• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai-nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri pusat"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI – NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI

BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh

Andi Hastono

NIM. 103053028737

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, 24 November 2009

(3)

NILAI – NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI

BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh Andi Hastono NIM. 103053028737

Pembimbing

Drs. H. Tarmi. MM NIP. 19460824 196510 1 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 28 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada program studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, 28 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang,

Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 199603 1 001

Sekretaris Sidang,

Mualimin Ibrahim, S. Pd. I NIP. 19630315 198503 1 006

Penguji I

Drs. Study Rizal, LK, MA NIP. 19640428 199303 1 002

Penguji II

Dra. Cecep Castrawijaya, MA NIP. 19670818 199803 1 002

Pembimbing,

(5)

ABSTRAK

Nilai- nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Andi Hastono/ NIM. 103053028737

Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi, dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi. Secara sederhana budaya organisasi merupakan kesatuan dari orang- orang yang memiliki tujuan, keyakinan (beliefs), dan nilai-nilai yang sama. Budaya organisasi terdiri dari berbagai aspek dan aspek yang paling penting dan dalam adalah nilai. Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu kebenaran. Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi.

Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota- anggota inilah yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Bank syariah Mandiri sebagai institusi perbankan yang berdasarkan syariah Islam, tentunya memiliki perbedaan dengan bank konvensional dan bank syariah lainnya dalam hal budaya organisasinya. Nilai- nilai Islam akan memainkan peran penting dalam budaya organisasi yang ada dan dianut dalam bank syariah.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan budaya organisasi yang ada, juga tentang bagaimana nilai- nilai Islam yang terkandung pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun metode berkaitan pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, interview, dan dokumentasi.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

Begitu banyak kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam penyelesaian skripsi ini, namun begitu juga hal-hal yang tidak terduga dan harapan yang membuat penulis menemukan semangat baru. Tentunya harapan tersebut tidak akan datang tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada orang- orang yang terlibat pada penulisan ini:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(7)

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis

6. Seluruh staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital PT. Bank Syariah Mandiri, yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk melakukan wawancara dan kepada seluruh Staf PT. Bank Syariah Mandiri Pusat, Bapak Syaifudin, Bapak Mul, dan Mba Neila. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

8. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, membimbing, membina dan mendidik serta membesarkan penulis, sehingga dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Abi Bahrudin selaku Pimpinan Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengasuh, membimbing, membina dan mendidik penulis dalam keseharian penulis tinggal di pondok. Beliaulah yang telah memberikan bimbingan dalam memaknai arti hidup di dunia dan akhirat. Semoga keberkahan dan kesehatan selalu mengiringi beliau.

(8)

11.Adik- adiku (Dede, Joko, Heri) dan semua keluarga besar (Um Edi, Bude Mendri, Mba Yus, Almarhum Pak de Sugiono, Lik Lin, dll) yang telah memberikan semangat dan motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Semua teman- teman pada jurusan MD (Shofi, Azis, Fuyani, Ernanto dll), teman- teman Bio Team Ciputat (Upan, Enjum, Roy, Ujang, Rifki, Afrian, Abduh, Sofyan, Acung, Chio, dll), juga tidak ketinggalan semua teman- teman Pesantren Daar El- Hikam, khususnya kamar senior ( Bang Sofyan Amrulloh, SEI, Anang, Matsani, Rahmat Kabir, Harid, Azis, Ifdol, Abu, Toni, dan Iwan dokter), yang selalu mewarnai hari- hari penulis baik suka maupun duka, juga selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga segala urusan, bantuan, pengorbanan, doa dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan penulis beharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya, juga bagi segenap keluarga besar jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya. Selanjutnya penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang.

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6

D. Metodologi Penelitian...6

E. Tinjauan Pustaka...8

F. Sistematika Penulisan...12

BAB II. TINJAUAN TEORI A. Nilai dan Nilai- nilai Islam...14

1. Nilai...14

2. Nilai- nilai Islam...16

B. Budaya Organisasi...22

1. Pengertian Budaya Organisasi...22

2. Unsur-unsur Budaya Organisasi...25

3. Fungsi Budaya Organisasi...26

4. Karakteristik Budaya Organisasi...27

(10)

C. Bank Syariah...30

1. Pengertian dan prinsip Bank Syariah...30

2. Produk Bank Syariah...31

3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional...33

BAB III. GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI A. Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri...36

B. Visi dan Misi...38

C. Prinsip Operasional...39

D. Struktur Organisasi...40

E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri...41

BAB IV. ANALISIS NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI A. Budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri...45

B. Aplikasi Nilai- nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri...46

C. Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri...61

D. Aplikasi nilai- nilai Islam pada perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri...63

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan...79

B. Saran- saran...81

DAFTAR PUSTAKA

[image:10.612.114.509.89.526.2]
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam telah memberikan petunjuk melalui para Rasul- Nya. Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, maupun syariah. Islam adalah agama yang komprehensif dan universal. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Sedangkan universal bermakna ajaran Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama yang tidak hanya berkaitan dengan masalah ritual saja, melainkan sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.

Dalam sektor ekonomi, Islam mempunyai pandangan yang jelas. Dimana prinsip dan aturan yang ada dalam ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi lainnya. Perbedaan yang sangat menonjol antara ekonomi Islam dan ekonomi hasil teori manusia, bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi nilai dan akhlak. Bila kita berbicara tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi dan muamalah Islam, maka tampak secara jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu: Rabbaniyah (ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, Pertengahan (keseimbangan).1 Nilai- nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan

1

(12)

dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan Islam.

