaksi berantai yang akhirnya akan terjadi kerusakan pada sel tersebut.

2.2.2. Pembentukan Radikal Bebas

Menurut Kumalaningsih (2006), radikal bebas dapat masuk dan terbentuk di

dalam tubuh melalui :

a. Pernafasan

Saat kita melakukan pernafasan akan masuk oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh untuk proses pembakaran gula menjadi CO2, H2O, dan energi. Dalam hal

ini O2 sangat berperan karena bila tidak ada O2 proses kehidupan akan tidak lancar

dan membahayakan bagi tubuh kita sendiri. Tetapi dengan bernafas atau oksigen

yang berlebihan saat olahraga terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh dan

(21)

singlet, radikal peroksida lipid, radikal hidroksil, radikal superoksida. Semua radikal

bebas oksigen ini sangat cepat merusak jaringan-jaringan sel.

b. Lingkungan tidak sehat

Pembakaran yang tidak sempurna misalnya asap rokok yang tidak menghasilkan

CO2 tetapi CO, demikian juga asap dari kendaran bermotor merupakan radikal bebas

yang berbahaya sekali bagi paru-paru. Di samping itu juga dari asupan makanan yang

mengandung logam-logam berat memungkinkan terbentuknya radikal bebas akibat

oksidasi dari luar. Beberapa macam radikal bebas antara lain superoksida (O2-),

hidrogen peroksida (H2O2), hidroxyl radical OH, singlet oxygen O2, hypoclorus

radical OCL, ozone O3

c. Makanan berlemak .

Lemak sangat bermanfaat bagi tubuh kita tetapi konsumsi lemak yang berlebihan

khususnya konsumsi lemak polyunsaturated dan lemak hidrogenasi sangat berpotensi

menghasilkan radikal bebas. Lemak polysaturated disebut juga lemak tidak jenuh

artinya lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada atom C-nya. Adanya ikatan

rangkap tersebut mudah sekali dioksidasi atau terserang peroksidasi lipid membentuk

radikal peroksida lipid. Makanan yang banyak mengandung lemak polyunsaturated

antara lain mayones dan saos salad akan mudah sekali terserang radikal bebas. Lemak

hidrogenasi adalah lemak yang ikatan rangkap tak jenuhnya telah disubstitusi dengan

hidrogen, lemak ini disebut margarin atau mentega tiruan. Lemak hidrogenasi sangat

berbahaya karena dapat mengubah kemampuan serap selaput sel sehingga

mengakibatkan fungsi selaput sel sebagai pelindung menjadi tidak berarti.

Sitorus (2008) menyatakan bahwa ada dua kelompok radikal bebas yaitu

kelompok logam dan non-logam. Dari kelompok logam yang paling berbahaya adalah

radikal bebas Hg (merkuri). Pada reaksi logam dan non-logam tersebut yang

melibatkan radikal bebas berfungsi sebagai zat pemicu (inisiator) yang dapat

(22)

1. Pembentukan radikal bebas yang terimbas cahaya (fotolisis = hv)

Beberapa jenis senyawa yang menghasilkan radikal bebas terimbas cahaya (hv)

adalah sebagai berikut :

2. Pembentukan radikal bebas yang terimbas panas (termolisis atau pirolisis).

Beberapa jenis senyawa yang menghasilkan radikal bebas terimbas panas adalah

sebagai berikut :

a. Tetraalkil lead

PbR4 Pb + 4 R.

b. Senyawa – senyawa azo

R2 – C – N = N – C – R2 2 R2 – C. + N

│ │ │

2

(23)

c. Senyawa halogen (dapat juga terimbas cahaya)

X2 2 X

3. Pembentukan radikal bebas dengan dekomposisi senyawa golongan peroksida.

.

Senyawa peroksida yaitu senyawa yang mengandung ikatan ( - O-O - ) pada suhu

kamar (250

a. Hidrogen per-oksida

C) akan membentuk radikal bebas secara spontan yang dapat sebagai

pemacu reaksi dengan mekanisme radikal bebas.

H – O – O – H 2 HO.

Selain itu, menurut Sitorus (2008) mekanisme radikal bebas terjadi melalui

tiga tahapan yaitu inisiasi (permulaan), propagasi (pertumbuhan/perambatan) dan

terminasi (penghentian).

(24)

2.2.3. Tipe Radikal Bebas dalam Tubuh

Menurut Araujo dan Arnal (1998) dalam Sjamsul Arief radikal bebas

terpenting dalam tubuh adalah radikal derivat dari oksigen yang disebut kelompok

oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS), termasuk didalamnya adalah triplet

(3O2), tunggal (singlet/1O2), anion superoksida (O2.-), radikal hidroksil (-OH), nitrit

oksida (NO-), peroksinitrit (ONOO-), asam hipoklorus (HOCl), hidrogen peroksida

(H2O2), radikal alkoxyl (LO-) dan radikal peroksil (LO-2). Radikal bebas yang

mengandung karbon (CCL

3-Radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh dan sangat berbahaya di

antaranya adalah radikal bebas oksigen (RBO) yaitu hidroksil, superoksida, nitrogen

monooksida dan peroksil (Silalahi, 2006).

