UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
(PSAK) NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA
KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT
O l e h :
NAMA : NONY FADLIA
NIM : 030522109 DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : NONY FADLIA
NIM : 030522109
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (PSAK) NO.27 TENTANG AKUNTANSI
PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT
Medan,
Menyetujui
Pembimbing
(Drs. Wahidin Yasin, Ak)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : NONY FADLIA
NIM : 030522109
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (PSAK) NO.27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT
Tanggal ……… Ketua Departemen Akuntansi
(Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak)
Tanggal………. Dekan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak
Pembimbing : Drs. Wahidin Yasin, Ak
Anggota : Drs. Ramly Nasution, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
”PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dibuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
Level Program Ekstensi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas
dan benar adanya. Jika dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
Nony Fadlia
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara , maka penulis memilih judul ”PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 27 TENTANG AKUNTANSI
PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman
penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun penyajian data.. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak demi
sempurnanya skripsi ini.
Pada kesempatan ini juga dengan tulus hati penulis mengucapkan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda H. Samad Sarimun dan Ibunda Hj.
Farida Hanim yang senantiasa mendukung penulis untuk tetap bersemangat
melanjutkan studi. Penulisan skripsi ini juga tidak telepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., Dekan Fakultas Ekonomi USU
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, Ak sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan saran dan bimbingan hingga selesainya
skripsi ini
4. Bapak Drs. Ramly Nasution, Ak dan Bapak Drs. Iskandar Muda, MSi, Ak
sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
5. Bapak Drs. Rustam, Ak sebagai dosen wali penulis serta seluruh staf pengajar
dan pegawai Fakultas Ekonomi USU yang telah banyak membantu penulis
selama masa perkuliahan
6. Bapak Syahrizal Muchtar dan keluarga besar KMUR yang telah membantu dan
memberikan kemudahan bagi penulis dalam penelitian skripsi ini
7. Bang Fadlin, kak Dian, Fadlan, mbak Ditha, bang Idham, Rafi, Naufal, dan
seluruh keluarga, terima kasih atas doa dan dukungan moril serta materilnya.
8. Sahabat serta teman-temanku.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
dan semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini. Amin.
Medan,
Penulis,
Nony Fadlia
ABSTRAK
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi berfungsi sebagai wadah untuk mengorganisir pendayagunaan dan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki anggota koperasi (PSAK No. 27, 2004).
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. Adapun
tujuan dari penelitian ini sejalan dengan perumusan masalah yang diambil yaitu
untuk mengetahui apakah Koperasi Mitra Usaha Rakyat sudah menerapkan PSAK
No. 27 sebagai pedoman dalam peyajian laporan keuangannya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa badan usaha ini belum sepenuhnya
menerapkan PSAK No. 27 dalam penyajian laporan keuangannya. Hal ini terlihat
dari laporan keuangannya yang hanya terdiri dari Neraca dan Perhitungan Hasil
Usaha. Sementara Laporan Arus Kas, Laporan Promosi EkonomiAnggota, dan
Catatan atas Laporan Keuangan tidak disajikan. Ketidaklengkapan unsur dari
laporan keuangan tersebut dapat dapat mengakibatkan informasi yang disajikan
tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya. Untuk
itu Koperasi Mitra Usaha Rakyat harus menerapkan PSAK No. 27 untuk
menghindari terjadinya penyimpangan baik dari segi penyajian maupun bentuk
dari laporan keuangan tersebut.
ABSTRACT
Cooperation is an organization having memberships of sole person or
corporation body of cooperation which the activities based ono the cooperation
principles and as the movement of people economics that committed to familial
foundation. It’s function is as a place to organize the efficiency and usefulness of
human resources of the membership. (Statement of Financial Accounting
Standards No. 27).
This research was held at Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. The aim
of the research has the same purpose with the formulation of ideas of script which
to know how the cooperation has been applying the SFAF as a guide to serve the
Financial Statements.
Based on the result of research, this organization has not been applying the
SFAF fully in the Financial Statements. It could be found in the Financial
Statements which consist of Balance Sheet and Profit Summary. In other side, the
Cash Flow, the Statement of Membership Economic Promotion, and the Report of
Financial Statements have not been served. The uncompleteness of parts of the
Financial Statements cause the served information is not reliable and it’s not
complete observed by the relevance. Therefore, Koperasi Mitra Usaha Rakyat
Medan Should apply the SFAF No. 27 to prevent the discrepancy of format and
serving of the Financial Statements.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan ... 4
B. Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan ... 7
C. Koperasi dan Karakteristiknya ... 9
D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 ... 14
E. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 ... 18
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 47
B. Jenis Data ... 47
C. Prosedur Pengumpulan Data ... 47
D. Teknik Analisa Data... 48
1. Gambaran Umum Perusahaan ... 49
a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 49
b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 50
2. Aktivitas Koperasi ... 54
3. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dalam Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Mitra Usaha Rakyat ... 60
4. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Mitra Usaha Rakyat ... 64
B. Analisis Hasil Penelitian ... 67
1. Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dalam Penyajian Laporan Keuang- an Koperasi Mitra Usaha Rakyat ... 67
2. Analisis Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Mitra Usaha Rakyat... 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
ABSTRAK
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi berfungsi sebagai wadah untuk mengorganisir pendayagunaan dan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki anggota koperasi (PSAK No. 27, 2004).