Nilai- nilai tersebut merupakan bagian dari karakteristik syariat Islam dan keunikan peradaban Islam. Atas dasar itu kita menyatakan dengan penuh kepercayaan dan ketenangan, bahwa ekonomi Islam berbeda dengan yang lainnya. Ia adalah “Ekonomi Ilahiah”, Ekonomi berwawasan Kemanusiaan”, “Ekonomi Berakhlak”, dan “Ekonomi Pertengahan”. Makna dan nilai- nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah Islam. Semua itu dibentuk dengan nilai- nilai tersebut, sebagai cerminan darinya ataupun penegasan baginya. Jika tidak demikian, maka ke-Islam-an itu hanya sekedar simbol dan pengakuan.

Sebagaimana telah disebutkan diawal, bahwa sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian adalah perbankan yang secara umum merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dimana fungsinya sebagai lembaga intermediasi antara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Dalam Islam, kita mengenal dan memiliki perbankan Islam atau perbankan syariah, yaitu suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam.2 Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan

2

(13)

produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Dalam undang- undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis- jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank- bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.3 Tampaknya peluang tersebut disambut baik oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan mengenai perbankan syariah kepada para stafnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi sepenuhnya menjadi bank syariah. Upaya ini telah dilakukan oleh salah satu anak perusahaan Bank Mandiri, yang kemudian mengkonversikan menjadi Bank Syariah Mandiri.

3

(14)

Sebagai sebuah organisasi atau perusahaan, di dalam Bank Syariah Mandiri terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi, dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi. Secara sederhana budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai kesatuan dari orang- orang yang memiliki tujuan, keyakinan (beliefs), dan nilai-nilai yang sama.4 Budaya organisasi terdiri dari berbagai aspek dan aspek yang paling penting adalah nilai. Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu kebenaran. Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai yang tampak akan memberi tahu kita apa yang penting dalam organisasi dan apakah yang perlu diberikan perhatian.

Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota- anggota inilah yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Bank syariah sebagai institusi perbankan yang berdasarkan syariah Islam, tentunya memiliki perbedaan dengan bank konvensional dalam hal budaya organisasinya. Nilai- nilai Islam dalam hal ini ekonomi pada umumnya, dan khususnya pada sektor perbankan, tentunya akan memainkan peran penting dalam budaya organisasi yang ada dan dianut dalam bank syariah. Bertitik tolak dari hal diatas, penulis menganggap penting permasalahan tersebut dikaji dan ditelaah secara mendalam dalam sebuah skripsi dengan tema “Nilai- Nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat”. Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai lembaga keuangan yang akan diteliti dengan pertimbangan Bank Syariah Mandiri, berasal dari salah satu anak perusahaan dilingkup Bank Mandiri yang kemudian dikonversikan bank syariah secara penuh. Disini tentunya terdapat

4

(15)

perubahan dalam hal budaya organisasi, akibat perubahan statusya menjadi bank syariah. Sehingga penulis sangat tertarik menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai tempat penelitian, dikarenakan peran nilai- nilai Islam dalam budaya organisasi disini sangat signifikan.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Banyak hal yang dapat dibicarakan tentang nilai-nilai Islam dan budaya organisasi seperti tentang bagaimana hubungan ataupun pengaruh antara keduanya. Namun agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak melebar dari topik, serta keterbatasan yang ada, maka penulis merasa perlu untuk membuat batasan masalah yang akan dibahas. Pembahasan tersebut penulis batasi hanya mengenai nilai- nilai Islam yang terdapat dan diterapkan pada budaya organisasi dalam Bank Syariah Mandiri.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah diatas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, penulis merumuskan masalah sebagi berikut:

a. Bagaimana nilai- nilai Islam yang terdapat dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.

(16)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang masalah, maka penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan secara empiris beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Mengetahui nilai- nilai Islam yang terdapat dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.

2. Mengetahui nilai-nilai Islam yang terdapat dalam perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri

Adapun manfaatnya:

1. Bagi penulis sendiri manfaat yang dirasakan dari penelitian ini adalah menambah wawasan ataupun pengetahuan mengenai sebuah nilai- nilai Islam dalam budaya organisasi pada sebuah manajemen Bank Syariah Mandiri. 2. Bagi pihak BSM, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang bermanfaat demi kemajuan dimasa mendatang.

3. Bagi pihak lain, terutama dunia ilmu pengetahuan, penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau gagasan untuk penelitian selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

(17)

budaya organisasi maupun dalam perubahan yang terjadi pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yaitu kantor pusat Bank Syariah Mandiri di jalan M. H Thamrin No. 5 Jakarta 10340. Adapun waktu penelitian yaitu Juni 2007 dan Nopember hingga Mei 2009.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah Bank Syariah Mandiri Pusat sebagai lembaga keuangan, dalam hal ini penulis mengambil Kepala Divisi Human Capital, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh ketepatan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui: a. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek,

guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

b. Wawancara (Interview), yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital PT. Bank Syariah Mandiri Pusat.

c. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang didapat dari Bank Syariah Mandir berupa profil perusahaan, struktur organisasi, dan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian.

(18)

seminar maupun training dan sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.

5. Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan:

a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari hasil wawancara serta dokumentasi dengan beberapa karyawan Bank Syariah Mandiri.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku, literatur terkait, maupun situs internet.

6. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis, yakni dengan mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan dan dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut.