) yang berasal dari oksidasi radikal molekul organik.

Radikal yang mengandung hidrogen hasil dari penyerangan atom H (H-). Bentuk

lain adalah radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi glutation

menghasilkan radikal thiyl (R-S-). Radikal yang mengandung nitrogen juga ditemukan, misalnya radikal fenyldiazine.

2.2.4. Sumber Radikal Bebas

Reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh

yang alamiah. Radikal bebas bersifat perantara yang dengan cepat diubah menjadi

substansi yang tidak membahayakan tubuh. Sumber radikal bebas dari dalam tubuh

misalnya dari proses oksidasi dan olahraga yang berlebihan, peradangan akibat

menderita sakit kronik dan stres, sedangkan dari luar tubuh radikal bebas dapat

diperoleh melalui proses merokok, terpapar udara yang tercemar, radiasi matahari,

radiasi fototerapi (penyinaran), konsumsi obat-obatan termasuk kemoterapi, pestisida

dan zat kimia lainnya (Tapan, 2005). Radikal bebas yang dihasilkan tubuh dapat

berguna untuk melawan bibit penyakit bersama dengan sistem imun dan membantu

(25)

2.2.5. Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas

Definisi tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu keadaan dimana

tingkat oksigen reaktif intermediate (ROI) yang toksik melebihi pertahanan

anti-oksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan

bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat seluler, sehingga terjadi kerusakan

lokal dan disfungsi organ tertentu. Lemak merupakan biomolekul yang rentan

terhadap serangan radikal bebas.

a. Peroksidasi lemak

Droge (2002) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa membran sel kaya akan

sumber polyunsaturated fatty acid (PUFA), yang mudah dirusak oleh bahan-bahan

pengoksidasi. Proses tersebut dinamakan peroksidasi lemak. Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan. Pemecahan hidroperoksida lemak

sering melibatkan katalisis ion logam transisi

b. Kerusakan protein

Proctor dan Reynolds (1984) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa protein

dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil

kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat. Serangan radikal bebas

terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika

radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila

kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab

kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi

c. Kerusakan DNA

Allen dan Tressini (2000) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa seperti pada

protein kecil kemungkinan terjadinya kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi

(26)

dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen

dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis.

2.2.6. Penyakit Akibat Radikal Bebas

Kusumalaningsih (2006) mengungkapkan ada beberapa penyakit yang dapat

disebabkan radikal bebas, yaitu :

a. Penyakit Jantung Koroner. Penyakit ini disebabkan molekul besar lemak yang

disebut LDL (Low Density Lipoprotein) teroksidasi antara lain oleh radikal bebas.

LDL yang teroksidasi akan mengendap di pembuluh darah jantung sehingga

menjadi sempit dan aliran darah terganggu.

b. Kanker. Penyakit ini disebabkan oleh karena adanya serangan radikal bebas pada

DNA dan RNA dalam sel sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel yang abnormal dan menyebabkan kerusakan jaringan.

c. Katarak. Pada penyakit ini terjadi kerusakan protein pada lensa akibat elektron diambil oleh radikal bebas dapat mengakibatkan kerusakan sel.

d. Penyakit Degeneratif. Penyakit ini disebabkan asam lemak tak jenuh dalam

jaringan sel terserang radikal bebas sehingga terjadi reaksi antar sel dan

menghasilkan senyawa peroksida yang merusak sel.

e. Proses Penuaan yaitu kerusakan jaringan akibat radikal bebas dapat menyebabkan

elastisitas kolagen merosot dan kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik

pigmen kecoklatan.

2.3. Aterosklerosis

2.3.1. Definisi Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan penebalan dan

(27)

kalsifikasi, mengakibatkan obstruksi pembuluh darah, agregasi trombosit dan

vasokonstriksi abnormal (Brashers, 2007). Aterosklerosis atau kekakuan pembuluh

darah arteri atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan di mana terjadinya

penimbunan lemak bercampur kalsium dan sel darah pada dinding pembuluh darah

arteri (Kabo, 2008).

Jansen pada tahun 2006 menyebutkan bahwa aterosklerosis adalah salah satu

bentuk dari arteriosklerosis. Arteriosklerosis adalah suatu keadaan yang ditandai

dengan hilangnya elastisitas (pengerasan) dari arteri karena penebalan dinding

pembuluh nadi yang akan menyebabkan penyakit jantung degeneratif, stroke dan

penyakit arteri lainnya. Aterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak

(atheroma) dalam nadi. Pengendapan lemak seperti ini disebut plaque (plak), terutama terdiri atas kolesterol dan esternya dan cenderung terjadi di titik-titik

percabangan nadi (bifurcation) sehingga mengganggu aliran darah di tempat-tempat

yang memiliki aliran darah tidak begitu keras.