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. Adapun
tujuan dari penelitian ini sejalan dengan perumusan masalah yang diambil yaitu
untuk mengetahui apakah Koperasi Mitra Usaha Rakyat sudah menerapkan PSAK
No. 27 sebagai pedoman dalam peyajian laporan keuangannya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa badan usaha ini belum sepenuhnya
menerapkan PSAK No. 27 dalam penyajian laporan keuangannya. Hal ini terlihat
dari laporan keuangannya yang hanya terdiri dari Neraca dan Perhitungan Hasil
Usaha. Sementara Laporan Arus Kas, Laporan Promosi EkonomiAnggota, dan
Catatan atas Laporan Keuangan tidak disajikan. Ketidaklengkapan unsur dari
laporan keuangan tersebut dapat dapat mengakibatkan informasi yang disajikan
tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya. Untuk
itu Koperasi Mitra Usaha Rakyat harus menerapkan PSAK No. 27 untuk
menghindari terjadinya penyimpangan baik dari segi penyajian maupun bentuk
dari laporan keuangan tersebut.
ABSTRACT
Cooperation is an organization having memberships of sole person or
corporation body of cooperation which the activities based ono the cooperation
principles and as the movement of people economics that committed to familial
foundation. It’s function is as a place to organize the efficiency and usefulness of
human resources of the membership. (Statement of Financial Accounting
Standards No. 27).
This research was held at Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. The aim
of the research has the same purpose with the formulation of ideas of script which
to know how the cooperation has been applying the SFAF as a guide to serve the
Financial Statements.
Based on the result of research, this organization has not been applying the
SFAF fully in the Financial Statements. It could be found in the Financial
Statements which consist of Balance Sheet and Profit Summary. In other side, the
Cash Flow, the Statement of Membership Economic Promotion, and the Report of
Financial Statements have not been served. The uncompleteness of parts of the
Financial Statements cause the served information is not reliable and it’s not
complete observed by the relevance. Therefore, Koperasi Mitra Usaha Rakyat
Medan Should apply the SFAF No. 27 to prevent the discrepancy of format and
serving of the Financial Statements.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Guna mewujudkan tatanan ekonomi rakyat Indonesia yang
berdasarkan azas kekeluargaan koperasi diharapkan dapat menjadi badan usaha
yang kuat seperti pelaku ekonomi lainnya baik badan usaha milik negara maupun
swasta. Koperasi juga merupakan soko guru perekonomian nasional kita yang
diharapkan dapat mensejahterakan anggota koperasi khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Saat ini keberadaan koperasi juga semakin berkembang.
Dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini koperasi dapat melihat
kemajuannya dari laporan keuangan yang dimiliki koperasi tersebut. Laporan
keuangan tersebut dibuat agar dapat memenuhi kebutuhan pihak internal maupun
eksternal koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan
tersebut dapat dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban, penilaian kinerja,
pengambilan keputusan serta pengawasan. Laporan keuangan koperasi terdiri dari
Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Promosi
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan para pemakai akan informasi
keuangan yang akurat.
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya koperasi perlu berpedoman
pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan-ketentuan itu juga
berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi koperasi. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi perkoperasian bertujuan
mengatur perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi
dengan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada koperasi. Pernyataan ini
mencakup pengaturan mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Penerapan standar akuntansi keuangan ini
diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
Koperasi Mitra Usaha Rakyat (KMUR) adalah koperasi dimana penulis
melakukan penelitian. KMUR yang beranggotakan pengusaha kecil dan menengah
ini merupakan koperasi serba usaha. KMUR menitikberatkan fungsinya sebagai
suatu badan usaha yang anggotanya dapat menyimpan dan meminjam dana dalam
koperasi. Manfaat yang diperoleh para anggota KMUR antara lain berupa pola
pinjaman yang menerapkan jasa yang setara dengan bunga bank. Selain membantu
anggota dalam hal permodalan, KMUR juga membantu pendistribusian produk
hasil usaha anggotanya. Sebagaimana halnya dengan koperasi lain KMUR
menganut suatu sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahunnya sesuai
dengan sumbangsih anggota dan peraturan yang berlaku. Disamping itu KMUR
juga menurunkan instruktur yang terampil dibidangnya untuk mentransfer
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh
tentang penerapan akuntansi perkoperasian pada prakteknya. Oleh karena itu
penulis mengangkat judul : “Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Mitra Usaha
Rakyat”.
B. Perumusan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, terlebih dahulu penulis merumuskan masalah
yang ada dan membatasi permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian
diatas penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: “Apakah Koperasi
Mitra Usaha Rakyat sudah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 27 dalam menyajikan laporan keuangannya?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
koperasi sudah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27
dalam menyajikan laporan keuangannya.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang akuntansi
perkoperasian baik dalam kerangka teoritis maupun dalam penerapannya.
2. Sebagai sumbangan pemikiran yang mungkin bermanfaat bagi koperasi dalam
menjalankan kebijakan akuntansinya.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang mengupas masalah tentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan
Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan
pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan
dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk
berkomunikasi dengan semua pihak tersebut dibutuhkan bahasa bisnis yang dapat
dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terkait. Bahasa bisnis tersebut
disebut akuntansi.
Menurut The Committee on Terminology of the American Institute of
Certified Public Accountants (1953) sebagaimana yang dikemukakan oleh
Belkaoui (2000 : 37) mendefenisikan akuntansi sebagai “seni pencatatan,
penggolongan, peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan
cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian
hasil proses tersebut”. Cakupan akuntansi berdasarkan defenisi diatas sangat
terbatas.