Adapun teknik penulisan skripsi berdasarkan buku “ Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

(19)

skripsi ini adalah mengkaji lebih jauh skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul skripsi hampir sama dengan skripsi yang akan penulis susun. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti saat ini, tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikat hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas antara masing-masing judul dan hasil penelitian yang dihasilkan dari penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Skripsi Nurjanah, S1 Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1429 H/ 2008 M. Dengan Judul “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi kasus

Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan statistik inferensial non parametrik. Dan metode analisa data selain menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS.15.0, juga menggunakan metode analisa korelasi rank spearman. Hasil penelitian ini adalah:

(20)

b. Berdasarkan hasil statistik deskriptif prosentase terbanyak pernyataan jaminan sosial adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberikan penghargaan dalam bentuk bonus, uang, liburan, dan lain-lain, memberikan jaminan jamsostek, jaminan kematian dan hari tua, memberikan uang pensiun dalam jumlah besar kepada karyawan dan memberikan kemudahan proses pemberian pembiayaan bagi karyawan.

c. Berdasarkan perhitungan rank spearman didapat nilai r 0,668. Artinya ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan, dan nilai koefisien determinasi sebesar 44,6 % menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 44,6 % dalam meningkatkan kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Sedangkan 55,4 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar budaya organisasi.

(21)

a. Dari perhitungan nilai rata-rata (mean) skala budaya organisasi gambaran yang cukup tinggi, artinya karyawan setuju atau menerima sistem budaya budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan tempat karyawan bekerja.

b. Dari perhitungan nilai rata-rata (mean) skala motivasi berprestasi diperoleh gambaran produktivitas kerja yang tergolong tinggi.

c. Dari perhitungan korelasi pearson product moment diperoleh hasil yang signifikan, yang membuktikan bahwa hipotesis no 1 ditolak dan hipotesis alternatif 1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara budaya organisasi dan produktivitas kerja. Hal ini berarti semakin positif budaya organisasi, semakin tinggi pula produktivitas kerja.

d. Dari perhitungan Uji F (F Test) diperoleh hipotesa nilai (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan berdasarkan divisi kerja responden ditolak. Hipotesis alternatif (Ho) yang menyatakan ada perbedaan produktivitas kerja yang signifikan berdasarkan divisi kerja diterima.

(22)

MTs Al-Furqon Cileungsi terdapat hubungan positif yang cukup kuat atau tinggi.

Sementara itu, untuk penelitian skripsi di UIN Syarif Hidayatullah pada umumnya, dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya, penulis mengkaji tentang “Nilai-nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri”. Dimana dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian terdapat perbedaan ruang lingkup dan pembahasan dengan penelitian sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan

Agar karya ilmiah tersusun secara sistematis, penulis menjabarkan dalam beberapa bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teori

(23)

Bab III

Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri

Bab ini menceritakan segala hal yang berkaitan dengan Bank Syariah Mandiri, mulai dari sejarah pendiriannya, visi, misi, prinsip operasional dan struktur organisasi, serta produk dan jasa Bank Syariah Mandiri.

Bab IV Analisis nilai-nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah

Mandiri

Pada bab ini akan dibahas mengenai budaya organisasi yang diterapkan dan aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Juga mengenai perubahan organisasi yang terjadi, serta aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan pada perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.

Bab V Penutup

[image:23.612.113.513.159.521.2]
(24)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Nilai Dan Nilai-nilai Islam

1. Nilai

Nilai (value) berasal dari bahasa latin “valere” yang berarti berguna, berdaya, berlaku. Dalam hal ini mengandung beberapa pengertian, bahwa nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu disukai, diinginkan, dimanfaatkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan5. Nilai juga merupakan apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu kebaikan6.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai berarti sifat- sifat (hal- hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Misalnya dalam konteks keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan warga masyarakat bersangkutan7.

Andreas A. Danandjaja dalam buku Budaya Organisasi karangan Talizuduhu Ndraha berpendapat bahwa nilai adalah pengertian- pengertian (conseptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau

5

Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Golo Riwu, 2000), h. 721

6

Lorens Bagus, Kamus Filasafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 713

7

(25)

kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar8.

Masih dalam buku yang sama, J. M Soebijanta menyatakan bahwa nilai hanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan sikap dan tingkah laku dalam sebuah model metodologis:

Nilai Sikap Tingkah Laku

Sebuah nilai dapat dikategorikan sebagai9: a. Nilai Subjektif

Sesuatu yang oleh seseorang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya pada suatu waktu dan oleh karena itu (seseorang tadi) berkepentingan atasnya (sesuatu itu), disebut bernilai atau mengandung nilai bagi orang yang bersangkutan. Oleh karena itu ia dicari, diburu, dan dikejar dengan menggunakan berbagai cara dan alat. Dalam hal ini nilai dianggap subjektif dan ekstrinsik. Nilai ekstrinsik sesuatu atau suatu barang berbeda menurut seseorang dibanding dengan orang lain.

b. Nilai Objektif

Nilai yang didasarkan pada standar dan kriteria tertentu, yang objektif, yang disepakati bersama atau ditetapkan oleh lembaga berwenang. Dalam hal ini nilai dianggap intrinsik.

8

Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 18

9

(26)

Dari beberapa definisi nilai yang telah disebutkan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu dihargai dan dinilai tinggi sebagai suatu kebaikan dan dapat dijadikan pedoman oleh seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku.

2. Nilai- Nilai Islam

Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci al- Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Berdasarkan pengertian ini, maka apabila berbicara tentang Islam pasti akan merujuk pada kitab sucinya yaitu al- Qur’an. Pembahasan nilai-nilai Islam pasti akan terkait dengan al- Qur’an sebagai pedoman bagi ummatnya. Dengan demikian nilai-nilai Islam merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang ada di dalam al- Qur’an sebagai kitab suci agama Islam sebagai dasar penentu tingkah laku seseorang yang berguna bagi kemanusiaan untuk bekal hidup di dunia dan akhirat10.

Nilai- nilai Islam juga merupakan himpunan akhlak yang membentuk kepribadian muslim yang unggul, seterusnya berupaya memberikan sumbangan kepada masyarakat, bekerjasama dan berusaha ke arah pembentukan diri, keluarga dan akidah. Nilai- nilai Islam pada hakekatnya merupakan kumpulan dari prinsip- prinsip hidup, ajaran- ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di dunia ini11.