2.3.2. Faktor resiko Aterosklerosis

Faktor resiko atau atherogenic factor adalah semua faktor yang dapat

mendorong pembentukan aterosklerosis secara signifikan. Hal itu merupakan

perubahan pola kehidupan masyarakat suatu bangsa yang dalam istilah Robert E.

Kwalski (dalam buku Cholesterol and Children, 1988) adalah atherogenic way of life

(cara hidup yang aterogenik). Harrisons (1987) dalam Sitepoe (2008) menyatakan

bahwa faktor resiko pembentukan aterosklerosis dibedakan menjadi non-reversible

(umur, jenis kelamin, riwayat keluarga), reversible (merokok, hipertensi, obesitas),

parsial reversible (kadar lipid dalam darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kadar

HDL dalam darah rendah) dan faktor lain (kurang bergerak/olahraga, stres dan tipe

kepribadian).

Brashers (2007) menyatakan bahwa faktor risiko dan kemungkinan

mekanisme cedera untuk aterosklerosis meliputi displidemia (peningkatan kolesterol

(28)

hipertensi, jenis kelamin pria, wanita setelah menopause (defisiensi estrogen), usia di

atas 50 tahun, diabetes (resistensi insulin), peningkatan fibrinogen serum,

peningkatan homosistein serum, diet tinggi lemak, obesitas dan riwayat keluarga.

2.3.3. Gambaran Klinik Aterosklerosis

Mitchell (2008) menyatakan bahwa aterosklerosis dapat di mulai pada masa

kanak-kanak walaupun secara khas tidak memberikan gejala apa pun selama berpuluh

tahun sampai pada akhirnya bermanifesatasi sendiri melalui salah satu mekanisme

berikut, yaitu :

a. Penyempitan tersamar lumen vaskuler (misalnya gangren pada tungkai bawah

terjadi karena aterosklerosis yang menimbulkan stenosis dalam arteri poplitea). b. Ruptur plak atau lesi superfisial yang diikuti oleh pembentukan trombus sehingga

terjadi oklusi lumen yang tiba-tiba (misalnya infark miokardium terjadi setelah

oklusi lumen oleh trombus dari ateroma koroner yang lepas).

c. Kelemahan dinding pembuluh darah yang diikuti oleh pembentukan aneurisma dan

mungkin pula ruptur (misalnya aneurisma aorta abdominalis).

d. Pembentukan sumber tromboembolus atau debris ateroembolus yang

menyebabkan kerusakan organ di sebelah distal (misalnya infark renal setelah

embolisasi kolesterol dari plak aorta yang mengalami ulserasi).

Gambaran klinis aterosklerosis menurut Corwin (2009) biasanya terjadi pada

tahap akhir perjalanan penyakit. Gejala aterosklerosis tersebut meliputi :

a. Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan kram di ekstremitas bawah,

terutama terjadi selama atau setelah olahraga. Keadaan ini disebabkan buruknya

aliran darah yang melewati pembuluh aterosklerotik yang memperdarahi tungkai

bawah. Pada saat kebutuhan oksigen otot tungkai akan meningkat, maka aliran

yang terbatas tersebut tidak dapat menyuplai oksigen yang dibutuhkan dan terjadi

(29)

b. Peka terhadap rasa dingin karena aliran darah ke ekstremitas tidak adekuat.

c. Perubahan warna kulit karena berkurangnya aliran darah ke suatu daerah area

tubuh. Akibat iskemia, area daerah tersebut menjadi pucat. Hal ini diikuti respons

autoregulasi lokal sehingga hiperemia (peningkatan aliran darah) dan kulit merona

merah.

d. Dapat diraba penurunan denyut arteri di sebelah hilir dari lesi aterosklerotik.

Apabila aliran darah tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

metabolik, dapat terjadi nekrosis sel dan gangren.

2.3.4. Pembentukan Aterosklerosis

Aterosklerosis diawali dengan masuknya kolesterol ke robekan kecil pada bagian dalam dinding arteri (endotelium) sehingga kolesterol dan zat lain

terperangkap di area yang rusak tersebut. Kolesterol LDL mengalami perubahan

kimiawi melalui proses oksidasi. Kemudian monosit (jenis sel darah putih terbesar)

tertarik ke area yang luka tersebut. Monosit berkembang menjadi makrofag (sel

berukuran besar yang memakan partikel asing). Makrofag menyerap kolesterol LDL

yang telah mengalami perubahan dan makrofag berubah menjadi sel busa (foam cell)

di bagian dalam dinding arteri. Sel busa kemudian mati, melepaskan kolesterol yang

terlihat sebagai deposit lemak di bagian dalam dinding arteri. Selanjutnya sel otot

mensekresi jaringan fibrosa sebagai usaha untuk menutupi deposit kolesterol. Seiring

waktu, garis deposit lemak berkembang menjadi plak (struktur ‘fibro-fatty’) dan

mulai menghambat aliran darah dalam arteri. Plak akhirnya dapat pecah atau ruptur

akibat tekanan mekanik dari luar dan akibat proses kimiawi yang terjadi di dalam

plak tersebut. Kemudian trombosit tertarik ke area tersebut dan mulai membentuk

bekuan darah. Lesi tersebut dapat menyumbat secara total aliran darah dalam arteri

(30)

2.3.5. Aterosklerosis dan Radikal Bebas

Kolesterol dan bahan lemak lainnya diangkut keliling aliran darah dalam

bentuk badan-badan lemak kecil yang disebut dengan lipoprotein. Lipoprotein adalah

kombinasi kimia longgar dari protein dan lemak. Ada dua bentuk utamanya yaitu

lipoprotein berkepadatan rendah (LDL) dan lipoprotein berkepadatan tinggi (HDL).