Definisi lain akuntansi yang cakupannya lebih luas dari defenisi diatas
adalah menurut American Accounting Association (1966) dalam Soemarso S.R
(1995 : 5) adalah sebagai “proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan
informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang
jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Secara
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.(Niswonger et al.,terjemahan Sirait
dan Gunawan, 1999:6).
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
disebut dengan stakeholders yang terbagi atas pihak internal dan eksternal. Pihak
internal yaitu pengambil keputusan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan
internal perusahaan, seperti pemilik, manajemen, dan karyawan. Pihak eksternal
yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka dengan
perusahaan, seperti kreditor, supplier, pemerintah atau calon investor.
Stakeholders menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi utamanya
dalam mengambil keputusan.
Perbedaan dua kelompok utama pemakai laporan keuangan tersebut
menyebabkan munculnya dua bidang utama akuntansi, yakni akuntansi
manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen ditujukan kepada
pihak internal dan pelaporan keuangannya diatur berdasarkan kebutuhan
manajemen. Akuntansi keuangan ditujukan kepada pihak eksternal dan
pelaporan keuangannya berpedoman pada suatu standar yang baku. Standar ini
dirancang untuk memenuhi kebutuhan para pemakai eksternal, dan ditetapkan
oleh suatu badan atau lembaga resmi. Di Indonesia standar baku yang berlaku
saat ini dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
Akuntansi keuangan menurut Kieso (2002 :10 ) yaitu “sebuah proses yang
keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan”.
Definisi diatas memberikan pengertian yang jelas bahwa laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang sangat diperlukan tidak hanya
bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal perusahaan. Hal ini
disebabkan informasi yang disajikannya mencakup informasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
penyajian laporan keuangan adalah terpenuhinya kebutuhan dari pemakai laporan
tersebut.
Tujuan kualitatif akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
1. Relevan yaitu memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu
pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi.
2. Dapat dipahami yaitu selain harus jelas informasi yang dipilih, juga harus
dapat dipahami pemakai.
3. Dapat diuji kebenarannya yaitu hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh
ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode pengukuran-ukuran yang sama.
4. Netral yaitu informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai
dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu.
5. Tepat waktu berarti mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk
menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.
6. Dapat diperbandingkan artinya perbedaan-perbedaan seharusnya tidak
7. Kelengkapan yakni semua informasi yang memenuhi persyaratan
tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.
B. Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa dimana fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang
kesatuan usaha yang dimaksudkan agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomi, dan dalam menetapkan pilihan-pilihan yang pantas diantara berbagai
alternatif.
Produk akhir dari sebuah proses akuntansi adalah laporan keuangan yang
merupakan informasi yang sangat berguna untuk menggambarkan posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan untuk periode tertentu. Laporan keuangan
yang lengkap terdiri dari Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum.
Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pemakai. Para investor merupakan penanam modal beresiko ke perusahaan, oleh
sebab itu ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga
Tujuan laporan keuangan menurut Accounting Principles Boards (APB)
yang dikemukakan oleh Belkaoui (2000 : 126) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
2. Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk:
i. mengevaluasi kekuatan dan kelemahan ii. menunjukkan pendanaan dan investasi
iii. mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen iv. menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan
b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk:
i. Menunjukkan tingkat kembalian dividen harapan bagi investor ii. Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor
dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak dan menghasilkan dana untuk ekspansi
iii. Menyediakan informasi bagi manajemen untuk perencanaan dan pengendalian
iv. Menunjukkan profitabilitas jangka panjang
c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earnings potensial perusahaan
d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban
e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 4) tujuan laporan keuangan
adalah “menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan yang dapat
memenuhi kebutuhan para pemakainya biasanya menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi:
2. kewajiban
3. ekuitas
4. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. arus kas
Laporan keuangan dalam penyajiannya harus disusun berdasarkan suatu
standar akuntansi keuangan agar dapat memperlihatkan bahwa penyusunan
laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan
demikian kriteria sebagai suatu laporan keuangan yang memenuhi karakteristik
kualitatif akan terdapat pada laporan keuangan tersebut.
C. Koperasi dan Karakteristiknya
Berbeda dengan perusahaan komersial, koperasi memiliki unsur sosial
sekaligus unsur ekonomi. Memiliki unsur sosial karena sebagai perkumpulan
orang, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sedangkan
unsur ekonomi karena sebagai sebuah badan usaha koperasi harus beroperasi
sebagaimana layaknya perusahaan komersial. Dimana setiap koperasi harus
memiliki produk untuk dijual kepada masyarakat sebagai sumber penghasilan
koperasi dan biaya untuk memperoleh dan menjual produk tersebut harus dikelola
secara efisien.
Menurut Pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan koperasi adalah
”badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
Sementara itu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 27.1) koperasi
adalah ”badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan
kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya
dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional”.
Rudianto (2006 : 1) menyatakan bahwa : ”secara umum koperasi dipahami
sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraaan ekonomi mereka, melalui
pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan suatu
perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
mereka. Tiap-tiap anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Keuntungan dan resiko usaha koperasi yang harus ditanggung dan dibagi secara
adil, demikian pula dengan kewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi
jalannya usaha koperasi.
Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam
menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat.
Prinsip-prinsip tersebut terdiri dari:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
besarnya jasa masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
5. Kemandirian.
Disamping kelima prinsip diatas, untuk pengembangan koperasi juga
dilaksanakan dua prinsip koperasi lainnya yaitu pendidikan perkoperasian dan
kerjasama antar koperasi.