10

Syarah Padmawati, “Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib”, (Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2007), h. 24

11

(27)

Sebagaimana diungkapkan di atas, nilai- nilai Islam bersumber pada al- Qur’an dan al- Hadist. Sebagai sumber pertama adalah al- Qur’an, dan sebagai sumber kedua adalah al- Hadist. Nilai Islam yang berpedoman pada kitab suci al- Qur’an mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Al- Quran adalah petunjuk-Nya yang dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup dan apabila dihayati serta diamalkan akan menjadikan pikiran, rasa dan karsa mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat.

Islam adalah agama yang menjadi sumber pendidikan kemanusiaan. Ia mendidik manusia berkarakter dan berakhlak yang sumbernya dari aqidah. Sebagaimana aqidah itulah yang membina manusia beribadah kepada Allah sebagai kewajiban hidupnya. Agama Islam membicarakan masalah mendasar untuk kehidupan manusia yaitu akhlak. Kemudian segi ini dihidupkannya dengan kekuatan aqidah dan ibadah kepada Allah sebagai kewajiban dan tujuan hidup. Jadi, ajaran Islam mencakup tiga aspek yang mendasar sebagai kewajiban dan tujuan hidup manusia di dunia. Ketiga aspek itu adalah aqidah, akhlak,dan ibadah.

a. Aqidah

(28)

Aqidah Islam di dalam al- Quran disebut iman yakni bukan hanya berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seseorang muslim untuk berbuat. Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatan.12

Dengan demikian, aqidah adalah keyakinan dan kepercayaan mengenai sebuah kebenaran berdasarkan akal, wahyu dan fitrah yang telah tertanam dengan kokoh dan kuat di dalam hati yang dapat menentramkan jiwa tanpa ada keraguan sedikitpun.

b. Akhlak

Secara etimologi (arti bahasa), akhlak berasal dari kata khalaqa yang kata asalnya khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui satu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya disusun oleh manusia di dalam sistem idenya. Sistem ide ini adalah hasil proses (penjabaran) daripada kaidah-kaidah yang dihayati dan dirumuskan sebelumnya. Kaidah atau norma yang merupakan ketentuan ini timbul dari satu sistem nilai yang terdapat pada al- Quran atau Sunnah yang telah dirumuskan melalui wahyu Ilahi maupun yang disusun oleh

12

(29)

manusia sebagai kesimpulan dari hukum-hukum yang terdapat dalam alam semesta yang diciptakan Allah SWT.13

Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang dalam bentuk perilaku atau perbuatan. Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Akhlak seseorang merupakan buah dan hasil didikan ibadah pokok sedangkan ibadah itu sendiri adalah pancaran keluar dari iman. Maka akhlak manusia yang baik itu adalah hasil daripada ibadah kepada Tuhan karena tidak mungkin ada akhlak yang bertakwa tanpa ibadah.

c. Ibadah

Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Dalam pengertian khusus, ibadah adalah perilaku manusia yang dilakukan atas perintah Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Perilaku itu secara psikologis merupakan persyaratan yang bersifat kejiwaan maupun lahir yang dapat dilandasi atau memberikan corak kepada semua perilaku lainnya. Bahkan perilaku itu akan menghindari dari perbuatan jahat dan mungkar baik terhadap diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan.

Sementara itu, menurut Suryana dalam bukunya, ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah14. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah umum atau ibadah ghairu mahdhah.

13

Zakiah Darajat, dkk., Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: CV. Kuning Mas, 1984), h. 262

14

(30)

Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan macamnya, tata cara dan syarat rukunnya oleh Allah dalam Al Quran atau melalui sunnah rasul dalam haditsnya. Pelanggaran terhadap tata cara dan syarat rukun dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut tidak sah atau batal. Ibadah merupakan kegiatan manusia, baik yang bersifat ubudiyah maupun yang bersifat mu’amalah adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah dan mencari keridhoan-Nya. Suatu pekerjaan bernilai ibadah atau tidak tergantung kepada niatnya dan Islam menuntut agar kehidupan manusia itu harmonis dan seimbang baik hubungannya dengan Tuhan maupun alam sekitarnya. Adapun ibadah umum atau ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan, baik oleh Al Quran maupun sunnah rasul, akan tetapi ibadah ini menyangkut perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim. Perbuatan itu dapat dipandang sebagai ibadah, apabila perbuatan itu bukan termasuk yang dilarang Allah atau rasul-Nya, dan dilakukan dengan niat karena Allah.

(31)

karena itu ketiga unsur tersebut seyogyanya terintegrasi dalam diri seorang muslim.

(32)

Dalam sumber lain menyebutkan bahwa nilai- nilai Islam secara keseluruhan, dibagi dalam dua jenis15:

a. Nilai negatif atau nilai kosong

Nilai ini adalah suatu nilai yang meninggalkan perkara- perkara yang dilarang oleh Allah Swt. Seperti: meminum arak, zina, bohong, mencuri, dan lain- lain.

b. Nilai Positif

Ialah suatu nilai yang wajib ada pada setiap orang Islam. Seperti: benar, amanah, kasih sayang, menghubungkan silahturahim, mulia, dan lain- lain.

Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa nilai-nilai Islam adalah suatu kumpulan prinsip, pedoman, dan ajaran yang bersumber pada al- Qur’an dan al- Hadist sebagai acuan dasar penentu tingkah laku seseorang sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan di dunia dan bahkan di akhirat.

B. Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Sebelum mendefinisikan pengertian budaya organisasi. Perlu diketahui terlebih dahulu apa pengertian budaya dan apa pengertian organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, akal budi, dan adat istiadat. Budaya juga berarti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah

15

(33)

sukar diubah16. Dalam sumber lain, budaya berarti apa yang dilakukan orang dan apa arti tindakan mereka bagi diri mereka. Budaya juga merupakan gagasan, kepentingan, nilai- nilai dan sikap yang disumbangkan oleh kelompok. Budaya menjadi latar belakang, ketrampilan, tradisi, komunikasi dan proses keputusan, mitos, ketakutan, harapan, aspirasi, dan harapan yang menjadi pengalaman17. Budaya merupakan sebuah nilai- nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati.

Adapun organisasi memiliki pengertian, sebagaimana menurut D. Money yang dikutip oleh Nurjanah, bahwa organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan18. Pengertian lain juga diungkapkan Stephen P. Robbins, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Organisasi merupakan social entity, unit-unit dari organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya mencapai tujuannya19.

Setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda- beda yang mempengaruhi mereka. Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan memberi petunjuk pada mereka mengenai apa saja yang harus diikuti dan dipelajari. Kondisi tersebut juga berlaku dalam suatu organisasi. Bagaimana karyawan berperilaku dan apa yang seharusnya mereka lakukan banyak

16

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 169

17

Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 341

18

Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 21

19

(34)

dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh organisasi tersebut. Hal inilah yang diistilahkan dengan budaya organisasi atau budaya perusahaan, yang keduanya digunakan dengan maksud yang sama.

Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang berarti pada perilaku anggota organisasi sebagai individu, dalam kelompok, maupun satu kesatuan organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi akan menumbuhkan identitas dalam diri anggotanya dan keterikatan para anggotanya terhadap organisasi tersebut, karena kesamaan nilai yang tertanam akan memudahkan pemecahan masalah internal seperti imbalan, etos kerja atau pengembangan karier, juga akan membantu organisasi dalam menghadapi masalah- masalah yang terkait dengan penyesuaian terhadap lingkungan eksternalnya, sehingga organisasi dapat terus bertahan dalam segala kondisi. Budaya organisasi juga merupakan suatu sistem makna bersama yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain.

Lebih jauh lagi beberapa definisi budaya organisasi telah dikemukakan oleh para ahli. Freemont dan James menyatakan budaya organisasi adalah sistem nilai dan kepercayaan yang dianut bersama yang berinteraksi dengan orang- orang suatu perusahaan, struktur organisasi, dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma- norma perilaku20. Moeljono Jokosantoso mendefinisikan budaya organisasi merupakan nilai- nilai dominan yang disebarluaskan di dalam organisasi dan diacu sebagai filosofi karyawan21. Susanto memberi definisi budaya organisasi sebagai nilai- nilai yang menjadi pedoman sumber daya

20

Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen 2. Penerjemah A. Hasymi Ali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 955

21

(35)

manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing- masing anggota organisasi harus memahami nilai- nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku22.

Dari beberapa definisi budaya organisasi yang telah disebutkan oleh para ahli diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah sistem nilai- nilai dan kepercayaan juga kebiasaan yang diterima sebagai pedoman bersama dalam berinteraksi dengan orang- orang pada suatu organisasi, struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma- norma perilaku. Nilai- nilai tersebut disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi orang- orang atau karyawan di dalam organisasi.

2. Unsur- unsur Budaya Organisasi

Pada dasarnya budaya organisasi memiliki empat unsur utama, yaitu: asumsi dasar, nilai, norma, dan artifak23.

a. Asumsi Dasar

Asumsi adalah suatu pandangan dan persepsi tentang sesuatu, orang dan organisasi secara keseluruhan yang dilihat sebagai suatu kebenaran, tetapi belum dibuktikan. Asumsi ini akan memberikan panduan kepada individu yang terlibat mengenai bagaimana sesuatu isu atau permasalahan itu wajar dilihat, difikir dan ditangani.

22

Susanto AB, Budaya Perusahaan: Seri Manajemen dan Persaingan Bisnis (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1997), h. 3

23

(36)

b. Nilai

Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi. Nilai- nilai yang ada akan memberi tahu kita apa yang penting dalam organisasi dan apakah hal yang perlu diberikan perhatian.

c. Norma

Norma memberikan panduan kepada individu yang terlibat tentang bagaimana seseorang pekerja harus bertindak (bertingkah laku) terhadap sesuatu keadaan. Norma juga meliputi segala peraturan tingkah laku tak bertulis dalam sebuah organisasi.

d. Artifak

Artifak merupakan hasil manifestasi daripada unsur- unsur budaya lain. Artifak mengandung tingkah laku dan perlakuan individu, struktur, sistem, prosedur, peraturan dan aspek fisik yang ada dalam sebuah organisasi.

3. Fungsi Budaya Organisasi

Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi yaitu24: a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.

b. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu.

d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial

24

(37)

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan

4. Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi menunjukkan suatu karakteristik tertentu. Victor Tan mengemukakan bahwa karakteristik suatu budaya organisasi adalah sebagai berikut25:

a. Individual Initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan kemerdekaan yang dimiliki individu.

b. Risk Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong mengambil risiko, menjadi agresif dan inovatif.

c. Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan menerapkan harapan kinerja.

d. Integration, yaitu tingkatan dimana unit dalam organisasi didorong untuk beroperasi dengan cara terkoordinasi.

e. Management Support, yaitu tingkatan dimana manajer mengusahakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya.

f. Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang dipergunakan untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja.

g. Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama organisasi secara keseluruhan daripada dengan kelompok kerja atau bidang keahlian profesional tertentu.

25

(38)

h. Reward system, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward, kenaikan gaji atau promosi, didasarkan pada kriteria kinerja pekerja, dan bukan pada senioritas atau favoritisme.

i. Conflict Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka.

j. Communication Patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi organisasional dibatasi pada kewenangan hierarki kelompok.