Tingkat kepadatan ini berasal dari proporsi kandungan protein. HDL memiliki banyak

protein dan sedikit kolesterol, sedangkan LDL memiliki sedikit protein dan banyak

kolesterol. Selain itu, LDL membawa kolesterol dan lemak lain dari hati ke jaringan

termasuk arteri, sedangkan HDL membawa kolesterol dan lemak dari jaringan ke

hati. Lipoprotein tidak dapat menembus jaringan yang utuh. Cara kerjanya adalah

lipoprotein dibawa ke suatu tempat dimana kebutuhan pembuluh darah akan bahan ini begitu kecil sehingga LDL dapat berkontak langsung dengan sel targetnya. LDL yang

telah diserang radikal bebas dan dioksidasi akan jauh lebih ganas dibandingkan LDL

normal yang jinak. LDL yang telah teroksidasi dapat mencari jalan sendiri melalui

lapisan dalam dinding arteri sedemikian rupa sehingga dapat mendepositkan

bebannya di bawah lapisan permukaan. Selain itu, radikal bebas juga dapat bereaksi

dengan cara lain yaitu dengan mencederai sel-sel lapisan dalam arteri (endotelium)

dan sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah melalui dua cara yaitu

mencegah sel pemakan (fagosit) melakukan tugasnya dengan benar dan dengan

mendorong pembentukan sel fagosit busa yang besar yang mengandung plak

kolesterol (Youngson, 1998).

2.4. Kanker

2.4.1. Definisi Kanker

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari

sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal di luar batas kewajaran dan sangat

liar. Keadaan kanker terjadi jika sel-sel normal berubah dengan pertumbuhan yang

(31)

(Junaidi, 2007). American Cancer Society (2008) menyatakan kanker adalah

sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan sel-sel

yang tidak terkontrol dan abnormal. Kanker dapat disebabkan oleh faktor eksternal

(infeksi, radiasi, zat kimia tertentu, tembakau) dan faktor internal (mutasi, hormon,

kondisi sistem imun) yang memicu terjadinya proses karsinogenesis (pembentukan

kanker).

2.4.2. Penyebab Kanker

Junaidi (2007) menyebutkan terdapat beberapa penyebab kanker yang telah

diketahui, di antaranya adalah : 1. Faktor Keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi

untuk menderita kanker dibandingkan dengan keluarga lainnya. Sebagai contoh,

resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5 sampai 3 kali jika ibu

atau saudara perempuannya menderita kanker payudara juga. 2. Faktor Lingkungan

Salah satu penyebab kanker yang paling penting adalah rokok. Merokok

meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan

kandung kemih. Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok yang paling berbahaya dan

dapat menyebabkan kanker antara lain adalah asetonnitrit dan dioksin, gas nitrogen

yang menyebabkan nitrosamine yang bersifat karsinogen, zat polynuclear aromatic

hydrocarbons (PAH) yang terdapat dalam tar yang bersifat karsinogen dan merusak

DNA, polonium dan asetaldehid bersifat karsinogen terutama pada kulit. Pemaparan

yang berlebihan pada sinar ultraviolet matahari dapat menyebabkan kanker kulit.

Pemaparan uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya

kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian. Selain itu, radiasi ionisasi yang digunakan

dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom

(32)

3. Makanan

Makanan dapat menjadi faktor resiko terjadinya kanker terutama kanker pada

saluran pencernaan. Beberapa contoh jenis makanan penyebab kanker seperti zat

pewarna dan pengawet pada makanan atau minuman, heterocyclic amines (HCA)

yang terdapat pada daging yang digoreng atau dibakar secara berlebihan dalam waktu

lama sehingga terlalu matang dan HCA merupakan zat penyebab mutasi sel

(mutagen) yng merangsang pertumbuhan radikal bebas yang dapat merusak gen

DNA, produk-produk asam lemak trans (Trans Fatty Acids=TFA) seperti margarin,

produk yang diproses secara hidrogenasi, telur gosong atau yang kering, logam berat

seperti merkuri yang sering tedapat pada makanan laut yang tercemar seperti kerang,

ikan dan sebagainya.