Penyelenggaraan kedua hal diatas merupakan prinsip koperasi yang
penting dalam meningkatkan kemampuan memperluas wawasan anggota dan
memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan koperasi. Kerjasama dimaksud
dapat dilakukan antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, dan
internasional.
Koperasi berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 27.1)
Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual
identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus
pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Oleh karena itu:
a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama;
b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain;
c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya;
e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
Selain dipandang sebagai badan usaha yang memiliki bentuk dan
karakteristik tersendiri, koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat untuk
membangun sistem perekonomian. Hal ini sejalan dengan tujuan koperasi
sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 UU No. 25/1992 yaitu “Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945”. Kemampuan koperasi dalam mencapai tujuannya
merupakan alasan bagi anggotanya untuk tetap menjadi anggota koperasi.
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan
bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut secara aktif
memperbaiki hidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang
disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi lebih menekankan pada pelayanan
terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen.
Kegiatan koperasi lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan
pihak luar. Oleh karena itu anggota dalam koperasi bertindak sebagai pemilik
sekaligus pelanggan.
Koperasi yang didirikan oleh orang-orang atau badan hukum koperasi
adalah satu kesatuan usaha yang terpisah yang merupakan badan usaha yang
berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut koperasi dapat dibedakan menjadi dua
1. Koperasi Primer yaitu koperasi yang beranggotakan orang seorang.
2. Koperasi Sekunder yaitu koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum
koperasi.
Koperasi dapat memiliki atau mendirikan dan melakukan usaha-usaha
sebagaimana badan usaha lainnya, seperti disektor perdagangan, industri,
manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa
profesi dan jasa lainnya yang langsung berada dibawah tanggung jawab dan
pengawasan koperasi yang bersangkutan, sehingga tidak memerlukan lagi badan
hukum tersendiri karena merupakan satu kesatuan akuntansi. Akan tetapi
perlakuan akuntansi koperasi ini mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang mengatur perlakuan akuntansi dalam setiap sektor
industri tersebut.
Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun berdasarkan
kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan kedalam
empat jenis yakni:
1. Koperasi Konsumen, yaitu koperasi yang anggotanya merupakan para
konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa. Jenis barang atau jasa yang
dilayani suatu koperasi konsumen tergantung pada latar belakang kebutuhan
anggota yang dipenuhi kebutuhannya. Misalnya koperasi yang mengelola
toko serba ada, mini market dan sebagainya.
2. Koperasi Produsen, yaitu koperasi yang anggotanya tidak memiliki badan
usaha sendiri, tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan
menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna menghasilkan
barang-barang atau jasa tertentu melalui suatu badan usaha yang dikelola dan
dimiliki sendiri.
3. Koperasi Simpan Pinjam, yaitu koperasi yang bergerak dalam bidang
pemupukan simpanan dana para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan
kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana.
4. Koperasi Pemasaran, yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau
pemilik barang atau penyedia jasa. Tujuan utama koperasi pemasaran adalah
untuk menyederhanakan rantai tata niaga dan mengurangi sekecil mungkin
keterlibatan para pedagang perantara dalam memasarkan produk yang mereka
hasilkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan koperasi
sebagai suatu organisasi ekonomi berwatak sosial yang mempunyai ciri-ciri
khusus yang membedakannya dengan badan usaha lainnya diperlukan Pernyataan
Akuntansi Keuangan Koperasi untuk mengukur dan mengungkapkan secara lazim
kinerja keuangan dari koperasi. Dengan demikian anggota dan masyarakat akan
memperoleh informasi yang cukup relevan dan dapat dimengerti mengenai
kemanfaatan dari koperasi.
D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27
Perkembangan standar akuntansi keuangan senantiasa mengalami
melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia
pada tahun 1973 yang menghasilkan ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”.
Kemudian pada tahun 1984 dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan
akuntansi dengan perkembangan dunia usaha saat itu, Komite PAI melakukan
revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 menjadi ”Prinsip Akuntansi Indonesia
1984”. Revisi total kembali dilakukan ditahun 1994 yang menghasilkan ”Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994”.
Dengan maksud mengharmonisasikan SAK dengan standar akuntansi
internasional dalam pengembangan standarnya, IAI terus melakukan revisi berupa
penyempurnaan standar yang ada maupun penambahan standar baru dan
interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Selanjutnya
proses revisi juga dilakukan beberapa kali yaitu pada 1 Oktober 1995, 1 Juni
1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, dan 1 Oktober 2004. Salah satu revisi yang
dilakukan adalah revisi terhadap PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian.
Revisi ini dilakukan pada 4 September 1998 dan mulai berlaku efektif tanggal 1
Januari 1999.
Pernyataan standar akuntansi keuangan ini mengatur akuntansi bagi badan
usaha koperasi atas transaksi yang timbul dari hubungan koperasi bagi
anggotanya, yaitu meliputi transaksi setoran anggota koperasi dan transaksi usaha
koperasi dengan anggotanya dan transaksi yang spesifik pada badan usaha
koperasi, diantaranya cadangan, modal penyertaan, modal sumbangan,
beban-beban perkoperasian, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan
Pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari
hubungan koperasi dengan non-anggota. Transaksi itu diperlakukan sama dengan
transaksi yang terjadi pada badan usaha lainnya.
Hal-hal yang bersifat umum atau yang tidak secara khusus diatur dalam
pernyataan ini, termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom koperasi,
harus diperlakukan dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang lain. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan untuk
disajikan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur, dan
pihak lain yang berkepentingan.