Selain Victor Tan, Robbins juga memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut26:

a. Inovasi dan pengambilan risiko (Inovationandrisktaking)

Adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil risiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan. b. Perhatian yang rinci (Attention to detail)

Adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.

c. Berorientasi pada hasil (Outcome Orientation)

Adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

26

(39)

d. Berorientasi pada orang (People Orientation)

Adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek keberhasilan orang- orang di dalam organisasi.

e. Berorientasi tim (Team Orientation)

Adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim bukannya individu- individu.

f. Keagresifan (Aggressiveness)

Adalah sejauh mana orang- orang dalam organisasi itu agresif (kreatif) dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik- baiknya.

g. Stabilitas (Stability)

Adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

5. Perubahan Budaya Organisasi

Perubahan budaya organisasi bisa terjadi ketika organisasi dalam kerjanya telah menghalangi kesempatan untuk berubah dan melakukan persaingan. Dapat juga terjadi dalam hal perusahaan bergerak ke dalam industri yang berbeda secara total dan cara dalam menjalankan sesuatu menghambat ketahanan organisasi. Demikian pula jika terjadi keadaan dimana karyawan yang telah terbiasa dengan kenyamanan peningkatan ekonomi, tidak dapat menerima tantangan yang datang dari terjadinya penurunan ekonomi.27

Pada prinsipnya ketika orang-orang dalam organisasi menyadari dan mengetahui bahwa budaya organisasi perlu diubah untuk mendukung keberhasilan

27

(40)

dan kemajuan organisasi, perubahan bisa terjadi. Tapi perubahan tidak cukup dan perubahan tidak mudah dilakukan. Perubahan budaya memerlukan pemahaman, komitmen, dan alat.

C. Bank Syariah

1. Pengertian dan prinsip Bank syariah

a. Pengertian

Bank syariah atau bank Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Sistem ini dibentuk dan didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha-usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll)28.

Sistem syariah ini merupakan sistem yang berlandaskan al- Qur’an dan al- Hadist dimana kedua pedoman tersebut sebagai tolak ukur dalam meraih kesuksesan atau mencapai “falah” di dunia dan diakhirat, termasuk kesuksesan dari segi kuantitatif (harta) maupun kualitatif (akhlak).

b. Prinsip Bank Syariah

Bank syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpan dana dan/ atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

28

(41)

Beberapa prinsip prinsip atau hukum yang dianut oleh sistem bank syariah, antara lain29:

1). Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

2). Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.

3). Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.

4). Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.

5). Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam Islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

2. Produk Bank Syariah

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:

a.

Jasa untuk peminjam dana

1). Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian

29

(42)

yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

2). Musharakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak.

3). Murabahah, yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut.

4). Takaful (asuransi islam), yakni jaminan yang mengikuti ketentuan-ketentuan syariah dimana penjamin diantara para peserta asuransi dalam menghadapi risiko yang tidak diperkirakan sebelumnya didasarkan atas tabarru’ (kebaikan), ketakwaan dan takaful (saling menanggung diantara para anggotanya), berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat al- Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

b.

Jasa untuk penyimpan dana

1). Wadiah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah.

(43)

3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Diantara perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional antara lain30:

1). Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam.

2). Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam

3). Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank

4). Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah

5). Prinsip bagi hasil:

a). Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi b). Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh

30

(44)

c). Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

d). Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil

e). Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak

b.

1). Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja.

(45)

3). Sistem bunga:

a). Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank

b). Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank c). Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah

keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik d). Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama

termasuk agama Islam

e). Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam

(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI

A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri31

! "

!

Lahirnya Undang- undang No. 10 tahun 1998, tentang Perbankan pada bulan November 1998 – yang merupakan penyempurnaan dari UU No 7 1992 tentang Perbankan telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank- bank syariah di Indonesia. Undang- undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

Dalam suasana seperti itulah, PT. Bank Susila Bakti (BSB) seperti menemukan momentum yang menyejukan. BSB yang dimiliki oleh Yayasan

# $% #& #' ( ) #' #

! * !

"

Ketika tengah berproses menjadi bank syariah, terjadilah merger

$ ( ) ( +, & #'

$# & - ( *

31

(47)

#' $

& #' $# &

#' $# &

* #'

#' $# & .

/ ( #' #'

/ ) 0 ) * 1 ) 2

/ ) 2- 3 ) 0 1

#' #'

# 24 5 6

) 7287 +# 7

" #'

( 6 )

7 7 +# (6 7 24 5

#' #'

24 9 82: 1 ) "

#'

#'

#'

#' $# & #'

!

1 !

#' ;

32

<

*

2.

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

32

(48)

b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

C. Prinsip Operasional

Bank Syariah menganut prinsip- prinsip sebagai berikut33: 1. Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan nasabah

2. Prinsip Kemitraan

Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

33

(49)

3. Prinsip Keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank. 4. Universalitas

Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda- bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamin.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Bank Syariah Mandiri tergambar dalam tabel skema dibawah ini34:

34

(50)

E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri

Produk dan jasa Bank Syariah mandiri terdiri dari35: 1. Pendanaan

a. Tabungan

1). Tabungan Berencana BSM 2). Tabungan Simpatik BSM 3). Tabungan BSM

4). Tabungan BSM Dollar 5). Tabungan Mabrur BSM 6). Tabungan Kurban BSM

7). Tabungan BSM Investa Cendekia

35

(51)

b. Deposito

1). Deposito BSM 2). Deposito BSM Valas c. Giro

1). Giro BSM EURO 2). Giro BSM

3). Giro BSM Valas

4). Giro BSM Singapore Dollar d. Obligasi

1). Obligasi BSM

2. Pembiayaan

a. BSM Customer Network Financing b. Pembiayaan Resi Gudang

c. PKPA

d. Pembiayaan Edukasi BSM e. BSM Implan

f. Pembiayaan Dana Berputar g. Pembiayaan Griya BSM

h. Pembiayaan Griya BSM Optima i. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi j. Pembiayaan Umroh