4. Infeksi

Virus tertentu dapat menyebabkan kanker pada manusia seperti virus papiloma

yang menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) yang merupakan salah satu penyebab

kanker leher rahim pada wanita, virus sitomegalo menyebabkan sarcoma kaposi

(kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah), virus

hepatitis menyebabkan kanker hati dan virus Epstein-barr menyebabkan limfoma

Burkitt. Parasit Schistosoma (Bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih

karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Selain itu, infeksi oleh

Clonorchis dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.

5. Zat karsinogen

Beberapa zat karsinogen yang memicu terjadinya kanker antara lain arsen, asbes,

krom, nikel memicu kanker paru-paru, benzene dan agen alkilating memicu leukemia,

oksimetolon memicu kanker hati, amin aromatik memicu kanker kandung kemih dan

(33)

6. Gangguan keseimbangan hormonal

Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan

progesteron dapat meningkatkan resiko kanker payudara, kanker leher rahim dan

kanker rahim pada wanita, serta kanker prostat dan buah zakar pada pria.

7. Radikal bebas

2.4.3. Gambaran Klinik Kanker

Beberapa gejala kanker di antaranya adalah nyeri (dapat terjadi akibat tumor

yang meluas menekan saraf dan pembuluh darah di sekitarnya), perdarahan atau

pengeluaran cairan yang tidak wajar (misalnya ludah, batuk, dan muntah yang

berdarah, mimisan terus-menerus, darah dalam air kemih atau tinja dan cairan putting

susu atau liang senggama yang mengandung darah), perubahan kebiasan buang air

besar, penurunan berat badan secara cepat, benjolan pada payudara atau tempat lain,

batuk yang menetap, suara serak, gangguan pencernaan, luka yang tidak sembuh,

perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok dan anemia (Junaidi, 2007).

2.4.4. Mekanisme Terjadinya Kanker

Sel-sel kanker terbentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses kompleks

yang disebut transformasi. Yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Teori

inisiasi-promosi menyatakan bahwa langkah pertama karsinogenesis adalah mutasi

menetap dari DNA sel selama transkripsi DNA. Agar kanker dapat terbentuk dari

kejadian awal ini, maka harus ada interaksi yang berlangsung lama bagi sel tersebut

dengan berbagai zat promotor (zat yang merangsang reproduksi dan pembelahan sel).

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan menetap tertentu dalam bahan genetik sel

yang memancing sel akan menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini

disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen yang bisa berupa bahan kimia,

(34)

tumor pada sel yang sebelumnya telah diinisiasi oleh zat kimia sehingga berubah

menjadi ganas (Junaidi, 2007). DNA mengandung gugus reaktif yang sensitif

terhadap serangan radikal bebas dan kerusakan oksidatif dapat menjurus ke mutasi

yang merusak (Silalahi, 2006).

2.4.5. Kanker dan Radikal Bebas

Zat radikal bebas mengandung muatan elektron bebas yang dapat merusak

sel-sel yang ada di dalam tubuh. Muatan elektron bebas yang tidak stabil ini dapat

merusak DNA yang berperan dalam genetika sel tubuh sehingga menyebabkan

mutasi sel dan pertumbuhan sel kanker. Setiap sel di dalam tubuh manusia dapat

menahan 1.000-10.000 serangan zat radikal bebas yang menyerang DNA setiap hari. Jika tubuh kekurangan antioksidan dalam sistem pertahanannya, kerusakan DNA

dapat tidak bisa dihindari dan dapat menyebabkan penyakit kanker (Bangun, 2005).

2.5. Diabetes Melitus

2.5.1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika

telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan

hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular

mikroangiopati dan neuropati (Schteingart, 2005). Menurut Brunner & Suddarth

(2002) dalam Cyber (2009) diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan

heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa

dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.

Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin paling lazim yang ditandai

oleh kelainan metabolik dan komplikasi jangka panjang yang melibatkan mata, ginjal,

(35)

diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

kedua-duanya.

2.5.2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Cyber (2009) menyatakan bahwa klasifikasi diabetes melitus menurut

American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia (PERKENI) ada 4 yang terdiri dari diabetes tipe I : Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM), diabetes tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin

(Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM]) yang terjadi akibat penurunan

sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin, diabetes melitus tipe lain dan diabetes melitus gestasional

(Gestasional Diabetes Mellitus [GDM]).

2.5.3. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik

defisiensi insulin. Jika hiperglikemia yang terjadi berat dan melebihi ambang ginjal

untuk zat ini, maka akan timbul glikosuria. Glikosuria akan mengakibatkan diuresis

osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus

(polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi keseimbangan kalori

negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia)

mungkin timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pada diabetes tipe I terdapat gejala

yang eksplosif dengan polidipsia, poliuria, turunnya berat badan, polifagia, lemah,

somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu dan bisa timbul

ketoasidosis. Pada diabetes tipe II tidak timbul gejala apapun dan diagnosis hanya

dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi

(36)