Pemerintah sebagai salah satu pihak pemakai laporan keuangan koperasi,
mungkin memerlukan informasi khusus untuk tujuan tertentu. Pernyataan ini
bukan merupakan pengaturan penyajian laporan untuk kepentingan pemerintah
tersebut. Penyajian informasi khusus ini diatur dalam pedoman akuntansi
tersendiri yang mengacu pada pernyataan ini.
Dalam koperasi kita akan menemukan berbagai istilah yang lazim
digunakan, antara lain:
1. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama
nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi anggota. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
kesempatan tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan menjadi anggota.
3. Modal Anggota adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus
dibayar anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
koperasi. Tiap anggota memiliki hak suara yang sama, tidak tergantung pada
besarnya modal anggota pada koperasi.
4. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan
tidak mengikat. Modal ini tidak dapat dibagikan kepada anggota selama
koperasi belum dibubarkan.
5. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan
memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.
6. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota.
7. Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan
penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan
partisipasi neto.
8. Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang
merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok.
9. Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang/jasa kepada non
10. Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian
dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.
11. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba
atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan
pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan
badan koperasi.
E. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataaan Standar
Akuntansi Keuangan No. 27
Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus dan juga merupakan bagian dari sistem pelaporan
keuangan dalam tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih
ditujukan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur dan
pihak lain yang berkepentingan.
Laporan keuangan koperasi disusun untuk mencerminkan posisi keuangan
pada tanggal tertentu, hasil usaha dan arus kas koperasi selama periode tertentu.
Laporan keuangan setiap entitas keuangan akuntansi dalam badan usaha koperasi
harus disusun dengan menggunakan kebijakan, sistem, dan prosedur akuntansi
yang sama.
Laporan keuangan koperasi terdiri dari Neraca, Laporan Perhitungan Hasil
Usaha, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan, dan Laporan Promosi
Ekonomi Anggota.
Neraca disusun untuk mencerminkan posisi keuangan koperasi pada
tanggal tertentu yang terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas. Penyajian
neraca umumnya digunakan dalam dua bentuk, yaitu bentuk laporan dan
perkiraan. Pada bentuk Laporan susunan aktiva ditampilkan dibagian atas yang
kemudian kewajiban dan modal pemilik disajikan dibawah bagian aktiva.
Sedangkan pada bentuk Perkiraan semua aktiva diletakkan pada bagian kiri dan
kewajiban serta modal pemilik diletakkan pada bagian kanan.
Selanjutnya penulis akan menguraikan masing-masing komponen dari
neraca, yaitu
a. Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh Badan Usaha Koperasi
yang diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat
ekonomi dimasa depan. Aktiva disajikan dalam neraca berdasarkan urutan
likuiditas, dimulai dari yang paling likuid.
1. Aktiva Lancar
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 21.10) suatu aktiva
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:
a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
b. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
c. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
2. Investasi Jangka Panjang
Investasi angka panjang adalah penyertaan badan usaha koperasi pada
penanaman dalam surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan,
bersifat permanen, jangka waktu tidak dibatasi, umumnya tidak tergantung pada
ketentuan yang berlaku dan relatif jangka panjang. Investasi jangka panjang
biasanya dicatat sebesar biaya perolehannya.
3. Aktiva Tetap
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 16.2) ”Aktiva tetap adalah
aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun”.
Ditinjau dari segi penyusutannya, aktiva tetap dapat dibagi dua yaitu
aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti gedung, mesin, kendaraan bermotor,
dan aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan seperti tanah. Aktiva tetap disajikan
berdasarkan harga perolehan aktiva tersebut dikurangi dengan akumulasi
penyusutannya.
Metode penyusutan dan estimasi masa manfaat aktiva adalah masalah
pertimbangan. Oleh sebab itu, pengungkapan metode yang digunakan dan usia
manfaat yang diestimasikan merupakan kebijakan yang dipilih oleh manajemen
dan dalam penggunaan metode penyusutan tersebut haruslah secara konsisten.
Penghapusbukuan aktiva tetap hanya dapat dilakukan setelah mendapat
izin dari pihak yang berwenang. Nilai buku aktiva tetap yang dihapuskan diakui
sebagai beban non-usaha periode berjalan.
Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tidak
berwujud. Aktiva lain-lain kadang disebut juga sebagai beban yang
ditangguhkan. Beban yang tidak dilaporkan sebagai beban pada periode yang
terjadi karena dianggap memberikan manfaat pada periode selanjutnya
digolongkan kepada beban yang ditangguhkan, seperti biaya pendirian
perusahaaan.
Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sebagai sokoguru perekonomian
nasional, koperasi sering mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk
bantuan atau sumbangan barang modal untuk menjalankan usahanya. Barang
modal tersebut dapat diakui sebagai aktiva tetap milik koperasi walaupun aktiva
tersebut tidak dapat dijual untuk menutupi resiko kerugian sebagaimana
disyaratkan oleh penyumbangnya atau ditetapkan dalam perjanjian (akta
penerimaan) sumbangan, maka aktiva tersebut dikelompokkan dalam aktiva
lain-lain. Sifat pembatasan aktiva tetap dijelaskan dalam catatan laporan keuangan.
b. Kewajiban
Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan
mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban timbul dari transaksi
atau peristiwa masa lalu.
Didalam koperasi, kewajiban timbul dari transaksi dengan anggota atau
yang ada kaitannya dengan anggota, dan transaksi dengan non-anggota.