(52)

l. Gadai Emas Syariah Mandiri m. Pembiayaan Mudharabah BSM n. Pembiayaan Musyarakah BSM o. Pembiayaan Murabahah BSM p. Pembiayaan Talangan Haji BSM

q. Pembiayaan Dengan Agunan Investasi Terikat BSM r. Pembiayaan Kepada Pensiunan

s. Pembiayaan Peralatan Kedokteran t. Pembiayaan Istishna BSM

u. Qardh

v. Ijarah Muntahiyah Bitamliik w. Hawalah

x. Salam

3. Jasa

a. Jasa Produk

1). BSM Card

2). Sentra Bayar BSM 3). BSM SMS Banking

4). BSM Mobile Banking GPRS 5). BSM Net Banking

6). Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA) 7). Jual Beli Valas BSM

(53)

9). BSM Electronic Payroll

10). SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 11). BSM Letter of Credit

12). BSM SUHC (Saudi Umrah & Haj Card)

b. Jasa Operasional

1). Transfer Lintas Negara BSM Western Union 2). Kliring BSM

3). Inkaso BSM

4). BSM Intercity Clearing

5). BSM RTGS (Real Time Gross Settlement) 6). Transfer Dalam Kota (LLG)

7). Transfer Valas BSM 8). Pajak Online BSM 9). Pajak Import BSM 10). Referensi Bank BSM 11). BSM Standing Order c. Jasa Investasi

(54)

BAB IV

ANALISIS NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI

BANK SYARIAH MANDIRI

A. Budaya Organisasi Pada Bank Syariah Mandiri

Budaya organisasi bagi Bank Syariah Mandiri dimaknai sebagai kombinasi dari nilai-nilai dan keyakinan yang telah terimplementasi dalam perilaku kita sehari-hari di organisasi atau perusahaan. Dimana nilai-nilai tersebut merupakan prinsip-prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan perlu menjadi pegangan bagi setiap individu dalam menjalankan organisasi di Bank Syariah Mandiri. Nilai-nilai tersebut menjadi penting karena merupakan sebuah perilaku dan kompetensi yang harus dimiliki semua insan Bank Syariah Mandiri untuk menjalankannya.36

Setiap masing-masing karyawan datang ke Bank Syariah Mandiri, berangkat dari latar belakang dan budaya yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka akan mengalami kesulitan dalam mencapai visi dan misi Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian, perbedaan latar belakang dan budaya yang berbeda tersebut harus bisa diselaraskan melalui nilai-nilai yang menjadi pegangan karyawan Bank Syariah Mandiri. Dan ketika nilai-nilai tersebut sudah terimplementasi dalam perilaku sehari-hari, maka akan terciptalah budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.

36

(55)

Sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam, Bank Syariah Mandiri menetapkan budaya organisasi yang mengacu kepada sikap akhlakul karimah (budi pekerti muslim), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu37:

1. Siddiq ( Integritas ) 2. Istiqamah ( Konsistensi ) 3. Fathanah ( Profesionalisme ) 4. Amanah ( Tanggung Jawab ) 5. Tabligh ( Kepemimpinan )

B. Aplikasi Nilai-nilai Islam Pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri

Budaya organisasi Bank Syariah Mandiri yang terangkum dalam lima pilar SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, dan Tabligh) pada operasional praktek sehar-hari diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman perilaku dalam menjalankan organisasi, yaitu:

1. Siddiq (Integritas)

Siddiq merupakan salah satu dari sifat-sifat wajib Rasul yang dipercayai oleh setiap muslim. Siddiq artinya ‘sangat jujur’, yang tidak berbicara apapun selain kebenaran, ‘yang tak pernah berdusta’. Dengan demikian dapat dikatakan siddiq berarti benar dan jujur. Artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang

37

(56)

sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan38. Siddiq juga berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan yang disengaja antara ucapan dan perbuatan.39 Orang yang berkata secara jujur akan mendorong seseorang untuk bertingkah laku secara jujur pula.

Dalam aplikasi Bank Syariah Mandiri, Siddiq diwujudkan dalam menjaga martabat dengan Integritas. Dimana integritas merupakan sebuah kesungguhan, kejujuran dan komitmen semua insan dan karyawan pada Bank Syariah Mandiri. Dari hal inilah maka lahir aplikasi nilai-nilai yang menjadi pedoman insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri, antara lain:

a. Awali dengan niat dan hati tulus

Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri dalam bekerja mendasarkan untuk mengawali setiap pekerjaan dengan niat dan hati tulus. Dalam Islam niat merupakan pondasi bagi seorang muslim. Orang muslim yang beriman bergantung kepada urgensi niat bagi seluruh amal perbuatan agama dan dunianya, sebab seluruh amal perbuatan terhormat dengannya, kuat lemahnya tergantung padanya dan baik buruknya terkait dengannya.