2.5.4. Patofisiologi Diabetes Melitus

Foster (2000) menyebutkan pada saat diabetes melitus tergantung insulin

muncul, sebagian besar sel beta pankreas sudah rusak. Pada keadaan ini harus ada

kerentanan genetik terhadap penyakit ini dan keadaan lingkungan biasanya memulai

proses tersebut pada individu dengan kerentanan genetik, misalnya faktor infeksi

virus atau makanan. Tahap selanjutnya adalah adanya serangkaian respon peradangan

pankreas yang disebut dengan insulitis. Sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah

monosit/makrofag dan limfosit T teraktivasi. Selanjutnya terjadi perubahan atau

transformasi sel beta sehingga tidak lagi dikenali sebagai sel sendiri tetapi dilihat oleh

sistem imun sebagai sel asing. Karena sel pulau dianggap sebagai sel asing maka

terbentuk antibodi sitotoksik dan bekerja bersama-sama dengan mekanisme imun seluler. Hasil akhirnya adalah perusakan sel beta dan terjadinya diabetes. Diabetes

melitus tipe 2 yang tidak tergantung insulin mempunyai dua defek fisiologi, yaitu

sekresi insulin abnormal dan resitensi terhadap kerja insulin pada jaringan target.

Menurut Brunner & Suddarth (2002) dalam Cyber (2009) pada DM tipe I

terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah

dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat

disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan

hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah

cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring

keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini

akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini

dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih

(poliuria) dan rasa haus (polidipsi). Pada DM tipe II terdapat dua masalah utama yang

berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai

akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi

dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II

(37)

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi

resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat

peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu,

keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan

dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel

tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa

akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Sedangkan untuk Diabetes Gestasional

terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.

Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon-hormon plasenta.

Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes

gestasional akan kembali normal.

2.5.5. Diabetes Melitus dan Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan penyebab terjadinya penyakit degeneratif seperti

kanker, aterosklerosis, diabetes melitus, jantung koroner akibat peningkatan dan

penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Untuk mencapai kondisi stabil, oksigen

radikal bebas akan menangkap elektron dari senyawa-senyawa penyusun sel maupun

organ, baik karbohidrat, protein ataupun lemak. Radikal bebas akan merusak DNA

sel yang dapat mengakibatkan pertumbuhan sel yang abnormal. Radikal bebas juga

dapat menyerang organel-organel sel yang mengakibatkan kematian sel yang

berujung pada penurunan fungsi organ dan penyakit degeneratif. Selain itu, oksidasi

radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada sel beta pankreas sehingga

menurunkan kemampuan untuk memproduksi insulin (JMW, 2010). Halliwel (1999)

dalam Endrinaldi (2007) menyebutkan bahwa hiperglikemia yang merupakan ciri dari

diabetes dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas melalui beberapa

mekanisme, dengan arti kata terjadinya peningkatan stress oxidative. Peningkatan

stress oksidatif pada penderita DM menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan

antara radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh (endogen) dan peningkatan

(38)

peroksida lipid. Malondialdehid (MDA) merupakan salah satu produk final dari lipid

peroksidasi, senyawa ini terbentuk akibat degradasi dari radikal bebas hidroksil

terhadap asam lemak tak jenuh, yang selanjutnya di transformasi menjadi radikal

yang sangat reaktif. Kemampuan radikal hidroksil membentuk reaksi rantai dengan

abstraksi 1 atom hidrogen dari membran sel terbentuklah lipid peroksida. Kelanjutan

dari reaksi ini terputusnya rantai asam lemak menjadi senyawa MDA, 9-hidroksi

nonenal, etana dan pentana. Semua aldehid ini mempunyai daya perusak yang tinggi

(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah :

Tingkat Pengetahuan

Mahasiswa Radikal bebas

3.2. Defenisi Operasional

a. Pengetahuan mahasiswa : segala sesuatu yang diketahui oleh pelajar yang

mengikuti perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

tentang radikal bebas dan penyakit yang dapat ditimbulkannya. b. Radikal bebas : molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa

adalah kuesioner dengan cara pengukuran menggunakan skala ordinal. Pertanyaan

yang diajukan sebanyak 15 buah dengan pilihan jawaban :

a. Jawaban yang paling benar diberi skor 2

b. Jawaban yang mendekati benar diberi skor 1

c. Jawaban yang salah diberi skor

Hasil pengukuran pada penelitian adalah :

a. Pengetahuan kurang = 0-11

b. Pengetahuan sedang = 12-23

(40)

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kategori menurut Pratomo (1986), yaitu :

a. Baik, apabila skor jawaban responden > 75% dari nilai tertinggi.

b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi

c. Kurang, apabila skor jawaban responden < 40% dari nilai tertinggi.

(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan

pendekatan deskriptif.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara pada bulan Agustus-September 2010. Penelitian dilakukan di fakultas

kedokteran dikarenakan menurut peneliti perlu diketahuinya tingkat pengetahuan

mahasiswa FK yang nantinya akan menjadi dokter dan berhadapan dengan

penyakit-penyakit yang akan dibahas.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 karena mahasiswa di angkatan ini sudah

berada pada semester akhir dan akan segera menjalani masa co assistent (coass).