Kewajiban disajikan terpisah antara kewajiban dengan anggota dan non-anggota.
petunjuk penting tentang manfaat yang diberikan oleh koperasi kepada
anggotanya.
Kewajiban dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
1. Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dilunasi dalam waktu satu tahun. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 :
1.11) ”Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika:
a. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasi perusahaan; atau
b. jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca”.
2. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban kepada kreditur yang jangka
waktu penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun.
c. Ekuitas
Ekuitas atau kekayaan bersih adalah bagian dari hak anggota dalam badan
usaha koperasi, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Ekuitas berasal dari
simpanan anggota dan hasil usaha koperasi. Ekuitas akan berkurang, terutama
dengan adanya penarikan kembali simpanan oleh anggota, pembagian keuntungan
atau karena kerugian.
Modal dasar koperasi adalah sejumlah modal yang ditetapkan dalam
anggaran dasar yang terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan
pokok yaitu jumlah nilai uang yang sama banyaknya yang wajib diserahkan
kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
koperasi. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai tertentu yang harus dibayar oleh
anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat diambil
kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan.
Selain dari simpanan pokok dan simpanan wajib, ekuitas juga antara lain
terdiri dari modal penyertaan, modal sumbangan, sisa hasil usaha yang belum
dibagi dan modal cadangan. Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat
sebesar jumlah nominal setoran. Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal,
dan dalam hal modal penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka
modal peyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlaku pada saat
diterima. Apabila nilai pasar tidak tersedia dapat digunakan nilai taksiran.
Sisa hasil usaha adalah akumulasi sisa hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha dan
koreksi sisa hasil usaha periode lalu, baik yang dicadangkan untuk tujuan tertentu
maupun sebagai sisa hasil usaha yang belum dibagikan. Sisa hasil usaha yang
belum dibagi diakui pada saat sebelum diterimanya. Keputusan rapat anggota
akumulasi hasil usaha yang ditetapkan sebagai saldo sisa hasil usaha tahun
berjalan.
Modal cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari peyisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
Modal cadangan diakui sebesar akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang
besarnya ditetapkan dalam rapat anggota dan dimaksudkan untuk pemupukan
modal, untuk pengembangan usaha dan menutup resiko kerugian yang merupakan
total nilai kekayaan bersih koperasi yang mencerminkan nilai pemilikan anggota
dalam koperasi. Oleh karena itu, anggota yang keluar dalam tahun berjalan, selain
menerima pengembalian simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain
sebesar nilai nominalnya, koperasi dapat menetapkan pembayaran tambahan
dalam jumlah yang proporsional dengan nilai kekayaan bersih koperasi atau
jumlah tertentu yang ditetapkan rapat anggota. Pembayaran tambahan tersebut
dibebankan pada cadangan koperasi.
Penyusunan Neraca Koperasi sesuai dengan PSAK No. 27 adalah sebagai
2. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Laporan perhitungan hasil usaha disajikan dengan memisahkan perkiraan
pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan yang diselenggarakan untuk
anggota dan bukan anggota.
Pendapatan yang diperoleh Badan Usaha Koperasi dikelompokkan menjadi:
a. Pendapatan Usaha
Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
penyelenggaraan badan usaha koperasi, baik usaha dari anggota maupun non
anggota.
b. Pendapatan Non Usaha
Pendapatan Non Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bukan
usaha yang antara lain berupa bunga, denda, laba penjualan aktiva laba selisih
kurs.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva, atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal. Beban dikelompokkan menjadi:
a. Beban Usaha
Beban Usaha adalah beban yang terjadi dalam rangka penyelenggaraan usaha
koperasi dan kegiatan penunjang lainnya.
Beban usaha terdiri dari:
Beban Operasi adalah beban usaha yang terjadi dalam rangka
pengoperasian dan pemeliharaan aktiva tetap yang dimiliki atau
digunakan oleh badan usaha koperasi. Beban Operasi meliputi
penggunaan barang dan atau jasa, beban pegawai, serta beban
administrasi dan umum.
2. Beban Penyusutan, Amortisasi dan Penyisihan
Beban Penyusutan adalah beban usaha yang terjadi dari alokasi harga
perolehan aktiva tetap selama masa manfaat ekonomisnya.
Beban Amortisasi adalah beban usaha yang terjadi dari alokasi harga
perolehan aktiva tidak berwujud dan beban yang ditangguhkan selama
masa manfaat ekonomisnya.
Beban Penyisihan adalah beban usaha yang timbul karena penurunan
manfaat ekonomi atau kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
3. Beban Pemasaran
Beban Pemasaran adalah beban usaha yang terjadi dalam rangka
memasarkan usaha koperasi dan jasa penunjang lainnya. Beban
pemasaran meliputi penggunaan barang dan atau jasa, beban pegawai,
serta beban umum dan administrasi untuk kegiatan pemasaran.
4. Beban Umum dan Administrasi
Beban Umum dan Administrasi adalah beban usaha yang terjadi karena
kegiatan yang bersifat umum dan tidak dapat diidentifikasi sebagai beban
operasi, beban pemasaran atau beban penyusutan, amortisasi, dan
b. Beban Lain-lain
Beban lain-lain adalah beban yang tidak dapat dikelompokkan sebagai beban
usaha. Beban ini antara lain meliputi beban bunga, selisih kurs dan rugi
penukaran atau penjualan aktiva.
Sisa Hasil Usaha dalam koperasi harus diperinci menjadi sisa hasil usaha
yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggot a dan sisa hasil usaha yang
diperoleh dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh
dari para anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding
dengan jasa yang diberikannya.
Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota koperasi boleh dibagikan kepada para anggota, sedang sisa hasil usaha
yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota,
misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada
anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, sisa hasil usaha
tersebut digunakan untuk pembiayaan tertentu lainnya.
Sisa hasil usaha untuk anggota setelah dikurangi dengan bagian yang
dikembalikan kepada anggota, dibagikan untuk cadangan koperasi, dana
pengurus, dana pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi, dana pembangunan
daerah kerja. Sedangkan sisa hasil usaha untuk bukan anggota tidak dibagikan ke
anggota tetapi dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana
pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi.
Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan
dikembalikan kepada anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak.
Pada waktu koperasi dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan untuk
menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian tidak boleh dibagikan
kepada anggota, tetapi harus diberikan kepada perkumpulan koperasi atau kepada
badan lain yang asas tujuannya sesuai dengan koperasi.
Penyusunan Laporan Perhitungan Hasil Usaha yang sesuai dengan PSAK
No. 27 adalah sebagai berikut:
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
Beban Pokok (xxxxx) (xxxxx)
Partisipasi Neto Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
PENDAPATAN DARI NON-ANGGOTA
Penjualan Rp xxxxx Rp xxxxx
Harga Pokok (xxxxx) (xxxxx)
Laba (Rugi) Kotor dengan Non-Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxxxx Rp xxxxx
BEBAN OPERASI
Beban Usaha (xxxxx) (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp xxxxx Rp xxxxx
Beban Perkoperasian (xxxxx) (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp xxxxx Rp xxxxx
Pendapatan dan Beban Lain-lain xxxxx xxxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp xxxxx Rp xxxxx
Pendapatan dan Beban Luar Biasa xxxxx xxxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp xxxxx Rp xxxxx
Pajak Penghasilan (xxxxx) (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp xxxxx Rp xxxxx
3. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun dengan maksud untuk mencerminkan arus kas
masuk dan arus keluar kas, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas yang menilai
penggunaan kas tersebut.
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir
kas pada periode tertentu. Laporan arus kas disusun menurut sumber dan
penggunaan kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
Laporan tersebut mencakup empat unsur yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan
dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang
diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan.
Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan
usaha yang dijalankannya.
Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan
anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk
anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun
buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena
tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran
rumah tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat
ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar
taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang diterima oleh anggota.
Penyusunan Laporan Promosi Ekonomi Anggota yang sesuai dengan
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Koperasi Konsumen)
20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN
MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA:
- Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar
Harga Koperasi Rp xxxxx Rp xxxxx
- Pemasaran Produk Anggota Atas
Dasar Harga Pasar (xxxxx) (xxxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA:
- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx
- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI:
- Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
- Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (xxxxx) (xxxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxxx Rp xxxxx
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN
Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Koperasi Produsen)
20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN
MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA:
- Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar
Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx
- Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar
Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA:
- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx
- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA:
- Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx
- Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxxx Rp xxxxx
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN
Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosure)
yang memuat:
a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:
1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi
dengan anggota dan non-anggota.
2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang,
dan sebagainya.
3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.
b. Pengungkapan informasi lain antara lain:
1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang
tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun
dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi.
2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan
mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota
dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.
3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi
dengan anggota dan non-anggota.
4. Pengklasifikasian piutang dan hutang timbul dari transaksi koperasi
dengan anggota dan non-anggota.
5. Pembatasan penggunaan dan resiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas
6. Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi.
7. Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari
perusahaan swasta.
8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.
9. Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.
10. Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang
berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan
keuangan.
Penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 27 tentang Akuntansi Koperasi dapat dilihat pada ilustrasi berikut
ini:
1. Pada tanggal 2 April 2006, 200 orang warga pendiri koperasi Mentari
menyerahkan uang sebesar Rp 500.000 per orang sebagai simpanan pokok
anggota koperasi.
2. Tanggal 6 April 2006, koperasi membeli peralatan kantor seperti kursi,
meja, lemari arsip, printer, dan sebagainya seharga Rp 22.000.000.
Pembelian peralatan kantor ini dilakukan secara kredit dari Toko ABC
dimana sebanyak Rp 7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan
dibayar dalam waktu empat bulan.
3. Tanggal 7 April 2006, koperasi juga membeli perlengkapan kantor seperti
kertas, pinsil, pulpen, rautan pinsil, penggaris, buku, dan sebagainya
4. Tanggal 2 Mei 2006, setiap anggota koperasi sebanyak 200 orang
menyetorkan uang sebesar Rp 25.000 per orang sebagai simpanan wajib
anggota.
5. Tanggal 5 Mei 2006, koperasi memperoleh kredit usaha dari Bank mandiri
sebesar Rp 60.000.000.
6. Tanggal 6 Mei 2006, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya
sebesar Rp 12.000.000 di koperasi ini.
7. Tanggal 10 Mei 2006, koperasi memberikan pinjaman uang kepada
sejumlah anggotanya dengan nilai total pinjaman sebesar Rp 120.000.000
dengan tingkat bunga sebesar 3% per bulan .
8. Tanggal 29 Mei 2006, anggota-anggota koperasi yang meminjam uang
pada koperasi membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp
15.600.000 . Dimana sebesar Rp 12.000.000 merupakan angsuran pokok
pinjaman dan sebesar Rp 3.600.000 merupakan pembayaran bunga
pinjaman.