Niat merupakan intisari amal perbuatan dan pilarnya. Seluruh amal perbuatan dibangun diatas niat yang shalih40. Baik tidaknya amal perbuatan tergantung pada niatnya. Amal perbuatan tanpa niat menjatuhkan pelakunya ke dalam ria dan tercela. Niat merupakan amalan yang tentunya didasarkan pada hati

38

Humaidi Tatapangarsa, Akhlak yang mulia, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980), h. 149

39

Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah” Artikel diakses pada 19 maret 2009 dari http://asuransi.net/?p=51

40

(57)

yang tulus, dimana sebuah keinginan hati yang diarahkan kepada amal perbuatan untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala atau melaksanakan perintahnya.

b. Berpikir Jernih

Dalam mengambil tindakan, karyawan Bank Syariah Mandiri mendasarkan untuk selalu berpikir jernih. Tindakan seseorang sangat bergantung oleh alam pikirannya. Berfikir jernih merupakan berpikir dengan hati dan pikiran yang jernih dan suci, yang terbebas dari pengaruh dogma yang membelenggu.

Dalam Islam telah diajarkan untuk selalu dzikir dan tasbih, mengingat kesucian nama serta sifat Allah setiap hari akan terus membantu mengendalikan kejernihan hati. Ia akan mampu melihat semua permasalahan tanpa didasari latar belakang, prasangka, sudut pandang subyektif, tetapi melihat sesuatu secara apa adanya.

c. Bicara benar

Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam keseharian melakukan pekerjaan selalu berusaha untuk senantiasa berbicara benar dalam setiap perkataannya. Berbicara benar merupakan berbicara sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Seorang muslim haruslah jika berkata, ia tidak berkata kecuali dengan benar, jika ia memberi informasi, ia memberi informasi dengan benar karena berkata dengan tidak benar (bohong) adalah bukti kemunafikan dan tanda- tandanya.

(58)

Dalam keseharian melakukan pekerjaan, insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri diharapkan untuk selalu berakhlak dan memiliki sikap terpuji dalam melakukan operasional di Bank Syariah Mandiri. Sikap terpuji dalam hal ini merupakan semua perbuatan yang baik yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul- Nya.

e. Perilaku teladan

Setiap insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri harus berusaha berperilaku teladan bagi orang lain. Tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut, untuk itu dibutuhkan usaha dan kemauan pada setiap orang. Menjadi suri teladan tidak akan terwujud kecuali dengan konsistensi kita terhadap Islam, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, penampilan maupun pelaksanaan nilai- nilai dan prinsip- prinsipnya.

2. Istiqomah (Konsistensi)

Istiqomah merupakan antonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Sedangkan istiqomah berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata “qooma” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqomah berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen41. Sikap istiqomah dalam hal pekerjaan berarti memiliki pendirian teguh dan konsisten serta fokus terhadap sebuah pekerjaan yang sedang dihadapi.

Dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri, Istiqomah adalah sebuah konsistensi yang merupakan kunci menuju sukses. Dimana dalam operasionalnya,

41

(59)

Istiqomah diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk berperilaku, antara lain:

a. Pegang teguh komitmen

Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri harus memiliki komitmen terhadap organisasi. Dimana semua orang yang berada di dalamnya memiliki sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan dan mengekspresikan perhatiannya terhadap Bank Syariah Mandiri demi sebuah kemajuan dan kesuksesan organisasi. b. Sikap optimis

Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam menjalankan pekerjaannya senantiasa memiliki sikap optimis. Dimana sikap ini ditampilkan dengan senantiasa bersemangat dalam setiap aktivitas dan dalam mencapai tujuan organisasi.

Sebuah hal yang merupakan pokok menurut Islam, optimis adalah wujud keyakinan hamba kepada Robb-Nya. Sebagai hamba Allah, seseorang tidak boleh merasa rendah diri karena manusia memiliki Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu lagi Maha Pemberi.

c. Pantang menyerah

Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri berusaha untuk memiliki sikap pantang menyerah dalam melakukan pekerjaannya. Sifat pantang menyerah ini merupakan sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit dari satu kegagalan ke kegagalan lain dan akhirnya mencapai sukses dan keberhasilan.

(60)

menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin bahwa skenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun.

d. Kesabaran

Kesabaran menjadi salah satu nilai yang menjadi pedoman bagi insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan pekerjaannya. Kesabaran tersebut ditampilkan dalam setiap aktivitas sehari-hari dengan tulus dan senang hati.

e. Percaya diri

Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri senantiasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya. Bila dipandang dalam kacamata Islam, sikap percaya diri ini sangat berhubungan dengan kadar iman seseorang. Bila imannya kepada Allah tinggi, maka rasa pe

Gambar

GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri

Referensi

Dokumen terkait

Waluyo (2011:99) menyatakan pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh pengusaha kena pajak karena perolehan barang kena pajak dan/atau

Parenting belief tentang modeling juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama berada diurutan terakhir, namun parenting belief modeling pada remaja memiliki nilai prosentase lebih

Solusi terbaiknya adalah disimpan pada toko buah dan sayuran yang menyediakan sistem pendinginan yang komplit seperti yang ada di mall-mall kota besar, sedangkan

Penelitian Annikmah Ritonga, mengatakan bahwa metode LoG (Laplacian of Gaussian) merupakan sebuah metode pendeteksian tepi yang menggunakan turunan keduanya untuk

Penyelenggaraan SPIP pada tingkatan pemerintah Kota Cilegon dilakukan oleh satuan tugas yang disebut Satuan Tugas Penyelenggara SPIP pemerintah Kota Cilegon

Alasan lainnya adalah harga bahan bakar minyak yang saat ini semakin meningkat menyebabkan biaya produksi penyaradan dengan menggunakan buldoser akan semakin tinggi sehingga penggunaan

Dengan mengambil lokasi wisata Air Terjun Sendang Gile, tujuan penelitian ini adalah mengestimasi fungsi permintaan rekreasi dan mengestimasi nilai tarif masuk yang dapat

“BW” ketika guru menjelaskan siswa ini berbeda dengan “AL” tadi yang cenderung tidak bisa diam terlalu lama di kelas, “BW” cenderung menunjukkan sikap