Maka dari itu peneliti merasa perlunya diketahui tingkat pengetahuan mahasiswa

angkatan 2007 tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit sehingga

dapat diaplikasikan dan memberitahukannya kepada pasien ketika menjalani masa

coass di rumah sakit.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu setiap

mahasiswa yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai

(42)

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah :

a. Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007.

b. Bersedia menjawab kuesioner yang diberikan.

Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah :

a. Mahasiswa/i yang tidak datang ke kampus

b. Tidak menjawab pertanyaan dengan lengkap.

c. Tidak mengembalikan kuesioner yang diberikan.

Besarnya sampel untuk angkatan 2007 ditentukan dari rumus Vincent Gasperz

(Wahyuni, 2007), yaitu:

n =

n = Besar sampel minimum

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu,

P = Harga proporsi di populasi, jika tidak diketahui maka p =

0.5

d = Kesalahan (absolute) yang dapat ditolerir, pada penelitian

ini dipakai d = 0,05

N = Jumlah populasi

n

= (456) x (1,96)² x 0,5 (1-0,5)

(456-1) x 0,05² + (1,96)² x 0,5 (1-0,5)

n

= 437,9424

2, 0979

(43)

Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi mahasiswa

angkatan 2007 adalah sebanyak 456 orang maka didapati besar sampel sebanyak 209

orang (pembulatan dari 208,75).

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan

metode kuesioner yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti. Banyaknya

pertanyaan yang akan diajukan kepada tiap responden adalah sebanyak 15

pertanyaan. Kuesioner yang diberikan kepada responden sebelumnya telah dilakukan

uji validitas dan uji reabilitas kepada 20 orang responden yang juga merupakan mahasiswa fakultas kedokteran namun di universitas yang berbeda. Dari hasil uji

validitas dan uji reabilitas didapat semua pertanyaan pengetahuan yang valid dan

(44)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Variabel Pertanyaan Total Status Alpha

Correlation

Pearson

Pengetahuan 1 0,750 Valid 0,918

2 0,753 Valid

3 0,494 Valid

4 0,853 Valid

5 0,664 Valid

6 0,685 Valid

7 0,657 Valid

8 0,694 Valid

9 0,566 Valid

10 0,570 Valid

11 0,603 Valid

12 0,791 Valid

13 0,731 Valid

14 0,716 Valid

15 0,722 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan bahwa nilai reabilitas adalah sebesar 0,918

(> 0,44) maka kuesioner yang dipakai dalam penelitian adalah reliabel.

4.4.2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 yang

(45)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah dengan memakai bantuan program SPSS.

Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah editing di mana pada tahap ini peneliti akan memeriksa kuesioner yang telah diisi, apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya. Kemudian coding, yaitu data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum

diolah dengan komputer. Tahap berikutnya adalah entry yang merupakan kegiatan memasukan data dari hasil kuesioner ke dalam komputer setelah kuesioner terisi

semua. Selanjutnya adalah cleaning data, yaitu pemeriksaan semua data yang telah

dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam

pemasukan data. Kemudian data disimpan pada proses saving dan terakhir adalah

(46)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Secara geografis kota Medan terletak di sebelah barat, timur dan selatan

berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan di sebelah utara berbatasan langsung

dengan Selat Malaka serta terletak pada koordinat 3o30’ – 3o43’ Lintang utara dan 98o

– 98o

44’ Bujur timur. Di kota medan terdapat Universitas Sumatera Utara yang

terletak di daerah Padang Bulan. Salah satu program pendidikan yang ada di

Universitas Sumatera Utara adalah pendidikan dokter. Fakultas Kedokteran adalah fakultas pertama yang terdapat di Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari 28

departemen. Fakultas ini didirikan tanggal 20 Agustus 1952 bertempat, yang kini

diperingati sebagai hari jadi USU. Fakultas kedokteran beralamatkan di Jl. dr.

Mansyur No. 5 Medan. Gedung fakultas kedokteran berbatasan dengan fakultas

psikologi di sebelah kiri dan dengan fakultas kesehatan masyarakat di bagian

belakang, sedangkan di sebelan kanan merupakan pintu gerbang 1 kompleks

Universitas Sumatera Utara ( Jalan Universitas).