9. Tanggal 30 Mei 2006, dibayar gaji dua orang karyawan koperasi sebesar
Rp 600.000 per orang. Kedua karyawan bekerja mulai tanggal 1 Mei
2006. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke
Bank Mandiri sebesar Rp 900.000.
10.Tanggal 2 Juni 2006, setiap anggota koperasi sebanyak 200 orang
menyetorkan uang sebesar Rp 25.000 per orang sebagai simpanan wajib
11.Tanggal 5 Juni 2006, koperasi ini memberikan pinjaman uang kepada
sejumlah anggotanya dengan nilai Rp 50.000.000 dengan tingkat bunga
3% per bulan.
12.Tanggal 12 Juni 2006, Koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian
hutangnya kepada Toko ABC sebesar Rp 9.000.000.
13.Tanggal 28 Juni 2006, anggota-anggota koperasi yang meminjam uang
pada koperasi membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp
20.600.000. Dimana sebesar Rp 15.800.000 merupakan angsuran pokok
pinjaman dan sebesar Rp 4.800.000 merupakan pembayaran bunga
pinjaman.
14.Tanggal 29 Juni 2006, dibayar gaji dua orang karyawan koperasi, 2 Rp
900.000 pada saat yang sama, dibayar juga biaya bunga pinjaman bank
sebesar Rp 800.000.
15.Tanggal 30 Juni 2006, tiga bulan setelah pendiriannya, pengurus dan
anggota koperasi sepakat untuk membagikan sisa hasil usaha kepada
anggotanya. Akhirnya setelah melalui perhitungan yang teliti, diputuskan
dibagikan sisa hasil usaha total kepada anggota koperasi sebesar Rp
3.600.000.
Berdasarkan transaksi yang terjadi selama tiga bulan tersebut, antara awal
bulan April sampai dengan akhir bulan Juni 2006, staf akuntansi koperasi dapat
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Data penyesuaian untuk transaksi di atas adalah sebagai berikut:
a. Setelah dihitung, diketahui bahwa perlengkapan kantor yang tersisa (habis
akibat pemakaian) pada akhir bulan Juni 2006 tinggal sebesar Rp
1.900.000,- dan belum tercatat.
b. Beban depresiasi peralatan kantor untuk bulan April, Mei, dan Juni 2006
sebesar Rp 120.000,-
c. Beban bunga simpanan sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei dan
Tanggal Debet Kredit
2 April 2006 Kas 100.000.000
Simpanan Pokok 100.000.000
6 April 2006 Peralatan Kantor 22.000.000
Kas 7.000.000
Hutang Usaha 15.000.000
7 April 2006 Perlengkapan Kantor 2.000.000
Kas 2.000.000
2 Mei 2006 Kas 5.000.000
Simpanan Wajib 5.000.000
5 Mei 2006 Kas 60.000.000
Utang Bank 60.000.000
6 Mei 2006 Kas 12.000.000
Simpanan Sukarela 12.000.000
10 Mei 2006 Piutang Anggota 120.000.000
Kas 120.000.000
29 Mei 2006 Kas 15.600.000
Piutang anggota 12.000.000
Pendapatan Bunga 3.600.000
30 Mei 2006 Gaji 1.200.000
Beban Bunga 900.000
Kas 2.100.000
2 Juni 2006 Kas 5.000.000
Simpanan Wajib 5.000.000
5 Juni 2006 Piutang Anggota 50.000.000
Kas 50.000.000
12 Juni 2006 Utang Usaha 9.000.000
Kas 9.000.000
28 Juni 2006 Kas 20.600.000
Piutang Anggota 15.800.000
Pendapatan Bunga 4.800.000
29 Juni 2006 Gaji 1.200.000
Beban Bunga 900.000
Kas 2.100.000
30 Juni 2006 SHU-Dibagikan 3.600.000
Kas 3.600.000
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan yang berlokasi di Jl. Sisingamangaraja Km. 6,5 No. 12 Medan yang dimulai sejak bulan Juni 2006.
B. Jenis Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dari penulis. Contohnya hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk sudah jadi dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Contohnya laporan keuangan, struktur organisasi dan sejarah ringkas perusahaan.
C. Prosedur Pengumpulan Data
1. Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
2. Wawancara yaitu pengumpulan data dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait dalam penyediaan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian.
3. Kepustakaan yaitu penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari bacaan maupun literatur yang berhubungan dengan topik yang diteliti.
D. Teknik Analisa Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada mulanya Koperasi Mitra Usaha Rakyat (KMUR) didirikan pada tanggal 19 maret 2005, dan terletak di Jalan Sisingamangaraja KM 6,5 No. 12 Medan dan sekarang menjadi sekretariat dan kantor KMUR. Pendirian KMUR didasarkan pada kesadaran penuh bahwa para pendiri bangsa (Soekarno dan Mohammad Hatta) telah menegaskan perekonomian bangsa Indonesia harus berlandaskan pada koperasi.
Sebuah penegasan yang terbukti dalam menghadapi tantangan zaman. Pada saat perekonomian bangsa Indonesia hancur dihantam krisis, ternyata koperasi beserta usaha kecil dan menengah tetap berdiri tegar, bahkan mampu membantu mengatasi kesulitan di negara ini. KMUR juga memegang teguh empat landasan Koperasi Indonesia, yaitu : Landasan Idiil (Pancasila), Landasan Struktural (UUD 1945), Landasan Gerak (Pasal 33 ayat 1 UUD 1945), serta Landasan Mental (Kesetiakawanan dan Kesadaran Berpribadi).