5.1.2. Karakteristik Responden

Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 209 orang dengan

karakteristik seperti pada tabel berikut:

a. Karakteristik mahasiswa FK USU 2007 berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Laki-laki 78 37,3 %

Perempuan 131 62,7 %

(47)

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah

perempuan yaitu sebanyak 131 orang (62,7%) dan sebagian kecil lagi adalah

responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 78 orang (37,3%)

b. Karakteristik mahasiswa FK USU 2007 berdasarkan kelompok umur

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur

Umur Jumlah Persen (%)

19-20 70 33,5 %

21-23 129 61,7 %

>23 10 4,8 %

Total 209 100 %

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa jumlah responden mayoritas berusia

antara 21-23 tahun yaitu 129 orang (61,7%), diikuti responden yang berusia antara

19-20 tahun yaitu 70 orang (33,5%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden

yang berusia antara >23 tahun yaitu 10 orang (4,8%).

c. Karakteristik mahasiswa FK USU 2007 berdasarkan kewarganegaraan Tabel 5.3. Distribusi responden berdasarkan kewarganegaraan

Suku bangsa Jumlah Persen (%)

Indonesia 172 82,3 %

Malaysia 37 17,7 %

Total 209 100 %

Berdasarkan tabel 5.3. diketahui bahwa dari seluruh responden terdapat mayoritas

yang berkewarganegaraan Indonesia yaitu sebanyak 172 orang (82,3%) dan sebagian

(48)

5.1.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit

Kuesioner yang telah dibagikan kepada responden berisi 15 buah pertanyaan

dengan masing-masing 3 pilihan jawaban. Untuk lebih jelasnya distribusi pertanyaan

kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan kuesioner

Salah Mendekati Benar

No Pertanyaan (skor 0) benar (skor 1) (skor 2)

N % N % N %

1. Pengertian radikal bebas 63 30,1 9 4,3 137 65,6

2. Radikal bebas endogen 144 68,9 39 18,7 26 12,4

3. Radikal bebas eksogen 4 1,9 19 9,1 186 89

4. Tahap pembentukan radikal bebas 42 20,1 6 2,9 161 77

5. Proses pembentukan radikal bebas 62 29,7 38 18,2 109 52,2

6. Kandungan radikal bebas 18 8,6 48 23 143 68,4 7. Contoh radikal bebas 114 54,5 50 23,9 45 21,5

8. Reaksi akibat radikal bebas 13 6,2 20 9,6 176 84,2

9. Contoh antioksidan 5 2,4 11 5,3 193 92,3

10. Penyakit akibat radikal bebas 9 4,3 59 28,2 141 67,5

11. Pengertian aterosklerosis 4 1,9 7 3,3 198 94,7

12. RB sebabkan aterosklerosis 40 19,1 126 60,3 43 20,6

13. Radikal bebas sebabkan kanker 23 11 107 51,2 79 37,8

14. Radikal bebas sebabkan diabetes 58 27,8 105 50,2 46 22

15. Radikal bebas sebabkan katarak 96 45,9 71 34 42 20,1

(49)

Dari tabel 5.4. diketahui bahwa mayoritas responden menjawab pertanyaan dengan

benar pada pertanyaan nomor 11 sebanyak 198 orang (94,7%). Sedangkan mayoritas

responden menjawab pertanyaan salah adalah pada nomor 2 sebanyak 144 orang

(68,9%).

Tabel 5.5. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persen (%)

Kurang 0 0

Sedang 111 53,1%

Baik 98 46,9%

Total 209 100 %

Pada tabel 5.5. dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tidak ada yang

digolongkan kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar tingkat

pengetahuan responden dapat digolongkan ke dalam kategori sedang yaitu sebanyak

111 orang (53,1%) dan sebagiannya lagi tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 98

orang (46,9%).

5.2. Pembahasan

Pertanyaan dalam kuesioner ini berisi 15 pertanyaan yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pengaruh radikal bebas terhadap

timbulnya penyakit. Responden dalam penelitian adalah mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 sebanyak 209 orang. Dari

seluruh kuesioner yang telah diberikan, mayoritas responden telah mengetahui

pengertian radikal bebas (65,6%), tetapi mereka belum mengetahui contoh radikal

bebas endogen (68,9%) sedangkan untuk contoh radikal bebas eksogen, responden

sudah banyak yang mengetahuinya (89%). Hal ini mungkin dapat disebabkan karena

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan kuesioner

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, we have presented a uncertainty propagation tech- nique based on the general Gauss-Helmert method to compute the covariance matrix per 3D point and the

Pada tanggal 7 Desember 2011, berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor S 653/MBU/2011 yang menyatakan bahwa kerjasama pengelolaan antara PT Perkebunan Nusantara

In this investigation, Oscar coast area in Graham Land, Antarctic Peninsula (AP) was selected to conduct a remote sensing study using Landsat-7 Thematic Mapper (TM),

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pekerjaan Gali Waled Dan Pembersihan Saluran DI Jurang Gantung Desa Plawikan Cs..

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pekerjaan Gali Waled Dan Pembersihan Saluran DI Asinan Ds Kadibolo Cs..

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kreativitas iklan dan kredibilitas cellebrity endorser (Syahrini) terhadap keputusan pembelian mie sedaap white

Perubahan institusional dari STAIN Malang menjadi UIIS sesungguhnya sebuah transformasi peluang dari persoalan kebijakan yang semula bersifat institusional menjadi

Lampiran 12.Spektrum 1 H-NMR Senyawa Flavonoida Pembanding untuk Senyawa Hasil Isolasi (Mabry, 1970).. Senyawa Hasil Isolasi